Jurnal Metamorfosa: Journal of Biological Sciences

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 10(1): 1-12 (Maret 2023)

DOI: 10.24843/metamorfosa.2023.v10.i01.p01
https://ojs.unud.ac.id/index.php/metamorfosa/article/view/98022

JURNAL METAMORFOSA
Journal of Biological Sciences
ISSN: 2302-5697
http://ojs.unud.ac.id/index.php/metamorfosa

Isolasi Bakteri Dari Rumput Laut Eucheuma spinosum dan Skrining Aktivitas Antibakteri
Terhadap Beberapa Bakteri Gram Positif dan Negatif

Bacteria associated with seaweeds Eucheuma spinosum and antibacterial screening against several
Gram positive and negative Bacteria

I Gusti Agung Ayu Sucitra Ekaryani1, Anak Agung Gede Indraningrat2*, Ni Made Ayu
Suardani Singapurwa3, I Wayan Sudiarta4, Anak Agung Made Semariyani5, I Putu Candra6
13456
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa
2
Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa
Jl. Terompong No.24, Sumerta Kelod, Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali, Indonesia 80239
*Email: [email protected]

INTISARI
Bakteri yang berasosiasi dengan rumput laut memproduksi beragam senyawa aktif salah satunya
yang bersifat antibakteri untuk melindungi inangnya dari infeksi bakteri patogen Eucheuma spinosum
adalah jenis rumput laut yang umum ditemukan di perairan Indonesia, namun potensi antibakteri dari
isolat yang berasosiasi dengan rumput laut ini masih belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan
untuk mengisolasi dan menskrining antibakteri dari isolat yang berasosiasi dengan rumput laut E.
spinosum Bakteri dari E. spinosum diisolasi dengan metode cawan sebar menggunakan media Zobell
Marine Agar (ZMA), Nutrient Agar (NA), Plate Count Agar (PCA), ISP-1, ISP-2 dan Starch M protein
agar (SMP). Morfologi isolat bakteri dikelompokkan berdasarkan colony morphology code, pewarnaan
Gram dan uji katalase. Aktivitas antibakteri isolat diuji menggunakan metode perpendicular streak
terhadap Staphylococcus aureus atcc 25923, Streptococcus mutans fncc 0405, Escherichia coli atcc
25922, Klebsiella pneumoniae atcc 700603. Hasil isolasi bakteri memperoleh 32 isolat dengan sebaran
14 isolat dari media umum (ZMA, NA, dan PCA) dan 18 isolat dari media khusus (ISP-1, ISP-2 dan
SMP). Pengamatan terhadap 32 isolat menunjukkan tujuh isolat tergolong Gram positif, 25 Gram
negatif,25 katalase positif dan tujuh katalase negatif. Hasil skrining antibakteri menunjukkan 22 isolat
mampu menghambat sekurangnya satu bakteri uji. Isolat PCAR1 dan SMPR9 adalah dua isolat dengan
aktivitas antibakteri tertinggi terhadap S. mutans sebesar berturut-turut 9,21 mm dan 7,89 mm. Diameter
zona hambat yang terbentuk pada isolat PCAR1 dan SMPR9 terhadap bakteri uji lain berkisar < 2.5 mm.
Hasil penelitian ini secara umum memberikan gambaran potensi isolat bakteri yang berasosiasi dengan
E. spinosum sebagai penghasil senyawa antibakteri.
Kata Kunci: Rumput Laut, Eucheuma spinosum, Isolasi, Antibakteri
ABSTRACT
Bacteria associated with seaweed produce a variety of active compounds including antibacterial
substance which beneficial to protect host against pathogenic bacteria. Eucheuma spinosum is a type of
seaweed commonly found in Indonesia, however, antibacterial activity of bacteria associated with this
seaweed is largely unknown. This study aims to isolate and to screen for antibacterial activity from
isolates associated with E. spinosum seaweed. Bacterial isolates were cultivated by spread method on

1
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 10(1): 1-12 (Maret 2023) eISSN: 2655-8122

Zobell Marine Agar (ZMA), Nutrient Agar (NA), Plate Count Agar (PCA), ISP-1, ISP-2 and Starch M
protein agar (SCA) media. The morphological characteristics were analyzed based on colony morphology
code, Gram staining and catalase test. Antibacterial activity was screened using perpendicular streak
against Staphylococcus aureus atcc 25923, Streptococcus mutans fncc 0405, Escherichia coli atcc 25922,
Klebsiella pneumoniae atcc 700603. Thirty-two bacterial isolates were obtained in which 14 isolates
generated from general media (ZMA, NA, and PCA) and 18 isolates from specific media (ISP-1, ISP-2
and SMP). Of these 32 isolates, seven isolates classified as Gram positive, 25 Gram negative, 25 catalase
positive and seven catalases negative. Twenty-two isolates showed antibacterial activity againts at least
one test bacteria. Isolates PCAR1 and SMPR9 were the two isolates with the highest antibacterial activity
against S. mutans at 9.21 mm and 7.89 mm, respectively. While, the diameter zone of inhibition of these
isolates against other test bacteria were in the range of < 2.5 mm. The study provides an overview of
potential of bacterial isolates associated with E. spinosum as a producer of antibacterial compounds.
Keyword: Seaweed, Eucheuma spinosum, Isolation, Antibacterial

PENDAHULUAN pertumbuhan inangnya (Hollants et al,


Rumput laut merupakan makroalga 2013). Senyawa metabolit sekunder berfungsi
benthic yang hidup melekat pada dasar perairan untuk membantu inangnya dalam
serta struktur tubuhnya tidak dapat dibedakan mempertahankan diri dari patogen ataupun
antara akar batang dan daun sehingga tergolong bakteri kompetitor yang dapat menyebabkan
sebagai thallophyta (Supriyantini et al., penyakit (Sieburth, 1968; Ginting et al., 2019).
2018). Rumput laut memiliki lebih dari 782 jenis
yang tersebar di seluruh Indonesia dan Sejauh ini penelitian yang mengkaji isolat
berdasarkan pigmennya jenis tersebut terdiri dari bakteri yang berasosiasi dengan E. spinosum dan
196 alga hijau, 134 alga cokelat, 452 alga merah potensi antibakteri yang dimiliki masih terbatas
(Anggadiredja et al., 2009). Dari beragam jenis (Rahmayanti et al, 2019). Sehingga, penelitian
rumput laut, rumput laut dari genus Eucheuma ini bertujuan untuk mengisolasi dan mempelajari
adalah salah satu anggota kelas Rhodophyceae morfologi bakteri yang berasosiasi dengan
yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena rumput laut E. spinosum lokal Bali. Selain itu,
memiliki kandungan agar dan karagenan yang penelitian ini juga bertujuan untuk menskrining
tinggi berkisar antara 62-68% dari berat aktivitas antibakteri dari isolat bakteri yang
keringnya dibandingkan jenis rumput laut berasosiasi dengan rumput laut E. spinosum.
lainnya (Aslan, 1998). Eucheuma spinosum Skrining antibakteri dari isolat E. spinosum
merupakan salah satu jenis rumput laut yang difokuskan pada empat jenis bakteri yaitu
banyak dibudidayakan di Bali untuk keperluan Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans,
industri kosmetik, tekstil dan obat-obatan Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae
(Hudha et al., 2012). yang merupakan jenis bakteri yang umum
Rumput laut E. spinosum adalah satu biota dilaporkan menjadi agen infeksius pada manusia
laut yang berasosiasi dengan mikroorganisme maupun hewan (Krzyściak et al, 2014., Lozano
khususnya bakteri (Hollants et al, 2013). Hal ini et al, 2016., Ramos et al, 2021., De Koster et al,
karena permukaan rumput laut menyediakan 2022.,). Sehingga, isolat yang mampu
substrat yang cocok bagi habitat bakteri dan menghambat salah satu dari bakteri uji ini dapat
menyediakan oksigen serta carbon organik yang dikembangkan lebih lanjut sebagai kandidat
berfungsi sebagai nutrisi untuk multiplikasi penghasil senyawa antibakteri.
bakteri (Bolinches, 1988). Sementara itu sebagai
timbal balik, bakteri memproduksi senyawa
metabolit primer seperti vitamin, enzim, nitrogen
terikat ataupun berupa metabolit sekunder
seperti antibiotik untuk mendukung

2
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 10(1): 1-12 (Maret 2023) eISSN: 2655-8122

BAHAN DAN METODE Isolasi bakteri yang berasosiasi dengan E.


Pengambilan Sampel E. spinosum spinosum
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Sampel rumput laut dicuci bersih dengan
sampai September 2021 Laboratorium Fakultas artificial seawater steril sebanyak tiga kali.
Pertanian Universitas Warmadewa. Sampel E. Sepuluh gram E. spinosum ditimbang dan
spinosum diambil dari pantai di Desa Patas dipotong kecil-kecil dengan memastikan seluruh
Singaraja, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten bagian thallus termasuk bagian interior dan
Buleleng, Provinsi Bali (8.186 LS, 114.813 BT). eksterior tercampur secara merata. Sampel
Sampel diambil secara aseptik menggunakan dihomogenkan dengan cara ditumbuk dengan
scalpel steril dan ditampung pada botol Falcon lumpang dan pastel serta ditambahkan artificial
50 mL steril. Botol berisi sampel disimpan di seawater steril sebanyak 25 mL.
dalam kotak styrofoam untuk selanjutnya dibawa Sampel E. spinosum diencerkan secara
ke Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas bertingkat pada 9 mL artificial seawater steril
Warmadewa. Sampel disimpan pada suhu 4oC (10-1 sampai 10-6). Dari pengenceran 10-3 sampai
sebelum tahapan isolasi bakteri dikerjakan. 10-5 diambil 1 mL untuk diinokulasi
menggunakan cotton swab steril pada media
Media isolasi bakteri pertumbuhan yang telah ditentukan. Setiap
Pada penelitian ini digunakan tiga jenis cawan petri diinkubasikan pada suhu 28℃.
media agar yang menargetkan bakteri secara Pengamatan berkala dilakukan dengan setiap 3
umum yaitu Zobell Marine Agar (ZMA, hari selama dua minggu untuk mengamati koloni
Himedia), Nutrient agar (NA, Himedia), Plate bakteri yang muncul pada setiap media agar.
Count Agar (PCA, Oxoid). Selain itu digunakan
pula tiga media khusus untuk menargetkan
aktinobakteria yaitu ISP-1 (5.0 gram/L peptone, Identifikasi isolat bakteri
3.0 gram/L yeast extract, 20 gram/L bacto agar), Koloni bakteri dengan morfologi berbeda
ISP-2 (4.0 gram/L yeast extract, 10 gram/L malt yang tumbuh pada media agar mengikuti kriteria
extract, 4 gram/L dextrose, 20 gram/L bacto colony morphology code yang berdasarkan
agar) dan Starch M protein agar (SMP, karakteristik yang meliputi bentuk, permukaan,
Himedia). warna dan elevasi (Indraningrat et al., 2019).
Pembuatan media pertumbuhan bakteri Sebagai contoh, koloni isolat dengan kode 12314
ditimbang formulasi yang sudah ditentukan. akan diterjemahkan sebagai bakteri yang
Empat media agar yang tidak mengandung memiliki morfologi bulat, permukaan yang kasar
komponen garam yaitu NA, PCA, ISP-1 dan dan kusam, warna buram dan permukaan
ISP-2 dilarutkan pada larutan artificial seawater berbentuk kawah (Gambar 1). Untuk bakteri non
(33 gram/L) untuk menjaga tekanan osmosis aktinobakteria dimurnikan pada media Zobell
bakteri yang akan diisolasi sehingga menyerupai marine agar, sedangkan untuk kandidat
kondisi air laut (Henson et al, 2016). Sementara aktinobakteria dimurnikan pada ISP-2 agar.
itu, setiap media yang menargetkan Koloni dengan morfologi berbeda diasumsikan
aktinobakteria (ISP-1, ISP-2 dan starch M- berasal dari jenis yang berbeda dan setiap koloni
protein) disuplementasi dengan nystatin dan terpilih yang selanjutnya diwarnai dengan
nalidixic acid untuk mencegah pertumbuhan pewarnaan Gram (Beveridge, 2001) dan
bakteri non-aktinobakteria dan jamur. Semua dilakukan uji katalase (Delvia et al., 2015).
media agar disterilkan dalam autoklaf selama 15
menit dengan suhu 121℃.

3
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 10(1): 1-12 (Maret 2023) eISSN: 2655-8122

Gambar 2. Skema Perpendicular Streak Method


((Velho-Pereira and Kamat, 2011; Indraningrat
et al., 2021). A. isolat bakteri uji, B.
Gambar 1. Skema pemilihan morfologi bakteri Staphylococcus aureus atcc 25923, C.
berdasarkan metode colony morphology code Streptococcus mutans fncc 0405, D. Escherichia
(Indraningrat et al., 2019). coli atcc 25922, E. Klebsiella pneumoniae atcc
700603
Skrining Aktivitas antibakteri
Bakteri dengan morfologi yang berbeda HASIL
diskrining kemampuan antibakterinya dengan Isolasi Bakteri dari E. spinosum
metode perpendicular streak method terhadap Sebanyak 32 bakteri telah diisolasi dari E.
bakteri uji pada media LB agar (10 gram/L spinosum yang tersebar pada enam media
peptone, 5 gram/L yeast extract, 10 gram/L pertumbuhan berbeda. Koloni yang telah
NaCl, 20 gram/L bacto agar) (Ausubel et diperoleh kemudian diidentifikasi morfologinya
al.,1994). Isolat bakteri diinkubasikan pada suhu berdasarkan colony morfology code, pewarnaan
28℃ selama 2x 24 jam hingga koloni terbentuk Gram dan uji katalase. Sebaran dari 32 isolat
jelas pada agar. Isolat bakteri diujikan terhadap bakteri yang diperoleh terbagi menjadi 14 isolat
empat bakteri uji yaitu bakteri Gram positif dari media umum (ZMA, NA, dan PCA) (Tabel
Staphylococcus aureus atcc 25923, 2) dan 18 isolat dari media khusus (ISP-1, ISP-2
Streptoococcus mutans fncc 0405, dan bakteri dan SMP) (Tabel 3).
Gram negatif Escherichia coli atcc 25922 dan Secara umum karakteristik dari 32 isolat
Klebsiella pneumoniae atcc 700603. Keempat yang teramati memiliki morfologi yang cukup
bakteri uji ini di streak secara horizontal dengan bervariasi meliputi bentuk bulat dan tidak
memberikan jarak 3 mm dari koloni isolat beraturan, memiliki permukaan kasar dan kusam
bakteri yang ingin diuji (Gambar 2). Agar plate dan berlendir, berwarna buram, berawan dan
diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu berwarna-warni dan memiliki elevasi yang datar,
37℃. Zona hambat yang terbentuk (dalam mm) meninggi, membukit dan berkawah. Hasil
dihitung berdasarkan jarak pertumbuhan bakteri pewarnaan Gram pada Tabel 2 dan 3
oleh isolat bakteri terhadap masing-masing menunjukkan bahwa isolat dapat dikelompokkan
indikator. Sebagai interpretasi semakin jauh menjaditujuh isolat (22 persen) merupakan Gram
jarak tumbuh bakteri indikator dari isolat bakteri positif dan 25 isolat (78 persen). Sedangkan
indikator dari isolat bakteri yang diuji berdasarkan uji katalase, 25 isolat (78 persen)
mengidentifikasikan daya yang lebih kuat. memiliki katalase positif dan tujuh isolat (22
persen) tidak memiliki aktivitas enzim katalase
(negatif).

