Proposal E.M.Usran
Proposal E.M.Usran
Proposal E.M.Usran
Daftar isi..............................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan.......................................................................................................3
A. Latar belakang........................................................................................................3
B. Rumusan masalah..................................................................................................6
C. Ruang lingkup penelitian.......................................................................................6
D. Tujuan dan kegunaan penelitian............................................................................7
BAB II Tinjauan Pustaka................................................................................................8
A. Guru Pendidikan Agama Islam..............................................................................8
B. Kompetensi Guru.................................................................................................11
C. Tantangan yang Dihadapi Guru PAI....................................................................14
D. Era Globalisasi Industri 4.0..................................................................................16
E. Kajian Penelitian Terdahulu.................................................................................19
BAB III Metodologi Penelitian......................................................................................22
A. Jenis Penelitian.....................................................................................................22
B. Setting Penelitian.................................................................................................23
C. Informan Penelitian..............................................................................................23
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................23
E. Teknik Analisis Data............................................................................................25
daftar pustaka.....................................................................................................................27
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
3
Yus Mochhamad Cholily, Dkk, Pembelajaran di era revolusi industri 4.0program study
matematika Universitas Muhammadiyah Malang, Seminar Nasional Penelitian Pendidikan Matematika,
2019, h 1.
4
Ahmad Walid, Profil kemampuan berfikir kritis siswa kelas VIII SMP Pada mata pekajaran
IPA, Jurnal riset dan teknologi pendidikan, Vol.3 No.1 Januari 2020, h 2.
5
Susanna, Kepribadian guru PAI dan tantangan globalisasi, Jurnal Mudarrisuna, h 377
Taumy OM mendefenisikan pendidikan adalah perubahan yang dinginkan melaui proses
pendidikan, baik pada tingkah laku individu pada kehidupan pribadinya, pada kehidupan
masyarakat dan alam sekitar maupun pada proses pendidikan dan pengajaran itu sendiri
sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai proporsi antara profesi asasi dalam masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas dapat peneliti tarik kesimpulan bahwa pendidikan
adalah perubahan yang diinginkan dan terjadi secara sistematis melalui proses
pendidikan. Perubahan tersebut baik pada tingkah laku, kehidupan pribadi, pengetahuan
dan keterampilan individu.
Pendidikan atau guru sesungguhnya tidak pernah berubah baik di masa klasik
maupun di masa modern, meskipun pada masa modern persepsi guru sudah mulai goyah
dan rapuh. Di antara mereka, banyak yang hanya menjadi petugas semata yang mendapat
gaji baik dari negara maupun orgaisasi dan lebih banyak menyentuh aspek kecerdasan
aqliyah (aspek kognitif) dan kecerdasan jasmaniyah (aspek psiomotorik) dan kurang
memperhatikan aspek kecerdasan lainnya. Di antara dampak negatifnya adalah lahirnya
siswa yang cerdas dan terampil tetapi masih banyak yang tawuran, berkelahi,
memperkosa, pemaksaan kehendak, dan lain-lain. 6 Oleh sebab itu pentingnya guru agama
Islam dalam penguatan pendidikan karakter dan akhlak pada siswa akan berdampak pada
kehidupan nanti sebagai penerus bangsa yang akan bijaksana dalam menggunakan
teknologi sebagai bagian dari revolusi industry. Dari berbagai problem global dan
lokalitas yang terjadi, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian serius adalah dampak
negatif dari globalisasi dengan munculnya pergaulan global atau pergaulan tanpa batas,
penipuan, perampokan, dan pencurian, korupsi, kolusi,dll.7
Diantara tantangan guru PAI dalam menghadapi arus globalisasi yakni, pertama.
Krisis Moral; akibat pengaruhnya IPTEK dan Globalisasi telah terjadi pergeseran nilai-
nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat. Kedua, Krisis Sosial; kriminalitas,
kekerasan, pengangguran, dan kemiskinan yag terjadi dalam masyarakat, akibat
perkembangan industri dan kapitalismemaka muncul masala-masalah yang ada dalam
masyarakat. Ketiga, Perkembangan IPTEK; perkembangan iptek yang cepat dan
mendasar mendorong guru harus bisa menyesuaikan diri dengan, responsif, arif, dan
bijaksana.8 Perkembangan IPTEK dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia
melakukan inovasi agar mampu bersaing dalam era persaingan global, sehingga menuntut
kemampuan berfikir tingkat tingg. Pada saat pemerintah memutuskan untuk beradaptasi
dengan sistem Industri 4.0, maka pemerintah juga harus memikirkan
keberlangsungannya. Jangan sampai sistem industri digital ini hanya menjadi beban
karena tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Seperti halnya ketika ada ujian guru
sertifikasi banyak guru yang mengeluh tentang adanya ujian teknologi karena banyak
yang belum menguasai.9
6
Muhammad Nasir, Profesionalisme guru agama Islam (sebuah upaya peningkatan mutu melalui
LPTK), Jurnal dinamika Ilmu, Vol. 13, No.02, Desember 2013, h 192.
7
Farida Asyari, Tantangan guru PAI memasuki era revolusi industri 4.0 dalam meningkatkan
akhlaq siswadi SMK Pancasila kubu raya Kalimantan Barat, h217.
8
Muhammad Nasir, Profesionalisme guru agama Islam (sebuah upaya peningkatan mutu melalui
LPTK), h 191.
9
Susanna, Kepribadian guru PAI dan tantangan globalisasi h 395.
Berdasarkan pernyataan di atas bahwa dapat peneliti simpulkan bahwa tantangan
yang dihadapi guru PAI di era globalisasi ini ada tiga aspek yang pertama krisis moral,
kedua krisis sosial, dan ketiga perkembangan IPTEK. Dengan adanya tantangan tersebut
membuat guru PAI harus bisa menghadapi perubahan globalisasi dengan bijak.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja tantangan di era digital bagi guru PAI di Mts DDI Waepute?
2. Bagaimana upaya guru PAI menghadapi tantangan perubahan era digital di
Mts DDI Waepute?
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih terarah, terfokus, dan menghindari
pembahasan menjadi terlalu luas, maka penulis perlu membatasi variabelnya. Adapun
batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Adapun tantangan guru PAI yaitu:
a. Melek Digital
b. Inovasi Metode
c. Perkembangan IPTEK
d. Krisis Moral
e. Krisis Sosial
2. Adapun Perubahan Era Digital dalam Dunia Pendidikan yaitu:
a. Visi,Misi
b. Tujuan
c. Kurikulum
d. Proses Belajar
e. Pendidik
f. Peserta Didik
g. Menajemen
h. Sarana dan Prasarana
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui apa saja tantangan di era globalisasi industri 4.0 bagi guru
PAI di Mts DDI Waepute
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya guru PAI menghadapi tantangan
perubahan globalisasi 4.0 di Mts DDI Waepute
Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis
Diharapkan mampu menambah khazanah keilmuan dan pengetahuan dalam dunia
pendidikan pada umumnya sebagai pendorong bagi kalangan pendidikan dalam
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan meningkatkan hasil belajar melalui
internet untuk kemajuan dunia pendidikan.
2. Secara Praktis
a. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dan dapat
dijadikan sebagai sebuah rujukan yang lebih kongkrit apabila nantinya berkecimpung
dalam dunia pendidikan.
b. Bagi lembaga STAI DDI Mangkoso: sebagai dokumen yang dapat dijadikan
sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan kualitas calon pendidik khususnya
untuk Fakultas Tarbiyah dan Tadris di STAI DDI Mangkoso.
c. Bagi pembaca umumnya, dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan
tentang media pembelajaran PAI berbasis teknologi informasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Artinya: (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang
yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-
orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya
orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.13
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang
diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu atau lebih tepat membantu
anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sehari-hari. 14 Didalam program
pembangunan Nasional dinyatakan bahwa keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa merupakan asas yang harus ditetapkandan dipegang teguh dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Semua usaha dan kegiatan pembangunan
nasional dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual dan akhlak
dalam pembangunan nasional. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.15 Pendidikan dalam islam disebut dengan istilah
tarbiyah yang diambil dari fi’ilmadli-nya (rabbayani) maka ia memiliki arti
memproduksi, mengasuh, menanggung, memberi makan, menumbuhkan,
mengembangkan, memelihara, membesarkan dan menjinakkan. Selanjutnya secara umum
pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan
kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu atau lebih tepat membantu anak agar
cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sehari-hari.
Pendidikan dalam wacana keislaman lebih populer dengan istilah tarbiyah,
ta’alim, ta’adib. Masing-masing istilah tersebut memilki keunikan makna tersendiri
ketika semua atau sebagian disebut bersamaan. Jika istilah tarbiyah diambil dari
fi’ilmadli-nya (rabbayani) maka ia memiliki arti memproduksi, mengasuh, menanggung,
memberi makan, menumbuhkan, mengembangkan, memelihara, membesarkan dan
menjinakkan.
13
Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Departemen Agama RI. (Bandung: Percetakan Diponegoro,
2005). h. 378
14
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 2.
15
Farida Asyari, Tantangan Guru PAI memasuki era revolusi,h ... 214.
Pemahaman ini diambil dari ayat Al-Qur’an yaitu QS. Al-Isra‟:24
16
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, h. 11 30Al-Qur‟an dan
Terjemahannya. Departemen Agama RI. (Bandung: Percetakan Diponegoro, 2005). h. 375
17
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir,IlmuPendidikan h.12
18
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 27.
sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.Sejalan
dengan ini pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilainilai yang
ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.19
B. Kompetensi Guru
22
Himma Dewiyana, Kompetensi dan kurikulum perpustakaan: paradigma baru dan dunia kerja
di era globalisasi informasi, Jurnal studi perpusakaan dan informas, Vol.2, No.1, Juni 2006, h22.
23
Ferealys Novauli. M, Kompetensi Guru Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Pada SMP Negeri
Dalam Kota Banda Aceh, (Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, ISSN
2302-0156, 2015) h. 46
24
Muh. Hammbali, Menejemen pengembangan kompetensi h 72.
serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada
umumnya.25 Kompetensi kepribadian,kompetensi ini meliputi; a) bertindak
sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia, b) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,
dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Menampilkan diri sebagai
pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menunjukkan etos
kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya
diri, menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
3. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial adalah keahlian guru melakukan komunikasi,
bekerjasama, bergaul, simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan.
Keahlian guru itu harus mampu beradaptasi dengan warga sekolah,
kemampuan ini juga akan memperkuat iklim pembelajarn yang kondusif antara
guru dengan murid dan guru dengan wali murid.26 Kompetensi sosial terkait
dengan kemampuan guru sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan
orang lain. Kompetensi sosial meliputi sub kompetensi: (1) berkomunikasi
secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orang tua peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat, (2) berkontribusi
terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat, (3)
berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan ditingkat lokal, regional,
nasional dan global, (4) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk berkomunikasi dan pengembangandiri.
4. Kompetensi Profesionalisme
Kompetensi profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki guru
dalam pelaksaan dan perencanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai
tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan
pelajaran.27Keempat, kompetensi professional. Kompetensi ini meliputi :
a. menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuanyang
mendukung mata pelajaran yangdiampu.
b. menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/
bidang pengembangan yangdiampuh.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secarakreatif.
d. mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri. Penguasaan empat kompetensi tersebut mutlak harus
dimiliki setiap guru untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional seperti
25
Anggun Wulan Fajriana, Tantangan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan Agama Islam
di era milennial, Jursnal Pendidikan Islam, Vol.2, No.2, 2019, h 255.
26
Agus Wandi, Urgensi Kompetensi Kepribadian Guru Dalam Upaya Pengembangan Moral
Peserta Didik di SDN 6 Kalosi Kecamatan Duapitue Kabupaten Sidrap, (Makasar: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, 2017), h 15
27
Susanna, Kepribadian guru PAI dan tantangan globalisasi, Jurnal Mudarrisuna, Vol 4, No 2
(Juli-Desember 2014), h 378
yang disyaratkan Undang-Undang Guru. Kompetensi guru dapat diartikan
sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan
dalam bentuk perilaku cerdas dan penuh tanggung-jawab yang dimiliki seorang
guru dalam menjalankan profesinya. Dalam membaca standar kompetensi
tersebut catatan berikut harus diperhatikan: Sebagai guru Pendidikan Agama
Islam (PAI) profesional, penguasaan bidang studi tidak bersifat terisolasi.
Dalam melaksanakan tugasnya penguasaan bidang studi terintegrasi dengan
kemampuan memahami peserta didik, merancang pembelajaran, melaksanakan
proses pembelajaran yang mendidik dan mengevaluasi proses dan hasil
pembelajaran Sebagai seorang profesional, guru harus mengenal siapa dirinya,
kekuatan, kelemahan, kewajiban dan arah pengembangan dirinya. Dunia yang
selalu berubah menyebabkan tuntutan yang dinamis pula terhadap kecakapan
guru. Karenanya guru harus pandai memilih strategi yang efektif untuk
mengembangkan diri secara terus menerus.28
Globalisasi telah merubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai warga
masyarakat dan sebagai warga bangsa. Tidak seorang pun yang dapat menghindari dari
arus globalisasi. Tugas dan peran guru PAI dari hari kehari semakin berat, seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai guru PAI tentuakan semakin
berat dalam menghadapi perkembangan globalisasi yang semakin pesat karena dalam
perkembangan itu berdampak pada pergeseran nilai-nilai, sehingga sebagai guru PAI
harus mampu mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai Islam di tengah arus
globalisasi yang pesat, diantara tantangan guru PAI dalam menghadapi arus globalisasi
sebagai berikut:29
1. Krisis Moral
Akibat pengaruh Iptek dan globalisasi telah terjadi pergeseran nilainilai
yang ada dalam kehidupan masyarakat,nilai-nilai tradisional yang sangat
menjunjung tinggi moralitas kini sudah bergeser seiring dengan pengaruh
IPTEK dan globalisasi. Di kalangan remaja begitu terasaakan pengaruh IPTEK
dan globalisasi,pengaruh hiburan baik cetak maupun elektronik yang menjurus
pada hal-hal pornografi, narkotika dan lainnya telah menjadikan remaja tergoda
dengan kehidupan yang menjurus pada pergaulan bebas danmaterialisme.
2. Melek digital
Melek digital merupakan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
digunakan dalam berbagai perangkat digital seperti smart phone, tablet, laptop,
and PC desktop, yang semuanya dianggap sebagai jaringan daripada perangkat
komputasi.30
3. Krisis Sosial
28
Susanna, Kepribadian guru PAI dan tantangan globalisasi ... h377.
29
Muhammad Nasir, Profesionalisme guru agama ... 194.
30
Susanna, Kepribadian guru PAI dan tantangan globalisasi ... h393.
Kriminalitas, kekerasan, pengangguran dan kemiskinan yang terjadidalam
masyarakat, akibat perkembangan industrydan kapitalisme maka muncul
masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat. Tidak semua lapisan
masyarakat bisa mengikuti dan menikmati dunia industri dan kapitalisme.
Mereka yang lemah secara pendidikan, akses dan ekonomi akan menjadi
ganasnya industrialisme dan kapitalisme. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
yang formal dan sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat harus mampu
menghasilkan peserta didik yang siap hidup dalam kondisi dan situasi
bagaimanapun. Dunia pendidikan harus menjadi solusi dari suatu masalah
sosial bukan menjadi bagian bahkan penyebab dari masalah social tersebut.
4. Inovasi matode/Menyuguhkan pembelajaran yang menyenangkan dan penuh
makna (joyful and Meaningful)
Peserta didik generasi now menbutuhkan macam-macam metode yang
dapat menggairahkan minat belajar siswa, karena peserta didik di era milennial
ini lebih menguasai informasi yang disuguhkan pada gadget.31
5. SDM yang Berkualitas
Kondisi di atas membutuhkan kesiapan yang matang dan terutama dari
segi kualitas sumber daya manusia. Dibutuhkan SDM yang andal dan unggul
yang bersiap bersaing dengan bangsa-bangsa lain didunia, Dunia pendidikan
mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam menciptakan SDM yang
digambarkan di atas. Oleh karena itu, dibutuhkan guru yang visioner,
kompeten dan berdedikasi tinggi sehing gamampu membekali peserta didik
dengan sejumlah kompetensi yang diperlukan dalam kehidupandi tengah-
tengah masyarakat yang sedang dan terus berubah.32
6. Guru harus menjadi teladan (Role Model)
Generasi milennial identik dengan pandangan rasional, yaitu apa yang
dilihat, didengar, dirasa akan melahirkan presepsi. Dalam membentuk presepsi
yang baik sangat penting ditunjukkan melaui keteladan, namun bahayanya
ketika adanya kesenjangan atara ucapan dan perbuatan maka akan melunturkan
loyalitas pembelajaran peserta didik.
7. Perkembangan IPTEK
Perkembangan IPTEK yang cepat dan mendasar mendorong guru harus
bisa menyesuaikan diri dengan responsif, arif, dan bijaksana. Responsif artinya
guru harus bisa menguasai dengan baik produk IPTEK, terutama yang
berkaitan dengan dunia pendidikan, seperti pembelajaran dengan menggunakan
multimedia.
8. Kesiapan guru dalam akses dan penguasaan teknologi
Masih rendahnya tingkat media literasi dikalangan guru, hanya sebagian
guru yang mempunyai akses terhadap teknologi informasi. Tantangan bagi
siswa jumlah siswa yang masih terlalu banyak sehingga menimbulkan
31
Faulinda ely Nestiti, kesiapan Indonesia menghadapi era society 5.0, Jurnal kajian tekonologi
pendidikan, No.05 Vol.01, April 2020, h 64.
32
Annisa afifah warohidah, Perkembangan Era Revolusi 4.0 Dalam Pembelajara Matematika,
Jurnal Proseding Sandika, No.05 Vol. 01, 2019, h 114.
kesulitan dalam proses pembelajaran serta akses terhadap teknologi informasi
yang masih belum merata. Untuk itu, peran pemerintah dalam pemerataan
pembangunan dan pemerataan fasilitas pendidikan di wilayah Indonesia harus
lebih diutamakan lagi agar nantinya pada saat pengimplementasian
pembelajaran berbasis internet dan teknologi dapat merata hingga keseluruh
wilayahIndonesia.
9. Media Pembelajaran berbasis Teknologi
Dalam pendidikan kehadiran media pembelajaran khususnya media
komputer sangat membantu proses pembelajaran karena dapat membawa
sesuatu yang dapat memberikan pembelajaran yang bermakna. Untuk itu di era
revolusi industri 4.0 guru sangat dianjurkan untuk menguasai bidang Ilmu
Teknologi (IT) yang dapat menghadirkan pembelajaran yang inovaif dan
kreatif.33
33
Annisa afifah warohidah, Perkembangan Era Revolusi 4.0 Dalam Pembelajara Matematika,
Jurnal Proseding Sandika, No.05 Vol. 01, 2019, h 114.
34
Ali Mahsun, Pendidikanislamarus ... h266.
35
Sri Suneki, Dampak globalisasi terhadap eksistensi budaya daerah, Jurnal ilmiah CIVIS,
Vol.2, No.1, Januari 2012, h307.
1. Ciri Globalisasi
Berikut ini ada beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
fenomena globalisasi di dunia.
a. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu, perkembangan barangbarang
seperti telepon genggam, televesi satelit, dan internet menunjukkan bahwa
komunikasi global terjadi demikian cepatnya. Sementara melalui pergerakan
massa turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang
berbeda.
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan Nasional.
c. Peningkatan interaksi kultur melalui perkembangan media massa (terutama
televisi, flm,musik, dan transmisi berita dan olahraga tradisional). Saat ini, kita
dapat mengasumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-
hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion,
literatur, dan makanan.
d. Meningkatkan masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup krisis
multinasional, inflasi regional dll.36
Menurut Mastuhu, turbulensi arus global bisa menimbulkan paradoks atau
gejala kontras moralitas, yakni pertentangan dua sisi moral secara diametral, seperti guru
mendidik disiplin lalu lintas, namun dijalan para sopir ugal-ugalan, di sekolah
dikampanyekan gerekan anti narkoba tapi penjajah di masyarakat sering terjadi bentrok
antar kampung, di sekolah diadakan razia pornografi tapi media massa terus memajang
simbol-simbol yang kurang pantas.37
2. Revolusi Industri Global
Era Revolusi Industri keempat ini diwarnai oleh kecerdasan buatan (artificial
Intellenge), super komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, dan
inovasi.67 Industri 4.0 telah menjadi kata kunci baru dalam dunia industri munafaktur.
Akhiran kata 4.0 mengindikasikan bahwa, ini adalah gelombang ke 4 dari suatu
perkembangan industri yang berbeda, dan telah diberi nama dengan “Revolusi Industri
ke-4).68Industri 4.0 adalah sebuah istilah yang diciptakan pertama kali di Jerman pada
tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital. Industri ini merupakan suatu proses
industri yang terhubung secara digital ysng mencakup berbagai jenis tenologi, mulai dari
3D Printing hingga robotik yang diyakini mampu meningkatkan produktivitas. Sebelum
ini telah terjadi tiga revolusi industri yang ditandai dengan:69
a. Ditemukan mesin uap dan kereta api tahun1750-1930
b. Penemuan listrik, alat komunikasi, kimia, dan minyak tahun 1970- 1900
c. Penemuan komputer, internet, dan telepon genggam tahun 1960- sekarang.
Kemunculan mesin uap pada abad ke-18 telah berhasil mengakselerasi
perekonomian secara dramatis dimana dalam jangka waktu dua abad telah mampu
meningkatkan penghasilan perkapita negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat.
Revolusi industri kedua dikenal sebagai revolusi teknologi, revolusi ini ditandai dengan
36
Venti Eka Satya,StrategiIndonesia ... h 20.
37
Hoedi Prasetyo danWahyuSutopo ... h 18.
penggunaan dan produksi besi dan baja dalam skala besar, meluasnya penggunaan tenaga
uap, mesin telegram. Selain itu minyak bumi mulai ditemukan dan digunakan secara luas
dan periode awal digunakn listrik. Pada revolusi ketiga, industri munafaktur telah beralih
menjadi bisnis digital. Teknogi digital telah menguasai industri media dan ritel, revolusi
industri ketiga mengubah pola relasi dan komunikasi masyarakat kontemporer, revolusi
ini telah mempersingkat jarak dan waktu, revolusi ini mengedepankan sisi real time.
Lompatan besar terjdi dalam sektor industri di era revolusi industri keempat, dimana
teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya. Pada era ini model bisnis
mengalami perubahan besar, tidak hanya dalam proses produksi, melainkan juga
diseluruh rantai nilai industri.38
3. Dampak Era Globalisasi Terhadap Pendidikan Islam
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara
termasuk Indonesia, pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan
pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti lehidupan
politik, ekonomi, ideology, sosial budaya dan lai-lain akan mempengaruhi nilai-nilai
nasionalisme terhadap bangsa. Ada beberapa pengaruh positif globalisasi terhadap nilai-
nilai nasionalisme: pertama, dilihat dari sisi globalisasi politik, pemerintahan dijalankan
secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara,
jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat
tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme
terhadap negara menjadi meningkat. Kedua, dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya
pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara.
Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi yang menunjang
kehidupan nasional bangsa. Ketiga, dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola
berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan sisiplin dari bangsa laian yang sudah
maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa.
Sedangkan pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai-nilai Nasionalisme
setidaknya ada lima: Pertama, globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia
bahwa liberalis medapat membawa kemajuan dan kemakmuran sehingga tidak menutup
kemungkinan lambat laun bakal mengikis ideologi pancasila.Jikahal ini terjadi akibatnya
rasa nasionalisme bangsa akan menghilang. Kedua ,dari globalisasi perekonomian,
hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk waralaba
luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut, KFC dll). membanjiri di
Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kitaterhadap bangsa Indonesia. Ketiga,
masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan indentiatas diri sebagai
bangsa Indonesia karena gaya hidup yang cenderung meniru budaya barat yang oleh
masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.Keempat, mengakibatkan kesenjangan sosial
yang tajam antara kaya dan miskin karena persaingan bebas dalam globaliasisi ekonomi.
Dan kelima, muncul sikap individualisme yang menimbulkan ketidak pedulian antara
perilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli
dengan kehidupan bangsa.
38
Venti Eka Satya, Strategi Indonesia menghadapi industri ... h 20.
Tantangan yang dihadapi pendidikan Islam saat ini jauh lebih berat
dibandingkan tantangan dihadapi pendidikan Islam dimasa lalu. Era globalisasi dengan
berbagai kecenderungannya sebagai mana tersebut di atas, telah melahirkan berbagai
paradigma baru dalam dunia pendidikan. Visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar-
mengajar, pendidik, peserta didik manajemen,sarana prasarana, kelembagaan pendidikan,
dan lainnya kini tengah mengalami perubahan besar. Pendidikan Islam dengan
pengalamannya yangpanjang seharusnya dapat memberikan jawaban yang tepat atas
berbagai tantangan tersebut, untuk menjawab pertanyaan ini Pendidikan Islam
membutuhkan sumber daya manusia yag andal, memiliki komitmen dan etos kerja yang
tinggi, menejemen yang berbasis sistem dan infrastruktur ang kuat, sumber dana yang
memadai kemaun politik yang kuat, serta standar yang unggul. Untuk melakukan tugas
tersebut, pndidikan Islam membutuhkan unit penelitian dan pengembangan(research and
development) yang terus berusaha meningkatka dan pengembangan pendidka Islam.
Hanya dnegan usaha yang sungguh-sungguh dan berkesimnambungan itulah pendidikan
Islam dapat mengubah tantangan menjadi peluang.39
41
Anggun Wulan Fajriana, Tantangan gurudalamMeningkatkan .... h 247.
42
Susanna, Kepribadian guru PAIdanTantangan ... h395.
internasional di bidang pendidikan adalah sisi lain daripada konsekuensi
globalisasi.43
43
Ali Mahsun, Pendidikan Islam dalam arus globalisasisebuah kajian deskriptif analitis, Jurnal
Episteme, Vol.8, No.2, Desember 2013. h 276.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
44
Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuatitatif (Malang: Maliki press, 2010), h 175
45
RulamAhmadi,Metodologi Penelitian Kualitatif,(Yogyakarta:Ar-RuzzMedia,2014), H 14
46
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami,
(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), h. 19
Praktis, dan Mudah Dipahami, holistik, dan sistematis tentang orang kejadian, social
setting (latar sosial), atau kelompok dengan menggunakan metode dan teknik serta
banyak sumber informasi untuk memahami secara efektif bagaimana orang, kejadian,
latar alami (social setting) itu beroperasi atau berfungsi sesuai dengan konteksnya.
Tujuan dari penelitian ini mendapatkan gambaran yang mendalam tentang suatu kasus
yang sedang diteliti. pengumpulan datanya diperoleh dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi.47
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi sebagai tempat penelitian di Mts
DDI Waepute yang berada Desa Kembang Seri Kecamatan Talang Empat Kabupaten
Bengkulu Tengah. Sekolah merupakan sekolah unggulan yang ada di Bengkulu Tengah
dan juga sekolah ini merupakan sekolah rujukan, dengan menjadi salah satu sekolah
terfavorit di Bengkulu Tengah. Sekolah ini memiliki prestasi yang sudah tidak terhitung
lagi baik diakademik maupun non akademik, oleh sebeb itu penulis tertarik dengan
sekolah ini. Bagaimana guru PAI menghadapi perubahan era globalisasi industri 4.0,
dengan tantangan yang diberikan di era 4.0 ini. Penulis akan berdialog kepada guru PAI
apa saja yang menjadi tantangan era 4.0 dan bagaimana kiat-kiat guru PAI agar dapat
menjadikan perubahan ini sebagai dampak positif.
C. Informan Penelitian
Informan penelitian dalam penelitian adalah guru PAI, Kepala Sekolah, siswa,
dan unsur yang terkait dengan proses belajar mengajar. Penentuan subyek penelitian
secara perposive sampling digunakan untuk memilih subyek penelitian yang dianggap
mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk
menjadi sumber data yang mantap. Dalam penelitian ini adalah 1 orang guru PAI Mts
DDI Waepute, 1 orang Kepala sekolah Mts DDI Waepute, beberapa orang guru sejawat
yang ada di Mts DDI Waepute, staf dan tata usaha serta siswa Mts DDI Waepute jika
diperlukan.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamnya selain pancaindra lainnya
seperti telingah, penciuman, dan kulit. Karena itu observasi adalah kemampuan seseorang
untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu
dengan pancaindra lainnya. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian apapun,
termasuk penelitian kualitatif, dan digunakan untuk memperoleh informasi atau data
47
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, h. 339
sebagai tujuan penelitian. Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus di
kumpulkan dalam penelitian. Namun dalam penelitian ini berfungsi sebagai alat bantu
karena observasi adalah pengamatan langsung pada “natural setting” bukan setting yang
direkayasa dengan demikian obserbasi adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk
mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya
mengumpulkan data penelitian.48 Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data
tentang situasi dan kondisi umum Mts DDI Waepute, khususnya dalam Tantangan Guru
PAI. Tehnik ini juga digunakan untuk mengetahui sarana dan prasarana yang ada, letak
geografis serta untuk mengumpulkan datadata lembaga pendidikan yangbersangkutan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam
penelitian kualitatif. Melakukan wawancara berarti melakukan interaksi komunikassi atau
percakapan antara pewawancara (interviewr) dan terwawancara (Interviewee) dengan
maksud menghimpun informasi dari Interviewee. Interviewee pada penelitian kualitatif
adalah informan yang daripadanya pengetahuan dan pemahaman diperoleh.
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi
yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara
dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi
secara holistik dan jelas dari informan.49
Wawancara mendalam adalah dilakukan dalam konteks observasi partisipan.
Peneliti terlibat secara intensif dengan setting penelitian terutama pada keterlibatannya
dalam kehidupan informan. Wawancara mendalam adalah tanya jawab yang terbuka
untuk memperoleh data. Dengan demikian wawancara mendalam (in-depth interview)
adalah suatu proses mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian dengan cara
dialog antara peneliti sebagai pewawancara dengan informan atau yang memberi
informasi dalam konteks obsrvasi partisipan.
Dalam hal ini wawancara utama dilakukan kepada guru PAI di Mts DDI
Waepute. Karena tujuan utama dalam penelitian ini mendiskripsikan Tantangan guru PAI
mrnghadapi perubahan globalisasi 4.0 di Mts DDI Waepute. Kemudian wawancara juga
dapat dilakukan kepada kepala sekolah atau wakilnya, guru-guru mata pelajaran lain, staf
dan tata usaha serta siswa-siswa apabila dibutuhkan atau dianggap perlu untuk
mendukung kelengkapan data informasi agar lebih objektif.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan perlengkapan dari data yang telah diperoleh dari wawancara
dan observasi. Menurut Muri Yusuf dokumen merupakan catatan atau karya seseorang
tentang sesuatu yang sudah berlalu. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang,
peristiwa atau kejadian dalam situasi sosial yang sesuai dan terkait dengan fokus
penelitian adalah sumber informasi yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif.
Dokumen itu dapat berbentuk teks tertulis, artefak, gambar, maupun foto. Dukumen
tertulis dapat pula berupa sejara kehidupan (life histories), biografi, karya tulis, dan
48
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h.118
49
Satori dan Aan, Metode Penelitian Kualitatif, h. 104-105
cerita. Di samping itu ada pula material budaya, atau hasil karya seni yang merupakan
sumber informasi dalam penelitian kualitatif.50
Dalam penelitian ini dokumentasi yang akan digunakan peneliti adalah berupa
data guru yang mengajar di Mts DDI Waepute, data siswa/siswi dan sebagainya yang
dianggap penting dalam menunjang kelengkapan informasi yang dibutuhkan peneliti
dalam penelitian ini.
50
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, h. 391
51
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis¸ (Yogyakarta: Teras, 2011), h 59
52
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami, h. 35
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga semakin dapat dipahami
dengan mudah.53
3. Penyimpulan dan Verifikasi
Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan reduksi
dan penyajian data, data yang sudah direduksi dan disajikan secara sistematis akan
disimpulkan sementara. Kesimpulan yang diperoleh pada tahap awal biasanya
kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan semakin tegas dan memiliki
dasar yang kuat. Kesimpulan sementara perlu diverifikasi. Teknik yang dapat
digunakan untuk verifikasi adalah trianggulasi sumber data dan metode, diskusi
teman sejawat, dan pengecekkan anggota.54
53
Sugiyono, Metode Penelitian & Pengembangan Research and Development, h. 373
54
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami, h. 35
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib, A. M., & Jusuf Mudzakir, J. M. 2007. Ilmu Pendidikan Islam, Kencana
Prenada Media Group.
Bugin Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Prenada Media Group.
Dewiyana, H. 2006. Kompetensi Dan Kurikulum Perpustakaan. Jurnal: Paradigma Baru
Dan Dunia Kerja Di Era Globalisasi Informasi. Pustaha.
Eka Putri S dan Arya H.D. 2015. Dampak Sosial-Ekonomi Masuknya Pengaruh Internet
Dalam Kehidupan Remaja di Pedesaan, Sodality: jurnal Sosiologi Pedesaan.
Fajriana, A. W., & Aliyah, M. A. 2019. Tantangan Guru Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Agama Islam Di Era Melenial. Nazhruma: Jurnal Pendidikan Islam.
Hambali, M. 2016. Manajemen Pengembangan Kompetensi Guru PAI. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam (J-MPI).
Mahsun, A. 2013. Pendidikan Islam Dalam Arus Globalisasi: Sebuah Kajian Deskriftif
Analitis. Episteme: Jurnal pengembangan Ilmu KeIslaman.
Maryono Yohanes J. 2018. Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan, Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan Missio, Vol 10. No. 01
Novauli Ferealys. 2015. Kompetensi Guru Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Pada
SMP Negeri Dalam Kota Banda Aceh, Jurnal: Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, ISSN 2302-0156.
Prasetyo, H., & Sutopo, W. 2018. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
perkembangan Riset. J@ ti Undip: Jurnal Teknik Industri.
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian & Pengembangan Research and Devlopment,
Bandung: Alfabeta.
Suriani, 2016. Penerapan Metode Pembelajaran Efektif dan Mengoptimalkan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta Didik DI SMP Guppi SAMATA,
Makasar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.
Surjaweni Wiratna, 2014. Metodologi penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami,
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Susanna, S. 2014. Keprinadian Guru PAI dan Tantangan Globalisasi. Jurnal Mudarrisuna:
Media Kajian pendidikan Agama Islam.
Warohidah A. A. 2019. Perkembangan Era Revolusi 4.0 Dalam Pembelajaran
Matematika, Jurnal: Proseding Sandika
Yuniastuti, 2010. Eksitensi Moral Dalam Pendidikan, Jurnal :Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Th 23 No. 2.
Yusuf Muri, 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Peneliian Gabungan,
Jakarta: Pranamedia Group.