Kontra Memori Banding Print

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Yogyakarta, 15 Februari, 2024

Perihal : KONTRA MEMORI BANDING


Dengan Hormat,
Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya Melalui Ketua
Pengadilan Tata Usaha Negara Yogyakarta
Yang bertandatangan di bawah ini :
NAMA : KOPERASI SIMPAN PINJAM CREDIT UNION TYAS
MANUNGGAL
TEMPAT KEDUDUKAN : PEDUKUHAN VII GEDOGAN, RT.006, DESA
SUMBERMULYO, KECAMATAN BAMBANGLIPURO,
KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA.
Dalam hal ini diwakili oleh :

NAMA : STEVANUS WANGSIT


KEWARGANEGARAAN : INDONESIA
TEMPAT TINGGAL : GEDOGAN, RT 002, SUMBERMULYO, BAMBANG
LIPURO, BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.
PEKERJAAN : KETUA PENGURUS KOPERASI SIMPAN PINJAM
CREDIT UNION TYAS MANUNGGAL (CUTM)
DOMILISI ELEKTRONIK : [email protected]

Dalam hal ini bertindak atas jabatannya sebagai Ketua Pengurus


Koperasi Simpan Pinjam Credit Union TYAS MANUNGGAL disingkat CUTM
berdasarkan Akta Pendirian Nomor 144/Bh/Xv.I/V/2011 Tertanggal 23
Mei 2011 dan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Anggota Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi Simpan Pinjam Credit Union Tyas Manunggal
disingkat CUTM Nomor 04, tanggal 07 Juli 2021, yang Berkedudukan di
Pedukuhan VII Gedogan, RT.006, Desa Sumbermulyo, Kecamatan
Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta demikian
sah bertindak dalam jabatannya untuk mewakili Simpan Pinjam Credit
Union TYAS MANUNGGAL disingkat CUTM berdasarkan Pasal 30 ayat (2)
huruf a Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian.

Berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 02 Februari 2024,


memberikan kuasa kepada :
THOMAS NUR ANA EDI DHARMA, S.H.
GARDA WIDI PRATAMA, S.H
ARIANTO GUSTI, S.H
UMI ROSIDAH, S.H
Semuanya berkwarganegaraan Indonesia, Pekerjaan
Advokat / Pengacara dan Konsultan Hukum pada Kantor Hukum Jogja
Reincarnation Justicia Law Office Yang beralamatkan di Royal Bantul
Square, Kav.5, Jl.,Prof, Dr. Soepomo, S.H, Karang Ngabean,
Ringinharjo, Bantul, Bantul, Yogyakarta. Kode Pos : 55712
Email : [email protected]

-----------------SELANJUTNYA DISEBUT SEBAGAI TERBANDING------------

Dengan ini, mengajukan KONTRA MEMORI BANDING terhadap MEMORI BANDING


perkara Nomor 14/G/2023/PTUN.YK Pada Pengadilan Tata Usaha Negara
Yogyakarta Melalui Pengadilan Tinggi Tata usaha Negara Surabaya,
melawan:
NAMA JABATAN : PEJABAT LELANG KELAS I KANTOR PELAYANAN
KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG YOGYAKARTA
TEMPAT KEDUDUKAN : GEDUNG KEUANGAN NEGARA YOGYAKARTA GEDUNG B
JALAN KUSUMANEGARA NOMOR : 11 YOGYAKARTA

-----------------SELANJUTNYA DISEBUT SEBAGAI


PEMBANDING---------------

Dengan Segala Hormat, menanggapi dalil PEMBANDING dalam MEMORI


BANDING pada intinya, TERBANDING menolak seluruh dalil-dalil yang
diajukan oleh PEMBANDING kecuali terhadap dalil-dalil yang secara
tegas diakui oleh TERBANDING. Selanjutnya TERBANDING tidak akan
menanggapi dalil-dalil PEMBANDING yang bukan termasuk dalam kategori
PERTIMBANGAN JUDEX FACTI.