4
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 10(1): 1-12 (Maret 2023) eISSN: 2655-8122

Tabel 2. Morfologi isolat bakteri yang diisolasi pada media ZMA, NA dan PCA

Kode Morfologi isolat Pewarnaan


Bentuk Sel Katalase
isolat Bentuk Permukaan Warna Elevasi Gram
2 (Tidak 23 (Kasar 3
ZR1 1 (Buram) negatif Diplobasil +
Beraturan) dan Kusam) (Membukit)
2
ZR2 1 (Bulat) 3 (Kusam) 1 (Buram) negatif Basil +
(Meninggi)
23 (Kasar 3
ZR3 1 (Bulat) 1 (Buram) negatif Basil +
dan Kusam) (Membukit)
2 (Tidak 23 (Kasar 2
ZR4 1 (Buram) negatif Kokus -
Beraturan) dan Kusam) (Meninggi)
3
ZR5 1 (Bulat) 3 (Kusam) 1 (Buram) negatif Kokus +
(Membukit)
ZR6 1 (Bulat) 3 (Kusam) 1 (Buram) 1 (Datar) negatif Basil +
2
NAR1 1 (Bulat) 3 (Kusam) 1 (Buram) negatif Basil +
(Meninggi)
2 (Tidak 2
NAR2 3 (Kusam) 1 (Buram) negatif Kokus +
Beraturan) (Meninggi)
NAR3 1 (Bulat) 3 (Kusam) 1 (Buram) 1 (Datar) negatif Diplobasil -
2 (Tidak 3
NAR4 3 (Kusam) 1 (Buram) negatif Diplobasil +
Beraturan) (Membukit)
2 (Tidak 3
PCAR1 3 (Kusam) 1 (Buram) positif Kokus +
Beraturan) (Membukit)
2 (Tidak 23 (Kasar 3
PCAR2 1 (Buram) negatif Diplokokus +
Beraturan) dan Kusam) (Membukit)
2
PCAR3 1 (Bulat) 3 (Kusam) 1 (Buram) negatif Basil +
(Meninggi)
2 (Tidak 2
PCAR4 3 (Kusam) 1 (Buram) negatif Basil +
Beraturan) (Meninggi)
Keterangan: ZR: Media Zobell marine agar, NAR: Media Nutrient agar, PCAR: Media Plate
count agar

5
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 10(1): 1-12 (Maret 2023) eISSN: 2655-8122

Tabel 3. Morfologi isolat bakteri yang diisolasi pada media ISP-1, ISP-2 dan SMP

Kode Morfologi isolat Pewarnaan


Isolat Bentuk Permukaan Warna Elevasi Gram Bentuk Sel Katalase
23 (Kasar
3
SMPR1 1 (Bulat) dan 1 (Buram) negatif Diplokokus -
(Membukit)
Kusam)
23 (Kasar
2 (Tidak
SMPR2X dan 1 (Buram) 4 (Berkawah) positif Basil +
Beraturan)
Kusam)
23 (Kasar 4
2 (Tidak
SMPR2Y dan Berwarna 4 (Berkawah) positif Diplokokus +
Beraturan)
Kusam) (Kuning)
2 (Tidak
SMPR3 3 (Kusam) 1 (Buram) 2 (Meninggi) negatif Diplokokus +
Beraturan)
SMPR4 1 (Bulat) 3 (Kusam) 1 (Buram) 2 (Meninggi) negatif Diplokokus +
SMPR5 1 (Bulat) 3 (Kusam) 1 (Buram) 1 (Datar) negatif Kokus +
23 (Kasar
2 (Tidak
SMPR6 dan 1 (Buram) 1 (Datar) positif Basil +
Beraturan)
Kusam)
23 (Kasar
3
SMPR7 1 (Bulat) dan 1 (Buram) negatif Diplokokus -
(Membukit)
Kusam)
13 (Buram
SMPR8 1 (Bulat) 3 (Kusam) dan 1 (Datar) negatif Basil +
Berawan)
23 (Kasar 13 (Buram
2 (Tidak 3 Kokus
SMPR9 dan dan negatif +
Beraturan) (Membukit) Berantai
Kusam) Berawan)
SMPR10 1 (Bulat) 3 (Kusam) 1 (Buram) 2 (Meninggi) positif Kokus +
3
ISP1R-1 1 (Bulat) 3 (Kusam) 1 (Buram) negatif Kokus -
(Membukit)
ISP1R-2 1 (Bulat) 3 (Kusam) 1 (Buram) 2 (Meninggi) negatif Basil +
23 (Kasar
2 (Tidak 3 Kokus
ISP1R-3 dan 1 (Buram) positif -
Beraturan) (Membukit) Berantai
Kusam)
23 (Kasar
3
ISP1R-4 1 (Bulat) dan 1 (Buram) positif Kokus +
(Membukit)
Kusam)
ISP2R-1 1 (Bulat) 3 (Kusam) 1 (Buram) 4 (Berkawah) negatif Kokus +
2 (Tidak
ISP2R-2 3 (Kusam) 1 (Buram) 2 (Meninggi) negatif Kokus -
Beraturan)
ISP2R-3 1 (Bulat) 3 (Kusam) 1 (Buram) 2 (Meninggi) negatif Basil +

6
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 10(1): 1-12 (Maret 2023) eISSN: 2655-8122

