Perlindungan Hukum Merek UMKM Di Indonesia
Perlindungan Hukum Merek UMKM Di Indonesia
Perlindungan Hukum Merek UMKM Di Indonesia
HUKUM BISNIS J
Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu prioritas pengembangan
di setiap Negara. Hal ini disebabkan oleh besarnya sumbangsih UMKM terhadap Negara,
khususnya dalam bidang ekonomi dan sosial. Perkembangan usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia.
UKM memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja, pertumbuhan pendapatan dan mengurangi kesenjangan sosial. Namun,
dengan perkembangan pasar dan globalisasi, persaingan di sektor UMKM semakin ketat.
Salah satu aset terpenting yang dimiliki oleh UMKM adalah merek atau brand name. Merek
mewakili identitas dan citra produk atau layanan yang ditawarkan oleh UKM. Merek yang
kuat dapat membedakan produk UMKM dengan produk kompetitor, meningkatkan
kepercayaan konsumen dan membantu UMKM meningkatkan pangsa pasarnya. Itulah
sebabnya perlindungan hukum merek sangat penting bagi UKM. Beberapa negara Asia dan
Pasifik juga mengalami hal yang sama seperti negara-negara Eropa. Misalnya, Taiwan dan
Korea telah mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan berkat pertumbuhan usaha kecil
dan menengah. Bahkan Jepang telah mengeluarkan kebijakan untuk terus menggenjot inovasi
UMKM. (Gunawan, 2014)
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah: Undang-Undang ini
memberikan dasar hukum untuk perlindungan, pengembangan, dan pemberdayaan UMKM. Undang-
Undang ini mengatur tentang definisi UMKM, hak-hak UMKM, dukungan pemerintah, dan insentif
bagi UMKM.
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi
Nasional: Peraturan ini berisi langkah-langkah dukungan untuk UMKM dalam menghadapi dampak
ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, seperti pemberian bantuan, restrukturisasi kredit,
dan fasilitas pembiayaan.
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 7 Tahun 2020 tentang Standar
Klasifikasi Koperasi dan UKM: Peraturan ini memberikan pedoman dalam mengklasifikasikan
UMKM dan memberikan akses UMKM ke berbagai program dan bantuan yang disediakan oleh
pemerintah.
UMKM di Indonesia menjadi tulang punggung perekonomian, oleh karena itu hukum dan
peraturan perundang-undangan melindungi UMKM. Berbagai undang-undang dan kebijakan
telah dikeluarkan untuk melindungi kepentingan UMKM. Berikut ini adalah beberapa
perlindungan hukum utama yang diberikan kepada UMKM di Indonesia:
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2021
Pasal 2 Ayat 1 dan 2 yang berisi :
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan kemudahan, perlindungan, dan
pemberdayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui :
a. pembinaan; dan
b. pemberian fasilitas
Kemudahan Perizinan: Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya untuk
menyederhanakan proses perizinan bagi UMKM. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
birokrasi dan mempermudah UMKM dalam memulai dan mengembangkan usahanya.
Pemberian Fasilitas dan Insentif: Pemerintah memberikan berbagai fasilitas dan
insentif kepada UMKM, seperti pembebasan atau pengurangan pajak, akses pembiayaan
dengan suku bunga rendah, serta bantuan teknis dan pelatihan.
Perlindungan Kekayaan Intelektual: UMKM juga dilindungi oleh undang-undang
terkait hak kekayaan intelektual, seperti merek dagang, hak cipta, dan paten. Hal ini
penting untuk mencegah penggunaan ilegal atau penyalahgunaan karya atau produk
UMKM.
Akses Pembiayaan: Pemerintah telah mengembangkan berbagai program pembiayaan
khusus untuk mendukung UMKM, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program
Pembiayaan Mikro (PPM). Tujuan dari program-program ini adalah memberikan akses
yang lebih mudah kepada UMKM untuk mendapatkan modal usaha.
Analisis kebijakan dan peraturan yang mendukung perlindungan UMKM di Indonesia
menunjukkan adanya upaya yang signifikan dalam memberikan dukungan dan perlindungan
bagi sektor UMKM. Berikut adalah beberapa kebijakan dan peraturan yang relevan:
1. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2021 tentang Perlindungan Merek UMKM: Peraturan
ini memberikan perlindungan hukum terhadap merek dagang UMKM, termasuk kemudahan
dalam proses pendaftaran merek, pembaruan, dan perlindungan terhadap hak kekayaan
intelektual UMKM.
2. Program KUR (Kredit Usaha Rakyat): Program KUR merupakan inisiatif pemerintah yang
memberikan akses pembiayaan yang terjangkau bagi UMKM. Melalui program ini, UMKM
dapat memperoleh modal usaha dengan suku bunga yang lebih rendah dan persyaratan yang
lebih mudah dibandingkan dengan pembiayaan konvensional.
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Fintech Peer-to-Peer Lending: Peraturan
ini mengatur kegiatan fintech peer-to-peer lending yang memberikan alternatif pembiayaan
bagi UMKM. Dengan adanya peraturan ini, UMKM dapat mengakses pembiayaan melalui
platform fintech dengan proses yang lebih cepat dan mudah.
6. Program Peningkatan Akses Pasar: Pemerintah melalui berbagai program, seperti pameran
dagang, misi dagang, dan platform e-commerce, berupaya meningkatkan akses pasar bagi
UMKM. Program ini memberikan kesempatan kepada UMKM untuk memperluas jangkauan
pasar, meningkatkan penjualan, dan mengembangkan jejaring bisnis.
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk membangun peraturan yang
kuat bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Berikut adalah beberapa langkah
yang telah diambil oleh pemerintah dalam membangun peraturan yang mendukung UMKM:
Pembiayaan dan akses modal adalah faktor krusial dalam perlindungan UMKM. UMKM
sering menghadapi tantangan dalam mendapatkan sumber daya finansial yang cukup untuk
mengembangkan dan memperluas usaha mereka. Berikut ini adalah beberapa aspek yang
relevan dalam pembiayaan dan akses modal untuk UMKM:
Kredit Mikro: Program kredit mikro merupakan salah satu instrumen pembiayaan yang
diperuntukkan khusus bagi UMKM. Kredit mikro memberikan akses modal yang terjangkau
dan fleksibel kepada UMKM dengan jumlah pinjaman yang lebih kecil dan persyaratan yang
lebih mudah dibandingkan dengan kredit konvensional.
Kredit Usaha Rakyat (KUR): KUR adalah program pembiayaan yang disediakan oleh
pemerintah dengan bunga rendah untuk UMKM. Program ini bertujuan untuk memberikan
akses modal yang lebih besar kepada UMKM agar dapat meningkatkan produksi, inovasi,
dan daya saing.
Kemitraan dengan lembaga keuangan: Kerja sama antara UMKM dengan lembaga keuangan,
seperti bank atau lembaga keuangan mikro, dapat membantu UMKM dalam mendapatkan
pembiayaan yang lebih besar dan layanan perbankan yang lebih lengkap.
Modal Ventura: UMKM juga dapat mengakses modal ventura melalui lembaga modal
ventura yang berinvestasi dalam UMKM yang memiliki potensi pertumbuhan dan inovasi
tinggi. Modal ventura tidak hanya menyediakan dana, tetapi juga memberikan pendampingan
dan akses ke jaringan bisnis yang luas.
Crowdfunding: Crowdfunding adalah model pembiayaan di mana UMKM mengumpulkan
dana dari sejumlah individu atau kelompok melalui platform online. Ini memberikan
kesempatan bagi UMKM untuk memperluas jaringan, mendapatkan modal tanpa harus
tergantung pada lembaga keuangan tradisional.
Peran Lembaga Non-Pemerintah: Lembaga non-pemerintah, seperti koperasi atau asosiasi
UMKM, dapat memberikan pembiayaan melalui skema kemitraan atau pengelolaan dana
bersama. Mereka juga dapat memberikan pelatihan dan pendampingan terkait manajemen
keuangan kepada UMKM.
2. Peraturan dan Kebijakan Pemerintah: Regulasi dan kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan pajak, perizinan, tenaga kerja, dan perdagangan dapat memiliki dampak signifikan
terhadap keberlangsungan UMKM. Peraturan yang kompleks, birokrasi yang tinggi, dan
persyaratan yang sulit dipenuhi dapat menjadi hambatan bagi UMKM.
3. Akses Terhadap Pasar dan Distribusi: UMKM sering menghadapi tantangan dalam akses
pasar yang terbatas dan distribusi yang efisien. Faktor-faktor seperti infrastruktur transportasi,
akses ke teknologi informasi, jaringan distribusi, dan keberlanjutan rantai pasokan dapat
mempengaruhi daya saing UMKM dalam mencapai pelanggan dan pasar yang lebih luas.
3. Akses ke Pasar dan Jaringan: Program yang membantu UMKM dalam mengakses pasar
lokal, regional, maupun internasional, seperti pameran dagang, misi dagang, atau platform e-
commerce, memberikan peluang bagi UMKM untuk meningkatkan penjualan dan
memperluas jangkauan pasar.
4. Perlindungan Hukum dan Hak Kekayaan Intelektual: Program perlindungan hukum dan
hak kekayaan intelektual membantu UMKM melindungi merek dagang, hak cipta, dan
inovasi mereka. Hal ini penting untuk mencegah pemalsuan, melindungi kekayaan
intelektual, dan memberikan kepercayaan kepada UMKM dalam melanjutkan inovasi.
3. Penguatan Kapasitas Manajerial: Program pelatihan dan pendampingan yang fokus pada
pengembangan keterampilan manajerial dan teknis bagi pemilik UMKM sangat penting.
Dalam hal ini, pemerintah dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan, lembaga
pelatihan, dan asosiasi bisnis untuk menyediakan program yang relevan dan dapat diakses
oleh UMKM.
6. Mendorong Akses ke Teknologi dan Inovasi: Pemerintah dapat memberikan insentif dan
fasilitas bagi UMKM dalam mengadopsi teknologi digital, e-commerce, dan inovasi.
Pelatihan dan dukungan teknis untuk memanfaatkan teknologi akan membantu UMKM
meningkatkan efisiensi operasional dan mencapai pasar yang lebih luas.
7. Meningkatkan Akses ke Pasar Ekspor: Pemerintah perlu memperluas peluang ekspor bagi
UMKM dengan memfasilitasi akses ke pasar internasional melalui peningkatan promosi,
partisipasi dalam pameran internasional, dan pembentukan kemitraan dengan perusahaan
ekspor.
Dengan adanya perlindungan hukum, UMKM dapat melindungi hak-hak mereka, seperti hak
kekayaan intelektual, merek dagang, dan paten. Hal ini membantu memperkuat daya saing
UMKM dan mencegah pelanggaran terhadap produk atau merek mereka. Selain itu,
perlindungan hukum juga memberikan akses pembiayaan yang lebih mudah melalui program
seperti KUR dan Kredit Mikro. Dukungan ini membantu UMKM dalam mengembangkan
usaha mereka dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Perlindungan hukum juga mencakup
kebijakan dan program pemerintah untuk pendampingan, pelatihan, dan pengembangan pasar
bagi UMKM. Ini membantu UMKM dalam meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan
kapabilitas mereka dalam mengelola usaha. Pemerintah juga melakukan reformasi birokrasi
untuk mengurangi beban administrasi bagi UMKM, sehingga mempercepat proses perizinan
dan pembayaran pajak. Ini membantu UMKM dalam mengurangi biaya dan waktu yang
diperlukan dalam menjalankan bisnis mereka.
Selain itu, kemitraan dengan pihak swasta dan akses pasar domestik dan ekspor membuka
peluang baru bagi UMKM untuk mengembangkan jaringan distribusi dan meningkatkan
pangsa pasar.
Secara keseluruhan, perlindungan hukum yang kuat bagi UMKM di Indonesia memberikan
manfaat yang signifikan, seperti keamanan hukum, penguatan daya saing, akses pembiayaan,
perlindungan konsumen, pembinaan dan dukungan, serta kemudahan administrasi. Hal ini
membantu UMKM untuk bertahan, tumbuh, dan memberikan kontribusi yang positif
terhadap ekonomi nasional.
Daftar Pustaka