TENTANG DALIL PEMBANDING (TERGUGAT PADA TINGKAT PERTAMA)


BERKAITAN DENGAN MAJELIS HAKIM PEMERIKSA PERKARA YANG TIDAK
CERMAT DALAM MEMBERIKAN PERTIMBANGAN)
1. Bahwa, pada prinsipnya menurut hemat kami selaku TERBANDING
(PENGGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) setelah membaca,
memeriksa, dan melakukan penelitian terhadap putusan perkara
Nomor 14/G/2023/PTUN.YK Pada Pengadilan Tata Usaha Negara
Yogyakarta telah memberikan suatu kepastian hukum, keadilan
dan kemanfaatan serta majelis hakim pemeriksa perkara telah
cermat dalam melakukan penelitian terhadap seluruh fakta-fakta
yang terjadi di persidangan dan tidak satu fakta pun yang
dikaburkan atau tidak dijadikan suatu dasar dalam memberikan
pertimbangan yang menjadikan dasar mengeluarkan putusan
perkara a-quo;

2. Bahwa, berkaitan dengan dalil yang disampaikan oleh PEMBANDING


(TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) yang menilai bahwa
“judex factie tidak konsisten dan tidak cermat dalam
memberikan pertimbangan yang dikaitkan dengan dalil analisis
legal formal subjek dan objek lelang hanya terbatas untuk
dokumen yang diunggah secara online, yang akan dibandingkan
dengan dokumen yang disampaikan secara fisik kepada KPKNL
(VIDE MEMORI BANDING HURUF KAPITAL A ANGKA 1, HURUF KECIL a,b
dan c), jika dilihat Kembali dalil yang disampaikan,
PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) cenderung
memaksakan dikarenakan kondisi keadaan yang ada,yang mana
dalil PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA)
tersebut seharusnya dipahami secara konteks pertimbangan judex
factie pada paragraph sebelumnya dan setelahnya;

3. Bahwa, PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA)


telah keliru dalam memahami analisis legal formal subyek dan
obyek hanya terbatas pada berkas fisik dan online saja (VIDE
MEMORI BANDING HURUF KECIL c HALAMAN 3) yang mana analisis
legal formal subyek dan obyek tersebut sekaligus menjadi satu
kesatuan dalam kelengkapan berkas fisik dan berkas online yang
mana selanjutnya mengeluarkan suatu produk antara lain
penetapan jadwal lelang atau permintaan kelengkapan berkas
kepada pemohon;

4. Bahwa, di dalam Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara


No. 310/K.N./2019 tentang Standar Operasional Prosedur
(Standard Operating Procedures) Jabatan Fungsional Pelelang,
Bagian SOP Penetapan Jadwal Lelang untuk Jenis Lelang Eksekusi
Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan, Harta Pailit dan
Pengadilan angka 10 Prosedur Kerja huruf d kiranya telah
disampaikan secara jelas mengenai hal ini bahwasannya:
“Pejabat Fungsional Pelelang melakukan penelitian kelengkapan
berkas dokumen persyaratan lelang (umum dan khusus) kemudian
membuat hasil penelitian kelengkapan berkas (HPKB) termasuk
hasil analisis legalitas formal subyek dan obyek lelang
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Apabila HPKB termasuk hasil analisis legalitas formal
subyek dan obyek lelang tidak memenuhi persyaratan, Pejabat
Fungsional Pelelang membuat nota dinas dan konsep surat
permintaan kelengkapan dokumen/surat pengembalian dokumen
permohonan lelang yang ditujukan kepada Pemohon;
2) Apabila HPKB termasuk hasil analisis legalitas formal
subyek dan obyek lelang telah memenuhi syarat, Pejabat
Fungsional Pelelang membuat nota dinas dan konsep surat
penetapan jadwal lelang kemudian menyampaikan kepada Kepala
KPKNL. “
Yang mana jika dilihat dari pada SOP 1 tersebut diatas dapat
kita pahami bahwa :
1) Pejabat fungsional pelelang wajib melakukan penelitian
kelengkapan berkas persyaratan lelang;
2) pejabat fungsional pelelang wajib membuat hasil
penelitian kelengkapan berkas;
3) Pejabat fungsional pelelang wajib melakukan analisis
legalitas formal subyek dan obyek lelang;
4) Pejabat fungsional wajib membuat nota dinas dan konsep
surat permintaan kelengkapan dokumen/surat pengembalian
dokumen permohonan lelang yang ditujukan kepada Pemohon
apabila HPKB dan analisis legalitas formal subyek dan
obyek lelang tidak memenuhi syarat;
5) Pejabat fungsional wajib membuat nota dinas dan konsep
surat penetapan jadwal lelang kemudian menyampaikan
kepada Kepala KPKNL apabila HPKB dan analisis legalitas
formal subyek dan obyek lelang memenuhi syarat;

5. Bahwa, kiranya kita telah menyaksikan dan mengetahui fakta di


persidangan. Bahwa permohonan lelang yang diajukan oleh
TERBANDING (PENGGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) telah
dibatalkan oleh PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT
PERTAMA) sebagaimana Surat Pernyataan Pembatalan Lelang,
register Batal Nomor: Reg-116/42/2023 yang ditandatangani oleh
Erwin Kusnandar, S.AP. NIP. 197401271996021001 selaku Pejabat
Lelang Kelas I KPKNL Yogyakarta tertanggal 23 Mei 2023, yang
mana alasan dibatalkannya lelang TERBANDING tersebut tertulis
dalam surat pematalan/ OBYEK SENGKETA dalam perkara a-quo

1
Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara No. 310/K.N./2019 tentang
Standar Operasional Prosedur (Standard Operating Procedures) Jabatan
Fungsional Pelelang, Bagian SOP Penetapan Jadwal Lelang untuk Jenis Lelang
Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan, Harta Pailit dan Pengadilan
angka 10 Prosedur Kerja huruf d
dengan alasan “TIDAK MEMENUHI LEGALITAS FORMAL MENGINGAT
TERDAPAT PERBEDAAN ISIAN DATA ANTARA APLIKASI DENGAN DATA
DOKUMEN” yang mana proses permohonan lelang ini telah sampai
pada dikeluarkannya SURAT PENETAPAN JADWAL LELANG (P.32), oleh
karenanya kami menganggap TERBANDING (PENGGUGAT DALAM PERKARA
TINGKAT PERTAMA) tidak memahami SOP yang harus dijalankan
TERBANDING (PENGGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) dalam
melakukan proses lelang pada KPKNL, pun-demikian nya
TERBANDING (PENGGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) tidak
memahami pertimbangan yang dikemukakan oleh majelis hakim
pemeriksa perkara;

6. Bahwa, kiranya perlu kami sampaikan bahwasannya alasan


pembatalan lelang berdasarkan surat pembatalan lelang (P-7)
dijelaskan bahwa “TIDAK MEMENUHI LEGALITAS FORMAL MENGINGAT
TERDAPAT PERBEDAAN ISIAN DATA ANTARA APLIKASI DENGAN DATA
DOKUMEN” yang mana bila dikaitkan dengan SOP 2 “PEJABAT
FUNGSIONAL WAJIB MEMBUAT NOTA DINAS DAN KONSEP SURAT PENETAPAN
JADWAL LELANG KEMUDIAN MENYAMPAIKAN KEPADA KEPALA KPKNL
APABILA HPKB DAN ANALISIS LEGALITAS FORMAL SUBYEK DAN OBYEK
LELANG MEMENUHI SYARAT” artinya, dengan dikeluarkannya SURAT
PENETAPAN JADWAL LELANG (P.32), maka secara formil dan
logikanya permohonan lelang TERBANDING (PENGGUGAT DALAM
PERKARA TINGKAT PERTAMA) telah memenuhi syarat, namun pada
faktanya PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA)
mengeluarkan Surat pembatalan lelang (P.7);

2
Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara No. 310/K.N./2019 tentang
Standar Operasional Prosedur (Standard Operating Procedures) Jabatan
Fungsional Pelelang, Bagian SOP Penetapan Jadwal Lelang untuk Jenis Lelang
Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan, Harta Pailit dan Pengadilan
angka 10 Prosedur Kerja huruf d
7. Bahwa, merangkum pada posita-posita sebelumnya, kami
menganggap bahwa pertimbangan majelis hakim paragraph 2
halaman 77 yakni ” Menimbang, bahwa dari ketentuan tersebut
Majleis Hakim menilai bahwa apabila ditemukan ketidak sesuaian
dalam kelengkapan berkas Pejabat Lelang In Casu Tergugat
seharusnya membuat nota dinas kepada Kepala KPKNL dan konsep
surat permintaan kelengkapan dokumen/konsep surat pengembalian
dokumen dan tidak melanjutkan proses lelang ke tahapan
selanjutnya” adalah kaitannya dengan SOP 3 untuk melakukan
penelitian kelengkapan berkas, hasil penelitian kelengkapan
berkas, serta analisis legalitas formal subyek dan obyek yang
harus dilaksanakan oleh PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA
TINGKAT PERTAMA), yang mana dalam pertimbangan selanjutnya
(VIDE PARAGRAPH 1 HALAMAN 78 PUTUSAN) “Menimbang, bahwa
selanjutnya Majelis Hakim berpendapat bahwa Pejabat lelang In
casu Tergugat dalam sengketa A Quo telah melakukan tindakan
yang tidak cermat dalam prosedur proses lelang A Quo, Tergugat
telah tidak cermat dalam Penelitian Kelengkapan Berkas Lelang
yang seharusnya apabila berkas Lelang tersebut tidak memenuhi
analisis legalitas formal subyek dan obyek lelang In Casu
tidak memenuhi persyaratan legalitas formil, yaitu
ketidaksesuaian informasi data berupa luas objek lelang,

tertulis “0” atau nol m2 pada pengumuman lelang di


www.lelang.go.id, sedangkan pada dokumen sumber yaitu SHM

Nomor 08951/Canden luas 341 m 2 atas nama Eigthma Sulasto maka


proses lelang seharusnya tidak diteruskan ke tahapan
selanjutnya” yang mana dalam pertimbangan tersebut telah

3
Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara No. 310/K.N./2019 tentang
Standar Operasional Prosedur (Standard Operating Procedures) Jabatan
Fungsional Pelelang, Bagian SOP Penetapan Jadwal Lelang untuk Jenis Lelang
Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan, Harta Pailit dan Pengadilan
angka 10 Prosedur Kerja huruf
sesuai dengan fakta persidangan serta ketentuan dalam SOP yang
seharusnya dijalankan oleh PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA
TINGKAT PERTAMA).

TENTANG DALIL PEMBANDING (TERGUGAT PADA TINGKAT PERTAMA)


BERKAITAN DENGAN POKOK PERMASALAHAN DALAM PERKARA A-QUO
KAITANNYA DENGAN JUDEX FACTI DALAM PERTIMBANGAN PUTUSAN A-
QUO

8. Bahwa, menanggapi dalil PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA


TINGKAT PERTAMA) yang berkenaan dengan pokok permasalahan
(VIDE POSITA HURUF KECIL e MEMORI BANDING HALAMAN 4) yang mana
pembanding mendalilkan bahwa permasalahan timbul dikarenakan
terdapat kesalahan penulisan luasan objek lelang pada aplikasi
lelang.go.id sebesar “0m2” atau nol meter persegi, bukan pada
kelengkapan berkas. Kiranya, perlu TERBANDING (PENGGUGAT DALAM
PERKARA TINGKAT PERTAMA) terangkan, permasalahan ini timbul
bukan dikarenakan adanya kesalahan penulisan yang dilakukan
oleh TERBANDING (PEMBANDING DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA),
sebagaimana hal tersebut berdasarkan fakta persidangan pun
tidak dapat dibuktikan bahwasannya TERBANDING (PEMBANDING
DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) melakukan kesalahan
penulisan/input data pada aplikasi lelang.go.id, hal tersebut
sebagaimana tercermin pada risalah keterangan saksi baik dari
pihak TERBANDING maupun PEMBANDING (VIDE KETERANGAN SAKSI PADA
PUTUSAN NOMOR 4/G/2023/PTUN.YK PADA PENGADILAN TATA USAHA
NEGARA YOGYAKARTA HALAMAN 43-57);

9. Bahwa, permasalahan ini timbul dikarenakan seluruh proses


telah dilaksanakan oleh TERBANDING (PENGGUGAT DALAM PERKARA
TINGKAT PERTAMA) namun hingga pada tanggal 23 Mei 2023 yang
seharusnya pada hari tersebut dilaksanakan lelang yang
diajukan oleh TERBANDING (PENGGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT
PERTAMA) berdasarkan SURAT PENETAPAN JADWAL LELANG (P.32),
namun pada hari pelaksanaan lelang dibatalkan oleh PEMBANDING
(TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) dengan alasan “TIDAK
MEMENUHI LEGALITAS FORMAL MENGINGAT TERDAPAT PERBEDAAN ISIAN
DATA ANTARA APLIKASI DENGAN DATA DOKUMEN”;

10. Bahwa, judex facti majelis hakim pemeriksa perkara telah jelas
dan terang melakukan pertimbangan hukum atas perkara a-quo,
yang mana berdasarkan SOP4, pada intinya PEMBANDING (TERGUGAT
DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) seharusnya melakukan verifikasi
atau analisis legalitas formal subyek dan obyek terhadap
permohonan yang dilakukan oleh pemohon lelang dalam hal ini
TERBANDING (PENGGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) sebelum
dikeluarkannya suatu keputusan berupa SURAT PENETAPAN JADWAL
LELANG (P.32) atau sekira-kiranya berupa surat permintaan
kelengkapan dokumen atau perbaikan dalam legalitas formal
subyek dan obyek atas analisis kelengkapan dokumen disertai
dengan analisis legalitas formal subyek dan obyek lelang,
sebagaimana dalam pertimbangan majelis hakim pemeriksan
perkara (PARAGRAF KETIGA HALAMAN 76 PUTUSAN) yang mana telah
terbukti sebagaimana dalam fakta persidangan bahwa PEMBANDING
(TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) tidak melaksanakan
ketentuan sebagaimana SOP yang diatur dalam Keputusan Direktur
Jenderal Kekayaan Negara No. 310/K.N./2019 tentang Standar
Operasional Prosedur (Standard Operating Procedures) Jabatan
Fungsional Pelelang, Bagian SOP Penetapan Jadwal Lelang untuk

4
Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara No. 310/K.N./2019 tentang
Standar Operasional Prosedur (Standard Operating Procedures) Jabatan
Fungsional Pelelang, Bagian SOP Penetapan Jadwal Lelang untuk Jenis Lelang
Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan, Harta Pailit dan Pengadilan
angka 10 Prosedur Kerja huruf d
Jenis Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan,
Harta Pailit dan Pengadilan angka 10 Prosedur Kerja huruf d;

