Jurnal Pola Asuh Orang Tua Dan Guru Dalam Upaya Mengembangkan Kepercayaan Diri Anak

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

POLA ASUH ORANG TUA DAN Pola asuh demokratis yang sesuai dengan

GURU DALAM UPAYA kebutuhan psikologi dan karakteristik anak


MENGEMBANGKAN KEPERCAYAAN sehingga mereka memiliki rasa percaya diri.
DIRI ANAK
Yana Muharom1 ,Lilis Karwati2,Ahmad
Kata Kunci : Pola Asuh, Orang Tua,
Hamdan3 Percaya Diri,
Jurusan Pendidikan Masyarakat,
Universitas Siliwangi Abstract
Email : [email protected],
[email protected],
Lack of self-confidence can affect a child's
[email protected]
growth and development. It is very
important for parents and teachers to
ABSTRAK
stimulate children's self-confidence through
Kurangnya rasa percaya diri dapat appropriate parenting so that children can
berpengaruh terhadap tumbuh kembang optimally develop their intelligence and
anak. Sangat penting orang tua dan guru talents. Children who have self-confidence
dalam merangsang kepercayaan diri anak tend to be more optimistic and desire to
melalui pola asuh yang sesuai agar anak achieve higher. The purpose of this study
dapat secara optimal dalam was to determine the parenting done by
mengembangkan kecerdasan dan bakatnya. parents and teachers in developing children's
Anak yang memiliki rasa percaya diri self-confidence. Qualitative descriptive
cenderung lebih optimis dan keinginan research methods. Research techniques
untuk berprestasi lebih tinggi. Tujuan dari interviews and field observations in order to
penelitian ini adalah untuk mengetahui Pola obtain accurate and accountable data. The
asuh yang dilakukan oleh orang tua dan guru results showed that the parenting style of
dalam mengembangkan kepercayaan diri parents and teachers in improving children's
anak. Metode penelitian Deskriptip self-confidence is the most effective
kualitatif. Teknik penelitian wawancara dan democratic parenting. This parenting style
observasi lapangan guna mendapatkan data gives more flexibility and freedom to
yang akurat dan akuntabel. Hasil penelitian children in exploring their abilities and
menunjukan bahwa Pola asuh orang tua dan developing their talents.Conclusion in
guru dalam meningkatkan rasa percaya diri developing children's self-confidence
anak yang paling efektif adalah pola asuh parents and teachers at Madrasah Ibtidaiah
demokratis. Pola asuh ini lebih memberikan at-Tarbiyah Tasikmalaya apply Democratic
keleluasaan dan kebebasan kepada anak parenting in accordance with the
dalam mengeksplor kemampuan dan psychological needs and characteristics of
mengembangkan bakatnya.Simpulan dalam children so that they have confidence.
mengembangkan rasa percaya diri anak para
orang tua dan guru di Madrasah Ibtidaiah Keywords: Parenting, Parents, Confidence,
At-Tarbiyah Kota Tasikmalaya menerapkan
Maka orang tua harus memberikan stimulus
PENDAHULUAN yang sesuai kepada anak, biarkan anak
Pola asuh orang tua dalam
bereksplorasi di luar ataupun di dalam
mengembangkan percaya diri anak, sangat
ruangan. Berikan anak kesempatan untuk
penting dalam membentuk,
memilih apa yang dia inginkan, tanpa harus
mengembangkan dan mencapai tugas
memaksa mereka, dengan melakukan hal
perkembangan nya, dalam mencapai tugas
tersebut anak-anak akan tahu apa kekuatan
perkembangan nya seorang anak akan
mereka hingga mereka tahu apa yang
mempunyai modal utama dan pertama
mereka kuasai.
dalam mencapai tugas perkembangan lain
Bentuk- bentuk pola asuh menurut
nya adalah dengan kepercayaan diri karna
Wibowo (dalam Wulandari, 2019) antara
dengan demikian anak dapat menjadi sosok
lain:
yang mampu mengeluarkan potensi diri
1). Pola asuh otoriter Orang tua sering kali
serta mampu menyesuaikan dengan
membuat keputusan sendiri tanpa
lingkungan sekitarnya. Secara epistimologi
menghiraukan perasaan anak. Anak harus
kata “pola” diartikan sebagai cara kerja, dan
mengikuti aturan-aturan dan kemauan yang
kata “asuh” berarti menjaga, merawat,
dibuat oleh orang tuanya. Orang tua secara
mendidik membimbing, membantu, melatih
ketat akan terus mengawasi perilaku anak,
anak yang berorientasi menuju kemandirian.
serta menghukum anak jika melanggar
Dalam merumuskan sebuah keluarga
aturan.
impian tentu setiap individu masyarakat
2). Pola asuh demokratis Pola asuh
golongan agama dan suku adat mempunyai
demokratis bertolak belakang dengan pola
penilaian dan kriteria atau konsep tersendiri
asuh otoriter. Orang tua senantiasa
dengan sosial agama dan budayanya dalam
melibatkan anak dalam setiap
merumuskan Bagaimana keluarga yang
peraturanperaturan yang dibuat, serta orang
penuh ketenangan harmonisan dan
tua memberikan anak kebebasan untuk
kesejahteraan yang dipenuhi cinta kasih
mengemukakan pendapatnya, serta
sayang akan akan tercapai. Pola asuh yang
menentukan tujuan hidupnya. Orang tua
baik adalah ketika pola asuh tersebut sesuai
membangun komunikasi dan hubungan yang
dengan karakteristik anak, ketika orang tua
harmonis bersama anak.
ingin meningkatkan kepercayaan diri anak.
3). Pola asuh permisif Jenis gaya oleh guru tidak selalu dimengerti oleh
pengasuhan ini yang ditandai dengan semua murid terkadang murid yang duduk
ketentuan ringan dan responsive yang tinggi. di bangku paling belakang proses
Orang tua yang permisif cenderung banyak penerimaan informasi akan berebda dengan
menyayangi tetapi memberikan sedikit murid yang duduk dibangku depan, hal ini
arahan dan peraturan. banyak murid yang malu akan bertanya
Gaya pengasuha demokratis kepada gurunya yang mengakibatkan tidak
merupakan penerapan untuk dilakukan bisa menmenyesuaikan dengan lingkungan
orang tua demi mendidik atau merawat disekitranya serta tergusurnya rasa
anak, karena kasih sayang orang tua sangat kepercaya diri anak pada lingkungan
diperlukan oleh anak. Orang tua yang pembelajaran yang sedang berlangsung.
demokratis merupakan pemeliharaan yang Alangkah baiknya seorang guru
memberi kehangatan pada anak tetapi orang memperhatikan pada seluruh murid yang
tua juga harus memperhatikan perilaku berada di kelas untk memperhatikan
anak. Sehingga orang tua tidak ragu keadaan semua murid, baik yang berada di
mengendalikan anak (Djamarah, 2014 dalam bangku belakang atau di depan dengan cara
Mantali, 2018). ini penyampaian informasi akan rata dan
Pola asuh demokratis lebih murid dapat menyesuaikan diri dengan
menekankan pada mengajak kelompok atau lingkungan di sekolah. Tidak bisanya
anggota keluarga untuk mengambil menyesuaikan diri dengan lingkungan
keputusan dalam keluarga melalui mengakibatkan seorang anak ketakutan
musyawarah dan mufakat. Pola asuh kepada gurunya dikarenakan takut salah
demokratis ini akan memberikan bantuan dalam memebrikan jawaban atau pertanyaan
atau nasehat kepada anggota keluarga. yang ada didalam dirnya, bahkan mempuyai
Orang tua adalah pembelajaran dasar bagi rasa atau akan dipermalukan oleh satu kelas
pembentukan moral anak dalam masyarakat, ketika mengutakan pendapat
bertanggung jawab dalam mengasuh anak Dalam situasi yang di jelaskan di
dan menyebarkan akhlak (Hall, 2016). atas siswa merasa kurang percaya diri dalam
Pada pembelajaran yang mengikuti kegiatan belajar pembelajaran
dilaksanakan oleh sekolah atau kelembagaan akan menyebabkan diri nya tertinggal, tidak
penerapan pemebalajaran yang disampaikan interaktif, bersikap fasif, tidak mau bertanya
Ketika tidak memahami materi yang di pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai
ajarkan, tidak mau untuk belajar baik di lawannya adalah eksperimen) dimana
sekolah maupun di rumah. Dalam hal ini peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
orang tua harus hadir untuk mengelola si teknik pengumpulan data dilakukan secara
buah hati agar tidak terjerumus dalam triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
kemalasan belajar dan kemalasan-kemalasan induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
yang lain nya melalui pola asuh yang di kualitatif lebih menekankan makna dari
terapkan oleh masing masing orang tua pada generalisasi.
tersebut sehingga tidak terjadi anak tidak Dalam pengambilan subjek
percaya diri dalam melakukan sesuatu penelitian peneliti menggunakan teknik non
terlebih dalam kegiatan belajar mengajar di probability sampling atau sampling
sekolah dan kegiatan yang lain nya. purposive adalah teknik penentuan sampel
Untuk upaya meningkatkan dengan ketentuan tertentu. dan pada
kepercayaan diri pada anak orang tua dan kesempatan ini . Maka dari itu peneliti
guru perlu menerapkan pola asuh yang tepat menentukan kriteria sampling sebagai
bagi anak, agar bisa lebih mandiri dan berikut :
optimal dalam mengembangkan bakatnya. 1. Kepala Madrasah Ibtidaiyah At-tarbiyah
Berdasarkan uraian permasalahan diatas 2. Wali Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah At-
peneliti tertarik untuk mengambil judul tarbiyah
“Pola Asuh Orang Tua dan guru Dalam 3. Orang tua kelas 1
Upaya Mengembangkan Percaya Diri 4. Guru Madrasah Ibtidaiyah At-tarbiyah
Anak” (Studi pada siswa kelas 1 MI A- Dalam peroses penelitian ini akan
tarbiyah Kota Tasikmalaya) lebih menggambarkan suatu keadaan yang
didukung dengan data yang diperoleh 9 dari
METODOLOGI pustaka ataupun lapangan dengan Teknik
pengumpulan data menggunakan Interview
Penelitian ini menggunakan metode
(wawancara), Observasi, dan Dokumentasi.
kualitatif. Dalam Sugiyono (2017, hml. 9)
metode penelitian kualitatif adalah; metode HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti Pola Asuh Demokratis
Pola asuh orang tua yang demokratis
prososial, status sosial, suku, agama atau
selalu mengajarkan anak untuk bekerja
ras, dan tidak memisahkan peserta didik atas
sama. Kerja sama adalah syarat penting
dasar apapun.
untuk kelangsungan hidup. Tanpa kerja
sama dan rasa memiliki, keseimbangan Pola asuh memberikan kebebasan kepada
hidup terganggu, ketika anak-anak bersama, anak untuk mengeluarkan pendapatnya,
mereka dapat dengan mudah melakukan apa yang diinginkannya tanpa
mengungkapkan apa yang mereka inginkan melewati batas atau aturan yang telah
tanpa tersinggung. Pendapat Harlock (1994) ditetapkan oleh orang tuanya. Pola asuh
“pola asuh demokratis adalah pola asuh demokratis adalah pola asuh yang
yang ditandai dengan pengakuan orang tua mengutamakan kepentingan anak tetapi
terhadap kemampuan anak-anaknya, dan tidak segan-segan mengontrolnya. Orang tua
kemudian anak diberi kesempatan untuk dengan perilaku ini bersifat rasional dan
tidak selalu tergantung kepada orang tua.” selalu mendasarkan tindakannya pada akal
Orang tua juga memberi pemahaman kepada atau pikiran. Orang tua tipe ini juga
anak bahwa, misalnya, hidup ada karena memberikan kebebasan kepada anaknya
kebersamaan. Orang tua tidak bisa hidup untuk memilih dan bertindak serta
sendiri, karena itu membutuhkan anak untuk memperlakukan anaknya dengan hangat.
tumbuh bersama. Misalnya, jika orang tua memutuskan untuk
Pendidikan demokratis diartikan sebagai mengetuk pintu saat memasuki kamar orang
pendidikan berdasarkan nilai-nilai tua, menjelaskan dan mengajak anak
demokrasi dan pedagogi harapan. berdiskusi tentang hal-hal yang tidak boleh
Pendidikan demokratis adalah pembelajaran dilakukan anak, seperti tidak keluar kamar
yang terstruktur untuk menciptakan mandi dalam keadaan telanjang, anak juga
lingkungan yang kritis dan aman, dianjurkan untuk berkompromi atau belajar
mendorong dialog dan partisipasi semua berkomunikasi.
pihak. Pendidikan demokratis dengan nilai- Indikator Pola Asuh Demokratis
nilai demokrasi, yaitu pendidikan dengan Berdasarkan hasil penelitian ini
proses pembelajaran yang tidak membeda- menunjukan bahwa indikator pola asuh
bedakan peserta didik berdasarkan perilaku demokratis ada 3 yaitu:
1. Adanya kebebebasan yang terkendali bagi anak-anak nya dan selalu
Disini yang di maksud dengan memperhatikan kebutuhan yang di
adanya kebebesan terkendali adalah butuhkan oleh anaknya, misalnya
dimana anak di berikan orangtua orangtua selalu memberikan pujian
kebebasan, misalnya dalam memilih kepadanya jika anak melakukan hal-
mainan kesukaannya, orangtua hal yang baik, menolong teman
memberi kebebasan kepada anak, misalnya, orangtua juga selalu
tetapi dalam hal sewajarnya, memberikan teguran kepada anaknya
orangtua mendengarkan dan jika anaknya melakukan kesalahan
mempertimbangkan pendapat anak atau berprilaku buruk, selalu
dan mengajarkan anak untuk mengajarkan anak untuk berbagi
meminta izin jika hendak melakukan antar sesama
sesuatu.
Ciri-Ciri Pola Asuh Demokratis
2. Adanya pengarahan dari orangtua
Berdasarkan hasil penelitian ini
Yang di maksud dengan adanya
menunjukan bahwa ciri-ciri sebagai berikut:
pengarahan dari orang tua disini
adalah orangtua mendengarkan
a. Orang tua yang hangat, ditandai
pendapat anak, tapi jika anak salah
dengan adanya pemberian perhatian
dalam suatu hal orangtua lah yang
penuh, kasih sayang dan kesediaan
meluruskannya dan memberikan
untung terus-menerus memberikan
arahan agar anak terbiasa melakukan
bimbingan dan arahan kepada anak
hal yang baik, misalnya orangtua
b. Memiliki peraturan dan disiplin,
membiasakan bertanya tentang yang
yang ditandai dengan orang tua
di lakukan anak setiap hari dan
menetapkan batasan yang jelas tanpa
contoh lainnya memberikan
kaku dengan kegiatan anak,
penjelasan tentang perbuatan yang
penetapan aturan secara konsisten,
baik dan mendukung bagi anak.
melatih kemandirian dan tanggung
3. Adanya peraturan dan perhatian
jawab
Adanya bimbingan dan perhatian
c. Orang tua menjadi model bagi
dari orangtua dalam ini adalah
anaknya, yakni orangtua
orangtua selalu menjadi motivator
memberikan contoh yang baik
terhadap anak. Selain memberikan pola tertentu. Berdasarkan hasil penelitian
pengarahan kepada anak, orang tua faktor yang menjadikan orang tua memilih
juga berperan memperagakan hal-hal menggunakan pola demokratis yaitu:
yang anak butuhkan dan hal-hal yang
1. Ada kecenderungan usia orang tua.
belum dipahami oleh anak sehingga
2. Jenis kelamin orang tua.
anak mampu melihat dan melakukan
3. Orang tua modern
apa yang dilakukan oleh orang
4. Jenis kelamin anak.
tuanya.
d. Adanya pemberian hadiah dan
Penerapan Pola Asuh Demokratis
hukuman, yakni orang tua
memberikan respon positif terhadap Hasil penelitian ini menunjukan
prestasi anak, sebaliknya bahwa pola asuh demokratis memiliki
memberikan hukuman terhadap beberapa aspek dalam penerapannya, antara
kesalahan anak. lain:

Pola asuh demokratis bercirikan 1. Orang tua membuat aturan bersama


adanya kesamaan hak, anak dilatih untuk dengan anak beserta keluarga lain
bertanggung jawab atas sikap dan 2. Orang tua memprioritaskan
perilakunya. Pola asuh demokratis akan kepentingan anak akan tetapi tidak
menghasilkan anak-anak yang mandiri, ragu-ragu mengendalikan anak
memiliki kepercayaan diri, harga diri 3. Orang memberikan kepercayaan dan
yang tinggi, hangat dan penuh kasih tanggung jawab penuh terhadap anak
sayang. 4. Orang tua hanya memberikan
bantuan sewajarnya terhadap anak
Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh
5. Orang tua membantu anak dalam
pertumbuhannya, menjaga anak dalam
Orang tua belum tentu menggunakan
batas aman, serta memuat pilihan yang
satu pola saja, ada kemungkinan
tepat dan melindunginya dari situasi
menggunakan ketiga pola sekaligus atau
berbahaya secara fisik maupun
bergantian. Walaupun demikian, ada
emosional. Pendapat Saputri, (2017)
kecenderungan orang tua untuk lebih
dalam Lilis Karwati (2020) Orang tua
menyukai atau lebih sering menggunakan
harus mampu memberikan bimbingan Hurlock, E. B. (1994). Psikologi
perkembangan: Suatu pendekatan
dan arahan pada kegiatan anak,orang tua
sepanjang
menjadi fasilitator dalam pengasuhan rentang kehidupan.,Jakarta:
Erlangga
yang dapat mendukung terhadap
Karwati.L.dkk.(2020)Pendampingan Orang
kemajuan belajar anak sehingga anak tua Pada Anak Pengguna Gawai Di
menjadi tumpuan dan kebanggaan orang Satuan Pendidikan Anak Usia Dini.
Jurnal Ilmiah PTK PNF
tua
http://doi.org/10.21009/JIV.1501.4V
olume 15 Issue 1 p-ISSN: 1907-9176
IV. SIMPULAN DAN SARAN e-ISSN: 2620-5254 DOI:
doi.org/10.21009/JIV.1501.4
Kesimpulan
Maimunah, H. (2012). Pendidikan Anak
Penelitian ini mengungkap beberapa jenis Usia Dini. Jogjakarta: Diva Press.
pola asuh yang berkontribusi pada Pedak, M., & Sudrajat , H. (2009). Saatnya
pembangunan kepercayaan diri anak-anak, Bersekolah. Jogjakarta: Bukubiru.

melibatkan peran orang tua, wali kelas, dan Puspitarini. (2014). Membangun Rasa
Percaya Diri anak. Jakarta: PT. Elex
kepala madrasah. Hasil penelitian menyoroti Media Komputindo.
bahwa orang tua yang mampu menunjukkan Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
sikap menerima, memberikan penghargaan,
Bandung: Alfabeta.
dan memberikan penguatan positif memiliki
Handayani, R., Purbasari, I., & Setiawan, D.
dampak positif yang signifikan pada (2020). Tipe-Tipe Pola Asuh Dalam
Pendidikan Keluarga. Refleksi
perkembangan kepercayaan diri anak-anak.
Edukatika, 11(1), 16-23.
Keberadaan cinta, perhatian, dan dorongan Lubis, R. R., Irwanto, I., & Harahap, M. Y.
dalam hubungan orang tua-anak menjadi (2019). Increasing Learning Outcomes
faktor kunci dalam membangun and Ability Critical Thinking of
Students Through Application Problem
kepercayaan diri yang kokoh pada anak-
Based Learning Strategies.
anak. International Journal for Educational
and Vocational Studies, 1(6), 524–527
DAFTAR PUSTAKA Lubis, R. R., & Nasution, M. H. (2017).
Implementasi Pendidikan Karakter di
Madrasah. JIP (Jurnal Ilmiah
Atmosiswoyo dan Subyakto. (2022) Anak PGMI), 3(1), 15–32.
Unggul Berotak Prima, Jakarta: Rahmawati. (2018). Pola komunikasi dalam
Gramedia Pustaka Utama keluarga. Al Munzir: jurnal kajian
ilmu ilmu komunikasi dan bimbingan
islam, 11(2) 163-181
Yani, , D. (2015). Kefektifan paud inklusi
pada kesiapan anak memasuki
sekolah dasar. IKAPNFI: Jurnal
Pendidikan dan Pemberdayaan
Masyarakat, 2(1) 107-121
Zahara, F. (2017). Pengendalian Emosi
Ditinjau Dari Pola Asuh Orang tua
Pada . Kognisi Jurna,1(2) 95-109.

Anda mungkin juga menyukai