104-Article Text-628-1-10-20200211

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

RESEARCH PAPER

published: 1 September 2019


doi: 10.21070/kanal.v%vi%i.2593

Fenomena Internet Addiction


Disorder Pada Gen Z
The Phenomenon Internet Addiction Disorder
of Gen Z
Ogianto Putra*, Dinda Rakhma Fitriani
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Gunadarma

This research aims to determine and analyze the phenomenon Internet Addiction Disorder
of Gen Z. The method used is a descriptive qualitative approach, in which the researcher
makes observations involved, structured interviews that have been made previously with
reference to aspects or indicators of existing variables. The theory used is the CMC (Com-
puter Mediated Communication) theory and the Lifestyle theory. The results show that
the role of social media Instagram has a huge impact on progress lifestyle of the younger
generation. Instagram it's not just to post pictures and videos, but makes it easy for
users to find information or anything they want. Even though Instagram has many posi-
tive impacts, for them it is possible to have many negative impacts. The negative impact
of excessive use of social media can reduce the social, health and mental illness of the
younger generation.

Keywords: Internet Addiction Disorder, Lifestyle, Younger

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Fenomena Internet Addiction
Disorder Pada Gen Z. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif,
dimana penelit i melakukan observasi terlibat, wawancara terstruktur yang telah dibuat
ISSN 2541-2841 (online)
sebelumnya dengan mengacu pada aspek – aspek atau indikator variabel yang ada.
ISSN 2302-6790 (print) Teori yang digunakan adalahteori CMC ( Computer Mediated Communication) dan teori
Edited by: Gaya H idup. Hasil Penelitian menunjukan bahwa peran media sosial Instagram san-
Poppy Febriana gat berdampak besar bagi perkembangan gaya hidup generasi remaja. Instagram tidak
Reviewed by: hanya untuk mem posting gambar dan video, tetapi memudahkan penggunanya untuk
Juariyah mencari informasi atau apapun yang di inginkan.W alaupun Instagram mempunyai ba
*Correspondence: nyak dampak positif, bagi mereka tidak menutup kemungkinan banyak dampak negatif
Ogianto Putra yang juga didapatkan.Dampak negatif dari pengg unaan media sosial secara berlebihan
[email protected]
dapat mengurangi sifat sosial, kesehatan dan mental pada generasi remaja.
Received: 2 Juli 2019
Accepted: 7 Juli 2019 Keywords: Internet Addiction Disorder, Gaya Hidup, Remaja
Published: 1 September 2019
Citation:
Putra O and Fitriani DR (2019) PENDAHULUAN
Fenomena Internet Addiction
Disorder Pada Gen Z. Semakin banyak jumlah penggunaan internet membawa kepada konsekuensi meningkatnya
Kanal. 8:1. kecanduan pada internet atau yang dikenal dengan istilah Internet Addiction. Kecanduan inter-
doi: 10.21070/kanal.v%vi%i.2593 net dapat mengakibatkan efek samping yang cukup besar pada kehidupan remaja, seperti kece-

Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi | ojs.umsida.ac.id/index.php/ September 2019 | Volume 8 | Issue 1


22
Ogianto Putra Fenomena Internet Addiction

masan, depresi, penurunan fisik dan kesehatan mental, hubungan interpersonal, dan penu-
runan kinerja[1] Hakim and Raj (2017).
Berdasarkan fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya teknologi inter-
net tidak hanya mempunyai dampak positif saja akan tetapi juga mempunyai dampak negatif
yang diberikan. Adanya teknologi internet berdampak besar bagi kehidupan manusia pada era
ini, manusia tidak bisa terlepas dari internet atau media sosial. Media sosial bisa berdampak
buruk jika kehidupan nyata sangat bergantung pada media sosial. Saat ini semua orang tidak
lagi memikirkan ruang private, tidak adanya batas antara kehidupan nyata dan kehidupan dunia
maya. Fungsi media sosial telah bergeser ke arah negatif, contohnya seperti seseorang tidak
segan mengumbar masalah pribadi mereka ke media sosial, memamerkan apapun ke media
sosial, dan akan gelisah jika salah satu foto hanya mendapatkan like tidak banyak.
Dunia seakan-akan tidak memiliki batas ruang dan waktu, sehingga sangat mudah dije-
lajahi. Remaja di seluruh dunia begitu lekat dengan media sosial, mereka terus berkomunikasi
lewat media sosial, bahkan pada saat makan, berjalan dan belajar. Waktu yang dihabiskan untuk
media sosial seringkali lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang dihabiskan untuk bela-
jar atau berkumpul bersama keluarga. Meminta pendapat, menumbuhkan citra, hobi dan untuk
menambah teman[2] Mahendra (2017).
Salah satu media sosial yang menjadi sorotan adalah instagram. Menurut Ali (2017 )
instagram merupakan aplikasi yang berbasis foto. Pengguna bisa mengambil foto, mener-
apkan filter digital dan membagikannya ke berbagai layanan media sosial, termasuk milik
Instagram sendiri, terdapat fitur Instagram yang sangat digandrungi masyarakat pada saat
ini[3] Ali and Purwandi (2017) .
Instagram berdiri pada tahun 2010 dan didirikan oleh dua bersahabat Kevin Systrom dan M
ike Krieger. Tujuan utama dari instagram itu sendiri salah satunya yakni sebagai sarana kege-
maran dari masing - masing individu yang ingin mempublikasikan kegiatan, barang, tempat
atau pun dirinya sendiri ke dalam bentuk foto.
Saat ini pengguna instagram yang paling banyak adalah dari kalangan remaja. Remaja
adalah kelompok masyarakat yang paling rentan mengalami kecanduan media sosial dari
pada kelompok masyarakat lainnya. Setiap masyarakat kalangan remaja dan anak-anak ham-
pir semua pasti memiliki media sosial Instagram. Jangan ngaku anak gaul kalau enggak punya
account Instagram begitulah kira -kira komentar dari para remaja yang telah menjadi anggota
di Instagram. Dari sekian banyaknya aplikasi media sosial yang tersedia Instagram merupakan
salah satu media sosial yang paling banyak digunakan dan diminati oleh pengguna internet dan
gadget, khususnya bagi remaja[4] . Nabila and Amri (2018)
Dalam kajian ilmu komunikasi, fenomena di atas dapat dikaji dengan perspektif CMC yang
tertuju pada cara komputer menyalurkan dan memediasi model komunikasi face - to – fadefinisi
Computer Mediated Communication yaitu proses komunikasi antara manusia melalui kom-
puter, melibatkan orang, terletak dalam konteks tertentu, terlibat dalam proses pembentukan
media untuk berbagai tujuan. Dalam prakteknya, CMC biasanya dihubungkan secara spesifik
dengan komunikasi manusia maupun menggunakan komponen internet dan website[5] . Fridha
and Octavianti (2016)
Pada Jaman dahulu tidak pernah terbayangkan bagaimana kita dapat melihat gambar dan
film, membaca koran, atau menonton siaran televisi dari telepon genggam kita yang tidak lagi
terhubung dengan kabel sehingga kita dapat melakukannya tanpa batas, kapan dan dimana saja.
Hal ini tentu berdampak pada kehidupan sosial-ekkonomi, psikologis, dan gaya hidup[6] Arnus
(2015) .
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat,
dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “ keseluruhan diri seseorang ” dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan
berinteraksi di dunia[7] Kotler and Manajemen Pemasaran: Edisi Milenium (2002) .
Blackwell, Miniard dan Engel[8] Blackwell et al. (1994) menjelaskan aspek - aspek yang
membentuk gaya hidup yang biasa disebut AIO, yaitu :
1. Activitties (aktivitas), meliputi apa yang dilakukan, apa yang dibeli dan bagaimana seseorang
menghabiskan waktu serta uangnya..

Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi | ojs.umsida.ac.id/index.php/ September 2019 | Volume 8 | Issue 1


23
Ogianto Putra Fenomena Internet Addiction

2. nterest (minat), meliputi prefensi dan prioritas seseorang dalam memilih produk yang akan
dibeli.
3. Opinion (opini), meliputi pandangan dan perasaan seseorang terhadap produk - produk yang
ada di kehidupannya.

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah generasi remaja yang mengalami Internet
Addiction Disorder, pengunaan media sosial Instagram secara berlebihan atau disebut den-
gan kecanduan yang Addictif pada media sosial, karena dapat mempengaruhi dalam pem-
bentukan gaya hidup generasi remaja. Strategi pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus. Yin mendefinisikan studi kasus sebagai suatu metode
dalam melakukan suatu penelitian akan fenomena yang terjadi dengan fokus pada pengala-
man hidup seseorang ( real life context ), ketika terdapat gap antara fenomena dengan kon-
teks yang ada, atau ketika menggunakan multiple source evidences. Pada umumnya, studi kasus
akan menjawab satu atau lebih pertanyaan penelitian yang diawali dengan kata “ how ” or “
why ”. Data yang terkumpul pada bulan Juli 2019 hingga Agustus 2019 kemudian dianalisis
dan dilakukan triangulasi[9] Yona (2006) . Menurut Moleong[10] Moleong (2005) triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanf aatkan sesuatu yang lain diluar data itu,
untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi menurut
Patton [11] Poerwandari (2005) langkah-langkah triangulasi data yaitu triangulasi data, trian-
gulasi metodologis, dan triangulasi teori. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data
karena dilakukan dengan cara mencari data dari banyak sumber informan, yaitu orang yang
terlibat langsung dengan objek kajian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dengan menggunakan data berupa observasi dan wawancara terlibat, peneliti sudah memband-
ingkan beberapa pendapat dari informan. Hasil yang telah diperoleh dari semua informan yaitu,
Instagram sangat berdampak besar bagi perkembangan gaya hidup generasi remaja. Menurut
mereka dengan adanya Instagram sangat memudahkan mereka mencari suatu informasi atau
poduk yang di inginkan, walaupun Instagram mempunyai banyak dampak positif bagi mereka
tidak menutup kemungkinan banyak dampak negatif yang juga didapatkan.
Dampak negatif dari adanya media sosial terutama Instagram yang sangat buruk yaitu Inter-
net Addiction Disorder. Internet Addiction Disoder adalah pemakaian internet secara berlebi-
han yang ditandai dengan gejala – gejala klinis kecanduan, seperti keasyikan dengan suatu
objek candu, tidak memperdulikan dampak fisik maupun psikologis pemakaian dan seba-
gainya. Penggunaan internet yang berlebihan tersebut, dapat dikategorikan ke dalam gangguan
Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet, yakni meliputi segala
macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi
online, game online, chatting, dan lain – lain. Adiksi terhadap internet terlihat dari intensi waktu
yang digunakan seseorang untuk terpaku di depan komputer atau segala macam alat elektronik
yang memiliki koneksi internet, dimana akibat banyaknya waktu yang mereka gunakan untuk
online membuat mereka tidak peduli dengan kehidupan mereka yang terancam, seperti nilai
yang buruk di kampus atau mungkin kehilangan pekerjaan dan bahkan meninggalkan orang –
orang yang disayangi[12] Basri (2014) .
Dari hasil yang telah diperoleh, beberapa informan telah mengalami gejala Internet Addic-
tion Diorder ( IAD) karena menggunakan media sosial secara berlebihan, seperti tidur larut
malam hanya karena membuka Instagram. Selain itu keseluruhan informan tidak memikirkan
kesehatan k etika sedang membuka Instagram, contohnya melupakan waktu makan hingga
merasakan penyakit maag yang dideritanya, selain itu salah satu informan pernah merasakan
sakit pada matanya karena telalu lama melihat layar handphone. Pada saat ini semua orang
tidak lagi memikirkan ruang private, tidak adanya batas antara kehidupan nyata dan kehidu-

Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi | ojs.umsida.ac.id/index.php/ September 2019 | Volume 8 | Issue 1


24
Ogianto Putra Fenomena Internet Addiction

pan dunia maya. Fungsi media sosial telah bergeser kearah negatif, contohnya seperti seseorang
tidak segan mengumbar masalah pribadi mereka ke media sosial dan memamerkan apapun ke
media sosial terutama pada Instagram dan lebih sering menghabiskan banyak waktu di media
sosial. Hingga saat ini keseluruhan informan merasa ketergantungan pada media sosial, bagi
mereka tidak bermain media sosial dalam seharinya membuat mereka merasa kebingungan
dan merasa hampa ketika tidak online di media sosial Instagram.
Berdasarkan pernyataan diatas mengenai Fenomena Internet Addiction Disorder pada Gen
Z sangat berdampak buruk, karena mereka mempunyai gaya hidup yang tidak sehat secara fisik
dan mental. Salah satunya generasi remaja menjadi kurang bersosi aliasi secara langsung den-
gan orang lain, karena mereka berpikir Instagram lebih menyenangkan untuk mereka mengelu-
arkan pendapat sesuka hatinya tanpa harus bertatapan langsung face to face.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, penulis memperoleh data dari keempat infor-
man yaitu generasi remaja dengan proses observasi dan wawancara. Kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian mengenai Fenomena Internet Addiction Disorder pada Gen Z. Peran
media sosial Instagram sangatlah berpengaruh pada Generasi Remaja karena pengguna Insta-
gram sangatlah banyak, dari kesimpulan yang telah peniliti lakukan generasi remaja lebih
banyak menghabiskan waktunya lebih lama untuk bermain sosial media sehingga mereka lupa
dengan kegiatan – kegiatan yang lebih bermanfaat daripada bermedia sosial, contohnya pola
tidur yang tidak teratur dan lupa makan, bahkan beberapa informan menggunakan Instagram
pada saat makan dan saat dikamar mandi. Instagram sendiri adalah media sosial wajib yang
mereka akses seharinya, Dari beberapa informan memiliki rasa resah dan gelisah ketika sedang
tidak mengunakan media sosial Instagram, hal yang mereka resahkan ketika tidak megakses
media sosial adalah ketika mereka sedang offline yaitu perasaan hampa, dan bingung ketika
tidak sedang online di media sosial.
Saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu agar generasi remaja saat ini dap at meman-
faatkan internet secara bijak, efektif, tidak berlebihan dan mengakibatkan dampak negatif yang
lebih besar bagi kehidupan sehari – hari. Disarankan juga setiap pengguna internet harus lebih
pintar memanfaatkan media sosial secara baik, selain itu setiap pengguna juga harus menyeim-
bangkan berinteraksi sosial di dunia maya dan face to face atau berkomunikasi secara langsung.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terimakasih untuk teman-teman dan dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Gunadarma atas dukungannya selama ini.

REFERENCES Manajemen Pemasaran: Edisi Milenium. vol. 1 (Jakarta:


Prenhallindo).
Ali, H. and Purwandi, L. (2017). Millenial Nusantara (Jakarta: Mahendra, B. (2017). Eksistensi Sosial Remaja Dalam Insta-
PT Gramedia Pustaka Utama). gram (Sebuah Perspektif Komunikasi). Jurnal Visi Komu-
Arnus, H. S. (2015). Computer Mediated Communications nikasi 16, 151–160.
(CMC), Pola Baru Berkomunikasi. Ejournal Iain Kendari Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif (Ban-
Al – Munzir 8. dung: Remaja Rosdakarya).
Basri, A. S. (2014). Kecenderungan Internet Addiction Dis- Nabila, F. and Amri, A. (2018). Fenomena Penggunaan Media
order Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Dit- Sosial Terhadap Gaya Hidup Remaja (Penelitian Di Desa
injau Dari Religiositas. Jurnal Dakwah XV. Kepala Bandar Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat
Blackwell, J. E., Miniard, R. D., and Engel, P. W. (1994). Kon- Daya). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
sumer Behavior Edition 6th (Jakarta: Binarupa Aksara). Ilmu Politik 3, 135–146.
Fridha, M. and Octavianti, M. (2016). Konstruksi Poerwandari, K. E. (2005). Pendekatan Kualitatif untuk
Makna Kencan di Situs Pencarian Jodoh Tinder (Studi Penelitian Perilaku Manusia (Jakarta: Lembaga Pengem-
Fenomenologi pada Pria Pengguna Tinder di Jakarta). bangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi).
Jurnal Nomosleco 2. Yona, S. (2006). Metodologi Penyusunan Studi Kasus. Jurnal
Hakim, S. N. and Raj, A. A. (2017). Peran Psikologi Perkem- Keperawatan Indonesia 10.
bangan dalam Penumbuhan Humanitas pada Era Digital .
(2017): 281, In jurnal unissula, ed. and others (Semarang). Conflict of Interest Statement: The authors declare that the
Kotler, P. and Manajemen Pemasaran: Edisi Milenium (2002). research was conducted in the absence of any commercial or

Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi | ojs.umsida.ac.id/index.php/ September 2019 | Volume 8 | Issue 1


25
Ogianto Putra Fenomena Internet Addiction

financial relationships that could be construed as a potential duction in other forums is permitted, provided the original
conflict of interest. author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the
original publication in this journal is cited, in accordance with
Copyright © 2019 Putra and Fitriani. This is an open-access accepted academic practice. No use, distribution or reproduc-
article distributed under the terms of the Creative Commons tion is permitted which does not comply with these terms.
Attribution License (CC BY). The use, distribution or repro-

Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi | ojs.umsida.ac.id/index.php/ September 2019 | Volume 8 | Issue 1


26

Anda mungkin juga menyukai