Evaluasi aktivitas antibakteri dari isolat yang terhadap bakteri uji E. coli adalah isolat dengan
berasosiasi dengan E. spinosum kode ZR3 sebesar 0,34 mm.
Skrining antibakteri dengan metode Isolat yang mampu menghambat bakteri
perpendicular streak menunjukkan bahwa 22 uji K. pneumoniae tertinggi adalah isolat dengan
isolat dari 32 isolat (68.75%) yang aktif kode SMPR2Y dengan zona hambat sebesar 3,93
menghambat sekurangnya satu bakteri uji. mm diikuti dengan isolat SMPR1 dan SMPR2X
Sedangkan, 10 isolat lainnya tidak membentuk dengan zona hambat berturut-turut sebesar 3,04
jarak dengan bakteri uji. Sehingga kesepuluh mm dan 2,56 mm. Sedangkan isolat yang
isolat bakteri ini dikategorikan tidak memiliki memiliki zona hambat terkecil terhadap bakteri
aktivitas antibakteri. Isolat bakteri yang uji K. pneumoniae adalah isolat dengan kode
membentuk zona hambat terhadap sekurangnya SMPR7 sebesar 0,52 mm.
satu bakteri uji terindikasi memiliki aktivitas Isolat yang mampu menghambat bakteri
antibakteri (Tabel 4). uji S. aureus tertinggi adalah isolat dengan kode
SMPR9 dengan zona hambat sebesar 2,47 mm
Tabel 4. Zona Hambat Isolat dari E. spinosum diikuti dengan isolat ISPR2-2 dan isolat ZR4
(mm) terhadap bakteri uji berdasarkan metode dengan zona hambat berturut-turut 2,30 mm dan
perpendicular streak. 2,11 mm. Sedangkan isolat yang memiliki zona
Kode E. K. S. S. hambat terkecil terhadap bakteri uji S. aureus
No adalah isolat dengan kode SMPR4 sebesar 0,47
Sampel coli pneu aureus mutans
1 ZR1 - 2,44 1,91 2,83 mm.
2 ZR2 2,39 2,08 1,12 1,55 Isolat yang mampu menghambat bakteri
3 ZR3 0,34 2,50 - - uji S. mutans tertinggi adalah isolat dengan kode
4 ZR4 1,34 0,85 2.11 - PCAR1dengan zona hambat sebesar 9,21 mm
5 ZR5 1,76 2,34 1,83 0,97 diikuti dengan isolat SMPR9 dan SMPR6
6 PCAR1 - - - 9,21 dengan zona hambat berturut-turut 7,89 mm dan
7 PCAR3 1,81 1,29 2,03 - 6,67 mm. Sedangkan isolat yang memiliki zona
8 SMPR 1 1,98 3,04 - - hambat terkecil terhadap bakteri uji S. mutans
9 SMPR 2x - 2,56 2,01 1,37 adalah isolat ISP1R-2 sebesar 0,81 mm.
10 SMPR 2y 3,69 3,93 - -
11 SMPR 4 1,61 1,27 0,47 -
12 SMPR 6 1,15 0,77 0,71 6,67
13 SMPR 7 - 0,52 - 0,95
14 SMPR 9 1,52 1,61 2,47 7,89
15 SMPR 10 - 1,65 1,26 2,30
16 ISP1R-1 1,23 - - 1,28 A
17 ISP1R-2 - - - 0,81
18 ISP1R-3 1,64 1,52 - -
19 ISP1R-4 1,57 1,28 1,53 2,03
20 ISP2R-1 1,46 - - -
21 ISP2R-2 2,58 1,16 2,3 1,55
22 ISP2R-3 - 0,76 0,95 0,94

Tabel 4 menunjukkan isolat yang mampu


menghambat bakteri uji E. coli tertinggi adalah
isolat dengan kode SMPR2Y dengan zona B
hambat sebesar 3,69 mm diikuti dengan isolat
ISP2R-2 dan ZR2 dengan zona hambat berturut-
turut sebesar 2,58 mm dan 2,39 mm. Sedangkan
isolat yang memiliki zona hambat terkecil

7
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 10(1): 1-12 (Maret 2023) eISSN: 2655-8122

dibawah mikroskop. Tiga puluh dua isolat


bakteri yang diisolasi mencirikan individu yang
unik dan maka dari itu diduga mewakili jenis
bakteri yang berbeda. Meskipun jumlah koloni
yang didapat cukup bervariasi, sangat disadari
bahwa tidak mungkin untuk mengisolasi seluruh
bakteri yang berasosiasi dengan E. spinosum.
Hal ini karena secara natural tidak semua bakteri
mampu tumbuh pada kondisi laboratorium
khususnya pada media sintetik akibat tidak
adanya interaksi dengan bakteri lain ataupun
ketiadaaan molekul pertumbuhan yang disintesis
oleh inangnya yang dikenal sebagai plate count
anomaly (Reguera, 2016). Hal ini dibuktikan dari
hasil penelitian dengan pendekatan culture-
independent approach yang melaporkan 24
D filum bakteri berasosiasi pada rumput laut
(Selvarajan et al., 2019). Sedangkan hanya
Gambar 3. Isolat dengan daya hambat tertinggi
sekitar 0.5% dari jumlah tersebut yang dapat
untuk setiap bakteri uji. A. PCAR1, B. SMPR 9,
tumbuh pada media agar yang menunjukkan
C. SMPR 6, SMPR2Y
kesenjangan hasil antara pendekatan culture
PEMBAHASAN dependent dan culture independent approaches
Pada penelitian ini sebanyak 32 isolat (Lagier et al., 2015). Seluruh isolat yang
bakteri yang berasosiasi dengan rumput laut E. diperoleh pada penelitian ini hanya
spinosum telah diisolasi dengan menggunakan dikarakterisasi secara morfologi tanpa
enam jenis media pertumbuhan berbeda. Tujuan identifikasi secara molekuler sehingga tidak
penggunaan media tumbuh yang bervariasi diketahui pengelompokan dari setiap isolat pada
adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin tingkatan filum. Amplifikasi dan sekuensing
koloni bakteri yang bisa diisolasi. Secara umum, fragmen gen 16S rRNA gen merupakan tahapan
kandungan media menentukan jenis bakteri yang lanjutan untuk memastikan identitas jenis dari
bisa ditumbuhkan pada media agar (Sari, 2019). isolat bakteri yang diperoleh khususnya isolat
Dalam penelitian ini media agar yang dengan aktivitas antibakteri.
komposisinya tidak mengandung garam laut Skrining antibakteri dari isolat yang
dilarutkan dengan artificial seawater (ASW) berasosiasi dengan E. spinosum menjadi tujuan
yang bertujuan untuk menjaga tekanan osmosis khusus dari penelitian ini untuk mendapatkan
sehingga menyerupai kondisi air laut (Henson et isolat potensial dengan sifat antagonis terhadap
al., 2016). Diharapkan dengan kondisi tekanan bakteri uji untuk dikembangkan dalam dapat
osmosis yang sama maka bakteri yang memproduksi senyawa antibakteri. Metode
berasosiasi dengan E. spinosum dapat tumbuh perpendicular streak dipilih karena relatif
pada media sintetik. mudah dikerjakan dan dapat secara efektif
Koloni yang tumbuh pada media agar menyeleksi aktivitas antibakteri dari suatu isolat
cukup bervariasi dan dengan sejumlah koloni tanpa perlu melakukan tahapan ekstraksi (Velho-
memiliki kenampakan visual yang sama. Maka Pereira & Kamat, 2011). Isolat bakteri yang
dari itu pemilihan koloni bakteri didasarkan pada mampu mensintesis senyawa antibakteri akan
metode colony morphology code yaitu suatu cara mendifusikan molekul aktifnya melalui media
pengelompokkan koloni berdasarkan agar sehingga bakteri uji tidak akan mampu
kenampakan morfologinya. Koloni dengan kode mendekati koloni dari isolat bakteri. Semakin
CMC yang berbeda diasumsikan berasal dari jauh jarak bakteri uji dari isolat mengindikasikan
jenis yang berbeda untuk selanjutnya diamati

8
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 10(1): 1-12 (Maret 2023) eISSN: 2655-8122

aktivitas antibakteri yang kuat dari isolat antibakteri yang terdeteksi, meskipun tergolong
(Chakraborty et al., 2017). relatif kecil pada sebagian besar isolat, menjadi
Potensi bakteri yang berasosiasi dengan indikasi awal bahwa isolat-isolat bakteri E.
rumput laut sebagai sumber senyawa antibakteri spinosum berpotensi mensintesis senyawa
telah menjadi fokus studi dalam satu dekade antibakteri. Fermentasi, ekstraksi dengan pelarut
terakhir (Karthick & Mohanraju, 2018; Singh et kimia berbeda dan analisis kandungan ekstrak
al., 2015; Taylor et al., 2011). Secara merupakan tahapan lanjutan untuk mengetahui
mikroskopis enam bakteri yang diisolasi dari potensi sintesis senyawa antibakteri dan potensi
media khusus yaitu isolat SMPR2X, SMPR2Y, bioaktivitas lain seperti antivirus, antijamur,
SMPR6, SMPR10, ISP1R-3, ISP1R-4 memiliki antikanker, dan antioksidan.
karakteristik menyerupai aktinobakteria yaitu
Gram positif, bentuk sel batang dan koloni KESIMPULAN
mencekram agar. Keenam isolat tersebut juga Hasil penelitian ini berhasil mengisolasi 32
memiliki aktivitas antibakteri yang umum isolat bakteri dari rumput laut Eucheuma
ditemukan pada kelompok Aktinobakteria spinosum dengan sebaran 14 isolat berasal dari
(Barka et al., 2016). Sejumlah penelitian media umum dan 18 isolat berasal dari media
melaporkan bahwa Aktinobakteria yang khusus yang menargetkan aktinobakteria. Dua
berasosiasi dengan rumput laut menunjukkan puluh dua isolat bakteri mampu menghambat
aktivitas antibakteri terhadap sejumlah bakteri sekurangnya satu bakteri berdasarkan uji
patogen (Ulfah et al., 2018). Selain kelompok perpendicular streak dengan isolat PCAR1 dan
Aktinobakteria, aktivitas antibakteri dari isolat SMPR9 menunjukkan daya hambat tertinggi
yang berasosiasi dengan rumput laut juga banyak terhadap bakteri uji S. mutans.
dilaporkan dari jenis bakteri lain seperti Bacillus
sp (Chakraborty et al., 2017., Purnami et SARAN
al.,2022). Penelitian lanjutan akan difokuskan untuk
Pada hasil penelitian ini ditemukan variasi mengindentifikasi isolat dengan aktivitas
aktivitas antibakteri dari 22 isolat bakteri yang antibakteri terbaik menggunakan metode
ditampilkan pada Tabel 3. Adanya variasi sekuensing gen 16S rRNA dan karakterisasi
aktivitas antibakteri dimungkinkan karena setiap lanjutan yang meliputi optimasi pertumbuhan
isolat memerlukan kondisi optimum isolat, fermentasi, ekstraksi senyawa aktif dan
pertumbuhan yang tidak secara mutlak dapat pengujian ekstrak dari setiap isolat terbaik untuk
diakomodasi menggunakan media umum seperti memverifikasi aktivitas antibakteri yang telah
LB agar. Meskipun demikian, hasil skrining diamati.
antibakteri pada setiap isolat seperti yang
ditunjukkan oleh isolat SMPR2Y, PCAR1,
UCAPAN TERIMA KASIH
SMPR6 dan SMPR9 telah memberikan
Penulis mengucapkan terima kasih atas
informasi awal tentang spesifisitas setiap isolat
hibah penelitian yang diberikan oleh Unit
terhadap setiap jenis bakteri uji Gram positif
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM)
ataupun Gram negatif. Upaya verifikasi dengan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
mengujikan kepada jenis bakteri Gram positif
Universitas Warmadewa no hibah:
dan Gram negatif lainnya akan menjadi tahapan
382/Unwar/FKIK/PD-13/IV/2021.
selanjutnya untuk memberikan perspektif yang
lebih akurat terkait spesifisitas jenis senyawa
metabolit sekunder yang diproduksi oleh setiap
isolat.
Hasil penelitian ini secara umum
mempertegas potensi bakteri yang berasosiasi DAFTAR PUSTAKA
dengan rumput laut E. spinosum sebagai
Anggadiredja, T.A., H. Zatnika., Purwoto, dan
penghasil senyawa antibakteri. Aktivitas
Istini. 2009. Rumput laut. Penebar
9
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 10(1): 1-12 (Maret 2023) eISSN: 2655-8122

