Pengaruh Bulliying Terhadap Perkembangan Siswa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH TINDAKAN BULLIYING

TERHADAP PERUBAHAN PERKEMBANGAN


MENTAL SISWA – SISWI KELAS XI SMA
NEGERI 2 BALIGE

DISUSUN OLEH:
NAMA: DANIEL ALVHARO TAMBUNAN
KELAS: XI IS 1
NO.ABSEN: 6

SMA NEGERI 2 BALIGE


TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang damai, namun bagi
jutaan remaja di seluruh dunia, sekolah itu sendiri tidak aman. Setiap hari, para siswa
menghadapi berbagai bahaya, termasuk perkelahian, tekanan untuk bergabung dengan geng,
perundungan (bullying), baik secara langsung maupun online, disiplin dengan kekerasan,
pelecehan seksual, dan kekerasan bersenjata. Dalam jangka pendek ini mempengaruhi
pembelajaran mereka, dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan depresi, kecemasan dan
bahkanbunuh diri (Henrietta Fore, 2018)
Perilaku perundungan atau yang lebih dikenal dengan bullying terus menghantui
berbagai kalangan, tidak hanya terjadi di kalangan dewasa, melainkan juga di kalangan anak-
anak dan remaja. Kasus perundungan merupakan perilaku yang memiliki karakteristik
mengintimidasi korban dengan maksud merugikan baik sengaja maupun tidak sengaja dan
umumnya dilakukan secara terus-menerus. Perundingan sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu
perundungan fisik, verbal, dan relasi. Perundungan fisik dapat berupa pukulan dan tamparan,
verbal dapat berupa ejekan dan hinaan, sedangkan perundingan realasi biasanya berupa
pengucilan. Masalah ini tentu sangat merugikan bagi pelaku maupun korban, buruknya
perundingan ini kian marak terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Perundungan dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan mental
siswa dan siswi SMA. Perundungan dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan
bahkan dalam kasus yang ekstrim, dapat memicu pemikiran dan tindakan bunuh diri. Siswa
yang menjadi korban perundungan sering kali mengalami penurunan kinerja akademis,
kesulitan berinteraksi sosial, dan merasa tidak aman di lingkungan sekolah. Oleh karena itu,
penting bagi sekolah dan komunitas untuk mengambil tindakan preventif dan intervensi yang
efektif untuk mencegah dan mengatasi perundungan.
Bullying merupakan masalah serius yang masih banyak terjadi di lingkungan sekolah,
termasuk di SMA NEGERI 2 BALIGE. Tindakan bullying dapat berdampak negatif terhadap
perkembangan mental siswa-siswi yang menjadi korban. Perilaku bullying dapat berupa
intimidasi, pelecehan, ancaman, atau pengucilan yang dilakukan secara berulang.
Perkembangan mental siswa-siswi SMA sangat rentan terhadap dampak negatif tindakan
bullying. Bullying dapat menyebabkan berbagai masalah seperti stres, depresi, rendahnya
harga diri, gangguan makan, hingga pemikiran untuk melakukan tindakan yang merugikan
diri sendiri.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dampak tindakan bullying, diharapkan
dapat diambil langkah-langkah preventif dan interventif yang lebih efektif untuk melindungi
siswa-siswi dari pengalaman yang merugikan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh tindakan bullying terhadap perkembangan mental
siswa-siswi SMA NEGERI 2 BALIGE. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah bullying di lingkungan sekolah dan
menjadi bahan pertimbangan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan tindakan
bullying di SMA NEGERI 2 BALIGE.
Oleh karena alasan diatas, tertarik membuat topik ini dengan judul: “PENGARUH
TINDAKAN BULLYING PERKEMBANGAN MENTAL SISWA-SISWI KELAS XI SMA
NEGERI 2 BALIGE.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk perilaku bullying di kelas XI SMA NEGERI 2 BALIGE?

2. Bagaimana dampak perilaku bullying terhadap kesehatan mental kelas XI SMA


NEGERI 2 BALIGE?

3. Apa upaya sekolah dalam mengurangi perilaku bullying di kelas XI SMA NEGERI 2
BALIGE?

4. Apa factor yang mempengaruhi terjadinya perilaku bullying?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan bentuk perilaku bullying di kelas XI SMA NEGERI 2 BALIGE.

2. Mendeskripsikan dampak perilaku bullying terhadap kesehatan mental Siswa di


kelas XI SMA NEGERI 2 BALIGE.

3. Mendeskripsikan upaya sekolah dalam mengurangi perilaku bullying di kelas XI


SMA NEGERI 2 BALIGE.