11. Bahwa, selanjutnya berkaitan dengan dalil PEMBANDING (TERGUGAT


DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) tentang tanggungjawab kebenaran
data (VIDE MEMORI BANDING HURUF KECIL g HINGGA i HALAMAN 4 DAN
5), pada prinsipnya berdasarkan fakta dipersidangan dan tidak
terbantahkan Bahwa, berdasarkan fakta yang terungkap di
persidangan sebagaimana yang diterangkan oleh SAKSI I
TERBANDING (PENGGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) serta
SAKSI II TERBANDING (PENGGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA),
pada tanggal 23 Mei 2023 yang bertepatan pada waktu
pelaksanaan lelang sesuai dengan penetapan jadwal lelang
(P.32), yang hadir pada saat pelaksanaan lelang, bahwasannya
PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) mengakui
bahwa PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA)
tidak melakukan verifikasi pada saat proses awal permohonan
lelang yang diajukan oleh TERBANDING (PENGGUGAT DALAM PERKARA
TINGKAT PERTAMA), pada kala itu PEMBANDING (TERGUGAT DALAM
PERKARA TINGKAT PERTAMA) menyampaikan bahwa PEMBANDING
(TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) mengetahui kolom
luasan obyek lelang menjadi “0m2” pada saat H-1 lelang, yang
mana jika PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA)
mengetahui pada saat H-2 Lelang, maka PEMBANDING/ TERGUGAT
dapat menyampaikan untuk dilakukan perbaikan, selanjutnya
PEMBANDING/TERGUGAT menyampaikan pula bahwa PEMBANDING
(TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) mengakui jika
PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) tidak
melakukan verifikasi dan penelitian pada bagian kolom luas
obyek lelang dikarenakan secara pengalaman PEMBANDING
(TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA) tidak pernah ada
masalah pada bagian kolom luasan obyek lelang, sehingga
PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT PERTAMA)
menghiraukan atau tidak melakukan penelitian dan verifikasi
terhadap bagian kolom luasan obyek lelang;

12. Bahwa, berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan


sebagaimana keterangan SAKSI pernyataan berkaitan dengan
“PEMBANDING/TERGUGAT TIDAK MELAKUKAN VERIFIKASI DAN PENELITIAN
DIKARENAKAN PENGALAMAN PEMBANDING/TERGUGAT TIDAK PERNAH
TERJADI PERMASALAHAN BERKAITAN DENGAN KOLOM LUASAN OBYEK
LELANG” telah terkonfirmasi dan tak terbantahkan oleh pihak
PEMBANDING/TERGUGAT yang mana secara pembuktian kebenaran
keterangan dipersidangan adalah suatu kebenaran dan fakta yang
sempurna dikarenakan tidak terbantahkan yang terungkap di
persidangan;

13. Bahwa, dengan sikap PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA TINGKAT


PERTAMA) yang tidak melakukan penelitian dan verifikasi
terkait kolom luasan obyek lelang tersebut dengan dianulirnya
PERMOHONAN LELANG PENGGUGAT melalui OBYEK SENGKETA, maka
secara nyata-nyata T PEMBANDING (TERGUGAT DALAM PERKARA
TINGKAT PERTAMA) telah melakukan pelanggaran terhadap Pasal 8
Huruf a dan huruf b5 Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 94/PMK.06/2019 Tentang Pejabat Lelang Kelas I,
SOP6 dan Pasal 33 ayat 6 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
5
Pasal 8 Huruf a dan huruf b “Dalam Pelaksanaan lelang, pejabat lelang kelas I
melaksanakan tugas sebagai berikut :
a. melakukan kegiatan penelitian kelengkapan dokumen permohonan lelang dan
analisis terhadap legalitas formal subjek dan objek lelang
b. melakukan kegiatan penatausahaan persiapan pelaksanaan lelang”
6
Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 310/KN/2019 Tentang Standar
Operasional Prosedur (Standard Operating Procedures) Jabatan Fungsional Pelelang)
pada bagian Standar Opersional Prosedur Penetapan Jadwal Lelang untuk jenis lelang
Eksekusi Hak tanggungan dan Harta Pailit Nomor No.SOP:1/PELELANG/POKOK tertanggal
13 September 2019 pada angka 10
135/PMK.01/2006 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Menteri Keuangan.

14. Bahwa, merangkum dari posita sebelumnya dalil yang berkaitan


dengan tanggungjawab kebenaran data (VIDE MEMORI BANDING HURUF
KECIL g HINGGA i HALAMAN 4 DAN 5), hal tersebut telah
melanggar ketentuan dalam SOP, yang mana JIKA PEMBANDING
MELAKUKAN VERIFIKASI/PENELITIAN KELENGKAPAN BERKAS DAN
ANALISIS LEGALITAS OBYEK DAN SUBYEK SESUAI KETENTUAN DALAM
SOP, MAKA JIKA TERDAPAT KEKELIRUANG, MAKA KEKELIRUAN TERSEBUT
DAPAT TERLEBIH DAHULU DIKETAHUI DAN SELANJUTNYA DIPERBAIKI
SEBELUM DIKELUARKANNYA SURAT PENETAPAN JADWAL LELANG, ATAU
SEBELUM LELANG DILAKSANAKAN, hal tersebut sesuai pula dan
telah dirangkum dalam amar pertimbangan majelis hakim
pemeriksa perkara (VIDE PARAGRAPH PERTAMA HALAMAN 77 PUTUSAN);

TENTANG DALIL PEMBANDING (TERGUGAT PADA TINGKAT PERTAMA)


BERKAITAN DENGAN DALIL BAHWASANNYA TERBANDING DENGAN
SENGAJA TIDAK MENULISKAN KOLOM LUASAN

15. Bahwa, menanggapi dalil PEMBANDING (TERGUGAT PADA TINGKAT


PERTAMA) berkenaan denagn dalil TERBANDING DENGAN SENGAJA
TIDAK MENULISKAN KOLOM LUASAN (VIDE MEMORI BANDING HURUF J
HALAMAN 5), bahwa perlu kiranya TERBANDING menanggapi,
bahwasannya hal tersebut adalah mengada-ada dan tidak
merupakan suatu fakta yang terungkap dipersidangan, yang mana
hal tersebut bukan termasuk judex factie oleh karenanya tidak
termuat dalam putusan perkara a-quo sebagaimana dapat dilihat
pada halaman 43 hingga halaman 47.

TENTANG DALIL PEMBANDING (TERGUGAT PADA TINGKAT PERTAMA)


HURUF KAPITAL B DAN C
16. Bahwa, menanggapi dalil PEMBANDING (TERGUGAT PADA TINGKAT
PERTAMA) berkenaan dengan memori banding pada huruf kapital B
dan C, TERBANDING tidak akan menanggapinya, oleh karena hal
tersebut bukan dalil berkaitan dengan judex facti maupun judex
jurist yang seharusnya diperiksa oleh Pengadilan tinggi oleh
karena pada perkara tingkat kedua/banding ini memeriksa
berkaitan dengan judex facti maupun judex jurist sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

PERMOHONAN

Bahwa berdasarkan hal-hal di atas, TERBANDING (PENGGUGAT DALAM


PERKARA TINGKAT PERTAMA) memohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk berkenan kiranya
memberikan putusan sebagai berikut:

PETITUM

1. MENOLAK PERMOHONAN BANDING DARI PEMBANDING (TERGUGAT PADA


TINGKAT PERTAMA) UNTUK SELURUHNYA ATAU SETIDAKNYA TIDAK DAPAT
DITERIMA;
2. MENGUATKAN PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA YOGYAKARTA
NOMOR 14/G/2023/PTUN.YK YANG DIBACAKAN DALAM SIDANG TERBUKA
UNTUK UMUM PADA TANGGAL 8 JANUARI 2024 YANG DIMOHONKAN BANDING
TERSEBUT;
3. MENGHUKUM PEMBANDING (TERGUGAT PADA TINGKAT PERTAMA) UNTUK
MEMBAYAR SELURUH BIAYA PERKARA YANG TIMBUL DALAM PERKARA A-
QUO;

Demikian Kontra Memori banding ini diajukan, atas perhatian dan


perkenan Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya melalui
Pengadilan Tata Usaha Negara Yogyakarta untuk mengabulkannya
diucapkan terima kasih.
Hormat Kami,
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 15 Februari 2024

Kuasa Hukum TERBANDING

THOMAS NUR ANA EDI DHARMA, S.H.

GARDA WIDI PRATAMA, S.H.

ARIANTO GUSTI, S.H.

UMI ROSIDAH, S.H.

Anda mungkin juga menyukai