MAKALAH (Kelompok 2)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PELAYANAN KEPERAWATAN DALAM SISTEM PELAYANAN


KESEHATAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
ANGELA MANGAR P2315006
APOLONIA SORLURI P2315008
APOLONIA BATFIN P2315007
DEOVALENCIA A NAHUSONA P2315016
DOLFIANUS ELATH P2315019
FRANSISKUS KABRESY P2315031
IVAN N SOENARJO P2315038

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON


YAYASAN BANGUN PRIMA PERSADA
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaanya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat sesuai dengan harapan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada dosen pengampuh mata kuliah
Konsep Dasar Keperawatan I yg telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam penyusunan makalah ini. Ucapan terimakasih juga kepada teman-teman
sekelompok yang telah membantu hingga terselesainnya makalah ini.
Kamk menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan. Maka dari itu kami sebagai penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang di
tulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Ambon, 12 Februari 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .........................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan .....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Keperawatan ............................................
2.2. Aspek-Aspek Kualitas Pelayanan Keperawatan ........................................
2.3. Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayanan Kesehatan ................................
2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan ....................................
2.5. Penyebab Rendahnya Kualitas Pelayanan Di Rumah Sakit .......................
2.6. Bagaimana Pelayanan Yang Berkualitas ....................................................
2.7. Upaya Mendorong Revolusi Keperawatan bagi Pelayanan Kesehatan ......
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .................................................................................................
3.2. Saran ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan
yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit
merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan
mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah
sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan.Tidak
mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah
dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan
pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat
secara jasmani dan rohani.

Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu


menjaga kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan
kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan
atas pelayanan yang diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien
yang mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan
pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan,
akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan
pasien, dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Profesi keperawatan merupakan hasil proses integral yang di bangun
dari berbagai elemen yang terintegrasi. Sebagai sebuah profesi yang
profesional, keperawatan dimulai dengan pembangunan karakter dan skill
mahasiswa selaku sumberdaya yang akan terjun langsung ke dalam dunia
kerja. Mahasiswa keperawatan inilah yang diharapkan mampu memperbaiki
kinerja dan citra perawat selama ini.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat
ini adalah melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam
setiap aspeknya. Sehingga mahasiswa keperawatn akan mampu membentuk
sebuah revolusioner dalam dunia keperawatan itu sendiri.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan kondisi mahasiswa dan
profesi keperawatan saat ini, faktor penyebab, dan solusi yang diharapkan bagi
mahasiswa dalam memberikan sumbangsih bagi kemajuan profesi
keperawatan ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan
diangkat dalam makalah ini adalah :
 Bagaimana Sistem Pelayanan Kesehatan Yang ada di Indonesia
 Sistem Pelayanan Kesehatan Khususnya dibidang Keperawatan

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
 Untuk Menambah Wawasan Tentang Kualitas Pelayanan Keperawatan
 Mengetahui Aspek-Aspek Kualitas Pelayanan Keperawatan
 Mengetahui Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayanan Kesehatan
 Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan
 Mengetahui Penyebab Rendahnya Kualitas Pelayanan Di Rumah Sakit
 Mengetahui Bagaimana Pelayanan Yang Berkualitas
 Mengetahui Upaya Mendorong Revolusi Keperawatan bagi Pelayanan
Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Keperawatan


Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, banyak hal
yang perlu dipahami, salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan
yang amat penting adalah tentang apa yang dimaksud dengan kualitas
pelayanan.

Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak


institusi kesehatan hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu
sering disebut sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satu
definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu
pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai dengan standar
profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.
Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang
menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan
rasa puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin
baik pula kualitas pelayanan kesehatan. Dalam menyelenggarakan upaya
menjaga kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit tidak terlepas dari profesi
keperawatan yang berperan penting. Berdasarkan standar tentang evaluasi dan
pengendalian kualitas dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin
adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus
melibatkan diri dalam program pengendalian kualitas di rumah sakit.
Menurut Wiedenback (dalam Lumenta, 1989) perawat adalah seseorang
yang mempunyai profesi berdasarkan pengetahuan ilmiah, ketrampilan serta
sikap kerja yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan pengabdian.
Sedangkan menurut Karsinah (dalam Wirawan, 1998) perawat adalah
salah satu unsur vital dalam rumah sakit, perawat, dokter, dan pasien
merupakan satu kesatuan yang paling membutuhkan dan tidak dapat
dipisahkan. Tanpa perawat tugas dokter akan semakin berat dalam menangani
pasien. Tanpa perawat, kesejahteraan pasien juga terabaikan karena perawat
adalah penjalin kontak pertama dan terlama dengan pasien mengingat
pelayanan keperawatan berlangsung terus menerus selama 24 jam sehari.
Departemen kesehatan mendefinisikan perawat adalah seseorang yang
memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan
tersebut berbentuk pelayanan biologis, psikologis sosial, spiritual yang
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan
kemampuan melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan
dalam usaha mencapai peningkatan kesehatan dengan penekanan pada upaya
pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap individu mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif (Aditama, 2002).
Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut diatas, maka dapat
disimpulkan pengertian >> kualitas pelayanan keperawatan <<adalah >> sikap
profesional perawat yang memberikan perasaan nyaman, terlindungi pada diri
setiap pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan dimana sikap ini
merupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan diharapkan
menimbulkan perasaan puas pada diri pasien.

2.2. Aspek-aspek Kualitas Pelayanan Keperawatan


Menurut Parasuraman (dalam Tjiptono, 1997) aspek-aspek mutu atau kualitas
pelayanan adalah :
1. Keandalan (reliability)
Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera,
akurat dan memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan. Keseluruhan
ini berhubungan dengan kepercayaan terhadap pelayanan dalam kaitannya
dengan waktu.
2. Ketanggapan (responsiveness)
Yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu konsumen dan
memberikan pelayanan itu dengan tanggap terhadap kebutuhan konsumen,
cepat memperhatikan dan mengatasi kebutuhan-kebutuhan.
3. Jaminan (assurance)
Mencangkup kemampuan, pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki pada karyawan, bebas dari bahaya, resiko, keragu-
raguan, memiliki kompetensi, percaya diri dan menimbulkan keyakinan
kebenaran (obyektif).
4. Empati atau kepedulian (emphaty)
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik
dan memahami kebutuhan konsumen yang terwujud dalam penuh perhatian
terhadap setiap konsumen, melayani konsumen dengan ramah dan menarik,
memahami aspirasi konsumen, berkomunikasi yang baik dan benar serta
bersikap dengan penuh simpati.
5. Bukti langsung atau berujud (tangibles)
Meliputi fasilitas fisik, peralatan pegawai, kebersihan (kesehatan), ruangan
baik teratur rapi, berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan atau
peralatannya dan alat komunikasi.

Sedangkan menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa pelayanan
perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan pelayanan
kepada pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan. Aspek dasar tersebut meliputi
aspek penerimaan, perhatian, tanggung jawab, komuniksi dan kerjasama. Selanjutnya
masing-masing aspek dijelaskan sebagai berikut:
1. Aspek penerimaan
Aspek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu
tersenyum, menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap
orang lain, menerima pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar
belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat
melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki
minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
2. Aspek perhatian
spek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia
memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa
mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap
perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.
3. Aspek komunikasi
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi
yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang
saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan
yang baik dengan keluarga pasien.
4. Aspek kerjasama
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama
yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.
5. Aspek tanggung jawab
Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu
mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat
dalam bertindak.
Joewono (2003) menyebutkan adanya delapan aspek yang perlu diperhatikan dalam
pelayanan yaitu :
1. Kepedulian, seberapa jauh perusahaan memperhatikan emosi atau perasaan
konsumen.
2. Lingkungan fisik, aspek ini menunjukkan tingkat kebersihan dari
lingkungan yang akan dinikmati konsumen, ketika mereka menggunakan
produk.
3. Cepat tanggap, aspek yang menunjukkan kecepatan perusahaan dalam
menanggapi kebutuhan konsumen.
4. Kemudahan bertransaksi, seberapa mudah konsumen melakukan transaksi
dengan pemberi servis.
5. Kemudahan memperoleh informasi, seberapa besar perhatian perusahaan
untuk menyajikan informasi siap saji.
6. Kemudahan mengakses, seberapa mudah konsumen dapat mengakses
penyedia servis pada saat konsumen memerlukannya.
7. Prosedur, seberapa baik prosedur yang harus dijalankan oleh konsumen saat
berurusan dengan perusahaan.
8. Harga, aspek yang menentukan nilai pengalaman servis yang dirasakan oleh
konsumen saat berinteraksi dengan perusahaan.

Sedangkan Soegiarto (1999) menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki Industri jasa
pelayanan, yaitu :
1. Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama dengan
batas waktu standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang
sudah ditentukan waktunya.
2. Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan
konsumen. Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan kepada
pasien yaitu tepat memberikan bantuan dengan keluhan-keluhan dari pasien.
3. Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama
pengkonsumsian suatu poduk atau. Dalam memberikan pelayanan jasa yaitu
memperhatikan keamanan pasien dan memberikan keyakinan dan
kepercayaan kepada pasien sehingga memberikan rasa aman kepada pasien.
4. Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada saat
pelanggan menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima
keluhan tanpa emosi yang tinggi sehingga pasien akan merasa senang dan
menyukai pelayanan dari perawat.
5. Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya.
Pasien yang membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun
situasi dan kondisi yang nyaman sehingga pasien akan merasakan
kenyamanan dalam proses penyembuhannya.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek
kualitas pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut :
1. penerimaan meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu
tersenyum, menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap
orang lain, menerima pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar
belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat
melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki
minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
2. perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia
memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa
mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap
perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.
3. komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi
yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang
saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan
yang baik dengan keluarga pasien.
4. kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama
yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.
5. tanggung jawab, meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas,
mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten
serta tepat dalam bertindak.
2.3. Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayan Kesehatan
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
yang meliputi pelayanan dasar dan pelyanan rujukan.Pelayanan keperawatan
oleh tenaga perawat dalam pelayanannya memiliki tugas, diantaranya
memberikan keperawatan keluarga, komunitas dalam elayanan kesehatan
dasar dan akan memberikanasuhan keperawatn secara umum pada pelayanan
rujukan.
Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan
asuhan keperawatan pada ruang atau lingkup rujukannya seperti pada
anak,maka perawat memberikan asuhan keperwatan elalui pendekatan proses
keperawatan anak,untuk lingkup keperawatan jiwa, perawat akan memberikan
asuhan eperawatn pada pasien gangguan jiwa dll.

2.4. Faktor yang mempenagaruhi pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan


terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa factor seperti adanya peningkatan
ilmu pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal
dan etik, ekonomi dan politik.
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru
Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga
sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti
perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit penyembuhannya maka
digunakanlah alat seperti laser, terapi peruahan gen dll.Maka pelayanan
kesehatan ini membutuhkan biaya yang cukup besar dan butuh tenaga
yang professional di bidang tertentu.
2. Pergeseran nilai masyarakat
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan
memiliki kesadaran yang lebih dalam penngunaan atau pemanfaatan
pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang
memiliki pengetahuan kurang akan memiliki kesadaran yang rendah
terhadap pelayanan kesehatan,sehinnga kondisi demikian akan sangat
mempengaruhi system pelayanan kesehatan.
3. Aspek legal dan etik
Dengan tingginya kesadarn masyarakat tehadap penggunaan atau
pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula
tuntunan hokum dan etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaku
memberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan secra profeffional dengan memperhatikan norma dan etik yang
ada dalam masyarakat
4. Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lbh mudah
diperoleh dan di jangkau dan begitu sebaliknya dengan orang yang
tergolong ekonomi rendah.Keadaan ekonomi ini akan mempengaruhi
dalam system pelayanan kesehatan.
5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui system politik yang ada akan sangat
berpengaruh sekali dalam system pemberian pelayan kesehatan.
Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola dalam system
pelayanan.
Strategi yang ada dalam visi Indonesia sehat diantanya pemahaman
tentang paradigma sehat, srategi professionalisme dalam segala tugas,
adanya JPKM,dan desentralisai.
Dalam menggunakan strategi yang ada, pemerintah telah menyusun
misi yang akan di jalankan sebagaimana dalam system pelayanan
kesehatan, diantaranya :
a. Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan
b. Memelihara, meningkatkan melindungi kesehatan individu, keluarga,
masyarat dan lingkungan
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau
d. Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat

Dalam melaksanakan misi yang ada, keperawatan sebagai profesi


dalam bidang kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang
professional dan berorientasi pada paradigma sehat sesuai dengan
paradigma keperawatan yang dimiliki, salah satunya adalah pembangunan
kesehai yang berorientasi penyembuhan pada orang berian pelayanan
kesehatan difokuskan pada promosif dam preuk prod agar dapat lebih
meninggkatkan dan memelihara badan agar segar lebih produktif dan yang
sakit agar lebih sehat. Sehingga akhirnya akan terjadi pola atau gaya hidup
sahat pada semua lapisan masyarakat Indonesia.

2.5. Penyebab Rendahnya Kualitas Pelayanan Di Rumah sakit

Banyak alasannya kenapa pelayanan di negeri kita (tercinta) bisa jadi


terburuk salah satunya : "Menurut dr. Nugroho Wiyadi, MPH, ada pelaku
pelayanan primer yang secara profesi tidak memiliki kompetensi dan
kewenangan yang memadai, sehingga penanganan penyakit tidak sesuai
standar, dan sering terjadi pemakaian berbagai obat secara tidak tepat yang
pada akhirnya mengakibatkan ketidakefektifan biaya, dan juga masalah-
masalah lain seperti resistensi obat akibat pemakaian obat antibiotik.

Pemahaman masyarakat yang lemah tentang sistem pelayanan kesehatan


primer (puskesmas/Dokter Praktek Umum) dan sekunder (Rumah Sakit),
mengakibatkan mereka tidak mengikuti sistem rujukan yang ada. “Masyarakat
pada kelas ekonomi lemah cenderung memilih pelayanan kesehatan yang
paling dekat dan murah, tidak peduli apakah petugas yang dia mintai
pertolongan tersebut memiliki kewenangan dan kompetensi yang memadai.
Sedangkan masyarakat pada kelas ekonomi menengah ke atas cenderung
langsung memeriksa diri ke dokter spesialis dengan berbagai risiko
ketidaktepatan pemilihan jenis dokter spesialis yang dipilihnya,” papar
Nugroho."
2.6. Bagaimana Pelayanan Yang Berkualitas

Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa dalam menilai kualitas


jasa/pelayanan, terdapat sepuluh ukuran kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
1. Tangible (nyata/berwujud)
2. Reliability (keandalan)
3. Responsiveness (Cepat tanggap)
4. Competence (kompetensi)
5. Access (kemudahan)
6. Courtesy (keramahan)
7. Communication (komunikasi)
8. Credibility (kepercayaan)
9. Security (keamanan)
10. Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan)

Namun, dalam perkembangan selanjutnya dalam penelitian dirasakan adanya


dimensi mutu pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang lainnya yang
dikaitkan dengan kepuasan pelanggan. Selanjutnya oleh Parasuraman et al. (1990)
dimensi tersebut difokuskan menjadi 5 dimensi (ukuran) kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
1. Tangible (berwujud); meliputi penampilan fisik dari fasilitas,
peralatan,karyawan dan alat-alat komunikasi.
2. Realibility (keandalan); yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang
telah dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
3. Responsiveness (cepat tanggap); yaitu kemauan untuk membantu pasien
dan menyediakan jasa/ pelayanan yang cepat dan tepat.
4. Assurance (kepastian); mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para
pasien dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf,
bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.
5. Empaty (empati); meliputi pemahaman pemberian perhatian secara
individual, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, dan
memahami kebutuhan pasien.
2.7. Upaya Mendorong Revolusi Keperawatan Bagi Pelayanan Kesehatan