4. Mendeskripsikan factor yang mempengaruhi terjadinya perilaku bulliying.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Bullying
Menurut American Psychological Association, pengertian bullying adalah suatu
bentuk tindakan agresif yang dilakukan seseorang dengan sengaja dan berulang kali dengan
tujuan untuk melukai atau mengakibatkan ketidaknyamanan pada orang lain. Bullying bisa
dilakukan secara fisik, lisan, maupun cara lain yang lebih halus seperti memaksa atau
memanipulasi.
Bullying adalah tindakan penindasan yang sering kali dilakukan secara berkelompok.
Pada lingkungan sekolah, kelompok yang melakukan bullying cenderung merasa berkuasa
dan menganggap anak lain lebih lemah dari mereka. Hal yang sama juga dapat ditemukan di
lingkungan kerja dan sosial lainnya. Orang-orang dengan kekuasaan memiliki kecenderungan
untuk melakukan tindakan penindasan.

2.1.2 Jenis Bullying


1. Bullying Verbal.
Physical bullying atau perundungan secara verbal bisa dikatakan yang paling
sering terjadi. Sebagai pelajar, pahami bahwa kita tidak hanya wajib menghormati
guru di sekolah, tetapi juga pada teman-teman sebaya. Bahkan seringkali bullying
verbal tidak disadari oleh pelakunya sendiri, karena menganggapnya hanya sebagai
candaan saja. Ini bisa muncul karena tidak adanya rasa menghormati dan menghargai
teman sebaya.
Bullying verbal ini dapat menyebabkan korbannya menjadi insecure. Contoh
dari bullying verbal misalnya, mengolok-olok teman ketika nilainya tidak bagus,
menyebut teman dengan julukan yang tidak baik dan lain sebagainya.
2. Bullying Fisik.
Selanjutnya ada jenis bullying fisik, yang sangat berpotensi membuat
korbannya menjadi trauma. Bullying fisik lebih mudah dikenali daripada yang verbal,
karena bisa dilihat kasat mata, baik tindakannya maupun akibatnya. Contoh
perundungan fisik ini misalnya melempari teman dengan alat tulis, menghadang
teman saat akan lewat, bahkan tindakan yang lebih parah adalah memukul, menonjok
dan sejenisnya.
3. Bullying Sosial.
Berikutnya ada perundungan secara sosial yang dampaknya tidak kalah
menakutkan. Bullying sosial ini biasanya akan menyebabkan korbannya menjadi tidak
mau bergaul dengan orang lain. Sayangnya, tindakan perundungan sosial ini justru
kerap ditampilkan dalam drama-drama televisi yang disukai anak remaja.
Perundungan sosial adalah tindakan bullying yang dilakukan sekelompok orang
kepada orang lain.
4. Bullying Dunia Maya.
Tindakan perundungan tidak hanya terjadi di dunia nyata saja, tetapi juga pada
media sosial. Perundungan seperti ini dinamakan cyber bullying, yang kerap dialami
oleh para selebritis oleh hatersnya. Meskipun mungkin korban tidak mengenal pelaku,
namun dampak dari cyberbullying ini sama buruknya.
Komentar yang tidak menyenangkan, menyindir atau mengintimidasi
merupakan contoh dari tindakan perundungan siber. Perundungan jenis ini tidak
hanya terjadi pada orang-orang terkenal saja, tetapi juga pada orang biasa, termasuk
siswa sekolah. Apalagi saat ini hampir semua pelajar pasti menggunakan media
sosial. Artinya, semakin besar juga peluang untuk melakukan perundungan melalui
media sosial.
5. Bullying Seksual.
Yang tidak kalah mengerikan dan sering terjadi belakangan ini adalah
perundungan secara seksual. Contoh yang paling sering terjadi yaitu pelecehan
seksual atau sexual harassment. Dampak paling buruk yang bisa terjadi adalah korban
berpotensi menjadi pelaku di masa depan. Contoh dari tindakan pelecehan seksual
misalnya menyentuh bagian-bagian terlarang seseorang. Bentuk pelecehan seksual
yang cukup memprihatinkan yaitu pemerkosaan.

2.1.3 Faktor – faktor Penyebab Bullying


1.Kepribadian Individu.
Perilaku agresif, kurangnya rasa simpati dan empati terhadap orang lain, tidak
terbuka dalam mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat menalar efek berbahaya
dari perilakunya.
2.Keluarga.
Pelaku bullying sering berasal dari keluarga yang bermasalah. Anak akan
mempelajari perilaku bullying ketika orangtua mengalami konflik dan menirunya
kepada temannya. Pengabaian atau tidak adanya perhatian dirumah juga menjadi
faktor yang menyebabkan remaja mencari perhatian di sekolah dengan menunjukkan
kekuasaannya kepada teman yang lebih lemah. Penindasan tersebut dilakukan sebagai
pelarian dari kekerasan dan hukuman berlebihan yang diterimanya dirumah. Orang
tua melakukan kekerasan untuk menyelesaikan konflik sehingga anak yang terbiasa
menerima hukuman fisik cenderung tidak mampu mengembangkan kepedulian dan
empati kepada orang lain dan menjadi agresif ke teman sebaya. Pola asuh otoriter ini
dikenali dengan memberikan hukuman dalam bentuk kekerasan fisik dan psikologis
pada anak. Pengabaian, kekerasan, tidak ada kepercayaan dari orang tua dan
penolakan dari ibu juga beresiko meningkatkan perilaku bullying.
3.Sekolah.
Pihak sekolah yang mengabaikan keberadaan bullying menyebabkan anak
sebagai pelaku bullying mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk
melakukan intimidasi terhadap anak lain. Faktor lainnya adalah kontribusi guru yang
kurang maksimal dalam menangani permasalahan siswa, kurangnya perhatian guru,
ketidakjelasan peraturan sekolah dan tindakan diskriminatif guru.
4.Kelompok Sebaya.
Beberapa anak melakukan bullying untuk dapat masuk ke dalam kelompok
atau geng tertentu meski merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut. Kelompok
bermain remaja yang menyimpang bertujuan untuk mendapatkan pengakuan
eksistensi diri dengan menindas anak yang lebih lemah sehingga ia mendapatkan
pengakuan dari kelompoknya bahwa ia memiliki keberanian dan kekuasaan.
5.Lingkungan Sosial dan Komunitas.
Salah satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying
adalah kemiskinan. Pemalakan antar siswa menjadi salah satu contoh bullying akibat
ekonomi. Keberadaan kelompok minoritas juga memicu terjadinya bullying verbal
berupa labelling pada suatu individu atau kelompok minoritas tertentu
6.Media massa.
Tayangan televisi maupun media yang kurang mendidik dan mengandung
unsur kekerasan dapat menimbulkan persepsi sendiri di benak anak sebagai suatu hal
yang keren. Adegan bully baik secara fisik maupun verbal dapat mempengaruhi
remaja untuk mempraktekannya dalam kehidupan nyata. Penyalahgunaan media
sosial (cyber bullying).
7.Adverse Children Experience (Pengalaman buruk masa kecil).
Pengalaman masa kecil yang buruk dapat membuat perkembangan psikologis
anak terganggu sehingga berpotensi untuk menjadi pelaku bullying di masa remaja.

2.1.4 Perkembangan Mental


Perkembangan mental merupakan proses yang kompleks yang melibatkan interaksi
antara faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman individu. Teori perkembangan mental
mencoba untuk menjelaskan bagaimana individu berkembang secara mental dari masa kanak-
kanak hingga dewasa, termasuk bagaimana mereka memahami dunia, membangun hubungan
sosial, dan mengatasi tantangan kehidupan.
Berikut jenis -jenis perkembangan mental:
1. Perkembangan Kognitif.
Teori Piaget tentang perkembangan kognitif dapat dijelaskan dengan
contoh sederhana, seperti bagaimana pemikiran remaja lebih kompleks
daripada anak-anak, dan bahwa mereka mampu memahami konsep abstrak
seperti moralitas dan keadilan.
2. Perkembangan Identitas.
Teori Erikson tentang identitas dapat dijelaskan dengan mencatat
bahwa remaja mengalami konflik identitas versus kebingungan peran.
Mereka mencari identitas mereka sendiri melalui eksplorasi berbagai peran
dan nilai.
3. Perkembangan Emosi dan Sosial.
Teori attachment Bowlby dapat dijelaskan dengan menggambarkan
pentingnya hubungan yang aman dan dekat dengan orang tua atau
caregiver dalam membentuk kepercayaan diri dan kemampuan
membangun hubungan yang sehat di masa depan.
4. Pengaruh Lingkungan.
Teori kognitif sosial Bandura dapat diilustrasikan dengan contoh
bagaimana remaja belajar dari lingkungan sekitarnya, termasuk teman
sebaya dan media, dalam membentuk sikap, nilai, dan perilaku mereka.
5. Perkembangan Seksualitas.
Konsep Freud tentang tahapan perkembangan psikoseksual dapat
disederhanakan dengan menyebutkan bahwa remaja mengalami perubahan
fisik dan psikologis yang signifikan dalam mengembangkan identitas
seksual mereka.

Beberapa teori menurut prikologi yang relevan tentang “Pengaruh Tindakan Bulliying
Terhadap Perkembangan Mental Siswa-siswi”. Sebagai berikut:
1. Teori Stres.
Menurut Lazarus, stres terjadi ketika individu menganggap bahwa
tuntutan lingkungan melebihi sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi
tuntutan tersebut. Dalam konteks bullying, stres terjadi karena korban
merasa tidak mampu mengatasi atau melawan tindakan bullying yang
terus-menerus. Stres dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan
mental seperti kecemasan, depresi, dan rendahnya harga diri.
2. Teori Attachment.
Bowlby menekankan pentingnya ikatan emosional yang aman antara
anak dan caregiver dalam membentuk kepercayaan diri dan kemampuan
untuk membangun hubungan sosial yang sehat. Anak yang mengalami
bullying mungkin mengalami gangguan dalam ikatan ini, yang dapat
berdampak negatif pada perkembangan sosial dan emosional mereka.
3. Teori Kognitif Sosial.
Bandura mengemukakan bahwa individu belajar perilaku melalui
pengamatan, imitasi, dan penguatan. Dalam konteks bullying, siswa-siswi
yang menjadi korban mungkin belajar untuk menginternalisasi perilaku
negatif yang ditunjukkan oleh pelaku bullying, seperti merasa tidak
berharga atau tidak mampu.
4. Teori Identitas.
Erikson menyatakan bahwa remaja mengalami konflik antara mencari
identitas mereka sendiri dan mengikuti peran yang diberikan oleh
masyarakat. Bullying dapat memengaruhi proses ini dengan membuat
remaja meragukan nilai-nilai dan identitas mereka sendiri, yang dapat
mengakibatkan kebingungan peran dan rendahnya harga diri.
5. Teori Resiliensi.
Teori ini menekankan kemampuan individu untuk pulih dari stres dan
kesulitan. Siswa-siswi SMA yang memiliki tingkat resiliensi yang tinggi
mungkin lebih mampu mengatasi dampak negatif bullying dan tetap
berkembang secara mental. Faktor-faktor seperti dukungan sosial,
kemampuan coping yang baik, dan keyakinan diri dapat meningkatkan
tingkat resiliensi seseorang.

2.2 Metode Penelitian


Adapun metode penelitian yang peneliti gunakan dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah
metode kuantitatif. Menurut KBBI, Kuantitatif artinya berdasarkan jumlah atau banyaknya.
Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang mengambil data dalam jumlah yang banyak.
Bisa puluhan, ratusan, atau mungkin ribuan. Hal ini dikarenakan populasi responden
penelitian kuantitatif sangat luas.
Adapun jenis data yang digunakan peneliti adalah data kuantitatif. Data kuantitatif
adalah data yang bisa diukur, diberi nilai numerik, dan dihitung.
Lokasi penelitian ini berada di SMAN 2 BALIGE, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Penelitian penentuan lokasi yang dijadikan sebagai pertimbangan pemilihan karena peneliti
juga bersekolah di SMAN 2 BALIGE. Waktu dilaksakannya penelitian ini adalah pada
tanggal 13-20 Maret 2024. Penelitian dilakukan selama 8 hari.
Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara
pengumpulan angket berbentuk google form. Yaitu angket campuran yang berisikan 16
pertanyaan yang di dalamnya terdapat 4 pertanyaan essai, dengan jumlah responden atau
sampel 32 orang yang merupakan siswa-siswi dari populasi kelas XI di SMAN 2 BALIGE.

2.3 Pengolahan Data

Adapun berikut adalah data nama siswa-siswi SMAN 2 BALIGE yang mengisi
angket google form.

NAMA KELAS
Jionetha Nathalin Simangunsong XI IS 1
Timothy Ambarita XI IS 1
Gracya Valencya Pardede XI IS 1
Zefanya Eva Panjaitan XI IS 1
Putri Siahaan XI IS 1
Fidela Febrina Nainggolan XI MIA 5
Evelyn Siahaan XI IS 1
Kezia Frederika Tambunan XI IS 1
Intan Napitupulu XI MIA 6
Yohana Maria Gultom XI IS 1
Shafa Syakirah Siregar XI IS 1
Jose Paulus Sianipar XI IS 1
Widia Silalahi XI MI 7
Floren Gretha Sirait XI IS 1
Lenora Cacilia Samosir XI IS 1
Gladys Monalisa Hutabarat XI IS 1
Rhel Yeremia Siregar XI IS 1
Givtania Simbolon XI IS 2
Ester Angelina Novianti Sitorus XI IS 2
Frisilya Simatupang XI IS 1
Grace Sidabutar 11 MIA 22
Evelyn Siahaan XI IS 1
Jelita Napitupulu XI IS 1
Putri Zahra Sintya Thayeb XI IS 1
Annisa Tampubolon XI MIA 6
Septiadi Samosir XI IS 1
2.4 Hasil PenelitiaN
13. Apa dampak yang anda alami jika dibully?

1. Akan terganggu kesehatan mental, berkurangnya kepercayaan diri, stress, kesepian,


menurunnya prestasi akademik maupun non-akademik, depresi, keinginan bunuh diri, dsb.

2. Stress, depresi, kepercayaan diri menurun, bahkan ada keinginan untuk bunuh diri,
kesehatan mental memburuk.

3. Tertekan dan depresi.

4.Sedih, dan sakit hati.

5. Susah bersosialisasi.

6. Dendam pada orang tersebut.

7. Tekanan mental.

8. Trauma dan minder.


9. Trauma.

10. Muncul perasaan tidak percaya diri dan sakit hati.

11. Stress, tidak percaya diri, dan menganggap rendanya harga diri.

12. Gangguan jiwa.

13.Tekanan batin.

14. Murung dan ingin membalasnya.

15. Sedih dan mental kita menjadi down.

16. Mental down.

17. Perasaan kacau yang membuat saya sedih dan menjadi orang tertutup dan energi saya
menjadi menurun derastis.

18. Timbul perasaan tidak percaya diri.

19. Kurang percaya diri.

20. Menangis.

21. Kemungkinan besar akan membully kembali orang tersebut.

22. Frustasi dan takut.

23. Merasa sedih, takut, malu, dan sedih.

24. Stress dan merasa benci pada pembully tersebut.

25. Saya merasa ada sangat banyak kekurangan dalam diri saya yang belum tertutupi, tetapi
sangat jelas kelihatan dalam pandangan umum.

26. Rugi dibidang sosial.

27. Dampak dari bullying bisa termasuk menurunnya rasa percaya diri, stres, kecemasan,
depresi, masalah kesehatan mental, dan penurunan prestasi akademik. Hal ini juga dapat
memengaruhi hubungan sosial dan emosional, serta meningkatkan risiko perilaku berbahaya
seperti isolasi diri atau bahkan pemikiran untuk bunuh diri.

28. Minder, dan takut.

29. Depresi.
30. Tertekan.

31. Merasa tidak pada lingkungan luar, sering overthinking, menjadi pendiam, rusaknya
kesehatan mental, akan lebih sering menangis, tidak percaya pada teman – teman, dan lebih
tertutup pada siapapun.

32. Sakit hati dan akan bersifat lebih introvert.

14. Bagaimana perkembangan mental mu jika anda mendapat tindakan bullying?

1. Buruk.

2. Tidak akan bagus, atau bahkan kesehatan mental akan menurun, perkembangan social pada
diri akan berkurang dan menjadi kesepian, stress dan ketidaknyamanan dengan orang lain.

3. Akan menurun/memburuk.

4. Down.

5. Mental saya menjadi turun.

6. Mental menjadi down.

7. Biasa saja.

8. Menurunnya rasa percaya diri dan ada perasaan takut.

9. Menurun.

10. Mendapat tindakan bullying dapat mengakibatkan penurunan kepercayaan diri,


kecemasan, dan stres. Perasaan depresi dan isolasi juga dapat berkembang, serta dampak
negatif lainnya pada kesehatan mental seperti gangguan tidur dan penurunan motivasi. Dalam
beberapa kasus, ini dapat menyebabkan trauma jangka panjang dan masalah kesehatan mental
yang serius.

11. Menurunnya mental percaya diri, dan adanya trauma.

12. Resah dan gelisah.

13. Lemah.

14. Depresi.

15. Akan memburuk/menurun.


16. Saya menjadi tidak percaya diri dan menjadi cemas.

17. Korban bullying menjadi lemas, takut, saat bertemu dengan pelaku.

18. Menjadi pendiam.

19. Mental saya berkurang sedikit.

20. Tertekan dan sakit.

21. Mental menjad down.

22. Mungkin tidak dapat dipastikan dalam janga waktu pendek, namun sangat berdampak
besar terhadap bagaimana saya berekspresi secara social didepan banyak orang.

23. Tentu sangat terganggu. Saya pernah stress karena mendapatkan tindakan bully, pada
masa ini saya sering kali mengabaikan kesehatan tubuh saya sendiri. Salah satunya dengan
makan berlebihan.

24. Tidak berkembang.

25. Pastinya down, pembullyan itu sangat merusak mental dan karakter seseorang.

26. Kurang berkembang dan menjadi lebih tertutup.

27. Tertekan dan malas bersekolah.

28. Normal saja.

29. Tidak akan bagus. Karena kesehatan mental akan menurun, perkembangan social pada
diri akan berkurang dan menjadi kesepian. Stress dan ketidaknyamanan dengan orang lain.

30. Tertekan.

31. Kepercayaan diri saya merosot.

32. Saya menjadi down, dan terkadan melukai diri sendiri.

15. Apa yang anda lakukan jika anda menerima bullying?

1. Melawan.

2. Diam saja.

3. Akan melawan nya dan tidak ingin dibully lagi.


4. Membunuh si pembuly dengan pistol atau senpi saat dia lengah dan mengganatungnya
dengan tulisan resiko melakukan bully di badan pelaku, agar para pelaku yang belum jerah
terhadap perbuatannya bisa langsung jeraah dan berhati-hati dalam menyepelekan seseorang
yang di anggapnya lemah dan pantas untuk dibully.

5. Diam saja.

6. Mungkin saya akan menceritakan hal ini kepada orang tua saya agar dilindungi dan juga
menceritakan kepada guru agar ditindak lanjuti.

7. Melawan dan membalasnya..

8. Membully balik.

9. Saya akan menentang dengan berkata tidak merendahkan dirinya ataupun diri saya
melainkan akan memberi nasihat dan menanyakan mengapa saya dibully? apakah kesalahan
yang telah saya buat kepadanya hingga membuat tindakan bully kepada saya baik verbal,
fisik, di dunia maya, maupun sosial.

10. Melaporkan ke guru/orang tua, menegaskan kpd yg membully atau mencoba membela
diri, mencari dukungan teman / organisasi anti bully, atau jika perlu bawa ke ranah hukum.

11. Mencoba membalasnya.

12. Harus melawannya.

13. Melaporkan kepada BK dan orang tua.

14. Diam.

15. Menjaga diri dan tetap tenang atau jangan merasa bersalah.

16. Menjaga diri dan menghindari konfontrasi dengan pelaku.

17. Memilih diam dan melawannya.

18. Memilih untuk mengabaikannya.

19. Terkadang perasaan takut akan menjadi hal pertama yang muncul jadi saya tidak dapat
bertinfak secara cepat untuk berekspresi, namun yang tentu saya lakukan adalah
mengupgrade diri saya dan menunjukkan bahwa saya tidak seperti apa yang oknum katakan.
20. Hal pertama yang saya lakukan adalah diam, menerima kritikan dan merenungkan
kritikan tersebut.Langkah kedua yang saya lakukan adalah dengan cara melabrak dang
pembully ataupun dengan cara menyindir sang pembully sebagai tanda tidak terima atas
tindak bully yang saya dapatkan.

21. Melaporkan ke guru atau pihak lain.

22. Gak terima dan melawannya. Saya tidak pantas untuk dibully.

23. Nangis.

24. Membalasnya.

25. Menceritakan kepada guru atau orang tua. Mengambil langkah hukum bila perlu, tegas
bila perlu, bijak ketika dibully dengan cara membela diri, gabung dengan organisasi anti
bully.

26. Diam.

27. Berusaha untuk berani dan bersosialisasi.

28. Saakit hati dan melaporkan kepada guru.

29. Melawannya.

30. Tidak ambil diam saya langsung membunuh pelakunya.

31. Sabar dan mendoakannya.

32. Berusaha untuk tidak mendengarkannya dan mengabaikannya.

16. Apa pesan mu terhadap Orang yang membully kamu atau orang lain?

1. Semoga mendapat bully juga ya.

2. Jangan membully orang, karena itu dapat menyebabkan mental seseorang menurun.

3. Kepada para pelaku bully berhati-hatilah mungkin kamu sekarang memiliki kekuatan
untuk mem bully seseorang tetapi ada saatnya korban bully itu bisa jauh lebih berbahaya jika
dia memiliki trauma dan dendam yg sangat besar dan akan berakibat fatal jika dia melakukan
aksinya siapapun kamu para pelaku bully si korban tidak peduli jika dia mendapatkan waktu
yg tepat untuk menghabisi si pelaku bully jadi sebelum hal buruk yang sangat besar menimpa
para pelaku bully lebih baik dari sekarang mulailah untuk bertobat dan mendekatkan diri
kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. Segera bertobat.

5. Kalaupun dibully, pesan saya adalah cobalah saling menghormati, bukalah pikiranmu
setiap org tidak pernah berhak utk direndahkan, tolong bercermin dulu, dunia ini trs berputar.

6. Hargailah perbedaan, dunia terus berputar, tidak ada org yg berhak direndahkan,
bercerminlah dan fokus pada diri sendiri, karena bisa saja kamu butuh bantuan dengan orang
yang kamu bully.

7. Bertobatlah.

8. Secepatnya mengubah perilakumu ya.

9. Jangan membully ya itu tidak baik.

10. Ingat akan karma itu ada.

11. Jangan diulangi lagi ya, kata nenek itu bahaya.

12. Bertobatlah, sesungguhnya ajal mu sudah dekat.

13. Jangan membully, itu tidak baik.

14. Cepat – cepat berubah kearah lebih baik lagi.

15. Bertobatlah.

16. Tindakan bully akan berbalik juga kepada siapa yang membully.

17. Berubalah.

18. Semoga anda bisa menjadi lebih baik lagi, tanpa menjatuhkan\merendahkan orang lain.

19. Hargailah selalu seseorang yang menjalankan hidupnya.walau pun dimatamu dia rendah,
tidak berharga, dia merupakan orang yang istimewa dimata orang tuanya dan keluarga
besarnya.bagaikan berlian di tuppukan emas.selalu menghargai, agar kamu dihargai.

20. Jangan pernah mengolok-olok sesuatu yang seseorang tidak bisa ubah dalam dirinya.
Belum tentu kamu lebih baik dari orang yang kamu bully.

21. Semoga kamu tidak merasakan karma dari Tuhan yah teman. Segera bertobatlah.
22. Tolong sadar diri, perhatikan kakurangan anda juga, karena tidak ada manusia tanpa
kekurangan dan kesalahan.

23. Tidak apa-apa bully saja. Tuhan yang balas perlakuan mu.

24. Pesan saya kepada orang yang membully saya atau orang lain adalah untuk menghentikan
tindakan tersebut dan mempertimbangkan dampak yang ditimbulkannya. Berpikirlah tentang
bagaimana tindakan tersebut dapat menyakiti orang lain dan belajarlah untuk berempati serta
memperlakukan orang lain dengan hormat dan penghargaan. Setiap orang pantas untuk
dihormati dan diperlakukan dengan baik.

25. Setiap individu memiliki nilai dan martabat yang sama, dan tidak ada alasan atau
justifikasi untuk menyakiti atau merendahkan orang lain. Perilaku bullying merugikan tidak
hanya korban, tetapi juga pelaku dan masyarakat secara keseluruhan. Kita semua
bertanggung jawab untuk membangun lingkungan yang aman, inklusif, dan penuh
penghargaan terhadap perbedaan. Jadi, saya mengajak pelaku bullying untuk merenungkan
tindakan mereka, memperbaiki perilaku mereka, dan mencari cara untuk memperbaiki
hubungan dengan orang yang telah mereka sakiti.

26. Berhentilah membully sesamamu.

27. Semoga kamu berubah karena tidak ada yang sempurna didunia ini.

28. Taka da gunanya membully, mari saling sadar.

29. Semoga sadar secepatnya bahwa membully itu tidak baik.

30. Hati-hati jangan sampai Tuhan membalas perbuatan mu sendiri.

31. Semoga kamu tidak mendapat apa yang kamu buat ketika membully aku.

32. Tetap semangat, jangan lupa berdoa. Dan semoga sadar perlakuan mu sama saja
membunuh cita-cita teman mu sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan analisis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
tindakan bullying memiliki dampak yang serius terhadap perkembangan mental siswa dan
siswi di tingkat SMA. Dari hasil penelitian, beberapa temuan penting dapat diidentifikasi:
1. Dampak Psikologis yang Signifikan:
Bullying dapat menyebabkan masalah psikologis yang serius pada siswa dan
siswi, termasuk kecemasan, depresi, dan rendahnya harga diri. Siswa yang
menjadi korban bullying juga berisiko mengalami gangguan mental seperti
gangguan makan atau gangguan kepribadian.
2. Dampak Sosial dan Emosional:
Siswa yang menjadi korban bullying cenderung mengalami isolasi sosial dan
kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat dengan teman sebaya. Hal ini
dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional mereka dan berpotensi
mengganggu perkembangan sosial mereka di masa depan.
3. Dampak Terhadap Prestasi Akademis:
Bullying juga dapat memengaruhi prestasi akademis siswa. Siswa yang
menjadi korban bullying cenderung mengalami kesulitan konsentrasi, motivasi
belajar yang menurun, dan absen sekolah yang lebih tinggi, yang semuanya dapat
berdampak negatif pada pencapaian akademis mereka.
4. Perlunya Intervensi yang Komprehensif:
Temuan ini menekankan perlunya intervensi yang komprehensif untuk
mencegah dan mengatasi bullying di lingkungan sekolah. Intervensi tersebut dapat
meliputi pendekatan yang melibatkan siswa, orangtua, guru, dan staf sekolah
dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung.
5. Pentingnya Dukungan Sosial dan Psikologis:
Siswa yang menjadi korban bullying membutuhkan dukungan sosial dan
psikologis yang kuat untuk pulih dan berkembang secara optimal. Dukungan
tersebut dapat berupa konseling individu, kelompok dukungan, atau program
pendukung lainnya yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka.

6. Pentingnya Pendidikan dan Kesadaran:


Pendidikan tentang bullying dan kesadaran akan dampaknya perlu
ditingkatkan di semua tingkatan, termasuk di kalangan siswa, orangtua, guru, dan
staf sekolah. Hal ini dapat membantu mengurangi insiden bullying dan
menciptakan budaya sekolah yang lebih inklusif dan peduli.
Dengan demikian, upaya bersama dari berbagai pihak sangat penting untuk melawan dan
mengurangi tindakan bullying serta melindungi perkembangan mental dan kesejahteraan
siswa dan siswi di sekolah. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat menciptakan
lingkungan sekolah yang aman, mendukung, dan mempromosikan kesejahteraan siswa dan
siswi secara holistik.

3.2 Saran
Untuk mengatasi masalah bullying dan melindungi perkembangan mental siswa dan
siswi di sekolah, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, penting untuk melakukan program pendidikan dan kesadaran tentang
bullying kepada semua pihak yang terlibat, termasuk siswa, orangtua, guru, dan staf sekolah.
Program ini dapat mencakup informasi tentang jenis-jenis bullying, dampaknya, dan cara
melaporkan kasus bullying.
Kedua, implementasikan kebijakan anti-bullying yang jelas dan tegas di sekolah.
Kebijakan ini harus mencakup prosedur pelaporan yang mudah diakses dan penanganan
kasus bullying yang cepat dan adil. Semua pihak di sekolah harus terlibat dalam menerapkan
kebijakan ini.
Ketiga, sediakan dukungan sosial dan psikologis bagi siswa yang menjadi korban
bullying. Ini dapat berupa konseling individu, kelompok dukungan, atau program pendukung
lainnya yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Keempat, bangun budaya sekolah yang aman dan inklusif. Ini dapat dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan sosial dan pendidikan yang mendorong kerjasama, empati, dan saling
menghormati di antara siswa.
Kelima, berikan pelatihan kepada guru dan staf sekolah tentang cara mengidentifikasi,
mencegah, dan menangani kasus bullying. Mereka harus siap untuk merespons kasus
bullying dengan tepat dan memberikan dukungan yang diperlukan kepada siswa.
Terakhir, lakukan monitoring dan evaluasi secara terus-menerus terhadap efektivitas
program anti-bullying yang telah diterapkan. Identifikasi area-area yang perlu perbaikan dan
terus tingkatkan upaya pencegahan dan penanganan bullying di sekolah.
Dan jugamari kita saling sadar bahwa tindakan bullying itu hanya candaan semata,
tanpa kita ketahui bahwa tindakan itu dapat merusak kehidupan si korban. Bahkan jika kita
menyadari banyak yang ingin mencoba bunuh diri, menyakiti diri, dan mencari kenikmatan.
Namun keinginan mereka juga sama seperti apa yang kamu lakukan kepada si korban.
Kita bersekolah di SMA NEGERI 2 BALIGE, yang dimana sekolah ini sekolah
impian masyarakat, jadi mari kita memberikan contoh yang baik, bukan justru memberi kesan
buruk dengan menurunkan citra sekolah tersebut.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini secara komprehensif dan berkelanjutan,
diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman, mendukung, dan inklusif bagi
semua siswa dan siswi.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan
judul "Pengaruh Tindakan Bullying Terhadap Perkembangan Mental Siswa-siswi Kelas 11
SMA NEGERI 2 BALIGE". Karya ilmiah ini disusun sebagai bentuk pemenuhan tugas mata
pelajaran Bahasa Idonesia oleh Bapak Lamhot Harol Sitompul.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada, Orang tua
dan keluarga, atas doa, dukungan, dan motivasi yang diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini. Dan kepada Bapak Lamhot Sitompul, atas bimbingan,
arahan, dan masukan yang sangat berharga dalam proses penulisan karya ilmiah ini. Dan juga
saya nerterimakasih kepada teman-teman sekelas, atas dukungan, semangat, dan kerjasama
dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan. Penelitian ini saya lakukan
karena usul dan saran dari teman-teman sekalian.
Karya ilmiah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang dampak tindakan bullying terhadap perkembangan mental siswa-siswi SMA.
Penulis berharap karya ilmiah ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan refleksi bagi
pembaca, terutama para remaja, untuk lebih memahami pentingnya menghormati dan
menjaga keamanan mental sesama.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi
peningkatan pemahaman dan kesadaran kita semua terhadap pentingnya menjaga keamanan
mental di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Balige, Maret 20224
Penyusun

Daniel A Tambunan
DAFTAR PUSTAKA

https://ecampus-fip.umj.ac.id/h/umj/
uH7BuqQzJnIhBbiHFARHJrF5wnQqFuO.pdf

http://etheses.iainponorogo.ac.id/8256/1/BAB%20I-BAB%20VI.pdf

https://www.halodoc.com/artikel/waspada-ini-dampak-bullying-pada-
kesehatan-mental-anak

https://www.scribd.com/document/634313421/MAKALAH-
KELOMPOK-3-bullying
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai