Paper KLP 8
Paper KLP 8
Paper KLP 8
INTERNET ADDICTION
Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
Siti Sukhaisi Khashayanti 1771042079
Najibah Azzahra 200701502143
Nurul Ain 200701500080
Abdillah Aditya Ahmad 200701500005
Rezky Rahmadani 210701502086
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
DEFINISI
Kecanduan merupakan suatu keterlibatan secara terus-menerus dengan sebuah aktivitas
meskipun hal-hal tersebut mengakibatkan konsekuensi negatif (Ma’rifatul Laili & Nuryono,
2015) Seseorang yang mengalami kecanduan pada internet dapat menggunakannya dalam waktu
yang lama.
Seseorang bisa dikatakan kecanduan internet jika penggunaannya bisa lebih dari tiga puluh menit
dalam sehari atau jika dilihat dari frekuensinya maka penggunaannya bisa lebih dari tiga kali
dalam sehari (Ma’rifatul Laili & Nuryono, 2015). Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan
oleh Markeeters pada tahun 2013, hampir 70% pengguna internet di Indonesia berusia lima belas
sampai usia dua puluh dua tahun menghabiskan waktu lebih dari tiga jam sehari menggunakan
internet. Tiga hal utama yang dilakukannya adalah mengakses media sosial 94%, mencari info
64% dan membuka email 60,2% (Santika, 2015).
Kecanduan internet atau internet addiction disorder merupakan ketidakmampuan individu untuk
mengontrol penggunaan internetnya, yang dapat menyebabkan terjadinya masalah psikologis,
sosial, dan pekerjaaan pada kehidupan individu tersebut (Young ks, dkk. 1998)
Kecanduan internet adalah suatu impulse control disorder yang disebabkan oleh pemakaian
internet berlebihan yang menghabiskan waktu 19 jam perminggu (Anggraeni M dkk, 2014)
Pengguna tidak dapat mengendalikan diri dalam penggunaan internet, yang mengakibatkan
gangguan signifikan di sekolah, rumah, pekerjaan, kesehatan, atau hubungan interpersonal.
Mereka mungkin merasa sulit untuk berhenti menggunakan internet karena anonimitas,
kenyamanan dan aksesibilitasnya dan mungkin menggunakannya sebagai cara untuk melarikan
diri dari kenyataan. Jenis aktivitas yang terlibat dalam IA meliputi game online, jejaring sosial,
perjudian online, belanja online, seks virtual, dan informasi yang berlebihan. (Wu, C.Y., dkk,
2015)
RISK FACTOR
1) faktor internal : faktor yang paling beresiko menyebabkan kecanduan yang terdiri dari
aspek kontrol diri yag rendah, sensation seeking yang tinggi dan self esteem yang rendah,
2) faktor situasional terdiri dari aspek tentang situasi psikologis individu,
3) faktor eksternal merupakan faktor ketika yang beresiko, terdiri dari aspek tentang pemaparan
media yang tinggi terhadap smartphone,
4) faktor sosial merupakan faktor keempat yang beresiko, terdiri dari aspek tentang interaksi
sosial siswa.
SYMPTOMS
Internet atau yang dikenal dengan singkatan dari Interconnected Network adalah jaringan
yang menghubungkan komputer-komputer yang ada pada seluruh dunia. Didukung
perkembangan zaman yang sangat maju membuat internet dijadikan sebagai alat
pengiriman, pertukaran, pengambilan data bahkan dijadikan sebagai fasilitas untuk
bekerja, berkarir, dan proses menjalin realsi. Dimana pada internet dapat menembus batas
dimensi kehidupan penggunanya, waktu, dan ruang yang membuat internet dapat diakses
oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun ditambah lagi untuk mengakses internet
sekarang bukan suatu perkara yang sulit dengan adanya fasilitas yang murah dan mudah
untuk didapatkan dimana-mana (Novianty etal., 2019).
Internet sudah marak disemua kalangan baik itu tua muda, laki-laki ataupun perempuan,
dan berbagai kalangan usia tidak terkecuali remaja. Remaja adalah masa dimana
seseorang mengalami transisi. Usia remaja merupakan masa terjadinya beberapa
perubahan seperti sosial, kognitif, emosi dan keinginan akan sesuatu. Sehingga pada usia
remaja adalah masa dimana mereka sedang mencari jatidiri sesuai dalam tahap dan
perkembangannya.
CRITERIA
Internet Addiction smartphone adalah masalah yang semakin umum di kalangan
masyarakat, dan untuk memahami penyebabnya, kita dapat memilahnya menjadi empat
kriteria utama.
1. Kriteria internal adalah yang pertama, yang mencakup aspek individu yang paling
berperan dalam Internet Addiction. Ini melibatkan rendahnya kontrol diri,
tingginya tingkat sensation seeking, dan self-esteem yang rendah.
2. Kriteria situasional berperan penting dalam memahami Internet Addiction
smartphone, terkait dengan situasi psikologis individu saat menggunakan
perangkat tersebut.
3. Kriteria eksternal adalah yang ketiga. Ini termasuk pemaparan yang tinggi
terhadap media smartphone, yang menciptakan peluang yang lebih besar untuk
Internet Addiction.
4. Kriteria sosial, yang merupakan kriteria keempat yang berperan dalam Internet
Addiction, melibatkan aspek interaksi sosial siswa. Interaksi ini dapat
memengaruhi perilaku penggunaan smartphone dan menjadi salah satu pemicu
yang berperan dalam perkembangan Internet Addiction.
Zuchdi dkk (2009) menyatakan ada beberapa nilai yang perlu dipelajari dan diajarkan
di sekolah, yang dinamai sebagai Mega Skills. Karakter kerja sama merupakan
karakter yang harus dimiliki agar dapat hidup berdampingan dengan baik antara
individu yang satu dengan individu yang lain. Namun demikian terkadang terdapat
benturan dan konflik ketika individu yang satu dengan yang lain harus bekerja sama.
Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kemampuan yang tidak dimiliki individu dalam
bersosialisasi diantaranya yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dan kemampuan
untul berinteraksi Seiring bertambahnya perkembangan teknologi menyebabkan
dunia semakin tanpa batas. Internet dapat diakses dengan mudah dimana pun dan
kapanpun sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Intervention
DAFTAR PUSTAKA
Wu, C. Y., Lee, M. B., Liao, S. C., & Chang, L. R. (2015). Risk factors of internet
addiction among internet users: an online questionnaire survey. PloS one, 10(10),
e0137506.
Young, K. S., & Rogers, R. C. (1998). The relationship between depression and Internet
addiction. Cyberpsychology & behavior, 1(1), 25-28.
Sari, A. P., Ilyas, A., & Ifdil, I. (2017). Tingkat kecanduan internet pada remaja
awal. Jppi (jurnal penelitian pendidikan indonesia), 3(2), 110-117.
LAILI, F. M. (2015). Penerapan Konseling Keluarga untuk mengurangi kecanduan
Game online pada siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Surabaya (Doctoral dissertation, State
University of Surabaya).
Anggraeni, M., Husain, A. N., & Arifin, S. (2014). Hubungan tipe kepribadian introvert
dengan kecanduan internet pada siswa kelas X di SMAN 1 Banjarmasin. Berkala
Kedokteran, 10(1), 1-8.
Wu, C. Y., Lee, M. B., Liao, S. C., & Chang, L. R. (2015). Risk factors of internet
addiction among internet users: an online questionnaire survey. PloS one, 10(10),
e0137506.
Sari, A. P., Ilyas, A., & Ifdil, I. (2017). Tingkat kecanduan internet pada remaja
awal. Jppi (jurnal penelitian pendidikan indonesia), 3(2), 110-117.
Estria, S. & Nurjanah, S. (2020). Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Berbasis Audio
Visual Terhadap Internet Addiction. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah. 5 (1), 85-
95.
Putri, D. W. L. (2022). Konseling Keluarga dengan Terapi Regulasi Emosi dan Terapi
Bermain untuk Menurunkan Internet Addiction pada Anak-Anak. Jurnal Bimbingan
dan Konseling Islam, 12(1), 92-103.
Young, K.S., & Cristiano, N. (2017). Kecanduan Internet. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.