Bab1
Bab1
Bab1
PENDAHULUAN
1
2
5
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta,
2014), 311.
6
E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Rosda karya, 2007),
227.
7
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan mengatasi Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
di Indonesia (Jakarta: Prenada Media, 2003), 147.
3
8
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya Departemen
Agama RI (Semarang: Karya Toha, 2002), 273.
9
Yayan Sumaryana, Pengaruh Kepemimpinan Intruksional, 27. t.d.
10
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005), 125.
11
Abdul Haris Pito, Upaya Peningkatan Kompetensi Mengajar Guru (Jurnal Diklat
Teknis Andragogi Volume III No. 2, 2005), 37.
4
memuaskan walaupun berbagai program telah pemerintah gulirkan. Hal ini dapat
dilihat dari data Bappenas sebagaimana diungkapkan oleh Muslim pada tahun
2013 menyebutkan bahwa hasil survey yang dilakukan oleh UNESCO untuk
kualitas kinerja guru di Indonesia berada pada level 14 dari 14 negara
berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru di Indonesia masih belum
sesuai dengan yang dicita-citakan. Dengan kata lain, sebagian guru di negara kita
belum optimal melaksanakan kinerja mengajarnya sesuai dengan yang
diharapkan.12
Permasalahan utama yang dihadapi pendidikan pada jenjang madrasah
ibtidaiyah (MI) hari ini adalah terkait masih rendahnya kinerja guru. Hal tersebut
dilihat dari adanya beberapa hal berikut: a) Pada aspek perencanaan pembelajaran,
keterampilan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran seperti silabus,
RPP, prota, promes dan agenda mengajar masih belum optimal. Hal tersebut
terlihat dengan adanya guru yang dari tahun ke tahun masih menggunakan
perangkat pembelajaran yang sama. Masih terdapat guru yang belum mampu
menyusun perangkat perencanaan pembelajaran berbasis kurikulum 2013. Kondisi
tersebut diperparah dengan adanya kondisi guru yang dalam membuat
perencanaan pembelajaran mengandalkan jasa orang lain; b) Pada aspek
pelaksanaan pembelajaran, pemahaman guru tentang strategi pembelajaran masih
rendah, kurangnya kemahiran guru dalam mengelola kelas, rendahnya motivasi
mengajar, guru kurang disiplin, rendahnya komitmen guru terhadap profesi, serta
rendahnya kemampuan guru dalam manajemen waktu; c) Pada aspek
melaksanakan evaluasi pembelajaran, guru dalam membuat soal masih terpaku
bahkan plagiat dari buku paket dan LKS, guru dalam membuat soal belum
menguasai tingkatan kognitif sebagaimana teori kognitif yang dikemukakan
Bloom dan Anderson, guru masih kesulitan menurunkan indikator pembelajaran
menjadi indikator soal lalu membuat soal yang tepat sesuai kompetensi yang
hendak dicapai, guru tidak melakukan analisis butir soal evaluasi belajar sehingga
dari tahun ke tahun masih menggunakan soal yang sama, guru dalam melakukan
12
Edi Rismawan, Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru
terhadap Kinerja Mengajar Guru (Jurnal Administrasi Pendidikan Volume 22 Nomor 1: 114-132,
April 2015), 115.
5
13
Wawancara dan observasi kelas dengan Aceng, S.Pd.I (Kamad MIN 2 Purwakarta) dan
R. Isep saepulloh, S.Ag Purwakarta (Kamad MIN 1 Purwakarta), Senin 15 Mei 2017.
14
Yayan Sumaryana, Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah, 34. t.d.
15
Uhar Suharsaputra, Administrasi pendidikan, 125.
16
Uhar Suharsaputra, Kepemimpinan Inovasi Pendidikan (Bandung: Refika Aditama,
2016), 161.
6
agen perubahan (change agent), negosiator (spokes person), dan sebagai pembina
(coach).17
Dalam studi mengenai kepemimpinan kekinian berkembang
kepemimpinan transformasional dalam bidang pendidikan. Teori kepemimpinan
transformasional merupakan pendekatan terakhir yang biasa pula dikatakan gaya
kepemimpinan mutakhir yang hangat dibicarakan selama dua dekade terakhir ini.
Konsep awal mengenai kepemimpinan dikemukakan oleh Mac Gregor Burns yang
menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah proses di mana
pimpinan dan bawahan berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi
yang tinggi. Artinya pemimpin transformasional mencoba membangun kesadaran
para bawahan dengan menyerukan cita-cita yang besar dan moralitas yang tinggi
seperti kejayaan, kebersamaan dan kemanusiaan.18
Karakter kepemimpinan transformasional merupakan salah satu model
atau gaya kepemimpinan yang pernah dicontohkan Rasulullah SAW sebagaimana
ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya berikut:
q h hğ hhhh h hûhûَ hğ l iûh h̀ h hkxhh h fhûi ğ ih ûi h h̀ h ûhğ
̖ ˊǞ jĿŬ Ĭ ŋŬJb ŋj
Ň˖ _źȎ وĬ AźŁŋŽ ǽŴ ųjɉĹŶŏ ńCźŎ =jĬ ^jźŎKǍjűȲ ů ǽ ʼnŪů
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al-Ahzab: 21).19
17
Munawaroh, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional
terhadap Kinerja Guru (Jurnal Ekonomi Bisnis Vol. 16 No. 2: 136-144, Juli 2011), 136.
18
Bahar Agus Setiawan & Abd. Muhith, Transformational Leadership Ilustrasi di Bidang
Organisasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2013), 100.
19
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 595.
7
20
Siti Fatimah, Manajemen Kepemimpinan Islam dan Aplikasinya dalam Organisasi
Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2015), 40.
21
Jim Allen McCleskey, Situational, Transformational, and Transactional Leadership
and Leadership Development (Journal of Business Studies Quarterly Volume 5 Number 4: 117-
130, 2014), 124.
8
22
Wawancara dengan guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Purwakarta, Senin
22 Mei 2017.
23
Tokhibin & Wuradji, Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah,
Kompetensi, Motivasi dan Kedisiplinan Guru Terhadap Kinerja Guru SMK (Jurnal Akutabilitas
Manajemen Pendidikan Volume 1 Nomor 2: 308-321, 2013), 316.
24
Indra Kharis, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Studi Pada Karyawan Bank
Jatim Cabang Malang (Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 3 No. 1: 1-9, Maret 2015), 1.
25
Donald P. Moynihan, et. al., Setting the Table: How Transformational Leadership
Fosters Performance Information Use (Journal of Public Administration Research and Theory
Volume 22 Number 1: 143-164, 2011), 147.
26
Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2015), 67.
27
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah, Bahan Pembelajaran
Supervisi Akademik (Surakarta: LPPKS, 2011), 8.
9
h̀ i ûh h h̀ ihûh h h qh h i hh ğ̀
̍ źŰšhŧȩĵŲ źųŰšȬ ̌ ǻ jȼjļɦ ĵŲAŋjŬ ̋ ǻh Şjjŧɳh ůűûȲ žûŰŠ ˯
Artinya:
(10) Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi
(pekerjaanmu); (11) yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-
pekerjaanmu itu); (12) mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-
Infithar: 10-12).28
28
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 876.
29
Daryanto & Tutik Rachmawati, Supervisi Pembelajaran (Yogyakarta: Gacva Media,
2015), 191.
30
Daryanto & Tutik Rachmawati, Supervisi Pembelajaran, 36.
10
31
Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru
(Bandung: Alfabeta, 2013), 43.
32
Rahmi Novitasari, ”Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Mengajar Guru Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan
Conggeang , Kabupaten Sumedang” Tesis Sarjana Administrasi Pendidikan (Bandung:
Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, 2015), 2.
33
Edi Rismawan, Pengaruh Supervisi, 1.
34
Iis Yeti Suhayati, Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Budaya Sekolah dan Kinerja
Mengajar Guru (Jurnal Adminisistrasi Pendidikan Vol.17 No.1: 86-95, Oktober 2013), 86.
35
Rahmi Novitasari, Pengaruh Supervisi, 5. t.d.
11
guru, dan itu pun dirasakan belum optimal dalam meningkatkan kinerja guru.36
Dampaknya pun sangat jelas dalam hal peningkatan kinerja pun masih kurang
terlaksana dengan optimal. Terlihat dari proses belajar mengajar dikelas yang
masih belum ada inovasi dalam pembelajaran. Tetapi jika melihat kembali tujuan
dari supervisi akademik itu sendiri harusnya sudah bias menyelesaikan masalah-
masalah yang di hadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar. Melalui
kegiatan supervisi yang dilakukan kepala madrasah seharusnya guru bisa
memanfaatkan waktu tersebut untuk memperbaiki kinerjanya dan kepala
madrasah bisa meminimalisir masalah-masalah yang dihadapi guru.
Dengan adanya kondisi kepemimpinan transformasional dan supervisi
kepala madrasah yang belum optimal tersebut, maka tentunya berkontribusi pula
pada kondisi kinerja guru yang belum optimal. Dengan meninjau dan
berlandaskan latar belakang fenomena tersebut penulis merasa penting untuk
melakukan sebuah penelitian terkait permasalahan diatas. Mengingat luasnya
permasalahan yang dibahas dan untuk menjaga agar penelitian yang dilakukan
lebih terarah, penulis memfokuskan penelitian pada Madrasah Ibtidaiyah di
kabupaten Purwakarta dengan judul “Hubungan Kepemimpinan Transformasional
dan Supervisi Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru Madrasah”.
36
Observasi dan wawancara dengan guru MI Negeri di kabupaten Purwakarta, Senin 17
Mei 2017.
12
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah di atas,
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Menguji teori mengenai kepemimpinan transformasional, supervisi dan
kinerja guru.
2. Menguji hipotesis mengenai hubungan kepemimpinan transformasional dan
supervisi kepala madrasah terhadap kinerja guru.
3. Menambahkan dan melengkapi hasil riset sebelumnya mengenai
kepemimpinan transformasional, supervisi kepala madrasah dan kinerja
guru.
4. Menemukan solusi bagi permasalahan yang berkaitan dengan
kepemimpinan transformasional, supervisi kepala madrasah dan kinerja
guru.
D. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Kepala Madrasah
Kepala madrasah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan
fungsi kepemimpinan, pembinaan serta pengembangan pendidikan secara
terarah, berencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Dalam kerangka ini diperlukan jenis kepemimpinan kepala
sekolah yang tepat dan strategi dalam supervisi kepala sekolah yang efektif.
13
Selain itu penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam pembinaan atau
supervisi akademik guru serta solusi dalam berbagai permasalahan terkait
kepemimpinan pendidikan dan supervisi akademik.
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan
bagi kepala madrasah sebagai pemimpin dan manajer guna menemukan dan
menerapkan kepemimpinan yang strategis dalam memunculkan motivasi
guru sehingga kompetensi dan kinerja guru optimal. Dengan kinerja guru
yang optimal tersebut tentunya akan berkontribusi dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan dan mengurangi berbagai kendala yang
selama ini dirasa sangat mengganggu proses pencapaian mutu, dan dapat
memberi manfaat dalam memecahkan masalah khususnya meningkatkan
kualitas pendidikan.
b. Bagi Praktisi Pendidikan
Hasil Penelitian ini secara umum dapat dijadikan sebagai bahan
masukan bagi para praktisi pendidikan bahwa tujuan pendidikan nasional
akan tercapai bila didukung oleh mutu pendidikan yang baik dari kepala
madrasah, pengawas, tenaga kependidikan dan guru. Dan secara khusus
bagi kepala madrasah dan guru di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah Negeri di
kabupaten Purwakarta.
d. Bagi Peneliti selanjutnya
1) Dapat dilakukan penelitian pada aspek di luar dari variabel yang
diteliti sehingga dapat menjadi rekomendasi bagi lembaga pendidikan
madrasah dalam membuat strategi yang lebih tepat dalam upaya untuk
lebih meningkatkan kinerja guru.
2) Mendapatkan informasi baru mengenai hubungan kepemimpinan,
supervisi dan kinerja guru dalam meningkatan kualitas pembelajaran
dan mutu pendidikan.