2023 Pmkeuangan 097
2023 Pmkeuangan 097
2023 Pmkeuangan 097
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
jdih.kemenkeu.go.id
- 2 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG INSENTIF
FISKAL UNTUK PENGHARGAAN KINERJA TAHUN BERJALAN
KATEGORI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PADA TAHUN ANGGARAN 2023.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau
bupati bagi daerah kabupaten atau wali kota bagi daerah
kota.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan
tahunan daerah yang ditetapkan dengan peraturan
daerah.
jdih.kemenkeu.go.id
-3-
Pasal 2
(1) Insentif Fiskal Kategori Kesejahteraan Masyarakat
dialokasikan sebesar Rp3.000.000.000.000,00 (tiga
triliun rupiah).
(2) lnsentif Fiskal Kategori Kesejahteraan Masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. kategori kinerja penghapusan kemiskinan ekstrem
sebesar Rp750.000.000.000,00 (tujuh ratus lima
puluh miliar rupiah);
b. kategori kinerja penurunan stunting sebesar
Rp750.000.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh miliar
rupiah);
c. kategori kinerja penggunaan produk dalam negeri
sebesar Rp750.000.000.000,00 (tujuh ratus lima
puluh miliar rupiah); dan
d. kategori kinerja percepatan belanja daerah sebesar
Rp750.000.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh miliar
rupiah).
Pasal 3
(1) Insentif Fiskal Kategori Kesejahteraan Masyarakat untuk
kategori kinerja penghapusan kemiskinan ekstrem
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a
dihitung berdasarkan kinerja penghapusan kemiskinan
ekstrem.
(2) Kinerja penghapusan kemiskinan ekstrem sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) dinilai berdasarkan data:
a. realisasi Belanja Penandaan Kemiskinan Ekstrem;
jdih.kemenkeu.go.id
- 4 -
jdih.kemenkeu.go.id
-5-
Pasal 4
(1) Insentif Fiskal Kategori Kesejahteraan Masyarakat untuk
kategori kinerja penurunan stunting sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b dihitung
berdasarkan kinerja penurunan stunting.
(2) Kinerja penurunan stunting sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) dihitung berdasarkan data:
a. realisasi tertimbang Belanja Penandaan Stunting; dan
b. kinerja percepatan penurunan stunting.
(3) Realisasi tertimbang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a merupakan hasil perkalian nilai realisasi Belanja
Penandaan Stunting dengan bobot jerus Belanja
Penandaan Stunting.
(4) Data realisasi Belanja Penandaan Stunting sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a dihitung dengan tahapan
yang meliputi:
a. perhitungan nilai persentase realisasi tertimbang
Belanja Penandaan Stunting terhadap anggaran
belanja; dan
b. hasil perhitungan nilai realisasi tertimbang Belanja
Penandaan Stunting terhadap anggaran belanja
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilakukan
standardisasi nilai dengan menggunakan rumus:
Xi
XSi = X 100
Xmaks
Keterangan:
XSi = nilai standar persentase realisasi Belanja
Penandaan Stunting
provinsi / kabu paten/ kota
jdih.kemenkeu.go.id
-6-
jdih.kemenkeu.go.id
-7-
PasalS
(1) Insentif Fiskal Kategori Kesejahteraan Masyarakat untuk
kategori kinerja penggunaan produk dalam negeri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c
dihitung berdasarkan kinerja penggunaan produk dalam
negeri.
(2) Kinerja penggunaan produk dalam negeri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan data:
a. besaran rencana umum pengadaan penyedia produk
dalam negeri dan usaha mikro dan kecil;
b. transaksi rencana umum pengadaan penyedia produk
dalam negeri dan usaha mikro dan kecil; dan
c. anggaran belanja barang dan jasa dan belanja modal.
(3) Penghitungan kinerja penggunaan produk dalam negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk
daerah yang mempunyai nilai rasio rencana umum
pengadaan produk dalam negeri melalui penyedia paling
sedikit 40% (empat puluh persen).
(4) Rasio rencana umum pengadaan produk dalam negeri
melalui penyedia sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Pasal 6
(1) Insentif Fiskal Kategori Kesejahteraan Masyarakat untuk
kategori kinerja percepatan belanja daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf d dihitung
berdasarkan kinerja percepatan belanja daerah.
(2) Kinerja percepatan belanja daerah sebagaimana dimaksud
dalam ayat ( 1) dihitung berdasarkan data:
a. realisasi belanja daerah semester I; dan
jdih.kemenkeu.go.id
- 8 -
Pasal 7
(1) Data kinerja Insentif Fiskal Kategori Kesejahteraan
Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal
4, Pasal 5, dan Pasal 6 menggunakan periode data bulan
Januari 2023 sampai dengan bulan Juni 2023.
(2) Data kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(2) huruf b bersumber dari Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
(3) Data kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(2) huruf c bersumber dari Kementerian Dalam Negeri dan
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
(4) Data nilai kinerja percepatan penurunan stunting
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (7) bersumber
dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional atas kompilasi data dari:
a. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional;
b. Kementerian Dalam Negeri; dan
c. Kementerian Kesehatan.
(5) Data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
huruf a dan huruf b bersumber dari Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
(6) Data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf
a, Pasal 4 ayat (2) huruf a, Pasal 5 ayat (2) huruf c, dan
Pasal 6 ayat (2) huruf a dan huruf b bersumber dari
Kementerian Keuangan.
Pasal 8
Insentif Fiskal Kategori Kesejahteraan Masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan kepada
daerah yang mendapatkan nilai kinerja setiap kategori dalam
mendukung kesejahteraan masyarakat yang terdiri dari:
a. peringkat 1 ( satu) sampai dengan peringkat 7 (tujuh)
provinsi terbaik;
b. peringkat 1 (satu) sampai dengan peringkat 21 (dua puluh
satu) kota terbaik; dan
c. peringkat 1 (satu) sampai dengan peringkat 97 (sembilan
puluh tujuh) kabupaten terbaik.
Pasal 9
(1) Penghitungan pagu per daerah provinsi/kabupaten/kota
per kategori kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2) dihitung dengan menggunakan rumus:
jdih.kemenkeu.go.id
- 9 -
Keterangan:
XSi = nilai kinerja standar provinsi/
kabupaten/kota per kategori
XMin = nilai kinerja terkecil provinsi/
kabupaten/kota per kategori
XMaks = nilai kinerja terbesar provinsi/
kabupaten/kota per kategori
(3) Penentuan alokasi Insentif Fiskal Kategori Kesejahteraan
Masyarakat per daerah provinsi/kabupaten/kota untuk
setiap kategori kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (2) dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
XSi = nilai kinerja standar provinsi/kabupaten/kota
per kategori daerah ke-i,
1 = daerah provinsi/kabupaten/kota ke-1, ke-2, ... ,
ke-n
Pasal 10
( 1) Penyaluran Insentif Fiskal Kategori Kesejahteraan
Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
dilakukan secara bertahap, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. tahap I, disalurkan sebesar 50% (lima puluh persen)
dari pagu alokasi; dan
b. tahap II, disalurkan sebesar 50% (lima puluh persen)
dari pagu alokasi.
(2) . Penyaluran Insentif Fiskal Kategori Kesejahteraan
Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. tahap I, dilakukan paling cepat pada bulan September
2023;
b. tahap II, dilakukan setelah Menteri c.q. Direktur
J enderal Perim bangan Keuangan menerima:
jdih.kemenkeu.go.id
- 10 -
Pasal 11
(1) Dokumen berupa:
a. rencana penggunaan Insentif Fiskal Kinerja Tahun
Berjalan Tahun 2023 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (2) huruf b angka 1; dan
b. laporan realisasi penyerapan Insentif Fiskal Kinerja
Tahun Berjalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 ayat (2) huruf b angka 2,
disusun dan disampaikan melalui portal pelaporan pada
laman http://sikd.djpk.kemenkeu.go.id/ did.
(2) Rencana penggunaan lnsentif Fiskal Kategori
Kesejahteraan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a ditandatangani oleh Kepala Daerah, wakil
Kepala Daerah atau sekretaris daerah, dan dibubuhi cap
dinas.
(3) Dalam hal dokumen rencana penggunaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditandatangani oleh penjabat
Kepala Daerah/penjabat wakil Kepala Daerah/penjabat
Sekretaris Daerah, dokumen rencana penggunaan
tersebut harus disertai dengan surat penunjukkan
penjabat Kepala Daerah/penjabat wakil Kepala
Daerah/penjabat Sekretaris Daerah.
jdih.kemenkeu.go.id
- 11 -
Pasal 12
Ketentuan mengenai:
a. rincian jenis Belanja Penandaan Kemiskinan Ekstrem
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a;
b. rincianjenis Belanja Penandaan Stunting dan bobot Belanja
Penandaan Stunting se bagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (3);
c. format rencana penggunaan Insentif Fiskal Kinerja Tahun
Berjalan Tahun 2023 sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11 ayat (1) huruf a; dan
d. format laporan realisasi penyerapan Insentif Fiskal Kategori
Kesejahteraan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (1) huruf b,
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 13
Rincian alokasi Insentif Fiskal Kategori Kesejahteraan
Masyarakat menurut provinsi/kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan
Menteri.
Pasal 14
Peraturan Menteri mi mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
<(
jdih.kemenkeu.go.id
- 12 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 September 2023
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 September 2023
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
ASEP N. MULYANA
jdih.kemenkeu.go.id
- 13 -
LAMPI RAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 97 TAHUN 2023
TENTANG
INSENTIF FISKAL UNTUK PENGHARGAAN KINERJA TAHUN
BERJALAN KATEGORI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT PADA TAHUN ANGGARAN 2023
jdih.kemenkeu.go.id
- 14 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 15 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 16 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 17 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 18 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 19 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 20 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 21 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 22 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 23 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 24 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 25 -
<l
jdih.kemenkeu.go.id
- 26 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 27 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 28 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 29 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 30 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 31 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 32 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 33 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 34 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 35 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 36 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 37 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 38 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 39 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 40 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 41 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 42 -
d
jdih.kemenkeu.go.id
- 43 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 44 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 45 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 46 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 47 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 48 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 49 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 50 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 51 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 52 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 53 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 54 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 55 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 56 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 57 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 58 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 59 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 60 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 61 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 62 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 63 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 64 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 65 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 66 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 67 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 68 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 69 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 70 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 71 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 72 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 73 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 74 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 75 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 76 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 77 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 78 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 79 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 80 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 81 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 82 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 83 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 84 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 85 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 86 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 87 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 88 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 89 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 90 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 91 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 92 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 93 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 94 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 95 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 96 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 97 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 98 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 99 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 100 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 101 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 102 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 103 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 104 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 105 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 106 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 107 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 108 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 109 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 110 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 111 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 112 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 113 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 114 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 115 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 116 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 117 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 118 -
B. RINCIAN JENIS BELANJA PENANDAAN STUNTING DAN BOBOT BELANJA PENANDAAN STUNTING
jdih.kemenkeu.go.id
- 119 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 120 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 121 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 122 -
Output
Jenis Kegiatan Pagu Anggaran
Jumlah Satuan
1. ...................... (3) ............................... (4) . .......... (6) ........... (7)
•••••••••••••••••••••••• (9)
jdih.kemenkeu.go.id
- 123 -
PETUNJUK PENGISIAN
No. Uraian
1. Diisi sesuai dengan daerah yang bersangkutan.
2. Diisi sesuai dengan pejabat yang berwenang di daerah yang
bersangkutan, yakni:
a. Gubernur atau Wakil Gubernur untuk daerah provinsi;
b. Bupati atau Wakil Bupati untuk daerah kabupaten;
c. Wali Kota atau Wakil Wali Kota untuk daerah kota; atau
d. Sekretaris Daerah untuk daerah provinsi/kabupaten/kota.
3. Diisi sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
4. Diisi pagu anggaran yang akan dilaksanakan.
5. Diisi jumlah pagu anggaran yang akan dilaksanakan.
6. Diisi jumlah output yang akan dihasilkan dalam satu jenis kegiatan.
7. Diisi satuan output yang akan dihasilkan dalam satu jenis kegiatan.
8. Diisi sesuai dengan tempat dan tanggal pengajuan penandatanganan
laporan.
9. Ditandatangani dan dicap basah oleh Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah atau Sekretaris Daerah bersangkutan.
10. Diisi sesuai dengan nama Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah atau
Sekretaris Daerah bersangkutan.
jdih.kemenkeu.go.id
- 124 -
Penggunaan Dana
a. Realisasi Penggunaan Dana : Rp (4)
b. Persentase Penggunaan Dana .................... o/o (5)
Output
Jenis Kegiatan Jumlah Realisasi
Jumlah Satuan
••••••••••••••••••••••••••••••••••••• (6) ••••••••••••••••••••••••• (7) ••••••••••• (9) ••••••••••• (10)
••••••••••••••••••••••• , (11)
........................ (12)
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• (13)
jdih.kemenkeu.go.id
- 125 - .
PETUNJUK PENGISIAN
No. Uraian
1. Diisi sesuai dengan daerah yang bersangkutan.
2. Diisi sesuai dengan pejabat yang berwenang di daerah yang
bersangkutan, yakni:
a. Gubernur atau Wakil Gubernur untuk daerah provinsi;
b. Bupati atau Wakil Bupati untuk daerah kabupaten;
c. Wali Kata atau Wakil Wali Kata untuk daerah kota; atau
d. Pejabat pengelola keuangan daerah.
3. Diisi sesuai dengan jumlah dana yang diterima RKUD dari RKUN.
4. Diisi sesuai dengan jumlah realisasi penggunaan keseluruhan dana yang
diterima RKUD dari RKUN sampai dengan periode laporan.
5. Diisi sesuai dengan persentase penyerapan keseluruhan lnsentif Fiskal
yang diterima RKUD terhadap jumlah keseluruhan dana yang diterima
RKUD dari RKUN sampai dengan periode laporan.
6. Diisi jenis kegiatan yang sudah dilaksanakan.
7. Diisi jumlah realisasi per jenis kegiatan.
8. Diisi sesuai dengan jumlah realisasi pembayaran dari RKUD melalui
surat perintah pencairan dana sampai dengan periode laporan.
9. Diisi jumlah output yang dihasilkan dalam satu jenis kegiatan.
10. Diisijenis satuan untuk kegiatan yang dilaksanakan.
11. Diisi sesuai dengan tempat dan tanggal pengajuan penandatanganan
lapo ran.
12. Ditandatangani dan dicap basah oleh Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah atau pejabat pengelola keuangan daerah bersangkutan.
13. Diisi sesuai dengan nama Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah atau
pejabat pengelola keuangan daerah bersangkutan.
jdih.kemenkeu.go.id