Kelompok 3 - Islam Dan Sains

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

AYAT-AYAT AL-QUR’AN YANG MENJELASKAN TENTANG

SAINS

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Islan dan Sains
Dosen Pengampu:

Ali Nu Rofiq, S.Th.l.,M.Ag

Disusun Oleh :

FAJAR DINDA MARETA 23403106

SITI FTIMATUZZARAH 23403107

MOH.AFIKUL DWI ZULIROM 23403110

MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat, taufiq, hidayah, serta
karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam kami curhakan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya , sahabat, tabi’in, serta para ulama dan
seluruh umatnya telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman
sekarang yang terang benderang yakni agama Islam.Disini, kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung kami dalam
pembuatan makalah ini, terutama kami berterima kasih kepada bapak Ali Nur
Rofiq, S.Th.,l.,M.Ag selaku dosen Islam dan Sains.

Dalam makalah ini, kami akan memaparkan sesuatu mengenai ayat-ayat al


– qur’an tentang sains. Terlepas dari itu semua, kami selaku penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, karena kami sadar bahwa hasil
kerja kelompok kami ini masih sangat jauh dari kata sempurna dan tulisan kami
juga masih banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun pemaparan bahasan.
Akan tetapi, saya berharap semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca.

Kediri,11 Februari 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan Masalah....................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
A. Pengertian al – qur’an dan sains.........................................................................6
B. Prinsip-Prinsip Dasar Kegiatan Ilmiah dalam al-Qur’an.................................7
C. Implikasi Ilmu Sains di dalam ayat ayat Al-Quran.........................................10
BAB III...............................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................12
Kesimpulan.................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ide penyatuan agama dan sains hingga gagasan tentang pengembangan sains
yang berbasis agama, pada kenyataannya sudah mengerucut dan telah sampai
pada terbentuknya bangunan keilmuan (scientific building) dalam bentuk
paradigma ilmiah (scientific paradigm), seperti paradigma Islamisasi Ilmu,
paradigma Reintegrasi Keilmuan, paradigma Integrasi Interkoneksi, dan lain-lain.
Dengan sampainya pada tahap ini, maka diskusi mengenai apa kelebihan dan
kelemahan dari masing-masing ide dan gagasan itu menjadi tidak menarik.
Diskusi dan pembahasan menjadi beralih kepada signifikansi masing-masing
paradigma keilmuan itu dalam melahirkan sains baru yang menempatkan agama
sebagai bagian tak terpisahkan dalam bangunan keilmuannya. Sementara
persoalan yang hingga saat ini masih membayang-bayangi setiap program
pengembangan sains adalah bahwa sains harus secara ketat memenuhi standar dan
etika ilmiah.

Untuk maksud itu, sains mesti dapat terhindar dari subjektivitas ilmuwan dan
lebih-lebih intersubjektivitas tradisi dan budaya tertentu. Jika kemudian
pengembangan sains harus berbasiskan agama, sudah tentu persoalannya akan
jauh lebih rumit; yang paling awal adalah semakin besarnya peluang akan lahirnya
“sains semu” atau yang disebut dengan “pseudosains” yang tentu saja tidak
saintifik, namun lebih dari itu, agama yang merupakan ‘medan’ berbuat baik dan
benar, menjadi setara dengan sains yang berposisi saling melengkapi, saling
mengoreksi, dan saling membenarkan. Seiring dengan perkembangan demikian,
dalam konteks Islam al-Qur’an sebagai sumber pokok agama lalu menjadi pusat
perhatian dalam pola pengembangan sains baru tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kesinambungan Islam dan Sains
2. Bagaimana Prinsip Dasar dalam Kajian Ilmiah
3. Bagaima Implkasi sains di dalam Ayat-ayat Al-Qur’an

4
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui kesinambungan Islam dan Sains
2. Mengetahui Prinsip Dasar dalam Kajian Ilmia
3. Mengetahui Impliasi Sains di dalam Ayat-ayat Al-Qur’an

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian al – qur’an dan sains

Kata Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan pengetahuan manusia


tentang alam yang diperoleh sebagai konsensus para pakar, melalui penyimpulan
secara rasional mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data pengukuran
yang diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam. Sedangkan teknologi
adalah himpunan pengetahuan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam
yang diperoleh dari penerapan sains, dalam kerangka kegiatan yang produktif
ekonomis.

Pada ilmu-ilmu sains atau ilmu umum memiliki tujuan untuk


meningkatkan kehidupan yang ada didunia, sedikit berbeda dengan ilmuilmu
agama yang memiliki tujuan untuk membimbing manusia agar dapat
melaksanakan segala sesuatu baik perintah maupun menjauhi larangan dari sang
Maha Pencipta dan memiliki tujuan agar seseorang tidak salah dalam memilih alur
hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.1

Al-Qur’an, sebagai kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan


yang bersifat praktis. Oleh sebab itu, secara obyektif, al-Qur’an bukanlah
ensiklopedi sains dan teknologi apalagi al-Qur’an tidak menyatakan hal itu secara
gamblang. Akan tetapi, dalam kapasitasnya sebagai huda li al-nas, al-Qur’an
memberikan informasi stimulan mengenai fenomena alam dalam porsi yang
cukup banyak, sekitar tujuh ratus lima puluh ayat.

Bahkan, pesan (wahyu) paling awal yang diterima Nabi SAW mengandung
indikasi pentingnya proses investigasi (penyelidikan). Informasi alQur’an tentang
fenomena alam ini, menurut Ghulsyani, dimaksudkan untuk menarik perhatian
manusia kepada Pencipta alam Yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana dengan
mempertanyakan dan merenungkan wujud-wujud alam serta mendorong manusia
1
Ainul Yaqin, “INTEGRASI AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM PEMBELAJARAN SAINS (BIOLOGI)
BERDASARKAN PEMIKIRAN IAN G. BARBOUR,” SPEKTRA : Jurnal Kajian Pendidikan Sains 6, no. 1 (4
Juni 2020): 79, https://doi.org/10.32699/spektra.v6i1.119.

6
agar berjuang mendekat kepada-Nya. Dalam visi al-Qur’an, fenomena alam
adalah tanda-tanda kekuasaan Allah. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap alam
itu akan membawa manusia lebih dekat kepada Tuhannya.2

Meski demikian tetap perlu ditegaskan bahwa al-Qur’an adalah kitab


petunjuk beragama, bahkan bagi para Mukmin, al-Qur’an secara keseluruhan
menjadi keimanan, yang tidak ada keraguan di dalamnya, maka aktivitas apapun
tidak untuk membuktikan kebenaran al-Qur’an, termasuk aktivitas ilmiah.

Maka al-Qur’an adalah petunjuk kebenaran, dan kebenaran yang


menunjukkan. Tugas seorang Mukmin adalah meneruskan dan menjalankan
petunjuk pada kehidupannya. Jika yang dimaksudkan al-Qur’an sebagai kitab
sains itu ilmuwan dapat memecahkan teka-teki ilmiah dengan berobjekkan al-
Qur’an,36 maka menjadi hilang sifat al-Qur’an sebagai petunjuk kebenaran. Al-
Qur’an adalah subjek (petunjuk), yang membacanya tetap dengan kesadaran
bukan merupakan objek bacaan biasa. Al-Qur’an, bahkan bukan juga semacam
kitab ensiklopedi sains, yang dilihat berisi isu-isu sains. Tetapi dengan adanya
ayat, signal dan tanda yang berkaitan dengan fenomana alam, mestinya diartikan
bahwa al-Qur’an memberikan kode (etik)37 dengan mengarahkan manusia
menuju keimanan kepada Allah dengan cara menyambut undangannya untuk
mengembangkan sains, dengan mengamati fenomena alam, memikirkan dan
merenungkan atas ragam fenomena yang terjadi di alam semesta.3

B. Prinsip-Prinsip Dasar Kegiatan Ilmiah dalam al-Qur’an

Atas dasar pandangan al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan (sains dan


teknologi), dapat dirumuskan beberapa prinsip dasar yang menopang dan
memantapkan kegiatan ilmiah manusia sebagai berikut.

1) Prinsip Istikhlaf

2
Jamal Fakhri, “SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’AN DAN IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN,” no. 01 (2010): 123124.
3
Mohammad Muslih, “Al-Qur’an dan Lahirnya Sains Teistik,” TSAQAFAH 12, no. 2 (30 November
2016): 269, https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v12i2.756.

7
Prinsip istikhlaf merupakan salah satu prinsip dasar yang
digariskan oleh al-Qur’an dalam mendukung dan memantapkan kegiatan
imiah. Konsep istikhlaf ini berkaitan erat dengan fungsi kekhalifahan
manusia. Dalam Islam, konsep kekhalifahan memiliki sifat yang multi
dimensional.
Pertama, konsep kekhalifahan telah menempatkan manusia
sebagai pengatur dunia ini dengan segenap kemampuan yang dimilikinya.
Untuk itu, imanusia dibekali dengan dua kekuatan pokok, wahyu Allah
dan kemampuan berpikir (akal). Apabila dua kekuatan itu dipergunakan
sebagaimana mestinya, maka manusia akan meraih keberhasilan dalam
kehidupan kini dan kehidupan nanti.
Kedua, sebagai khalifah Allah, manusia58 adalah makhluk yang
paling bertanggung jawab terhadap Allah dibandingkan makhluk-makhluk
lainnya. Tanggung jawab ini merupakan konsekuensi logis dari anugerah
kemampuan dan kekuatan yang dimilikinya.
Ketiga, sebagai khalifah Allah, manusia adalah makhluk yang
memiliki peranan penting untuk mengolah potensipotensi alam semesta.
Manusia paling berperan dalam mengelola seluruh aspek kehidupan, baik
aspek fisik, sosial, dan spiritual yang didasarkan pada hukum-hukum
Allah. Sungguhpun demikian, karena pusat kehidupan alam semesta ini
adalah Allah (Dia yang menciptakan, menggerakkan segala sesuatu, dan
mengawasinya), bukan manusia, maka manusia memiliki kemampuan
terbatas.
2) Prinsip Keseimbangan
Prinsip dasar lainnya yang digariskan oleh al-Qur’an adalah
keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, spiritual dan
material. Prinsip ini dibahas secara luas dan mendalam di dalam al-Qur’an
dengan mengambi berbagai bentuk ungkapan. Manusia disusun oleh Allah
dengan susunan dan ukuran tertentu, lalu diperuntukkan bumi ini dengan
kehendak-Nya untuk memenuhi kebutuhan susunan yang membentuk
manusia itu. Dengan demikian, al-Qur’an menghendaki terwujudnya
keseimbangan yang adil antara dua sisi kejadian manusia (spiritual dan

8
material) sehingga manusia mampu berbuat, berubah dan bergerak secara
seimbang.

3) Prinsip Taskhir
Taskhir juga merupakan prinsip dasar yang membentuk pandangan
al-Qur’an tentang alam semesta (kosmos). Dan, tidak dapat dipungkiri,
manifestasi prinsip ini ke dalam kehidupan riil manusia harus ditopang
oleh ilmu pengetahuan. Alam semesta ini (langit, bumi, dan seisinya) telah
dijadikan oleh Allah untuk tunduk kepada manusia. Allah telah
menentukan dimensi, ukuran, dan sunnah-sunnah-Nya yang sesuai dengan
fungsi dan kemampuan manusia dalam mengelola alam semesta secara
positif dan aktif.
Tetapi, bersamaan dengan itu, al-Qur’an juga meletakkan nilai-
nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara manusia dan alam
semesta. Oleh sebab itu, al-Qur’an sangat mengecam ekspoitasi yang
melampaui batas. Prinsip taskhir yang ditopang oleh penguasaan ilmu
pengetahuan dan metodologinya merupakan faktor kondusif bagi manusia
dalam membangun bentuk-bentuk peradaban yang sesuai dengan cita-cita
manusia dan kemanusiaan.
4) Prinsip Keterkaitan antara Makhluk dengan Khalik
Prinsip penting lainnya adalah keterkaitan antara sistem
penciptaan yang mengagumkan dengan Sang Pencipta Yang Maha Agung.
Ilmu pengetahuan adalah alat yang mutlak untuk memberikan penjelasan
dan mengungkapkan keterkaitan itu.
Ilmuwan-ilmuwan Muslim klasik telah menghabiskan sebagian
besar umurnya untuk mengadakan pengamatan dan penelitian terhadap
fenomena alam dan akhirnya mereka sampai kepada kesimpulan yang
pasti dan tidak dapat dipungkiri bahwa sesungguhnya di balik semua
realitas yang diciptakan (makhluk) pasti ada yang menciptakan. Proses
penciptaan yang berada pada tingkat sistem yang begitu rapih, teliti, serasi,
tujuannya telah ditentukan, dan keterikatannya terarah, pastilah bersumber
dari kehendak Yang Maha Tinggi, Maha Kuasa, dan Maha Mengatur.

9
Berdasarkan empat prinsip di atas, maka jelaslah bahwa ilmu
pengetahuan (sains dan teknologi) merupakan kebutuhan dasar manusia
yang Islami selama manusia melakukannya dalam rangka menemukan
rahasia alam dan kehidupan serta mengarahkannya kepada Pencipta alam
dan kehidupan tersebut dengan cara-cara yang benar dan memuaskan.4

C. Implikasi Ilmu Sains di dalam ayat ayat Al-Quran

Terdapat setidaknya 800 ayat dalam Al-Quran yang membahas


mengenai alam, pengetahuan, sains, dan fenomena ilmiah. Jumlah ini
terbilang sangat banyak, terutama jika dibandingkan dengan ayat-ayat
fikih yang hanya disebutkan 160 ayat.
Beberapa contoh ayat-ayat Al-Quran tentang sains dan ilmiah
sebagai berikut:
1. Q.S. Ar-Rahman ayat 20
ۚ ‫َبْيَنُه َم ا َبْرَزٌخ اَّل َيْبِغِنٰي‬

Artinya: “Di antara keduaanya ada batas yang tidak dilampaui oleh
masing-masing. (tentang luar angkasa)5
2. Q.S. Al-Anbiyah ayat 33
ۙ ‫َواْلَبْح ِر اْلَمْسُجْوِر‬

Artunya: “ Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang,


matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredaar di dalam
garis edarnya (tentang Bulan dan Bintang)6
3. Q.S. An-Nur ayat 39
‫َو ا َّلِذ ي َن َك َف ُر وا َأْع َم ا ُلُه ْم َك َس َر ا ٍب ِبِق ي َع ٍة َيْح َس ُبُه ال َّظْم آ ُن َم ا ًء َح َّت ٰى ِإ َذ ا َج ا َء ُه َلْم َيِج ْد ُه َش ْي ًئ ا‬

‫َد ال َّل َه ِع ْنَد ُه َّفا ُه ِح ا َبُه ۗ ال َّل ُه ِري ا ْل ِح ا ِب‬


‫َو َس ُع َس‬ ‫َس‬ ‫َفَو‬ ‫َوَوَج‬

4
Fakhri, “SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’AN DAN IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN,” 130–33.
5
Syamsul Dwi Maarif, “Ayat-ayat Al Quran Tentang Sains hingga Pengetahuan Luar Angkasa,”
tirto.id, diakses 14 Maret 2024, https://tirto.id/ayat-ayat-al-quran-tentang-sains-hingga-
pengetahuan-luar-angkasa-gnNv.
6
Ibid.

10
Artinya: “ Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana
fatamorgana di tanah yng datar,yang disangka air oelh orang-orang yang 7
dahaga,tetapi bila didatanginya air itu tidak mendapatinya sesuatu apapun.
(tentang fatamorgana).

7
“Al-Qur’an Surat An-Nur Ayat ke-39 | merdeka.com,” diakses 14 Maret 2024,
https://www.merdeka.com/quran/an-nur/ayat-39?screen=1.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Al-Quran dengan hakikatnya telah menjadi pedoman hidup
seorang muslim dari zaman kenabian yaitu Nabi Muhammad SAW. hingga
pada zaman sekarang. Al-Quran pula juga menjadi sumber untuk para
pendiri madzab untuk ber-ijtihad hingga melahirkan madzab seperti
sekarang ini. Di dalam kitab suci orang muslim ini juga terdapat
pemahaman tetang ilmu sains, para ulama dan pakar sains meneliti bahwa
di dalam Al-QURAN terdapat ilmu sains seperti ilmu tentang alam
semesta,tentang biologi, tentang luar angkasa ,dan masih banyak lagi yang
bisa dikulik.
Islam telah mengajarkan kehidupan untuk kita lewat firman
ALLAH SWT. Hingga kini masih dapat dikaji dari segi bahasa dan prinsip
kitap suci ini supaya relevan di zaman modern ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

“Al-Qur’an Surat An-Nur Ayat ke-39 | merdeka.com.” Diakses 14 Maret 2024.


https://www.merdeka.com/quran/an-nur/ayat-39?screen=1.
Fakhri, Jamal. “SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’AN DAN
IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN,” no. 01 (2010).
Maarif, Syamsul Dwi. “Ayat-ayat Al Quran Tentang Sains hingga Pengetahuan
Luar Angkasa.” tirto.id. Diakses 14 Maret 2024. https://tirto.id/ayat-ayat-
al-quran-tentang-sains-hingga-pengetahuan-luar-angkasa-gnNv.
Muslih, Mohammad. “Al-Qur’an dan Lahirnya Sains Teistik.” TSAQAFAH 12, no.
2 (30 November 2016). https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v12i2.756.
Yaqin, Ainul. “INTEGRASI AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM
PEMBELAJARAN SAINS (BIOLOGI) BERDASARKAN PEMIKIRAN
IAN G. BARBOUR.” SPEKTRA : Jurnal Kajian Pendidikan Sains 6, no. 1
(4 Juni 2020): 78. https://doi.org/10.32699/spektra.v6i1.119.

13

Anda mungkin juga menyukai