Praktik Fisika

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 35

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

BAB II CARA PENGGUNAAN ALAT ................................................................ 4

BAB III CARA PERHITUNGAN .......................................................................... 9

BAB IV MATERI PERCOBAAN ........................................................................ 16

M1 PERCEPATAN GRAVITASI BUMI ........................................................ 16

M4 VISKOSITAS ZAT CAIR ......................................................................... 20

M6 GERAK PELURU ...................................................................................... 24

LAMPIRAN .......................................................................................................... 27

i
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum
Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNSURI yaitu :
- Pembinaan hidup bermasyarakat
- Pembinaan sikap ilmiah
- Pembinaan sikap kepemimpinan
- Pembinaan keahlian

Maka tugas dari laboratorium Teknik Sipil Unsuri antara lain

- Memperkuat konsep
- Melengkapi kuliah
- Melatih keterampilan/penerapan teori

Dengan demikian praktikum Fisika Dasar adalah melatih ketrampilan dalam


menerapkan teori-teori yang diperoleh dari kuliah dan untuk melengkapi kuliah.
Disamping itu praktikum Fisika Dasar merupakan saat pertama kali bagi
mahasiswa dalam melakukan/melaksanakan percobaan sendiri. Oleh sebab itu,
melaksanakan praktikum dengan sungguh-sungguh merupakan prasyarat bagi
keberhasilan praktikan, karena praktikum bagaimanapun juga, merupakan dasar
bagi praktikum yang akan dilakukan selama kuliah di Unsuri.

Selama melaksanakan praktikum di Laboratorium Teknik Sipil Unsuri ada


beberapa hal yang perlu anda perhatikan:

1. Praktikan harus mengumpulkan pas foto 3 x 4 = 2 lembar.


2. Selama praktikum, praktikan dibimbing olek asisten dan untuk itu praktikan
harus mempersiapkan segala sesuatu tentang percobaa yang akan dilakukan
seperti yang ada pada "BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM” bersama rekan
praktikumnya.
3. Sebelum melaksanakan praktikum, periksalah semua peralatan yang akan
digunakan dan pinjamlah peralatan yang belum ada.
4. Dalam melaksanakan praktikum perlu diperhatikan penggunaan waktu yang
ada, karena waktu pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar adalah "3 jam".

1
Rincian penggunaan waktu praktikum adalah sebagai berikut:
- Persiapan:
Untuk persiapan praktikan diberi waktu 30 menit untuk meminjam
peralatan yang belum ada.
- Melakukan Percobaan:
Dalam melakukan percobaan praktikan diberi waktu ± 120 menit
dan sisanya (30 menit) digunakan untuk mencatat hasil praktikum
dalam lembar Laporan Sementara.
5. Sebelum melakukan percobaan, setiap praktikan harus mempersiapkan
Laporan Resmi yang telah ditulisi dengan tujuan percobaan, teori, cara kerja
serta persiapkan pula kertas karbon dan kertas grafik bila diperlukan.

B. TATA TERTIB

Tata tertib yang harus diperhatikan dan ditaati selama Praktikum Fisika Dasar
adalah:

1. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai


2. Praktikan baru diperkenankan masuk laboratorium setelah percobaan yang
dilaksanakan dinyatakan SIAP oleh Asisten
3. Sebelum melakukan praktikum, semua perlengkapan kecuali buku petunjuk
praktikum, alat tulis dan peralatan penunjang harus diletakkan ditempat yang
telah ditentukan
4. Setiap praktikan harus melakukan percobaan dengan terman praktikum yang
telah ditentukan
5. Selama mengikuti praktikum praktikan harus berpakaian sopan dan tidak
diperbolehkan memakai sandal, bertopi, merokok membuat gaduh, dll.
6. Selama praktikum, Praktikan hanya diperbolehkan menyelesaikan tugasnya
pada meja yang telah disediakan (melakukan percobaan, membuat laporan
sementara dan resmi).
7. Selama melakukan percobaan semua data hasil percobaan ditulis dalam kolom-
kolom tabel yang dipersiapkan lebih dahulu. Laporan sementara dibuat

2
rangkap n+1 dan dilaporkan pada asisten untuk ditanda tangani. n adalah
jumlah praktikan dalam satu kelompok.
8. Berdasarkan Laporan Sementara yang telah disetujui oleh asisten, setiap
praktikan membuat Laporan Resmi sesuai dengan tugas yang diberikan dalam
buku petunjuk. Kemudian diserahkan kepada asisten masing-masing dengan
dilampiri laporan sementara.
9. Jika praktikan akan meninggalkan ruang praktikum, harus melaporkan pada
asisten dan demikian pula sebaliknya.
10. Praktikan yang sudah menyelesaikan tugas-tugasnya, diharuskan
meninggalkan ruang praktikum.

C. SANGSI.

Ada beberapa sangsi yang dapat diterapkan terhadap praktikan yang melanggar
peraturan tata tertib :

1. Praktikan yang melakukan kecurangan dapat dikenakan sangsi berupa


pembatalan seluruh praktikum dan diberi "Nilai E”.
2. Praktikan yang karena kelalaiannya menyebabkan kerusakan atau
menghilangkan alat milik laboratorium harus mengganti alat tersebut. Apabila
dalam waktu yang ditentukan belum mengganti, maka tidak diperkenankan
mengikuti praktikum berikutnya.
3. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum sebanyak 4 kali diberi sangsi
pembatalan seluruh praktikum dan diberi nilai E.
4. Sangsi lain yang yang ada diluar sangsi-sangsi diatas ditentukan kemudian oleh
Kepala Laboratorium Teknik Sipil Unsuri.

3
BAB II
CARA PENGGUNAAN ALAT
BAB II CARA PENGGUNAAN ALAT
Petunjuk cara penggunaan alat ini digunakan untuk menghindari:

1. Tidak tepatnya pengukuran.


2. Kemungkinan kerusakan alat

A. JANGKA SORONG

Jangka sorong diguanakan untuk pengukuran besaran panjang. Alat ini dapat
digunakan untuk mengukur : panjang, lebar, tinggi, diameter luar dan dalam, serta
kedalaman lubang suatu benda.

Gambar II. 1: Jangka Sorong

Cara Menggunakan Jangka Sorong:


1. Geser Rahang Sejauh Ukuran Benda.
Rahang yang tidak fix digeser sejauh ukuran benda, setelah itu geser lagi ke
arah benda dan pastikan tidak ada jarak atau kedua rahang menyentuh dan
menjepit benda.
2. Kunci/Rapatkan Screw Lock.
Setelah posisi rahang sudah menyentuh benda, langkah selanjutnya adalah
mengunci screw lock. Tujuannya adalah agar hasil ukuran yang dilakukan ini
tidak berubah jika ada getaran, tersenggol dan dapat kita catat dengan nilai
yang sesuai.

4
3. Membaca Nilai Jangka Sorong.
Langkah selanjutnya adalah membaca nilai yang ditunjukkan pada skala
utama, lebih lengkapnya simak ulasan berikut ini.

Cara Membaca Jangka Sorong:

Dalam membaca jangka sorong manual yang perlu diperhatikan adalah skala
utama dan skala nonius, selain itu nilai setiap 1 garis dari pada skala nonius. Pada
contoh ini nilai setiap 1 garis mewakili 0,02 mm, jadi setiap 1 garis nanti dikalikan
dengan 0,02, berikut ini cara membacanya:

 Skala Utama.
Pada gambar di atas skala utama yang paling dekat atau berimpit dengan
angka 0 menunjukkan angka pada angka 7, sehingga nilainya adalah 7
mm (untuk ukuran tergantung dari satuan yang diberikan atau tercantum
pada caliper).
 Skala Vernier atau Nonius
Pada contoh di atas garis skala nonius yang sejajar dengan skala utama
adalah pada garis ketiga, sehingga nilai 0,02 X 3 = 0,06 sehingga nilai
gambar di atas menunjukkan nilai 7,06 mm.

Untuk membaca ketelitian jangka sorong yang skala noniusnya berbeda tinggal
mengalikan saja, misalnya 0,05 berarti 0,05 dikalikan garis yang sejajar dengan
skala utama (7) berarti 7×0,05 = 0,35 mm.

B. MIKROMETER.

Digunakan untuk mengukur panjang, lebar, diameter luar dan tinggi. Cara
Menggunakan Mikrometer;

1. Sebelum menggunakan perhatikan permukaan A-B apakah sudah bersih dari


kotoran, benda-benda kecil dan sebagainya.
2. Dengan memutar skala bantu C, maka A dan B akan berimpit. Agar A dan B
berimpit betul putarlah E sehingga bersuara 5 kali (Standart Laboratorium) dan
ini lakukan dengan hati-hati.

5
3. Perhatikan kedudukan titik "nol", apabila skala dasar D tidak tepat pada "nol"
maka perlu dilakukan "Ralat Sistimatik". Contoh, bila dalam pengecekan alat
ini setelah A dan B berimpit dengan memutar E 5 kali, skala dasar tidak terlihat
sedangkan pada skala Bantu berharga 21 dan skala dasar berharga "nol" maka
Ralat Sistimatiknya adalah 0,21 mm.
4. Cara Pengukuran:
- Letakkan benda diantara A dan B.
- Putar E (5 kali) agar A dan B benar-benar menghimpit benda.
- Apabila skala dasar D menunjukkan harga 2 sedang skala Bantu C
menunjukkan harga 48 (gambar 11.2), maka panjang benda adalah: 2
mm+0,48 mm + 0,21 mm = 2,69 mm.

Catatan: Spesifikasi Mikrometer yang digunakan adalah:

1) Satuan terkecil skala dasar = 0,01 mm


2) Satuan terkecil skala Bantu = 1 mm
3) Tiap putaran skala Bantu E (360°) = 0,5 mm
4) Pembacaan skala Bantu dari 0 sampai 0,5 mm

A B

D C

Gambar II.2: Mikrometer

6
C. NERACA TEKNIS

Neraca teknis digunakan untuk mengukur berat benda secara teliti.

Cara menggunakan neraca teknis:

1. Perhatikan batas maksimum dan minimum neraca teknis ini.


2. Sebelum menimbang periksa dahulu kedudukan neraca, apakah sudah berdiri
tegak (dengan melihat bandul A) dan praktikan dilarang merubah skrup
pengatur B.
3. Pada umumnya jarum gandar C, tidak dapat berhenti karena pengaruh dari luar
(angin). Karena itu dianjurkan untuk menggunakan neraca dalam ruang
tertutup.
4. Dalam penimbangan, letak anak timbangan di sebelah kanan dan benda yang
ditimbang di sebelah kiri (Standar Laboratorium).
5. Pada saat meletakkan atau mengambil anak timbangan hanya diperbolehkan
apabila jarum gander C berhenti berayun.
6. Anak timbangan tidak boleh dipegang dengan tangan dan dianjurkan dengan
penjepit.
7. Zat yang dapat merusak pinggan neraca dilarang diletakkan dipinggan.
8. Pada saat melepas penahan (D) usahakan agar simpangan jarum tidak terlalu
besar.
9. Penimbangan dianggap tepat bila jarum C tepat pada titik nol.

7
Gambar II.3:Neraca Teknis

8
BAB III
CARA PERHITUNGAN
BAB III CARA PERHITUNGAN
A. PERHITUNGAN RALAT.

Pada tiap pengukuran akan selalu timbul masalah ketidak telitian yang disebabkan
oleh tidak sempurnanya alat ukur, ketidaktepatan cara ukur, tidak sempurnanya
panca indra,dll. Untuk itu perlu teori ralat yang dapat memberikan gambaran
kuantitatif terhadap ketelitian suatu pengukuran.

Ada 2 jenis ralat, yaitu: 1. Ralat Sistimatik


2. Ralat Kebetulan
1. Ralat Sistimatik:

Ralat ini digunakan untuk sumber-sumber kesalahan yang timbulnya dapat


dipelajari secara sistematis.

Misalnya:

a. Jarum penunjuk Ampermeter yang seharusnya menunjukkan angka 0 A saat


tidak ada arus, ternyata menunjukkan angka 0,5 A. Maka harus ada koreksi
titik nol sebesar -0,5 A. Bila alat digunakan untuk mengukur arus maka arus
yang sebenarnya = arus terbaca + koreksi titik nol.
b. Jangka sorong dan Mikrometer sering tidak menunjukkan titik nol.
c. Pembacaan Barometer air raksa perlu koreksi pembacaan karena adanya
pemuaian air raksa.

Dalam pekerjaan kita selalu melakukan koreksi terhadap ralat sistimatik Ralat
Sistimatik tidak perlu masuk perhitungan, tetapi perlu dituliskan.

2. Ralat Kebetulan.

Sumber dari ralat ini tidak dapat kita ikuti dan kita kendalikan. Misalnya pada
pengukuran yang berulang dengan hasil yang berbeda. Untuk mendekati harga
sesungguhnya dari hasil pengukuran kita gunakan harga rata-rata. Tetapi untuk
pengukuran berulang dengan hasil yang berbeda diperlukan Ralat Suatu
Pngukuran. Ralat suatu pngukuran harus dicantumkan dalam hasil pengukuran.

9
Ralat ini disebut pula Ralat Kebetulan.

10
Keterangan:

Dalam menuliskan ralat mutlak diambil hanya satu angka yang bukan nol
dibelakang koma. Angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan lebih kecil dari
5 diabaikan. d10,0707 dibulatkan menjadi 0,07.

Hasil pengukuran dituliskan = Hasil rata-rata ± Ralat mutlak

Misalnya: panjang gelombang =(20,00 pm0.07)m. Jadi panjang batang logam


sebenarnya terletak antara (20,00 -0,07) m dan (20, 00 + 0.07) m.

Bila pengukuran hanya dilakukan 1 kali maka ralat mutlak adalah setengah harga
skala terkecil.

3. Ralat Hasil Perhitungan.

Untuk menentukan ralat hasil perhitungan dari hasil pengukuran harus kita
perhatikan beberapa hal. Misalnya:

Akan kita ukur besaran f didapat dengan mengukur besaran x dan y.

Dikatakan f merupakan fungsi x dan y [f = f(x, y)]

11
Ringkasan:

Dalam mencantumkan hasil pengukuran harus disertai:

1. Ralat Sistimatis (apabila ada)

12
B. MEMBUAT GRAFIK
1. Grafik harus dibuat pada kertas millimeter dan titik pada grafik harus diberi

tanda yang jelas : O, o, Δ dsb.

2. Besar skala dan letak titik nol harus dibuat sedemikian rupa sehingga grafik
mudah dibaca dan dimengerti. Artinya skala absis = skala ordinat. Letak titik nol
dipusat sumbu (gambar III. 1a dan III. 1b).
3. Grafik harus disertai keterangan lengkap tentang absis dan ordinat.
4. Jika kita mengharapkan garis lurus dari grafik itu, maka garis yang ditarik harus
sedapat mungkin melalui titik-titik tersebut (gambar III.2).
5. Jika kita tidak yakin akan bentuk grafik, maka harus ditarik garis lengkung penuh
(bukan garis patah) melalui hamper semua titik (gambar III.3).
6. Beri interprestasi dari grafik tersebut seperti linier eksponensial, maksimum,
minimum, dan sebagainnya.
7. Bila akan menggambar lebih dari satu grafik pada satu gambar maka untuk tiap
titik pada setiap grafik kita beri tanda berbeda. Misalnya pada gambar III.4, titik

grafik y₁ = f₁ (x) kita beri tanda □ dan pada grafik Y₂=f₂ (y) bertanda o.

Keterangan:

- Skala absis tidak tepat


- Grafik sulit dibaca
- Puncak grafik terlalu tajam, karena
dipaksa melalui semua titik

13
14
15
BAB IV MATERI PERCOBAAN
PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
(KODE PERCOBAAN M1)
M1 PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
I. Tujuan Percobaan

Menentukan percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan:

- Bandul Matematis
- Bandul Fisis
II. Peralatan Yang Digunakan
1. Bandul matematis dan perlengkapannya 1 set
2. Bandul fisis dan perlengkapannya 1 set
3. Beban setangkup 1 buah
4. Rollmeter 1 buah
5. Stop watch 1 buah

16
17
IV. Cara Melakukan Percobaan:
1. Bandul Matematis.
a. Atur alat seperti gambar IV.1 dengan panjang kawat 100 cm.
b. Atur agar ujung bandul berada berada tepat ditengah.
c. Beri simpangan kecil pada bandul dan lepaskan. Usahakan agar ayunan
mempunyai lintasan bidang dan tidak berputar.
d. Catat waktu yang dibutuhkan untuk lima kali getaran. e. Ulangi langkah 1-
4 sebanyak lima kali.
e. Ulangi langkah 1-5 dengan panjang kawat berbeda.
2. Bandul Fisis.
a. Letakkan beban pada suatu kedudukan dan cari pusat massa C untuk
kedudukan tersebut. Perlu diingat letak C selalu berubah tergantung letak
beban.
b. Gantung beban pada titik A dan ukur a1.
c. Ayun batang dengan simpangan kecil, catat waktu untuk 6 kali getaran
sempurna.
d. Ambil titik lain (B) terhadap titik C sebagai titik gantung dan ukur a2.
Ulangi langkah 1-3..
e. Ulangi percobaan untuk pasangan titik A dan B yang berbeda (tanya
asisten).
V. Tugas Untuk Laporan Resmi:
1. Hitung percepatan gravitasi bumi g dengan persamaan (1) gunakan Ralat
Perhitungan.
2. Hitung g dengan membuat grafik beserta perhitungannya antara T₂ dengan pada
bandul matematis.
3. Hitung G untuk tiap pasang titik A dan B dengan persamaan (3) dan gunakan
Ralat Perhitungan.
4. Berdasarkan hitungan (2) & (3) tentukan g di Surabaya
5. Buat kesimpulan dari percobaan ini.
VI. Tugas Pendahuluan
1. Buktikan persamaan (1)

18
2. Berdasarkan persamaan (1):
- Bagaimana pengaruh panjang kawat terhadap periode (T)
- Bagaimana pengaruh berat bandul terhadap periode (T)
3. Buktikan persamaan (2) dan (3)
4. Terangkan konsepnyabila bandul fisis uniform

19
VISCOSITAS ZAT CAIR
(KODE PERCOBAAN M4)
M4 VISKOSITAS ZAT CAIR
I. Tujuan Percobaan:

Menentukan angka kekenalan (viscositas) suatu cairan dengan menggunakan:

- Viskositas Oswald
- Viskositas bola jatuh
II. Peralatan Yang Digunakan :
1. Viskosimeter Oswald dengan perlengkapan 1 set.
2. Gelas ukur 2 buah.
3. Cairan yang akan ditera
4. Pipet 1 buah.
5. Viskosimeter bola jatuh dengan perlengkapan 1 set.
6. Bola kaca dan besi masing-masing 2 buah.
7. Mikrometer 1 buah. 8. Stopwatch 1 buah.
III. Teori:

Apabila suatu benda bergerak dalam zat cair atau sebaliknya akan timbul gaya yang
besamya berbanding lurus dengan kecepatannya.

1. Viskosimeter Oswald.
Dalam percobaan ini cairan mengalir dalam pipa U dengan jumlah volume
tertentu.
Apabila kita menganggap:
- Cairan yang digunakan inkompresible dan Newtonian
- Aliran cairan laminar dan steady
- Kecepatan aliran dekat dengan dinding adalah nol

Misal cairan bensin, bensol, ether dan alcohol, maka angka kekentalan cairan

20
21
Dimana: F=(1+1,36 r) ; µ = 2 r² g/9

Bila p dan po diketahui serta r dan Vm diukur maka dengan menggunakan


persamaan (4) dapat ditentukan

IV. Cara Melakukan Percobaan


1. Viskosimeter Oswald
a. Usahakan posisi Viskometer Oswald vertical terhadap meja.
b. Bersihkan tabung Viskometer (tanya asisten)
c. Melalui mulut O tuangkan 3 ml alkohol yang ditera.
d. Dengan bola tensi O dipindahkan alkohol melalui kapiler R sampai batas
titik T
e. Setelah itu buka katub udara hingga permukaan alkohol turunsampai titik
S. Catat waktu tempuh yang diperlukan dari titik T ke titik S.
f. Lakukan langkah d-e lima kalli.
g. Lakukan untuk cairan aquades.

Setelah percobaan selesai, bersihkan tabung dan tutup dengan sumbat P. Lihat
harga x pada tabel

2. Viskosimeter Bola Jatuh


a. Ukur jari-jari bola kecil dengan micrometer.
b. Perhatikan kedudukan T dimana bola Q dianggap mencapai kecepatan
terminal."
c. Tentukan titik S dibawah titik T.
d. Jatuhkan bola Q dan catat waktu dari titik T dan ke S. Ulangi 5 kali.
e. Lakukan langkah c-d, 2 kali dengan jarak dan bola yang berbeda (tanyakan
asisten).
f. Lakukan percobaan yang sama untuk cairan yang lain.
V. Tugas Untuk Laporan Resmi
1. Hitung angka kekentalan menurut Viskometer Oswald dengan persamaan
harga x lihat pada tabel.
2. Hitung angka kekentalan menurut Viskometer bola jatuh dengan persamaan
(4). Harga x lihat pada table.
3. Hitung ralat untuk tugas no. 1 dan 2.

22
4. Buatlah kesimpulan dari percobaan ini.
VI. Tugas Pendahuluan :
1. Gambar dan jelaskan arus laminer zat cair yang kental.
2. Jelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kekentalan.
3. Gambar dan jelaskan gaya yang bekerja pada benda yang bergerak jatuh dalam
cairan.

23
GERAK PELURU
(KODE PERCOBAAN M6)
M6 GERAK PELURU
I. Tujuan Percobaan:

Mempelajari gerak peluru dari suatu benda.

II. Poralatan Yang Diperlukan:


1. Contact stop switch satu buah
2. Digital stop clock satu buah
3. Ballistic missile satu buah
4. Bola logam
5. Kabel penghubung dua pasang
III. Teori :

Lintasan yang ditempuh oleh peluru yang ditembakkan dari suatu alat penembak
disebut trayektori. Trayektori ini dipengaruhi oleh gesekan udara tetapi untuk
mempermudah persoalan dalam percobaan ini, gesekan udara kita abaikan.

Dengan demikian benda hanya dipengaruhi oleh gaya berat (m.g) nya saja.

24
25
4. Pada saat peluru ditembakkan, jarum stop clock mulai berjalan dan pada saat
peluru mengenai landasan saklar kita matikan (off). Catatlah waktu t dan jarak
horizontal s yang ditempuh peluru.
5. Ulangi percobaan diatas sebanyak 5 kali.
6. Lakukan percobaan diatas dengan ve berbeda dengan jalan menarik pelatuk
penembak pada jarak yang berbeda.
7. Lakukan percobaan diatas dengan 0, yang berbeda.
V. Tugas untuk Laporan Resmi:
1. Tentukan harga V,untuk masing-masing percobaan.
2. Tentukan tinggi maksimum dari masing-masing percobaan.
3. Tentukan v dan 0 pada saat mengenai switch stop.
4. Buat kesimpulan dari percobaan ini.
VI. Tugas Pendahuluan :
1. Tunjukkan bahwa trayektori gerak peluru adalah parabola,
2. Tunjukkan persamaan waktu untuk mencapai tinggi maksimum.
3. Apakah berat peluru berpengaruh terhadap jauh atau ketinggian dan kecepatan
dari peluru, jelaskan !

26
LAMPIRAN

27
28
29
Nama : ………………………………
Kelompok : ………………………………
Semester : ………………………………
LEMBAR DATA
PREKTIKUM : M1
Bandul Matematis

No t (cm) t (det) No t (cm) t (det)


1
2
3
4
5
6
7
8

Bandul Fisis

No a₁ (cm) a₂ (cm) t₁ (det) t₂ (det)


1
2
3
4
5
6

Menyetujui,
Asisten

(……………….)

30
Nama : ………………………………
Kelompok : ………………………………
Semester : ………………………………
LEMBAR DATA
PREKTIKUM : M4
Viskositas Oswald.
Warna pipa kapiler

No T – S (cm) t (det)
1
2
3
4
5

Viskositas Bola Jatuh

No Cairan t (cm) t (det)

1 OLIE SAE 20

2 OLIE SAE 40

3 Parafin

4 Minyak Kelapa

Diameter bola kaca = …………………… mm


Bola besi = …………………… mm
Tabel ditambah sesuai dengan petunjuk asisten
Menyetujui,
Asisten

(…………………….)

31
Nama : ………………………………
Kelompok : ………………………………
Semester : ………………………………
LEMBAR DATA
PREKTIKUM : M4
Kecepatan Awal (Vo) I

t₁ S₁ t₂ S₂ t₃ S₃
No α₁ α₂ α₃
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1
2
3
4
5
Kecepatan Awal (Vo) II

t₁ S₁ t₂ S₂ t₃ S₃
No α₁ α₂ α₃
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1
2
3
4
5

Menyetujui
Asisten

(…………………)

32

Anda mungkin juga menyukai