Skripsi Widia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

PENDAHULUAN

Industri manufaktur memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena industri
manufaktur memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor lain karena nilai kapitalisasi modal
yang tertanam sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, juga kemampuan
menciptakan nilai tambah (value added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang diolah. Pada
negara-negara berkembang, peranan industri manufaktur juga menunjukkan kontribusi yang semakin
tinggi. Kontribusi yang semakin tinggi ini menyebabkan perubahan struktur perekonomian negara
yang bersangkutan secara perlahan ataupun cepat dari sektor
pertanian ke sektor industri manufaktur. Sektor industri barang konsumsi menjadi salah satu sektor
yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat secara berkelanjutan.
Tidak menutup kemungkinan bahwasanya perusahaan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat
sehingga prospeknya menguntungkan baik dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang. Alasan
pemilihan sektor industri makanan dan minuman adalah karena kondisi perusahaan tersebut yang
paling tahan dengan krisis moneter atau ekonomi, dibandingkan dengan sub sektor lain karena dalam
kondisi apapun krisis maupun tidak krisis sebagian produk makanan dan
minuman tetap dibutuhkan karena makanan dan minuman merupakan kebutuhan primer manusia
selain pakaian dan tempat tinggal.
Sering terjadi bahwa perusahaan tidak mampu menyeimbangkan hal tersebut dimana suatu posisi
likuiditas dan solvabilitasnya tidak memadai akibat orientasi perusahaan yang selalu mengejar
keuntungan tanpa mengimbangi pengelolaan aspek kemampuan membayar kewajibannya atau karena
perusahaan terlalu memperhatikan likuiditas dan solvabilitas sehingga melalaikan aspek
profitabilitasnya. Kemampuan membayar yang baik maka akan meminimalisir atau mengurangi
dampak negatif yang timbul dalam perusahaan tersebut.
Pihak manajemen keuangan perlu memperhatikan faktor-faktor yang memiliki pengruh terhadap
profitabilitas agar dapat memaksimalkan laba perusahaan. Terutama memperhatikan antara lain rasio
likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas agar seimbang sehingga dapat mengetahui
efektifitas keuangan perusahaan dalam rangka memajukan usahanya dimasa-masa yang akan datang.
DASAR TEORI

Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan atau sering juga disebut sebagai pembelanjaan yang dapat diartikan sebagai
semua aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mendapatkan dana dan
modal perusahaan.
Sartono (2010:6) mengatakan, “manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana
baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif
maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien”.
Horne dan John (2012:2) mengemukakan bahwa : “ manajemen keuangan berkaitan dengan
perolehan, pendanaan dan manajemen asset dengan didasari beberapa tujuan umum”.

Likuiditas

Tidak sedikit perusahaan yang kerap kali mengalami kesulitan finansial sehingga tidak mampu
mendanai kegiatan operasionalnya maupun dalam melakukan pembayaran utang.
Perusahaan yang tidak memiliki cukup dana dalam melunasi kewajibannya hampir dapat dipastikan
bahwa perusahaan tersebut tidak sanggup membayar lagi. Kemampuan membayar baru terdapat pada
perusahaan apabila kekuatan membayarnya adalah demikian besarnya sehingga dapat memenuhi
semua kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi, dengan demikian maka kemampuan
membayar itu dapat diketahui setelah membandingkan kekuatan membayar- nya di satu pihak dengan
kewajiban - kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi dilain pihak.
Kasmir (2016:128) berpendapat rasio likuditas merupakan “suatu kemampuan perusahaan yang
digunakan untuk mengukur seberapa likuid kondisi keuangan suatu perusahaan”.
Rasio likuiditas menurut Hery (2015:149) adalah “rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya”.
Rasio likuiditas menurut Hery (2015:149) adalah “rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya”. Adapun jenis - jenis rasio
likuiditas, yaitu :
a) Current ratio ( Rasio Lancar )
b) Quick Ratio ( Rasio Sangat Lancar )
c) Rasio Kas

Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau leverage merupakan penggunaan aktiva atau dana dimana untuk
penggunaan tersebut harus menutup atau membayar beban tetap. Solvabilitas tersebut menunjukkan
proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya.
Pengertian rasio solvabilitas atau rasio leverage menurut Hery (2015:162) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang.
Pengertian Solvabilitas menurut Hanafi dan Abdul Halim (2009:81) adalah Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini juga mengukur
likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian
memfokuskan pada sisi kanan neraca.
Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas menurut Hery (2015:167) antara lain:
1) debt to asset ratio (debt ratio)
2) debt to equity ratio
3) long term debt to equity ratio
4) times interest earned ratio
5) Operating income to liabilities ratio.

Profitabilitas
Profitabilitas suatu perusahaan merupakan salah satu alat pengukur untuk menilai apakah modal
usaha yang digunakan oleh perusahaan tersebut produktif atau tidak dan pengukuran ini dinyatakan
dengan presentase.
Pengertian Rasio Profitabilitas menurut Kieso et,al (2008:400) Rasio Profitabilitas adalah
“mengukur pendapatan atau keberhasilan operasi dari sebuah perusahaan untuk periode waktu
tertentu”.
Rasio profitabilitas menurut Hery (2015:192) adalah “rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya”.
Rasio untuk mengukur profitabilitas ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut :
a. Hasil Pengembalian atas Aset (Return On Assets (ROA)
b. Marjin Laba Kotor ( Gross Profit Margin )
c. Return On Equity (ROE)
d. Marjin Laba Operasional ( Operating Profit Margin )
e. Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)

METODELOGI

Definisi Operasional
Definisi operasional adalah konsep yang
bersifat abstrak untuk memudahkan pengukuran suatu variabel.
Variabel Independen untuk Likuiditas (X1) diukur menggunakan Rasio Lancar yaitu
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pembayaran kewajiban jangka pendeknya,
dengan melakukan perbandingan total aktiva lancar dengan hutang lancar.

Aset lancar
Current Ratio = X 100%

Variabel Independen Solvabilitasnya (X2) diukur menggunakan Debt to asset ratio,menurut


Hery ( 2015:166 ) adalah: “Rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan
dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset.

Total Utang
DER= X 100%

Variabel Dependen untuk Profitabilitas


(Y) menggunakan Net Profit Margin yang merupakan Kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba pada suatu periode tertentu dengan membandingan bruto dengan total aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan.

Laba Bersih
NPM=
X 100%
Rincian Data Yang Diperlukan
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder berupa laporan keuangan di
Bursa Efek Indonesia pada sampel yang tercatat pada periode 2013 sampai 2016 melalui situs
resminya, yaitu www.idx.co.id.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas
atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik
kesimpulan menurut pengertian Sugiyono ( 2011:80).
Berdasarkan definisi tersebut, maka yang termasuk dalam populasi penelitian ini adalah 14
perusahaan pada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, menurut
Sugiyono (2011:81). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan pada subsector
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan purposive
sampling sebagai metode pengambilan data. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu Sugiyono (2011:96). Adapun pertimbangan ataupun kriteria yang
digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah :
1. Perusahaan tersebut terbit atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013– 2016.
2. Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan selama 2013-2016.
3. Perusahaan tersebut tidak mengalami delisting (penghapusan pencatatan ) selama periode penelitian.
4. Perusahaan tersebut disuspent (masih aktif) selama periode penelitian.
5. Perusahaan yang menghasilkan laba bersih selama periode penelitian.
Berdasarkan pertimbangan ataupun kriteria diatas, maka dari enam belas perusahaan tersebut ada
dua belas perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini.

Tabel Pengumpulan Sampel Penelitian


Kelengkap
an Data
dari K1-
No Kode K5 Sampel
1. AISA √ Sampe 1
2. ALTO -
3. CEKA √ Sampe 2
4. DLTA √ Sampe 3
5. ICBP √ Sampe 4
6. INDF √ Sampe 5
7. MLBI √ Sampe 6
8. MYOR √ Sampe 7
9. PSDN -
10. ROTI √ Sampe 8
11. SKBM √ Sampe 9
12. SKLT √ Sampe 10
13. STTP √ Sampe 12
14. ULTJ √ Sampe 13
Alat Analisis
Data yang diperoleh dari perusahaan diolah serta dianalisis dengan menggunakan metode statistik
yaitu analisis penilaian kinerja piutang dan rasio profitabilitas dengan menggunakan analisis regresi
linear berganda dengan menggunakan SPSS untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari piutang
terhadap profitabilitas perusahaan.
1. Analisis Rasio Keuangan
2. Analisis Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
b) Uji Linieritas
c) Uji Multikolinearitas
d) Uji Autokorelasi
e) Uji Heteroskedastisitas
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji
hipotesis sebagai berikut:
1. Uji t
2. Uji F
3. Uji R Square

ANALISIS

Berdasarkan data-data hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pendapatan usaha, hutang,
dan aktiva yang tertuang dalam laporan keuangan pada periode tahun 2013 sampai 2016, maka peneliti
bermaksud untuk melakukan analisis dengan menggunakan rasio Likuiditas, Solvabilitas dan
Profitabilitas yaitu sebagai berikut :

Tabel Rekapitulasi Data Rasio Likuiditas ( X1 )


No Kode 2013 2014 2015 2016

1. AISA 1,750 2,663 1,623 2,376

2. CEKA 1,632 1,466 1,535 2,189

3. DLTA 4,658 4,400 6,424 7,604

4. ICBP 2,411 2,194 2,326 2,407

5. INDF 1,683 1,810 1,705 1,508

6. MLBI 0,977 0,514 0,584 0,680

7. MYOR 2,402 2,090 2,365 2,250

8. ROTI 1,136 1,366 2,053 2,962

9. SKBM 1,330 1,477 1,122 1,107

10. SKLT
0,123 1,184 1,192 1,315

11. STTP 1,142 1,484 1,190 1,654

12. ULTJ
2,470 3,345 3,745 4,844

Tabel Rekapitulasi Data Rasio Solvabilitas


( X2 )
No Kode 201 201 2015 2016
3 4
1. AISA 1,130 0,514 1,275 1,170

2. CEKA 0,102 1,389 1,322 0,606

3. DLTA 0,313 0,312 0,222 0,183

4. ICBP 0,674 0,716 0,621 0,562

5. INDF 1,048 1,137 1,130 0,870

6. MLBI 0,805 3,029 1,741 1,772

7. MYOR 1,496 1,526 1,184 1,063

8. ROTI 1,346 1,247 1,277 1,024

9. SKBM 1,576 1,123 1,222 1,719

10. SKLT 1,276 1,454 1,480 0,919

11. STTP 1,132 1,085 0,903 0,999

12. ULTJ 0,391 0,284 0,027 0,215

Tabel Rekapitulasi Data rasio Profitabilitas ( Y )

No Kode 201 201 2015 2016


3 4
1. AISA 0,085 0,074 0,062 0,110

2. CEKA 0,026 0,011 0,031 0,061

3. DLTA 0,312 0,328 0,275 0,328

4. ICBP 0,089 0,086 0,092 0,105

5. INDF 0,061 0,082 0,058 0,079

6. MLBI 0,329 0,266 0,184 0,301

7. MYO R 0,084 0,029 0,084 0,076

8. ROTI 0,105 0,100 0,124 0,111

9. SKBM 0,045 0,061 0,029 0,015

10. SKLT 0,020 0,025 0,027 0,025

11. STTP 0,068 0,057 0,073 0,066

12. ULTJ 0,094 0,072 0,119 0,151


Hasil Uji Normalitas

Penelitian ini menggunakan Uji One Sample Kolmogorov-smirnov dengan mengunakan taraf
signifikansi 0,050. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikasi lebih besar atau sama dengan
5% atau 0,050.

Hasil dari uji Kolmogrov Smirnov menunjukkan bahwa nilai unstandardized residual memiliki
nilai signifikansi 0,098 > 0,050. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal.

Hasil Uji Linieritas


Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak.
Penelitian ini menggunakan Uji Ramsey Test dengan menghitung nilai F statistik yang telah diregres.

Hasil output menunjukkan nilai R square baru sebesar 0,486 sedangkan R square lama 0,321. Jumlah
variabel independen yang baru masuk adalah variabel dffit sejumlah 1. Jumlah observasi sebanyak 48
dengan parametrik baru yaitu 4, maka nilai F hitungnya sebagai berikut :
Nilai df untuk parametrik sejumlah 4 yaitu
kesimpulannya F hitung < dari F tabel dengan nilai 1,5 < 3,20, maka dapat disimpulkan model regresi
dalam penelitian sudah memenuhi asumsi linieritas.
Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas menunjukan adanya hubungan antara variabel bebas. Model yang baik tidak
menunjukan adanya gejala multikolinieritas. Dalam pendekatan ada atau tidaknya multikolinieritas
dengan melihat nilai VIF.
a) Apabila nilai VIF < 10 maka model bebas dari multikolinieritas
b) Apabila nilai VIF > 10 maka model terdapat multikolinieritas.

Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa nilai VIF dari seluruh variabel bebas dalam dua model
analisis diatas adalah dibawah angka 10, sehingga dapat dikatakan model terbebas dari
multikolinieritas atau tidak terdapat mutikolinieritas. Dengan demikian asumsi non multikolinieritas
pada model tersebut telah terpenuhi.
Uji Autokorelasi

Nilai Durbin Watson pada data


( 0,486 - 0,321 )/
1
3,20. Jadi
menunjukkan sebesar 1,110 dan nilai tersebut berada di antara 1 < 1,110 < 3 .
F Hitung =
( 1 - 0,486 )/ ( 48 -
4)
Maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi karena sudah sesuai dengan ketentuan.
0,165 = 1,5
=
0,110

Uji Heterokedasitas
Uji heterokedasitas bertujuan menguji apakah dalam model terjadi ketidak saman varian dari
residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan
kepengamatan yang lain tetap, maka hal itu disebut homokedasitas dan jika berbeda maka disebut
heterokedasitas. Penelitian ini menggunakan uji glejser untuk melihat ada atau tidaknya
heterokedasitas.

Berdasarkan hasil dari uji glejser tampak bahwa nilai probabilitas variabel likuiditas bernilai 0,614 >
0,050, sedangkan variabel solvabilitasnya bernilai 0,073 > 0,050. Hal ini menujukkan bahwa variabel
independen untuk likuiditas dan solvabilitas tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linier Berganda

Y = -0,050 + 0,047 X1 + 0,056 X2


Persamaan regresi yang telah diperoleh dapat dipergunakan untuk memprediksi nilai
variabel independen dan variabel dependen yaitu sebagai berikut :
a. Hasil konstanta sebesar -0,050 menyatakan bahwa jika likuiditas dan solvabilitas benilai nol, maka
nilai profitabilitas yang dihasilkan akan menurun sejumlah 5%.
b. Berdasarkan persamaan regresi diketahui bahwa Likuiditas bernilai 0,047 artinya likuiditas bernilai
positif. Hal ini berarti setiap nilai likuiditas mengalami kenaikan 1%, maka nilai profitabilitas akan
mengalami kenaikan sebesar 4,7% dengan asumsi variabel yang lain konstan. Artinya jika nilai
likuiditas semakin naik harus diikuti dengan naiknya profitabilitas.
Berdasarkan persamaan regresi diketahui bahwa variabel Solvabilitas (X2) bernilai 0,056 dengan
asumsi variabel yang lain konstan. Artinya jika variabel independen bernilai positif dan nilai
solvabilitas mengalami kenaikan 1% rupiah, maka nilai profitabilitas akan mengalami kenaikan
sebesar 5,6%, artinya jika nilai solvabilitas semakin naik harus diikuti dengan naiknya profitabilitas
Analisis Uji t

a. Hasil output pada tabel coeficient diperoleh nilai thitung Likuiditas


X1 sebesar 4,436. Jika dilihat pada tabel distribusi t dengan taraf signifikansi 95% dan taraf
kesalahan 0,05 atau alpa 5% didapatkan nilai ttabel N = 48-2 sebesar 2,0129. Dengan demikian karena
nilai thitung > ttabel atau (4,436 > 2,0129) maka hasilnya adalah H0 ditolak hal ini berarti variabel
Likuiditas (X1) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
b. Hasil output pada tabel coeficient
diperoleh nilai thitung Solvabilitas X2
sebesar 2,060. Jika dilihat pada tabel distribusi t dengan taraf signifikansi 95% dan taraf kesalahan
0,050 atau alpa 5% didapatkan nilai ttabel N = 48-2 sebesar 2,0129. Dengan demikian karena nilai thitung
> ttabel atau (2,060 > 2,012) maka hasilnya adalah H0 ditolak, hal ini berarti variabel Solvabilitas (X2)
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Analisis Uji F

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai Fhitung adalah sebesar 10,657. Nilai
probibalitas 0,000< 0,050 pada pengambilan taraf signifikansi (a) sebesar 95% dengan alfa 0,05 atau
5% diperoleh nilai Ftabel sebesar 4,050. Dengan demikian oleh karena nilai Fhitung > Ftabel (10,657 >
4,050) maka H1 ditolak hal ini berarti variabel Likuditas dan Solvabilitas berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas.
Nilai R Square

Angka R square disebut juga Koefisien Determinasi, besarnya angka koefisien determinasi dalam
perhitungan di atas ialah sebesar 0,291. Hal ini berarti variabel independen berupa current ratio dan
debt to equity ratio memiliki pengaruh terhadap variabel dependen berupa net profit margin sebesar
29,10% sedangkan sisanya 70,90% dijelaskan variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
Pembahasan
Rasio Likuditas terhadap Rasio
Profitabilitas
Hasil analisis data menunjukkan bahwa rasio likuiditas berpengaruh signifikan dan berhubungan
positif terhadap rasio profitabilitas. Hal ini dikarenakan nilai thitung lebih besar dari ttabel atau 4,436 >
2,0129 dengan tingkat signifikansi 0,000. Melalui rumus regresi linier berganda rasio likuiditas
terhadap rasio profitabilitas bernilai 0,047. Disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas.
Hal ini berarti semakin besar nilai current ratio maka diindikasikan profitabilitasnya akan semakin
meningkat. Profitabilitas yang besar menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau likuiditasnya semakin baik. Tingkat likuiditas yang
semakin tinggi dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan yang menimbulkan reaksi positif dari
investor untuk memberikan modalnya yang dapat digunakan perusahaan untuk investasi dalam
upaya meningkatkan profitabilitasnya.
Rasio Solvabilitas terhadap Rasio Profitabilitas
Hasil analisis data menunjukkan bahwa rasio solvabilitas memiliki pengaruh signifikan
terhadap rasio profitabilitas serta terdapat hubungan positif diantara kedua variabel dimana nilai thitung
lebih besar dari ttabel atau 2,060 > 2,0129 dengan tingkat signifikansi 0,045. Melalui regresi linier
berganda hubungan antara rasio solvabilitas terhadap rasio profitabilitas terjadi hubungan positif
sebesar 0,056. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio solvabilitas memberikan pengaruh
signifikan terhadap tingkat profitabilitas dan menunjukkan hubungan positif terhadap profitabilitas.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat debt to equity ratio maka diikuti dengan kenaikan
profitabilitasnya. Perusahaan yang memiliki solvabilitas yang tinggi, maka akan mempunyai resiko
kerugian besar, tetapi juga mempunyai kesempatan memperoleh laba
yang besar pula dari para penanam modal.
Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas terhadap Rasio Profitabilitas
Hasil analisis data menunjukkan bahwa rasio likuditas dan solvabilitas memiliki pengaruh
terhadap rasio profitabilitas. Hal ini dikarenakan hubungan diantara kedua variabel dengan nilai Fhitung
lebih besar dari Ftabel (10,657 > 4,050) hal ini berarti variabel Likuditas dan Solvabilitas berpengaruh
signifikan serta berhubungan positif terhadap Profitabilitas dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil
dari 0,050. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar hutang
jangka panjang dan pendeknya diikuti dengan kenaikan profitabilitasnya.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang panjang
dan hutang pendeknya sudah baik dan harus diikuti dengan perolehan laba yang maksimal.
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas
pada sub sektor makanan dan minuman pada periode 2013 sampai 2016. Indikator yang dipakai untuk
menghitung likuiditas yaitu menggunakan current ratio, solvabilitasnya menggunakan debt to equity
ratio serta profitabilitasnya menggunakan rasio net profit margin. Penelitian ini menggunakan 12
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hipotesis pertama menyatakan terdapat pengaruh signifikan likuiditas terhadap profitabilitas, hal
ini terbukti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas dan menunjukkan hubungan positif antara likuiditas terhadap profitabilitas, artinya jika
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba naik maka kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang jangka pendeknya akan naik.
Hipotesis kedua menyatakan terdapat pengaruh signifikan solvabilitas terhadap
profitabilitas, hal ini terbukti. Penelitian ini membuktikan bahwa solvabilitas berpengaruh signifikan
dan terdapat hubungan yang positif antara solvabilitas terhadap profitabilitas, artinya jika kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba naik maka kemampuan memenuhi
hutang jangka panjangnya akan naik juga.
Hipotesis ketiga menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan likuiditas dan solvabilitas
terhadap profitabilitas terhadap profitabilitas, hal ini terbukti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa likuiditas dan solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan terdapat hubungan
positif antara likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas, artinya jika kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba naik maka kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh hutangnya akan
naik. Baik kemampuan membayar hutang jangka pendeknya maupun kemampuan membayar hutang
jangka panjangnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. 2011. Analisis Mulitivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Lima. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Hanafi dan Abdul Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4.
Yogjakarta: UPP STIM YKPN.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta. PT. Grasindo.
Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz, Jr. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Edisi 13.
Jakarta : Bumi Aksara.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Kieso, dkk. 2008. Akuntansi Intermediate Edisi 12. Jakarta : Erlangga.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Yogjakarta: BPFE
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. PT.
Alfabeta, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai