1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728

2023 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 5 NOMOR 12 TAHUN 2023] HAL 4270-4279

DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN OSTEOSARKOMA PRIMER PADA LANSIA

Muhamad Zulfahri Rasyid

Universitas Islam Sumatera Utara

Email Korespondensi: [email protected]

Disubmit: 02 Oktober 2023 Diterima: 28 Oktober 2023 Diterbitkan: 01 Desember 2023


Doi: https://doi.org/10.33024/mnj.v5i12.12468

ABSTRACT

Osteosarcoma is a rare type of bone cancer in the elderly. It is a cancer that


originates from bone cells and can cause damage to the bone and spread to other
tissues and organs. Diagnosis and treatment of primary osteosarcoma in the
elderly is challenging because factors such as decreased organ function and
response to chemotherapy therapy are different from younger patients. The
purpose of this study was to analyze the diagnosis and treatment of primary
osteosarcoma in the elderly. This study used qualitative research methods. The
data collection technique in this study was carried out by literature study
obtained from Google Schoolar and PubMed. The data collected will be analyzed
descriptively to identify patient characteristics, the most common clinical
symptoms, and the type of therapy used. The results show that the diagnosis of
osteosarcoma involves a physical examination, medical history, and results from
supporting tests such as radiological examinations, such as X-rays or CT scans,
and biopsies to confirm the presence of cancer cells. Once the diagnosis is
confirmed, the next step is to plan an appropriate treatment strategy.
Treatment of osteosarcoma in the elderly usually includes a combination of
therapies, including chemotherapy, surgery and radiation therapy.

Keywords: Diagnosis, Treatment, Primary Osteosarcoma, Elderly

ABSTRAK

Osteosarkoma merupakan jenis kanker tulang yang jarang terjadi pada lansia.
Penyakit ini merupakan kanker yang berasal dari sel-sel tulang dan dapat
menyebabkan kerusakan pada tulang serta menyebar ke jaringan dan organ lain.
Diagnosa dan pengobatan osteosarkoma primer pada lansia merupakan tantangan
tersendiri karena faktor-faktor seperti penurunan fungsi organ tubuh dan respon
terhadap terapi kemoterapi berbeda dengan pasien yang lebih muda. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis diagnosis dan pengobatan osteosarkoma
primer pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi
kepustakaan yang diperoleh dari Google Schoolar dan PubMed. Data yang
dikumpulkan akan dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi
karakteristik pasien, gejala klinis yang paling umum, dan jenis terapi yang
digunakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa diagnosis osteosarkoma
melibatkan pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan hasil dari tes penunjang
seperti pemeriksaan radiologi, seperti X-ray atau CT scan, dan biopsi untuk
mengkonfirmasi kehadiran sel kanker. Setelah diagnosis terkonfirmasi, langkah

4270
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2023 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 5 NOMOR 12 TAHUN 2023] HAL 4270-4279

selanjutnya adalah merencanakan strategi pengobatan yang tepat. Pengobatan


osteosarkoma pada lansia biasanya mencakup kombinasi terapi, termasuk
kemoterapi, operasi, dan terapi radiasi.