Dalam sebuah perubahan pelayanan keperawatan sebenarnya


mempunyai dua pilihan utama yang saling berhubungan dengan perubahan,
mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang hanya menunngu
perubahan yang disebabkan oleh sebuah situasi. Aneh rasanya apabila disatu
sisi kondisi masyarakat berubah dari waktu ke waktu sedangkan dunia
keperawatan masih konstan dan statis. Perubahan adalah bagaimana perawat
dan calon perawat berkonstribusi untuk mempertahan profesi keperawatan
sebagai profesi yang sprofesional, namun lebih dari itu berperan aktif dalam
melakukan sebuah perbaikan dalam memberikan pelayanan yang baik.
Mahasiswa keperawatan yang menjadi pengelola awal dalam
menciptakan sebuah perubahan harus memiliki visi dan misi yang jelas
terhapap tujuan yang akan dicapai. Segala hal mengenai tindakan yang akan
dilaksanakan harus dioptimalkan secara maksimal.
Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan mahasiswa keperawatan
dalam menciptakan sebuah revolusi bagi profesi keperawatan, diantaranya:
1. Senantiasa menggali ilmu secara berkesinambungan
Tuntunan seorang mahasiswa yang paling utama adalah memilki
pemikiran akademis dan menguasai ilmu pengetahuan sesuai bidang nya
masing masing, tidak terkecuali juga bagi mahasiswa keperawatan. Hal ini
tidak terbatas pada pembelajaran yang di dapatkan di bangku perkuliahan
saja, lebih dari itu pengetahuan yang di dapat melaui media dan sumber
lain pun juga sangat diperlukan. Namun untuk memulai sebuah perubahan
yang signifikan tidak cukup dengan mempelajari ilmu yang sudah di
kembangkan selama ini saja, lebih dari itu yang dibutuhkan adalah
melakukan berbagai riset dan penilitian terkait permasalahan yang belum
terpecahkan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengadakan sebuah
perbaikan bagi profesi keperawatan, terutama dari segi kognitifnya.
2. Mempunyai skill yang baik
Keperawatan merupakan sebuah profesi dengan kemampuam
praktek yang profesional, dimana mereka tidak hanya dituntut punya
pengetahuan yang baik saja melainkan harus memiliki keterampilan.
Sebagai seorang tenaga keperawatan. Skill yang dimilki harus berdasarkan
kecakapan dan ketepatan, sehinnga tidak akan terjadi sebuah kesalahan
saat melakukan tindakan kepada pasien nya kelak.
3. Memilki jiwa seorang perawat
Hal yang banyak menjadi masalah dikalangan perawat saat ini
adalah, kurangnya kesadaran akan tugas, fungsi dan perannya sebagai
seoran pelayan kesehatan. sebagai seorang yang bergerak dibidang
kemanusiaan , perawat harus memiliki jiwa sosial dan kemanusiaanya
yang tinngi. hal ini akan tercermin dari tindakan dan kontribusi yang akan
dilakukannya baik sewaktu masih menjadi mahasiswa maupun sebagai
tenaga perawat profesional nantinya.
4. Mengikuti perkembangan mengenai isu isu keperawatan yang sedang
berkembang dan ikut andil didalamnya.
Mahasiswa sebagai sebuah barisan pemuda yang berpendidikan
tinggi, bersikap kritis dan mempunyai semangat kepeduliaan merupakan
barisan yang paling genjar dalam melakukan sebuah kontrol sosial.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa keperawatan,
diantaranya dengan mengikuti segala perkembangan dunia keperawatan
baik melalui media ataupun melalui seminar. Selain itu seorang mahasiswa
harus tanggap terhadap kebijakan yang dibuat terkait masalah
keperawatan, seperti contoh yaitu pengesahan rancangan undang undang
keperawatan yang menjadi topik terhangat saat ini. Mahasiswa bisa
melakukan dukungan dalam rangka percepatan pengesahannya melalui
cara cara yang bijak tentunya.
Revolusi yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan merupakan
sebuah bentuk dedikasi dan kecintaan yang tinggi terhadap profesi yang
digelutinya. Kecintaan tersebut berawal dari sebuah semangat dan
keyakinan akan perbaikan yang bisa dilakukan . hal tersebut diwujudkan
dengan ketekunan dan inovasi kreatif. Yang pada akhirnya akan
melahirkan sebuah profesi keperawatan yang diakui, bermanfaat banyak
dan di hormati di negri ini.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Keperawatan merupakan kekuatan awal terbesar yang dimilki oleh dunia


keperawatan saat ini. Mereka memilki kesempatan dan kekuatan untuk
melakukan perbaikan, mengingat masih banyak nya kesempatan yang
dimiliki. Hal ini diwujudkan dalam sebuah revolusi secara signifikan dan
menyeluruh dalam berbagai aspek dalam dunia keperawatan. Sehinnga pada
akhirnya akan tercipta profesi keperawatan yang profesional, di hargai, dan
memberikan manfaat banyak bagi negeri tercinta ini.
Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak
institusi kesehatan hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu
sering disebut sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satu
definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu
pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai dengan standar
profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.
3.2. Saran

Kemajuan dunia keperawatan tidak akan pernah terlepas dari kontribusi


mahasiswa keperawatannya. Seiring dengan kompleksitas yang ada, Kini
bukan saat nya mahasiswa mementingkan diri nya sendiri, melainkan mampu
memberikan sumbangsih pada orang lain. Bangsa ini sesungguhnya
membutuhkan orang orang yang mampu menciptakan sebuah perubahan
terutama dari kalangan mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Ali H.Z., 2002, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Widya Medika, Jakarta.

Alimul, Aziz H., 2003, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 1,
Salemba Medika, Jakarta.

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi, Salemba


Medika, Jakarta.

Potter dan Perry, 2005, Keperawatan Fundamental, Vol. 1, Edisi terjemahan,


EGC, Jakarta.

Wijono D., 2000, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Air Langga University-
Press, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai