P-Skripsi Rafiqatulhasanah HD - 1830106043 - Tbio-18

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 97

PENGEMBANGAN E-MODUL BERNUANSA ESQ

(EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT) PADA MATERI IPA


SISTEM PEREDARAN DARAH DI SMPN 1 BUKITTINGGI

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Jurusan Tadris
Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

OLEH:

RAFIQATUL HASANAH HD
NIM. 18 30106 043

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS AGAMA ISLAM NEGERI (UIN) BATUSANGKAR
BATUSANGKAR
2022
BIODATA PENULIS
Nama Lengkap : Rafiqatul Hasanah HD
Nama Panggilan : Picaa, Fiqatul, Fiqacuu,
Nim : 1830106043
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Tadris Biologi
Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran/ 10-Februari-2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Dusun VII. Jl. Eka Surya Gg. Mawar No. 1 RT
020 RW 010. Kedai Durian. Kec.Deli Tua. Medan.
No Hp : 082276996669
E-mail : [email protected]
[email protected]
Nama Orang Tua
Ayah : Hendri Dunand S.H., M.H
Ibu : Nurliana S.P., M.P
Riwayat Pendidikan
SD : SD Al-Fithriah
SMP : MTS Aisyiyah
SMA : SMA 1 Muhammadiyah
S1 : UIN Mahmud Yunus Batusangkar
Motto Hidup :
Tersenyum la!!!
Being alone will always be better than being with someone who doesn’t value,
who you realy are
HALAMAN PERSEMBAHAN

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu


Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, dan Tuhanmulah yang
Maha Mulia Yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya (Q.S. Al-Alaq :1-5)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
(Q.S Ar-Rahman:13)
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu
dam orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (Q.S. Al-Mujadilah: 11)
“Barangsiapa menginginkan urusan dunia sukses hendaklah dengan ilmu,
barangsiapa menginginkan kebaikan akhirat hendaklah dengan ilmu,
barangsiapa menginginkan keduanya hendaklah dengan ilmu
(HR. Bukhori Muslim)
Alhamdulillahirabbil’alamin…Terimakasih ya Allah
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT
Dengan tetesan peluh dan tetesan air mata
Akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan
Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada kehadiran Rasullullah SAW
Alhamduliilah ya Allah…
Kini, setitik terang telah hamba temui, sepenggal perjuangan telah hamba
tempuh, sejuta penantian telah hamba raih, dengan izinmu telah hamba gapai
suatu asa, dan
telah hamba raih sepenggal cita-cita. Namun, keberhasilan ini bukanlah sebuah
akhir, tapi sebuah awal dari perjuangan hidup hamba yang masih panjang,
semoga suatu titik keberhasilan ini mengiringi dan menjadi bekal dalam hidup
hamba mu ini,
Kupersembahkan hasil karya sederhana ini kepada yang sangat kukasih dan
kusayangi………
Ayah dan Mamakku tersayang
Tiada henti aku mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua ku yang
selalu menyemangatiku untuk lulus tepat waktu, yang selalu menyayangiku di
dalam keadaan apapun itu. Berkat doa kalian fiqa bisa sampai dititik ini.
Untuk membahagiakan hal kecil ini yang ku persembahkan untuk kalian.
Semoga ini menjadi awal untuk membuat ayah dan mamak bangga, karena fiqa
selama ini belum bisa berbuat lebih untuk ayah dan mamak. Fiqa sangat
menyanyangimu ayah, fiqa sangat sangat sangat menyayangimu mamak.
I Love You Ayah dan mamakku……
Dosen Pembimbing dan Penguji
Terima kasih kepada ibu Dr. Rina Delfita yang selalu sabar dalam
membimbing dan memberikan masukkan kepada Fiqa demi selesainya karya
ini…
Terimaksih kepada bapak Dr. M. Haviz, M.Si dan ibu Dr. Dwi Rini
Kurnia Fitri M.Si yang telah bersedia menjadi penguji serta memberi masukan
dan saran sehingga karya ini selesai…
Semoga kebaikan yang telah Bapak dan Ibu berikan bisa menjadi ladang
pahala yang diberikan oleh Allah SWT. Aamiin…
Seluruh Dosen Biologi dan Dosen UIN Mahmud Yunus Batusangkar
Terima kasih banyak untuk seluruh dosen UIN Mahmud Yunus Batusangkar
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada saya…
Semoga Ilmu yang Bapak dan Ibu berikan menjadi amal jariyah untuk Bapak
dan Ibu.
Keluarga Besar SMPN 1 Bukittinggi
Teruntuk keluarga besar SMPN 1 Bukittinggi, yaitu Bapak kepala sekolah
SMPN 1 Bukittinggi yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian di
SMPN1 Bukittinggi dan untuk ibu Net dan bu Widya yang
telah membimbing, mengarahkan, memberikan masukkan, memotivasi, dan
memberikan semangat, kasih sayang, serta do‟a. serta Pak Anto yang telah
mendukung saya untuk menyiapkan skripsi saya dan memberikan semangat
untukku.
Serta seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 1 Bukittinggi, yang
telah menerima saya sebagai keluarga dan memperlakukan saya sebagai tamu
yang istimewa. Semoga kebaikan yang telah kalian berikan kepada saya Allah
kembalikan kepada kalian, Amin ya Rabbil„alamin.
Teman Ku Biotic’18
Terimakasih ku ucapkan kepada teman ku, saudara seperjuangan ku
Biotic’18. Perjuangan yang kita lalui sama-sama takkan pernah aku lupakan
sampai kapan pun itu. 4 tahun bersama kalian memberikan warna dalam
perjuangan hidupku. 4 tahun bukan waktu yang singkat bersama kalian semua,
banyak cerita yang kita lalui bersama, semoga pertemanan dan persaudaraan ini
akan abadi selamanya…
Sahabatku
Terimakasih kepada sahabatku Latifah Azizah SM.yang selalu membantu
dikala apapun itu. Terimakasih sudah selalu ada dan terimakasih sudah selalu
menyayangikuuu aww, terimakasih telah menjadi roommate ku dengan segala
suasana yang sudah banyak kita alamin di kos wkwk.
Terimakasih kepada Liza Gustina Anisa Insani (paok) dan Maya Nur Rezki
(batakku) yang selalu mau mendengarkan segala keluh kesah dan selalu
memberikan semangat kepadaku. Selalu Bersamaku
Terimakasih kepada Liza Wahyu dan Lara Mulia yang sudah mau berteman
denganku.
Terimakasih telah menemani dari awal kuliah hingga tamat. Semoga selamanya
kita bisa menjadi sahabat…
Aku menyayangi kalian.
Teman SMA-ku
Teruntuk Lisa Anggraini, Elma Putri Nabilla, dan Rahma Shafira yang sudah
menyemangatiku mendengar keluhan curhatan ku baik itu isi hati dan pikiran
yang hanya perlu didengarkan oleh kalian, yang memelukku ketika aku
membutuhkan itu aku menyayangimu.

I.A, ARD. MZF


Yang telah memberikanku semangat hingga saat ini aku mampu menyelesaikan
skripsi ini dengan tepat waktu. Terimakasih telah ada didalam hidupku
walaupun sementara.

My Self
Last but not least, I wanna thank me for believing me
I wanna thank me for doing all this hard work
I wanna thank me for having no days off
I wanna thank me for never quitting
I wanna thank me for always being a giver and tryna give more than I recieve
I wanna thank me for tryna do more right than wrong
I wanna thank me for just being me at all times

Batusangkar, Agustus 2022


By: Rafiqatul Hasanah HD. S.Pd
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT,
karena hanya berkat dan rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengembangan E-Modul Bernuansa ESQ
(Emotional Spiritual Quotient) Pada Materi Sistem Peredaran Darah di SMPN
1 Bukittinggi”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Agama Islam Negeri (UIN)
Batusangkar.
Shalawat dan salam kepada baginda utusan Allah Muhammad SAW sebagai
nabi pelopor kebenaran dan pembawa cahaya dan penyempurna akhlak umat
manusia. Beliau telah meninggalkan dua pedoman hidup bagi kehidupan umat
manusia untuk dunia dan akhirat yakni Al-Quran dan Hadits.
Dengan selesainya skripsi ini tak lepas atas bantuan berbagai pihak yang
meluangkan banyak waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, dan masukan
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, izinkan penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Rina Delfita M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan banyak waktu dalam memberikan bimbingan, arahan dan
masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. M.Haviz M.Si selaku dosen penguji utama yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan saran dan masukan kepada penulis sehingg penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Dwi Rini Kurnia Fitri M.Si selaku dosen penguji pendamping yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan masukan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Diyyan Marneli, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Tadris Biologi, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Agama Islam Negeri (UIN)
Batusangkar.
5. Bapak Dr. Ardipen, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

i
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
6. Bapak Prof Dr. Marjoni Imammora, M.Sc selaku Rektor Universitas Agama
Islam Negeri (UIN) Batusangkar.
7. Kepada seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Agama Islam Negeri (UIN) Batusangkar yang telah memberikan
ilmu pengetahuan selama mengikuti proses perkuliahan di Universitas Agama
Islam Negeri (UIN) Batusangkar khususnya Bapak/Ibu Dosen Tadris Biologi.
8. Bapak Ferki Ahmad Marlion, M.Pd, Ibu Liza Meini Fitri, M.Si dan Ibu Netti
Zuniati S.Pd selaku validator yang telah memberikan komentar dan saran
mengenai instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis.
9. Keluarga besar SMPN 1 Bukittinggi yang telah membantu peneliti
memberikan izin penelitian di sekolah SMPN 1 Bukittinggi dan membantu
peneliti dalam menyelesaikan pembuatan skripsi ini.
10. Semua Mahasiswa jurusan biologi dan terkhusus biologi angkatan 2018 yang
selalu memberikan bantuan baik itu materi maupun moral dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini.
11. Teristimewa kepada siswa siswi kelas VIII A SMPN 1 Bukittinggi yang telah
banyak membantu peneliti selama melaksanakan penelitian.

Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan


pembuatan skripsi. Akhirnya kepada Allah jualah penulis berserah diri, semoga
bantuan, motivasi dan bimbingan serta nasehat dari berbagai pihak menjadi
amal ibadah yang ikhlas hendaknya dan dibalas oleh Allah SWT dengan
balasan yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua. Aamiin.

Batusangkar, Agustus 2022

Penulis,

Rafiqatul Hasanah HD
NIM.1830106043

ii
ABSTRAK

Rafiqatul Hasanah HD, NIM 1830106043 (2022). Judul Skripsi:


“Pengembangan E-Modul Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient)
Pada Materi IPA Sistem Peredaran Darah Kelas VIII SMPN 1 Bukittinggi”
Jurusan Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Universitas
Agama Islam Negeri (UIN) Batusangkar.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta yg ditemukan dilapangan bahwa


penggunaan media pembelajaran yang digunakan blum bervariasi dan banyak
menggunakan bahasa sains. yang menyebabkan rendahnya penguasaan materi
pembelajaran IPA SMPN 1 Bukittinggi . bahan ajar yang biasa digunakan berupa
buku paket dan lks yang belum dapat meningkatkan kognitif dan minat belajar
peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Pendidikan di sekolahberfokus
dengan kecerdasan intelektual, belum banyak menyentuh EQ (Emotional Quotient)
SQ (Spiritual Quotient) pada peserta didik berhasil dikembangkan maka hasil
pembelajaran akan optimal. Berdasarkan hal ini dilakukan penelitian dengan tujuan
menghasilkan E-Modul Bernuansa ESQ pada materi sistem peredaran darah untuk
siswa SMP yang valid dan praktis.

Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan (research and


development) menggunakan model 4-D yang terdiri dari tahap define, design dan
disseminate. Produk E-Modul di validasi oleh dua orang dosen UIN Batusangkar
dan satu orang guru IPA dan uji coba praktikalitas oleh 32 orang siswa SMPN 1
Bukittinggi dengan menggunakan instrument validitas dan instrument praktikalitas.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dihasilkan produk berupa E-


Modul bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) materi sistem peredaran
darah pada manusia. Hasil validasi E-Modul diperoleh nilai rata rata dikategorikan
sangat valid dari aspek syarat didaktik, syarat konstruksi, syarat teknis, dan syarat
kebahasaan. Hasil praktikalitas E-Modul oleh guru IPA kelas VIII SMPN 1
Bukittinggi diperoleh nilai rata rata 90,28% dengan kategori sangat praktis. Hasil
praktikalitas E-Modul oleh peserta didik kelas VIII SMPN 1 Bukittinggi diperoleh
nilai rata rata 90,78 dengan kategori praktis.

Keyword: E-Modul Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient)

iii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


ABSTRAK ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................5
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan .......................................................5
E. Pentingnya Pengembangan .......................................................................7
F. Asumsi Dan Keterbatasan Pengembangan ..............................................7
G. Definisi Operasional ...................................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori .........................................................................................10
1. Belajar dan pembelajaran ..................................................................10
2. E-modul .................................................................................................11
3. ESQ (Emotional Spiritual Quotient) ...................................................14
4. KI, KD dan Indikator Sistem Peredaran Darah ..............................21
5. Sistem Peredaran Darah .....................................................................22
6. E-modul Bernuansa ESQ ....................................................................28
B. Penelitian Relevan ....................................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .........................................................................................32
B. Model Pengembangan ..............................................................................32
C. Rancangan Penelitian ..............................................................................32
D. Prosedur Pengembangan .........................................................................36
E. Teknis Analisis Data.................................................................................42

iv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan ...............................................................................44
1. Tahap Pendefinisian (Define) ...........................................................44
2. Tahap Perencanaan (Design) ...........................................................49
3. Tahap Pengembangan (Development) .............................................64
B. PEMBAHASAN .......................................................................................71
1. Validitas...............................................................................................73
2. Praktikalitas .......................................................................................74
3. Analisis Spesifikasi Teknis.................................................................75
4. Keterbatasan Pengembangan ...........................................................76
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN.........................................................................................77
B. SARAN ......................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................78
LAMPIRAN ..........................................................................................................82

v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbandingan Antara Modul Elektronik Dan Modul Cetak...................13
Tabel 2.2 KI, KD, dan Indikator Materi Sistem Peredaran Darah .........................21
Tabel 2.3 Fungsi Ruang Jantung Pada Manusia ....................................................25
Tabel 2.4 Perbedaan Pembuluh Arteri, Vena, dan Kapiler ....................................26
Tabel 3.1 Kisi Kisi Validasi E-Modul....................................................................37
Tabel 3.2 Kisi Kisi Praktikalitas produk untuk guru..............................................39
Tabel 3.3 Kisi Kisi Praktikalitas Produk Untuk Peserta Didik ..............................39
Tabel 3.4 Hasil Validasi Lembar Validasi Guru Terhadap Praktikalitas EModul
Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) ....................................39
Tabel 3.5 Hasil Validasi Untuk Lembar Praktikalitas Pada Peserta Didik Terhadap
E-Modul ESQ ........................................................................................40
Tabel 3.6 Hasil Validasi Untuk Lembar Pedoman Wawancara Kepada Guru
Tentang Praktikalitas E-Modul Bernuansa ESQ ..................................41
Tabel 3.7 Kategori Validitas E-Modul ..................................................................42
Tabel 3.8 Hasil Skor Penilaian Validitas E-Modul ................................................42
Tabel 3.9 Kategori Praktikalitas E-Modul ............................................................ 43
Tabel 3.10 Hasil Skor Penilaian Praktikalitas E-Modul ....................................... 43
Tabel 4.1 Penulisan E-Modul Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) ....46
Tabel 4.2 Hasil Validasi Untuk Lembar Uji Validasi E-Modul ESQ ....................65
Tabel 4.3 Hasil Validasi Untuk Lembar Uji Praktikalitas E-Modul ESQ .............65
Tabel 4.4 Hasil Validasi Untuk Pedoman Wawancara E-Modul ESQ ..................66
Tabel 4.5 Hasil Validasi Untuk Lembar Uji Praktikalitas Untuk Peserta Didik ....67
Tabel 4.6 Tabel Saran Validator Mengenai E-Modul ESQ ...................................67
Tabel 4.7 Hasil Validasi E-Modul ESQ (Emotional Spiritual Quotient)...............70
Tabel 4.8 Hasil Uji Praktikalistas E-Modul ESQ Emotional Spiritual Quotient)..71

vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagian-Bagian Jantung ......................................................................24
Gambar 2.2 Pembuluh Darah .................................................................................26
Gambar 4.1 Buku paket yang digunakan sekolah ..................................................49
Gambar 4.2 Cover E-Modul...................................................................................50
Gambar 4.3 Kata Pengantar ...................................................................................51
Gambar 4.4 Daftar Isi .............................................................................................51
Gambar 4.5 Latar Belakang ...................................................................................52
Gambar 4.6 Deskripsi Singkat E-Modul ................................................................52
Gambar 4.7 Langkah Penerapan ESQ ....................................................................53
Gambar 4.8 Manfaat E-Modul ...............................................................................53
Gambar 4.9 KI dan KD ..........................................................................................54
Gambar 4.10 Tujuan Pembelajaran ........................................................................55
Gambar 4.11 Peta Konsep ......................................................................................55
Gambar 4.12 Kegiatan Belajar ...............................................................................56
Gambar 4.13 IPK ...................................................................................................57
Gambar 4.14 Materi Pokok ....................................................................................57
Gambar 4.15 Uraian Materi ...................................................................................58
Gambar 4.16 Ilustrasi dan Contoh Video...............................................................58
Gambar 4.17 Rangkuman ......................................................................................59
Gambar 4.18 Test Mandiri ESQ.............................................................................60
Gambar 4.19 Evaluasi ............................................................................................61
Gambar 4.20 Kunci Jawaban .................................................................................61
Gambar 4.21 Daftar Refleksi .................................................................................62
Gambar 4.22 Daftar Istilah ....................................................................................62
Gambar 4.23 Daftar Pustaka ..................................................................................63
Gambar 4.24 Cover Penutup ..................................................................................63
Gambar 4.25 Cover Sebelum dan Sesudah Revisi .................................................68
Gambar 4.26 Pendahuluan Sebelum dan Sesudah Revisi ......................................69

vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus ............................................................................................... 80
Lampiran 2 RPP .................................................................................................... 85
Lampiran 3 Nama Nama Validator Dan Praktisi .................................................. 88
Lampiran 4 Kisi Kisi Lembar Uji Validitas Untuk Lembar
Uji Validitas E-Modul ..................................................................... 90
Lampiran 5 Lembar Uji Validitas Untuk Uji Praktikalitas Guru ........................101
Lampiran 6 Lembar Uji Validitas Uji Praktikalitas Peserta Didik .....................107
Lampiran 7 Lembar Uji Validitas Untuk Pedoman Wawancara Guru
Tentang Praktikalitas ........................................................................113
Lampiran 8 Lembar Validasi E-Modul Bernuansa ESQ
Sistem Peredaran Darah ................................................................... 120
Lampiran 9 Instrument Praktikalitas E-Modul Bernuansa ESQ
Sistem Peredaran Darah ...................................................................143
Lampiran 10 Hasil Validasi Instrument Dan Praktikalitas .................................155
Lampiran 11 Hasil Analisis Validitas E-Modul Bernuansa ESQ
Sistem Peredaran Darah ...................................................................157
Lampiran 12 Hasil Analisis Uji Praktikalitas E-Modul ......................................165
Lampiran 13 Lembar Pedoman Wawancara Tentang
Praktikalitas E-Modul ....................................................................171
Lampiran 14 E-Modul Bernuansa ESQ ..............................................................176
Lampiran 15 Surat Berkaitan Dengan Penelitian ................................................213
Lampiran 16 Dokumentasi saat Penelitian ..........................................................217

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam
menciptakan manusia yang berkompeten, kreatif, dan berbudi luhur yang akan
berguna dalam memajukan dan mengembangkan bangsa. Proses pembelajaran
akan berhasil apabila seperangkat kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai maksimal, hal ini sudah tentu peran gurudiharapkan dapat menjadi
seorang desainer pembelajaran yang dapat merancang suatu pembelajaran
bermakna, yang melibatkan peserta didik dalam upaya penanaman dan
peningkatan penguasaan materi pembelajaran. Dapat membimbing dan
mengarahkan peserta didik dalam mencapai berbagai kompetensi yang telah
dirumuskan sebelumnya. Oleh karena itu, untuk mencapai suatu keberhasilan
dalam proses pembelajaran di suatu sekolah tentu dipengaruhi oleh kompetensi
seorang guru sebagai pendidik profesional, yang memiliki tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik.
Menurut Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang mengatur
tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah
meningkatkan kemampuan peserta didik. Mahasiswa diharapkan tidak hanya
memiliki landasan ilmu yang komprehensif, tetapi juga taat beragama,
berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, mandiri, inovatif, kerakyatan, serta
bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara. Menurut Machali (2014: 21),
Kurikulum 2013 menekankan pada keseimbangan dalam materi pembelajaran,
yang meliputi kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan
keterampilan, sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum nasional.
Berdasarkan karakteristik kurikulum 2013 terkandung bahwa proses
pembelajaran harus mengembangkan potensi intelektual, spiritual, dan
emosional. Secara potensial manusia dapat mengembangkan potensinya
untuk menjadi manusia yang memiliki peradaban tinggi dan dilengkapi
dengan IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient) dan SQ

1
2

(Spiritual Quotient). Pendidikan diselenggarakan bukan hanya untuk mengejar


nilai-nilai, tetapi untuk memberikan arahan kepada setiap orang agar dapat
bertindak dan berperilaku dengan baik sesuai dengan prinsip dan semangat
pembelajaran ilmiah. Tujuan pendidikan bukan hanya untuk generasi cerdas
saja, juga generasi yang berakhlak mulia yang merupakan cerminan jati diri
suatu bangsa. Lembaga yang berorientasi pada kecerdasan intelektual tetapi
mengabaikan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, pendidikannya
seperti mengalami ketimpangan dalam mencapai tujuan akhir (Rahmadhani F.
dkk, 2019: 167).
Dalam dunia pendidikan masa kini, yang lebih bercorak modern dan
sekuler kadang-kadang berakibat ke arah hilangnya kualitas manusiawi
(spiritual dan moral). Oleh karena itu perlu diterapkan suatu sistem
pembelajaran yang lebih memprioritaskan keseimbangan antara kecerdasan
intelektual, emosional dan spiritual. Proses Pembelajaran yang diarahkan
kepada kualitas intelektual saja, belum tentu akan menghasilkan kecerdasan
emosional dan spiritual. Sebaliknya proses pembelajaran yang diarahkan
kepada kualitas emosional dan spiritual dengan sendirinya akan melahirkan
kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual sekaligus.
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
penguasaan ilmu pengetahuan, kemampuan ini sangat bergantung pada
intelegensi atau kecerdasan siswa. Kemampuan afektif merupakan yang
mempertimbangkan Self Concept siswa, perkembangan pribadi dan
perkembangan emosi sosial siswa Kemampuan ini ditunjukkan dalam
kemampuan bekerja dalam kelompok, menyampaikan pendapat dan
keterbukaan untuk mendengarkan pendapat orang lain. Kemampuan ini
bergantung pada kecerdasan emosional dan spiritual siswa (Aziz dkk, 2018:
80-81).
Hasil wawancara yang dilaksanakan di SMPN 1 Bukittinggi Selama ini,
Guru biologi kelas VIII pendidikan di sekolah berfokus pada pengembangan
kecerdasan intelektual (IQ), yaitu menyerap ilmu pengetahuan sebanyak-
banyaknya, tapi belum banyak menyentuh kecerdasan emosional (EQ) dan
3

spiritual (SQ), bahwa dalam proses pembelajaran harus mengembangkan


potensi spiritual dan emosional.
Berdasarkan hasil observasi, media pembelajaran yang digunakan belum
bervariasi karena hanya berupa buku paket dan LKS, media pembelajaran yang
digunakan banyak menggunakan bahasa sains, bila dibaca sekilas susah untuk
dimengerti siswa, media pembelajaran kurang menarik dan gambar yang
terdapat dalam buku tersebut masih bewarna hitam putih sehingga siswa
kurang dapat memahami gambar yang terkait dengan materi. Keadaan ini
mengakibatkan pembelajaran dan hasil belajar belum optimal. Oleh karena
itu, perlu adanya upaya mengembangkan media pendukung pembelajaran.
Pada penelitian ini, materi yang dipelajari adalah Sistem Ekskresi yang
merupakan materi Biologi. Bidang studi yang membutuhkan kemampuan
berpikir tinggi dalam memahami materi pelajaran yang terkandung di
dalamnya, sehingga peserta harus memiliki kemampuan berpikir yang tinggi
dalam memahami materi pelajaran yang terkandung di dalamnya. Untuk
mempermudah belajar siswa, diperlukan media yang lengkap, jelas, dan
menarik. Media pembelajaran harus dibuat dengan mempertimbangkan
kebutuhan siswa, sehingga konten yang disertakan dengan perangkat
pembelajaran ini lebih bermakna, dapat diterima, dipelajari, dan dipahami oleh
mereka (Widiana, 2016: 147).
Keterkaitan materi Sistem Ekskresi ini dengan ESQ bisa di contoh
Ketahuilah bahwa sesungguhnya tanda-tanda perubahan urin ada pada kondisi
hati serta kelenjar keringat yang menunjukkan penyakit lain pada tubuh. Tanda
kesehatan pada keringat menunjukkan kesehatan pada organ hati seseorang,
terutama yang berkaitan dengan fungsi hati”.Konsep yang ditawarkan oleh
Ibnu Sina bertumpu pada generalisir fungsi organ. Organ hati menjadi sentral
dalam pembahasan Ibnu Sina setelah itu ginjal menjadi perhatian utama”
Pada materi sistem ekskresi manusia. Jadi solusi ini sangat tepat karena
pada Kurikulum 2013 guru dituntut untuk mengutamakan aspek spiritual dan
aspek sosial. Salah satunya yaitu dengan meningkatkan kemampuan spiritual
kemudian adanya modul elektronik dapat membantu proses pembelajaran agar
4

tetap efektif, lebih menarik, interaktif, dapatdilakukan kapanpun dan dimana


saja serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Penggunaan E-modul
dalam proses pembelajaran juga dapat menghasilkan perubahan dalam diri
peserta didik terutama jika E-modul diintegrasikan dengan nilai-nilai ESQ, dan
aspek Emosional Spiritual Quotient (ESQ) yang disajikan melalui materi
pelajaran biologi dimana nantinya akan mampu membentuk karakter yang
positif pada diri peserta didik.
Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi ini adalah mengembangkan
bahan ajar sendiri. Pengembangan bahan ajar bersifat fleksibel dan bisa
disesuaikan dengan tuntunan kurikulum. Salah satu yang bisa dikembangkan
adalah bahan ajar. Penggunaan bahan ajar memiliki beberapa keunggulan
seperti mampu mengaktifkan siswa dalam belajar sehingga pembelajaran tidak
lagi berpusat pada guru.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya mengembangkan media pendukung
pembelajaran. Selain itu semenjak pandemic saat ini, peserta didik juga
membutuhkan media belajar yang mudah atau fleksibel dapat digunakan untuk
sistem pemebelajaran jarak jauh (online) maupun tatap muka (offline).
Pengembangan E-modul diharapkan mampu membantupeserta didik. Seperti
meningkatkan motivasi belajar, menjadikan peserta didik mampu berpikir
kritis terkait materi pelajaran dan menjadi refrensi bagi guru untuk
menciptakan efektifitas proses pembelajaran.
Perhatian dari pendidik untuk mengintegrasikan kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual siswa dalam proses pembelajaran masih kurang.
Prastowo (2011: 106) mengungkapkan bahwa bahan ajar pada dasarnya adalah
sebuah buku panduan yang disusun secara sistematis dengan Bahasa yang
mudah dipahami, agar peserta didik dapat belajar mandiri dengan bantuan atau
bimbingan yang minimal dari guru.
5

Keberhasilan penggunaan bernuansa ESQ telah terbukti dari penelitian


Fatma dan Alfarisi (2014: 66) menyatakan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan bernuansa ESQ pada materi pokok sistem peredaran darah pada
manusia berpengaruh positif terhadap hasil belajar. Khazanah ESQ yang
diberikan dapat menunjang pemahaman serta memotivasi peserta didik untuk
berbuat yang lebih baik, dan meningkatkan kecintaan kepada Allah SWT.
Alfarisi (2013: 52) juga menyatakan bahwa penggunaan modul bernuansa ESQ
pada materi pokok sistem reproduksi dapat memberikan rasa nyaman pada
peserta didik, dikarenakan materi ini dihubungkan dengan aspek spiritual
sesuai dengan tuntunan Al-Quran.
Berdasarkan latar belakang yang telah uraikan diatas, maka peneliti tertarik
melalukan penelitian dengan judul “Pengembangan E-Modul Bernuansa
ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Pada Materi Sistem Peredaran Darah
di SMPN 1Bukittinggi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana validitas dari E-Modul IPA bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quotient) Pada Kelas VIII yang dikembangkan di SMPN 1 Bukittinggi.
2. Bagaimana praktikalitas E-Modul IPA bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quotient) Pada Kelas VIII yang dikembangkan di SMPN 1 Bukittinggi.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menghasilkan E-Modul IPA Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quotient) Pada Kelas VIII yang dikembangkan di SMPN 1 Bukittinggi yang
valid.
2. Untuk menghasilkan E-Modul IPA Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quotient) Pada Kelas VIII yang dikembangkan di SMPN 1 Bukittinggi yang
praktis.
6

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan


Adapun spesifikasi produk pada penelitian ini, sebagai berikut :
1. E-Modul IPA Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) di SMPN 1
Bukittinggi yang disajikan berbentuk modul elektronik, yang terdiri dari:
Cover, pada bagian ini memuat logo IAIN Batusangkar, nama penulis,
judul, materi pokok, kelas, semester dan gambar dari sistem peredaran
darah.
2. Selanjutnya memuat kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, petunjuk
penggunaan modul bagi guru dan peserta didik, materi pokok yang akan
di sesuaikan dengan bernuansa ESQ.
3. Selanjutnya memuat kompentensi inti (KI), kompentensi dasar (KD),
Indikator dan tujuan pembelajaran.
4. Bagian selanjutnya adalah E-modul disusun memiliki Space atau kolom
yang bernuansa ESQ mencakup/ berisikan (nilai ESQ)
Langkah Langkah Penerapan ESQ
1) Zero Mind Process (Penjernihan Emosi)
2) Mental Building (Pembangunan Mental)
3) Personal Strength (Ketangguhan Pribadi)
4) Social Strength (Ketangguhan Sosial)
5. Halaman selanjutnya memuat lembar evaluasi berupa soal essay dan daftar
pustaka.
6. Merancang E-modul dimulai dengan membuat modul menggunakan
microsoft word/canva dengan memakai beberapa jenis huruf yang sesuai,
ukuran huruf yang digunakan beragam, spasi bervariasi dari 1, 1.15, dan
1,5 dan ukuran kertas yang digunakan yaitu A4. kemudian dilanjutkan
dengan mengubah format E-modul dari microsoft word ke PDF.
Kemudian dari format PDF dilanjutkan pembuatan E-modul menggunakan
aplikasi Flip PDF Profesional untuk menambahkan. multimedia berupa,
background, vidio, efek suara kemudian disimpan dengan format html.
Selanjutnya diupload kedalam google drive, dan didapatkan link untuk E-
modul tersebut agar bisa disebarkan dan diakses menggunaan smartphone.
7

7. E-Modul IPA Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quoetient)


ditambahkan animasi gambar untuk menambah motivasi peserta didik
dalam belajar serta menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami.
E. Pentingnya Pengembangan
Pentingnya pengembangan ini ialah sebagai berikut:
1. Pengembangan E-Modul IPA bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quoetient).
2. Sebagai bahan rujukan bagi penulis yang berminat melanjutkanpenelitian
ini.
F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
1. Asumsi
Beberapa asumsi yang melandasi pengembanga E-Modul IPA
bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quoetient) pada pembelajaran IPA
yaitu, dapat membantu guru bagaimana cara membuat bahan ajar, serta
membantu siswa lebih aktif dalam belajar.
2. Fokus Pengembangan
Pengembangan E-Modul IPA bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quoetient) didasarkan pada analisis kebutuhan dan karakteristik siswa serta
kondisi proses pembelajaran disekolah, guna menghasilkan E-modul yang
valid dan praktis.
G. Definisi Operasional
Agar tidak adanya ketimpangan dan kesalahpahaman dalammemahami
judul yang terdapat dalam proposal ini, maka penulis akan mengemukakan
beberapa penjelasan dari istilah yang terdapat dalam proposal ini:
1. ESQ adalah dua kecerdasan yang dimiliki manusia disamping kecerdasan
intelektual atau Inteligence Quotient (IQ), yaitu kecerdasanemosional atau
Emotional Quotient (EQ) dan kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient
(SQ). Pada kenyataannya dalam praktik pendidikan, aspek emosional dan
spiritual terpisah dari aspek intelektual.
2. Emotional Quotient (EQ) atau biasanya disebut dengan“kecerdasan
8

emosional merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri


serta perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, dan
kemampuan untuk mengatur emosi dengan baik terhadap diri sendiri dan
dalam hubungan dengan orang lain.
3. Spiritual Quotient (SQ) atau biasanya disebut dengan kecerdasan spiritual
merupakan kecerdasan yang bersandar pada bagian dalam diri kita yang
berkaitan dengan kearifan di luar ego. Spiritual Quotient (SQ)juga dapat
diartikan kecerdasan yang diperoleh daridorongan, inspirasi, dan efektivitas
yang terinspirasi, penghayatan ketuhanan”yangdidalamnya kita seluruhnya
menjadi bagian.
4. Media merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan
si pengajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Media
pembelajaran digunakan sebagai alat bantu oleh guru untuk berkomuikasi
dengan peserta didik dalam proses pembelajaran agar pembelajaran menjadi
efektif dan efisien.
5. Secara singkat ESQ yang dirumuskan Ary Ginanjar Agustian berisikan
sebagai sebuah kecerdasan yang meliputi emosional dan spiritual dengan
konsep universal yang mampu menghantarkan pada predikat yang
memuaskan bagi dirinya dan orang lain serta dapat menghambat segala hal
yang kontradiktif terhadap kemajuan umat manusia.
6. E-Modul adalah alat ukur lengkap merupakan unit yang dapat berfungsi
secara mandiri, terpisah, tetapi juga dapat berfungsi sebagai kesatuan dari
seluruh unit lainnya. Pada kenyataannya E-modul merupakan jenis kesatuan
kegiatan belajar yang terencana, di rancang untuk membantu para peserta didik.
7. Validitas merupakan suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kebenaran atau kesahan suau instrument atau bahan ajar.Validitas suatu
instrument berdasarkan BNSP dilihat dari segi kelayakan isi, kelayakan
bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan grafis.
8. Praktikalitas merupakan kemudahan-kemudahan yang terdapat dalam
9

instrument baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi,


atau memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam menyimpannya. Aspek
yang dapat digunakan untuk mengukur praktikalitas suatu instrument terdiri
dari aspek kemudahan dalam pemakaian E-Modul, mulai dari tampilan,
petunjuk penggunaan, bahasa yang digunakan, serta tujuan E-Modul.
10

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar dalam arti luas merupakan suatu proses yang memungkinkan
timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku baru yang bukan
disebabkan oleh kematangan dan sesuatu hal yang bersifat sementara
sebagai hasil dari terbentuknya respons utama. Belajar merupakan
aktivitas, baik fisik maupun psikis yang menghasilkan perubahan tingkah
laku yang baru pada diri individu yang belajardalam bentuk ke mampuan
yang relatif konstan dan bukan disebabkan oleh kematangan atau sesuatu
yang bersifat sementara.

Perubahan kemampuan yang disebabkan oleh kematangan,


pertumbuhan, dan perkembangan seperti anak yang mampu berdiridari
duduknya atau perubahan fisik yang disebabkan oleh kecelakaan tidak
dapat dikategorikan sebagai hasil dari perbuatan belajar meskipun
perubahan itu berlangsung lama dan konstan. Menurut Slameto bahwa
belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secarakeseluruhan sebagai hasil
dari pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya
(Hanafy, 2014: 68).
Pembelajaran pada pokoknya merupakan tahapan-tahapan kegiatan
guru dan siswa dalam menyelenggarakan program pembelajaran, yaitu
rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok
yang secara rinci memuat alokasi waktu, indikator pencapaian hasil
belajar, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran untuk setiap materi
pokok mata pelajaran. Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan
berproses melalui tahapan-tahapan yang dicirikan dengan karakteristik
tertentu.

10
11

Pertama, melibatkan proses mental siswa secara maksimal dalam


proses pembelajaran. Kedua, membangun suasana dialogis dan proses
tanya jawab secara terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa yang pada gilirannya
dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka
konstruksi sendiri.
Belajar dan pembelajaran merupakan aktivitas utama dalam proses
pendidikan. Pendidikan secara nasional di Indonesia didefinisikan
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan baik untuk diri peserta didik itu sendiri
maupun untuk masyarakat, bangsa, dan negaranya (Hanafy,2014: 74).
Terdapat unsur penting dalam definisi pendidikan secara nasional,
yaitu usaha sadar dan terencana, mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran yang memungkinkan bagi peserta didik untuk aktif
mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta membekali peserta
didik dengan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang
diperlukan bagi diri, masyarakat, bangsa, dan negara peserta didik.
Suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan bagi
peserta didik untuk aktif mengem-bangkan potensi yang dimilikinya
hanya dapat diwujudkan melalui proses interaksi yang bersifat edukatif
antara dua unsur manusiawi, yaitu peserta didik sebagai pihak yang
belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan peserta didik
sebagai subjek pokoknya (Sardiman, 2008: 13).
2. E-Modul
a. Pengertian E-Modul
Perkembangan zaman sekarang memiliki dampak besar seiring
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mendorong
12

dunia pendidikan mampu memanfaatkan teknologi informasi. Sebagai


penggunaan bahan ajar bahkan peserta didik dapat mengunduh modul non cetak
(modul elektronik) untuk dapatmempelajari secara offline dan sebagai panduan
untuk ujian denganmateri yang sudah di ada.
Berkembangnya teknologi pada era revolusi industri 4.0 adalah
momentum yang menandai ikut berkembangnya ilmu pengetahuan. Tidak
hanya sekedar mengatasi persoalan yang telah ada, revolusi ini juga
memberikan kompetisi baru dalam masing- masing bidang kehidupan.
Masing-masing bidang didukung penuh oleh keharusan beradaptasi
termasuk juga dengan bidang pendidikan. Transformasi yang serius dalam
pendidikan masa ini merupakan pendayagunaan teknologi pendidikan
(Nurdiana dkk, 2021:1232).
Modul elektronik merupakan bentuk bahan belajar mandiri yang
disusun secara sistematis yang ditampilkan dalam format elektronik, di
dalamnya terdapat audio, animasi, dan navigasi. Aplikasi yang dapat
digunakan untuk membuat E-modul, diantaranya Exelearning, Kvisoft
Flipbook Marker, 3D Page Flip Professional, dan Flip PDF Professional.
Diantara aplikasi pembuat E-modul tersebut, aplikasi Flip PDF
Professional memiliki lebih banyak kelebihan, yaitu mudah untuk
digunakan karena dapat dioperasikan bagi pemula yang tidak mengetahui
bahasa pemrograman HTML. Flip PDF Professional adalah pembuat
flipbook kaya fitur yang memiliki fungsi edit halaman. Aplikasi ini dapat
membuat halaman buku yang interaktif dengan memasukkan multimedia
seperti gambar, video dari YouTube, MP4, audio video, hyperlink, kuis,
flash, dan lain-lain (Seruni,2019: 49).
Dalam proses kegiatan belajar mengajar terdapat tiga konstituen
utama yaitu guru, peserta didik dan sumber belajar.Sumber belajar yang
baik adalah sumber belajar yang dapat memotivasi dan membawa peserta
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sumber belajar
sebagai segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar yang
secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil
13

belajar. Sejalan dengan berkembangnya kemajuan teknologi informasi dan


komunikasi, kini hadir sumber belajar digital yang dapat dimanfaatkan
peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring sehingga
kegiatan belajar mengajar tidak terbatas pada ruang kelas saja. Sumber
belajar tersebut adalah E‐modul.
Fitryani dan Hunaepi (2016: 97) mendefinisikan E‐modul sebagai
sarana pembelajaran yang berisi materi, metode batasan- batasan, serta cara
mengevaluasinya yang dirancang dalam sistem elektronik untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan. E‐modul merupakan seperangkat
bahan ajar digitalatau noncetak yang disusun secara sistematis yang
digunakan untuk keperluan belajar mandiri sehingga menuntut peserta didik
untuk belajar memecahkan masalah dengan caranya sendiri. E‐modul dapat
menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi lebih interaktif karena di dalam
penyajiannya dapat disisipkan berupa animasi, gambar, video, maupun
audio (Dewi & Yulia, 2021: 560).
Berdasarkan pemaparan mengenai pengertian modul dan modul
elektronik, tidak terlihat adanya perbedaan prinsip pengembangan antara
modul konvensional (cetak) dengan modul elektronik. Perbedaan terlihat
pada format penyajian secara fisik. Pada umumnya modul elektronik
mengadaptasi komponen- komponen yang terdapat pada modul cetak.
Tabel 2.1 Perbandingan Antara Modul Elektronik DanModul Cetak.
MODUL ELEKTRONIK MODUL CETAK
Format elektronik (dapat berupa Format berbentuk cetak
file, doc, .exe, .swf, dll) (kertas)
Ditampilkan menggunakan Tampilannya berupa kumpulan
perangkat elektronik dan software kertas yang tercetak
khusus (laptop,
PC, HP, Internet)
Lebih praktis untuk dibawa Berbentuk fisik, untukmembawa
dibutuhkan ruang untuk
meletakan
Biaya produksi lebih murah Biaya produksi lebih mahal
Tahan lama dan tidak akan lapuk Daya tahan kertas terbatas oleh
dimakan waktu waktu
14

Menggunakan sumber daya Tidak perlu sumber daya


tenaga Listrik khusus untuk
menggunakannya
Dapat dilengkapi dengan audio Tidak dapat dilengkapi dengan
atau video dalam penyajiannya audio atau video dalam
penyajiannya.
Sumber: Priyanthi, (2017: 3).
3. ESQ (Emotional Spiritual Quotient)
ESQ adalah dua kecerdasan yang dimiliki manusia disamping
kecerdasan intelektual atau Inteligence Quotient (IQ), yaitu kecerdasan
emosional atau Emotional Quotient (EQ), dan kecerdasan spiritual atau
Spiritual Quotient (SQ). Pada kenyataannya dalam praktik pendidikan,aspek
emosional dan spiritual terpisah dari aspek intelektual. Saat aspek Emotional
Spiritual Quotient (ESQ) ini berkembang pada pembelajaran maka hasil
pendidikan akan optimal bahwa apabila ketiga potensi dasar ini berada dalam
satu kesatuan, maka akan tercipta manusia yang seutuhnya, yaitu manusia
yang tidak saja memiliki intelektualitas namun juga memiliki kecerdasan
emosi yang dituntun oleh kecerdasan spiritual. Oleh karena itu diperlukan
bahan ajar yang mengintegrasikan aspek Emotional Spiritual Quotient (ESQ)
yang disajikan melalui materi pelajaran biologi dimana nantinya akan
mampu membentuk karakter yang positif pada diri siswa (Zubaedi, 2011: 44)
“Emotional Spiritual Quotient yang biasa dikenal dengan kecerdasan
emosional spiritual (ESQ) memiliki arti yang sama-sama penting, saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Walaupun memiliki definisi yang
berbeda antara kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual. Gabungan kedua
kecerdasan ini dinamakan Emotional Spiritual Quotient (ESQ) (Islam, 2018:
246-247).
Ary Ginanjar Agustian mendefinisikan konsep kecerdasan ini merupakan
penggabungan pemikiran antara kedua energi yakni energi “vertikal” yang
cenderung berfikir keduniaan-hubungan dengan sesama manusia dengan
energi “horizontal” yang cenderung berfikir tentang keTuhanan hingga
berdampak terhadap mainset seseorang pada arti hidup yang lebih di warnai
dengan pemikiran positif. Kecerdasan ini bertujuan agar dapat menyusun
15

metode ataupun strategi yang lebih diandalkan dalam menemukan


pengetahuan yang hakikidan benar (Agustian, 2003: 322).
ESQ adalah sebuah singkatan dari Emotional Spritual Quotientyang
merupakan gabungan Emotional Quotients (EQ) dan Spiritual Quotients
(SQ), yaitu penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan
spiritual. Definisi Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Models adalah Model
kemampuan seseorang untuk memberi makna spiritu al terhadap pemikiran,
prilaku/akhlak dan kegiatan, serta mampu mensinergikan Intelegent Quotient
(IQ) yang terdiri dari IQ logika/berpikir dan IQ Financial/kecerdasan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dikokohkan dengan kematangan emosi
(Emotional Quotient (EQ) dan agar mendapatkan ketenangan jiwa sebagai
mahluk ciptaan Allah melalui kemantapan Spiritual Quotient (SQ) secara
komprehensif.
“The ESQ Way 165” karya Ary Ginanjar, menjabarkan manusia
sebagai makhluk dua dimensi yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan
akan kepentingan jasmani dan rohani. Oleh sebab itu, manusia harus memiliki
konsep duniawi atau kepekaan duniawi atau kepekaan emosi serta intelegensi
yang baik (EQ plus IQ dan penting pula penguasaan rohaniah vertikal atau
Spiritual Quotient (SQ). Dalam bukunya tersebut, diberikan pemahaman serta
pelatihan yang mengolaborasi beberapa dimensi di atas untuk mencapai
keberhasilan yang efektif yaitu ESQ (Emotional and Spiritual Quotient).
Sejauh ini IQ (kecerdasan intelegensi) hanya berperan sebatas syarat minimal
dalam mencapai keberhasilan. namun kecerdasan emosi memiliki peran jauh
lebih signifikan dibandingkan dengan IQ. Ini dibuktikan dengan beberapa
orang dengan intelegensi yang tinggi namun terpuruk secara emosional di
tengah persaingan. Sebaliknya intelektual yang biasa-biasa saja justru mampu
mencapai titik prestasi dengan kinerjanya pada kecerdasan secara
emosionalnya dan EQ telah membuktikan eksistensinya (Zamroni &
Umiarso, 2011: 17-18).
Emotional Quotient (EQ) adalah serangkaian kecakapan yang
memungkinkan kita melapangkan jalan didunia yang rumit dalam aspek
16

pribadi, sosial dan pertahanan dari seluruh kecerdasan, akal sehat yang penuh
misteri dan kepekaan yang penting untuk berfungsi secara efektif setiap hari.
Dalam bahasa sehari hari kecerdasan emosional biasanya kita sebut sebagai
“street smart” atau kemampuan khusus yang kita sebut akal sehat. Ini terkait
dengan kemampuan membaca lingkungan politik dan sosial dan menatanya
kembali. Kemampuan memahami dengan spontan apa yang diinginkan dan
dibutuhkan orang lain, kelebihan dan kekurangan mereka. Kemampuan untuk
tidak terpengaruh oleh tekanan dan kemampuan untuk menjadi orang
menenangkan yang kehadirannya didambakan orang lain (Agus, 2005: 171).
Spiritual Quotient (SQ) atau kecerdasan spiritual merupakan temuan
mutakhir secara ilmiah yang pertama kali digagas Oleh Danah Zohar dan Ian
Marshall (2000:12) , masing masing Harvad University dan Oxford
University melalui serangkaian penelitian yang sangat komprehensif. Dalam
bukunya berjudul “Spiritual Intelligence”.
SQ merupakan sesuatu yang dapat diubah atau ditingkatkan.
Spiritual Quotient cara untuk melakukan integrasi, memahami dan
beradaptasi dengan perspektif baru. Bagian dalam diri manusia, pikiran dan
spiritualitas merupakan sesuatu yang elastis. Manusia dapat meningkatkan
SQ yang dimilikinya sampai usia tua. Diantara tahap kelemahan dan
pencerahan terdapat sudut kepanikan yang membuat seseorang dapat
meningkatkan diri. Individu memiliki kemampuan organisasi diri ketika
menghadapi tepian yang merupakan batas kekacauan. Tempat ini merupakan
daerah orang merasa nyaman ketikaseharusnya merasakan ketidak nyamanan
(Agus, 2005: 209)
SQ juga berbeda dari IQ dan EQ, IQ adalah jenis gunakan untuk
memecahkan masalah logika dan strategis. Sementara EQ adalah jenis
kecerdasan yang memberi kita rasa empati, cinta, motivasi, dan kemampuan
untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat. Adapun SQ
adalah jerus kecerdasan yang memungkinkan manusia menjadi kreatif,
mengubah aturan situasi. SQ adalah jenis kecerdasan untuk bermain dengan
batasan, memainkan "permainan takterbatas". SQ adalah kecerdasan yang
17

memberi kita kemampuan membedakan, rasa moral, kemampuan


menyesuaikan aturan yang kakudibarengi dengan pemahaman dan cinta. SQ
adalah juga kecerdasan yang memberi kita kemampuan setara untuk melihat
kapan cinta dan pemahaman sampai pada batasannya; kemampuan yang
digunakan untuk bergulat dengan ikhwal baik dan jahat, untuk
membayangkan kemungkinan yang belum terwujud untuk bermimpi,
bercita-cita, dan mengangkat diri kita dari kerendahan (Efendi, 2005: 209).
Model ESQ (Emotional Spiritual Quotient) adalah mekanisme
sistematis untuk mengelola tiga dimensi manusia, yaitu tubuh, pikiran dan
jiwa, atau dimensi fisik, mental dan spiritual secara keseluruhan. Secara
singkat, ESQ membahas bagaimana tiga komponen utama tauhid: Iman,
Islam, dan Isaan dapat diatur dalam harmoni dan kesatuan. Sebagaimana
diketahui bahwa setiap manusia memiliki titik ketuhanan yang mengandung
energi berupa sifat-sifat Allah pencipta. Semuanya terangkum dalam suara
atau ego Tuhan, ketidaksadarankolektif dengan potensi spiritual yang besar,
di tempat Tuhan (SQ) ini. Ketika berbicara tentang komunikasi suci, selalu
katakan padanya apa yang dia inginkan. Dengan demikian, ia
menyampaikan larangannya untuk menyelaraskan umat manusia dengan
persediaan alam semesta. Nilai intrinsik dan motivasi yang terkandung
dalam titik suci ini, di sisi lain, sering dikelilingi oleh lingkaran gelap
pandangan dunia dan paradigma (Agustian, 2006: 100).
Manfaat Kecerdasan ESQ (Emotional Spiritual Quotient)
a. Kesehatan spiritual
Mengembangkan IQ dan EQ, memang menjadikan kita sehat
secara pikiran (intelektual) dan sehat secara emosional sekaligus. Akan
tetapi dewasa ini manusia modern justru jauh lebih banyak terjangkit
penyakit spiritual dengan segala variasinya yaitu mulai dari krisis
spiritual (Spiritual Crisis), penyakit jiwa (Soul Pain), penyakit
Eksistensial (Eksistensial Illness), darurat spiritual (Spiritual
Emergency), dan banyak lagi, seperti patologi spiritual. Jawaban atas
penyakit jiwa spiritual yang dewasa ini justru lebih banyak diderita
18

manusia modern tentu tidak dapat kita peroleh dari IQ maupun EQ.
Sebaliknya, kecerdasan spiritual (ESQ) bukan saja menyentuh segi
spiritual kita, melainkan lebih dari itu:menyajikan beragam resep, mulai
dari pengalaman spiritual (Spiritual Experience) sampai penyembuhan
spiritual (Spiritual Healing), sehingga kita benar-benar mengalami segi
kesehatan spiritual (Sukidi, 2004: 49).
b. Kedamaian Spiritual
Kecerdasan ESQ membimbing kita meraih kedamaian hidup
secara spiritual. Ini secara filisofi spiritual dilukiskan oleh FR. Paul
Edwards “kecerdasan spiritual adalah bukti ilmiah. Ini adalah benar
ketika seseorang merasakan keamanan (Secure), kedamaian (Peace),
penuh cinta (Love) dan bahagia (Happy). Ketika dibedakan dengan
suatu kondisi di mana kita merasakan ketidak amanan (Insecure),
ketidakbahagiaan (Unhapyy), dan ketidakcintaan (Unloved)
c. Kebahagian Spiritual
Kecerdasan ESQ tidak hanya mengajak kita memaknai hidup
secara lebih bermakna (Meaningful), melainkan lebih dari itu seperti
meraih kebahagiaan sejati, yakni kebahagiaan spiritual. Mungkin justru
asumi terakhir itu banyak benarnya, karena memang selama ini state of
mind (segi pandang) kita dibelenggu oleh kebahagiaan yang serba
intelektual atau material (IQ) dan Emotional (EQ). Jarang kita
diperkenalkan dengan kebahagiaan spiritual (SQ) ini, padahal
kebahagiaan sejati (The True Happiness) justru terletak pada
kebahagiaan spiritual (Spiritual Happiness) yaitu suatu jenis
kebahagiaan yang membuat hati dan jiwa kita menjadi bahagia,
tentram, dan penuh kedamaian.
d. Kearifakan Spiritual
Kecerdasan ESQ mengarahkan seseorang ke puncak tangga,
yakni kearifan spiritual (Spiritual Wisdom). Kearifan spiritual adalah
sikap hidup arif dan bijak secara spiritual, yang cenderung mengisi
lembaran hidup ini dengan sepenuhnyaAutentic dan Genuine yaitu True
19

(kebenaran), Beauty (keindahan), dan Perfection (kesempurnaan)


dalam keseharian hidupnya. Inilah autentisitas kearifan hidup secara
spiritual, yang sebenarnya juga sederhana saja hanya To Be Sensitive
To The Reality. Yakni, kepekaan diri spiritual terhadap seluruh realitas
sekitar kita, yang sebenarnya justru merupakan sebuah komitmen
spiritual.
e. Pengasahan AQ (Adversity Quotient)
AQ (Adversity Quotient) adalah kecerdasan yang dimiliki
seseorang dalam mengatasi kesulitan dan sanggup bertahan. Dengan
AQ, seseorang bagai diukur kemampuannya mengatasi setiap
persoalan hidup untuk tidak putus asa. Dalam bukunya Ary Ginanjar
menjelaskan bahwa pada saat umat manusia ketika bersa’i. Ini
menjelaskan bahwa ketika kemampuan logika sudah habis (putus asa),
atau bisa dikatakan sudah kehabisan akal di tengahtengah padang
pasir. Tetapi Siti Hajar tidak menyerah untuk mencari air di tengah-
tengah padang pasir, setelah itu Allahmemberi setitik cahaya pencerah
dengan lewat kaki Nabi Ismail kecil, Allah memberi sumber air
(sekarang disebut sumur zam- zam). Dari sini bisa diambil untuk
melatih seseorang agar tidak mudah putus asas dalam menghadapi
kesulitan yang sedang melanda, karena Tuhan akan memberi jalan
keluar dari setiap kesulitan yang Tuhan berikan.
f. Segi Perenial ESQ
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi
persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan
perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan
kaya, dibandingkan dengan yang lain. ESQ adalah landasan yang
diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ, dan SQ secara efektif.
ESQ adalah kemampuan untuk memberi maknaibadah setiap perilaku
dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat
fitrah, menuju manusia yang seutuhnya (hanif), dan memiliki pola
pemikiran tauhidi (integralistik), serta berprinsip “hanya karena
20

Allah” (Sukidi, 2002: 71-76)


Di dalam kecerdasan emosi dan spiritual ala ESQ, terdapat
sejumlah langkah dibawah ini yaitu:
1. Proses pembersihan hati dan pikiran
Proses pembersihan hati dan pikiran dilakukan dengan
meruntuhkan 7 prinsip ESQ. yang sering dikenal dengan
kejernihan hati, yaitu mencoba mendefinisikan beberapa hal yang
menjadi sumber kehancuran manusia dengan tujuh prinsip yang
terdapat dalam diri manusia atau upaya untuk mengenali dan
menghapus apa yang menutupi potensi dalam hati, sehingga
spiritual power akan muncul. Dari sinilah awal kecerdasan
spiritual mulai terbangun. Manusia di sini memiliki nilai yang
satu bersifat universal dan ihsan (indah). Hasil akhir yang
diharapkan pada langkah ini adalah lahirnya alam bawah sadar
yang jernih dan suci, atau suara hati yang terletak pada god spot
(Agustian A. 2001: 286)
2. Pembangunan mental
Proses pembangunan mental dilakukan dengan
mempelajari 6 rukun iman. Dalam kehidupan yang akan
menumbuhkan kemampuan mental yang kuat, tangguh memiliki
impact yang luas, dan berpengaruh dengan baik.
3. Pengembangan ketangguhan pribadi
Proses pengembangan ketangguhan pribadi dilakukan
dengan mempelajari dan mempraktekkan strategi yaitu:
a. Mission statement
b. Character building dan
c. Self control (Agustian , 2005: 66-101).

4. Ketangguhan Sosial
Adalah kecakapan untuk menentukan bagaimana kita
menangani hubungan sosial atau bagaimana kita menyikapi
interaksi sosial antara kita. Dalam membangun ketangguhan
21

sosial ini, maka ada dua aspek yang paling menentukan, yaitu
empati sebagai keterampilan sosial. Ketangguhan sosial dapat
dilakukan dengan melaksanakan zakat, haji dan aplikasi total
(total action) (Agustian, 2005: 237-244)
4. Kompetensi Inti, Kompetensi dasar dan Indikator Sistem Peredaran
Darah
Tabel 2.2 KI, KD, dan Indikator Materi Sistem Peredaran Darah
Kompetensi Inti (KI)
KI 1 & KI 2 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya. Menunjukan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.

KI 3 & KI 4 Memahami dan menerapkan pengetahuan


(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata. Mengolah, menyaji, dan
menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
Kompetensi Dasar (KD) INDIKATOR
3.7. Menganalisis sistem 1. Menganalisis komponen penyusun darah
peredaran darah pada 2. Menganalisis proses pembekuan darah.
manusia dan memahami 3. Menganalisis karkateristik jantung.
gangguan pada sistem 4. Mendeskripsikan beberapa faktor yang
peredaran darah, serta mempengaruhi frekuensi denyut jantung.
upaya menjaga kesehatan 5. Mendeskripsikan beberapa faktor yang
sistem peredaran darah. mempengaruhi frekuensi denyut jantung.
6. Mendeksripsikan karakteristik pembuluh darah
(nadi dan vena).
7. Menganalisis proses peredaran darah manusia.
(Sumber: Tata Usaha SMPN 1 Bukittinggi,2020)
22

5. Sistem Peredaran Darah


a. Pengertian dan Fungsi Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah juga disebut
sebagai sistem kardiovaskular. Sistem ini adalah bagian dari kinerja
jantung dan jaringan pembuluh darah. Tugas utamanya adalah mengedarkan
oksigen dan nutrisi ke seluruh sel dan jaringan tubuh.
1) Darah
Darah adalah cairan yang ada di tubuh manusia yang berwarna
merah. Darah mengalir ke seluruh tubuh, yang dibantu oleh jantung dan
pembuluh.Darah itu sendiri terdiri atas dua komponen yaitu cairan
darah/plasma darah dan sel-sel darah.
a) Plasma darah adalah cairan darah yang sebagian besar terdiri atas
air. Plasma darah ini adalah komponen terbesar penyusun darah,
hampir 90% adalah plasma darah. Plasma darah terdiri atas air dan
protein darah (4% albumin, 2,7% globulin, dan 0,3% fibrinogen),
garam organik dan bahan lainnya (Distuti, 2009: 94).
b) Sel darah merah adalah komponen utama penyusun darah manusia.
Eritrosit adalah sel yang berbentuk cakram bikonkaf, 26
berdiameter kira-kira 8 cm, dan tidak mempunyai nukleus. Darah
berwarna merah dikarenakan adanya Eritrosit, eritrosit berwarna
merah disebabkan adanya komponen hemoglobin (Hb) yang
menyebabkan sel darah merah berwarna merah tua. Bisa disebut
dengan hemoglobin adalah zat pewarna pada darah. Setiap
hemoglobin terdiri atas protein yang disebut globin dan pigmen
non protein yang disebut heme. Setiap heme berikatan dengan
rantai polipeptida yang mengandung besi (Fe2+) Hemoglobin
berfungsi untuk mengikat oksigen (Distuti, 2009: 94).
c) Sel darah putih adalah sel darah yang bentuknya paling besar yang
mana berfungsi sebagai pelindung atau antibodi tubuh. Sel darah
putih bentuknya tidak teratur, tidak berwarna, tidak memiliki inti,
dapat bergerak amoeboid. Sel darah putih diproduksi oleh sumsum
23

merah, dan kelenjar limpa. Sel darah putih berfungsi menghasilkan


antibodi yang untuk melawan patogen yang berusaha menyerang
tubuh. Leukosit memiliki satu nukleus, bening (tidak berwarna),
dan gerakannya mirip dengan Amoeba disebut gerak amuboid
(Distuti, 2009: 96).
d) Keping Darah Adalah komponen darah yang paling kecil,
bentuknya tidak beraturan dan tidak memiliki inti. Keping darah
dibentuk di sumsum merah, yang berperan penting pada proses
pembekuan darah (Distuti, 2009: 97).
2) Peredaran Darah Manusia
Peredaran darah tertutup adalah darah yang mengalir di dalam
pembuluh darah. Peredaran darah ganda adalah darah yang selalu
mengalir ke seluruh tubuh dalam dalam satu kali, dan melewati jantung
sebanyak dua kali. Menurut Lestari dan Kistinnah (2009: 151) ada dua
macam peredaran darah ganda, yaitu:
a. Peredaran darah besar, yaitu peredaran darah yang membawa darah
dari bilik kiri ke seluruh tubuh dan kembali ke serambi kanan.
Peredaran darah ini termasuk peredaran darah besar dikarenakan
darah yang ada di pembuluh darah melewati semua organ yang ada
ditubuh manusia dan akan kembali lagi ke jantung dan begitu
seterusnya.
b. Peredaran darah kecil, adalah peredaran darah yang membawa darah
dari jantung menuju paru-paru, darah akan kembali lagi ke jantung.
Peredaran darah ini disebut peredaran darah kecil dikarenakan jalur
yang dilewati oleh darah sempit tidak sepanjang peredaran darah
besar, cuma dari paru-paru ke jantung.
3) Golongan Darah
Golongan darah dapat dilihat berdasarkan sistem ABO , sistem
Rhesus (Rh) , dan sistem MN . Sistem 480 dan Rh merupakan sistem
penggolongan darah yang sering digunakan . Berdasarkan sistem
penggolongan darah ABO , darah dikelompakkan menjadi 4 golongan
24

darah , yaitu golongan darah A , B , AB , dan O pembagian ini dilakukan


karena adanya perbedaan aglutinogen ( antigen ) pada permukaan
membran sel darah merah ( eritrosit ) dan antibodi ( aglutinin ) dalam
plasma darah. Ada dua jenis antigen pada sel darah merah , yaitu
antigen - A dan antigen - B . Antibodi dalam plasma darah juga terdiri
atas dua jenis , yaitu antibodi anti - A dan antibodi anti - 8 Jenis antigen
dan antibodi inilah yang akan menentukan jenis golongan darah
seseorang .
4) Jantung
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah keseluruh tubuh
Jantung tesusun atas otot - otot jantung Jantung berukuran kurang
lebih satu kepolan tangan kanan dengan berat 250-300 gram . Jantung
terdiri atas 4 ruangan , yaitu serambi ( atrium ) kiri dan serambi (
atrium ) konan serta bilik ( ventrikel ) kiri dan bilik ( ventrikel ) kanan
. Selain ruang juga terdapat katup . Katup tersebut terdiri dari katup
trikuspidalis terletak antara serambi kanan dan bilik kanan yang
berfungsi mencegah agar darah dalam bilik kanan tidak masuk
kembali ke serambi kanan . Sedangkan katup bikuspidalis terletak
antara serambi kiri dan bilik kiri yang berfungsi mencegah agar darah
dalam bilik kiri tidak kembali mengalir ke serambi kiri.

Gambar 2.1. Bagian-bagian Jantung


Sumber: Edyutomo.com
25

Tabel 2.3 Fungsi Ruang Jantung pada Manusia


No Ruang jantung Fungsi
1. Serambi kanan (Antrium Menerima darah yang
Dekster) mengandung banyak CO2
dari seluruh tubuh dan
memompanya bilik kanan.
2. Serambi kiri (antrium sinister) Menerima darah yang
mengandung banyak O2
dari paru paru yang
dialirkan melalui vena
pulmonalis lalu
memompanya ke bilik kiri.
3. Bilik kanan (ventrikel dekster) Memompa darah yang
mengandung banyak O2
menuju seluruh tubuh.
Sumber: Ruang Guru
5) Pembuluh Darah
Pembuluh darah manusia mengalirkan darah dari jantung ke
seluruh bagian tubuh manusia atau sebaliknya . Berdasarkan fungsinya,
pembuluh darah dapat di bedakan menjadi tiga , yaitu pembuluh nadi (
arteri ), pembuluh balik ( vena ), dan pembuluh kapiler.
a. Arteri (Pembuluh Nadi)
Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah
keluar jantung. Aorta merupakan arteri terbesar. Aorta berfungsi
membawa darah dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuh sedangkan
pembuluh yang comberm membawa darah dari bilik kanan menuju
paruparu disebut arteri pulmonalis. Arteri berisi darah yang
mengandung oksigen, kecuali pembuluh arteri pulmonalis. Arteri
pulmonalis mengalirkan darah yang mengandung banyak karbon
dioksida. Arteri bercabang - cabang membentuk cabang yang lebih
kecil yang disebut arteriola.teriola ini membentuk cabang - cabang
lebih kecil lagi dan ujung - ujungnya berhubungan langsung
dengan sel tubuh . Cabang - cabang inu disebut pembuluh kapiler.
b. Vena
Berisi darah yang banyak mengandung karbon dioksida,
26

kecuali vena pulmonalis. Vena pulmonalis mengalirkan darah


yang mengandung banyak oksigen dari paru - paru ke jantung.
Vena merupakan pembuluh berdinding lebih tipis, kurang elastis,
dan lubang pembuluh lebih besar dari arteri. Pembuluh ini
memiliki katup untuk mencegah agar darah tidak membalik arah.
c. Pembuluh Kapiler
Kapiler merupakan pembuluh darah berukuran kecil sebagai
perpanjangan arteri dan vena. Dinding sel ini hanya tersusun atas
selapis sel dan bersifat permeabel sehingga cairan tubuh dan zat
terlarut dapat keluar melalui dinding selnya. Pada pembuluh darah
juga terjadi pertukaran oksigen, karbon dioksida, zat - zat makanan,
serta hasil eksresi dengan jaringan yang ada di sekeliling kapiler.
Diameter pembuluh ini dapat berubah - ubah. Kapiler dapat
menyempit karena pengaruh suhu lingkungan yang semakin rendah
dan semakin besar apabila ada pengaruh suhu tinggi serta bahan
kimia seperti histamin.

Gambar 2.2 Pembuluh Darah


Sumber: Blogspot.com

Tabel 2.4 Perbedaan Pembuluh Arteri, Vena, Dan Kapiler


No Pembeda Arteri Vena Kapiler
1. Aliran darah Meninggalakan Menuju Dari
jantung jantung arteriola ke
venula
2. Letak dalam Tersembunyi Dekat Tersembunyi
27

tubuh dari dengan dari


permukaan permukaan permukaan
tubuh tubuh tubuh
3. Dinding Tebal dan Lebih tipis Tersusun
pembuluh elastis dari arteri atas selapis
dan sel dan
kurang kurang
elastis elastis
4. Saluran sempit Luas Sempit
5. Katup Satu katup Banyak di Tidak
yang terletak sepanjang terdapat
pada pangkal pembuluh katup
aorta
6. Tekanan kuat Lemah Lemak
darah
7. Denyut Terasa Lemah Lemah
pembuluh
8. Jika terjadi Darah Darah Darah
luka memancar menetes menetes
Sumber: Ruang Guru
6) Kelainan dan Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah
Adapun kelainan atau gangguan pada sistem peredaran darah
(Lestari dan Kistinnah, 2009: 153-154) adalah:
a. AIDS, penyakit ini disebabkan oleh virus HIV AIDS, biasanya
terjadi pada orang yang memiliki gaya hidup berganti pasangan serta
pengguna jarum suntik untuk obat-obatan terlarang.
b. Leukemia, disebabkan karena sel darah putih atau leukemia yang
aktif membelah dan tak terkendali (abnormal) sehingga jumlahnya
melebihi batas normal. Penyakit ini bisa juga disebabkan adanya
gangguan pada sumsum tulang belakang, menyebabkan kelainan
atau perubahan pada sel darah putih. Sumsum tulang belakang yang
membentuk sel darah merah, jika terjadi kelainan maka sel darah
putih juga akan terpengaruhi.
c. Anemia, penyakit ini disebabkan karena sel darah merah dalam
tubuhnya kekurangan hemoglobin. Tubuh kekurangan sel darah
merah menyebabkan aliran oksigen berkurang ke tubuh yang
berakibat sel-sel yang ada di tubuh akan kekurangan oksigen karena
28

sel darah yang rusak tidak dapat membawa oksigen hanya beberapa
sel darah yang dapat membawa oksigen. Menyebabkan sel-sel di
tubuh tidak semuanya mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.
d. Hemofili, penyakit ini ditandai dengan darah yang sulit membeku
atau mengering.darah tidak dapat membeku dengan baik, sehingga
akan menyebabkan pendarahan berlebihan yang tidak dapat
dihententika secara sederhana. Tubuh kekurangan protein yang
dibutuhkan dalam proses pembekuan tubuh, oleh karena itu darah
sukar untuk membeku. Penyakit ini termasuk penyakit
bawaan/keturunan tapi penyakit ini tidak menular.
e. Hipertensi, disebabkan tekanan darah seseorang naik di atas normal,
sekitar 130/80 mmHg atau lebih. Jika tekanan darah seseorang lebih
atau sama dengan 130/80 mmHg maka seseorang akan mengidap
penyakit tekanan darah tinggi atau Hipertensi. Hipertensi akan 32
menyebabkan beberapa penyakit yang lainnya. Penyakit ini tidak
memiliki gejala khusus, jika tekanan darahnya sudah tnggi sekali
baru tersa saki-sakit pada bagian tubuhnya seperti sakit kepala, dan
dapat menimbulkan gejala stroke.
f. Jantung Koroner, penyakit ini dikarenakan tersumbatnya pembuluh
darah arteri oleh endapan lemak, sehingga aliran darah menuju
jantung tidak lancar. Jumlah lemak yang terlalu banyak dikonsumsi
oleh tubuh kita akan mengendap di pembuluh darah yaitu arteri.
Endapan lemak ini akan menyebabkan pembuluh darah menyempit
karena adanya tumbuhan lemak pada pembuluh yang menyebabkan
darah akan susah atau sulit melewati pembuluh darah. Lemak ini
berasal dari makan dan minuman yang kita konsumsi.
6. E-Modul Bernuansa ESQ
Modul elektronik Biologi bernuansa ESQ merupakan modul pembelajaran
yang sudah di transformasikan dalam bentuk elektronik dan dirancang dengan
praktis kemudian bisa diakses kapanpun dimanapun. disajikan ke dalam format
elektronik dan di dalamnya terdapat animasi, audio, navigasi yang membuat
29

pengguna lebih interaktif dengan program, kemudian nnti ada Space ESQ pada
materi sistem Ekskresi. E-modul yang dijalankan dengan computer maupun HP
(telepon genggam), Penggunaan E-modul memudahkan peserta didik memahami
suatu materi dalam pelajaran. Jadi, E-modul dapat dibuat dengan memuat materi
pembelajaran yang cara penyajiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan yaitu
pengintegrasian kecerdasan emosional dan spiritual serta dapat dipelajari sendiri,
sehinggapembelajaran yang dilakukan menjadi lebih optimal dan bermakna.
B. Penelitian Relevan
a. Hervi dan Ristiono (2021). Modul Elektronik (E-Modul) IPA Bernuansa
Emotional Spiritual Quotient (ESQ) mengenai Materi Sistem Reproduksi pada
Manusia. Journal for Lesson and Learning Studies, 4 (3), 370-377. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa. Nilai validitas sebesar 83,89% dengan kriteria
valid, kepraktisan oleh guru sebesar 95,83% dengan kriteria sangat praktis dan
peserta didik sebesar 90,16% dengan kriteria sangat praktis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa E-modul IPA bernuansa ESQ valid dan sangat praktis
untuk pembelajaran.
b. Rahmadhani F. dkk (2019) The Development of Biology Module Based on
Emotional Spiritual Quotient in Evolution Topic for Senior High School,
Journal Science Education, 8(2), 166-179. Hasil Penelitianmenunjukkan
bahwa dihasilkan modul biologi baru berbasis ESQ dalam pembelajaran
evolusi untuk siswa SMA kelas 11, berdasarkan tinjauan ahli diperoleh skor
validitas 3,17 yang menunjukkan kriteria sangat valid.
c. Putra R, Armen dan Dezi (2017) Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi
Bernuansa Emotional Spiritual Quotient (ESQ) pada Materi Sistem Peredaran
Darah untuk Siswa Kelas VIII SMP/MTs, Jurnal Berkala Ilmiah Bidang
Biologi. 1(2) 269- 275. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari hasil uji
validitas diperoleh nilai rata-rata 83,80% dengan kriteria valid, dan hasil uji
praktikalitas oleh guru diperoleh nilai rata- rata 91,25% dengan kriteria sangat
praktis dan hasil uji praktikalitas oleh siswa diperoleh nilai rata-rata 83,42%
dengan kriteria praktis. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa modul
bernuansa ESQ pada materi sistem peredaran darah manusia untuk siswa kelas
30

VIII SMP/MTs memiliki kriteria valid dan praktis.


d. Iman & Dwi (2019), Pengembangan Modul Fisika Bermuatan Emotional
Spiritual Quotient (ESQ) Untuk Memberdayakan Pengetahuan Dan nilai
Karakter Siswa SMA/MA, Jurnal Kappa, 3 (1) 36-49. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sebagai berikut: (1) modul fisika dibuat dengan memuat
enam komponen ESQ baik disajikan secara tersirat maupun tersurat, disertai
basis guided-inquiry di dalamnya. (2) modul dikategorikan layak dengan hasil
perhitungan (ahli materi, ahli media, ahli bahasa, guru, teman sejawat) yang
menunjukkan nilai rata-rata 86,0 >cut off 84,3. Serta didukung dengan respon
positif dari siswa dan hasil disseminate yang dilakukan pada forum MGMP
yang mengkategorikan modul baik.
e. Ikhtiarni, Ardi dan Rahmawati (2021), Validity of ESQ booklets about
structure and function of animal tissue as biology learning supplement. Jurnal
Pendidikan Biologi dan Terapan, 6(1) 26-39. Hasil Penelitian menunjukkan
bahwa booklet ESQ tentang struktur dan fungsi jaringan hewan sebagai
suplemen pembelajaran biologi dikategorikan sangat valid dengan skor rata-
rata 93,34%. Dengan demikian, kesimpulan daripenelitian ini adalah booklet
ESQ tentang struktur dan fungsi jaringan hewan sebagai pelengkap
pembelajaran biologi dinyatakan sangat valid dari aspek isi, bahasa, dan
media.
f. Atyka (2019), Pengembangan Komik Evolusi Bernuansa Emotional Spiritual
Quotient (ESQ) Untuk SMA/MA. Skripsi. Hasil menunjukkan bahwa
berdasarkan hasil penelitian expert review(validasi) diperoleh nilai validitas
81,77% dengan kriteria valid. Hasil uji praktikalitas oleh guru menunjukkan
bahwa komik memiliki nilai kepraktisan 92,85% dengan kriteria praktis. Rata
rata nilai praktikalitasadalah 90,98% (sangat praktis). Berdasarkan analisis data
tersebut dapat disimpulkan bahwa telah dihasilkan komik evolusi bernuansa
ESQ pada materi evolusi untuk SMA/MA yang valid dan sangat Praktis.
g. Riri, dkk (2017) Pengembangan Modul Bernuansa Spiritual Dalam Bentuk
Komik Strip Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia Untuk Siswa Kelas XI
SMA/MA. Bioeducation journal. 1(2) 106- 116. Hasil penelitian menunjukkan
31

bahwa Berdasarkan hasil penelitian diperoleh validitas sebesar 91,30% dengan


sangat kriteria valid, kepraktisan oleh guru 86,68% kriteria praktik dan
kepraktisan oleh siswa 88,56% dengan kriteria praktis.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan
(Research and Development) atau penelitian pengembangan. Penelitian
pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk menciptakan dan
mengembangkan produk-produk yang digunakan dalam proses pembelajaran
atau pendidikan. Perbedaan penelitian ini dibandingkan penelitian lainnya
adalah penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengembangkan
sebuah E-Modul berdasarkan uji coba sebuah produk yang nantinya akan
diperbaiki atau direvisi sehingga menghasilkan sebuah E- Modul yang layak
pakai untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. Produk yang akan
dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah E-Modul yang bernuansa ESQ
(Emotional Spiritual Quotient).
B. Model Pengembangan
Model pengembangan yang akan penulis gunakan dalam
pengembangan ini adalah model 4D. Secara umum model pengembangan
perangkat pembelajaran terdiri dari 4 tahapan, yaitu pendefenisian (define),
perencanaan (design), pengembangan (development), dan penyebaran
(disseminate) (Trianto, 2009: 22).
C. Prosedur Pengembangan
Berdasarkan rancangan 4D, maka prosedur penelitian ini hanya
dilakukan dalam tiga tahapan. Tahapan Desseminate tidak digunakan dalam
penelitian ini karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti seperti
keterbatasan sarana prasarana dan waktu pelaksanaanya.
Adapun prosedur penelitian ini sebagai berikut :
1. Tahap pendefenisian (define)
Tahap ini bertujuan untuk menentukan masalah dasar yang dibutuhkan
untuk mengembangkan E-Modul IPA Bernuansa ESQ (Emotional
Spiritual Quotient) Pada Materi Sistem Peredaran Darah di SMPN 1
Bukittinggi.

32
33

Sehingga bisa menjadi alternatif bahan ajar. Langkah-langkah yang


dilakukan pada tahap ini yaitu :
a. Analisis muka belakang (analisis kebutuhan)
1) Wawancara dan Observasi dengan guru mata pelajaran bidang
studi IPA.
Wawancara bertujuan untuk mendapatkan gambaran
umum dan mengetahui masalah atau hambatan apa saja yang
dihadapi dalam proses pembelajaran biologi di SMPN 1
Bukittinggi.
2) Menganalisis bahan ajar yang digunakan
Sebelum merancang E-modul harus dilihat terlebih
dahulu bahan ajar yang digunakan oleh guru biologi di SMPN 1
Bukittinggi. Hal ini bertujuan untuk melihat bahan ajar yang
digunakan, cara penyajian dan kesesuiannya dengan silabus.
Kemudian melihat apakah bahan ajar yang digunakan sudah
bernuansa ESQ atau tidak.
3) Menganalisis kurikulum dan silabus
Tujuan dari analisis ini adalah mengetahui apakah
materi yang akan diajarkan sudah sesuai dengan kompetensi
inti, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian,
alokasi waktu dan sumber belajar. Khususnya materi sistem
ekskresi.
b. Analisis peserta didik
Analisis peserta didik dilakukan untuk melihat karakteristik
peserta didik meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomot.
Hasil analisis dapat dijadikan gambaran untuk menyiapkan bahan.
pembelajaran berupa E-modul bernuansa ESQ. Analisis pesertadidik
ini dilakukan dengan cara mewawancarai guru mata pelajaran
biologi serta melajukan observasi.
34

c. Analisis tujuan pembelajaran


Hal ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian kompetensi
inti (KI), kompetensi dasar (KD), dan indicator. Tujuan
mempebelajaran dapat dikembangkan dari indikator yang telah
dibuat.
2. Tahap perencanaan (Design)
Yang dilakukan pada tahapan ini adalah merancang prototipe E-
Modul IPA Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) sesuai dengan
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan,
pengumpulan bahan yang akan digunakan untuk membuat E-modul
pembelajaran dan program yang akan digunakan. SetelahModul dirancang
langkah selanjutnya adalah membuat E-Modul IPA.
Langkah-Langkah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan semua bahan yang diperlukan dalam pembuatan E-
Modul seperti silabus, model pembelajaran Bernuansa ESQ
(Emotional Spiritual Quotient) berbagai sumber yang relevan.
b. Membuat garis besar pembuatan E-Modul, dalam kegiatan ini berisi
identifikasi terhadap program pembuatan E-Modul, melalui
identifikasi ini ditentukan: judul, sasaran, tujuan, pokok-pokok materi
dan lain-lain yang dituangkan dalam E-Modul tersebut.
c. Merancang E-Modul dengan menggunakan microsft word, canva
dimulai dari membuat cover dengan cara mengkombinasikan antara
gambar, warna dan ditulis dengan beberapa jenis font.
d. Membuat kata pengantar, pendahuluan, (terdiri dari deskripsi dan
petunjuk penggunaan Modul bagi guru dan siswa), daftar isi.
e. Mengemas dan menyusun materi secara sistematis dengan bahasa
yang mudah dipahami siswa.
f. Membuat kunci jawaban yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam menguasai materi yang dipelajari setelah
menggunakan E-Modul IPA Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quotient).
35

3. Tahap Pengembangan (Development)


Setelah protipe selesai dirancang, selanjutnya dilakukan penilaian
terhadap protipe. Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang
sudah direvisi berdasarkan masukan pakar dan mengetahui tingkat
kepraktisan E-Modul IPA Bernuasa ESQ (Emotional Spiritual Quotient).
Tahapan ini dilakukan dengan tahapan-tahapan:
a. Validasi Modul Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient)
Validasi Modul IPA Pada tahap ini penulis melakukan validasi
terhadap Modul IPA Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quotient). Ada empat macam validasi yang akan digunakan pada
IPA Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) yaitu :
1) Validasi didaktik
Dengan adanya validasi isi ini peneliti dapat mengetahui
apakah E-Modul IPA Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quotient) yang telah dirancang sesuai dengan silabus mata
pelajaran Biologi.
2) Validasi konstruk (construct validity)
Adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan
bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran, dan
kejelasan, yang pada hakekatnya harus tepat guna dalam arti
dapat dimengerti oleh pihak pengguna, yaitu anak didik.
3) Validasi teknis
Menekankan penyajian E-Modul pembelajaran, yaitu berupa
tulisan, gambar dan penampilannya dalam E-Modul
pembelajaran.
4) Validasi kebahasaan
Menekankan pada penggunaan bahasa dalam E-Modul
pembelajaran, seperti bahasa sesuai dengan EYD, struktur
kalimat yang jelas, bahasa sederhana, komunikatif dan mudah
dipahami.
36

b. Tahap praktikalitas
Pada tahap ini dilakukan uji coba terbatas disuatu kelas VIII
SMPN 1 Bukittinggi. Uji coba ini dilakukan untuk melihat
praktikalitas atau keterpakaian validasi E-Modul Pembelajaran
bernuansa (Emotional Spiritual Quotient) yang telah dirancang.
Tahap praktikalitas dilakukan dengan 2 cara yaitu pengisian lembar
praktikalitas oleh siswa kelas VIII SMPN 1 Bukittinggi.
1) Uji praktikalitas E-Modul Pembelajaran oleh Guru
a) Penulis memberikan petunjuk singkat penggunaan E-Modul
bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) kepada guru.
b) Guru menggunakan E-Modul Pembelajaran bernuansa ESQ
(Emotional Spiritual Quotient) berdasarkan petunjuk
penggunaan yang sudah ada didalam proses pembelajaran.
2) Uji praktikalitas E-Modul ESQ (Emotional Spiritual Quotient)
pada sistem peredaran darah oleh peserta didik.
a) Penulis membagikan E-Modul (Emotional Spiritual Quotient)
kepada siswa
b) Siswa diminta untuk membaca penggunaan E-Modul
c) Siswa melanjutkan membaca dan menjawab soal yang sesuai
dengan Langkah ESQ pada E-Modul
d) Siswa diminta untuk memberikan saran, dan kritikan terhadap
E-Modul (Emotional Spiritual Quotient) dengan mengisi
lembar praktikalitas.
D. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Instrument tahap perencanaan (Define)
Instrument yang diberikan dalam bentuk non tes berupa wawancara
kepada pendidik dan peserta didik yang disusun untuk mengetahui media
pembelajaran seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
berfungsi untuk masukan dalam pengembangan E-Modul Bernuansa ESQ.
37

2. Instrument tahap pengembangan (Develop)


a) Instrument validasi ahli
Instrument validasi ahli diberikan dalam bentuk non tes
berupa lembar angket yang berisi kelayakan isi, kelayakankonstruk,
kelayakan teknis, kelayakan bahasa hal ini dapat memberikan
penilaian dan masukan dalam pengembangan E- Modul Bernuansa
ESQ.
b) Kisi kisi Validasi
Kisi kisi validasi berisikan kisi kisi validasi didaktik, kisi kisi
validasi konstruk, kisi kisi validasi teknis, kisi kisi validasi bahasa.
Kisi kisi ini bertujuan untuk menjadi pedoman dalam membuat
instrument validasi tersebut.
Tabel 3.1 Kisi kisi Validasi E-Modul
N ASPEK INDIKATOR NOMOR
O PERTANYAAN
1. Didaktik
Materi mengacu pada 1,2,3
kurikulum 2013
Peserta didik aktif dan mandiri 4
pada proses pembelajaran
Proses untuk menemukan 5
konsep
Belajar perorangan materi 6
pembelajaran
Karakteristik Peserta Didik 7
E-Modul ini menjadi Efektif. 8
2. Konstruk
Identitas E-Modul, Kata 9,10,11
Pengantar,Daftar Isi
E-Modul ini memiliki bagian 12,13,14,15,16,17
pendahuluan yang terdiri dari ,18
latar belakang, deskripsi
singkat modul, Kompetensi
Inti (KI), Kompetensi Dasar
(KD), tujuan pembelajaran,
petunjuk penggunaan modul
bagi guru, petunjuk
penggunaan modul bagi
peseta didik, peta konsep.
38

E-Modul ini memiliki 19,20,21,22,23,24


kegiatan belajar yang terdiri ,25
dari Indikator pencapain
kompetensi (IPK), materi
pokok, uraian materi, contoh
dan ilustrasi, rangkuman,
tugas/ latihan, test mandiri.
Langkah Penerapan ESQ 26
(Zero Mind Process)
Langkah Penerapan ESQ 27
(Mental Building)
Langkah Penerapan ESQ 28
(Personal Strength)
Langkah Penerapan ESQ 29
(Social Strength)
Evaluasi dan kunci jawaban 30
E-modul ini memiliki daftar 31
istilah
3. Teknis
Tampilan E-Modul. 32,33
Tulisan 34
Gambar dan Sumber 35
Video dan Sumber Video 36
4. Kebahasaan
Struktur kalimat jelas 37
Kalimat yang sederhana 38
Bahasa yang sesuai dengan 39
peserta didik
Kaidah Bahasa Indonesia 40
yang baik dan benar.
Ejaan yang disempurnakan 41
c) Lembar Wawancara
Untuk mengetahu praktikalitas penggunaan E-Modul bernuansa
Emotional Spiritual Quotient) wawancara dilakukan dengan guru
bidang studi IPA. Lembar wawancara ini berisi pertanyaan
pertanyaan tentang petunjuk, isi dan kepraktisan penggunaan E-
Modul Pembelajaran IPA bernuansa (Emotional Spiritual Quotient).
Untuk dapat menghasilakn produk tertentu digunakan penelitian
yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan
produk tersebut sehingga digunakan Research and Development
supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas, maka diperlukan
39

penelitian ini untuk menguji kefektifan produk tersebut.


d) Instrument uji praktikalitas oleh kelompok kecil pengguna (Guru
Biologi dan Peserta Didik SMPN 1 Bukittinggi).
Instrument uji praktikalisasi oleh pendidik dan peserta didik
ini berupa lembar angket dan lembar wawancara.
Tabel 3.2 Kisi Kisi Praktikalitas Produk Untuk Guru
No Aspek yang dinilai Nomor Pertanyaan
1. Kemudahan dalam penggunaan 1,2,3,4,5,6
2. Efesiensi waktu pembelajaran 7,8,9
3. Manfaat dari E-Modul 10,11,12,13,14,15

Tabel 3.3 Kisi Kisi Praktikalitas Produk Untuk Peserta didik


No Aspek yang dinilai Nomor Pertanyaan
1. Kemudahan dalam penggunaan 1,2,3,4,5,6
2. Efesiensi waktu pembelajaran 7,8,9
3. Manfaat dari E-Modul 10,11,12,13,14,15
e) Hasil Lembar Validasi
1) Hasil Lembar Validasi Guru
Untuk mengetahui hasil validasi guru terhadap praktikalitas E-
Modul bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Penulis
menggunakan hasil lembar validasi guru terhadap praktikalitas E-
Modul tersebut. Sebelum digunakan angket tersebut divalidasi dari
lembar praktikalitas yang telah diberikan kepada guru, hasil tersebut
diuraikan pada tabel.
Tabel 3.4 Hasil Validasi Lembar Validasi Guru terhadap
Praktikalitas E-Modul Bernuansa ESQ (Emotional
Spiritual Quotient)
No. Aspek yang Validator Jlm Skor persentase Ket
divalidasi 1 2 3 maks %
1 Format 3 3 4 10 12 83,33 Sangat
Lembar valid
Validasi
2 Bahasa yang 6 6 8 20 24 83,33 Sangat
40

digunakan valid
3 Butir 9 9 12 30 36 83,33 Sangat
pertanyaan valid
Lembar
Validasi
Jumlah 18 18 24 60 72 83,3 Sangat
valid
Berdasarkan tabel hasil validasi, lembar validasi guru diatas dapat
dikatakan bahwa format lembar validasi yang digunakan mendapatkan
Presentase 83,33% dengan predikat sangat valid untuk ketiga aspek
dimana untuk aspek penilaian bahasa mendapatkan presentase 83,33%,
serta untuk aspek penilaian butir pertanyaan pada lembar validasi E-
Modul mendapatlan Perolehan persentase 83,33% dengan semua
kriteria untuk segala aspek adalah sangat valid, sehingga dapat
dikatakan bahwa lembar validasi E-Modul tersebut layak untuk
digunakan.
2) Hasil Lembar Praktikalitas Perserta Didik.
Untuk mengetahui lembar praktikalitas peserta didik terhadap
praktikalitas E-Modul bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient)
penulis menggunakan lembar praktikalitas E-Modul tersebut.
Sebelum digunakan lembar tersebut divalidasi terlebih dahulu oleh 3
orang validator. Berikut adalah hasil validasi dari angket praktikalitas
yang telah disebar kepada peserta didik, hasil tersebut diuraikan pada
tabel.
Tabel 3.5 Hasil Validasi untuk Lembar Praktikalitas pada
Peserta didik terhadap E-Modul ESQ (Emotional Spiritual
Quotient)
No Aspek yang Validator Jlm Sko Persentase Ket
divalidasi 1 2 3 r %
mak
s
1 Format Lembar 3 3 4 10 12 83,33 Sangat
Validasi valid
2 Bahasa yang 6 6 8 20 24 83,33 Sangat
digunakan valid
3 Butir pertanyaan 9 9 12 30 36 83,33 Sangat
Lembar Validasi valid
41

Jumlah 18 18 24 60 72 83,33 Sangat


valid
Berdasarkan hasil tabel hasil validasi pada lembar praktikalitas
peserta didik diatas dapat dikatakan bahwa format lembar praktikalitas
digunakan presentase 83,33% dengan predikat sangat valid untuk
ketiga aspek, untuk aspek penilain format Bahasa lembar praktikalitas
yang mendapatkan presentase 83,33%, serta untuk aspek penilaian butir
pertanyaan angket mendapatkan perolehan persentase 83,33% dengan
semua kriteria untuk segala aspek adalah sangat valid.
3) Hasil lembar validasi Pedoman Wawancara
Untuk mengetahui respon guru terhadap praktikalitas E-Modul
ESQ (Emotional Spiritual Quotient) selain menggunakan Lembar
pedoman wawancara guru penulis juga menggunakan lembar
wawancara yang divalidasi oleh 3 validator. Berikut adalah hasil
validasi dari lembar pedoman wawancara dengan guru yang diuraikan
pada tabel.
Tabel 3.6 Hasil Validasi untuk Lembar Pedoman Wawancara
kepada Guru tentang Praktikalitas E-Modul ESQ (Emotional
Spiritual Quotient)
No Aspek yang Validator Jlm Skor persentase Ket
divalidasi 1 2 3 maks %
1 Format 3 4 4 11 12 91,66 Sangat
Lembar valid
Validasi
2 Bahasa yang 6 8 8 22 24 91,66 Sangat
digunakan valid
3 Butir 9 12 12 33 36 91,66 Sangat
pertanyaan valid
Lembar
Validasi
Jumlah 18 24 24 66 72 91,66% Sangat
valid

Berdasarkan tabel dari hasil validasi angket pedoman wawancara


kepada guru diatas dapat dikatakan bahwa format angket yang digunakan
mendapatkan presentase 91,66% dengan keterangan sangat valid untuk
42

ketiga aspek, dimana untuk aspek penilaian aspek Bahasa mendapatkan


presentase 91,66% dan untuk aspek butir pertanyaan angket
mendapatkan perolehan presentase 91,66% dengan semua kriteria untuk
segala aspek adalah valid.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan untuk mengemukakan hasil
penelitian adalah:
a. Lembar validasi
Untuk menganalisis data lembar validasi yang sudah dinilai
sebelumnya oleh validator, baik itu lembar validasi untuk E-modul,angket,
dan angket respons siswa. Analisis data untuk lembar validasi dapat dilihat
dengan menggunakan perhitungan :
Persentase = Jumlah Skor Per Item x 100%
Jumlah Skor Maksimal
Tabel 3.7 Tabel Kategori E-Modul
Kategori Skor
Sangat baik 4
Baik 3
Cukup 2
Kurang 1
Tabel 3.8 Hasil Skor Penilaian Validitas E-Modul
Interval Kategori
0% - 20% Tidak Valid
21% - 40% Kurang Valid
41% - 60% Cukup Valid
61% - 80% Valid
81% - 100% Sangat Valid
Sumber: Ridwan, (2007: 89)
b. Praktikalitas
Data yang didaptan dari hasil tanggapan yang diberikan oleh siswa
melalui angket dikumpulkan kemudian ditabulasi. Hasil tabulasi dari
angket tersebut dapat diketahui melalui perhitungan :
𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒆𝒓 𝒊𝒕𝒆𝒎 x 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
43

Tabel 3.9 Kategori Praktikalis E-Modul


Kategori Skor
Sangat setuju 4
Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Hasil dari skor penilaian dari masing masing peserta didik tersebut
kemudian dicari rata rata dan dikonversikan ke pertanyaan untuk melihat
kriteria kemenarikan modul.

Tabel 3.10 Kategori Kepraktikalitasan E-Modul


Interval Kategori
0% - 20% Tidak Valid
21% - 40% Kurang Valid
41% - 60% Cukup Valid
61% - 80% Valid
81% - 100% Sangat Valid
Sumber: Ridwan, (2007: 89)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan
Tahap pendefenisian dilakukan untuk mendapatkan gambaran suasana
belajar biologi di SMPN 1 Bukittinggi. Pada tahap ini dilakukan beberapa
langkah yaitu, Pertama analisis ujung depan dilakukan dengan cara
wawancara dan observasi dengan guru mata pelajaran, menganalisis bahan ajar
yang digunakan, dan menganalisis kurikulum dan silabus. Kedua yaitu analisis
peserta didik dilakukan untuk melihat karakteristik peserta didik meliputi
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga yaitu analisis tugas,
selanjutnya analisis konsep, dan yang terakhir yaitu perumusan tujuan
pembelajaran.
1. Tahap pendefinisian (define)
Berdasarkan hasil angket ditemukan bahwa dalam pembelajaran
telah menggunakan bahan ajar berupa buku keluaran Kemendikbud.
Namun, buku yang digunakan belum diintegrasikan dengan nilai-nilai
ESQ secara optimal. Nilai ESQ perlu ditingkatkan dalam pendidikan
dikarenakan adanya kendala krisis moral yang semakin menjadi-jadi di
kalangan pelajar saat ini. E-modul IPA bernuansa ESQ diharapkan dapat
membantu peserta didik dalam meningkatkan kecerdasan emosional dan
spiritualnya agar terbentuk moral dan sikap yang lebih baik. Hasil analisis
peserta didik melalui angket yang peneliti berikan diketahui bahwa
umumnya peserta didik yang duduk di kelas VIII memiliki usia antara 13-
15 tahun. Menurut teori belajar Pada umur 11/12-18 tahun merupakan
tahap operasional formal dimana ciri pokok perkembangannya sudah
mampu berpikir abstrak, logis, menarik kesimpulan, menafsirkan dan
mengembangkan hipotesis.
Pada usia ini peserta didik sudah masuk ke dalam kategori individu
yang sudah mampu mengembangkan potensi psikomotornya sehingga
telah terampil dalam menggunakan media termasuk bahan ajar seperti e-

44
45

modul. Selain itu, peserta didik sudah mampu menangkap kesan spiritual
dalam pembelajaran dan mengarahkannya kepada pengembangan sikap
yang baik. Analisis ini bertujuan menentukan struktur isi dalam E-modul
berdasarkan KI, KD dan indikator pembelajaran pada topik sistem
peredaran darah pada manusia. Analisis dilakukan dengan
mengidentifikasi poin utama dari materi sistem peredaran darah pada
manusia yang disusun secara sistematis, yaitu dari materi yang bersifat
ringan hingga materi yang kompleks.
a. Analisis Ujung Depan
1) Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPA
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru Biologi
di SMPN 1 Bukittinggi yaitu Ibu Netti Zuniarti, S.Pd Pada Februari
2021 diperoleh informasi berkaitan dengan metode pembelajaran
yang digunakan yaitu menggunakan metode diskusi dimana peserta
didik dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian setiap kelompok
diberikan satu materi pembelajaran dimana kelompok tersebut
membuat power point materi yang didapat. Pada saat pandemi
seperti saat sekarang ini media pembelajaran yang sering digunakan
yaitu power point dari guru dan bahan ajar dalam format pdf. Namun
peserta didik kurang aktif saat proses pembelajaran. Pada tahap ini
dapat diketahui bahwa guru belum pernah menggunkan E-modul
sebagai media pembelajaran, serta belum menerapkan Aspek ESQ
dalam belajar.
Dengan memanfaatkan software tersebut peneliti dapat
mengkombinasikan sumber yang ada sehingga E-Modul yang
dihasilkan lebih interaktif serta memasukkan video untuk menarik
motivasi peserta didik dalam belajar baik saat proses pembelajaran
disekolah maupun secara mandiri dirumah. Penggunaan E-Modul
ini sangat cocok untuk diterapkan dengan pada materi sistem
peredaran darah, karena Sebagian besar materi bisa dikaitkan
dengan proses peredaran darahnya menggunakan video.
46

Penggunaan E-Modul memberikan minat positif serta efisien dan


praktis dibandingkan dengan modul yang di cetak.
2) Menganalisis Bahan Ajar yang digunakan
Buku teks yang digunakan di SMPN 1 Bukittinggi yaitu
buku yang berjudul Ilmu Pengetahuan Alam terbitan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2017 buku
SMP/ MTS kelas VIII semester 1 kurikulum edisi revisi.
Selain buku teks guru juga menggunkan power point dan
bahan ajar dalam format pdf. Walaupun sudah ada buku yang
tersedia hanya sebagian peserta didik saja yang mau meminjamnya.
Beberapa diantaranya memiliki materi yang belum mendukung
tujuan pembelajaran yang seharusnya dicapai oleh peserta didik.
Sehingga peserta didik harus mencari referensi lain untuk
melengkapi kekurangan materi pembelajaran dari google. Bahan
ajar yang digunakan ini belum menunjang proses pembelajaran
secara daring karena buku teks ini memiliki penjelasan teori dan
belum memiliki bagian-bagian yang dapat mengajak peserta didik
untuk berfikir kritis secara mandiri seperti soal evaluasi yang masih
berada pada tingkatan rendah, selain itu bahan ajar yang diberikan
oleh guru belum dilengkapi dengan video, media yang diberikan
belum mencakup vidio, belum menggunakan bernuansa ESQ
(Emotional Spiritual Quotient) pada proses pembelajarannya.

Gambar 4.1 Buku Paket yang digunakan oleh sekolah


47

Buku paket yang digunakan ini tidak bernuansa ESQ


(Emotional Spiritual Quotient). Kemudian peneliti membuat E-
Modul ini dengan mengkaitkannya dengan materi sistem peredaran
darah. Langkah pembelajaran ESQ mencakup Zero Mind process
(Penjernihan Emosi), Mental Building (Pembangunan Mental),
Personal Strength (Ketangguhan pribadi), Sosial Strength
(Ketangguhan Sosial). Membuat peserta didik mampu untuk
mempelajari nya bisa secara mandiri dan berbagi pendapat dengan
teman sebangkunya. Pada E-Modul yang dibuat oleh peneliti
memiliki perpanduan kombinasi warna yang sangat menarik,
sehingga membuat peserta didik memiliki minat dalam membaca.
Tampilan E-Modul ini layaknya seperti buku nyata, yang bisa di
slide dan bersuara.
3) Menganalisis Kurikulum dan Silabus
Kurikulum yang digunakan di SMPN 1 Bukittinggi adalah
kurikulum 2013. Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: KD. 3.7 Menganalisis
kompenan sistem peredaran darah pada manusia dan memahami
gangguan pada sistem peredaran darah serta upaya mengatasi
sistem peredaran darah.
Berdasarkan pemaparan diatas penulis mengembangkan E-
Modul bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotienti) yang
sesuai dengan indikator serta tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Analisis silabus yang telah penulis lakukan, pada materi
Sistem Peredaran Darah adalah salah satu materi yang cocok untuk
dikembangkan menjadi produk E-Modul bernuansa ESQ
(Emotional Spiritual Quotient) karena materi ini sangat kompleks
dan sangat bagus apabila dipelajari dengan menggunakan
Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) . Pada produk
dibagi menjadi 3 pertemuan, sesuai dengan RPP yang telah dibuat,
kemudian disesuaikan dengan indikator pada materi sistem
48

peredaran darah.
b. Analisis Peserta Didik
Hasil analisis yang dilakukan pada peserta didik kelas VIII SMPN 1
Bukittinggi serta keterangan dari guru bidang studi biologi yaitu,
terdapat peserta didik dengan kemampuan akademik yang beragam atau
heterogen, dilihat dari hasil ulangan harian peserta didik ditemukan
nilai peserta didik yang beragam, yaitu ada nilai peserta didik yang
tinggi, sedang dan rendah. Dilihat dari motivasi peserta juga sangat
rendah, ditemukan peserta ada yang mengantuk saat pembelajaran
berlangsung, buku paket yang digunakan juga kurang memotivasi
peserta didik dan jumlahnya juga terbatas, serta membuat peserta didik
kurang aktif dalam belajar.
Berdasarkan keterangan dari guru kemampuan berfikir kritis,
komunikatif serta kemandirian peserta didik juga masih rendah dalam
menjawab pertanyaan guru, menganalisis argumen dan menyimpulkan
materi pembelajaran. Sehingga banyak peserta didik dalam kegiatan
diskusi terutama dalam proses pengerjaan soal yang diberikan hanya
menyalin jawaban temannya saja. Hal ini terlihat jelas kurangnya
kepercayaan diri peserta didik dalam mengembangkan jawaban sendiri
dalam mengerjakan tugas sekolah. selain itu peserta didik sudah
terbiasa dalam menggunkan hp dan juga laptop. Kebiasaan ini juga
dapat kita amati dari fasilitas yang disedikan oleh sekolah berupa labor
Komputer, wifi, serta pembiasaan menggunakan infokus dalam proses
pembelajaran.
c. Analisis Tugas

Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas


dalam materi pembelajaran sistem koordinasi. Berdasarkan hasil
analisis tugas yang biasanya diberikan oleh guru kepada peserta didik
terdiri dari tugas individu dan tugas kelompok. Tugas individu ini
yaitu menjawab soal essay yang telah disediakan oleh guru.
Sedangkan untuk tugas kelompok disajikan dalam bentuk
49

memecahkan suatu permasalahan secara observasi maupun dalam


pencarian literatur tambahan.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep sebagai memenuhi prinsip dalam membangun
konsep atas materi-materi yang digunakan sebagai sarana pencapaian
kompetensi dasar dan standar kompetensi. Sesuai dengan analisis
untuk menentukan kosep-konsep yang dikembangakan dalam
pembelajaran biologi yang digunkan untuk: merencanakan urutan
pembelajaran konsep, tingkat-tingkat pencapaian konsep yang
diharapakan dikuasai oleh peseerta didik, menentukan metode dan
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik konsep.
e. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Analisis tujuan pembelajaran berorientasi pada Kompetensi Dasar
(KD) dan indikator yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil rumusan
KD pada silabus dan RPP pada materi sistem ekskresi maka dihasilkan
produk berupa E-Modul Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quotient) kelas VIII semester 1 yang memuat indikator yang masing-
masing memiliki beberapa tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,
penulis menyusun E-Modul Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quotient) berdasarkan hasil rumusan tujuan pembelajaran.
2. Tahap perancangan (Design)
E-modul bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) dirancang
dan dikembangkan untuk kelas VIII semester ganjil pada materi sistem
peredaran darah.
Penyusunan E-Modul Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quotient) ini terdiri dari beberapa bagian seperti tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Komponen Isi E-Modul bernuansa ESQ (Emotional
Spiritual Quotient)
Cover
Kata Pengantar
Daftar isi
Bagian a. Latar belakang
pendahuluan b. Deskripsi singkat modul
50

c. Manfaat/ relevansi
d. Kompetensi dasar
e. Kompetensi inti
f. Tujuan pembelajaran
g. Petunjuk penggunaan modul
h. Peta konsep
Bagian kegiatan a. Indikator pencapaian kompetensi
belajar (IPK)
b. Materi pokok
c. Uraian materi
d. Contoh dan ilustrasi
e. Rangkuman
f. Tugas/ latihan
g. Tes mandiri
Bagian evaluasi
Kunci jawaban
Umpan balik
Daftar istilah
Daftar pustaka
Cover penutup
a. Cover
Rancangan awal bagian cover/ halaman depan menggunakan
aplikasi canva dan menggunakan Microsoft word. yang
mengkombinasikan warna dan dengan gambar. Font yang dipakai ada
beberapa kombinasi seperti book antiqua kemudian broadway, Algerian,
Bodoni MT Black, Bernard MT Condensed, font size yang digunakan
sangat bervariasi. Pada bagian Cover juga memuat identitas E-Modul yang
meliputi judul, materi yang digunakan, nama penulis dan Identitas kelas.

Gambar 4.2 Cover E-Modul


51

b. Kata Pengantar
Setelah halaman cover, penulisan kata pengantar ini sepenuhnya
menggunakan Microsoft word 2010. Tampilan kata pengantar ini juga
menggunakan huruf book antiqua. Memuat tanggal pembuatan dan
nama penulis E-Modul.

Gambar 4.3 Kata Pengantar E-Modul


c. Daftar Isi
bagian penting dari E-Modul Fungsinya adalah memberi panduan
bagi pembaca dan menunjukkan letak halaman sesuai dengan konten.
Daftar isi berada pada bagian awal sebuah E-Modul.

Gambar 4.4 Daftar Isi E-Modul


52

d. Pendahuluan
Pendahuluan terdiri dari:
1. Latar belakang yang memuat E-Modul Bernuansa ESQ (Emotional
Spiritual Quotient).

Gambar 4.5 Latar Belakang


2. Deskripsi Singkat Modul
Memuat tujuan E-Modul bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quotient) , kemudian kegiatan pembelajaran, materi pokok dan
Langkah Langkah dari ESQ.

Gambar 4.6 Deskripsi Singkat Modul


3. Langkah Langkah Pembelajaran bernuansa ESQ
Memuat isi Langkah Langkah pembelajaran ESQ Zero Mind
53

Process (Penjernihan Emosi), Mental Building (Pembangunan


mental), Personal Strength (Ketangguhan Pribadi), Social
Strength (Ketangguhan Sosial).

Gambar 4.7 Langkah Langkah penerapan ESQ


4. Manfaat
Manfaat dari E-Modul bernuansa ESQ.

Gambar 4.8 Manfaat


5. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
Terdiri dari KI 1, KI 2, KI 3, KI 4, dan KD 3.7 KD 4,7
54

Gambar 4.9 KI dan KD


6. Tujuan Pembelajaran dan Petunjuk Penggunaan Modul
Tujuan Pembelajaran dari E-Modul bernuansa ESQ dari
materi sistem peredaran darah. Kemudian petunjuk penggunaan
modul terbagi menjadi 2 yakni: Petunjuk Umum terdiri 2 kegiatan
pembelajaran setiap kegiatan yang dapat dipecahkan oleh peserta
didik adanya evaluasi digunakan untuk tingkat pemahaman dan
penguasaan materi. Petunjuk khusus untuk mendukung proses
pembelajaran, dan guru meminta peserta didik untuk
menggunakan laptop dan adanya Petunjuk Bagi Peserta Didik.
55

Gambar 4.10 Tujuan pembelajaran dan Petunjuk Penggunaan


Modul
7. Peta Konsep
Suatu bagan skematis atau ilustrasi grafis untuk mewakili
hubungan yang bermakna antara satu konsep dengan konsep
lainnya sehingga menjelaskan suatu pengertian konseptual.
Peta konsep ini terdiri dari Komponen Darah, Organ
Peredaran Darah, Peredaran Darah, Gangguan Pada Peredaran
Darah.

Gambar 4.11 Peta Konsep


56

e. Bagian Kegiatan Belajar


Bagian kegiatan belajar terdiri dari Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK), materi pokok, uraian materi, contoh dan ilustrasi,
rangkuman, tugas/latihan, tes mandiri. Pada bagian kegiatan belajar ini
memberikan komponen-komponen yang mendukung kegiatan belajar
yang disesuaikan dengan komponen ESQ dan latihan mandiri
bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient).

Gambar 4.12 Kegiatan Belajar


57

1) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Indikator pencapain kompetensi (IPK) mempermudah guru
dan peserta didik mengetahui indikator pencapaian apa yang
hendak dicapai pada materi pembelajaran sistem peredaran darah.

Gambar 4.13 IPK


2) Materi Pokok
Sistem peredaran darah terdiri dari 3 materi pokok, dengan
adanya poin materi pokok ini dapat mempermudah guru dan
peserta didik dalam menetukan materi pokok yang di bahas pada
bab tersebut.

Gambar 4.14 Materi Pokok


3) Uraian materi
Berisi materi pembelajaran yang telah disesuaikan dengan
indikator pencapaian kompetensi, uraian materi pembelajaran ini
dapat membantu peserta didik dalam memahami konsep mengenai
sistem peredaran darah (Darah, komponen darah, mekanisme
pembekuan darah, organ peredaran darah, proses peredaran darah,
gangguan pada sistem peredaran darah).
58

Gambar 4.15 Uraian Materi


4) Ilustrasi dan Contoh
Ilustrasi dan contoh diberikan agar peserta didik lebih
memahami materi pembelajaran, ilustrasi dan contoh disajikan
dalam bentuk vidio pembelajaran.

Gambar 4.16 Ilustrasi dan contoh video


5) Rangkuman
Rangkuman berisi poin-poin penting rangkuman materi
pembelajaran. Rangkuman memudahkan peserta didik dalam
mengambil kesimpulan suatu materi pembelajaran.
59

Gambar 4.17 Rangkuman


6) Test Mandiri ESQ
Test mandiri ESQ berisakan soal-soal bernuansa ESQ yang
harus dijawab oleh peserta didik berdasarkan langkah-langkah
ESQ yang telah disediakan. Test mandiri ESQ berjumlah 3 buah
di setiap kegiatan belajar.
60

Gambar 4.18 Test Mandiri ESQ


f. Bagian Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian bagi peserta didik dengan menjawab
61

pertanyaan tentang konsep yang sudah dipelajari untuk mengetahui


sampai dimana kemampuan peserta didik telah memahami konsep yang
telah dipelajari tersebut. Soal pada bagian evaluasi disajikan dalam
bentuk soal objektif dengan 10 soal, kemudian essay 5 soal.

Gambar 4.19 Evaluasi


g. Bagian Kunci jawaban
Kunci jawaban dijadikan sebagai panduan bagi guru dalam
pemeriksaan bagian soal evaluasi yang telah dikerjakan oleh peserta
didik.

Gambar 4.20 Kunci Jawaban


62

h. Refleksi
Refleksi diberikan kepada guru/peserta didik dalam memberikan
poin jawaban peserta didik, terdiri dari tingkat penguasaan, kriteria
penguasaan, rentang penilaian test mandiri ESQ.

Gambar 4.21 Refleksi


i. Daftar istilah
Berisi kumpulan kata-kata penting sesuai dengan materi
pembelajaran. Daftar istilah ini dapat membantu peserta didik dalam
menemukan kata-kata penting dengan cepat

Gambar 4.22 Daftar Istilah


63

j. Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan daftar dari keseluruhan sumber literatur
yang digunakan oleh peneliti pada E-modul yang dikembangkan.

Gambar 4.23 Daftar Pustaka


k. Cover penutup
Cover penutup didesain menggunakan Microsoft Word 2010,
mengunakan warna latar belakang orange. Pada cover penutup berisi
kalimat pentingnya pembelajaran dengan menggunakan Langkah
Pembelajaran ESQ Ditulis menggunakan jenis tulisan Book Antiqua
ukuran tulisan 14

Gambar 4.24 Cover Penutup


64

3. Tahap Pengembangan (Develop)


Tahap pengembangan merupakan tahap realisasi produk. Tahap ini
terdiri dari tahap validitas dan praktikalitas. Tahap validitas dilakukan
oleh validator yang pakar dibidangnya untuk mengetahui kevalidan
produk. Tahap pengembangan E-modul bernuansa ESQ (Emotional
Spiritual Quotient) yang telah dirancang selanjutnya divalidasi oleh 3
orang validator yang terdiri atas 2 orang dosen dan 1 orang guru yaitu
Ibu Liza Meini Fitri M.Si dari dosen tadris biologi, Ibu Ferki Ahmad
Marlion, M.Pd dari dosen tadris biologi, dan ibu Netti Zuniarti S.Pd
selaku guru biologi kelas VIII SMPN 1 Bukittinggi.
Tahap selanjutnya yaitu tahap praktikalitas, tahap praktikalitas ini
dilakukan untuk melihat tingkat kepraktisan penggunaan produk e-
modul bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient). Tahap
praktikalitas dilakukan oleh peserta didik kelas VIII SMPN 1
Bukittinggi dan ibu Netti Zuniarti S.Pd selaku guru biologi kelas VIII
SMPN 1 Bukittinggi.
a. Tahap Validasi
1) Validasi Instrumen
Untuk mengetahui validitas terhadap angket yang akan
digunakan untuk validasi E-modul bernuansa ESQ (Emotional
Spiritual Quotient) telah dirancang didiskusikan dengan
pembimbing selanjutnya divalidasikan oleh pakar yang terdiri
dari pakar biologi, media pembelajaran, dan pakar pendidikan
dan validasi lembar praktikalitas. Berikut diuraikan hasil
validasi untuk angket penelitian yang telah dirancang.
a) Hasil validasi untuk lembar uji validasi E-modul bernuansa
ESQ (Emotional Spiritual Quotient)
65

Tabel 4.2 Hasil Validasi E-Modul Bernuansa ESQ


(Emotional Spiritual Quotient)
No Aspek yang Validator Jlm Skor Persentase Ket
divalidasi 1 2 3 maks
%
1 Didaktik 28 29 30 87 96 90,63 Sangat
valid
2 Konstruk 83 80 78 241 276 87,32 Sangat
valid
3 Teknis 18 17 19 54 60 90 Sangat
valid
4. Kebahasaan 18 18 19 54 60 90 Sangat
valid
Jumlah 14 144 146 437 492 88,82% Sangat
7 valid
Keterangan:
Validator 1 : Liza Meini Fitri M.Si
Validator 2 : Ferki Ahmad Marlion, M.Pd
Validator 3 : Netti Zuniarti S.Pd
Berdasarkan Tabel diatas sesuai hasil validasi yang telah
didapatkan oleh penulis kepada validator. Hasilnya sangat valid
dengan nilai jumlah presentase 88,82%. Aspek didaktik dengan
nilai presentase 90,63%, aspek konstruk yang di dapatkan dengan
presentase 87,32%, kemudian Teknis mendapatkan presentase
90%, Aspek kebahasaan presentase 90%.
b) Hasil Validasi untuk Lembar Uji praktikalitas untuk guru e-
modul bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient)
Tabel 4.3 Hasil Validasi Untuk Lembar Uji Praktikalitas
E-Modul bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quotient) untuk guru
No. Aspek Validator Jlm Skor presentase Ket
yang 1 2 3 maks %
divalidasi
1 Format 3 3 4 10 12 83,33 Sangat
lembar valid
validasi
2 Bahasa 6 6 8 20 24 83,33 Sangat
yang valid
digunakan
66

3 Butir 9 9 12 30 36 83,33 Sangat


pertanyaan valid
Lembar
Validasi
Jumlah 18 18 24 60 72 83,33 Sangat
valid
Keterangan
Validator 1 : Liza Meini Fitri M.Si
Validator 2 : Ferki Ahmad Marlion, M.Pd
Validator 3 : Netti Zuniarti S.Pd

Berdasarkan hasil validasi tabel diatas bahwa mendapatkan


jumlah presentasi ke empat aspek yang ini 83,33%. Pada aspek
format lembar validasi presentase yang didapatkan 83,33%,
kemudian Bahasa yang digunakan presentase yang diperoleh
83,33%, kemudian butir pertanyaan lembar validasi presentase
83,33%. Semua aspek dengan keterangan sangat valid.
c) Hasil Validasi untuk lembar Uji Praktikalitas lembar peserta
didik E-Modul ESQ (Emotional Spiritual Quotient
Tabel 4.4 Hasil validasi untuk lembar uji praktikalitas
untuk peserta didik E-Modul Bernuansa ESQ (Emotional
Spiritual Quotient) untuk peserta didik.
No Aspek yang Validator Jlm Skor persentase Ket
divalidasi 1 2 3 maks %
1 Format Lembar 3 3 4 10 12 83,33 Sangat
Validasi valid
2 Bahasa yang 6 6 8 20 24 83,33 Sangat
digunakan valid
3 Butir pertanyaan 9 9 12 30 36 83,33 Sangat
Lembar Validasi valid
Jumlah 18 18 24 60 72 83,33 Sangat
valid
Keterangan
Validator 1 : Liza Meini Fitri M.Si
Validator 2 : Ferki Ahmad Marlion, M.Pd
Validator 3 : Netti Zuniarti S.Pd
Berdasarkan hasil validasi tabel diatas bahwa mendapatkan
jumlah presentasi ke empat aspek yang ini 83,33%. Semua aspek
dengan keterangan sangat valid.
67

d) Hasil Validasi untuk lembar Uji Praktikalitas lembar pedoman


wawancara E-Modul ESQ (Emotional Spiritual Quotient)
Tabel 4.5 Hasil Validasi untuk Pedoman Wawancara E-
Modul Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient)
N Aspek yang Validator Jlm Skor presentase Ket
o divalidasi 1 2 3 maks %
1 Format lembar 3 4 4 11 12 91,66 Sangat
validasi valid
2 Bahasa yang 6 8 8 22 24 91,66 Sangat
digunakan valid
3 Butir pertanyaan 9 12 12 33 36 91,66 Sangat
lembar validasi. valid
Jumlah 18 24 24 66 72 91,66% Sangat
valid
Keterangan
Validator 1 : Liza Meini Fitri M.Si
Validator 2 : Ferki Ahmad Marlion, M.Pd
Validator 3 : Netti Zuniarti S.Pd

Berdasarkan hasil validasi untuk Lembar Pedoman


wawancara dengan tiga aspek yang akan dinilai, jumlah presentase
yang didapatkan 91,66%. Aspek yang dinilai dengan format lembar
validasi dengan presentasi 91,66%, kemudian Bahasa yang
digunakan presentasi 91,66%, aspek butir pertanyaan lembar
validasi presentasi 91,66%.
e) Hasil validasi untuk lembar uji praktikalitas untuk peserta
didik E-Modul Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient)
2) Validasi Produk
Tabel 4.6 Saran Saran Validator mengenai E-Modul
Validator Saran Perbaikan Tindak Lanjut
Liza Meini Fitri, Tidak terdapat -
M.Si saransaran perbaikan
Ferki Ahmad Tidak terdapat logo Meletakkan logo
Marlion, M.Pd pada sudut kanan
atas.
Netti zulianti a. Perhatikan EYD a. Memperbaiki
S.Pd dalam penulisan EYD, dan
b. Rapikan penulisan memperbaiki
dan perhatikan kesalahan
kesalahan penulisan. penulisan
68

b. Merapikan
penulisan, dan
memperbaiki
kesalahan (typo)
Berdasarkan hasil uraian diatas uraian saran yang diberikan
oleh validator diatas maka selanjutnya penulis merevisi produk sesuai
dengan saran dan masukan validator saat proses validasi sehingga
produk tersebut yang digunakan.
1) Cover
Pada bagian cover terdapat bebrapa perbaikan dari
penambahan logo terbaru dari kampus.
a. Sebelum di revisi b. Setelah di revisi

Gambar 4.25 Cover Sebelum Dan Sesudah Di Revisi.


2) Tata Bahasa dan salah pengetikan
Pada tata bahasa validator memberi saran perbaikan, dengan
merubah typo pada tulisan yang tidak tepat. Bahasa sesuaikan
dengan tingkat pemahaman peserta didik SMP
69

a. Sebelum direvisi b. Setelah direvisi

Gambar 4.26 Pendahuluan sebelum dan sesudah revisi


b. Tahap Praktikalitas
Telah dilaksanakan nya validasi E-modul bernuansa ESQ
(Emotional Spiritual Quotient), selanjutnya dilakukan tahap
praktikalitas, tahapan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
praktikalitas ini dilakukan oleh praktisi yaitu guru biologi SMPN 1
Bukitinggi, dan juga peserta didik kelas VIII SMPN 1 bukitinggi.
Berikut ini hasil praktikalitas guru dan peserta didik:
1) Hasil praktikalitas E-modul Bernuansa ESQ (Emotional
Spiritual Quotient) oleh guru.
Lembar praktikalitas untuk guru ini terdiri dari angket dan
juga lembar Praktikalitas. Lembar praktikalitas untuk guru terdiri
dari beberapa butir instrumen yaitu: kemudahan penggunaan,
efisiensi waktu pembelajaran, dan manfaat. Praktisinya adalah
guru biologi kelas VIII SMPN yaitu ibuk Netti zulianti S.Pd.
70

Tabel 4.7 Hasil uji praktikalitas E-Modul Bernuansa ESQ


(Emotional Spiritual Quotient) untuk guru.
No. Aspek Validator Skor presentase Ket
Maks %
1 Kemudahan 20 24 83,33 Sangat
Penggunaan Praktis
2 Efesien 12 12 100 Sangat
Waktu Praktis
Pembelajaran
3 Manfaat 21 24 87,5 Sangat
Praktis
Jumlah 53 60 90,28% Sangat
Praktis

Berdasarkan hasil tabel diatas bahwa yang dinilai oleh guru


dengan 3 aspek yaitu, Kemudahan Penggunaan presentase 83,33%,
efesien waktu pembelajaran presentase 100% kemudian manfaat
87,5% dengan keterangan Sangat praktis. Berdasarkan penjabaran
hasil praktikalitas oleh praktisi yaitu guru mata pelajaran biologi
kelas VIII Ibu Netti Zulianti S.Pd produk E-modul bernuansa ESQ
(Emotional Spiritual Quotient) dinilai sangat praktis oleh praktisi
dengan rata-rata persentase yaitu 90,28%, serta sangat praktis
digunakan untuk proses pembelajaran biologi khususnya materi
sistem peredaran darah.
Dari hasil wawancara dapat diketahui E-modul ini sangat
menarik, materi yang disajikan sangt komplek dan mudah dipahami
sehingga dapat memotivasi peserta didik dalam belajar. E-modul ini
dapat membantu guru dalam menyampaikan materi kepada peserta
didik dan dapat membuat peserta didik menjadi aktif dalam
pembelajaran. Kemudian dengan mudahnya di akses saat belajar,
membuat siswa semakin ingin tahu saat menggunakan E-Modul. E-
modul ini dapat membuat peserta didik berfikir kritis dalam proses
pembelajaran. Selain pada materi sistem peredaran darah juga dapat
digunakan pada materi pembelajaran lainnya.
71

2) Hasil praktikalitas E-Modul Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual


Quotient) oleh peserta didik.
Berikut hasil praktikalitas E-modul Bernuansa ESQ
(Emotional Spiritual Quotient) oleh peserta didik.
Tabel 4.8 Hasil praktikalitas E-Modul bernuansa ESQ (Emotional
Spiritual Quotient) peserta didik.
No. Aspek Skor Skor Presentase Ket
Maks %
1 Kemudahan 706 768 91,93 Sangat
Penggunaan Praktis
2 Efesien 350 384 91,15 Sangat
Waktu Praktis
Pembelajaran
3 Manfaat 687 768 89,45 Sangat
Praktis
Jumlah 1743 1920 90,78% Sangat
Praktis

Berdasarkan hasil angket praktikalitas yang dilaksanakan


kepada 32 orang peserta didik maka didapat hasil analisis angket
respon peserta didik terhadap praktikalitas E-Modul bernuansa
ESQ (Emotional Spiritual Quotient) sangat praktis dengan
persentase 90,78%. Dimana untuk aspek kemudahan dalam
penggunaan memperoleh presentase sebesar 91,93%, untuk aspek
efesiensi waktu pembelajaran 91,15, dan untuk aspek mamfaat
yang didapat memperoleh presentase 89,45% dengan kategori
sangat praktis.
B. PEMBAHASAN
Hasil mengenai penelitian mengenai E-Modul bernuansa ESQ
(Emotional Spiritual Quotient) relevan yaitu: Afriyanti, Pratono, dan
Seruni menyatakan bahwa E-Modul dapat memotivasi dan meningkatkan
kompetensi peserta didik sehingga nantinya peserta didik lebih mudah
mempelajari materinya. Temuan penelitian lainnya juga menyatakan
modul IPA bernuansa ESQ dapat membantu siswa dalam belajar. E-Modul
IPA bernuansa ESQ ini dinilai dapat menjadi alternatif pada media
72

pendukung pembelajaran bagi guru dan peserta didik.


Produk akhir yang dihasilkan setelah melakukan seluruh rangkaian
tahapan penelitian pengembangan yaitu bahan ajar berupa E-Modul
Penerapan ESQ pada Materi Sistem Peredaran Darah.
Pembelajaran yang bermakna membutuhkan sumber belajar yang
dapat mendorong peserta didik dalam mengembangkan aktivitas
mentalnya, sehingga berpengaruh pada perubahan tingkah laku yang
positif. Kesediaan E-Modul yang terintegrasi dengan aktivitas dan
lingkungan sekitar peserta didik sangat diperlukan untuk menunjang
keberhasilan pembelajaran (Susilo, Eli dan Rina, 2021:441)
Salah satu media belajar yang interaktif dan bisa diakses melalui
internet adalah E-Modul yaitu modul elektronik yang dapat disajikan
sebagai sarana belajar online dimana dalam E-Modul ini berisikan teks,
audio, gambar, grafik, animasi, dan video yang bisa ditampilkan melalui
gadget. Inovasi dalam mengembangkan pembelajaran yang berupaya
meningkatkan perilaku dan kreativitas pembelajaran Abad 21 dibutuhkan
perancangan pembelajaran yang aktif, salah satunya dengan modul
elektronik (Larasati dkk, 2020: 3)
E-Modul ini dirancang sedemikian rupa agar dapat digunakan oleh
guru mata pelajaran biologi kelas VIII pada materi sistem peredaran darah
dan juga dapat membantu peserta didik dalam proses belajar. Kelebihan E-
Modul dibandingkan dengan modul cetak adalah sifatnya yang interaktif,
memudahkan dalam navigasi, dapat menampilkan atau memuat gambar,
audio, video dan animasi serta dilengkapi tes formatif yang memungkinkan
umpan balik otomatis dengan segera (Arsal, Danial dan Hala: 435)
E-Modul bernuansa ESQ ini dikembangkan berisi materi sistem
peredaran darah agar dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Pengembangan E-Modul ini sangat memperhatikan penyusunan materi
serta Teknik pembelajaran sehingga lebih sistematis. Pengembangan
bernuansa ini dibuat untuk peserta didik sesuai dengan Langkah penerapan
ESQ menyajikan infromasi dan fenomena yang berhubungan dengan
73

kegiatan pembelajaran dan untuk merangsang rasa ingin tahu peserta didik,
memproses informasi menuntut keterlibatan metakognisi berpikir dan
membuat keputusan berdasarkan pemikiran (Apriyanti R, Lufri dan Dwi:
113).
1. Validitas Produk
Aspek pertama penentuan kualitas produk pembelajaran adalah
validitas Sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu dilakukan validasi
oleh para ahli terhadap instrumen angket yang akan digunakan dalam
penelitian. Validasi instrumen angket bertujuan untuk mengetahui
kelayakan instrumen observasi antar pedoman, kisi-kisi instrumen,
pembahasan butir-butir instrumen dengan teori. Validasi instrumen
observasi, wawancara, dan respon siswa dilakukan untuk menilai
instrumen yang akan digunakan untuk uji coba lapangan (Mukholifah M,
Urip dan Vit, 2020: 676)
Berdasarkan hasil validasi E-Modul Bernuansa ESQ (Emotional
Spiritual Quotient) yang dilakukan oleh validator. Dinilai meliputi aspek
didaktik, konstruk teknis serta kesesuaian antara E-Modul dengan
Langkah dari Teknik penerapan ESQ (Emotional Spiritual Quotient) telah
memperoleh presentase 88,82% dikategorikan sangat valid.
Pada saat validasi produk, tahap ini juga meliputi tahap revisi
dimana memperbaiki kekurangan pada produk kemudian disederhanakan
sesuai dengan keperluan pengembangan. Kemudian setelah merevisi
produk, dilakukan pemakaian produk kepada peserta didik kelas VIII A di
SMPN 1 Bukittinggi. Suatu instrument dikatakan valid, Ketika instrument
tersebut benar benar mengukur sesuatu yang akan diukur.
Komponen design merupakan aspek yang berkenaan dengan
tampilan E-Modul. Dalam penulisan modul, memilih background lembut
serta dilengkapi gambar menarik dan relevan dengan materi. Hal ini sesuai
dengan penyajian gambar gambar sangat dibutuhkan untuk mendukung
dan memperjelas isi materi, karena disamping akan memperjelas uraian
materi juga dapat menambah daya Tarik dan mengurangi ras kebosanan
74

peserta didik untuk mempelajarinya (Prastowo, 2011: 124)


Oleh karena itu pada aspek didaktik, konstruk, teknis dan
kebahasaan, dapat dikatakan bahwa E-Modul telah valid dan dapat
digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran biologi yang
menyentuh sisi intelektual, emosional, dan spiritual pada materi sistem
peredaran darah untuk kelas VIII SMP.
2. Praktikalitas E-Modul
Kualitas pada pembelajaran adalah aspek kepraktisan pada suatu
produk. Ketentuan dari hasil penilaian penggunaan atau pemakai, dilihat
dari praktisi yang berpendapat bahwa apa yang dikembangkan dapat
digunakan dalam kondisi normal dan kenyataan menunjukkan bahwa apa
yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan oleh praktisi (Haviz, 2013:
35)
Dari hasil presentase penyebaran lembar praktikalitas yang
diberikan kepada peserta didik didapatkan hasil 90,78% bahwa tampilan
khazanah ESQ dapat menunjang pemahaman terhadap materi serta
meningkatkan pengetahuan ESQ, karena Sebagian materi dihubungkan
dengan kuasa Allah SWT. Selain itu berdasarkan hasil lembar praktikalitas
juga dinyatakan bahwa penggunaan E-Modul bernuansa ESQ dalam
pembelajaran siswa dapat menyadari akan pentingnya agama dalam
kehidupan.
Pada aspek kemudahan penggunaan E-Modul sebagai teknologi
informasi berpengaruh positif dan signifikan pada proses pembelajaran.
Kemudahan penggunaan pada guru mendapatkan nilai presentase 83,33%,
kemudian pada peserta didik mendapatkan nilai presentase 91,93%. Jika
seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka
dia akan menggunakan. Sebaliknya, jika seseorang merasa percaya bahwa
sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan
menggunakannya. E-Modul yang dikembangkan telah menyajikan materi
dengan jelas, sederhana, keseluruhan isi E-Modul mudah dipahami,
ukuran dan jenis huruf mudah dibaca, memiliki ukuran yang praktis dan
75

dilengkapi dengan petunjuk umum yang jelas (Fransisca M, 2017: 19)


Pada aspek efisiensi waktu pembelajaran, E-Modul memiliki nilai
praktis menurut guru dengan nilai presentase 100% dan peserta didik
dengan nilai 91,15%. Kriteria praktis ini menunjukkan E-Modul yang
dikembangkan efisien digunakan dalam pembelajaran. Waktu
pembelajaran lebih efiesien dan siswa dapat belajar sesuai dengan
menggunakan E-Modul, peserta didik bisa mengembangkan
kemampuannya secara optimal serta dapat meningkatkan aktivitas belajar.
Pada aspek manfaat praktikalitas untuk guru mendapatkan 87,5%
dan praktikalitas untuk peserta didik 89,45%.
Kepraktisan merupakan keringanan dalam melakukan uji, baik
dalam mempersiapkan, memanfaatkan, mengerjakan dan menganalisis
maupun melaksanakannya. Sebuah produk memiliki praktikalitas yang
tinggi apabila produk tersebut bersifat praktis. Praktikalitas suatu produk
dilihat setelah diuji cobakan kepada subjek penelitian (Arifin Z. 2012:333)
3. Analisis Spesifikasi Teknis
Terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan oleh pengguna
E-Modul bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) yaitu
diantaranya:
a. Smartphone yang dapat digunakan adalah yang memiliki koneksi
internet yang baik (4G, 5G) penggunaan jaringan seperti H, H+ , 3G
mengakibatkan pengaksesan e-modul akan lambat bahkan tidak bisa
terbuka.
b. Untuk mengakses E-Modul ini membutuhkan paket data, wifi atau
dilakukan secara online.
c. Untuk mengakses E-Modul ini menggunakan link yang telah disedikan
oleh peneliti. Link E-Modul Bernuansa ESQ (Emotional Spiritual
Quotient).
(file:///C:/Users/ACER/OneDrive/Documents/Flip%20PDF%20Profes
sional/E-Modul_Bernuansa_ESQ_FIQA.html#p=16)
d. Setelah kita klik E-modul ini, maka kita akan langsung dibawa menuju
76

chrome atau google.


e. Kemudian E-Modul siap untuk digunakan.
4. Keterbatasan Pengembangan
Dalam pengembangan E-Modul bernuansa ESQ (Emotional
Spiritual Quotient) dilengkapi multimedia terdapat keterbatasan
pengembangan produk terkait dengan instrumen yang digunakan belum
memasukkan aspek multimedia, sehingga berpengaruh kepada hasil
validitas dan hasil praktikalitas. Pengaruh tersebut seperti kesulitan dalam
mengakses multimedia pada produk karena menggunakan banyak kuota
internet dan koneksi jaringan yang baik. Keterbatasan penelitian juga
terlihat pada produk, yaitu produk sudah memuat ESQ, namun aspek ESQ
belum berurutan dan belum saling terkait satu dengan yang lainnya,
sehingga aspek ESQ Tersebut kurang tergambar secara utuh oleh peserta
didik. Namun demikian masih ada kendala dan kelemahan yang dihadapi
dalam uji praktikalitas ini yaitu fokus siswa yang mulai berkurang setelah
jam istirahat, dan waktu penelitian yang diberikan sekolah terbatas,
sehingga pembelajaran dengan menggunakan modul tidak dapat dilakukan
untuk semua kegiatan pembelajaran.
77

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan Hasil pengembangan E-Modul Bernuansa ESQ
(Emotional Spiritual Quotient) yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. E-Modul bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) pada materi
sistem peredaran darah kelas VIII SMPN 1 Bukittinggi telah memenuhi
2. kriteria sangat valid dengan presentase 88,82%Praktikalitas E-Modul
bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) oleh guru adalah
90,28%, sedangkan peserta didik mendapatkan presentase 90,78%
dengan kategori persentase sangat praktis.
B. Saran
E-Modul bernuansa ESQ (Emotional Spiritual Quotient) dapat
dijadikan pedoman bagi guru dalam mengembangkan E-Modul pada materi
lainnya.
78

DAFTAR PUSTAKA
Afriadi, Roni. 2013. “Pengembangan Modul BiologiBermuatan Pendidikan
Karakter Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI SMA”.
Tesis tidak diterbitkan. Padang: Universitas Negeri Padang.
Agustian, A. G. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Dan
Spiritual ESQ: Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun
Iman Dan 5 Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya Persada.
Agustian, A. G. (2003). Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power: Sebuah
Inner Journey Melalui Al-Ihsan. Jakarta: Arga Wijaya Persada.
Agustian, A. G. (2005). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Dan
Spiritual ESQ: Emotional Spiritual Quotient the ESQ Way 165: 1
Ikhsan 6 Rukun Iman Dan 5 Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya
Persada.
Agustian, A.G. (2006). ESQ Emotional Spiritual Quotient. Jakarta: ESQ
Leadeship Center.
Ali B. P. H. (2006) Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Apriyanti R, Lufri dan Dwi. 2017. Pengembangan Modul Bernuansa Spiritual
Dalam Bentuk Komik Strip Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia
Untuk Siswa Kelas XI SMA/MA. Bioeducation journal. (1)2 106-116
Arifin Z. (2012) Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Atyka, (2019). Pengembangan Komik Evolusi Bernuansa Emotional
SpiritualQuotient (ESQ). skripsi.
Azis dkk, (2018). Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam. 6(1)
Budiningsih, A. (2004). Pembelajaran Moral. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Danah Zohar dan Ian Marshall, (2000). SQ (Kecerdasan Spiritual). Bandung:
PTMizan Pustaka
Dari, R. W., & Nasih, N. R. (2020). Analisis Keterampilan Proses Sains
Mahasiswa Pada Praktikum Menggunakan E-Modul. Edu Sains
JurnalPendidikan Sains & Matematika, 8(2), 12–21
Depdiknas. 2008. Penulisan Modul. Direktorat Tenaga Kependidikan: Dirjen
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Dewi, M & Yuli, A. (2021). E-Modul Berbasis Android Sebagai Pendukung
Pembelajaran Daring Dan Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik. Jurnal Ekonomi. 1(6)
Diastuti, Renni. (2009). Biologi (Untuk Sma/Ma Kelas Xi). Jakarta:
Dapartemen Pendidikan Nasional
Efendi, A. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ &
Successful Intelligence Atas IQ. Bandung: Alfabeta
Fauziyati, A. (2019). Pengaruh Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ)
Terhadap Kemampuan Literasi Digital Mahasiswa PAI. Skripsi. Di
FakultasTarbiyah Dan Keguruan. UIN Sunan Ampel Surabaya UIN
Sunan Ampel.
79

Fitryani, H., & Hunaepi. (2016). Pengemabangan Modul Elektronik Berbasis


Smartphone Berplatform Android Pada Mata Kuliah Taksonomi
Tumbuhan Tinggi. Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist,” 4(2), 97–
106.
Fransisca M. 2017. Pengujian Validitas, Praktikalitas, Dan Efektivitas Media
E-Learning Di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Ilmia Pendidikan
Teknik Elektro. (2)1 17-22
Gloria, R. Y. (2012). Pentingnya Asesmen Alternatif Dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Dan Membaca Ilmiah Siswa Pada
PembelajaranBiologi. Jurnal Scientiae Educatia , 99-106
Hanafy, M.S. (2014). Konsep Belajar Dan Pembelajaran. Lentera
Pendidikan. 17(1).66-79
Haviz M. (2013) Research And Development: Penelitian Di Bidang
Kependidikan Yang Inovatif, Produktif Dan Bermakna. Ta’dib,
16(1), 28-43
Hervi F dan Ristiono, (2021). Modul Elektronik (E-Modul) IPA Bernuansa
Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Mengenai Materi Sistem
Reproduksi Pada Manusia. Jurnal Pendidikan. 4 (3)
Ikhtiarni F, Ardi dan Rahmawati D. (2021). Validity Of ESQ Booklets About
Structure And Function Of Animal Tissue As Biology Learning
Supplemen. Jurnal Pendidikan. ISSN 2597- 9833. 6(1)
Iman & Dwi P. (2019). Pengembangan Modul Fisika Bermuatan Emotional
Spiritual Quotient (ESQ) Untuk Memberdayakan Pengetahuan
Dannilai Karakter Siswa SMA/MA. Kappa Journal. 3 (1)
Ismail, I. (2020). Teknologi Pembelajaran Sebagai Media
Pembelajaran. Cendikia Publisher.
Kustiawan, U. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia
Dini. Malang: Gunung Samudera.
Laili, I. (2019). Efektivitas Pengembangan E-Modul Project Based Learning
Pada Mata Pelajaran Instalasi. Jurnal Imiah Pendidikan Dan
Pembelajaran, 3, 306–315.
Lestari, Sri Endang & Indun Kistinnah. (2009). Biologi (Makluk Hidup Dan
Lingkungannya). Jakarta:Dapertemen Pendidikan Nasional
Machali, I. (2014). Dimensi Kecerdasan Majemuk Dalam Kurikulum
2013. Jurnal Insania, 19(1), 21–45.
Maliki, P. S. (2009). Manajemen Hidup. Yogyakarta To Success: Kertajaya.
Mukholifah M, Urip dan Vit. 2020. Mengembangkan Media Pembelajaran
Wayang Karakter Pada Pembelajaran Tematik. Jurnal Inovasi Dan
Penelitian. (1)4 673-681
Najuah Dkk, (2020). Modul Elektronik: Prosedur Penyusunan Dan
Aplikasinya. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nurdiana Dkk, (2021). Modul Elektronik (E-Modul) Sebagai Media
PembelajaranJarak Jauh. Jurnal Penelitian. 1(1)
Pancasakti, H. (2017). Bahan Ajar Biologi untuk SMK/MAK. Jakarta:
80

Direktorat Pembinaan SMK.


Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Priyanthi, K. A, Dkk. (2017) “Pengembangan E-Modul Berbantuan Simulasi
Berorientasi Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran Komunikasi
Data (Studi Kasus: Siswa Kelas XI TKJ SMK N 3 Singaraja).” Jurnal
KARMAPATI 6(1).
Putra R. Armen dan Dezi, Dkk. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran
Biologi Bernuansa Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Pada Materi
Sistem Peredaran Darah Untuk Siswa Kelas VIII SMP/Mts. Jurnal
Biosains. 1 (2)
Rahmadhani F. Dkk. (2019). The Development Of Biology Module Based On
Emotional Spiritual Quotient In Evolution Topic For Senior High
School. Jurnal Pendidikan Sains. 8(2)
Ratunguri, Y. (2016). Implementasi Metode Pembelajaran Eksperimen
Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa PGSD.
Pedagogia: Jurnal Pendidikan, 5(2), 137.
Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Ridwan, (2009). Belajar mudah penelitian. Jakarta: Alfabeta
Rosmawanti, R., Mutaqin, A., & Ihsanudin. (2020). Pengembangan E-Modul
dengan Model Pembelajaran Knisley Menggunakan Platform
Android sebagai Alternatif Pembelajaran Trigonometri SMA. Jurnal
Pendidikan Matematika, 11(1), 67–76.
Sadjati, I.M. (2012). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Seruni, R., Munawaoh, S., Kurniadewi, F., & Nurjayadi, M. (2019).
Pengembangan Modul Elektronik (E-Module) Biokimia Pada
Materi Metabolisme Lipid Menggunakan Flip Pdf Professional.
Jurnal Tadris Kimiya, 4(1), 48–56.
Suastra, I. W. (2009). Pembelajaran Sains Terkini: Mendekatkan Siswa
Dengan Lingkungan Alamiah Dan Social Budayanya. Universitas
Pendidikan Ganesha. Singaraja.
Sukidi, (2002). Rahasia Sukses Hidup Bahagia, Kecerdasan Spritual,
Mengapa SQ Lebih Penting dari Pada IQ, dan EQ. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sukidi, (2004). Rahasia Sukses Hidup Bahagia Kecerdasan Spiritual.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Sulaiman, M., Hamdani, M., & Azis, A. (2018). Emotional Spiritual Quotient
(ESQ) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kurikulum
2013. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 6(1), 77–109.
Widiana, I. W. (2016). Pengembangan Asesmen Proyek Dalam
Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. JPI (Jurnal Pendidikan
Indonesia), 5(2), 147-157
Widiyono, A., & Irfana, S. (2021). Implementasi Merdeka Belajar melalui
Kampus Mengajar Perintis di
81

Yuniarti, F., Dewi P, Susanti, R. (2012). Pengembangan Virtual Laboratory


Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Computer Pada Materi
PembiakanVirus. Unnes Journal of Biology Education. (1) 27-35
Zamroni dan umiarso. (2011). ESQ Model dan Kepemimpinan
Pendidikan:Konstruksi Sekolah Berbasis Spiritual. Semarang:RaSail
Media Group.
Zubaedi, (2011). Desain Pendidikan Karakter. Konsepsi Dan Aplikasinya
Dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Anda mungkin juga menyukai