TOPIK 5 - Mulai Dari Diri-Telaah Praktik Baik Pendidikan Yang Memerdekakan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NUR ATIRAH KHAAERANI

JURUSAN : PENDIDIKAN PROFESI GURU BAHASA INDONESIA

TOPIK 5- Mulai Dari Diri-Telaah Praktik Baik Pendidikan yang


Memerdekakan

1. Apa yang Anda ketahui tentang pendidikan yang berpihak pada peserta
didik dan memerdekakan peserta didik?

Pendidikan yang mendukung peserta didik dan memberikan kebebasan kepada


mereka, sesuai dengan kodrat dan kebutuhan individual, merupakan konsep yang
memerdekakan proses pembelajaran. Dalam konteks ini, peserta didik memiliki
keleluasaan untuk mengeksplorasi sumber belajar dari berbagai aspek, yang
diakomodasi oleh bimbingan guru tanpa guru menjadi satu-satunya sumber utama.

Sebagai ilustrasi, dalam situasi kelas, pendidikan yang berfokus pada


memerdekakan peserta didik dapat diwujudkan melalui adopsi pendekatan
pembelajaran berdiferensiasi. Sebagai contoh konkrit, guru dapat merancang
tugas-tugas yang memungkinkan peserta didik mengeksplorasi topik-topik yang
sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Sebuah tugas dapat melibatkan
proyek-proyek kreatif yang memungkinkan setiap peserta didik mengekspresikan
ide dan bakat mereka dengan cara yang unik.

Dengan demikian, pendekatan pendidikan yang memerdekakan peserta didik tidak


hanya memungkinkan penyesuaian terhadap keunikan setiap individu, tetapi juga
merangsang kreativitas dan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran di dalam
kelas.

Dalam lingkungan sekolah, pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan
memerdekakan mereka dapat diterapkan melalui berbagai cara. Berikut adalah
contoh konkret dalam situasi kelas:

a. Pembelajaran Berbasis Proyek:

Guru dapat merancang proyek kolaboratif di mana setiap kelompok


peserta didik memiliki kebebasan untuk memilih topik yang relevan dan
menarik bagi mereka. Misalnya, peserta didik dapat memilih untuk
membuat proyek seni yang mencerminkan keberagaman budaya di
sekolah, menggabungkan aspek seni visual dengan penelitian tentang
warisan budaya setiap peserta didik.

b. Pilihan Topik Penelitian:


Dalam mata pelajaran tertentu, guru dapat memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk memilih topik penelitian mereka sendiri. Misalnya,
dalam mata pelajaran sains, peserta didik dapat memilih topik eksperimen
yang sesuai dengan minat dan keinginan mereka, seperti penelitian tentang
dampak polusi udara terhadap tanaman lokal.
c. Pembelajaran Diferensiasi:
Guru dapat mengadopsi pendekatan pembelajaran diferensiasi dengan
memberikan bahan pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat
pemahaman masing-masing peserta didik. Contohnya, dalam pelajaran
matematika, guru dapat menyediakan berbagai tingkat soal sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan belajar individual peserta didik.
d. Program Ekstrakurikuler Pilihan:
Sekolah dapat menyediakan beragam program ekstrakurikuler yang sesuai
dengan minat peserta didik. Misalnya, peserta didik dapat memilih untuk
mengikuti klub sastra, klub sains, atau klub seni sesuai dengan passion dan
bakat masing-masing.

Dengan menerapkan pendekatan-pendekatan ini, lingkungan sekolah dapat


menciptakan suasana pendidikan yang memerdekakan peserta didik,
memberikan mereka kebebasan untuk belajar dan berkembang sesuai
dengan potensi dan minat mereka sendiri.

2. Mengapa pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan


peserta didik perlu Anda maknai dan hayati dalam konteks pendidikan
Indonesia saat ini?

Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memberdayakan mereka


memiliki makna dan relevansi yang signifikan dalam konteks pendidikan
Indonesia saat ini. Konsep ini sejalan dengan pandangan bahwa manusia
yang merdeka adalah mereka yang tidak tergantung pada orang lain,
melainkan mampu bersandar pada kekuatan sendiri. Dalam pendidikan,
hal ini menciptakan ruang bagi peserta didik untuk tumbuh dan
berkembang secara menyeluruh, memuliakan diri sendiri dan orang lain
(merdeka batin atau memiliki kemerdekaan dalam merasakan dunia), serta
menjadi mandiri (merdeka lahir atau merdeka secara fisik).

Kemerdekaan peserta didik dalam memahami dan mengelola hidupnya


didasarkan pada kekuatan internal atau kodrat yang dimiliki, yang
membimbing mereka menjadi individu yang mampu mengatur
kehidupannya tanpa perintah langsung dari orang lain. Ketika manusia
mencapai kemerdekaan, tujuan pendidikan dapat tercapai, dan dampak
positifnya akan dirasakan oleh bangsa secara keseluruhan.

Hal ini disebabkan oleh keterhubungan semua aspek dalam dunia ini dan
kontribusi unik setiap individu pada masyarakat. Jika setiap individu
merasa merdeka, bahagia, dan berdaya, maka peradaban manusia dapat
berkembang dengan baik, menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan positif bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu,
pendidikan yang memerdekakan peserta didik tidak hanya memberikan
manfaat pada individu, tetapi juga berdampak positif pada kemajuan dan
keberlanjutan bangsa Indonesia.

Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan mereka


memiliki makna dan urgensi yang penting dalam konteks pendidikan
Indonesia saat ini. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pendidikan
semacam ini perlu dihayati dan dimaknai:

a. Menghormati Keberagaman Peserta Didik:


Indonesia memiliki masyarakat yang sangat beragam dari segi budaya,
suku, agama, dan latar belakang lainnya. Pendidikan yang
memerdekakan peserta didik memastikan bahwa setiap individu
dihormati dan diakomodasi sesuai dengan keunikan dan keberagaman
mereka.
b. Mendorong Kreativitas dan Inovasi:
Pendidikan yang memerdekakan peserta didik memberi ruang bagi
kreativitas dan inovasi. Dalam dunia yang terus berubah, peserta didik
perlu diberdayakan untuk berpikir kritis, mengeksplorasi ide-ide baru,
dan mengembangkan solusi kreatif terhadap tantangan yang dihadapi.
c. Menyesuaikan Dengan Tuntutan Global:
Dunia saat ini membutuhkan individu yang adaptif dan memiliki
keterampilan yang relevan dengan tuntutan global. Pendidikan yang
memerdekakan peserta didik membantu mereka mengembangkan
kemampuan yang diperlukan untuk berhasil di era globalisasi.
d. Mempersiapkan Peserta Didik untuk Masa Depan:
Pendidikan yang berorientasi pada peserta didik memastikan bahwa
mereka tidak hanya menguasai pengetahuan akademis, tetapi juga
membangun keterampilan dan karakter yang dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan di masa depan, baik dalam konteks karier
maupun kehidupan sehari-hari.
e. Meningkatkan Partisipasi dan Motivasi Belajar:
Peserta didik yang merasa diberdayakan dan memiliki peran aktif
dalam pembelajaran cenderung lebih termotivasi. Pendidikan yang
memerdekakan peserta didik dapat meningkatkan partisipasi mereka
dalam proses pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang
dinamis dan positif.
f. Mengurangi Ketidaksetaraan dalam Pendidikan:Pendekatan yang
memerdekakan peserta didik dapat membantu mengurangi
ketidaksetaraan dalam pendidikan. Dengan memberikan akses yang
setara dan mendukung keberagaman, pendidikan menjadi lebih
inklusif.
g. Menciptakan Warga Negara yang Bertanggung Jawab:
Pendidikan yang memerdekakan peserta didik tidak hanya berfokus
pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan
kepemimpinan. Peserta didik diajak untuk menjadi warga negara yang
bertanggung jawab dan peduli terhadap masyarakat.

Dengan memaknai dan memahami pentingnya pendidikan yang


berpihak pada peserta didik, Indonesia dapat membentuk generasi
muda yang lebih siap menghadapi kompleksitas tantangan masa depan
dan turut berkontribusi pada pembangunan negara.

3. Bagaimana pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan


memerdekakan peserta didik menjadi bagian dari diri Anda sebagai
seorang pendidik?
4. Menurut KHD, tujuan-tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat
yang ada pada
5. anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-
6. tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Oleh sebab itu,
7. pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat
yang ada pada
8. anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya)
hidup dan tumbuhnya
9. kekuatan kodrat anak.
10. Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik
sebagai ‘pamong’
11. dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan
membahayakan

Menurut Konsep Hidup (KHD), tujuan utama pendidikan adalah


membimbing segala potensi yang dimiliki oleh anak-anak, dengan harapan
mereka dapat mencapai tingkat keselamatan dan kebahagiaan yang
optimal, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat.
Pendidikan bertujuan untuk memandu perkembangan anak-anak dengan
memanfaatkan sumber daya alami yang melekat pada diri mereka, agar
dapat mengembangkan perilaku hidup yang lebih baik dan
memaksimalkan potensi yang dimiliki.

Dalam konteks "menuntun", anak-anak diberikan kebebasan untuk


mengeksplorasi, namun peran pendidik sebagai 'pamong' sangat penting
untuk memberikan panduan dan arahan, sehingga anak-anak tidak tersesat
dan tidak membahayakan diri mereka. Pendidik berfungsi sebagai mentor
untuk membimbing anak-anak agar dapat menemukan kemerdekaan dalam
proses belajar mereka. Anak-anak juga perlu menyadari bahwa
kemerdekaan individu mereka berdampak pada kemerdekaan individu
lainnya. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki kemampuan untuk
mengelola diri sendiri agar dapat hidup harmonis dengan orang lain,
menjadi individu yang berintegritas, dan berkontribusi positif sebagai
anggota masyarakat.

Lebih lanjut, pendidikan memiliki peran yang luas menurut KHD,


seperti memajukan dan menjaga diri sendiri, memelihara dan menjaga
bangsa, serta memelihara dan menjaga dunia. Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan tidak hanya terbatas pada pembentukan individu, tetapi juga
berperan dalam menciptakan kontribusi positif terhadap keberlanjutan
masyarakat dan lingkungan.

Dengan demikian, pendidikan yang mengadopsi prinsip-prinsip


KHD tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian akademis semata,
melainkan juga menekankan pembentukan karakter, tanggung jawab
sosial, dan kesadaran akan lingkungan, menciptakan individu yang
bertanggung jawab dan berperan aktif dalam konteks yang lebih luas.

Sebagai seorang pendidik, prinsip-prinsip pendidikan yang


berpihak pada peserta didik dan memerdekakan mereka menjadi bagian
integral dari pendekatan dan praktik pengajaran saya. Beberapa cara di
mana pendidikan yang berorientasi pada peserta didik tercermin dalam
praktik saya sebagai pendidik adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan Berbasis Keterlibatan:
Saya menerapkan pendekatan pembelajaran yang aktif dan berbasis
keterlibatan. Ini melibatkan peserta didik secara langsung dalam
proses belajar, memberikan mereka peran aktif dalam menciptakan
pemahaman, dan mendorong mereka untuk mengajukan pertanyaan
serta berpartisipasi aktif dalam diskusi.
b. Penggunaan Metode Pembelajaran Varied:
Saya mengintegrasikan berbagai metode pembelajaran, seperti
proyek-proyek, diskusi kelompok, presentasi, dan pembelajaran
berbasis teknologi, untuk mengakomodasi gaya belajar yang
beragam di dalam kelas. Hal ini memastikan bahwa setiap peserta
didik memiliki kesempatan untuk berkembang sesuai dengan
keunikan dan kebutuhan mereka.
c. Pertimbangan Keanekaragaman dan Inklusivitas:
Saya selalu mempertimbangkan keanekaragaman peserta didik
dalam perencanaan pembelajaran. Ini mencakup pengakuan
terhadap latar belakang budaya, agama, dan kemampuan individu.
Saya berupaya menciptakan lingkungan inklusif di kelas, di mana
setiap peserta didik merasa dihargai dan didukung.

d. Memberdayakan Peserta Didik untuk Berpikir Kritis:


Saya menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis
dan analitis. Peserta didik diberdayakan untuk menyelidiki,
menganalisis informasi, dan mengembangkan pemahaman yang
mendalam tentang konsep-konsep yang diajarkan. Ini menciptakan
ruang bagi mereka untuk berkembang sebagai pembelajar
sepanjang hayat.
e. Fleksibilitas dan Responsivitas:
Saya bersifat fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan peserta
didik. Jika ada perubahan dalam pemahaman atau kebutuhan
belajar, saya siap untuk menyesuaikan pendekatan pengajaran dan
menyediakan dukungan tambahan.
f. Pembinaan Karakter dan Keterampilan Hidup:
Selain fokus pada aspek akademis, saya juga memperhatikan
pembinaan karakter dan keterampilan hidup peserta didik.
Pendidikan tidak hanya tentang pencapaian akademis, tetapi juga
tentang membentuk individu yang etis, bertanggung jawab, dan
siap menghadapi kehidupan di masyarakat.

Melalui pendekatan ini, saya berupaya menciptakan lingkungan


belajar yang memerdekakan peserta didik, memberi mereka tanggung
jawab atas pembelajaran mereka sendiri, dan memberikan keterampilan
yang relevan untuk menghadapi tantangan di dunia nyata. Pendekatan ini
didorong oleh keyakinan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi
uniknya sendiri, dan pendidikan harus menjadi sarana untuk menggali
potensi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai