UNSUR UNSUR POKOK Semes 4
UNSUR UNSUR POKOK Semes 4
UNSUR UNSUR POKOK Semes 4
HADIST
MAKALAH
Disusun oleh:
Moh Shohibul Wafa Arif Billah 12022008
Dalam penyusunan makalah ini banyak bantuan yang penulis terima. Oleh
karena itu, penulismenyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang selalu memberi doa restu.
2. Dosen pengampu mata kuliah Ulumul Hadist
3. Teman-teman yang senantiasa menemani.
4. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran masih penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semuapihak.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................1
C. Tujuan masalah .........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
A. Pengertian kurikulum PPkn di MI.............................................................2
B. ruang lingkup kurikulum PPKn di MI.......................................................2
C. Komponen komponen kurikulum PPKn di MI..........................................4
BAB III PENUTUP..........................................................................................6
A. Kesimpulan................................................................................................6
B. Saran..........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hadits adalah pedoman hidup umat Islam setelah Al-Qur’an. Segala
sesuatu yang tidak disebutkan atau dijelaskan dalam Al-Qur’an baik dari segi
ketentuan hukumnya, cara mengamalkannya,dan petunjuk dalilnya, maka
semua itu dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW. Intinya, hadits adalah
penjelas dari Al-Qur;an. Al-Qur’an dan hadits adalah dua hal yang tidak dapat
terpisahkan. Oleh karena itu, dapat dipahami betapa pentingnya hadits sebagai
petunjuk untuk kehidupan umat Islam.
Seiring perkembangan zaman, banyak sekali pihak-pihak yang ingin
memalsukan hadits. Dengan cara membuat hadits-hadits palsu. Menimbang
betapa pentingnya hadits untuk kehidupan umat islam dan banyaknya hadits
palsu yang sudah beredar, maka sebagai umat Islam kita harus mengetahui
keaslian hadits. Untuk mendeteksi keaslian hadits, kita harus mempelajari
struktur hadits itu sendiri seperti tentang sanad, matan, dan mukharij hadits.
merupakan 3 unsur pokok hadist yang harus ada pada setiap hadist, antara
ke tiganya memiliki kaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Suatu
berita
dari Rasulullah Saw. matan tanpa ditemukan rangkaian atau
susunan sanadnya, yang demikian tidak dapat disebut dengan hadist.
Sebaliknya suatu susunan sanad , meskipun bersambung sampai Rasulullah
saw jika tidak ada berita di bawahnya, juga tidak bisa disebut hadist.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana devinisi sanad hadist?
2. Bagaimana pengertian Matan Hadist?
3. Bagaiman pengertian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sanad
Sanad menurut bahasa berarti sandaran, tempat kita bersandar. Sanad
secara bahasa dapat diartikan pula al-mu`tamad ( )المعتمد, yaitu yang di
perpegangi (yang kuat) / yang bias di jadikan pegangan atau dapat juga di
artikan :
“ مارتفع من االرض
“Yaitu sesuatu yang terangkat (tinggi) dari tanah .1
Menurut istilah ahli hadits sanad ialah jalan yang menyampaikan kepada
matan hadits.
" اي سلسله الرواة الذين نقلواا المتن من مصدره االول,طرىق المتن ”هو
Sanad adalah jalannya matan , yaitu silsilah para perawi yang memindahkan
(meriwayatkan) matan dari sumbernya yang pertama.(Ajjaj Al-Khatib,t.t.:32)
1
Nawir Yuslem,op, cit., halaman 148
2
M. Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadits (Jakarta, Bulan Bintang, 1988) halaman
24
3
Sohari Sahroni, Ulumul Hadits (IAIN SMH Banten, 2005) halaman 129
Selain sanad, dalam hadis terdapat istlah isnad. Isnad menurut ilmu bahasa
menyandarkan, sedangkan menurut istilah isnad ialah menerangkan sanad
hadits (jalan menerima hadis). Menurut Ath-Thibi, sebagaimana di kutip al-
Qosimi , kata al-isnad dengan as-sanad mempunyai arti yang hampir sama atau
berdekatan, berbeda dengan istilah al-musnad mempunyai beberapa arti :
pertama, berarti hadits yang di riwayatkan dan di sandarkan atau di sanadkan
kepada seseorang yang membawanya seperti ibn-Syihab az-Zuhri, Malik bin
Annas, dan Amarah binti Abdarrahman ; kedua, berarti nama suatu kitab yang
menghimpun hadits-hadits dengan sisitem penyusunannya berdasarkan nama-
nama para sahabat perawi hadits , seperti kitab musnad ahmad, berarti nama
bagi hadits yang memenuhi riteria marfu` (di sandarkan kepada nabi saw.) dan
muttashil ( sanadnya bersambung sampai kepada akhirnya ).4 Isnad adalah:
Atau:
عزو الحديث الى قا ئله
“Mengasalkan hadits kepada orang yang mengatakannya.”
4
Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadits (Jakarta, Raja Grafindo Persada,1997) halaman 3
5
Ibnu Hamzah al-Husin al Hanafi al Damisyqi, ilmu hadis, (Surabaya: Kalam Mulia, tt hal. V)
6
Munzier Suparta, op. cit. halaman 131. H. Muddasir, op. cit. halaman 146
B. Pengertian Matan
Matan menurut bahasa adalah punggung jalan (muka jalan), tanah yang
keras dan tinggi” ” ما صلب و ارتفع من االرض. Kata matan dalam ilmu hadits ialah
penghujung sanad, ada juga yang mengatakan materi atau lafal hadits itu
sendiri. Sedangkan menurut ath-Thibi mendefinisikannya dengan:
C. Pengertian Mukharij
Adapun mukharrij ( )مخّرجberasal dari kata: kharraja ( )خّرجAkhraja ()أخرج
mukhrij ( )مخرجmukharrij (“ )مخّرجorang yang mengeluarkan”. Menurut
paraAhli Hadits, mukharrij:
Rawi dan Mukhrij adalah bagian yang tak terpisahkan dari bangunan
sebuah hadits. Mukharij maksudnya ialah “Orang yang mentakhrij hadits dan
mengumpulkannya pada satu kitab hadits” Misalnya, Imam Bukhari, Imam
Muslim, dan yang lainnya. Ada juga yang mengatakan Mukhorij adalah orang
yang menyebutkan perawi hadits. Contoh sebuah hadits:
ال س\\هم فى االس\\الم لمن ال: ق\\ال رس\\ول هللا ص\\لى هللا علي\\ه وس\\لم:عن ابى هريرة رضي هللا عنه ق\\ال
) (رواه ال\\بزار و اخ\\رج الح\\اكم عن ع\\ا ئش\\ة رض\\ي هللا عنه\\ا.ص\\الة ل\\ه وال ص\\الة لمن ال وض\\وء ل\\ه
“Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw besabda,” Tiada bagian dalam
islam bagi orang yang tidak mengerjakan shalat dan tiada shalat bagi orang yang
tidak berwudhu.” (HR. Bazzar dikeluarkan oleh imam Hakim dari Aisyah ra.)”7
7
Syekhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya al-Khandhalawi,Fadhail Amal, (Jakarta,
Pustaka Nabawi,2003), halaman 227