UNSUR UNSUR POKOK Semes 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

UNSUR UNSUR POKOK

HADIST

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas dalam Mata kuliah Ulumul Hadist


Dosen pengampu Samsul Muarif,M.E

Disusun oleh:
Moh Shohibul Wafa Arif Billah 12022008

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


JURUSAN TARBIYAH
PRODI PGMI
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan kepada Allah Subhanahu


waTa’alakarena berkat ridho dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Unsur Unsur Pokok Hadist” tanpa ada suatu halangan
apapun

Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad


Shalallahu ‘alaihi wasalam yang selalu dinanti-nantikan syafaatnya di hari akhir.

Dalam penyusunan makalah ini banyak bantuan yang penulis terima. Oleh
karena itu, penulismenyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang selalu memberi doa restu.
2. Dosen pengampu mata kuliah Ulumul Hadist
3. Teman-teman yang senantiasa menemani.
4. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.

Semoga segala kebaikan yang telah diberikan, mendapatkan balasan dari


Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran masih penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semuapihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pati,06 maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................1
C. Tujuan masalah .........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
A. Pengertian kurikulum PPkn di MI.............................................................2
B. ruang lingkup kurikulum PPKn di MI.......................................................2
C. Komponen komponen kurikulum PPKn di MI..........................................4
BAB III PENUTUP..........................................................................................6
A. Kesimpulan................................................................................................6
B. Saran..........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hadits adalah pedoman hidup umat Islam setelah Al-Qur’an. Segala
sesuatu yang tidak disebutkan atau dijelaskan dalam Al-Qur’an baik dari segi
ketentuan hukumnya, cara mengamalkannya,dan petunjuk dalilnya, maka
semua itu dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW. Intinya, hadits adalah
penjelas dari Al-Qur;an. Al-Qur’an dan hadits adalah dua hal yang tidak dapat
terpisahkan. Oleh karena itu, dapat dipahami betapa pentingnya hadits sebagai
petunjuk untuk kehidupan umat Islam.
Seiring perkembangan zaman, banyak sekali pihak-pihak yang ingin
memalsukan hadits. Dengan cara membuat hadits-hadits palsu. Menimbang
betapa pentingnya hadits untuk kehidupan umat islam dan banyaknya hadits
palsu yang sudah beredar, maka sebagai umat Islam kita harus mengetahui
keaslian hadits. Untuk mendeteksi keaslian hadits, kita harus mempelajari
struktur hadits itu sendiri seperti tentang sanad, matan, dan mukharij hadits.
merupakan 3 unsur pokok hadist yang harus ada pada setiap hadist, antara
ke tiganya memiliki kaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Suatu
berita
dari Rasulullah Saw. matan tanpa ditemukan rangkaian atau
susunan sanadnya, yang demikian tidak dapat disebut dengan hadist.
Sebaliknya suatu susunan sanad , meskipun bersambung sampai Rasulullah

saw jika tidak ada berita di bawahnya, juga tidak bisa disebut hadist.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana devinisi sanad hadist?
2. Bagaimana pengertian Matan Hadist?
3. Bagaiman pengertian
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian sanad
Sanad menurut bahasa berarti sandaran, tempat kita bersandar. Sanad
secara bahasa dapat diartikan pula al-mu`tamad ‫( )المعتمد‬, yaitu yang di
perpegangi (yang kuat) / yang bias di jadikan pegangan atau dapat juga di
artikan :

“ ‫مارتفع من االرض‬
“Yaitu sesuatu yang terangkat (tinggi) dari tanah .1

Menurut istilah ahli hadits sanad ialah jalan yang menyampaikan kepada
matan hadits.

Secara terminologis , definisi sanad ialah :

" ‫ اي سلسله الرواة الذين نقلواا المتن من مصدره االول‬,‫طرىق المتن‬ ‫”هو‬

Sanad adalah jalannya matan , yaitu silsilah para perawi yang memindahkan
(meriwayatkan) matan dari sumbernya yang pertama.(Ajjaj Al-Khatib,t.t.:32)

Maksudnya ialah susunan atau rangkaian orang-orang yang


menyampaikan materi hadits sejak yang disebut pertama sampai rasul saw,
yang perkataan, perbuatan, takrir, dan lainnya merupakan materi atau matan
hadits.2 Dengan peng ertian di atas , maka sebutan sanad hanya berlaku pada
rangkaian orang-orang, bukan dilihat dari sudut pribadinya secara perorangan,
sedangkan sebutan untuk pribadi, yang menyampaikan hadits di lihat dari sudut
perongannya disebut dengan rawi. Sanad sering disebut juga thariq dan wajh.3

1
Nawir Yuslem,op, cit., halaman 148
2
M. Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadits (Jakarta, Bulan Bintang, 1988) halaman
24
3
Sohari Sahroni, Ulumul Hadits (IAIN SMH Banten, 2005) halaman 129
Selain sanad, dalam hadis terdapat istlah isnad. Isnad menurut ilmu bahasa
menyandarkan, sedangkan menurut istilah isnad ialah menerangkan sanad
hadits (jalan menerima hadis). Menurut Ath-Thibi, sebagaimana di kutip al-
Qosimi , kata al-isnad dengan as-sanad mempunyai arti yang hampir sama atau
berdekatan, berbeda dengan istilah al-musnad mempunyai beberapa arti :
pertama, berarti hadits yang di riwayatkan dan di sandarkan atau di sanadkan
kepada seseorang yang membawanya seperti ibn-Syihab az-Zuhri, Malik bin
Annas, dan Amarah binti Abdarrahman ; kedua, berarti nama suatu kitab yang
menghimpun hadits-hadits dengan sisitem penyusunannya berdasarkan nama-
nama para sahabat perawi hadits , seperti kitab musnad ahmad, berarti nama
bagi hadits yang memenuhi riteria marfu` (di sandarkan kepada nabi saw.) dan
muttashil ( sanadnya bersambung sampai kepada akhirnya ).4 Isnad adalah:

‫رف((((((((((((((((((((((((((ع الح((((((((((((((((((((((((((ديث الى قائل((((((((((((((((((((((((((ه او فاعل((((((((((((((((((((((((((ه‬


“Menyandarkan hadits kepada orang yang mengatakannya.” (Hasbi As-
Shiddiqi,1985,43).

Atau:
‫عزو الحديث الى قا ئله‬
“Mengasalkan hadits kepada orang yang mengatakannya.”

Adapun orang yang menerangkan hadis dengan menyebutkan sanadnya,


dinamakan musnid. Adapun hadis yang disebutkan dengan diterangkan
sanadnya yang sampai kepada nabi dinamakan musnad. 5 Dengan sanadlah
dapat diketahui mana yang diterima, mana yang ditolak, mana yang sah
diamalkan, mana yang tidak sah. Asy-syafii mengatakan perumpamaan orang
yang mencari hadits tanpa sanad sama dengan orang yang mengumpulkan kayu
api dimalam hari yang gelap.6

4
Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadits (Jakarta, Raja Grafindo Persada,1997) halaman 3
5
Ibnu Hamzah al-Husin al Hanafi al Damisyqi, ilmu hadis, (Surabaya: Kalam Mulia, tt hal. V)
6
Munzier Suparta, op. cit. halaman 131. H. Muddasir, op. cit. halaman 146
B. Pengertian Matan
Matan menurut bahasa adalah punggung jalan (muka jalan), tanah yang
keras dan tinggi” ‫” ما صلب و ارتفع من االرض‬. Kata matan dalam ilmu hadits ialah
penghujung sanad, ada juga yang mengatakan materi atau lafal hadits itu
sendiri. Sedangkan menurut ath-Thibi mendefinisikannya dengan:

‫الفظ الحديث التى تتقوم ها معانية‬

“Lafal-lafal hadits yang didalamnya mengandung makna-makna tertentu.”

(Ajjaj Al-Khatib, t.t:31)

C. Pengertian Mukharij
Adapun mukharrij (‫ )مخّرج‬berasal dari kata: kharraja (‫ )خّرج‬Akhraja (‫)أخرج‬
mukhrij (‫ )مخرج‬mukharrij (‫“ )مخّرج‬orang yang mengeluarkan”. Menurut
paraAhli Hadits, mukharrij:

‫المخرج هو الذي يشتغل بجمع الحديث‬

“mukharrij atau mukhrij ialah orang yang menyusun (mengumpulkan) hadits “

Rawi dan Mukhrij adalah bagian yang tak terpisahkan dari bangunan
sebuah hadits. Mukharij maksudnya ialah “Orang yang mentakhrij hadits dan
mengumpulkannya pada satu kitab hadits” Misalnya, Imam Bukhari, Imam
Muslim, dan yang lainnya. Ada juga yang mengatakan Mukhorij adalah orang
yang menyebutkan perawi hadits. Contoh sebuah hadits:

‫ ال س\\هم فى االس\\الم لمن ال‬:‫ ق\\ال رس\\ول هللا ص\\لى هللا علي\\ه وس\\لم‬:‫عن ابى هريرة رضي هللا عنه ق\\ال‬
)‫ (رواه ال\\بزار و اخ\\رج الح\\اكم عن ع\\ا ئش\\ة رض\\ي هللا عنه\\ا‬.‫ص\\الة ل\\ه وال ص\\الة لمن ال وض\\وء ل\\ه‬
“Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw besabda,” Tiada bagian dalam
islam bagi orang yang tidak mengerjakan shalat dan tiada shalat bagi orang yang
tidak berwudhu.” (HR. Bazzar dikeluarkan oleh imam Hakim dari Aisyah ra.)”7

7
Syekhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya al-Khandhalawi,Fadhail Amal, (Jakarta,
Pustaka Nabawi,2003), halaman 227

Anda mungkin juga menyukai