Praktik Fisika
Praktik Fisika
Praktik Fisika
LAMPIRAN .......................................................................................................... 27
i
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum
Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNSURI yaitu :
- Pembinaan hidup bermasyarakat
- Pembinaan sikap ilmiah
- Pembinaan sikap kepemimpinan
- Pembinaan keahlian
- Memperkuat konsep
- Melengkapi kuliah
- Melatih keterampilan/penerapan teori
1
Rincian penggunaan waktu praktikum adalah sebagai berikut:
- Persiapan:
Untuk persiapan praktikan diberi waktu 30 menit untuk meminjam
peralatan yang belum ada.
- Melakukan Percobaan:
Dalam melakukan percobaan praktikan diberi waktu ± 120 menit
dan sisanya (30 menit) digunakan untuk mencatat hasil praktikum
dalam lembar Laporan Sementara.
5. Sebelum melakukan percobaan, setiap praktikan harus mempersiapkan
Laporan Resmi yang telah ditulisi dengan tujuan percobaan, teori, cara kerja
serta persiapkan pula kertas karbon dan kertas grafik bila diperlukan.
B. TATA TERTIB
Tata tertib yang harus diperhatikan dan ditaati selama Praktikum Fisika Dasar
adalah:
2
rangkap n+1 dan dilaporkan pada asisten untuk ditanda tangani. n adalah
jumlah praktikan dalam satu kelompok.
8. Berdasarkan Laporan Sementara yang telah disetujui oleh asisten, setiap
praktikan membuat Laporan Resmi sesuai dengan tugas yang diberikan dalam
buku petunjuk. Kemudian diserahkan kepada asisten masing-masing dengan
dilampiri laporan sementara.
9. Jika praktikan akan meninggalkan ruang praktikum, harus melaporkan pada
asisten dan demikian pula sebaliknya.
10. Praktikan yang sudah menyelesaikan tugas-tugasnya, diharuskan
meninggalkan ruang praktikum.
C. SANGSI.
Ada beberapa sangsi yang dapat diterapkan terhadap praktikan yang melanggar
peraturan tata tertib :
3
BAB II
CARA PENGGUNAAN ALAT
BAB II CARA PENGGUNAAN ALAT
Petunjuk cara penggunaan alat ini digunakan untuk menghindari:
A. JANGKA SORONG
Jangka sorong diguanakan untuk pengukuran besaran panjang. Alat ini dapat
digunakan untuk mengukur : panjang, lebar, tinggi, diameter luar dan dalam, serta
kedalaman lubang suatu benda.
4
3. Membaca Nilai Jangka Sorong.
Langkah selanjutnya adalah membaca nilai yang ditunjukkan pada skala
utama, lebih lengkapnya simak ulasan berikut ini.
Dalam membaca jangka sorong manual yang perlu diperhatikan adalah skala
utama dan skala nonius, selain itu nilai setiap 1 garis dari pada skala nonius. Pada
contoh ini nilai setiap 1 garis mewakili 0,02 mm, jadi setiap 1 garis nanti dikalikan
dengan 0,02, berikut ini cara membacanya:
Skala Utama.
Pada gambar di atas skala utama yang paling dekat atau berimpit dengan
angka 0 menunjukkan angka pada angka 7, sehingga nilainya adalah 7
mm (untuk ukuran tergantung dari satuan yang diberikan atau tercantum
pada caliper).
Skala Vernier atau Nonius
Pada contoh di atas garis skala nonius yang sejajar dengan skala utama
adalah pada garis ketiga, sehingga nilai 0,02 X 3 = 0,06 sehingga nilai
gambar di atas menunjukkan nilai 7,06 mm.
Untuk membaca ketelitian jangka sorong yang skala noniusnya berbeda tinggal
mengalikan saja, misalnya 0,05 berarti 0,05 dikalikan garis yang sejajar dengan
skala utama (7) berarti 7×0,05 = 0,35 mm.
B. MIKROMETER.
Digunakan untuk mengukur panjang, lebar, diameter luar dan tinggi. Cara
Menggunakan Mikrometer;
5
3. Perhatikan kedudukan titik "nol", apabila skala dasar D tidak tepat pada "nol"
maka perlu dilakukan "Ralat Sistimatik". Contoh, bila dalam pengecekan alat
ini setelah A dan B berimpit dengan memutar E 5 kali, skala dasar tidak terlihat
sedangkan pada skala Bantu berharga 21 dan skala dasar berharga "nol" maka
Ralat Sistimatiknya adalah 0,21 mm.
4. Cara Pengukuran:
- Letakkan benda diantara A dan B.
- Putar E (5 kali) agar A dan B benar-benar menghimpit benda.
- Apabila skala dasar D menunjukkan harga 2 sedang skala Bantu C
menunjukkan harga 48 (gambar 11.2), maka panjang benda adalah: 2
mm+0,48 mm + 0,21 mm = 2,69 mm.
A B
D C
6
C. NERACA TEKNIS
7
Gambar II.3:Neraca Teknis
8
BAB III
CARA PERHITUNGAN
BAB III CARA PERHITUNGAN
A. PERHITUNGAN RALAT.
Pada tiap pengukuran akan selalu timbul masalah ketidak telitian yang disebabkan
oleh tidak sempurnanya alat ukur, ketidaktepatan cara ukur, tidak sempurnanya
panca indra,dll. Untuk itu perlu teori ralat yang dapat memberikan gambaran
kuantitatif terhadap ketelitian suatu pengukuran.
Misalnya:
Dalam pekerjaan kita selalu melakukan koreksi terhadap ralat sistimatik Ralat
Sistimatik tidak perlu masuk perhitungan, tetapi perlu dituliskan.
2. Ralat Kebetulan.
Sumber dari ralat ini tidak dapat kita ikuti dan kita kendalikan. Misalnya pada
pengukuran yang berulang dengan hasil yang berbeda. Untuk mendekati harga
sesungguhnya dari hasil pengukuran kita gunakan harga rata-rata. Tetapi untuk
pengukuran berulang dengan hasil yang berbeda diperlukan Ralat Suatu
Pngukuran. Ralat suatu pngukuran harus dicantumkan dalam hasil pengukuran.
9
Ralat ini disebut pula Ralat Kebetulan.
10
Keterangan:
Dalam menuliskan ralat mutlak diambil hanya satu angka yang bukan nol
dibelakang koma. Angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan lebih kecil dari
5 diabaikan. d10,0707 dibulatkan menjadi 0,07.
Bila pengukuran hanya dilakukan 1 kali maka ralat mutlak adalah setengah harga
skala terkecil.
Untuk menentukan ralat hasil perhitungan dari hasil pengukuran harus kita
perhatikan beberapa hal. Misalnya:
11
Ringkasan:
12
B. MEMBUAT GRAFIK
1. Grafik harus dibuat pada kertas millimeter dan titik pada grafik harus diberi
2. Besar skala dan letak titik nol harus dibuat sedemikian rupa sehingga grafik
mudah dibaca dan dimengerti. Artinya skala absis = skala ordinat. Letak titik nol
dipusat sumbu (gambar III. 1a dan III. 1b).
3. Grafik harus disertai keterangan lengkap tentang absis dan ordinat.
4. Jika kita mengharapkan garis lurus dari grafik itu, maka garis yang ditarik harus
sedapat mungkin melalui titik-titik tersebut (gambar III.2).
5. Jika kita tidak yakin akan bentuk grafik, maka harus ditarik garis lengkung penuh
(bukan garis patah) melalui hamper semua titik (gambar III.3).
6. Beri interprestasi dari grafik tersebut seperti linier eksponensial, maksimum,
minimum, dan sebagainnya.
7. Bila akan menggambar lebih dari satu grafik pada satu gambar maka untuk tiap
titik pada setiap grafik kita beri tanda berbeda. Misalnya pada gambar III.4, titik
grafik y₁ = f₁ (x) kita beri tanda □ dan pada grafik Y₂=f₂ (y) bertanda o.
Keterangan:
13
14
15
BAB IV MATERI PERCOBAAN
PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
(KODE PERCOBAAN M1)
M1 PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
I. Tujuan Percobaan
- Bandul Matematis
- Bandul Fisis
II. Peralatan Yang Digunakan
1. Bandul matematis dan perlengkapannya 1 set
2. Bandul fisis dan perlengkapannya 1 set
3. Beban setangkup 1 buah
4. Rollmeter 1 buah
5. Stop watch 1 buah
16
17
IV. Cara Melakukan Percobaan:
1. Bandul Matematis.
a. Atur alat seperti gambar IV.1 dengan panjang kawat 100 cm.
b. Atur agar ujung bandul berada berada tepat ditengah.
c. Beri simpangan kecil pada bandul dan lepaskan. Usahakan agar ayunan
mempunyai lintasan bidang dan tidak berputar.
d. Catat waktu yang dibutuhkan untuk lima kali getaran. e. Ulangi langkah 1-
4 sebanyak lima kali.
e. Ulangi langkah 1-5 dengan panjang kawat berbeda.
2. Bandul Fisis.
a. Letakkan beban pada suatu kedudukan dan cari pusat massa C untuk
kedudukan tersebut. Perlu diingat letak C selalu berubah tergantung letak
beban.
b. Gantung beban pada titik A dan ukur a1.
c. Ayun batang dengan simpangan kecil, catat waktu untuk 6 kali getaran
sempurna.
d. Ambil titik lain (B) terhadap titik C sebagai titik gantung dan ukur a2.
Ulangi langkah 1-3..
e. Ulangi percobaan untuk pasangan titik A dan B yang berbeda (tanya
asisten).
V. Tugas Untuk Laporan Resmi:
1. Hitung percepatan gravitasi bumi g dengan persamaan (1) gunakan Ralat
Perhitungan.
2. Hitung g dengan membuat grafik beserta perhitungannya antara T₂ dengan pada
bandul matematis.
3. Hitung G untuk tiap pasang titik A dan B dengan persamaan (3) dan gunakan
Ralat Perhitungan.
4. Berdasarkan hitungan (2) & (3) tentukan g di Surabaya
5. Buat kesimpulan dari percobaan ini.
VI. Tugas Pendahuluan
1. Buktikan persamaan (1)
18
2. Berdasarkan persamaan (1):
- Bagaimana pengaruh panjang kawat terhadap periode (T)
- Bagaimana pengaruh berat bandul terhadap periode (T)
3. Buktikan persamaan (2) dan (3)
4. Terangkan konsepnyabila bandul fisis uniform
19
VISCOSITAS ZAT CAIR
(KODE PERCOBAAN M4)
M4 VISKOSITAS ZAT CAIR
I. Tujuan Percobaan:
- Viskositas Oswald
- Viskositas bola jatuh
II. Peralatan Yang Digunakan :
1. Viskosimeter Oswald dengan perlengkapan 1 set.
2. Gelas ukur 2 buah.
3. Cairan yang akan ditera
4. Pipet 1 buah.
5. Viskosimeter bola jatuh dengan perlengkapan 1 set.
6. Bola kaca dan besi masing-masing 2 buah.
7. Mikrometer 1 buah. 8. Stopwatch 1 buah.
III. Teori:
Apabila suatu benda bergerak dalam zat cair atau sebaliknya akan timbul gaya yang
besamya berbanding lurus dengan kecepatannya.
1. Viskosimeter Oswald.
Dalam percobaan ini cairan mengalir dalam pipa U dengan jumlah volume
tertentu.
Apabila kita menganggap:
- Cairan yang digunakan inkompresible dan Newtonian
- Aliran cairan laminar dan steady
- Kecepatan aliran dekat dengan dinding adalah nol
Misal cairan bensin, bensol, ether dan alcohol, maka angka kekentalan cairan
20
21
Dimana: F=(1+1,36 r) ; µ = 2 r² g/9
Setelah percobaan selesai, bersihkan tabung dan tutup dengan sumbat P. Lihat
harga x pada tabel
22
4. Buatlah kesimpulan dari percobaan ini.
VI. Tugas Pendahuluan :
1. Gambar dan jelaskan arus laminer zat cair yang kental.
2. Jelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kekentalan.
3. Gambar dan jelaskan gaya yang bekerja pada benda yang bergerak jatuh dalam
cairan.
23
GERAK PELURU
(KODE PERCOBAAN M6)
M6 GERAK PELURU
I. Tujuan Percobaan:
Lintasan yang ditempuh oleh peluru yang ditembakkan dari suatu alat penembak
disebut trayektori. Trayektori ini dipengaruhi oleh gesekan udara tetapi untuk
mempermudah persoalan dalam percobaan ini, gesekan udara kita abaikan.
Dengan demikian benda hanya dipengaruhi oleh gaya berat (m.g) nya saja.
24
25
4. Pada saat peluru ditembakkan, jarum stop clock mulai berjalan dan pada saat
peluru mengenai landasan saklar kita matikan (off). Catatlah waktu t dan jarak
horizontal s yang ditempuh peluru.
5. Ulangi percobaan diatas sebanyak 5 kali.
6. Lakukan percobaan diatas dengan ve berbeda dengan jalan menarik pelatuk
penembak pada jarak yang berbeda.
7. Lakukan percobaan diatas dengan 0, yang berbeda.
V. Tugas untuk Laporan Resmi:
1. Tentukan harga V,untuk masing-masing percobaan.
2. Tentukan tinggi maksimum dari masing-masing percobaan.
3. Tentukan v dan 0 pada saat mengenai switch stop.
4. Buat kesimpulan dari percobaan ini.
VI. Tugas Pendahuluan :
1. Tunjukkan bahwa trayektori gerak peluru adalah parabola,
2. Tunjukkan persamaan waktu untuk mencapai tinggi maksimum.
3. Apakah berat peluru berpengaruh terhadap jauh atau ketinggian dan kecepatan
dari peluru, jelaskan !
26
LAMPIRAN
27
28
29
Nama : ………………………………
Kelompok : ………………………………
Semester : ………………………………
LEMBAR DATA
PREKTIKUM : M1
Bandul Matematis
Bandul Fisis
Menyetujui,
Asisten
(……………….)
30
Nama : ………………………………
Kelompok : ………………………………
Semester : ………………………………
LEMBAR DATA
PREKTIKUM : M4
Viskositas Oswald.
Warna pipa kapiler
No T – S (cm) t (det)
1
2
3
4
5
1 OLIE SAE 20
2 OLIE SAE 40
3 Parafin
4 Minyak Kelapa
(…………………….)
31
Nama : ………………………………
Kelompok : ………………………………
Semester : ………………………………
LEMBAR DATA
PREKTIKUM : M4
Kecepatan Awal (Vo) I
t₁ S₁ t₂ S₂ t₃ S₃
No α₁ α₂ α₃
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1
2
3
4
5
Kecepatan Awal (Vo) II
t₁ S₁ t₂ S₂ t₃ S₃
No α₁ α₂ α₃
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1
2
3
4
5
Menyetujui
Asisten
(…………………)
32