Osteosarkoma
Osteosarkoma
Osteosarkoma
Osteosarkoma
Oleh:
M Naufal Firdaus, S. Ked
1830912310125
Pembimbing:
dr. Husna Dharma Putera, M.Si, Sp.OT(K)
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 3
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
predisposisi dari osteosarkoma, antara lain: jenis kelamin laki-laki, usia 20-an
tahun, usia 60-an tahun (paget’s disease). Selain itu tumor suppressor gene juga
femur, proksimal tibia, proksimal fibula, proksimal humerus, dan pelvis. Penderita
semakin bertambah terutama di malam hari. Tumor dapat bertambah besar secara
cepat, apabila tidak segera ditangani maka akan timbul nekrosis pada kulit dan
membentuk ulkus. Jika destruksi tulang cukup besar, dapat terjadi fraktur
patologis.1
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Osteosarkoma adalah tumor ganas tulang primer yang berasal dari sel
osteosarkoma meningkat menjadi 8-11 per 1.000.000 penduduk per tahun pada
usia 15-19 tahun. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo terdapat 219 kasus (16.8
wanita dengan perbandingan 3:2. Hal ini bisa disebabkan masa pertumbuhan
tulang pada pria lebih lama daripada wanita. Tumor ini paling sering diderita oleh
anak-anak usia dekade ke-2 kehidupan, lebih dari 60% pada pasien kurang dari 25
tahun. Insiden osteosarkoma dapat meningkat kembali pada usia di atas 60 tahun,
sehingga penyakit ini disebut juga memiliki distribusi yang bersifat bimodal.2
Predileksi tersering pada: daerah lutut yaitu distal femur, proksimal tibia,
4
panjang dengan rasio pertumbuhan yang cepat meskipun tidak menutup
C. Faktor Risiko
perubahan genetik.2
Virus: Rous sarcoma virus yang mengandung gen V-Src yang merupakan
Rothmund-Thomson, Bloom.2
D. Klasifikasi
1. Intramedullary
5
2. Surface
a. Parosteal osteosarcomas
b. Periosteal osteosarcomas
3. Extraskeletal
E. Stadium
Tumor Society (MSTS) untuk stratifikasi tumor berdasarkan derajat dan ekstensi
edisi ke 7.3
6
IIB derajat keganasan tinggi, ukuran > 8.
F. Diagnosis
penunjang.4
Nyeri lokal yang semakin progresif (yang awalnya ringan dan intermiten
Massa (pada ekstremitas yang membesar dengan cepat, nyeri pada penekanan
dan venektasi)
Anemia
7
Pemeriksaan Penunjang
1. Radiografi konvensional
osteosarkoma.5
lesi blastik, destruksi korteks, reaksi periosteal tipe agresif (segi tiga Codman,
sunburst, hair on end), massa jaringan lunak, dan formasi matriks (osteoid
korteks.5
reaksi periosteal, erosi dan penebalan korteks. Dapat juga ditemukan invasi
intramedular.5
asimetrik, tepi sklerotik minimal dan destruksi korteks yang menunjukkan pola
minimal.5
8
Low grade central osteosarcoma memperlihatkan lesi litik destruktif ekspansil,
peripheral bony shell.Foto x-ray thorax proyeksi AP/PA, untuk melihat adanya
kompleks dan mendeteksi matriks ossifikasi minimal. Selain itu dapat digunakan
untuk mendeteksi metastasis paru. Kegunaan lain dari CT scan adalah tuntunan
biopsi tulang (CT guided bone biopsy). CT scan thoraks berguna untuk
kistik atau nekrotik. Pasca kemoterapi, MRI digunakan untuk menilai ekstensi
massa dan penambahan komponen nekrotik intramassa. Dynamic MRI juga dapat
9
4. Kedokteran Nuklir
5. Biopsi
halus (fine needle aspiration biopsy-FNAB) atau dengan core biopsy bila hasil
G. Tatalaksana
salvage surgery (LSS) atau amputasi), kemoterapi dengan atau tanpa radioterapi
Pembedahan
dari pengangkatan tumor tulang atau sarkoma jaringan lunak secara en-bloc dan
biological reconstruction (massive bone graft baik auto maupun allograft) atau
2. Amputasi
10
pemberian kemoterapi neoadjuvan (misalnya: adanya ulkus, peradarahan, tumor
dengan ukuran yang sangat besar) maka langsung dilakukan pembedahan terlebih
Kemoterapi
• Gemcitabine
Jadwal kontrol pasien dilakukan tiap 3 bulan pada tahun pertama dan
kedua terapi, tiap 4 bulan pada tahun ke 3, tiap 6 bulan pada tahun ke 4 dan 5, dan
follow up pada tahun berikutnya dilakukan setahun sekali. Jika terjadi relaps maka
suportif.7
11
Apabila pasien relaps, target adalah palliative terapi, yaitu kualitas
hidup, dan bila mungkin disertai survival lebih panjang. Apabila memungkinkan
• Ifosfamide–etoposide
• Gemcitabine -docetaxel.
Radioterapi
Radiasi eksterna dipertimbangkan pada kasus batas sayatan positif pasca operasi,
Dosis radiasi pada kasus unresectable: 60-70 Gy, bergantung pada toleransi
jaringan sehat
Radiasi juga dapat diberikan sebagai terapi paliatif pada kasus metastasis,
misalnya nyeri hebat atau perdarahan. Dosis paliatif biasanya 40 Gy yang dapat
Tatalaksana Nyeri
12
sebagai tambahan. Nyeri breakthrough dapat ditangani dengan opioid kerja cepat
Rehabilitasi Medik
meningkatkan kualitas hidup pasien dengan cara aman dan efektif, sesuai
13
BAB III
PENUTUP
pada metafise tulang panjang yang pertumbuhannya cepat, terbanyak pada daerah
pemeriksaan radiografi seperti plain foto, CT scan, MRI, bone scan, angiografi
14
DAFTAR PUSTAKA
5. Messerschmitt PJ, Garcia RM, Karim FW, Greenfield EM, Getty PJ.
Osteosarcoma. J Am Acad Orthop Surg. 2009;17:515-27.
9. Nuhonni, S.A, Indriani, et.al. Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi: Disabilitas Pada Kanker. Jakarta: Perdosri; 2014. P. 109-16.
15