Swadaya. Jakarta. Waters, North Sulawesi. Jurnal Ilmiah


Aslan, L. M. 1998. Budidaya Rumput Laut., Platax, 7(2): 395.
Indonesia: Kanisius, Yogyakarta. Henson, M.W., D.M. Pitre., J.L.Weckhorst., V.
Ausubel, F.M., R. Brent., R.E. Kingston., D.D. C. Lanclos., A.T. Webber, and J.C.Thrash.
Moore, J.G. Seidman, and J.A. Smith. 2016. Artificial Seawater Media Facilitate
1994. In: K. Struhl (ed.). Current protocols Cultivating Members of the Microbial
in molecular biology, vol. 1. USA: Green Majority from the Gulf of Mexico.
Publishing Associates, Inc., Brooklyn, mSphere. 1(2): 1–10.
N.Y. Hollants, J., F. Leliaert., O.D. Clerck, and
Barka, E.A., P. Vatsa., L. Sanchez., N. Gaveau- A.Willems. 2013. What We Can Learn
vaillant., C. Jacquard., H. Klenk., C. from Sushi: A Review on Seaweed-
Clément,. Y. Ouhdouch, and P. V. Wezel. bacterial Associations. FEMS
2016. Taxonomy, Physiology , and Natural Microbiology Ecology, 83: 1-16
Products of Actinobacteria. Microbiology Hudha, M.I., R. Sepdwiyanti, and S.D. Sari.
and Molecular Biology Reviews. 80(1): 1– 2012. Ekstraksi Karaginan dari Rumput
43. Laut (Eucheuma spinosum) dengan Variasi
Beveridge, T. J. 2001. Use of the Gram stain in Suhu Pelarut dan Waktu Operasi. Jurnal
microbiology. Biotechnic & Teknik Kimia, 6(2): 17–20.
Histochemistry. 76 (3) Delvia, F., A. Fridayanti, and A. Ibrahim. 2015.
Bolinches, J., M.L Lemos, and J.L Barja. 1988 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam
Population dynamics of heterotrophic Laktat (Bal) Dari Buah Mangga
bacterial communities associated with (Mangifera indica L).1(2): 159–163.
Fucus vesiculosus and Ulva rigida in an Mulawarman Pharmaceuticals
estuary. Microbial Ecology 15: 345–357. Conferences.
Chakraborty, K., B. Thilakan, and V.K. Indraningrat, A.A.G., S. Micheller., M.
Kizhakkekalam.2017. Antibacterial aryl- Runderkamp., I. Sauerland., L. E.
crowned polyketide from Bacillus subtilis Becking., H.Smidt, and D.Sipkema. 2019.
associated with seaweed Anthophycus Cultivation of Sponge-Associated Bacteria
longifolius. Journal of Applied from Agelas sventres and Xestospongia
Microbiology. 124(1): 108-125. muta Collected from Different Depths.
Marine Drugs, 17(10).
Chakraborty, K., B. Thilakan, and V. K. Raola
(2017). Phytochemistry Antimicrobial Indraningrat, A.A.G., M.D. Wijaya., P.A.
polyketide furanoterpenoids from Suryanditha., A. S. Siskayani, and N.M. D.
seaweed-associated heterotrophic Janurianti. 2021. Antibacterial Screening
bacterium Bacillus subtilis MTCC 10403. of Bacterial Isolates Associated with
Phytochemistry. 142: 112–125. Mangrove Soil from the Ngurah Rai
Mangrove Forest Bali. Biology, Medicine,
De Koster, S., J.P.R. Ruiz., S.G. Rajakani., C. & Natural Product Chemistry. 10(2): 129–
Lammens., Y. Glupczynski., H. Goossens 133.
and B.B Xavier. 2022. Diversity in the
Characteristics of Klebsiella pneumoniae Karthick, P, and R. Mohanraju, 2018.
ST101 of Human, Environmental, and Antimicrobial Potential of Epiphytic
Animal Origin. Frontiers in Bacteria Associated With Seaweeds of
Microbiology. 13: 838207. Little Andaman, India. Frontiers of
Microbiology. 9(611): 1–11.
Ginting, E.L., L Rangian., L.Wantania, and S.
Wullur. 2019. Isolation of Symbiotic Krzyściak, W., A. Jurczak., D. Kościelniak., B.
Bacteria with Red Algae from Tongkaina Bystrowska, and A. Skalniak. 2014. The

10
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 10(1): 1-12 (Maret 2023) eISSN: 2655-8122

virulence of Streptococcus mutans and the Sari, L. P. 2019. Pembuatan Media Pertumbuhan
ability to form biofilms. European Bakteri dengan Menggunakan Umbi Jalar
Journal Clinical Microbiology Infections Cilembu (Ipomoea batatas (L.) Lam)
Diseases. 33: 499–515. untuk Bakteri Lactobacillus acidophilus,
Lagier, J., S. Edouard., I. Pagnier., O. Salmonella typhii dan Escherichia coli.
Mediannikov., M. Drancourt, and D. (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera
Raoult. 2015. Current and Past Strategies Utara.
for Bacterial Culture in Clinical Selvarajan, R., T. Sibanda., S. Venkatachalam.,
Microbiology. Clinical Microbiology H.J.O. Ogola., C. Obieze., and T.A.
Reviews. 28(1): 208–236. Msagati. 2019. Distribution, Interaction
Lozano, C., H. Gharsa., K.B. Slama., M. and Functional Profiles of Epiphytic
Zarazaga, and C. Torres. 2016. Bacterial Communities from the Rocky
Staphylococcus aureus in Animals and Intertidal Seaweeds, South
Food: Methicillin Resistance, Prevalence Africa. Scientific reports, 9(1): 19835.
and Population Structure. A Review in the Singh, R. P., P. Kumari, and C.R.K. Reddy.
African Continent. Microorganisms, 4(1): 2015. Antimicrobial compounds from
12. seaweeds-associated bacteria and fungi.
Nandina, R. Q., dan S. Pujiyanto. 2019. Skrining Applied Microbiology and Biotechnology,
Aktivitas Antibakteri and Identifikasi 99(4):1571–1586.
Molekuler Berdasarkan Gen 16S rRNA Sieburth, J.M. 1968. The influence of algal
Isolat Aktinomiset Asal Pulau Enggano antibiosis on the ecology of marine
dan Bali. Berkala Bioteknologi, 2(2). microorganisms. In. Droop MR & Wood J,
Purnami, PPCP., A.A.G Indraningrat, and I.B.G. eds. advances in microbiology of the sea:
Darmayasa. 2022. Antibacterial activity 63–94. UK: Academic. Press.
screening of bacterial isolates Supriyantini, E., G.W. Santosa, and L.N.
associated with seaweed Eucheuma Alamanda. 2018. Pertumbuhan Rumput
cottonii from coastal area in Buleleng, Laut Gracilaria sp. pada Media yang
Bali. Journal of Tropical Biology. 10(2): Mengandung Tembaga (Cu) dengan
132-140. Konsentrasi yang Berbeda. Buletin
Rahmayanti, S., R. Massinai, and M. Supriadi, Oseanografi Marina, 7(1):15.
2019. Kepadatan Bakteri Simbion Rumput Taylor, P., F. Persson., R. Svensson., G.M.
Laut (Eucheuma spinosum) yang Berasal Nylund., N.J. Fredriksson, and M.
dari Perairan Puntondo, Kabupaten Hermansson, 2011. Ecological role of a
Takalar, Sulawesi Selatan. Prosiding seaweed secondary metabolite for a
Simposium Nasional Kelautan dan colonizing bacterial community.
Perikanan, 6. Biofouling: The Journal of Bioadhesion
Ramos, S., V. Silva., M.d.L.E. Dapkevicius., M. and Biofilm: 27(6): 37–41.
Caniça., M.T. Tejedor-Junco., G. Igrejas, Ulfah, M., N. Kasanah, and N.S.N. Handayani.
and P. Poeta. 2020. Escherichia coli as 2018. Bioactivity and genetic screening of
Commensal and Pathogenic Bacteria marine actinobacteria associated with red
among Food-Producing Animals: Health algae Gelidiella acerosa. Indonesian
Implications of Extended Spectrum β- Journal of Biotechnology, 22(1): 13.
Lactamase (ESBL) Production. Animals. Velho-Pereira, S, and N.M. Kamat. 2011.
10: 2239. Antimicrobial Screening of Actinobacteria
Reguera, G. 2016. The Great Plate Count using a Modified Cross-Streak Method.
Anomaly. In the Company of Microbe. Indian Journal of Pharmaceutical
288–291. sciences, 73(2): 223–228.
11

Anda mungkin juga menyukai