Bahan PPT Ardo
Bahan PPT Ardo
Bahan PPT Ardo
Kali ini saya ingin mengajak anda semua untuk merenungkan sudah seperti apa
bukti kehadiran Allah di dalam hidup ketika kita dalam sebuah masalah atau
cobaan yang kita temui di dalam hidup kita?
Nah, oleh karena itu saya ingin mengajak saudara-saudara sekalian untuk
memahami Firman Tuhan yang tertulis dalam Keluaran 40 : 34-38.
Seperti Apa Bukti Kehadiran Allah dalam Hidup Kita??
(34) Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN
memenuhi Kemah Suci,
(35) sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu
hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci.
(36) Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari
setiap tempat mereka berkemah.
(37) Tetapi jika awan itu tidak naik, maka merekapun tidak berangkat sampai hari
awan itu naik.
(38) Sebab awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada
malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap
tempat mereka berkemah.
Nahhh,,, jangan pernah menyerah saudara-saudara ketika kita ada masalah atau
cobaan, yakin dan percaya. Tuhan itu hadir dalam setiap hidup kita, hanya
Tuhan itu ingin menguji kita sampai titik mana kesabaran kita dalam menghadapi
semua ini. Jadii tetap semangat yaaaa… Apapun yang kita hadapi atau alami itu
sudah diatur sama Tuhan,,,, Tetap Semangattttttt
ARTI KEHADIRAN ALLAH DI DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA
Posted at 00:00h in Sermon 0 Comments
Share
Kompetensi Dasar:
Indikator:
1. Mengungkapkan rasa syukur atas kehadiran Allah melalui sebuah doa syukur 2. Menyebutkan
bentuk-bentuk kehadiran Allah dalam hidup manusia
3. Menuliskan pengalaman yang memperlihatkan kehadiran Allah pada saat berulang tahun
4. Menjelaskan arti manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah 5. Menampilkan
berbagai bentuk ungkapan kreatif
1.2 Meyakini tindakan manusia dalam berbagai peristiwa kehidupan sebagai respons terhadap
kemahakuasaan Allah
2.2 Menunjukkan kepedulian terhadap berbagai peristiwa rantai kehidupan manusia di sekitarnya
3.2 Memahami kemahakuasaan Allah dalam berbagai peristiwa rantai kehidupan manusia di
sekitarnya
4.2 Membuat proyek sederhana terkait dengan sikap bersyukur dalam berbagai peristiwa rantai
kehidupan manusia di sekitarnya
Pengantar
A
Pada pembelajaran ini akan membahas mengenai kehadiran Allah dalam Hidup Manusia, baik
ketika kita dalam situasi bersukacita maupun dukacita.
Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Oleh karena itu, manusia merupakan
ciptaan yang istimewa sehingga tidak perlu merasa aneh apabila memiliki kulit, rambut, wajah
yang berbeda-beda tidak perlu memaksa diri untuk berpenampilan meyerupai orang lain.
Tidak ada manusia yang diciptakan persis sama. Bahkan anak kembar sekalipun memiliki
perbedaan. Misalnya, yang satu memiliki tahi lalat di pipinya, yang satu tidak; yang satu
rambutnya keriting, yang satu lurus; yang satu laki-laki, yang satu perempuan; yang satu
memiliki hobby main basket, yang satu main bola; dan lain-lain. Perbedaan ini justru
menunjukkan betapa beragamnya ciptaan Tuhan. Namun, seringkali kita tidak menyukai apa
yang kita miliki, padahal itu adalah ciptaan Tuhan juga. Misalnya, cerita tentang Serilia yang ada
di buku siswa.
Guru meminta siswa membaca cerita tentang Serilia. Setelah membaca cerita tentang Serilia,
masing-masing siswa diminta untuk menceritakan
Uraian Materi
B
Cara Allah menciptakan manusia berbeda dengan cara Allah menciptakan terang, cakrawala,
daratan, lautan, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Allah menciptakan terang, cakrawala, daratan,
lautan, hewan dan tumbuh-tumbuhan dengan cara berfirman. Artinya, Allah mengucapkan
melalui firman yang keluar dari mulut-Nya dan jadilah seperti yang diucapkan-Nya.
Sedangkan untuk proses penciptaan manusia, Kejadian 2: 7 memperlihatkan bahwa Allah
menciptakan manusia dengan tangan-Nya sendiri. Allah membentuk manusia dari debu dan
tanah, lalu menghembuskan nafas hidup ke hidung manusia sehingga manusia menjadi makhluk
yang hidup. Bayangkan jika Allah tidak menghembuskan nafas hidup ke manusia, tentu tidak
seperti saat ini. Manusia tidak bisa bernafas, tidak bisa menikmati alam yang indah, tidak bisa
melihat orang-orang yang kita sayangi, tidak bisa menghirup aroma kue yang enak, juga tidak
bisa bermain, dan lain-lain.
Allah membentuk manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Artinya, bukan berarti wajah kita
sama dengan wajah Allah tetapi sifat-sifat yang ada pada Allah, seperti kasih, baik, damai, adil,
dan sebagainya terdapat juga pada kita. Tetapi kemudian manusia merusak kebaikan Allah itu
ketika mereka jatuh dalam dosa.
Dari uraian tersebut kita melihat betapa berharganya manusia karena Allah sendiri yang
membentuknya dan memberinya kehidupan. Jadi, seperti apapun warna kulit kita, bentuk
rambut, warna biji mata, ukuran tubuh, semuanya adalah anugerah Allah karena Allah yang
menciptakan kita dengan penuh kasih sayang. Allah menganggap semua ciptaan-Nya baik
adanya, karena itu tidak baik jika kita membanding-bandingkan warna kulit, bentuk rambut,
ukuran tubuh tertentu lebih baik dari yang lain, sebab semuanya adalah ciptaan Allah.
2. Matius 26:36-46
Pada bagian ini, Yesus sedang mengalami kesedihan dan penderitaan yang sangat berat, karena
menghadapi penderitaan fisik, dipisahkan dari Bapa-Nya, dan kematian atas dosa-dosa manusia.
Rencana ilahi memang telah ditetapkan tetapi dalam kemanusiaan-Nya, Ia harus berjuang. Yesus
kuat untuk menghadapi ini semua karena ketaatan-Nya kepada Allah Bapa.
Ketika Yesus mengatakan, “biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku” (ay. 39) bukan berarti Ia mau
memberontak terhadap Bapa-Nya. Yesus pun adalah seorang manusia yang mengalami rasa
takut. Namun Yesus menegaskan kembali keinginan-Nya untuk melakukan apa yang Bapa-Nya
kehendaki. Yesus tidak takluk pada kelemahan dan ketakutan-Nya sebagai manusia. Perasaan
sedih dan takut itu timbul karena Yesus merasa akan dipisahkan dari Bapa-Nya. Yesus yang
tidak berdosa justru mengambil alih hukuman dosa manusia untuk menyelamatkan kita.
Di tengah-tengah situasi tersebut, Yesus hanya meminta para murid untuk berjaga-jaga dan
berdoa. Sayangnya hal itu tidak mampu dilakukan oleh para murid. Para murid ‘kalah’ pada rasa
kantuk.
Kita juga pernah merasa sedih dan takut, bahkan kita merasa seorang diri menghadapi berbagai
macam masalah, tetapi ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Tuhan selalu
bersama kita dan memberi kekuatan kepada kita untuk menghadapi itu semua.