Kata Kunci: Diagnosis, Pengobatan, Osteosarkoma Primer, Lansia

PENDAHULUAN
Osteosarkoma adalah jenis Adiputra, 2020). Paget's Disease,
kanker tulang yang didiagnosa juga dikenal sebagai osteitis
melalui pemeriksaan histologi deformans, adalah kondisi tulang
berdasarkan produksi osteoid yang yang langka namun serius. Kondisi ini
berhubungan dengan sel mesenkimal ditandai dengan ketidaknormalan
ganas. Biasanya, osteosarkoma yang dalam proses pembentukan tulang,
agresif dan memiliki kecenderungan menyebabkan tulang menjadi lebih
untuk bermetastasis secara dini besar, lemah, dan rapuh. Paget's
(Mahyudin et all, 2019). Jenis kanker Disease dapat mempengaruhi satu
tulang ini dapat muncul pada atau beberapa tulang dalam tubuh,
berbagai bagian tulang, biasanya biasanya tulang panggul, tulang
dekat lempeng pertumbuhan belakang, tengkorak, dan tulang
metafise tulang panjang. Beberapa panjang seperti femur dan tibia
lokasi paling umum terjadinya (Irmayanti, 2020).
osteosarkoma adalah femur (42%, Osteosarkoma, jenis kanker
dengan 75% di femur distal), tibia tulang yang jarang terjadi, memiliki
(19%, dengan 80% di tibia proksimal), dua puncak usia yang umumnya
dan humerus (10%, dengan 90% di terkait dengan onset penyakit ini.
humerus proksimal). Selain itu, Puncak pertama terjadi pada anak-
osteosarkoma juga dapat ditemukan anak dan remaja, khususnya di
pada tengkorak dan rahang (8%) rentang usia 10-20 tahun. Puncak ini
serta panggul (8%). Beberapa varian mencakup sekitar 60% dari semua
dari osteosarkoma termasuk jenis kasus osteosarkoma yang
konvensional (seperti osteoblastik, terdiagnosis. Puncak kedua muncul
chondroblastic, dan fibroblastik), pada orang dewasa yang lebih tua,
telangiectatic, multifokal, dengan rentang usia di atas 40
paraosteal, dan periosteal. Meskipun tahun, dan ini mencakup sekitar 13%
telah diidentifikasi beberapa varian, dari total kasus osteosarkoma yang
masih banyak aspek tentang tercatat. Kedua puncak usia ini
osteosarkoma yang perlu dipelajari menunjukkan bahwa osteosarkoma
lebih lanjut (Seger, 2014). dapat memengaruhi berbagai
Osteosarkoma merupakan kelompok usia, meskipun dengan
kanker ganas primer non tingkat kejadian yang berbeda (Xu et
hematopoietik tersering pada al., 2019).
tulang. Osteosarkoma meliputi 20 % Insiden osteosarkoma dapat
dari keseluruhan kanker ganas meningkat kembali pada usia lansia,
primer tulang. Osteosarkoma sehingga penyakit ini disebut juga
memiliki puncak insiden yang memiliki distribusi yang bersifat
bersifat bimodal, dimana 60 % bimodal (Kementerian Kesehatan,
terjadi pada pasien berusia 15-25 2015). Lansia adalah istilah yang
tahun dan sisanya terjadi pada usia digunakan untuk menggambarkan
di atas 40 tahun. Kanker yang timbul individu yang berusia 60 tahun ke
pada usia tua seringkali terkait atas, termasuk pria dan wanita
dengan Paget’s disease (Sumadi & (Sevrita, 2019). Kelompok usia ini

4271
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2023 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 5 NOMOR 12 TAHUN 2023] HAL 4270-4279

sering kali menyertai munculnya KAJIAN PUSTAKA


berbagai masalah yang disebut 1. Diagnosis Osteosarkoma pada
sebagai sindrom geriatri. Sindrom Lansia
geriatri adalah sejumlah kondisi khas a. Pencitraan Radiologi
atau spesifik yang muncul akibat Pencitraan radiologi tetap
proses penuaan. Beberapa di menjadi langkah awal dalam
antaranya termasuk dementia, diagnosis osteosarkoma pada
depresi, delirium, inkontinensia, lansia. Radiografi, CT scan,
vertigo, kejadian jatuh, fraktur dan MRI merupakan teknik
spontan, malnutrisi, penelantaran, yang umum digunakan.
dan kekerasan (Dini, 2013). Namun, perubahan tulang
Penyakit osteosarkoma primer terkait penuaan seperti
pada lansia menjadi tantangan degenerasi tulang atau fraktur
tersendiri karena toleransi terhadap tulang sering ditemui pada
efek samping yang lebih rendah lansia, yang dapat
dibandingkan dengan pasien usia membingungkan dalam
muda (Bokogeorgos et all, 2013). interpretasi gambar. Kajian
Selain itu, faktor-faktor seperti diagnostik lanjutan seperti
penurunan fungsi organ tubuh dan PET-CT juga dapat
respon terhadap salah satu memberikan informasi lebih
pengobatan yakni terapi kemoterapi lanjut tentang sebaran tumor.
berbeda dengan pasien yang lebih b. Biopsi
muda. Pada lansia, terjadi Pada lansia, biopsi harus
perubahan proses farmakologi obat dilakukan dengan hati-hati
kemoterapi akibat proses penuaan. karena risiko komplikasi yang
Selain itu, terjadi juga perubahan lebih tinggi. Pemilihan teknik
pada ginjal, hepar, dan kerentanan biopsi yang sesuai dan
jaringan terhadap efek kemoterapi. penilaian risiko harus
Faktor lain seperti komorbiditas dan dipertimbangkan secara
status fungsional pasien juga harus mendalam. Hasil biopsi
dipertimbangkan karena dapat histopatologis tetap menjadi
meningkatkan risiko toksisitas penentu utama dalam
kemoterapi yang diberikan diagnosis osteosarkoma.
(Supriyanto, 2023).
Pengobatan osteosarkoma saat 2. Pengobatan Osteosarkoma pada
ini masih sulit, dan menyebabkan Lansia
banyak kematian karena a. Pembedahan
patogenesisnya yang kompleks dan Pembedahan tetap menjadi
resistensi terhadap pengobatan tindakan utama dalam
konvensional (Miao et all, 2013). pengobatan osteosarkoma.
Berdasarkan uraian latar belakang Namun, pada lansia dengan
permasalahan tersebut, peneliti kondisi medis yang mendasari,
tertarik untuk melakukakan pertimbangan yang lebih hati-
penelitian berjudul “Diagnosis dan hati diperlukan. Terkadang,
Pengobatan Osteosarkoma Primer operasi untuk mengangkat
pada Lansia. Tujuan dari penelitian tumor dan sebagian tulang
ini adalah untuk menganalisis yang terkena mungkin tidak
diagnosis dan pengobatan mungkin dilakukan. Pilihan
osteosarkoma primer pada lansia. operasi konservatif atau
perawatan paliatif mungkin
menjadi pertimbangan yang
lebih realistis.

