ASKEP PEB Maternitas-1
ASKEP PEB Maternitas-1
ASKEP PEB Maternitas-1
Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. K
Dengan Preeklampsia Berat” ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya.
Tujuan dibuatnya makalah ini, kami harap dapat menambah pengetahuan kami
lebih mendalam mengenai Keperawatan Maternitas 2.
1. Ns. Musripah, M. Kep, Selaku Kepala Program Studi D-3 Keperawatan Institut
Kesehatan Hermina.
2. Ns. Suryani Hartati, M. Kep., Sp. Kep. Mat, Selaku Dosen Mata Kuliah
Keperawatan Maternitas 2.
Kami mengetahui bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami harapkan adanya kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat
memberikan kelancaran tugas kami selanjutnya dan dapat berguna bagi semua
pihak.
i
Kloter 2 Lantai 6 RS Jatinegara
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................................
4.2 Saran.................................................................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kehamilan serta persalinan merupakan suatu peristiwa alamiah dan hal yang
sangat penting setiap ibu yang sedang menunggu proses kelahiran bayinya. Meskipun
persalinan merupakan peristiwa fisiologis namun setiap proses persalinan yang terjadi
beresiko mengalami komplikasi selama persalinan. Hal tersebut dapat membantu
kondisi baik ibu maupun bayi selama persalinan berlangsung sehingga mengakibatkan
terjadinya kematian pada ibu dan bayi (Winancy, 2019).
Masalah preeklamsia tidak hanya berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan,
namun juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat disfungsi endotel di
berbagai organ. Dampak jangka panjang pada bayi yang dilahirkan ibu dengan
preeklampsia antara lain bayi akan lahir prematur sehingga mengganggu seluruh
pertumbuhan organ bayi. Sampai dengan diketahui saat ini penyebab preeklampsi
1
belum pasti, beberapa faktor risiko yang menjadi dasar perkembangan kasus
preeklampsi diantaranya adalah usia, primigravida, multigravida, jarak antar
kehamilan, janin besar dan kehamilan dengan janin lebih dari satu (POGI, 2016).
Perubahan kondisi pasca persalinan pada setiap ibu dengan preeklampsia tidak
sama, hal ini mempengaruhi proses kondisi ibu selama mengalami perubahan tersebut.
Kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan selama masa nifas mempengaruhi
kebutuhan ibu baik secara fisiologis maupun psikologisnya. Dengan memberikan
asuhan pada masa nifas diharapkan mampu memenuhi kebutuhan tersebut sehingga
ibu dapat melakukan dan meningkatkan kemampuan secara mandiri terhadap
perubahan yang terjadi pasca melahirkan (Rusniati, 2017).
2
Berdasarkan uraian diatas dan kejadian komplikasi yang banyak memberi dampak
terhadap ibu dan bayi, maka kelompok membuat, “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Preeklampsia Berat”.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai konsep
asuhan keperawatan maternitas 2 pada pasien dengan preeklampsia berat.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari preeklampsia berat.
2. Untuk mengetahui etiologi dari preeklampsia berat.
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari preeklampsia berat.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari preeklampsia berat.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari preeklampsia berat.
6. Untuk mengetahui pathway dari preeklampsia berat.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari preeklampsia berat.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari preeklampsia berat.
9. Untuk mengetahui komplikasi dari preeklampsia berat.
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan preeklampsia berat.
3
1.4 Manfaat Penulisan
A. Bagi Kelompok
Kelompok dapat mengasah berpikir kritis dalam membuat dan menjalankan asuhan
keperawatan pada pasien dengan preeklampsia berat.
B. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperluas pengetahuan tentang
asuhan keperawatan maternitas pada pasien dengan preeklampsia berat.
C. Bagi Institusi
Sebagai sarana pendidikan bagi peserta didik untuk lebih memahami asuhan
keperawatan maternitas pada pasien dengan preeklampsia berat.
4
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Sampai dengan saat ini penyebab utama preeklamsia masih belum diketahui
secara pasti. Beberapa ahli percaya bahwa preeklamsia diawali dengan adanya
kelainan pada plasenta, yaitu organ yang berfungsi menerima suplai darah dan nutrisi
bagi bayi selama masih dalam kandungan.
5
Teori lain menjelaskan preeklampsia sering terjadi pada Primigravida,
Kehamilan Post Matur/Post Term serta Kehamian Ganda. Berdasarkan teori teori
tersebut preeklamsia sering juga disebut “Deseases Of Theory”. Beberapa landasan
teori yang dapat dikemukakan diantaranya adalah (Nuraini, 2011):
1) Teori Genetik
2) Teori Imunologis
Preeklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan jarang timbul pada
kehamilan berikutnya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada kehamilan pertama
pembentukan antibodi pemblokiran terhadap antigen plasenta tidak sempurna.
6
6) Riwayat keluarga dengan preeklampsia.
1) Preeklampsia Ringan
Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 140/90 MmHg atau lebih
dengan posisi pengukuran tekanan darah pada ibu baik duduk maupun telentang.
Protein Uria 0,3 gr/lt atau +1/+2. Edema pada ekstermitas dan muka serta diikuti
kenaikan berat badan > 1 Kg/per minggu.
2) Preeklampsia Berat
Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 160/110 MmHg atau lebih.
Protein Uria 5 gr/lt atau lebih, terdapat oliguria (Jumlah kuran urin dari 500 cc per 2
jam) serta adanya edema pada paru serta sianosis. Adanya gangguan serebral,
gangguan visus dan rasa nyeri pada epigastrium.
Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah yang disertai dengan retensi
air dan garam. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada
beberapa kasus, lumen aretriola sedemikan sempitnya sehingga nyata dilalui oleh satu
sel darah merah. Jadi jika semua arteriola di dalam tubuh mengalami kejang maka
tekanan darah akan naik, sebagai upaya untuk mengatasai peningkatan tekanan perifer
agar oksigen jaringan dapat dicukupi. Sedangkan peningkatan berat badan dan edema
yang disebabkan oleh penimbunan udara yang berlebihan dalam ruangan interstisial
belum diketahui alasannya, mungkin karena retensi udara dan garam. Proteinuria
dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerolus.
7
sehingga terjadi kerusakan endotel, bocornya arteriola disertai pendarahan mikro
tempat endotel.
Tanda klinis utama dari preeklampsia adalah tekanan darah yang terus
meningkat, peningkatan tekanan darah mencapai 140/90 mm Hg atau lebih atau sering
ditemukan nilai tekanan darah yang tinggi dalam 2 kali pemeriksaan rutin yang
terpisah. Selain hipertensi, tanda klinis dan gejala lainnya dari preeklamsia adalah:
1) Tekanan darah sekurang - kurang 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik pada
dua kali pemeriksaan berlangsung selama 15 menit menggunakan lengan yang sama.
2) Trombositopenia: trombosit < 100.000/mikroliter.
3) Nyeri di daerah epigastrik/regio kanan atas perut.
4) Edema Paru.
5) Didapatkan gejala neurologi: stroke, nyeri kepala, gangguan visus.
6) Oligohidramnion.
8
2.6 Pathway Preeklampsia Berat
9
2.7 Pemeriksaan Penunjang Preeklampsia Berat
10
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada preeklampsia
adalah sebagai berikut (Abiee, 2012):
1) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan menghapusan darah:
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar hemoglobin normal untuk wanita
hamil adalah 12-14 gr %).
b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol %).
c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3).
b. Urinalisis
Ditemukan protein dalam urin.
c. Pemeriksaan Fungsi hati
B. Kardiotografi
11
Menurut (Pratiwi, 2017) penatalaksanaan pada preeklamsi adalah sebagai berikut:
3) Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat lemak dan garam.
4) Pemenuhan kebutuhan cairan Jika jumlah urine < 30 ml/jam memberikan cairan
infus Ringer Laktat 60-125 ml/jam.
Pantau tanda-tanda kelahiran persiapan kelahiran dengan induksi partus pada usia
kehamilan diatas 37 minggu.
Komplikasi yang terberat dari preeklampsia adalah kematian ibu dan janin, namun
beberapa komplikasi yang dapat terjadi baik pada ibu maupun janin adalah sebagai
berikut (Marianti, 2017):
1) Bagi Ibu
a. Sindrom HELLP (Hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit rendah),
adalah sindrom rusaknya sel darah merah, meningkatnya enzim hati, dan rendahnya
jumlah trombosit.
12
e. Gangguan pembekuan darah, komplikasi yang timbul dapat berupa pendarahan
karena kekurangan protein yang diperlukan untuk pembekuan darah, atau sebaliknya,
terjadi penggumpalan darah yang menyebar karena protein tersebut terlalu aktif.
f. Solusio plasenta, lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum kelahiran dapat
mengakibatkan perdarahan serius dan kerusakan plasenta, yang akan membahayakan
keselamatan wanita hamil dan janin.
g. Stroke hemoragik, kondisi ini ditandai dengan pecahnya pembuluh darah otak akibat
tingginya tekanan di dalam pembuluh darah tersebut. Ketika seseorang mengalami
pendarahan di otak, sel-sel otak akan mengalami kerusakan karena adanya penekanan
dari gumpalan darah, dan juga karena tidak mendapatkan pasokan oksigen akibat
terputusnya aliran darah, kondisi inilah yang menyebabkan kerusakan otak atau
bahkan kematian.
2) Bagi Janin
a. Prematuritas.
b. Kematian Janin.
d. Asfiksia Neonatorum.
13
BAB 3
Seorang Ibu bernama Ny. K berusia 37 tahun, beragama islam dan suku Betawi dgn P3A0 pasca sectio
Caesarea di RS Hermina Jatinegara pada tanggal 12/11/2023 pukul 13.00, dtg pada usia kehamilan 35
minggu, bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan BB : 20,46gr PB: 45cm dan jumlah perdarahan 250cc
saat sc. Dilakukan pengkajian pada tgl 13/11/2023, pasien tampak lemas, mengatakan pusing dan nyeri.
Hasil pemeriksaan TTV, TD : 119/76mmHg, nadi: 92x/menit, irama teratur dan teraba kuat, pengisian
kapiler <2dtk, suhu: 36,5°c, konjungtiva:, sklera anikterik, ibu memiliki riwayat Hipertensi selama hamil
serta penggunaan obat rutin adalat oros 1x20mg stlh makan, tidak ada kelainan jantung, tidak merokok
ataupun miras dan pernah menggunakan KB suntik pada kehamilan pertama. Ibu mengatakan riwayat
imunisasi TT satu kali pada usia kehamilan 20mg. Pemeriksaan pernapasan suara nafas bronchovesikuker,
nafas dalam dan teratur, rr: 20x/mnit, tidak ad batuk. Ibu mengatakan nyeri di area perut bawah bekas area
operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5, nyeri hilang timbul kurang dr 1 menit.
Nafsu makan ibu baik tidak kesulitan menelan atau mual, BB rata rata sblm hamil 64kg dan setelah hamil
70kg dgn TB 156cm, ibu mengatakan porsi makan dihabiskan namun belum BAB bising usus 4 terakhir
BAB sblm SC, ibu mengatakan tidak pernah hemoroid. Pola urin ibu terkontrol, sudah satu kali BAK jumlah
250cc kuning jernih dan tidak ada keluhan. Pemeriksaan muskuloskeletal, ibu sudah mampu beraktifitas
seperti mandi, BAK sendiri dan bergerak/jalan jalan, ekstrimitas simetris, tampak edema pada kaki dan
14
Pemeriksaan dada, Ibu mengatakan asi belum keluar dan mengatakan bayi belum melekat pada puting ibu,
payudara membesar dan tidak edema, areola tampak hitam- membesar dan tidak ada lecet, puting tampak
eksverted, kolostrum belum keluar, terdapat sumbatan asi dan ibu belum memberikan asi pada bayi.
Pemeriksaan abdomen, TFU: satu jari dibawah pusat, kontraksi sekali disebelah kanan, konsistensi uterus
sedikit tegang, luka bekas operasi jahitan tampak rapih, tidak ada tanda infeksi atau kemerahan. Pemeriksaan
genital, lochea tampak rubra warna merah kehitaman jumlah ⅛ softex nifas dan tidak bau.
Perinium ibu utuh, tidak ada tanda REEDA dan episiotomi. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb:
11.8gr/dl; Leukosit: 21.43 10^3uL; 321 10^3u/L; HT: 35,1% dan urine protein +3gr/dl. Pasien menanyakan
tentang penyakitnya karena riwayat PEB 3 kali dan eklampsi 1 kali setelah kehamilan pertama, namun sudah
sedikit mengerti ttg pre-eklampsia nya. Penatalaksanaan pasien mendapatkan terapi: Asam mefenamat
500mg (1TAB setelah makan bila nyeri), Dopamet 2x250 mg (pagi sore setelah makan), adalat oros 1x30mg
(setelah makan) pct 1gr dlm 100ml larutan. Ketrolac 30 mg/ml injeksi (bila nyeri).
15
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU PASCA PARTUM
A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 12/11/2023 Jam Masuk : 07.00 wib
Ruang /Kelas : 605 A No. Kamar : 605 A
Tgl. Pengkajian : 13/11/2023 Jam : 08.00 wib
1. Identitas
Nama Pasien : Ny K Nama Suami : Tn B
Umur :37 thn U m u r :39thn
Suku/Bangsa :Betawi Suku/Bangsa : betawi
Agama : islam A g a m a : islam
Pendidikan: Smk Pendidikan : Stm Pekerjaan : karyawan swasta
Pekerjaan : IRT Alamat/Telp :Jl cempaka 2 rt 06/01 cikunir timur
Alamat /Telp: jl cempaka 2 rt 06/01 cikunir timur
1. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama ( saat ini ) : Pasien mengeluh nyeri diarea perut bawah ,belum keluar
asi ,mengeluh bengkak pada ekstremitas ,mengeluh pusing ,ibu mengatakan bayi nya belum
melekat pada asi/puting ,pasien sudah mengerti sedikit tentang preklamsianya
Kehamilan Persalinan An
ak
An Komplik
a Umur asi Keadaa
Kehamil n
k Penyul Jen Penolon Penyul Nifas Jeni B P
k an &
it is g it s B B
e umur
sekar
ang
17
d. Riwayat Keluarga Berencana
( KB ) Melaksanakan KB :√ Ya
Tidak
Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan : IUD Pil Suntik √
: tidak ada
18
Keluhan : belum bab
b) BAK
Frekuensi : 1× x/hari
Karakteristik urine : kuning
Keluhan : Tidak ada
3) Personal Hygiene
a) Mandi
Frekuensi :2 x/hari
b) Oral hygiene
Frekuensi : 2 x/hari
c) Rambut
Frekuensi :1 x/hari
4) Pola Aktifitas/Istirahat dan Tidur
Jenis pekerjaan : IRT/ tidak bekerja
19
Lama bekerja :tidak bekerja
Hobbi : tidak ada
Pembatasan karena kehamilan/kondisi : PEB
Kegiatan waktu luang : tidak ada
Keluhan dalam beraktifitas : tidak ada
Aktifitas kehidupan sehari-hari : (√)mandiri tergantung Tidur
siang : (√)ya tidak
Lama tidur :3-4 jam
Keluhan/masalah tidur :Tidak ada
Kebiasaan sebelum tidur : Berdoa
5) Pola Kebiasaan Yang Mempengaruhi Kesehatan :
a) Merokok : ya tidak(√)
Frekuensi : Jumlah :
Lama pemakaian :
b) Minuman keras : ( )ya tidak(√)
Frekuensi :
Jumlah :
Lama pemakaian :_
7) Riwayat Psikososial
Perencanaan kehamilan : Direncanakam
Perasaan pasien & keluarga tentang kehamilan dan persalinan :pasien
dan keluarga menerima dengan perasaan bahagia
20
Penghasilan per bulan : Rp 250.000 – Rp 500.000
√□ > Rp 1.000.000
21
Edema : ya tidak(√)
□ wheezing □ vesikuler/normal
c. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut
Gigi : □ caries □
tidak(√) Stomatitis : □ ya
(√) tidak
22
Muntah : □ ya (√) tidak
□ kuning □ hitam
d. Neurosensori
Status mental : (√)orientasi □ disorientasi
Memakai kaca mata : □ ya (√) tidak
23
Sakit kepala :(√) ya □ tidak
24
e. Sistem Endokrin
Gula darah :Tidak ada mg/dl
f. Sistem Urogenital
BAK
□ kloasma gravidarum
h. Sistem Muskuloskeletal :
Kesulitan dalam pergerakan : □ ya (√)
25
Pemberian ASI : □ ya (√) tidak, bila ya jam setelah
Pembengkakan : □ ya (√)tidak, nyeri □ ya □ tidak
J. Perut/Abdomen :
26
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Penatalaksananan
- Asam mefenamat 500mg (1TAB setelah makan bila nyeri),
- Dopamet 2x250 mg (pagi sore setelah makan)
- adalat oros 1x30mg (setelah makan)
- pct 1gr dlm 100ml larutan.
- Ketrolac 30 mg/ml injeksi (bila nyeri).
Pengelompokan Data
27
- ibu dgn riwayat HT selama hamil dan penggunaan
obat rutin adalat oros 1x20mg stlh makan, TD :
-ibu mengatakan pusing dan lemas
119/76mmHg, nasi: 92xmnt, rr:20xmnt
- ibu dgn riwayat PEB 3 kali dan eklampsi 1kali
setelah kehamilan pertama
7. Analisa Data
Cp.1.B
No Da Masal Etiolo
. ta ah gi
1. DS :ibu mengatakan nyeri Nyeri Prosedur Operasi
perut skala 5
29
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
30
C. RENCANA KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)
Diagnosa Tujuan
Keperawatan Dan
Tanggal N Rencana
o (PES) Kriteria Hasil Tindakan
13/11/2023 1. Nyeri b.d Prosedur Setelah dilakukan O: 1) identifikasi karakteristik
Operasi d.d ibu intervensi nyeri
mengatakan nyeri perut keperawatan selama
2) identifikasi skala nyeri
PQRST : p/luka op; 2x24 jam maka
q/seperti ditusuk-tusuk; diharapkan tingkat T: 3) berikan lingkungan yang
r/abdomen sebelah nyeri menurun dengan nyaman
kanan bawah; s/skala 5; KH:
t/ hilang timbul <1mnt E: 4) ajarkan teknik non-
- Keluhan nyeri farmakologis untuk
berkurang mengurangi nyeri
- Skala
menurun K: 5) kolaborasi pemberian
analgesik
Setelah dilakukan
intervensi O:1)Identifikasi faktor risiko
keperawatan selama kehamilan
2x24 jam maka 2) identifikasi riwayat obtetris
diharapkan tingkat
cedera menurun T:3)Berikan kesempatan
dengan KH: bertanya
32
- Kejadian 4) sediakan materi sesuai
cedera edukasi
menurun
E:5)Jelaskan risiko janin
mengalami kelahiran prematur
6) Anjurkan melakukan
perawatan diri untuk
meningkatkan Kesehatan
7) Anjurkan ibu untuk
beraktivitas dan beristirahat
yang cukup
33
D. CATATAN KEPERAWATAN
Tanggal No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan Nama Jelas
Waktu
DK.
13/11/2023 1 mengidentifikasi karakteristik nyeri
08.00 Rh: PQRST : p/luka op; q/seperti ditusuk-tusuk;
r/abdomen sebelah kanan bawah; s/skala 5; t/ hilang
timbul <1mnt
mengidentifikasi skala nyeri
Rh skala 5
mm berikan lingkungan yang nyaman
Rh: pasien tampak nyaman
kolaborasi pemberian analgesik
Rh: Ketrolac 30 mg/ml injeksi
08.30 2.
memonitor kondisi mammae dan puting
Rh: Payudara membesar dan tidak edema, areola
tampak hitam- membesar dan tidak ada lecet, puting
tampak eksverted, kolostrum belum keluar, terdapat
sumbatan asi
menedukasi tujuan, prosedur dan manfaat tindakan
Rh: pasien mengerti dan menyetujui kontrak yang
akan datang untuk pijat laktasi
1
11.30
2 memposisikan ibu dgn nyaman
Rh: bed pasien ditegakkan pasien posisi duduk
12.00 melakukan pijat laktasi
Rh: pasien memahami cara pijat laktasi dan merasa
nyaman setelah
08.30
1.
mengidentifikasi skala nyeri
Rh pasien mengatakan sudah tidak nyeri
mengajaran teknik non farmakologis tarik napas
dalam
Rh: pasien masih ingat teknik Tnd
memberikan lingkungan yang terapeutik
Rh: pasien tampak nyaman ketika diturunkan suhu
3. lingkungan
3
monitor kondisi mammae dan puting
Rh: areola mammae tampak ada sisa dr asi, asi sudah
byk yg keluar, puting tidak lecet. Ibu mengatakan bayi
kenyang karena asi banyak yg dikeluarkan saat ke
ruang bayi
memposisikan ibu dgn nyaman
Rh: bed pasien ditegakkan pasien posisi duduk
melibatkan keluarga
BAB 4
4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
5
4.2 Saran
2. Bagi Masyarakat
a. Sebaiknya ibu merencanakan kehamilannya pada waktu yang tepat, yaitu 20-
35 tahun.
b. Ibu hamil agar tidak melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat.
7
DAFTAR PUSTAKA
Hartati & Maryunani. (2015), Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien Post
Sectio
Caesarian.