LP Nutrisi Hepatitis
LP Nutrisi Hepatitis
LP Nutrisi Hepatitis
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PROFESI NERS PURWOKERTO 2011
A. PENDAHULUAN Latar Belakang Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, penyembuhan luka, mempertahankan suhu, fungsi enzim pertumbuhan, dan pergantian sel yang rusak. Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Infeksi virus hepatitis yang oleh masyarakat awam dikenal sebagai penyakit kuning masih merupakan masalah kesehatan serius sampai saat ini. Infeksi yang terjadi dapat bersifat sementara (transient), yaitu pada hepatitis akut. Ini terutama dijumpai pada penderita dewasa dengan kompetensi imunitas yang baik. Umumnya penderita hepatitis akut pada orang dewasa akan sembuh secara sempurna (> 90%). Hanya sebagian kecil yang menetap (permanen) dan menjadi kronik (5-10%). Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati. Rasa mual tersebut menyebabkan penderita mengalami anoreksia sehingga terjadi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan. Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia.
Tujuan 1. 2. Mengetahui dan memahami gangguan nutrisi pada klien. Memahami asuhan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi. 3. Mampu menerapkan terapi pemberian nutrisi pada klien di Rumah Sakit. B. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana individu mengalami intake nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolik. 2. Etiologi Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi, psikologi atau ekonomi. 3. Faktor predisposisi/Faktor pencetus Faktor a. Rasa nyeri b. Anxietas c. Depresi d. Perubahan situasi/ lingkungan e. Perbedaan makanan f. Gangguan pemasukkan makanan g. Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya nafsu makan yang disebabkan disebabkan oleh:
4. Patofisiologi Pola makan tidak teratur, obat-obatan, nikotin dan alkohol, stres Pemasukan makanan <<< Kekosongan lambung Erosi pada lambung (gesekan dinding lambung) Produksi HCL meningkat Asam lambung Impuls muntah pada Medulla Oblongata Intake makanan tidak adekuat Kekurangan nutrisi 5. Tanda dan gejala a.Berat badan dibawah ideal lebih dari 20% b. Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan tubuh yang dianjurkan c.Konjungtiva dan membran mukus pucat d. Lemah otot untuk menelan dan mengunyah e.Luka, inflamasi pada rongga mulut f. Mudah merasa kenyang sesaat setelah mengunyah makanan g. h. Melaporkan kurang makan Melaporkan perubahan sensasi rasa
k. adekuat
l. Enggan makan m. n. o. p. q. Kram abdominal Tonus otot buruk Nyeri abdomen patologi atau bukan Kerusakan minat terhadap makanan Pembuluh kapiler rapuh
r. Diare atau steatorea s. Kehilangan rambut banyak t. Suara usus hiperaktif u. Kurang informasi, misinformasi
6. Pemeriksaan penunjang a. Endoskopi Pemeriksaan endoskopi diindikasikan terutama pada pasien dengan keluhan yang muncul pertama kali pada usia tua atau pasien dengan tanda alarm seperti penurunan berat badan, muntah, disfagia, atau perdarahan, dengan endoskopi dapat dilakukan biopsi mukosa untuk mengetahui keadaan patologis mukosa lambung. b. Pemeriksaan Laboratorium No 1. 2. 3. 4. 5. 6. c. Radiologis Pemeriksaan radiologis banyak menunjang diagnosis suatu penyakit di saluran makan. SetidakPemeriksaan SGOT SGPT Urine acid Kreatinin Ureum BJ Urine Nilai Temuan 52 U/L 62 U/L 13 mg/dl 1.31 mg/dl 62.4 mg/dl 1,020 Nilai Normal 0-50 0-50 2.00-7.00 1.31 mg/dl 19.00-55.00 1,003-1,030
tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda. d. Waktu Pengosongan Lambung Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 40 % kasus. 7. Pathway Dispepsia Erosi pada lambung (gesekan dinding lambung) Produksi HCL meningkat Asam lambung Impuls muntah pada Medulla Oblongata Intake makanan tidak adekuat Gangguan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh 8. Pengkajian a. yaitu: A = antropometric measurement (pengukuran antropometrik) B = biomedical data (data biomedis) C = clinical sign (tanda-tanda klinis status nutrisi) D = dietary (diet) Status nutrisi seseorang klien dengan gangguan status nutrisi, dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D
Tujuan pengkajian: b. Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruhnya Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan terhadap status kesehatan rencana askep terkait nutrisi Menilai keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan Mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi yang beresiko Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien Peran perawat dalam pengkajian nutrisi adalah untuk kemungkinan untuk memodifikasi asuhan keperawatan menyebabkan obesitas, DM, penyakit jantung, hipertensi
mengidentifikasi masalah nutrisi, membuat rencana asuhan keperawatan, serta merencanakan pendidikan kesehatan bagi klien khususnya tentang gizi. c. Tanda-tanda status gizi normal (fisik): Penampilan umum: gesit, energik, beristirahat dengan baik; BB: sesuai dengan usia dan TB; abnormal (BB abnormal: apatis, lesu, tampak lelah. kurang/lebih) Kulit: lembut, sedikit lembab, turgor kulit baik; abnormal (kering, pucat, ada petekie atau memar, lemak subkutan sedikit) Kuku: merah muda dan keras; abnormal (rapuh, pucat, Mata: berbinar, jernih, konjungtiva merah muda; abnormal Lidah: lembab, merah muda; abnormal (bengkak, bentuk seperti sendok) (konjungtiva pucat/merah, kering) meradang, mudah berdarah) Gigi: karies, nyeri, kotor Otot: kenyal, berkembang dengan baik; abnormal (tonus
normal; abnormal (nadi dan TD meningkat, irama jantung tidak teratur) Sistem pencernaan: nafsu makan baik, eliminasi normal dan Sistem persyarafan: refleks normal, perhatian baik, emosi teratur; abnormal (anoreksia, diare, konstipasi) stabil; abnormal (refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang perhatian, bingung dan emosi labil) d. e. f. g. Pengukuran antropometrik TB: dilakukan pada posisi berdiri tanpa alas kaki, bayi pada BB: dengan timbangan manual Tebal lipatan kulit Lingkar tubuh: LLA wanita: 28,5 cm dan pria: 28,3 cm Riwayat diet: Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan Asupan makanan tidak adekuat Diet yang salah atau ketat Pemberian nutrisi melalui intravena (total parentral nutrisi) Tidak kuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan Ketidakmampuan fisik Lansia yang tinggal dan makan sendiri Riwayat penyakit (medis) Adanya riwayat berat badan berlebih atau kurang Penurunan BB dan TB Mengalami penyakit tertentu Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal Anoreksia Mual dan muntah Diare Riwayat pemakaian obat-obatan posisi berbaring
Aspirin, antibiotik, antasida, anti-depresan, diuretik, dll h. i. Faktor yang mempengaruhi diet Status kesehatan Kultur dan kepercayaan Status sosial ekonomi Faktor psikologis Informasi yang salah tentang makanan dan cara diet Laboraturium Albumin N 4-5,5 mg/100ml HB N 12 mg%
9. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah : a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah. b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta. c. d. e. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar sekunder terhadap hepatitis berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu f. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
10. Rencana asuhan keperawatan No 1 Dx Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah. NOC Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien diharapkan menunjukan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tandatanda mal nutrisi. NIC 1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan 2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering 3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan 4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak 5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak Rasional 1. Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan. 2. Adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya. 3. Akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan. 4. Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan. 5. Glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolis me sehingga akan membebani hepar.
Daftar Pustaka Brunner & Suddart, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2 Jakarta, EGC. Doenges E. Marilynn, Moorhouse Frances Mary, Geisster C Alice. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien Edisi 3. Jakarta: EGC. Hidayat, A. Aziz & Musrifatul, 2005, Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta, EGC. Johnson, Maas Moorlazad. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC). MOSBY; America. McCloskey, Bulechek. 1996. Nursin Intervention Classification (NIC). MOSBY; America. NANDA. 2010. Diagnosa keperawatan: definisi dan klasifikasi 2009-2011/editor, T. Heather Herdmann; alih bahasa, Made Sumarwati, Dwi Widiarti, Estu Tiar; editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester. Jakarta: EGC