4272
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2023 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 5 NOMOR 12 TAHUN 2023] HAL 4270-4279

b. Kemoterapi dengan rata-rata kelangsungan


Kemoterapi neoadjuvan dan hidup 9 bulan. Pasien dengan
adjuvan telah menjadi bagian tumor aksial atau metastasis juga
integral dari perawatan memiliki hasil yang buruk,
osteosarkoma. Pada lansia, sementara 41 pasien dengan
perubahan dalam toleransi osteosarkoma yang diinduksi oleh
terhadap kemoterapi perlu radiasi memiliki prognosis yang
diperhatikan. Penyesuaian sejajar dengan osteosarkoma
dosis dan pemantauan efek konvensional yang sesuai dengan
samping menjadi penting. usia dan lokasi tumor. 238 pasien
Selain itu, penggunaan agen memiliki osteosarkoma non-
kemoterapi yang lebih metastasis tingkat tinggi dan
hematologi juga dapat memiliki kelangsungan hidup 46%
dipertimbangkan. pada 5 tahun. Pasien yang lebih
c. Radioterapi tua mendapatkan lebih sedikit
Radioterapi dapat kemoterapi dan bernasib lebih
digunakan sebagai tambahan buruk. Osteosarkoma pada lansia
atau pengganti operasi, merupakan kondisi yang dapat
terutama jika operasi tidak disembuhkan dan memerlukan
dapat dilakukan pada lansia. perawatan intensif dengan
Namun, radioterapi harus kemoterapi dan reseksi bedah
dilakukan dengan hati-hati (Grimer et al., 2003).
karena risiko efek samping
pada jaringan sekitar, yang
mungkin lebih tinggi pada METODOLOGI PENELITIAN
lansia. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif.
3. Prognosis dan Kualitas Hidup Menurut (Moleong, 2017) penelitian
Prognosis osteosarkoma kualitatif adalah penelitian yang
pada lansia cenderung lebih buruk bermaksud untuk memahami
dibandingkan dengan pasien yang fenomena tentang apa yang dialami
lebih muda, terutama karena oleh subjek penelitian seperti
adanya komorbiditas yang perilaku, persepsi, motivasi,
mempengaruhi hasil perawatan. tindakan dan lain-lain secara holistik
Selain itu, kualitas hidup menjadi dan dengan cara deskripsi dalam
pertimbangan utama dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
pengambilan keputusan terkait suatu konteks khusus yang alamiah
pengobatan. Perawatan harus dengan memanfaatkan berbagai
disesuaikan dengan preferensi metode alamiah. Teknik
pasien, harapan hidup, dan pengumpulan data pada penelitian
kualitas hidup yang diinginkan. ini dilakukan dengan studi
European Musculo Skeletal kepustakaan yang diperoleh dari
Oncology Society (EMSOS) telah Google Schoolar dan PubMed. Data
melakukan tinjauan retrospektif yang dikumpulkan akan dianalisis
terhadap pasien yang berusia di secara deskriptif untuk
atas 40 tahun dengan mengidentifikasi karakteristik
osteosarkoma. Sebanyak 481 pasien, gejala klinis yang paling
pasien dari 12 pusat atau umum, dan jenis terapi yang
kelompok multisenter digunakan.
diikutsertakan. 42 pasien
mengalami osteosarkoma yang
timbul pada penyakit Paget,

4273
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2023 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 5 NOMOR 12 TAHUN 2023] HAL 4270-4279

HASIL PENELITIAN
Presentasi klinis OS primer pengobatan yang tepat. Pengobatan
pada lansia mirip dengan yang osteosarkoma pada lansia mencakup
ditemukan pada pasien yang lebih kombinasi terapi, termasuk
muda. Tumor ini biasanya muncul pembedahan, kemoterapi, dan
sebagai massa jaringan lunak lokal terapi radiasi.
yang tumbuh dengan relatif cepat Pada radiografi polos tulang
dan dapat disertai dengan nyeri dan yang terlibat menunjukkan lesi
kelembutan yang bervariasi dalam sklerotik atau litik campuran pada
intensitas. Durasi gejala dapat area yang terlibat. Kanker mengikis
berlangsung selama beberapa melalui korteks, menyebabkan
minggu hingga berbulan-bulan elevasi periosteum dan sering kali
sebelum pasien mencari perhatian menghasilkan pembengkakan
medis. Terkadang, pasien datang jaringan lunak yang signifikan.
untuk perawatan medis setelah Penting untuk diingat bahwa
mengalami trauma pada area yang peninggian periosteum pada lesi
terkena tumor. Selain itu, tulang yang nyata merupakan
peningkatan kadar alkali fosfatase indikasi untuk biopsi. Computed
dan asam laktat dehidrogenase Tomography (CT), Magnetic
(LDH) dalam serum sebelum operasi Resonance Imaging (MRI), angiografi
seringkali menjadi indikator dan skintigrafi tulang dinamis juga
prognosis yang buruk untuk kasus OS penting, terutama untuk
primer ini. Peningkatan kadar enzim- mengevaluasi sejauh mana
enzim ini dapat mengindikasikan keterlibatan kanker. Pemeriksaan-
keparahan penyakit dan potensi pemeriksaan ini sangat membantu
penyebaran tumor (Kumar et al., dokter bedah untuk menentukan
2018). jenis operasi (amputasi,
Diagnosis osteosarkoma penyelamatan ekstremitas atau
merupakan suatu proses yang rotasi plasti) dan, jika perlu, jenis
melibatkan serangkaian pemeriksaan rekonstruksi. Peningkatan kadar
dan evaluasi yang komprehensif serum alkali fosfatase, yang
untuk mengidentifikasi keberadaan ditemukan pada lebih dari 40%
kanker tulang jenis ini. Diagnosis pasien, juga merupakan parameter
osteosarkoma dapat diprediksi diagnostik yang berharga. Namun,
dengan (Diagnosis osteosarkoma karena kesulitan dalam standarisasi
dapat diprediksi dengan umum, parameter ini mungkin sulit
penampakan dan lokasi radiografi) diinterpretasikan pada pasien yang
(Marina et al, 2004). Adapun, X-ray lebih muda (Picci, 2007).
atau secara umum disebut sinar-x Penyebab timbulnya
berguna untuk terapi dan diagnosa osteosarkoma belum diketahui
suatu penyakit. Penggunaan sinar-x dengan pasti. Beberapa faktor yang
untuk diagnosa sangat diduga sebagai pemicu adalah
menguntungkan karena dapat trauma, infeksi virus, radiasi, dan
mengetahui keadaan dalam tubuh paparan zat kimia/alkylating agent.
tanpa pembedahan maupun Selain itu osteosarkoma dapat
pembelahan dari pasien (Anwar, dijumpai pada beberapa kelainan
2011). Pemeriksaan CT scan atau X- genetik seperti penyakit Paget dan
ray dapat digunakan untuk tujuan retinoblastoma herediter. Pada
skrining kanker (Pertiwi & Sunaryo, beberapa osteosarkoma dijumpai
2019). Setelah diagnosis penurunan fungsi gen supresor tumor
terkonfirmasi, langkah selanjutnya yaitu gen p53 dan RB
adalah merencanakan strategi (retinoblastoma) (Sihombing et al,

4274
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2023 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 5 NOMOR 12 TAHUN 2023] HAL 4270-4279

