Proses Proses Sosial Sosped

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PROSES PROSES SOSIAL

( Makalah Sosiologi Pedesaan)

Oleh

Donal C. Sinaga 2314181026


Mapatih Imansyah 2314181028
Marliana 2314181050
Lucy Inda Safitri 2314181060
Widi Ersa Pratiwi 2314181064

JURUSAN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2024
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Proses sosial dan interaksi sosial merupakan pembahasan yang
mencangkup ruang lingkup yang luas dan merupakan serangkaian
studi sosial pada tingkat lanjutan. Sebagai pendahuluan terhadap
pembahasan proses sosial dan interaksi sosial yang banyak
berdampak kepada pola hidup suatu masyarakat baik secara
kelembagaan maupun bentuk lainnya perlu dipahami bahwa bentuk
umum dari proses sosial adalah interaksi sosial. Hal ini
dikarenakan interaksi sosial merupakan syarat utama dari
terjadinya aktivitas sosial . Interaksi social merupakan hubungan-
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar
0rang-orang-perorangan,antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia .
Apabila ada pertemuan diantara dua atau lebih, maka saat itu juga
interaksi sosial terjadi. Proses saling menegur, berjabat tangan,
saling berbicara,atau berkelahi hal-hal tersebut merupakan bentuk-
bentuk interaksi sosial. Perlu dipahami juga dalam bentuk interaksi
sosial tidak hanya dilakukan secara langsung ada jabat
tangan,berbicara, berpelukan atau sebagainya seperti yang
disebutkan dalam bentuk-bentuk interaksi sosial, akan tetapi
adanya suatu respon dan isyarat sudah termasuk juga dalam
interaksi sosial.Karena syarat dari interaksi sosial adalah adanya
kontak sosial (social contact) dan adanya komunikasi ( Harahap,
2020).

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, oleh karena itu
interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas dalam
masyarakat. Bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan
bentukbentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial
merupakan hubungan soosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan antara orang perorangan, dengan kelompok manusia .
Interaksi sosial juga sangat berkaitan dan dipengaruhi oleh
identitas dan peran seseorang atau kelompok dalam suatu
masyarakat, kesadaran akan identitas dan pengetahuan akan peran
masing-masing identitas tersebut merupakan modal yang berguna
bagi terciptanya interkasi sosial yang baik dalam suatu Masyarakat
( Anwar dkk, 2013).

Hubungan dan proses sosial adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, ketika berbicara tentang hubungan maka proses sosial
menjembataninya hingga berlanjut pada aktivitas yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Proses sosial diawali dengan
interaksi sosial berupa hubungan timbal-balik yang dinamis antara
pihak-pihak terkait baik dalam kerja sama, persaingan, atau
pertikaian. Sedangkan aktivitas interaksi yang memicu variasi
hubungan dalam masyarakat disebut dengan proses sosial.
Sesungguhnya tujuan awal dari berlangsungnya hubungan dan
proses sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan
akan kontrol sosial, dan kebutuhan afeksional dari tiap-tiap
individu sesuai dengan latar belakang statusnya (Priyatna. 2013).

I.2 Tujuan
1. Mengetahui pembentukan idenditas social.
2. Mengetahui perubahan social.
3. Mengetahui pengendalian social.
II. PEMBAHASAN

II.1Bentuk-bentuk Proses Sosial


proses perubahan sosial dapat terjadi dengan melalui beberapa cara
yaitu difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi. Sebagai berikut:

2.1.1 Kerja sama (cooperation)


Kerja sama adalah usaha bersama antara individu atau kelompok
untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Proses
terjadinya kerja sama lahir apabila di antara individu atau
kelompok tertentu menyadari adanya kepentingan dan ancaman
yang sama. Tujuan-tujuan yang sama akan menciptakan kerja sama
di antara individu dan kelompok yang bertujuan agar tujuan-tujuan
mereka tercapai. Begitu pula apabila individu atau kelompok
merasa adanya ancaman dan bahaya dari luar maka proses kerja
sama ini akan bertambah kuat di antara mereka.(Wulandari dkk.
2022)

2.1.2 Asimilasi
Asimilasi adalah suatu proses pencampuran dua atau lebih budaya
yang berbeda sebagai akibat dari proses sosial, kemudian
menghasilkan budaya tersendiri yang berbeda dengan budaya
asalnya. Proses asimilasi ini menjadi penting dalam kehidupan
masyarakat yang individunya berbeda secara kultural, sebab
asimilasi yang baik akan melahirkan budaya-budaya yang dapat
diterima oleh semua anggota. Asimilasi adalah proses perubahan
pola kebudayaan untuk menyesuaikan diri dengan mayoritas.
Menurut Danadjaya, proses pembauran suatu budaya biasanya
melalui asimilasi yang melalui dua proses asimilasi, yaitu;
asimilasi tuntas satu arah dan asimilasi tuntas dua arah. Asimilasi
tuntas satu arah yaitu seseorang atau kelompok mengambil alih
budaya dan jati diri kelompok dominan dan menjadi bagian dari
kelompok itu. Asimilasituntas dua arah dapat berlangsung
manakala dua atau lebih kelompok etnik saling memberi dan
menerima budaya yang dimiliki oleh setiap kelompok etnik.
Wulandari dkk. 2022)

2.1.3 Akomodasi
Akomodasi adalah proses sosial dengan dua makna, pertama
adalah proses sosial yang menunjukkan pada suatu keadaan yang
seimbang (equilibrium) dalam interaksi sosial antara individu dan
antara kelompok di dalam masyarakat, terutama yang ada
hubungannya dengan normanorma dan nilai-nilai sosial yang
berlaku dalam masyarakat tersebut. Kedua adalah menuju pada
suatu proses yang sedang berlangsung, dimana akomodasi
menampakkan suatu proses untuk meredakan suatu pertentangan
yang terjadi di masyarakat, baik pertentangan yang terjadi antara
individu, kelompok dan masyarakat, maupun dengan norma dan
nilai yang ada di masyarakat itu. Proses akomodasi ini menuju
pada suatu tujuan yang mencapai kestabilan.(Pohan dkk. 2019).

2.1.4 Akulturasi
Akulturasi ialah percampuran 2 kebudayaan ataupun lebih yang
silih pengaruhi. Akulturasi pula ialah sesuatu proses untuk
penyesuaian terhadap diri yang cocok dengan berbagai hakikat
terhadap kebudayaannya sendiri. Untuk proses tersebut menuju
pada hal yang bersifat keserasian akan hal sosial yang bertabiat
normal serta manusiawi. Sebutan akulturasi sendiri timbul
semenjak tahun 1936 di para kalangan-kalangan para antropolog
yang ada di Amerika selaku respon akan beberapa hal terhadap
riset rekonstruksi berbagaia historis yang memang dianggapnya
sebagai hal yang kurang lengkap sebab yang tak menggambarkan
segala pergantian sosio dan kulturalnya sendiri.Akulturasi selaku
pergantian kebudayaan diisyarati dengan terdapatnya ikatan antara
2 kebudayaan yang keduanya silih berikan serta menerima.Sebutan
akulturasi, ataupun acculturasion ataupun culture contact, memiliki
bermacam makna, antara lain bagi Suyono bahwa akulturasi ialah
sesuatu proses pengiriman atau suatu bentuk transfer dari sang
penerima yang berasal dari beragam faktor kebudayaan yang silih
berjumpa serta berinteraksi atau meningkatkan akan suatu proses
dalam interaksi atau hubungan budaya yang mana tanpa harus
meninggalkan kebudayaan aslinya. Menimpa perihal tersebut Bee
melansir dari novel Hadi yang berkata akulturasi ialah suatu
pergantian budaya dari 2 sistem budaya yang silih berhubungan.
Setelah itu Bisa meningkatkan bahwasany akulturasi terjalin
dengan karakteristik proses pergantian yang diiringi dengan difusi,
inovasi ataupun invensi yang mencerminkan suatu konsep dengan
lebih menampilkan sisi kondisi kehidupan sosial budaya dari
kelompok warga tersebut.Dan banyak pula yang yang lain
(Poerwanto, 2019).

2.2 Perubahan Sosial


Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil
atau produk melainkan suatu proses. Proses perubahan ini tentu
saja merupakan hasil dari sebuah kesepakatan atau keputusan
bersama yang diambil dari setiap individu atau kelompok
masyarakat. Keputusan yang diambil tentu saja yang sesuai dengan
keinginan atau harapan kelompok agar perubahan sosial itu dapat
terwujud. Ekonomi dan budaya merupakan suatu masalah pokok
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dewasa ini. Dengan
kemiskinan dari segi ekonomi ini dapat mempengaruhi kehidupan
masyarakat seperti perilaku sosial, cara berpikir, bertindak dan lain
sebagainya. Ekonomi menyebabkan masyarakat menjadi hidup
dalam kemiskinan. Miskin menurut Chambers dan Nasikun ada
empat bentuk yakni, kemiskinan absolut, relatif, kultural
dan structural (Goa, 2017).

2.3 Pengendalian Sosial


Menurut Soerjono, pengendalian sosial adalah suatu proses
baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, yang
bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa
warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah
yang berlaku. Sedangkan menurut Joseph S. Roucek, arti
sesungguhnya pengendalian sosial adalah jauh lebih luas,
karena pada pengertian tersebut tercakup juga segala proses,
baik yang direncanakan maupun tidak yang bersifat mendidik,
mengajak atau bahkan memaksa warga-warga masyarakat agar
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai sosial yang berlaku. Obyek
(sasaran) pengendalian sosial, adalah perilaku masyarakat itu
sendiri. Tujuan pengawasan adalah supaya kehidupan
masyarakat dapat berlangsung menurut pola-pola dan kidah-
kaidah yang telah disepakati bersama. Dengan demikian,
pengendalian sosial meliputi proses sosial yang direncanakan
maupun tidak direncanakan (spontan) untuk mengarahkan
seseorang. Juga pengendalian sosial pada dasarnya merupakan
sistem dan proses yang mendidik, mengajak dan bahkan
memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan
norma-norma sosial. (1) Sistem mendidik dimaksudkan agar
dalam diri seseorang terdapat perubahan sikap dan tingkah laku
untuk bertindak sesuai dengan norma-norma; (2) Sistem
mengajak bertujuan mengarahkan agar perbuatan seseorang
didasarkan pada norma-norma, dan tidak menurut kemauan
individu-individu; dan (3) Sistem memaksa bertujuan untuk
mempengaruhi secara tegas agar seseorang bertindak sesuai
dengan norma-norma. Bila ia tidak mau menaati kaidah atau
norma, maka ia akan dikenakan sanksi. Dalam pengendalian
sosial kita bisa melihat pengendalian sosial berproses pada tiga
pola yakni: (1) Pengendalian kelompok terhadap kelompok,
(2). Pengendalian kelompok terhadap anggota-anggotanya, dan
(3). Pengendalian pribadi terhadap pribadi lainnya (Yani,2015).

2.4 Membentuk Identitas Sosial

Identitas sosial adalah kesadaran diri yang fokus utamanya


secara khusus lebih diberikan pada hubungan antar kelompok,
atau hubungan antar individu anggota kelompok kecil. Identitas
sosial terbentuk oleh internal kelompok dan eksternal.
Indentitas dibangun berdasarkan asumsi yang ada pada
kelompok. Biasanya kelompok sosial membangun identitasnya
secara positif. Pembentukan identitas sosial dilakukan untuk
melakukan kategorisasi antara siapa saya dan mereka. Dengan
demikian maka muncullah kontestasi kelompok untuk
membandingkan aspek positif kelompok dengan lain. Aspek
positif ini adalah prototype dari internal kelompok. Identitas
sosial secara umum dipandang sebagai analisa tentang
hubungan-hubungan inter-group antar kategori sosial dalam
skala besar selain itu identitas sosial juga diartikan sebagai
proses pembentukan konsepsi kognitif kelompok sosial dan
anggota kelompok. Lebih sederhana lagi identitas sosial adalah
kesadaran diri secara khusus diberikan kepada hubungan antar
kelompok dan hubungan antar individu dalam kelompok.
Pembentukan kognitif sosial banyak dipengaruhi oleh
pertemuan antara anggota individu dalam kelompok, orientasi
peran individu dan partsipasi individu dalam kelompok social
(Windhartoko,2020).
III. KESIMPULAN

1. Identitas sosial terbentuk oleh internal kelompok dan eksternal.


Pembentukan identitas sosial dilakukan untuk melakukan
kategorisasi antara siapa saya dan mereka. Dengan demikian maka
muncullah kontestasi kelompok untuk membandingkan aspek
positif kelompok dengan lain.

2. Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil


dari sebuah kesepakatan atau keputusan bersama yang diambil dari
setiap individu atau kelompok masyarakat.

3. Dalam pengendalian sosial kita bisa melihat pengendalian sosial


berproses pada tiga pola yakni: (1) Pengendalian kelompok
terhadap kelompok, (2). Pengendalian kelompok terhadap anggota-
anggotanya, dan (3). Pengendalian pribadi terhadap pribadi lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadin, M. (2021). Sociology of Bugis Society: An Introduction. Jurnal Kajian


Sosial Dan Budaya: Tebar Science, 5(3), 20–27

Anwar dan Adang. Sosiologi untuk Universitas. Bandung. PT Refika Aditama.


2013.

Goa L.. Perubahan Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat. Malang. Ketua Prodi
dan Dosen Prodi Pelayanan Pastoral. 2017

Harahap. R. S. 2020. Proses Interaksi Sosial Di Tengah Pandemi Virus


Covid 19. Jurnal media Dakwah, Komunikasi, Sosial dan Budaya.
11(1):45-5

Poerwanto, H. (2019). Asimilasi, Akulturasi, dan Integrasi Nasional. Jurnal


Humaniora, 11(3), 29-37.

Pohan. B., dan Gunawan W. 2019. Proses Sosial Sebagai Akar Sublimasi
Masyarakat Pedesaan. SIMULACRA, 2(2).

Priyatna. 2013. Modal Sosial Petani dan Perkembangan Industri di Desa


Sentra Pertanian Kabupaten Subang dan Kabupaten Karawang. Jurnal
Perencanaan Wilayah Dan Kota Vol 25 (1): 17–36.

Windhartoko, R. K. 2020. Pembentukan Sosial dalam Gerakan Bali. Jurnal


Psikologi Universitas Sanata Dharma. 1(2).

Wulandari. A., dan Pramita I. 2022. Meningkatkan Karakter Semangat


Kebangsaan pada Siswa SD (Sekolah Dasar) Melalui Pembiasaan THK (Tri
Hita Karana). Jurnal Pendidikan dan Konseling. 4(5)

Yani, M. H. 2015. Pengendalian Sosial Kejahatan Suatu Tinjauan Terhadap


Masalah Penghukuman Dalam Perspektif Sosiologi. Jurnal Citra Hukum. 2(1).

Anda mungkin juga menyukai