Makalah Ilmu Hadits
Makalah Ilmu Hadits
Makalah Ilmu Hadits
ILMU HADITS
Disusun Oleh :
MAS'UD ONLINE
2023
KATA PENGANTAR
kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Ilmu hadits tepat
waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Yuliana
Dethan, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Hadits. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang (Ilmu
Hadits).
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuliana Dethan, M.Ag. selaku
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Hadits. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Saya juga
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.
Halaman judul.................................................... i
Daftar isi...................................................................... ii
Bab 1 :pendahuluan
A.Latar belakang.......................................... i
B.Rumus masalah........................................... ii
C. Tujuan...................................................... iii
Bab 2 :pembahasan
D. Hadits secara kuantitas dari segi banyak dan sedikit nya riwayat (hadits
mutawatir, aziz dan ahad........................
kesimpulan................................................................
BAB I
PEBAHASAN
1 . pengertian hadits
2 . sejarah hadits
A. Pengertian Hadits
Kata haditst telah menjadi salah satu kosa kata bahasa indonesia. Haditst
adalah kata yang berasal dari bahasa Arab ; yaitu , jama`nya Al-hadits, Al
hisan dan Al hudsan; dan memiliki banyak arti diantaranya, adalah al-jadid (yang
baru) lawan dari al-qadim (yang lama) dan Al-khabar (Kabar atau berita).
Kata hadits dalam Al-quran digunakan sebanyak dua puluh tiga kali, yang
secara garis besar dapat dicontohkan dalam empat macam antar Lain:
Dengan Demikian, Menurut ulama` Hadits, esensi hadits adalah segala berita
yang berkenaan dengan sabda, perbuatan, taqrir, dan hal ikhwal Nabi Muhammad
SAW., yang dimaksud ikhwal adalah segala sifat dan keadaan pribadi Nabi SAW.
Keutamaan:
(1). Lebih tinggi dari ilmu yang lain karena mengetahui hadits yg di tolak dan hadits yg
1.pada masa Rasulullah belum di bukukan karna takut tercampur dengan Al Qur'an
2.Sahabat (Orang yang berada pada zaman Rasulullah dan masuk islam) Pada masa
sahabat belum di catat masih terbentuk Lembaran lembaran (Shohifah) umar bin
Khattab
3.Tabi’in (orang yang hidup setelah sahabat) masa Abdullah bin umar
4.tabi’in -tabi'in (orang yang hidup setelah tabi’in) umar bin abdul aziz Mulai
membukukan hadits.
Muhammad Shihab azzuhri :Yang menulis kitab kitab hadits yang di kenal dengan
kitab mustholahul Hadits.
Ilmu Hadis Riwayah ialah ilmu yang meliputi pemindahan (periwayatan) perkataan
Nabi Muhammad saw dan perbuatannya, serta periwayatannya, pencatatannya, dan
penguraian lafadz-lafadznya. Inti dari ilmu ini memang membahas tentang
pemindahan riwayat, penukilan riwayat, baik secara lisan maupun tulisan. Kitab
Kuning yang banyak dipelajari di pesantren mengulas masalah ini dengan sebutan
, dan atau .
Syarah atau interpretasi hadis banyak ditulis oleh para ulama yang muncul sekarang,
dalam bentuk buku atau kitab dengan bahasa yang beraneka macam. Perintis
pertama ilmu hadis Riwayah ini adalah Muhammad bin Syihab Az-Zuhry yang wafat
pada tahun 124 Hijriyah.
Ahli hadis tersebut menyatakan, bahwa guru dan murid itu bertemu atau tidak,
dan apakah setiap satu dari guru dan murid tadi memiliki kredebilitas dan ingatan
yang kuat (adil dlabith) atau tidak. Selain itu, apakah dalam penelitian sanad tadi ada
illat (nilai negatif) atau tidak, dan begitulah seterusnya.
Jika guru dan murid itu betul-betul bertemu, maka sanad hadis disebut
Muttashil. Jika tidak bertemu, maka sanad hadis disebut Mursal, Munqathi’, Mu’
dlal, atau penilaian lainnya.
a) Sunnah
Secara etimologis sunnah dapat diartikan sebagai jalan (al-tariqah), yaitu jalan
religious yang ditempuh oleh nabi SAW dalam perjalanan hidupnya yang suci.
Sunnah ialah : Segala yang dilakukan dari Nabi SAW. Baik berupa perkataan,
taqrir, pengajaran, sifat, keadaan, maupun perjalanan hidup beliau, baik dengan
demikian itu terjadi sebelum dan sesudah dibangkit menjadi Rasul. Menurut
Ahli Ushul
Sunnah ialah : Segala yang dilakukan dari Nabi SAW. Baik berupa perkataan,
Sunnah ialah : Suatu amalan yang diberi pahala apabila dikerjakan dan tidak
b) Khabar
Sebagian Ulama’ menyatakan, bahwa khabar itu sama dengan hadist. Oleh
karena itu mereka menyatakan, bahwa khabar adalah apa yang datang dari
nabi, baik yang Marfu’ (yang disandarkan kepada Nabi), yang Mauquf
disandarkan pada tabi’ in). Dengan kata lain, bahwa Khabar itu mencakup
apa yang datang dari Rasul, dari sahabat, dan dari tabi’ in.
berasal dari Nabi, sedang Khabar adalah apa yang berasal dari selainnya.
Oleh karena itu dikatakan, orang yang tekun (menyibukkan diri) pada Hadist
disebut dengan “ Muhaddist” , sedang orang yang teku pada sejarah atau
khabar bersifat umum. Oleh karena itu tiap-tiap hadist adalah Khabar dan
c) Atsar
Menurut bahasa, Atsar berarti : bekas atau sisa sesuatu, dapat juga berarti
nukilan atau yang dinukilkan. Karena itu, doa yang dinukilkan dari Nabi dinamai
“ Doa Ma’ tsur” adapun menurut istilah, dapat disimpulkan pada dua
pendapat :
At-Thabary, memakai kata-kata Atsar untuk apa yang datang dari Nabi.
d) Sanad
Secara bahasa, sanad diartikan sebagai sandaran (mu’ tamad) atau sesuatu
yang dijadikan sandaran. Hal ini dimaksudkan karena hadits Nabi disandarkan
Sebagai salah satu barometer untuk menguji akurasi informasi hadist yang
e) Matan
Dari segi bahasa, matan berarti: punggung jalan (muka jalan) atau tanah yang
keras dan tinggi.
Dari segi istilah, matan (matnul hadits) berarti materi berita yang berupa sabda,
perbuatan, atau taqrir Nabi SAW. yang terletak setelah sanad yang terakhir.
Secara umum, matan dapat diartikam selain sesuatu pembicaraan yang berasa
/ tentang Nabi, juga berasal tentang Sahabat atau Tabi’ in.
f) Rawi (Periwayatan)
Yang dimaksud dengan Rawi ialah: orang yang menyampaikan atau
menuliskan alam suatu kitab apa yang pernah didengar atau diterimanya dari
Hadits tersebut diatas, kita temukan pada kitab Hadits yang disusun oleh Imam
Bukhari yang bernama: al- Jami’ us Shahih atau lebih dikenal dengan:
Shohibul Bukhari. Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh beberapa orang rawi,
yakni:
juga disebut sebagai “ Mukharrij” yakni orang yang telah menukil / mencatat
Hadits disebut: Riwayat. Kata – kata riwayat, dari segi bahasa berarti
e) Sunnah
Secara etimologis sunnah dapat diartikan sebagai jalan (al-tariqah), yaitu jalan
religious yang ditempuh oleh nabi SAW dalam perjalanan hidupnya yang suci.
taqrir, pengajaran, sifat, keadaan, maupun perjalanan hidup beliau, baik dengan
demikian itu terjadi sebelum dan sesudah dibangkit menjadi Rasul. Menurut
Ahli Ushul
Sunnah ialah : Segala yang dilakukan dari Nabi SAW. Baik berupa perkataan,
Sunnah ialah : Suatu amalan yang diberi pahala apabila dikerjakan dan tidak
f) Khabar
Sebagian Ulama’ menyatakan, bahwa khabar itu sama dengan hadist. Oleh
karena itu mereka menyatakan, bahwa khabar adalah apa yang datang dari
nabi, baik yang Marfu’ (yang disandarkan kepada Nabi), yang Mauquf
disandarkan pada tabi’ in). Dengan kata lain, bahwa Khabar itu mencakup
apa yang datang dari Rasul, dari sahabat, dan dari tabi’ in.
berasal dari Nabi, sedang Khabar adalah apa yang berasal dari selainnya.
Oleh karena itu dikatakan, orang yang tekun (menyibukkan diri) pada Hadist
disebut dengan “ Muhaddist” , sedang orang yang teku pada sejarah atau
khabar bersifat umum. Oleh karena itu tiap-tiap hadist adalah Khabar dan
g) Atsar
Menurut bahasa, Atsar berarti : bekas atau sisa sesuatu, dapat juga berarti
nukilan atau yang dinukilkan. Karena itu, doa yang dinukilkan dari Nabi dinamai
“ Doa Ma’ tsur” adapun menurut istilah, dapat disimpulkan pada dua
pendapat :
At-Thabary, memakai kata-kata Atsar untuk apa yang datang dari Nabi.
h) Sanad
Secara bahasa, sanad diartikan sebagai sandaran (mu’ tamad) atau sesuatu
yang dijadikan sandaran. Hal ini dimaksudkan karena hadits Nabi disandarkan
Sebagai salah satu barometer untuk menguji akurasi informasi hadist yang
e) Matan
Dari segi bahasa, matan berarti: punggung jalan (muka jalan) atau tanah yang
keras dan tinggi.
Dari segi istilah, matan (matnul hadits) berarti materi berita yang berupa sabda,
perbuatan, atau taqrir Nabi SAW. yang terletak setelah sanad yang terakhir.
Secara umum, matan dapat diartikam selain sesuatu pembicaraan yang berasa
/ tentang Nabi, juga berasal tentang Sahabat atau Tabi’ in.
f) Rawi (Periwayatan)
menuliskan alam suatu kitab apa yang pernah didengar atau diterimanya dari
seseorang (gurunya). Bentuk jamaknya: Ruwat, perbuatan menyampaikan
Hadits tersebut diatas, kita temukan pada kitab Hadits yang disusun oleh Imam
Bukhari yang bernama: al- Jami’ us Shahih atau lebih dikenal dengan:
Shohibul Bukhari. Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh beberapa orang rawi,
yakni:
juga disebut sebagai “ Mukharrij” yakni orang yang telah menukil / mencatat
Hadits Hasan
Hadits hasan hampir sama dengan hadits shahih, yaitu hadits yang rangkaian
sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit, tidak terdapat
syadz dan ‘illah. Perbedaan dari kedua jenis hadits ini adalah kualitas hafalan perawi
hadits hasan tidak sekuat hadits shahih. Ulama hadits sebenarnya berbeda-beda
dalam mendefenisikan hadits hasan. Menurut Mahmud Thahhan, defenisi yang
mendekati kebenaran adalah definisi yang dibuat Ibnu Hajar. Menurut beliau hadits
hasan ialah: ﻫﻮ ﻣﺎ اﺗﺼﻞ ﺳﻨﺪه ﺑﻨﻘﻞ اﻟﻌﺪل اﻟﺬ ي ﺧﻒ ﺿﺒﻄﻪ ﻋﻦ ﻣﺜﻠﻪ إﻟﻰ ﻣﻨﺘﻬﺎه ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺷﺬوذ وﻻ ﻋﻠﺔ
Hadits Dhaif
Hadits dhaif ialah hadits yang tidak memenuhi persyaratan hadits shahih dan
hadits hasan. Dalam Mandzumah Bayquni disebutkan hadits hasan adalah:
ﻓﻬﻮ اﻟﻀﻌﻴﻒ وﻫﻮ اﻗﺴﺎم ﻛﺚ ر# وﻛﻞ ﻣﺎ ﻋﻦ رﺗﺒﺔ اﻟﺤﺴﻦ ﻗﺼﺮ
Dilihat dari definisinya, dapat dipahami bahwa hadits shahih adalah hadits yang
kualitasnya paling tinggi, kemudian di bawahnya adalah hadits hasan. Para ulama
sepakat bahwa hadits shahih dan hasan dapat dijadikan sebagai sumber hukum.
Sementara hadits dhaif ialah hadits yang lemah dan tidak bisa dijadikan sebagai
sumber hukum. Namun dalam beberapa kasus, menurut ulama hadits, hadits dhaif
boleh diamalkan selama tidak terlalu lemah dan untuk fadhail amal.
(Hadist ditinjau dari kuantitasnya terbagi menjadi dua, yaitu ) mutawatir dan
hadist ahad.
Hadist ahad adalah hadist yang telah diriwayatkan oleh satu orang saja atau
hadist tidak memenuhi syarat hadist mutawatir.
Hadits ahad terbagi menjadi dua, yaitu masyhur dan ghairu masyhur.
Dan hadist masyhur tidak terbagi, sedangkan hadist ghairu masyhur dibagi
menjadi dua, yaitu aziz dan gharib.
Hadits ditinjau kuantitasnya berjumlah 2, yaitu mutawatir dan ahad. Menurut ulama
hadits, mutawatir mempunyai pengertian sebagai berikut:
Sedangkan Imam Nawawi mengemukakan definisi dari hadist mutawatir, yaitu “hadis
shahih yang sejumlah besar orang menurut akal dan adat mustahil mereka bersepakat
untuk berdusta, sejak awal sanad, tengah dan akhirnya”
Kata ‘Aziz berasal dari kata ‘Azza-Ya’izzu yang mempunyai arti yaitu sedikit atau
jarang adanya, dan juga bida berasal dari kata ‘AzzaYa’azzu yang berarti kuat.[9]
ﺛﻢ راوه ﺑﻌﺪ ذاﻟﻚ ﺟﻤﺎﻋﺔ,ﻣﺎ راوه اﺛﻨﺎن وﻟﻮ ﻛﻨﺎ ﻓﻰ ﻃﺒﻘﺔ واﺣﺪه
Berdasar pengertian tersebut bahwa hadist Azis bukan hanya diriwayatkan oleh dua
orang rawi saja pada setiap thabaqahnya, akan tetapi pada salah satu thabaqah , jika
sudah terdapat dua orang rawi sudah bisa dikatakan sebagai hadist Azis.[10]
[1
(Hadist ahad adalah hadist yang telah diriwayatkan oleh satu orang saja.) Dan
definisi hadist ahad oleh para ulam sebagai berikut:
ﻣﺎﻟﻢ ﺗﺒﻠﻎ ﻧﻘﻠﺘﻪ ﻓﻰ ال ﻛﺜﺮة ﻣﺒﻠﻎ اﻟﺨﺒﺮ اﻟﻤﺘﻮاﺗﺮ
ﺳﻮاء آان اﻟﻤﺨﺒﺮ واﺣﺪا او إﺛﻨﻴﻦ أو ﺛﻼث أو أرﺑﻌﺔ أو ﺧﻤﺴﺔ أو اﻟﻰ ﻏﻴﺮ ذاﻟﻚ ﻣﻦ اﻷﻋﺪاد اﻟﺘﻰ ﻻ
ن اﻟﺨﺐ ر اﻟﻤﺘﻮاﺗﺮ
ّ ﺗﺸﻌﺮ ﺑﺄ
Dan ada pula yang medefinisakan bahwa hadist ahad adalah “Hadist yang
tidak memenuhi syarat mutawatir” pendapat tersebut menurut ilmu
hadist.[6]
Sedangkan Hadist Ahad secara garis besar oleh ulama-ulama hadits dibagi
menjadi dua macam, yaitu hadist masyhur dan hadist ghairu masyhur. Ghairu
masyhur terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hadist aziz dan hadist gharib.
Secara bahasa, ‘aziz berarti mulia atau kuat. Sedangkan secara istilah, hadis
aziz adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua perawi saja, meskipun dalam satu
thabaqah (tingkatan) Dari definisi tersebut kami menyimpulkan bahwasannya suatu
hadis dapat dikatakan hadis ‘ aziz jika pada hadis tersebut diriwayatkan oleh dua
orang perawi pada thabaqat(tingkatan) pertama dan thabaqat seterusnya.Namun, jika
perawi melebihi dari ketentuan tersebut maka tidak dikatakan hadis aziz. Dan hadis
aziz ini adalah yang paling kuat seperti yang ditetapkanoleh Al-Hafidh Ibnu Hajar.
Sebagian Ulama berpendapat bahwa hadis aziz adalah hadis yang diriwayatkan oleh
orang atau tiga orang. Mereka tidak membeda-bedakan kasus ini dengan hadis
masyhur.
A. Hadits Qudsi
1. Al Qur`anul Karim mempunyai lafadz dan makna dari Allah SWT dan diturunkan
secara berkala.
2. Sedangkan Hadits Nabi memiliki lafadz yang bersumber dari Nabi SAW tetapi
maknanya dari Allah SWT, dan diturunkan tidak secara berkala serta dinitsbatkan
kepada Rasulullah SAW.
3. Serta Hadits Qudsi, lafadz Hadits berasal dari Nabi Muhammad tetapi maknanya
dari Allah SWT, tidakberkala,dinitsbatkankepada Allah
HaditsMarfu
C. Hadits,Mauquf
Secara etimologi Mauquf adalah ‘ yang terhenti’ . Dalam istilah, Hadits
Mauquf berartiHadits yang disandarkan kepada Sahabat,berupa ucapan,perbuatanatau
Taqrir. Contoh-contoh:
1. Ucapan
2. Perbuatan
3. Taqrir
D. Hadits,Maqthu
Maqthu artinya: yang diputuskan atau yang terputus; yang dipotong atau yang
terpotong. Menurut ilmu Hadits, Maqthu adalah “ perkataan, perbuatan atau taqrir yang
disandarkan kepada tabi`in atau orang yang berada pada tingakat dibawahnya” . Hadits
Maqthu tidak bisa dipergunakan sebagai landasan hukum, karena Hadits Maqthu
hanyalah ucapan dan perbuatan seorang muslim. Tetapi jika didalamnya terdapat
qarinah yang baik,maka,bisa,diterima.