Kelompok 2 - Jurnal III Infus Intravena Ringer Asetat

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

JURNAL III

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


SEDIAAN INFUS INTRAVENA

DISUSUN OLEH:

HAIRULLAH (22484011210)
JUMAIDIANSYAH (2248401119)
KARTINI (22484011193)
M. DEDY RIZALDI AKBAR (22484011194)
MASRANSYAH NOOR (22484011195)
MEGAWATI (22484011195)

DOSEN PENGAMPU:
apt. Hayatus Sa’adah, M. Sc

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA
TAHUN 2022/2023
PERTEMUAN III

INFUS INTRAVENA RINGER ASETAT

I. TUJUAN PRAKTIKUM
 Mahasiswa mengetahui dan memahami teori dan cara pembuatan infus
intravena.
 Mahasiswa mampu membuat sediaan infus intravena

II. DASAR TEORI


Infus merupakan sediaan steril, berupa larutan atau emulsi dengan
udara sebagai fase kontinu; biasanya dibuat isotonis dengan darah.
Prinsipnya infus dimaksudkan untuk memberikan dalam volume yang
besar. Infus tidak mengandung tambahan berupa pengawet antimikroba.
Larutan untuk infus, diperiksa secara visible pada kondisi yang sesuai,
adalah jernih dan praktis bebas partikel-partikel.

Emulsi pada infus tidak menujukkan adanya kesempurnaan fase


(Perdana dan Iman, 2016). Keuntungan sediaan parenteral (Ansel,1989):

1. Dapat digunakan untuk pemberian obat agar bekerja cepat, seperti


pada keadaan gawat darurat.

2. Dapat digunakan untuk penderita yang tidak dapat diajak bekerja


sama dengan baik, tidak sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima
pengobatan melalui oral.

3. Penyerapan dan absorbsi dapat diatur.


Kerugian sediaan parenteral (Ansel,1989) :

1. Pemakaian sediaan lebih sulit dan lebih tidak disukai oleh pasien.
2. Obat yang telah diberikan secara intravena tidak dapat ditarik kembali.
3. Lebih mahal daripada bentuk sediaan non sterilnya karena lebih ketat
persyaratan yang harus dipenuhi (steril, bebas pirogen, jernih, partikel
bebas praktis).

Ringeris Lactatis adalah larutan steril dari Kalsium Klorida,


Kalium klorida, Natrium klorida dan Natrium Laktat dalam air untuk
injeksi. Tiap 100 ml mengandung tidak kurang dari 285,0 mg dan tidak
lebih dari 315,0 mg natrium (sebagai NaCl dan C3H5NaO3), tidak
kurang dari 14,1 mg dan tidak lebih dari 17,3 mg Kalium (K, setara
dengan tidak kurang dari 27,0 mg dan tidak lebih dari 33,0 mg KCl),
tidak kurang dari 4,90 mg dan tidak lebih dari 6,00 mg kalsium (Ca,
setara dengan tidak kurang dari 18,0 mg dan tidak lebih dari 2, 0 mg
CaCl2.2H2O), dan tidak kurang dari 231,0 mg dan tidak lebih dari 261,0
mg (C3H5O3, setara dengan tidak kurang dari 290,0 mg dan tidak lebih
dari 330,0 mg C3H5NaO3)
Injeksi Ringer Laktat tidak boleh mengandung bahan antimikroba
(Anonim, 1995). Pada umumnya metode sterilisasi digunakan untuk
sediaan farmasi dan bahan-bahan yang dapat tahan terhadap suhu yang
digunakan dan penembusan uap air, tetapi tidak menimbulkan efek yang
tidak dikehendaki akibat uap air tersebut. Metode ini juga digunakan
untuk larutan dalam jumlah besar, alat – alat gelas , pembalut operasi dan
instrumen. Tidak digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak, minyak
lemak, dan sediaan- sediaan lain yang tidak dapat ditembus oleh uap air
atau pensterilan serbuk terbuka yang mungkin rusak oleh uap air jenuh
(Ansel., 1989)
III. URAIAN BAHAN
1. Natrium Klorida (DEPKES, 1995)
 Pemerian : Hablur heksa hidrat, tidak berwarna atau serbuk hablur
putih tidak berbau, rasa asin
 Kelarutan : Sedikit larut dalam etanol, larut dalam 250 bagian etanol
95%, larut dalam 10 bagian gliserin, larut dalam 2,8 bagian air dan 2,6
bagian air pada suhu 100oC
 Stabilitas :
 OTT : Larutan natrium klorida bersifat korosif dengan
besi; membentuk dan apabila bereaksi dengan perak; garam merkuri; agen
oksidasi kuat
 PH : 6,7-7,3
 Pengawet :-
 Antiooksidan: -

2. Kalium Klorida (DEPKES, 1995)


 Pemerian : Hablur bentuk kubus atau berbentuk prisma,
tidak berwarna atau serbuk butir putih, tidak berbau, rasa asin, mantap
diudara.
 Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, prak tis tidak larut dalam etanol mutlak p dan
dalam eter p
 Stabilitas : larutan KCl dapat disterilisasi dengan
autoklaf atau filtrasi. KCl stabil dan harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat, tempat sejuk dan kering.
 Ph : 7 untuk larutan pada suhu 15oC
 OTT : larutan potassium klorida bereaksi kuat dengan
bromine triflouride dan dengan campuran asam sulfur dan
permanganat kalium. Kehadiran asam klorida, NaCl, dan MgCl
menurunkan kelarutan KCl dalam air. Larutan KCl mengendap
dengan garam perak dan lead. Larutan iv KCl ott dengan
proteinhidrosalisilat.
3. Kalsium Klorida (DEPKES, 1995)
 Pemerian : Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak
pahit Kelarutan : Larut dalam 0,25 bagian air, mudah larut dalam
etanol (95%) p Penyimpanan: Simpan dalam wadah yang tertutup
rapat
 pH : larutan 5% dalam air memiliki pH 4,5-9,2.
 OTT : OTT dengan larutan Karbonat, posfat, sulfat dan
tartrat; dengan amphotericin, cephalothin sodium, Klorfeniramina
maleat, Klortetrasiklin, HCl, Oksitetrasiklin HCl, dan tetrasiklin HCl.
Kadang- kadang OTT yang tergantung pada konsentrasi yang terjadi
dengan Natrium bikarbonat

4. Natrium Asetat (DEPKES, 1995)


 Pemerian : Serbuk atau masa putih keabuan, higroskopik
 Kelarutan : Larut baik dalam air
 Penyimpanan: Dalam wadah tertutup
 pH : 7,5-9.

5. Aqua Pro Injeksi (DEPKES, 1995)


 Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
tidak berasa.
 Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar dan
elektrolit
 Penyimpanan: Dalam wadah tertutup kedap, jika disimpan dalam
wadah tertutup lap as berlemak harus digunakan dalam waktu 3 hari
setelah pembuatan.
 Dosis : 1H (dewasa) = 30-40 ml/kg berat badan
 Daftar Obat : Obat keras
6. Arang Aktif (FI Edisi III Hal.133)
 Nama Senyawa : NATRII CHLORIDUM
 Nama resmi : CARBON ADSORBEN
 Nama lain : Arang jerap
 Pemerian : serbuk sangat halus, bebas dari butiran hitam,
tidak berbau, tidak berasa.
 Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
95%
 Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
 Khasiat : antidotum
IV. FORMULA LENGKAP
Formulasi sediaan salep mata :

Resep Standar (ISO Vol.49:372)

Tiap500 ml mengandung :

Natrium Asetat 1,9 gram

CaCl2 0,1 gram

KCl 0,15 gram

NaCl 3 garm

Aqua p.i ad 500 ml


V. PERHITUNGAN TONISITAS/OSMOLARITAS DAN DAPAR

Volume sediaan ditambah 20% 500ml+20%=600ml


a) Natrium Asetat (DEPKES, 1979)
TB : 0,26
1,9 𝑔
 Zat : 500 𝑚𝑙 𝑥 600 𝑚𝑙 = 2,28 𝑔
0,26
 Ekivalen : = 0,45
0,576

 Kesetaraan NaCL : 2,82 g x 0,45 = 1,026 g


0,9
 NaCL 0,9% : 100 𝑥 600 𝑚𝑙 = 5,4 𝑔

Kesimpulan : Natrium Asetat 1,026 g < 5,4 g larutan hipotonis

1,9 𝑔 0,38 𝑔
PTB : 500 𝑚𝑙 % 100 𝑚𝑙 = 0,38 %

B : 0,52−0,26 𝑥 0.38%
0,576
=
0,421
0,576
= 0,731 % 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 (𝐻𝑖𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑖𝑠)

b) Kalii Chloridum
TB : 0,76
0,15 𝑔
 Zat Kalium chlorida : 500 𝑚𝑙 𝑥 600 𝑚𝑙 = 0,18 𝑔
0,76
 Ekivalen : 0,576 = 1,319

 Kesetaraan NaCL : 0,18 g x 1,319 = 0,237 g


0,9
 NaCL 0,9% : 100 𝑥 600 𝑚𝑙 = 5,4 𝑔

Kesimpulan : 0,237 g < 5,4 g →larutan hipotonis

0,15 𝑔 0,03 𝑔
PTB : 100 𝑚𝑙 ∶ 100 𝑚𝑙 = 0,03 %

B : 0,52−0,76 𝑥 0.03%
0,576
=
0,519
0,576
= 0,902 % 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 (𝐻𝑖𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑖𝑠)
c) Calcii Chloridum
TB : 0,51
0,15𝑔
 Zat Kalium chlorida : 500 𝑚𝑙 𝑥 600 𝑚𝑙 = 0,12 𝑔
0,51
 Ekivalen : 0,576 = 0,885

 Kesetaraan NaCL : 0,12 g x 0,885 = 0,106 g


0,9
 NaCL 0,9% : 100 𝑥 600 𝑚𝑙 = 5,4 𝑔

Kesimpulan : 0,106 g < 5,4 g →larutan hipotonis

0,1 𝑔 0,02 𝑔
PTB : 500 𝑚𝑙 ∶ 100 𝑚𝑙 = 0,2 %

B : 0,52−0,51 𝑥 0.02%
0,576
=
0,509
0,576
= 0,885 % 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 (𝐻𝑖𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑖𝑠)

Kesimpulannya :

Perbandingan natrium asetat + kalium klorida + kalsium klorida +


natrium klorida terhadap Nacl 0,9%
= 1,026 + 0,237 + 0,106 + 3,6
= 4,969
= 4,696 < 5,4 gram (hipotonis)
Jadi penambahan Nacl agar sediaan menjadi isotonis 5,4 gram – 4,696
gram = 0,431 gram

Dikarenakan di dalam formula sudah terdapat Natrium Klorida


sebanyak 3 gram, maka tidak perlu ditambahkan lagi Nacl diluar
formula.
VI. PENIMBANGAN BAHAN

Volume Sediaan ditambah 20 % = 500 ml + 20 % = 600 ml

1) Natrium Asetat = 1,9 g/500ml x 600ml = 2,28 g


2) Natrium Chloridum = 3g/500ml x 600ml = 3,6 g
3) Kalii Chloridum = 0,15 g/500ml x 600ml= 0,18 g
4) Calcii Chloridum = 0,1 g/500ml x 600ml= 0,12 g
5) Carbo adsorben = 0,1g/100ml x 600ml = 0,6 g
6) Aqua pro injection = 600 ml - (2,28 g + 3,6 g + 0,18 g +
0,12 g + 0,6 g)
= 600 ml – 6,78 g
= 593,22 = 394 ml

VII. PERSIAPAN ALAT/WADAH/BAHAN YANG DIGUNAKAN


 Alat

CARA
NO. NAMA ALAT WAKTU
STERILISASI
1. Batang pengaduk Oven 180℃ selama 30 menit
2. Beker glass Oven 180℃ selama 30 menit
3. Botol infus Oven 180℃ selama 30 menit
4. Corong + kertas Autoklaf 121℃ selama 15 menit
saring
5. Erlenmeyer Oven 180℃ selama 30 menit
6. Gelas ukur Autoklaf 121℃ selama 15 menit
7. Kaca arloji Oven 180℃ selama 30 menit
 Bahan

No. Nama bahan

1 Natrium Asetat

2 CaCL2

3 KCL

4 NaCL

5 Carbo adsorben

6 Aqua pro injection

VIII. PROSEDUR PEMBUATAN


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disterilkan semua alat
3. Ditimbang semua bahan : Acidum Lacticum 1,44 g, Natrii
Hydrochloridum 0,69g, Natrii Chloridum 3,6 g, Kalii Chloridum
0,24 g, Calcii Chloridum 0,162 g, Carbo Adsorben 0,12 g, Aqua Pro
Injection 594 ml
4. Dimasukan semua bahan ke dalam beaker glass ditambahkan Aqua Pro
Injection sebagaian lalu aduk hingga homogen dan larut
5. Dimasukkan carbo adsorben kedalam beaker glass / erlenmeyer,
ditutup dengan kaca arloji, dan disisipi batang pengaduk
6. Dihangatkan, larutkan pada suhu 50 - 70 C selama 15 menit, diaduk
sesekali
7. Disaring larutan, lalu dimasukkan kedalam botol infus
8. Ditutup dengan rapat lalu diberi etiket dan kemasan rapi

Anda mungkin juga menyukai