2016).Gejala klinis osteosarkoma dengan atau tanpa radioterapi yang


dapat timbul selama beberapa diberikan konkuren ataupun
minggu atau bulan (kadang-kadang sekuensial sesuai indikasi, (Kemkes).
lebih lama) sebelum pasien 1. Pembedahan
terdiagnosis, yang paling umum a. Limb Salvage Surgery
gejalanya adalah rasa sakit, Berkaitan dengan
terutama nyeri saat aktivitas. Orang kemajuan teknologi dan
tua penderita mungkin khawatir perkembangan keilmuan
bahwa anak mereka menderita orthopedi saat ini, terutama
keseleo, arthritis, atau sakit saat mengenai teknik dan alat
pertumbuhan tulang. Seringkali, ada pembedahan, kemoterapi,
riwayat trauma, tetapi peranan pencitraan diagnosis, dan
trauma dalam pengembangan materi atau bahan rekonstruksi
osteosarkoma tidak jelas (Seger, menjadikan terapi limb
2014). Pemeriksaan fisik mungkin salvage menjadi strategi terapi
terbatas pada massa nyeri, keras, utama pada kasus
pergerakan terganggu, fungsi normal osteosarkoma. Limb Salvage
menurun, edema, panas setempat, Surgery (LSS) dilakukan sesuai
teleangiektasi, hangat, edema, dan dengan studi pra-operasi.
pelebaran vena (Loho, 2014). Ketika osteosarkoma
Gejala klinis berikutnya adalah mengontaminasi sendi, reseksi
90% penderita datang dalam kondisi ekstraartikular dilakukan
bengkak pada area kanker (reseksi en bloc seluruh sendi);
dikarenakan jaringan lunak yang jika sendi tidak terlibat,
melebar akibat pertumbuhan kanker reseksi transartikular
yang cepat sehingga apabila dilakukan. Kontaminasi sendi
dilakukan pemeriksaan seringkali jarang terjadi karena
didapatkan hasil stadium lanjut penempatan biopsi yang tidak
dengan prognosis yang buruk. tepat, perluasan kanker di
Manifestasi klinis yang lain dapat sepanjang struktur
berupa keterbatasan gerak dan intraartikular atau karena
penurunan berat badan. Gejala fraktur patologis (Res, 2010).
tersebut adalah tanda untuk Limb Salvage Surgery (LSS),
melakukan pemeriksaan lebih lanjut merupakan suatu prosedur
melalui biopsi histopatologi dan juga pembedahan yang dilakukan
pemeriksaan radiologis akan untuk menghilangkan kanker,
membantu menegakkan diagnosis pada ekstremitas dengan
dan mengetahui agresifitasnya tujuan untuk menyelamatkan
(Damara et al, 2022). ekstremitas. limb salvage
Protokol pengobatan untuk (83%) adalah terapi yang paling
osteosarkoma biasanya mencakup sering diberikan pada pasien
kemoterapi neoadjuvan, diikuti osteosarkoma (Ismiarto &
dengan pembedahan dan kemoterapi Sitanggang, 2019). Tujuan LLS
tambahan (Yasin et al, 2020). adalah untuk memaksimalkan
Prosedur utama yang dilakukan oleh fungsi anggota tubuh agar
dokter bedah pada pasien dengan dapat mempertahankan
osteosarkoma adalah biopsi dan kualitas hidup tanpa
reseksi luas. Penatalaksanaan mengorbankan kelangsungan
osteosarkoma yang dapat dilakukan hidup secara keseluruhan dan
pada lansia meliputi terapi tingkat kekambuhan lokal
pembedahan (Limb Salvage Surgery kanker (Grinberg et al, 2020).
(LSS) atau amputasi), kemoterapi LSS memiliki tingkat ketahanan

4275
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2023 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 5 NOMOR 12 TAHUN 2023] HAL 4270-4279

hidup yang lebih tinggi b. Amputasi


daripada amputasi pada pasien Amputasi pada
osteosarkoma (Kamal et al, osteosarkoma dilakukan bila
2016). Skor fungsional MSTS persyaratan LSS tidak
pada kelompok LSS lebih tinggi terpenuhi. Pada osteosarkoma
daripada kelompok amputasi derajat keganasan tinggi yang
Prosedur LSS merupakan tidak memungkinkan
tindakan yang terdiri dari pemberian kemoterapi
pengangkatan kanker tulang neoadjuvan (misalnya: adanya
atau sarkoma jaringan lunak ulkus, perdarahan, kanker
secara en-bloc dan dengan ukuran yang sangat
rekonstruksi defek tulang atau besar) maka langsung
sendi dengan megaprosthesis dilakukan pembedahan
(endoprosthesis), biological terlebih dahulu, selanjutnya
reconstruction (massive bone diikuti dengan pemberian
graft baik auto maupun kemoterapi adjuvant. Menurut
allograft) atau kombinasi (Kadam, 2013) indikasi absolut
megaprosthesis dan bone untuk amputasi primer dengan
graft. fraktur tibialis terbuka
Semua pasien menjalani meliputi (1) gangguan
Limb Salvage Surgery (LSS) anatomis lengkap pada saraf
anggota tubuh, dan 66% tibialis posterior pada orang
menunjukkan respons yang dewasa dan (2) cedera
baik terhadap kemoterapi himpitan dengan waktu
neoadjuvan (Kudawara et al, iskemia hangat lebih dari enam
2013). Adapun pertimbangan jam. Indikasi relatif untuk
dalam melakukan LSS adalah amputasi adalah: Penyakit
hal-hal sebagai berikut: penyerta yang mengancam
1) Rekurensinya dan survival jiwa, cedera kaki ipsilateral
rate pasien tidak lebih yang parah, cedera tingkat
buruk daripada amputasi. banyak dan antisipasi
2) Prosedur yang dilakukan rekonstruksi jaringan lunak
tidak boleh menunda terapi dan tulang yang berlarut-larut.
adjuvant. Fungsi 2. Kemoterapi
ekstremitas harus lebih baik Osteosarkoma salah satu dari
dari amputasi. solid kanker, dimana adjuvant
3) Fungsi ekstremitas pasca kemoterapi terbukti bermanfaat.
rekonstruksi harus Ketentuan umum untuk
mencapai functional kemoterapi dalam Rahma (2022)
outcome yang baik, yaitu:
mengurangi morbiditas 1) Karena kemoterapi adalah
jangka panjang dan sistemik terapi, akan
mengurangi atau mempengaruhi dan
meminimalkan perlunya dipengaruhi organ-organ lain.
pembedahan tambahan. Oleh karena itu, dilakukan oleh
4) Rekonstruksi yang dilakukan dokter penyakit dalam dan
tidak boleh menimbulkan spesialis onkologi medis. Atau
komplikasi yang paling sedikit oleh internis plus
membutuhkan pembedahan latihan singkat onkologi medis,
berikutnya atau bersertifikat (internis plus).
hospitalisasi yang berulang- 2) Pemeriksaan pendahuluan
ulang. (work up) adalah, patologi

4276
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2023 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 5 NOMOR 12 TAHUN 2023] HAL 4270-4279

anatomi: osteosarcoma, grade, paliatif maupun profilaksis


stadium. (preventif). Terapi kuratif
3) Performance status 0,1 (WHO), biasanya berbentuk terapi
fungsi organ-organ (jantung, tunggal untuk penyembuhan
paru, liver, ginjal) baik. dalam kasus osteosarcoma
Komorbid infeksi, TB, hepatitis (Fitriatuzzakiyyah, 2017).
B dan C, bila ada diobati.
4) Pasca kemoterapi, follow up:
respon terapi yang terukur, KESIMPULAN
diameter, vaskularisasi, Diagnosis osteosarkoma pada
konsistensi, berkala, klinis dan lansia melibatkan serangkaian
radiologi (RECIST) darah langkah, dimulai dengan
perifer lengkap, ureum– pemeriksaan fisik untuk mendeteksi
kreatinin dan fungsi organ lain adanya gejala dan tanda-tanda
yang terkait oleh internis. kanker tulang. Selain itu, informasi
5) Kemoterapi neoadjuvant dari riwayat medis pasien juga
diberikan 2-3 siklus, diambil untuk memahami kondisi
setelahnya dilakukan evaluasi kesehatan secara keseluruhan dan
pre-operasi (penilaian respon mengidentifikasi faktor risiko yang
histopatologi berdasarkan mungkin berperan dalam
kriteria HUVOS). Bila menurut perkembangan osteosarkoma. Tes
HUVOS kurang respon, maka penunjang yang dilakukan termasuk
diberikan kemoterapi second pemeriksaan radiologi, seperti sinar-
line. X atau CT scan, yang dapat
3. Terapi Radiasi membantu memvisualisasikan area
Operasi dan terapi radiasi yang terkena dan mengidentifikasi
dianggap sebagai standar adanya massa atau perubahan pada
pengobatan untuk pasien dengan tulang. Biopsi juga dilakukan untuk
kasus Osteosarkoma Costae. mengambil sampel jaringan dari area
Teknik yang biasa digunakan yang dicurigai dan mengonfirmasi
untuk Osteosarkoma Costae kehadiran sel kanker. Setelah
adalah 3 Dimensional Conformal diagnosis terkonfirmasi, langkah
Radiotherapy (Agustini, 2021). selanjutnya adalah merencanakan
Pada radioterapi, digunakan strategi pengobatan yang tepat
radiasi pengion karena dapat untuk mengatasi osteosarkoma pada
membentuk ion (partikel lansia. Pengobatan biasanya
bermuatan listrik) dan melibatkan kombinasi terapi,
menyimpan energi ke sel-sel termasuk kemoterapi, operasi untuk
jaringan yang melewatinya. mengangkat tumor atau bagian
Radiasi pengion adalah radiasi tulang yang terkena, serta terapi
dengan energi tinggi yang mampu radiasi untuk menghancurkan sel
melepaskan elektron dari orbit kanker yang tersisa. Pentingnya
suatu atom, yang menyebabkan penggunaan kombinasi terapi adalah
terbentuknya muatan atau untuk mencapai hasil yang optimal
terionisasi. Radiasi pengion dan meningkatkan peluang
terdiri dari radiasi kesembuhan atau pengendalian
elektromagnetik dan radiasi penyakit. Pengobatan osteosarkoma
partikel. Radiasi sinar-X dan pada lansia harus disesuaikan dengan
sinar-ɣ dan merupakan jenis yang kondisi kesehatan pasien, toleransi
paling umum digunakan dalam terhadap terapi, dan kemungkinan
radioterapi. Radioterapi dapat risiko komplikasi. Tim medis yang
digunakan sebagai terapi kuratif, terlatih dan berpengalaman bekerja

4277
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2023 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 5 NOMOR 12 TAHUN 2023] HAL 4270-4279

sama untuk menyusun rencana Grenberg, S., et al. (2020). Limb


pengobatan yang terbaik sesuai Salvage and Reconstruction
dengan kebutuhan individu pasien. Options in Osteosarcoma.
Springer. 13-29.
Grimer, R. J., Cannon, S. R.,
DAFTAR PUSTAKA Taminiau, A. M., Bielack, S.,
Kempf-Bielack, B., Windhager,
Agustini, D. (2021). Radioterapi R., ... & Van der Eijken, J.
Osteosarkoma Costae Dengan (2003). Osteosarcoma over the
Teknik 3 Dimensional age of forty. European journal
Conformal Radiotherapy Di of cancer, 39(2), 157-163.
Instalasi Radioterapi Rumah Irmayanti, I. (2020). Kajian
Sakit Kanker Sistematis Hubungan Obesitas
Dharmais.(Electronic Thesis or Dengan Kanker Payudara Pada
Dissertation). Retrieved from Wanita Post-menopause
https://localhost/setiadi. (Doctoral dissertation,
Anwar, E. (2011). SISTEM PRIOTEKSI Universitas Hasanuddin).
RADIASI : Analisis Terhadap Ismiarto, Y., & Sitanggung, G.
Bidang Radiologi Rumah Sakit. (2019). Karakteristik Pasien
Jurnal PHENOMENON. 1(1), 47- Dengan Osteosarkoma Pada
63. Ekstremitas Di Rumah Sakit
Bakogeorgos, M., Mountzios, G., Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin
Kotsantis, G., Economopoulou, Bandung Periode Januari-
P., Fytrakis, N., & desember 2014. Syifa’ MEDIKA.
Kentepozidis, N. (2013). 10(1), 23-29.
Chemotherapy compliance, Kadam, D. (2013). Limb salvage
tolerance and efficacy in surgery. Indian J Plast Surg.
elderly and non-elderly 46(2), 265–274.
patients with metastatic Kamal, A., et al. (2016). Clinical
colorectal cancer: a single Outcome and Survival of
institution comparative study. Osteosarcoma Patients in Cipto
J BUON, 18(3), 629-34. Mangunkusumo Hospital: Limb
Damara, R., et al. (2022). Salvage Surgery versus
Karakteristik Pasien Amputation. Acta Med
Osteosarkoma di Rumah Sakit Indonesia. 48(3),175-183.
Umum Daerah Dr Soetomo Kementerian Kesehatan. (2015).
Tahun 2013-2016. Jurnal Panduan penatalaksanaan
Kesehatan Soetomo. 9(3), 103- osteosarkoma. Komite
107. Penanggulangan Kanker
Dini, A. A. (2013). Sindrom geriatri Nasional, 1-40.
(imobilitas, instabilitas, http://202.70.136.213/guideli
gangguan intelektual, nes/PPKOsteosarkoma.pdf.
inkontinensia, infeksi, Diakses pada 24 Juli 2023.
malnutrisi, gangguan Kudawara, I., et al. (2013).
pendengaran). Jurnal Medula, Neoadjuvant and adjuvant
1(03), 117-125. chemotherapy with high-dose
Fitriatuzzakiyyah, N., et al. (2017). ifosfamide, doxorubicin,
Terapi Kanker dengan Radiasi: cisplatin and high-dose
Konsep Dasar Radioterapi dan methotrexate in non-
Perkembangannya di metastatic osteosarcoma of
Indonesia. Jurnal Farmasi the extremities: a phase II trial
Klinik Indonesia. 6(4), 311–320.

4278
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2023 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 5 NOMOR 12 TAHUN 2023] HAL 4270-4279

in Japan. Journal of lihat/2590-penatalaksanaan-


Chemotherapy. 25(1). osteosarkom Diakses pada 25
Kumar, R., Kumar, M., Malhotra, K., juli 2023.
& Patel, S. (2018). Primary Seger, R. W. (2014). Studi kasus
osteosarcoma in the elderly Osteosarkoma Metastase.
revisited: current concepts in Jurnal Widya Medika, 2(2), 73-
diagnosis and treatment. 81.
Current oncology reports, 20, Sevrita, I. E. (2019). Gambaran
1-6. faktor penyebab risiko jatuh
Loho, L. (2014). Ostesarkoma. Jurnal pada lansia di Balai Pelayanan
Biomedik. 6(3). 55-61. Sosial Tresna Werdha
Mahyudin, F., Edward, M., Basuki, M. Yogyakarta Unit Budi Luhur
H., Bari, Y. A., & Suwandani, Kasongan Bantul (Doctoral
Y. (2019). Osteosarcoma has dissertation, Poltekkes
not become attention to Kemenkes Yogyakarta).
society profile of osteosarcoma Sihombing, T., et al. (2016).
patients at dr. Soetomo Osteosarkoma pada Anak di RS.
General Hospital Surabaya “A Dr Cipto Mangunkusumo
retrospective study”. Journal Jakarta. Sari Pediatri. 11(3),
Orthopaedi and Traumatology 179-183.
Surabaya, 7(1), 20-30. Sumadi, I. W. J., & Adiputra, N.
Marina, N., Gebhardt, M., Teot, L., (2020). Peranan p53 dalam
& Gorlick, R. (2004). Biology perkembangan dan prognosis
and therapeutic advances for osteosarkoma: tinjauan
pediatric osteosarcoma. The pustaka. Intisari Sains Medis,
oncologist, 9(4), 422-441. 11(1), 41-46.
Miao, J., Wu, S., Peng, Z., Tania, M., Supriyanto, Irwan. (2023).
& Zhang, C. (2013). MicroRNAs Pertimbangan Pemberian
in osteosarcoma: diagnostic Kemoterapi Pada Lansia.
and therapeutic aspects. https://www.alomedika.com/
Tumor Biology, 34, 2093-2098. pertimbangan-pemberian-
Moleong, L. J. (2017). Metode kemoterapi-pada-lansia.
Penelitian Kualitatif. Bandung: Diakses pada 24 Juli 2023.
PT. Remaja. Rosdakarya. Xu, Q., Gao, T., Zhang, B., Zeng, J.,
Pertiwi, W., & Sunaryo, M. (2019). & Dai, M. (2019). Primary
Evaluasi dan Follow Up Nodul osteosarcoma in elderly
Paru Soliter. Jurnal Respirasi. patients: a report of three
5(3), 85-90. cases. Oncology Letters, 18(2),
Picci, P. (2007). Osteosarcoma 990-996.
(Osteogenic sarcoma). Yasin, N., et al. (2020). Survival
Orphanet Journal of Rare analysis of osteosarcoma
Diseases. 2(6). patients: A 15-year
Rahma, R. (2022). Penatalaksanaan experience. Journal of
Osteosarkoma. Orthopaedic Surgery. 28(1), 1–
https://ners.unair.ac.id/site/i 11.
ndex.php/news-fkp-unair/30-

4279

Anda mungkin juga menyukai