Jurnal Dimas

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

PEMANFAATAN CITRA LANDSAT UNTUK ANALISIS DEFORESTASI HUTAN

DI KABUPATEN BANTUL

Yulianto, Dimas. 1, Sunaryo, Dedy Kurnia. 2, Noraini, Alifah . 3


123
Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Malang
[email protected]

ABSTRAK

Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Yogyakarta yang memiliki
wilayah hutan dan dijadikan sebagai penyumbang oksigen dipermukaan bumi. Setiap tahun hutan mengalami
banyak perubahan yang meliputi bentuk dan luasanya. Fenomena ini muncul seiring dengan bertambahnya
kebutuhan dan permintaan terhadap lahan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan pembangunan. Hal
tersebut menyebabkan terjadinya deforestasi atau perubahan wilayah hutan menjadi wilayah non hutan. Oleh
sebab itu dibutuhkan informasi penurunan hutan pada setiap tahunya.
Penilitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan lahan dan penurunan kawasan hutan yang ada di
Kabupaten Bantul dari tahun 2002 sampai tahun 2018. Metode yang digunakan adalah metode Classification
Supervised untuk mengetahui deforestasi hutan dan metode NDVI yang digunakan untuk mengetahui
kerapatan vegetasi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah deforestasi yang terjadi di Kabupeten Bantul, tahun 2002
ke 2008 yaitu sebesar 75,902 Ha, tahun 2008 ke tahun 2013 sebesar 176,92 Ha dan tahun 2013 ke tahun
2017 sebesar 367,46 Ha. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa setiap tahun hutan di Kabupaten Bantul
mengalami deforestasi sedangkan kawasan non hutan mengalami peningkatan.

Kata kunci : Deforestasi, Wilayah Hutan, Classification Supervised dan NDVI

1. PENDAHULUAN metode. Diantaranya menggunakan metode


pengukuran terestrial (pengukuran langsung) dan
metode teknologi penginderaan jauh.
1.1 Latar Belakang
Hutan adalah suatu areal yang luas dikuasai
oleh pohon, tetapi hutan bukan hanya sekedar 1.2 Rumusan Masalah
pohon. Termasuk didalamnya tumbuhan yang kecil Berdasarkan uraian latar belakang dan
seperti lumut, semak belukar dan bunga-bunga masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan
hutan. Hutan dimanfaatkan untuk kebutuhan sebagai berikut :
maupun kegiatan manusia diantaranya, sebagai a. Bagaimana perubahan tutupan hutan
daerah rekreasi, penghasil kayu, sarana olah raga, Kabupaten Bantul pada tahun 2002
studi biologi, riset dan lain sebagainya (Puspita dkk, hingga tahun 2017.
2014). b. Berapa luas hutan yang mengalami
Setiap tahunya hutan mengalami banyak deforestasi di Kabupaten Bantul dari
perubahan yang meliputi bentuk dan luas. Salah satu tahun 2002 hingga tahun 2017.
fenomena dalam pemanfaatan hutan adalah adanya 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
alih fungsi lahan (konversi). Fenomena ini muncul
seiring dengan bertambahnya kebutuhan dan Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
permintaan terhadap lahan, baik dari sektor adalah sebagai berikut :
pertanian maupun dari sektor non-pertanian akibat a. Untuk mengetahui perubahan tutupan
pertambahan penduduk dan kegiatan pembangunan. hutan di Kabupaten Bantul dengan
Fenomena alih fungsi lahan terjadi akibat menggunakan citra Landsat.
transformasi struktural perekonomian dan b. Untuk mengetahui perubahan deforestasi
demografis, khususnya di negara-negara hutan di Kabupaten Bantul.
berkembang (Kustiawan, 1997). Manfaat yang ingin di capai dari
Untuk mengidentifikasi perubahan lahan di penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kabupaten Bantul dapat menggunakan beberapa

1
a. Sebagai sumber informasi bagi B. Citra Satelit Landsat 7 ETM perekaman, 18
Departemen Kehutanan untuk Juni 2008
mengetahui perubahan deforestasi hutan C. Citra Satelit Landsat 8 perekaman, 24 Juni
menggunakan citra Landsat di Kabupaten 2013
Bantul. D. Citra Satelit Landsat 8 perekaman, 5 Mei
b. Sumber informasi untuk masyarakat 2017
umum. E. Peta Administrasi Kabupaten Bantul Skala 1
: 25000
1.4 Batasan Masalah Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi:
Batasan masalah dalam penelitian ini 1. Perangkat Keras (hardware)
melingkupi diantaranya sebagai berikut : a. Laptop
a. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten b. GPS Handheld
Bantul. c. Alat tulis
b. Data yang digunakan dalam penelitian ini d. Kamera
adalah data citra satelit Landsat 7 dan 8 2. Perangkat Lunak (software)
tahun 2002, 2008, 2013 dan 2017. a. Software ER-Mapper 7.1
c. Data pendukung yang digunakan adalah peta b. Software ArcGIS 10.3
kawasan hutan tahun 2008 dari Dinas c. Envi 4.5
Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten d. Frame And Fill for windows 32
Bantul.
d. Metode yang digunakan adalah metode
NDVI dan Supervised Clasification dengan 2.3 Diagram Alir Penelitian
menggunakan software Er-mapper dan Adapun tahapan-tahapan penting dalam
ArcGis penelitian dapat dilihat pada gambar diagram alir
e. Hasil akhir merupakan analisis dari peta berikut ini:
tutupan lahan Kabupaten Bantul tahun 2002,
2008, 2013 dan 2017 dalam kaitanya dalam
deforestasi hutan.
f. Informasi yang diberikan berupa informasi
umum sesuai dengan informasi yang
dibutuhkan.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Lokasi penelitian


Lokasi penelitian berada di Kabupaten Bantul,
Propinsi Yogyakarta. Secara geografis letaknya
berada pada koordinat antara 7044’04”LS -
8000’27”LS 110012’34”BT - 110031’08” BT dengan
batas wilayah yaitu :

 Sebelah Utara :Kota Yogyakarta dan


Kabupaten Sleman
 Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Kidul
 Sebelah Selatan : Samudra Hindia
 Sebelah Barat : Kabupaten Kulon Progo

2.2 Alat dan Bahan


Data yang dibutuhkan dalam penelitian meliputi:
A. Citra Satelit Landsat 7 ETM perekaman, 01
Mei 2002

2
sistem koordinat yang terkait dengan bumi
itu sendiri.
e. Croping Citra
Dalam penelitian kali ini
pemotongan citra akan dilakukan dengan
menggunakan peta administrasi Kabupaten
Bantul.
f. RMS Error ≤ 1 Piksel
Pengecekan akurasi dimaksudkan
untuk menguji model transformasi yang
digunakan untuk koreksi citra.
g. NDVI (Normalized Difference Vegetation
Index)
NDVI merupakan salah satu metode
yang digunakan untuk menganalisis vegetasi
yang ada dipermukaan bumi. Metode NDVI
menggunakan kombinasi dua saluran yang
dapat mendeteksi tingkat kerapatan vegetasi.
h. Supervised Clasification
Supervised Clasification merupakan
proses klasifikasi dengan menggunakan data
latih sesuai dengan informasi kelas yang
dimiliki oleh pengguna. Data latih
digunakan untuk mengklasifikasikan piksel
yang belum diketahui identitasnya ke dalam
kelas tertentu sesuai Informasi pengguna.
Gambar 2.1 Diagram Alir i. Tahap Analisis Data
Berdasarkan hasil pengolahan citra
yang telah dikoreksi dan dian alisa tersebut
2.4 Penjelasan Diagram Alir kemudian dilakukan overlay dari citra hasil
interpretasisehingga dapat menentukan
Secara garis besar, tahapan penelitian ini perubahan penggunaan tutupan lahan,
menjelaskan tentang diagram alir pelaksanaan yang perubahan kerapatan vegetasi, dan
dirangkum sebagai berikut. perubahan deforestasi hutan dari parameter-
a. Tahap Pengumpulan Data parameter yang digunakan.
Pada tahap ini yang dilakukan j. Uji Akurasi
adalah mengumpulkan data-data yang Uji akurasi dilakukan untuk menguji
berkaitan dengan studi kasus penelitian. tingkat keakuratan hasil interpretasi. Selain
b. Gap Fill Citra itu cek lapangan juga dilakukan untuk
Pengisian bagian citra yang kosong mencari informasi yang dibutuhkan guna
yang disebabkan sensor Scan Line melengkapi parameter-parameter lapangan
Coreector pada landsat 7 mati atau disebut dengan melakukan pengamatan pada titik
SLC-OFF sampel
c. Komposit Citra
Merupakan penggabungan band- 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
band yang ada pada citra untuk meningkatan
kualitas visual citra agar informasi penting 3.1 Hasil Perhitungan Nilai NDVI
yang diperlukan dapat lebih ditonjolkan dan
memudahkan dalam proses interprestasi Perhitungan nilai NDVI yang dapat dirumuskan
citra. dengan mengurangi kanal inframerah dekat dengan
d. Koreksi Geometrik kanal merah, kemudian membaginya dengan kanal
Koreksi geometrik diberikan agar inframerah dekat yang ditambahkan kanal merah.
bentuk citra digital yang bersangkutan Indeks ini memiliki rentang nilai antara -1 sampai
menjadi lebih representative dan memiliki dengan 1. Pada citra NDVI, pewarnaannya
mempunyai komposisi yang seimbang antara warna

3
abu-abu, hitam dan putih. Hasil perhitungan pada hingga tahap pengklasteranya. Besarnya perubahan
citra tahun 2002 sampai taun 2017 menghasilkan pertahunya dapat dilihat dalam tabel berikut.
nilai indeks vegetasi terendah terdapat pada citra Tabel 3.3 Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Bantul
satelit tahun 2008 dengan nilai -0,962 dan nilai Kelas
Perubahan Tutupan Lahan (Ha)
indeks vegetasi tertinggi terjadi pada tahun 2017 2002 ke 2008 2008 ke 2013 2013 ke 2017
dengan nilai indeks sebesar 0,841. Hasil pengamatan Hutan -75,902 -176,93 367,46
lebih jelasnya dapat terlihat pada tabel berikut : Permukiman 11,7678 263,792 374,5877
Tabel 3.1 Hasil Nilai Indeks Vegetasi Sawah 64,1303 -75,159 -7,055
Dalam grafik perubahan tutupan hutan dari tahun
2002 sampai tahun 2017 sebagai berikut.

Perubahan Tutupan Hutan


3000
Klasifikasi dilakukan dengan membagi nilai

Luas (Ha)
indeks vegetasi yang didapat pada proses 2000 Hutan
transformasi dan hasil tersebut di classify pada
Aplikasi ArcGis. Pada penelitian ini dilakukan 1000 Sawah
pengkelasan menjadi tiga kelas yaitu vegetasi jarang,
vegetasi sedang dan vegetasi rapat seperti berikut. 0 Permukiman
2002 2008 2013 2017
Tabel 3.2 Pembagian kelas Kerapatan, Dephut 2003
Kisaran Nilai Estimasi Kerapatan Tingkat
Kelas 3.3 Perhitungan Deforestasi Hutan
NDVI Kanopi Kerapatan
Deforestasi adalah hilangnya tutupan hutan
1 (-1.0) sampai (0.32) < 50% Jarang secara permanen ataupun sementara. Wilayah yang
2 > (0.32) sampai (0.42) 50% - 70% Sedang sebelumnya berpenutupan tajuk berupa hutan
3 > (0.42) sampai (1.0) 70% - 100% Rapat (vegetasi pohon dengan kerapatana tertentu) menjadi
Dari hasil klasifikasi tingkat kerapatan bukan hutan. Bisa dikatakan bahwa deforestasi ini
dengan menggunakan rentang nilai NDVI perubahan adalah penggundulan hutan atau penebangan hutan
tiap tahun per kelas vegetasi dapat dilihat dalam sehingga lahan tersebut bisa digunakan untuk lainya
grafik berikut. seperti halnya untuk pertanian, perkotaan atau untuk
peternakan. Deforestasi hutan pada penelitian ini
Perubahan Kelas Vegetasi dilakukan pemisahan wilayah hutan dan wilayah non
2500 hutan tiap tahunnya untuk mempermudah
perhitungan. Perhitungan penurunan tutupan hutan
2000
secara keseluruhan dapat dilihat dalam tabel berikut.
Luas (Ha)

1500 Jarang
Sedang Tabel 3.4 Perhitungan Wilayah Hutan
1000 Tahun Luas Wilayah Hutan (Ha) S elisih (Ha)
Rapat
500 2002 2672,833
-75,902
0 2008 2596,931
2002 2008 2013 2017 -176,92
2013 2420,006

3.2 Hasil Klasifikasi Tutupan Hutan -367,46


2017 2052,5362
Klasifikasi tutupan lahan digunakan untuk
mengetahui perubahan tutupan hutan tiap tahunnya Tabel 3.5 Perhitungan Wilayah Non Hutan
di Kabupaten Bantul. Metode yang digunakan untuk Luas Non Wilayah
Tahun Selisih (Ha)
Hutan (Ha)
membuat peta tutupan lahan adalah menggunakan 2002 40,7462
metode classification supervised atau klasifikasi 75,902
secara terbimbing. Klasifikasi terbimbing 2008 116,6483
merupakan metode yang dipandu dan dikendalikan 176,92
sebagian besar atau sepenuhnya oleh pengguna 2013 293,5634
dalam proses pengklasifikasianya. Intervensi 367,46
pengguna dimulai sejak penentuan training area 2017 661,0214

4
4. PENUTUP
Perubahan Wilayah Hutan
5.1 Kesimpulan
3000 Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh
2500 kesimpulan sebagai berikut :
Luas (Ha)

2000 1. Perubahan tutupan lahan untuk wilayah non


1500 hutan dari tahun 2002 sampai dengan tahun
Hutan
1000
2017 adalah wilayah permukiman
500
meningkat sebesar 638,38 Ha, dan sawah
0
menurun sebesar 18,0845 Ha.
2002 2008 2013 2017 2. Deforestasi terjadi pada tahun 2002 ke tahun
Dari grafik diatas terlihat bahwa dari tahun 2008 yaitu sebesar 75,902 Ha, tahun 2008
2002 sampai 2017 luas hutan setiap tahunya ke tahun 2013 sebesar 176,92 Ha dan tahun
mengalami penurunan luas atau deforestas 2013 ke tahun 2017 sebesar 367,46 Ha.
NDVI berfungsi untuk mengetahui kerapatan 3. Hasil uji akurasi confusion matrix dengan 35
vegetasi yang ada pada jenis tutupan lahan titik sampel untuk tutupan lahan
khususnya wilayah hutan, agar pemerintah mendapat menghasilkan ketelitian sebesar 91,42 %
informasi mengenai area yang harus segera 5.2 Saran
ditangani. Berikut adalah persebaran hutan di Berikut adalah saran yang dapat diambil dari
wilayah Kabupaten Bantul beserta kelas vegetasinya hasil penelitian :
1. Sebelum memulai penelitian sebaiknya
3.6 Persebaran Hutan dan Kerapatan Vegetasi Tahun 2002 dilakukan penegcekan data yang ada serta
Kelas Kerapatan Luas kondisi data yang digunakan.
Hutan Jarang 328,547
2. Untuk pembuatan peta tutupan lahan
sebaiknya menggunakan citra dengan
Hutan sedang 752,325
resolusi tinggi seperti quicbird, karena citra
Hutan
Rapat 1591,96
dengan resolusi rendah sangat sulit untuk
Total 2672,83
diinterpretasi.
3.6 Persebaran Hutan dan Kerapatan Vegetasi Tahun 2008
Kelas Kerapatan Luas
3. Data citra yang digunakan sebaiknya data
citra yang memiliki bulan perekaman yang
Hutan Jarang 120,575
sama . Dikarenakan musim yang berbeda
Hutan sedang 933,925 juga sangat mempengaruhi kenampakan
Hutan Rapat 1542,43 citra terlebih penelitian dilakukan pada
Total 2596,93 daerah tropis seperti Kabupaten Bantul.

3.8 Persebaran Hutan dan Kerapatan Vegetasi Tahun 2013


Kelas Kerapatan Luas
Hutan Jarang 35,775
Hutan sedang 301,264
Hutan Rapat 2083,03
Total 2420,07

3.9 Persebaran Hutan dan Kerapatan Vegetasi Tahun 2017


Kelas Kerapatan Luas
Hutan Jarang 4,5919
Hutan sedang 137,638
Hutan Rapat 1910,31
Total 2052,54

5
DAFTAR PUSTAKA

Alfurqon. 2007. Analisis Kerapatan Vegetasi


Menggunakan Forest Canopy Density
(FCD) dan Radar Backscattering JEERS-1
SAR. Jurusan Teknik Geodesi Institut
Teknologi Bandung (ITB). Bandung.
Ardiansyah. 2011. Deforestasi di Pulau Kalimantan
Tahun 2007 Hingga Tahun 2009. Jurusan
Geografi. Universitas Indonesia.
El, Aqsar Z. 2009. Hubungan Ketinggian dan
Kelerengan dengan Tingkat Kerapatan

6
Vegetasi menggunakan Sistem Informasi
Geografis Di Taman Nasional Gunung
Lauser. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Kusumawidagdo M. Budi S. Banowati E. Liesnoor
D. dan Semedi B. 2008. Penginderaan
Jauh dan Interpretasi Citra. Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) dan Universitas Semarang.
Semarang
Projo, D. 1996. Pengolahan Citra Digital.
Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas
Gadjah Mada.
Sari, C.P. Subiyanto, S. dan Awalludin, M. 2014.
Analisis Deforestasi Hutan Di Provinsi
Jambi Menggunakan Metode Penginderaan
Jauh. Jurusan Teknik Geodesi. Universitas
Diponegoro
Setiawan, Heri. 2013. Identifikasi lahan kritis
kawasan hutan dengan penginderaan jauh
dan sistem informasi geografis.
Semarang:Teknik Geodesi Universitas
Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai