921-Article Text-4276-1-10-20220315

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Penerapan Hukum Bisnis Sebagai Upaya Menstimulus Implementation of

Business Law for


Kinerja UMKM Dari Perspektif Marketing Small Business,

TB. Dicky Faldy SN, Yulia Nurendah, Weman Suardy


Program Studi Manajemen Pemasaran, Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan
Bogor, Indonesia ______627
E-Mail: [email protected]

ABSTRAK Submitted:
OKTOBER 2021
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah kegiatan usaha yang mampu memperluas
kesempatan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas kepada masyarakat, Accepted:
serta dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, DESEMBER 2021

mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.


UMKM membutuhkan pengetahuan terkait legalisasi desain, pengemasan, misalnya tata
cara pendaftaran produk Merek, Hak Cipta, Desain Industri dan sengketa merek.

Kata Kunci: legalitas, usaha mikro, kecil, dan menengah, SWOT

ABSTRACT
Micro, Small, and Medium Enterprises are business activities that are able to expand
employment opportunities and provide broad economic services to the community, and can play a
role in the process of equity and increase people's income, encourage economic growth and play a role
in realizing national stability. MSMEs need knowledge related to the legalization of designs,
packaging, for example the procedures for registering products for Trademarks, Copyrights,
Industrial Designs and brand disputes.

Keywords: Legality, Micro, Small, and Medium Enterprises, SWOT

PENDAHULUAN
Pembangunan Nasional yang mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa
diselenggarakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat menjadi pelaku
utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban mengarahkan, membimbing,
melindungi, serta menumbuhkan suasana dan iklim yang menunjang. Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan
kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat
berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong
pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Meskipun
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah telah menunjukan perannya dalam perekonomian
nasional, namun pada kenyataannya masih menghadapi berbagai hambatan dan
kendala, baik bersifat internal maupun eksternal, dalam hal produksi dan pengelolaan,
pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi, permodalan, serta iklim usaha.
(Penjelasan Umum Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah). JIMKES
Sehubungan dengan itu, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagaimana dimaksud, Jurnal Ilmiah Manajemen
perlu diselenggarakan secara menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan melalui Kesatuan
Vol. 9 No. 3, 2021
pengembangan iklim yang kondusif, pemberian kesempatan berusaha, dukungan, pp. 627-640
IBI Kesatuan
perlindungan, dan pengembangan usaha seluas-luasnya, sehingga mampu meningkatkan ISSN 2337 – 7860
E-ISSN 2721 – 169X
kedudukan, peran, dan potensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam mewujudkan DOI: 10.37641/jimkes.v9i2.921
Implementation of pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan
Business Law for lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan. (Konsiderans UU No.20 Tahun 2008
Small Business tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Presiden dan wakil Presiden terpilih Jokowidodo dan KH. Ma’ruf Amin melalui
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, memiliki visi
yaitu “Melanjutkan Pembangunan Infrastruktur Menghubungkan Kawasan Kecil,
Ekonomi, Pariwisata, Persawahan, Perkebunan, Tambak Perikanan”. Dengan arah salah
arah kebijakan “Palapa Ring” tergelarnya Palapa Ring mendukung pemanfaatan
teknologi digital di Industri Kecil dan Menengah (IKM) menuju IKM GO-
628______ Digital.(https://bappelitbangda.purwakartakab.go.id/). Berkaitan dengan UMKM dapat
dikatakan Pemerintah Indonesia pun memiliki concern terhadap dampak pandemi covid -
19 dengan memberikan sejumlah insentif bagi masyarakat terdampak pelaku Usaha
Mikro kecil Menengah (UMKM). (https://www.pikiran-rakyat.com/).
Adapun Indikator dan terget pemerintah dalam pengembangan UMKM pada tahun
2024 sebagai berikut : rasio keiwrausahaan nasional sebesar 3,9 %, kontirbusi UMKM
terhadap PDB meningkat menjadi 65%, proporsi Industri Mikro Kecil (IMK) yang
menjalin kemitraan sebesar 11%, rasio kerdit UMKM terhadap total kredit UMKM
terhadap total sebesar 22% pertumbuhan wirausaha sebesar 4%, jumlah sentra Industri
Kecil Menengah (IKM) baru di luarv Jawa yang beroperasi sebanyak 30 sentra
(kumulatif), nilai penyaluran KUR sebesar Rp.325 Triliun
(https://www.beritapantau.online).
Bila hanya dilihat dari kriteria pemberian kredit seperti Character, Collateral, Capital,
Capacity, Condition (5C), menempatkan sebagian besar pelaku usaha mikro dalam daftar
Bank yang tidak layak dikucuri kredit (unbankable). Hal inilah yang merupakan tantangan
bagi perbankan, baik bank besar maupun bank kecil yaitu membantu menjadikannya
bankable. Dalam kondisi persaingan yang sangat kompetitif, bank dituntut lebih proaktif
untuk meraih peluang bisnis dengan tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian
(Prudential Banking).
Dampak go digital itu dari segi desain, kemasan, produk, rentan untuk ditiru dan
meniru, padahal secara sudut pandang Hukum hal tersebut tidak diperkenankan. UMKM
membutuhkan pengetahuan berkaitan dengan legalisasi desain, kemasan misalkan tata
cara pendafataran produk ke BPOM dan pendaftaran Merek Dagang, Hak Cipta, Desain
Industri dan sengketa merek Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI).

TINJAUAN PUSTAKA
Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah diatur oleh Undang-
Undang No 20 tahun 2008. Pengertian UMKM adalah peluang usaha produktif milik
orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur oleh undang-undang. Usaha Mikro Berdasarkan Undang Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) adalah
usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Sesuai dengan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM didefinisikan secara
detail sebagai berikut :
1. Usaha mikro adalah suatu usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usahaperorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam
Undang Undang ini.
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang bperorangan atau badan usaha yang bukan meupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari uasaha menengah atau badan usaha yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang
ini.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang Implementation of
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak Business Law for
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi bagian Small Business
baik langsung maupun tidaklangsung dengan usaha kecil atau badan usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
Menurut Roscoe Pound. dalam bukunya, An introduction to the Philosophy of Law
bahwa fungsi hukum itu ada dua : Pertama adalah “Law as a tool of Social Control”, artinya
hukum sebagai alat kontrol masyarakat. Fungsi hukum ini bersifat konservatif karena
hanya bertindak sebagai alat untuk mempertahankan apa yang dianggap oleh masyarakat ______629
sesuatu hal yang patut dan layak. Dalam fungsi ini hukum hanya menjaga agar
masyarakat tetap berada pada pola tingkah laku yang telah diterima olehnya dan hukum
mengikuti kehendak masyarakat Di sini hukum selalu ketinggalan zaman dan selalu
berada di belakang peristiwa dan perilaku masyarakat.( Satjipto Rahardjo 1986).
Fungsi hukum sebagai alat kontrol masyarakat diakui pula oleh Friedrich Carl Von
Savigny(LJ. Van Apeldoor,1954) dengan konsepsinya bahwa hukum sebagai suatu yang
tumbuh secara alamiah dari pergaulan masyarakat itu sendiri. Ucapannya yang terkenal
yaitu : “Das Recht wird nicht gemacht, das Recht ist und lebt mit dem Volke”. (Hukum itu
tidaklah dibikin, hukum itu ada dan hidup bersama rakyat).
Fungsi hukum demikian juga di perlukan dalam setiap masyarakat serta, termasuk
masyarakat yang sedang membangun. Karena disinipun ada hasil-hasil yang harus
dipelihara, dilindungi, dan diamankan akan tetapi masyarakat yang sedang membangun,
yang dalam definisi kita berarti masyarakat yang berubah cepat, hukum tidak cukup
memiliki fungsi demikian saja. Ia juga harus dapat membawa perubahan masyarakat
(Mochtar Kusumaatmadja,1986).
Fungsi hukum yang kedua menurut Roscoe Pound, dalam bukunya tersebut di atas
adalah “Law as tool of Social engineering”. Konsep hukum ini di Indonesia di kembangkan
oleh Mochtar Kusumaatmaja dengan mengatakan bahwa hukum sebagai sarana
pembaharuan masyarakat (Lili Rasjidi, 1990).
Dalam fungsinya sebagai sarana pembaharuan masyarakat, hukum bertujuan
mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat. “Hukum mengadakan sarana
yang ditujukan untuk mengubah perilaku warga masyarakat, sesuai dengan tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.(Soeryjono Soekanto, 1988). Dalam Fungsi ini hukum
harus aktif merumuskan kaedah-kaedah bagi masyarakat. Hukum harus tampil kedepan
menunjukan arah dan memberi jalan bagi pembaharuan masyarakat. Ini berarti
pembaharuan masyarakat diciptakan oleh hukum. Masyarakat harus mengikuti
kehendak hukum yang dirumuskan dalam norma-norma atau kaedah-kaedah positif, dan
harus berjalan menurut tujuan yang ditetapkan oleh hukum. Sehingga pada akhirnya
struktur masyarakat, perilaku, pola kehidupan masyarakat dibentuk oleh hukum. Upaya
hukum melakukan pembaharuan masyarakat memerlukan suatu proses
tertentu.Perubahan-perubahan yang dikehendaki apabila berhasil melembaga sebagai
pola tingkah laku yang baru dimasyarakat. Berkenaan dengan proses perkembangan,
maka pembaharuan masyarakt oleh hukum dapat dilakukan dengan menciptakan
peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi (Mochtar Kusumaatmadja,1986).
Mochtar Kusumaatmaja mengatakan bahwa hukum positif yang baik (dan karenanya
efektif) adalah hukum yang sesuai dengan living law yang sebagai inner order dari pada
masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai yang hidup didalam masyarakat. Dalam
kaitan masalah yang timbul di atas, A.Hamid S.Atamimi mengatakan bahwa kesulitan
dalam penggunaan hukum sebagai alat untuk mengadakan perubahan masyarakat adalah
bahwa kita harus sangat hati-hati agar tidak menimbulkan kerugian pada masyarakat
(Mochtar Kusumaatmadja, 1986).
Menurut Mocthar Kusumaatamadja, diantara sekian banyak kesulitan tersebut yang
secara rasional dan pasti menetapkan prioritas yang sesuai dengan kebutuhan dan
kesadaran hukum masyarakat yang sulit dibentuk. Mengenal problem yang dihadapi
sebaik-baiknya, berarti pembentuk hukum harus melakukan penelitian sosial untuk
Implementation of mengetahui anggapan-anggapan masyarakat tentang hukum dan aspek-aspek
Business Law for kepentingannya.
Small Business UMKM dalam pelaksanaannya memerlukan Hukum Bisnis sebagai dasar melaksana
bisnis UMKM di Kota Bogor. Menurut Munir Fuady Hukum Bisnis merupakan suatu
perangkat atau kaidah hukum termasuk upaya penegakannya yang mengatur mengenai
tata cara pelaksanaan urusan atau aktivitas dagang, industry, atau keuangan yang
dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan
uang dari para entrepreneur dalam resiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif
unutk mendapatkan keuntungan. Sedangkan menurut Dr. Johannes Ibrahim, Hukum
Bisnis adalah Hukum Bisnis adalah seperangkat kaidah hukum yang diadakan untuk
630______ mengatur serta menyelesaikan berbagai persoalan yang timbul dalam aktivitas antar
manusia, khususnya dalam bidang perdagangan.(Johannes Ibrahim, 2004). Adapun
tujuan Hukum Bisnis yaitu :
1. Menjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar secara efisien dan lancer.
2. Melindungi berbagai suatu jenis usaha, khususnya unutk jenis Usaha Kecil
Menengah (UKM)
3. Membantu memperbaiki sistem keuangan dan perbankan
4. Memberikan perlindungan terhadap suatu pelaku ekonomi atau pelaku bisnis
5. Mewujudkan bisnis yang aman dan adil untuk semua pelaku bisnis.
Sedangkan fungsi Hukum Bisnis yaitu :
1. Menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi pelaku bisnis
2. Pelaku bisnis dapat lebih mengethui hak dan kewajibannya saat membangun bisnis,
sehingga bisnisnya tidak menyimpan dari aturan yang ada dan telah tertulis dalam
Undang –Undang
3. Pelaku bisnis lebih memahami suatu hak-hak dan kewajibannya dalam suatu
kegiatan bisnis
Terwujudnya sikap dan perilaku bisni atau kegiatan bisnis yang adil, jujur, wajar,
sehat, dinamis dan berkeadilan karena telah mewakili kepastian hukum.

METODE PENELITIAN
Metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data primer yaitu melalui
wawancara. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui
pihak lain, atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip yang dipublikasikan atau
tidak. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi kepustakaan,
jurnal, literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan, majalah-majalah
perekonomian, dan informasi dokumentasi lain yang dapat diambil melalui sistem online
(internet).
Analisis SWOT digunakan memetakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
UMKM. Analisis ini diarahkan pada identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang
memberikan pengaruh dalam pengembangan daya saing UMKM sepatu. Hasil
identifikasi faktor internal dan faktor eksternal dinilai bobot (B) dan Derajat prioritasnya
(Dp). Pembobotan faktor dilakukan pada komponen-komponen pembentuknya atas
dasar kondisi eksisting yang dapat dinilai pada skala 1,00 (sangat baik) hingga 0,00 (tidak
baik). Sedangkan derajat prioritas dinilai pada skala 1 (tidak penting) hingga 5 (sangat
penting). Hasil perkalian antara bobot (B) dan derajat prioritas (Dp) akan menghasilkan
skor (S) pada masing-masing komponen. Penjumlahan pada masing-masing komponen
menghasilkan skor pada faktor.
Hasil perhitungan pada total kekuatan dan kelemahan menunjukkan posisi pada
sumbu X; sedangkan pada total peluang dan ancaman akan menunjukkan posisi pada
sumbu Y. Dengan demikian, akan terlihat posisi UMKM, apakah berada pada Kuadran
I, Kuadran II, Kuadran III atau Kuadran IV.
Selanjutnya, posisi yang diperoleh dianalisis mengacu pada hasil identifikasi
penerapan humum di UMKM. Meskipun secara kuantitatif telah menunjukkan strategi
yang perlu diterapkan; namun faktor-faktor lain dipertimbangkan sebagai dasar
penetapan strategiHasil perhitungan pada total kekuatan dan kelemahan menunjukkan
posisi pada sumbu X;sedangkan pada total peluang dan ancaman akan menunjukkan Implementation of
posisi pada sumbu Y. Dengan demikian, akan terlihat posisi UMKM, apakah berada Business Law for
pada Kuadran I, Kuadran II, Kuadran III atau Kuadran IV. Selanjutnya, posisi yang Small Business
diperoleh dianalisis mengacu pada hasil identifikasi penerapan humum di UMKM.
Meskipun secara kuantitatif telah menunjukkan strategi yang perlu diterapkan; namun
faktor-faktor lain dipertimbangkan sebagai dasar penetapan strategi. Berdasarkan analisis
yang telah dilakukan, langkah berikutnya adalah pengambilan keputusan. Setiap
keputusan yang diambil didasarkan pada kombinasi strategi yang tepat sehingga
kelemahan/ancaman dapat diminimalkan atau dihindari.

HASIL DAN PEMBAHASAN


______631
Di tengah tantangan ekonomi saat pandemi Covid-19, UMKM Indonesia
berpeluang untuk rebound. Di antara berbagai peluang baru, setidaknya ada lima yang
berpotensi terus laris saat krisis. Lima opsi usaha tersebut adalah berjualan masker kain,
makanan siap santap, les privat, makanan beku, dan kopi literan. Alat pelindung diri
seperti masker menjadi barang penting selama masa pandemi. Kalau makanan siap
santap dan makanan beku laris lantaran banyak orang mengurangi wisata kuliner di luar
rumah. Sementara itu, soal les privat yang naik daun, terpengaruh penerapan
pembelajaran jarak jauh yang membuat orang tua repot menemani anak belajar di rumah.
Lain halnya dengan kopi literan. Momen ngopi bersama kawan dan kerabat sekarang
menjadi jauh lebih terbatas mengingat kita wajib disiplin 3M. Guna menyiasati hasrat
ngopi enak, kedai kopi banyak menyediakan menu kopi literan yang bisa dipesan secara
daring. Semangat UMKM untuk kembali bergeliat pada tahun ini menjadi penting
pascaterpuruk akibat pandemi selama tahun lalu. Berdasarkan survei LPEM UI dan
UNDP pada 2020 diketahui, lebih dari 88 persen UMKM mengalami penurunan margin
keuntungan selama pandemi hingga Agustus 2020. LPEM UI mencatat, beberapa hal
yang dapat mendukung pemulihan UMKM pada 2021 misalnya intervensi pemerintah
dalam hal kesehatan dan fiskal. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan
memulih ke angka 4 hingga 6 persen pada tahun 2021.
Profil UMKM Kuliner di Bogor

Gambar 1. Jenis Usaha

Berdasarkan Gambar 1. di atas diketahui bahwa sebanyak 40 persen responden UMKM


bergerak di bidang Kuliner. Selebihnya bergerak di bidang seni, warung sembako, jasa
pengiriman, dan lain sebagainya.
Berdasarkan Gambar 2. di atas diketahui bahwa sebanyak 80 persen responden UMKM
di dalam menjalankan usahanya, sudah menerapkan digital marketing. Selebihnya,
sebanyak 40 persen belum menerapkan digital marketing.
Berdasarkan Gambar 3 di atas diketahui bahwa sebanyak 66,7 persen responden UMKM
berniat untuk mengembangkan usaha secara profesional. Selebihnya, sebanyak 26,7
Implementation of persen berniat untuk mengembangkan usaha secara profesional sebanyak namun belum
Business Law for memahami tata caranya, dan sebanyak 6,6 persen tidak berniat mengembangkan usaha.
Small Business

632______

Gambar 2. Penerapan Digital Marketing

Gambar 3. Pengembangan Usaha

Gambar 4. Pengembangan Usaha

Berdasarkan Gambar 4 di atas diketahui bahwa sebanyak 46,7 persen responden UMKM
berniat untuk membentuk CV. Selebihnya, sebanyak 10 persen berniat untuk
mengembangkan usaha dalam bentuk PT, dan sebanyak 43,3 persen tidak berniat
membentuk CV/PT.
Penerapan Hukum (Aplikasi Hukum) di UMKM
Berdasarkan Gambar 5. di atas diketahui bahwa sebanyak 37 persen responden UMKM
usahanya telah memiliki izin (legalitas). Selebihnya, sebanyak 63 persen belum memiliki
karena masih dalam proses kepengurusan
Implementation of
Business Law for
Small Business

______633

Gambar 5. Kepemilikan Ijin/Legalitas

Gambar 6. Pemahaman terkait legalisasi usaha


Berdasarkan Gambar 6. di atas diketahui bahwa sebanyak 33,3 persen responden
UMKM usahanya cukup memahami terkait legalisasi usaha. Selebihnya, sebanyak 20
persen memahami terkait legalisasi usaha, 23,3 persen sangat memahami terkait legalisasi
usaha, 13,3 persen tidak memahami terkait legalisasi usaha, dan 10 persen tidak
memahami terkait legalisasi usaha

Gambar 7. keinginan untuk mengurus legalitas usaha


Berdasarkan Gambar 7. di atas diketahui bahwa sebanyak 83,3 persen responden
UMKM ingin mengurus legalitas usaha. Selebihnya 16,7 persen responden UMKM tidak
ingin mengurus legalitas usaha. Berdasarkan Gambar 8. di atas diketahui bahwa sebanyak
53,3 persen responden UMKM memahami mekanisme pengurusan legalitas usaha.
Implementation of Selebihnya 46,7 persen responden UMKM tidak mengetahui mekanisme pengurusan
Business Law for legalitas usaha
Small Business

634______

Gambar 8. Pengetahuan Mekanisme pengurusan Legalitas

Gambar 9. Minat untuk diberikan pelatihan mengenai legalitas usaha oleh IBI Kesatuan
Berdasarkan Gambar 9 di atas diketahui bahwa sebanyak 96,7 persen responden UMKM
berminat untuk diberikan pelatihan mengenai legalitas usaha oleh IBI Kesatuan.
Selebihnya 3,3 persen responden UMKM tidak berminat untuk diberikan pelatihan
mengenai legalitas usaha oleh IBI Kesatuan

Gambar 10. Pemahaman Hukum Bisnis


Berdasarkan Gambar 10 di atas diketahui bahwa sebanyak 83,3 persen responden
UMKM menyatakan sangat penting memahami hukum bisnis dalam membangun
kekuatan usaha. Selebihnya, sebanyak 10 persen menyatakan penting memahami hukum
bisnis dalam membangun kekuatan usaha, sebanyak 3,3 persen menyatakan cukup
penting memahami hukum bisnis dalam membangun kekuatan usaha, dan sebanyak 3,3 Implementation of
persen menyatakan tidak penting memahami hukum bisnis dalam membangun kekuatan Business Law for
usaha Small Business

______635

Gambar 11. Apabila Tidak Paham Hukum Bisnis


Berdasarkan Gambar 11. di atas diketahui bahwa sebanyak 46,7 persen responden
UMKM menyatakan sangat besar ancaman yang akan dihadapi oleh usaha apabila tidak
memahami hukum bisnis. Selebihnya 30 persen responden UMKM menyatakan besar
ancaman yang akan dihadapi oleh usaha apabila tidak memahami hukum bisnis, 10
persen responden UMKM menyatakan sangat cukup ancaman yang akan dihadapi oleh
usaha apabila tidak memahami hukum bisnis, 6,7 persen responden UMKM menyatakan
tidak besar ancaman yang akan dihadapi oleh usaha apabila tidak memahami hukum
bisnis, dan 6,7 persen responden UMKM menyatakan sangat tidak besar ancaman yang
akan dihadapi oleh usaha apabila tidak memahami hukum bisnis.

Gambar 12. Kelemahan Apabila Tidak Paham Hukum Bisnis


Berdasarkan Gambar 11. di atas diketahui bahwa sebanyak 50 persen responden UMKM
menyatakan sangat besar kelemahan yang harus ditanggung apabila tidak memahami
hukum bisnis. Selebihnya sebanyak 26,7 persen responden UMKM menyatakan cukup
besar kelemahan yang harus ditanggung apabila tidak memahami hukum bisnis,
sebanyak 16,7 persen responden UMKM menyatakan besar kelemahan yang harus
ditanggung apabila tidak memahami hukum bisnis, sebanyak 3,30 persen responden
UMKM menyatakan tidak besar kelemahan yang harus ditanggung apabila tidak
memahami hukum bisnis, dan sebanyak 3,3 persen responden UMKM menyatakan
sangat tidak besar kelemahan yang harus ditanggung apabila tidak memahami hukum
bisnis
Berdasarkan hasil pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya UMKM
mempunyai keinginan yang besar untuk berkembang, dan ingin memahami berkenaan
Implementation of dengan hukum bisnis serta legalitas usaha, demi keberlangsungan usaha. Selain itu,
Business Law for UMKM juga mempunyai keinginan untuk mendapatkan pelatihan berkenaan dengan
Small Business legalisasi usaha dan hukum bisnis dari IBIK.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
UMKM di Bogor sebagaimana yang terlihat pada Tabel 1 dan Peluang dan ancaman
yang dimiliki oleh UMKM di Bogor sebagaimana yang terlihat pada Tabel 2
Tabel 1.1 Analisis Strategi Faktor Internal (IFAS) UMKM di Bogor
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
I. KEKUATAN 0.5
636______ a. Mempunyai keinginan yang kuat untuk 0,15 4 0,60
mengetahui legalitas usaha
b. Mempunyai keinginan yang kuat untuk 0,20 4 0,8
mengetahui hukum bisnis
c. Keinginan untuk mengembangkan usaha 0,15 3 0,45
d. Usaha yang dijalankan menghasilkan produk 0,10 3 0,30
yang kreatif
II. KELEMAHAN 0.5
a. Belum memahami tentang legalitas usaha 0,15 2 0,3
b. Belum memahami tentang hukum bisnis 0,10 2 0,2
c. Tidak mempunyai akses berkenaan dengan 0,05 1 0,05
legalitas usaha
d. Tidak mempunyai akses berkenaan dengan 0,20 1 0,20
hukum bisnis
JUMLAH 1,0 2,9
Interpretasi : Berdasarkan matriks IFAS di atas maka diperoleh nilai skor sebesar 2,90

Tabel 1.2 Analisis Strategi Faktor Internal (IFAS) UMKM di Bogor


Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor
I. PELUANG 0,5
a. Produk UMKM dikenal masyarakat 0,15 4 0,6
b. SDM yang mau belajar 0,10 4 0,4
c. Akses untuk pelatihan legalitas dari IBIK 0,15 4 0,6
d. Promosi usaha secara online 0,05 3 0,15
e. Tempat penjualan strategis 0,05 3 0,15
II. ANCAMAN 0,5 0
a. Pesaing bisnis yang memiliki legalitas usaha 0,35 2 0,7
b. Perubahan iklium usaha 0,35 2 0,7
c. Trend cepat berubah 0,30 1 0,30
JUMLAH 1,0 3.6
Intrepretasi: Berdasarkan matrik EFAS di atas maka di peroleh nilai skor sebesar 3.6
Catatan:
Bobot Keterangan Rating untuk peluang dan ancaman
0,20 Sangat kuat Nilai 4: Peluang yang paling besar
0,15 Di atas rata-rata Nilai 3 : Peluang yang besar
0,10 Rata-rata Nilai 2 : Ancaman yang cukup besar
0,05 Di bawah rata-rata Nilai 1 : Ancaman yang paling besar
Implementation of
Total Skor Faktor Internal Business Law for
Small Business
4,0 Kuat 3,0 Rata-rata 2,0 Lemah 1,0

Tinggi Pertumbuhan Pertumbuhan melalui Penciutan melalui turn


melalui integrasi integrasi horizontal around
vertical

Stabilitas Pertumbuhan melalui Divestasi


Total Skor integrasi horizontal
Faktor Strabilitas (Tidak ada
perubahan profit
______637
Eksternal
3,0 strategi)
Pertumbuhan Pertumbuhan melalui Likuidasi
melalui diversifikasi diversifikasi
konsentrik konglomerat

Sedang
Gambar 1.3Internal dan Eksternal Matriks
Berdasarkan semua analisis tersebut di atas, merupakan situasi yang sangat
menguntungkan. UMKM memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
2,0
peluang yang ada. UMKM pada masa akan datang akan menghadapi tingkat persaingan
yang cukup berat, terutama masuknya pesaing asing Produk dalam pasar bebas.
Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat, UMKM harus lebih agresif
merebut konsumen yang justru sebagian besar masih dalam taraf switcher. Strategi yang
layak diterapkan meliputi
Rendah semua strategi berkenaan dengan legalisasi usaha. Pemahaman
atas aspek legalisasi usaha akan membuaat UMKM dapat lebih berkembang dan menarik
perhatian konsumen.
Tabel 1.4 Analisis SWOT
1,0
STRENGHT (S): WEAKNESS (W):
1. Mempunyai keinginan yang 1. Belum memahami tentang
kuat untuk mengetahui legalitas usaha
legalitas usaha 2. Belum memahami tentang
2. Mempunyai keinginan yang hukum bisnis
kuat untuk mengetahui 3. Tidak mempunyai akses
hukum bisnis berkenaan dengan legalitas
3. Keinginan untuk usaha
mengembangkan usaha 4. Tidak mempunyai akses
4. Usaha yang dijalankan berkenaan dengan hukum
menghasilkan produk yang bisnis
kreatif
STRATEGI SO: STRATEGI WO:
1. Strategi agresif untuk 1. Efisiensi operasional.
meningkatkan pangsa pasar 2. Kerjasama dengan IBIK
dengan memiliki legalitas untuk melaksanakn pelatihan
OPPORTUNITIES (O): usaha. terkait legalisasi usaha
1. Produk UMKM dikenal 2. Meningkatkan pemasaran 3. Peningkatan mutu usaha
masyarakat di pasar baru memiliki dengan pemahaman terkait
2. SDM yang mau belajar legalitas usaha. hukum bisnis melalui
3. Akses untuk pelatihan legalitas 3. Meningkatkan promosi pelatihan
dari IBIK secara online terkait
4. Promosi usaha secara online legalisasi usaha yang
5. Tempat penjualan strategis dimiliki
THREATS (T): STRATEGI ST: STRATEGI WT:
1. Pesaing bisnis yang memiliki 1. Peningkatan kualitas dan 1. Pengembangan jaringan
legalitas usaha kuantitas pemasaran pelayanan baru berbasis
2. Perubahan iklium usaha berbasis usaha yang telah usaha yang etlah mempunyai
3. Trend cepat berubah mempunyai legalitas. legalitas.
2. Menerapkan strategi 2. Pengembangan produk
pemasaran “jemput bola” berbasis usaha yang etlah
berbasis usaha yang etlah mempunyai legalitas
mempunyai legalitas.
Sumber: Hasil analisis (2021)
Implementation of Pada dasarnya pemerintah telah giat melakukan sosialisasi terkait IUMK. IUMK adalah
Business Law for tanda legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu dalam bentuk izin
Small Business usaha mikro dan kecil dalam bentuk naskah satu lembar. IUMK diiharapkan dapat
memberikan kepastian hukum dan menjadi sarana pemberdayaan bagi pelaku usaha
mikro dan kecil dalam mengembangkan usahanya. Usaha mikro dan kecil yang dimaksud
adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro dan kecil yang diatur dalam UU No.20/2008
Sejak awal tahun 2019, sudah disosialisasikan bahwa pengurusan IUMK sebagai
izin usaha dalam Sektor Perkoperasian dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat
638______ melalui Online Single Submission (OSS). Yang harus diingat adalah pelaku usaha memiliki
alamat e-mail yang aktif dan password yang mudah diingat. Serta no. HP yang bisa
dihubungi. Berikut adalah link untuk mendaftar melalui OSS :
https://www.oss.go.id/oss/. Lokasi usaha harus sesuai dengan alamat di KTP dan KK,
karena berkaitan dengan surat pengantar dari RT atau RW. Jika tidak sesuai, maka surat
pengantar baru harus dibuat atau pilihan lain adalah membuat KTP dan KK yang
alamatnya disesuaikan dengan lokasi usaha. Camat setempat sudah diberikan wewenang
oleh dari Bupati atau Walikota setempat untuk bisa memberikan IUMK. Pemberian
wewenang juga dapat dilakukan oleh Bupati dan Walikota kepada Lurah/Kepala Desa
sesuai dengan karakteristik wilayah.
Tabel 1.4 menjelaskan hasil identifikasi dalam analisis SWOT dan strategi yang dapat
diambil di UMKM di Bogor

PENUTUP
Beberapa simpulan kajian ini adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pemahamam UMKM di Bogor terkait legalisasi usaha besar, namun masih
banyak yang belum mengurus legalisasi usaha.
2. Tingkat pemahaman UMKM di Bogor terkait hukum bisnis (merek, kemasan,
pemasaran produk) besar, namun masih banyak yang belum mengurus legalisasi
usaha.
3. Dalam mensikapi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki,
strategi yang dapat dilakukan, diantaranya : efisiensi operasional, kerjasama dengan
IBIK untuk melaksanakan pelatihan terkait legalisasi usaha, dan peningkatan mutu
usaha dengan pemahaman terkait hukum bisnis melalui pelatihan.

DAFTAR PUSTAKA
Afifah. 2012 Analisis Bantuan Modal dan Kredit bagi Kelompok UMKM Kota
Semarang.
Agung Wibowo. 2009. Analisis Kinerja dan Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan
Produk di Kabupaten Bogor Studi Kasus CV. Anugerah Jaya, Desa Suka Makmur,
Ciomas https://core.ac.uk/download/pdf/32346647.pdf
Amor. 2010. Kajian Strategi Pemasaran Industri Produk (Studi Kasus di Desa Ciomas,
Kabupaten Bogor.
Anwar Arifin. 1984. Strategi Komunikasi. Armilo. Bandung.
Anwar Prabu Mangkunegara, A Prabu. 2005. Evaluasi kinerja sumber daya manusia.
Aditama. Bandung
Anwar Prabu Mangkunegara, 2014, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Azril Amor. 2006. Kajian Strategi Pemasaran Industri Kecil Produk (Studi Kasus di Desa
Ciomas, Kabupaten Bogor). Penelitian ini dimuat pada Jurnal MPI Vol. 1 No. 2.
September 2006,
David Hunger dan Thomas Wheleen, 2003.Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit
ANDI,
Dewi Kasita. 2009. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Produk dengan metode
Full Costing (Studi Kasus: UKM Galaksi Kampung Kabandungan Ciapus, Bogor),
https://core.ac.uk/download/pdf/32374074.pdf
Dhamaeria, Vita. 2014. Analisis Pengaruh Keunikan Desain Kemasan Produk Implementation of
Berdasarkan Kondusivitas Store Environment, Kualitas Display Produk terhadap Business Law for
keputusan pmbelian impulsive Small Business
Dwi Asdono Basuki. 2013. Teknologi dan Produksi Produk. Citra media. Yogjakarta
Edi Sutrisno. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Kencana. Jakarta.
Entas, Sefrika. 2017. Implementasi Knowledge Manajemen Pada UMKM Sentra
Pengrajin Produk Kota Batu Ciomas. Kabupaten Bogor.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jtk/article/download/1475/1110
Ermayani. 2010. Analisis Pengembangan Kluster Bisnis Produk (Studi Kasus Industri
Produk di Bogor ______639
Hardi Utomo Kontribusi Soft Skill Dalam Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan. Jurnal
Among Makarti, Vol.3 No.5 Juli 2010
Husein Umar, Strategik Manajemen InAction (Jakarta: PT. Gramedia Pustakama, 2003)
Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah
Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah.
Kertajaya, Hermawan. 2020.Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan
Global. Gramedia. Jakarta
Kotler dan Amstrong. 2003 Manajemen Pemasaran. Edisi kesembilan. PT Indeks
Gramedia. Jakarta
Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Marisa, Winda. 2015. Formula Strategi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, di Sentra
Industri Produk Cibaduyut. Bandung
https://repository.telkomuniversity.ac.id/home/catalog/id/101861/slug/formulas
i-strategi-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-di-sentra-industri-Produk-
cibaduyut.html
Ma’mun Sarma. 2014. Pengembangan Industri Kecil dan Rumah Tangga Alas Kaki
dalam Menuju Keberlanjutan Usaha dan Menghadapi China-ASEAN Free Trade
Agreement. Penelitian ini dimuat pada Manajemen IKM, Feb 2014 (67-75) Vol 9 No.
1, ISSN 2085-8418 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/
Muhammad Suearsono. 2013. Manajemen strategic : Konsep dan alat Analisis (Edisi 5)
UPP STIM YKPN. Yogjakarta
Muhammad Jaharnsyah 2013. Rumusan Strategi Pengembangan Ekspor UKM Produk
di Surabaya dengan Menggunakan Pendekatan ANP. Penelitian ini dimuat pada
Jurnal Metris Vol 14, No 2 (2013).
Muhammad Gilang Rezqi. 2014. Analisis Model Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah Di Bidang Produk Dengan Menggunakan Pendekatan Business Model
Canvas Studi Kasus : UMKM “GZL” dan UMKM “ASJ” Di Kota Bandung Pada
Tahun 2014.
Nurendah, Y., & Rainanto, B. H. (2019, May). The Analysis of Shoes Marketing Mix in
Style Successful Benefits SMEs of Shoes Product in Bogor. In 1st International
Conference on Economics, Business, Entrepreneurship, and Finance (ICEBEF 2018). Atlantis
Press.
Sulistiono, A., & Mulyana, M. (2010). Strategi Pengembangan Pemasaran Ukm
Pengrajin Sepatu Sandal. Hasil Penelitian Peneliti Muda, Marketing Corner
http://mmulyana. wordpress. com, diakses tanggal, 15.
Mulyana, M. (2012). Consumer Behaviour: Sukses Dengan Memahami Konsumen.
Nuri Evelina. 2012. Analisis Tingkat Resiko Ergonomi dan Keluhan Subjektif
Musculoskeletal Disordes Pada Pengtrajin Produk di Bengkel Produk Tata
Kampung Ciomas Bogor
Peter and Olson. 2008. Consumer Behaviour and Marketing Strategy. McGraw-Hill.
Singapore. Terjemahan
Porter, Michael, E. 2008. Strategi Bersaing (Competitive strategy).Tanggerang: Karisma
Publishing Group.
Implementation of Stanhope and Lancaster. 2004. Community Public Health Nursing. Mosby. St Louis-
Business Law for Missouri. Terjemahan
Small Business Setiawan Hari Purnomo. 1996. Manajemen Strategi : Sebuah Konsep Pengantar.
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. Penerbit Andi. Yogjakarta

Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah


Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah,
PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil,
640______ UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Anda mungkin juga menyukai