Kelompok 6 - 4B - Makalah BK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM BIMBINGAN DI SEKOLAH

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada
Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu:
Herni Yuniarti Suherti,M.Pd.
Wahyuni Handayani,MT.

Disusun Oleh
Kelompok 6:
Ivana Sylvi Indrawan (1202070032)
Putri Ainun Balkis (1202070059)

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia serta
kasih sayangnya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Pengelolaan Pendidikan ini
dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir,
penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Herni Yuniarti Suherti,M.Pd. dan Ibu
Wahyuni Handayani,MT. selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan. Walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis.
Semoga dalam makalah ini, para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagai mestinya.

Bandung, 21 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

C. Tujuan............................................................................................................................1

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

A. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.....................................3

B. Fungsi dan Syarat Bimbingan Konseling di Sekolah.................................................3

1. Fungsi Pemahaman......................................................................................................3

2. Fungsi Preventif...........................................................................................................4

3. Fungsi Pengembangan.................................................................................................4

4. Fungsi Penyembuhan...................................................................................................4

5. Fungsi Penyaluran.......................................................................................................4

6. Fungsi Adaptasi...........................................................................................................4

7. Fungsi Penyesuaian.....................................................................................................5

8. Fungsi Perbaikan.........................................................................................................5

9. Fungsi Fasilitas............................................................................................................5

10. Fungsi Pemeliharaan................................................................................................5

B. Prinsip – Prinsip Program Bimbingan Konseling......................................................6

1. Prinsip Kerahasiaan.....................................................................................................6

2. Prinsip Kesukarelaan...................................................................................................7

3. Prinsip Keterbukaan....................................................................................................7

4. Prinsip Kegiatan..........................................................................................................7

5. Prinsip Kemandirian....................................................................................................7
6. Prinsip Kekinian..........................................................................................................7

7. Prinsip Kedinamisan....................................................................................................7

8. Prinsip Keterpaduan....................................................................................................7

9. Prinsip Kenormatifan...................................................................................................7

10. Prinsip Keahlian.......................................................................................................8

11. Prinsip Alih Tangan Kasus......................................................................................8

12. Prinsip Tut Wuri Handayani....................................................................................8

C. Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Program Pelayanan Bimbingan...............8

D. Implikasi Suatu Program Pelayanan Bimbingan.......................................................9

1. Bagi individu Peserta Didik.........................................................................................9

2. Bagi organisasi dan pekerjaan sekolah........................................................................9

BAB III....................................................................................................................................10

PENUTUP...............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persamaan yang mendasar antara konsep konseling dapat dilihat dari tujuan yang
akan dicapai, yakni mendorong terjadinya perkembangan yang optimal bagi peserta
didik. Yang mana keduanya dapat memusatkan perhatian terhadap pengembangan
kemampuan akademik, pengembangan pribadi, pengembangan relasi social, dan
pengembangan karier.
Pada setiap organisasi atau kegiatan sekolah memiliki tujuan yang akan dicapai.
Bimbingan dan konseling di sekolah tidak berdiri sendiri, melainkan ada struktur
organisasinya, yang mana di kepalai oleh kepala sekolah yang bertugas sebagai
pengawas.

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah satu usaha untuk
membantu pelajar dalam mengembangkan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kegiatan belajar, serta perencanaan masa depan. Bimbingan dan konseling sangatlah
penting,dimana dalam prosesnya melibatkan banyak pihak. Disini menginat
pentingnya bimbingan dan konseling sendiri bagi sekolah dan pihak lainnya yang
membutuhkan peran dan fungsi dari bimbingan dan konseling. Pada makalah ini akan
di bahas strukur organisasi BK, pembagian tugas dalam organisasi BK, jenis-jenis
layanan BK, dan jenis-jenis kegiatan pendukung BK.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah?
2. Apa saja fungsi dan syarat Program Bimbingan Konseling di sekolah?
3. Apa prinsip-prinsip program Bimbingan Konseling?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam pelaksanaan program pelayanan Bimbingan?
5. Bagaimana mengimplikasikan suatu program bimbingan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan syarat dari bimbingan konseling di sekolah.
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip program bimbingan konseling.
3. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam pelaksanaan program
pelayanan bimbingan.
4. Untuk mengetahui impliksi program bimbingan di sekolah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah ialah sejumlah kegiatan
bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam
jangka waktu tertentu (Purwoko, 2008: 18). Adapun fungsi khusus bimbingan dan
konseling, yakni hususnya di sekolah, menurut H.M. Umar dkk. dalam Salahudin
(2010: 129) adalah sebagai berikut :

 Menolong peserta didik dalam kesulitan proses pembelajarannya.


 Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai denga minat dan kecakapan para
peserta didik.
 Memberi nasihat kepada peserta didik yang akan berhenti dari sekolahnya.
 Memberi arahan kepada peserta didik yang akan melanjutkan belajarnya.

Semua itu termasuk usaha-usaha mendidik yang sudah seharusnya dilakukan guru
terhadap siswa-siswanya. Dalam arti khusus, bimbingan mencakup semua teknik
penasihatan (conseling) dan semua informasi yang dapat menolong individu untuk
menolong dirinya sendiri.

B. Fungsi dan Syarat Bimbingan Konseling di Sekolah


Uman Suherman (2008) menyatakan bahwa secara umum, fungsi bimbingan dan
konseling dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Fungsi Pemahaman
Yang mana fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli (klien) supaya
memiliki pemahaman terhadap potensi dirinya (minat dan bakat) dan lingkungan
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Konseli diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan dapat menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan.
2. Fungsi Preventif
Fungsi preventif ini berkaitan dengan upaya konselor untuk mengantisipasi
berbagai permasalahan yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya
supaya tidak dialami oleh konseli. Konselor memberikan bimbingan kepada konseli
tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi,
dan bimbingan kelompok.

3. Fungsi Pengembangan
Fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif . Konselor berupaya
untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif. Konselor dan guru atau
staf sekolah bekerja sama membentuk tim kerja merencanakan dan melaksanakan
program bimbingan secara berkesinambungan membantu konseli mencapai tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan di sini adalah pelayanan
informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home
room, dan karya wisata.

4. Fungsi Penyembuhan
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang
telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun
karir dan sifatnya kuratif. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling
dan remedial teaching.

5. Fungsi Penyaluran
Dimana fungsi penyaluran ini memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam pelaksanaannya,
konselor bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga
pendidikan.

6. Fungsi Adaptasi
Fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah/ madrasah dan staf,
konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan konseli. Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi
sekolah/madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran maupun menyusun
bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseling.

7. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian membantu konseli untuk menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

8. Fungsi Perbaikan
Fungsi perbaikan membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan
dalam berpikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan
intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konsli supaya memiliki pola berpikir
yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat menghantarkan
mereka pada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

9. Fungsi Fasilitas
Funsi fasilitas dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan
seimbang dalam seluruh aspek dalam diri konseli.

10. Fungsi Pemeliharaan


Fungsi pemeliharaan digunakan untuk membantu supaya dapat menjaga diri dan
mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini
memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan
penurunan produktifitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-
program yang menarik, rekreatif, dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.

Adapun syarat-syarat program Bimbingan dan Konseling sebagai berikut:

1. Program bimbingan dan konseling hendaknya dikembangkan secara bertahap


dengan melibatkan semua staff sekolah dalam perencanaannya.
2. Program bimbingan dan konseling harus memiliki tujuan yang visioner dan
realistis dalam perencanaannya.
3. Program bimbingan dan konseling harus mencerminkan komunikasi yang
berkelanjutan antara semua anggota staff sekolah yang terlibat.
4. Program bimbingan bimbingan dan konseling harus menyediakan atau
memiliki fasilitas yang dibutuhkan.
5. Program bimbingan dan konseling harus disusun sesuai program pendidikan
dan pengajaran di sekolah yang bersangkutan.
6. Program bimbingan dan konseling harus memberikan pelayanan kepada
semua peserta didik.
7. Program bimbingan dan konseling harus membuktikan peranan yang penting
dalam menghubungkan sekolah dengan masyarakat.
8. Program bimbingan dan konseling harus memberikan kesempatan untuk
melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri.
9. Program bimbingan harus menjamin keseimbangan pelayanan bimbingan
dalam hal :
A. Pelayanan kelompok dan individual.
B. Pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis petugas bimbingan.
C. Studi individual dan penyuluhan individual.
D. Penggunaan alat pengukur atau teknik alat pengumpul data yang
obyektif dan subyektif.
E. Pemberian jenis-jenis bimbingan.
F. Pemberian penyuluhan secara mum dan penyuluhan khusus
G. Pemberian bimbingan tentang berbagai program sekolah
H. Penggunaan sumber-sumber di dalam sekolah dan di luar sekolah yang
bersangkutan.
I. Kebutuhan individual dan kebutuhan masyarakat.
J. Kesempatan untuk berfikir, merasakan dan berbuat.

B. Prinsip – Prinsip Program Bimbingan Konseling


Prinsip bimbingan dan Konseling menguraikan tentang pokok–pokok dasar
pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus
di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan
sebagai seperangkat pemaduan hasil–hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan
landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Adapun Prinsip-Prinsip Program Bimbingan Konseling Sebagai Berikut:

1. Prinsip Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan adalah prinsip yang menekankan bahwa segala informasi
berupa data klien atau siswa tidak boleh diketahui oleh orang lain.
2. Prinsip Kesukarelaan

Prinsip Kesukarelaan adalah prinsip yang menolak adanya unsur paksaan terhadap
siswa (klien) dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling.

3. Prinsip Keterbukaan
Prinsip keterbukaan adalah prinsip yang menginginkan adanya sifat keterbukaan
dari siswa (klien) dalam memberikan keterangan dirinya maupun menerima informasi
dari luar yang bermanfaat bagi perkembangan dirinya

4. Prinsip Kegiatan
Prinsip kegiatan adalah prinsip yang menginginkan siswa (klien) untuk aktif
berpartisipasi dalam semua kegiatan bimbingan dan konseling.

5. Prinsip Kemandirian
Prinsip kemandirian adalah prinsip yang menginginkan agar dengan adanya
layanan bimbingan dan konseling dapat membuat siswa (klien) menjadi individu yang
mandiri.

6. Prinsip Kekinian
Prinsip kekinian adalah prinsip yang mengharuskan problem yang dialami
siswa merupakan problem yang terjadi sekarang. Untuk masa lalu ataupun masa
depan dilihiat sebagai dampak dan mempunyai keterkaitan dengan apa yang dilakukan
siswa (klien) pada saat sekarang.

7. Prinsip Kedinamisan
Prinsip kedinamisan adalah prinsip yang menuntut segala kegiatan layanan
bimbingan dan konseling terhadap siswa (klien) selalu maju dan tidak monoton

8. Prinsip Keterpaduan
Prinsip keterpaduan adalah prinsip yang menuntut segala kegiata layanan
bimbingan dan konseling saling menunjang, harmonis dan terpadu

9. Prinsip Kenormatifan
Prinsip kenormatifan adalah prinsip yang menuntut segala kegiatan bimbingan
dan konseling didasarkan pada norma-norma yang berlaku, seperti norma agama,
hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang
berlaku.
10. Prinsip Keahlian
Prinsip keahlian, adalah prinsip yang mengharuskan segala kegiatan bimbingan
dan konseling berdasarkan kaidah-kaidah professional.

11. Prinsip Alih Tangan Kasus


Prinsip alih tangan kasus adalah prinsip yang mengharuskan pihak yang tidak
mampu untuk menangani permasalahan yang dialami oleh siswa (klien) untuk
menyerahkannya kepada yang lebih ahli.

12. Prinsip Tut Wuri Handayani


Prinsip tut wuri handayani adalah prinsip yang menuntut agar semua layanan
bimbingan dan konseling dapat memotivasi siswa (klien) untuk selangkah lebih maju
kedepan.

C. Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Program Pelayanan Bimbingan


1. Merumuskan Rasional
Rasional berisi latar belakang penyusunan pogram bimbingan
didasarkan atas landasan konseptual, hukum maupun empirik. Selain rasional
penyusunan program bimbingan dan konseling juga mempertimbangkan visi
dan misi, berisi harapan yang diinginkan dari layanan bimbingan dan
konseling yang mendukung visi, misi dan tujuan sekolah.
2. Asesmen Kebutuhan
Asesmen kebutuhan dimaksudkan: (1) Untuk menemukan apa yang
dibutuhkan oleh khalayak sasaran, yaitu siswa dan sekolah. (2) Untuk
menetapkan tujuan program. (3) Untuk menetapkan sasaran evaluasi dan
mendasari akuntabilitas. (4) Untuk menetapkan kebutuhan layanan bimbingan,
berisi data kebutuhan siswa, pendidik dan institusi terhadap layanan
bimbingan. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Merumuskan Tujuan
Tujuan, berdasarkan kebutuhan ditetapkan kompetensi yang dicapai
siswa berdasarkan perkembangan. Tujuan umum dan tujuan khusus dapat
dinyatakan dalam bentuk kompetensi sasaran. Contoh Tujuan Umum:
Membantu siswa mencapai perkembangan yang optimal dalam aspek
akademik dapat merealisasikan potensi secara optimal dalam setiap kegiatan
akademik. Contoh Tujuan Khusus: Membantu siswa memahami hakekat
belajar., Membantu siswa memahami hubungan antara hasil belajar dan
keberhasilan karir di masa depan., Membantu siswa memperoleh informasi
tentang strategi belajar., Membantu siswa mengembangkan apresiasi positif
terhadap sekolah dan belajar., Membantu siswa mengembangkan sikap positif
terhadap sekolah dan belajar., Membantu siswa membentuk kebiasaan belajar
yang positif., Membantu siswa mengembangkan konsep diri akademik positif.
4. Menetapkan Struktur Isi Program
Antara sekolah satu dengan sekolah lainnya dapat berbeda tergantung
pada kondisi masingmasing dan hasil asesmen. Contoh isi program
konvensional: Penilaian Individual, Layanan Informasi dan Orientasi, Layanan
Penempatan, Layanan Bimbingan, Layanan Konseling, Konferensi Kasus,
Evaluasi.

D. Implikasi Suatu Program Pelayanan Bimbingan


Implikasi suatu program pelayanan bimbingan dan konseling ada 2, yaitu:

1. Bagi individu Peserta Didik


a. Menyadiakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap murid selalu
merasa aman, gembira, berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi-prestasi
yang dapat dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian.
b. Menyediakan kondisi-kondisi dan kesempatan bagi setiap murid untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
c. Mengembangkan pengertian murid-murid memelihara kesehatan jasmani dan
rohani.
d. Mengusahakan agar murid-murid dapat memahami dirinya.
e. Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.
f. Mengembangkan rasa ketenangan, kesabaran, dan pengarahan diri (self
direction)
g. Mengembangkan minat murid-murid terhadap nilai-nilai intelektual, sosial
dan rekreasi.
h. Memperoleh informasi pendidikan, pekerjaan dan sosial, yang diperlukan
dalam pembuatan rencana-rencana sekarang dan yang akan datang.

2. Bagi organisasi dan pekerjaan sekolah


a. Menempatkan kebutuhan pribadi individu di atas pertimbangan-pertimbangan
prosedur sekolah yang lain.
b. Menyediakan suatu kurikulum dan kondisi-kondisi kerja yang memungkinkan
setiap murid dapat bekerja dengan hasil yang baik dan kafasitas yang penuh.
c. Menyediakan informasi tentang kedaaan diri para peserta didik, terutama bagi
penentuan bahan-bahan dan pemberian pengajaran yang sesuai.
d. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan peserta didik berpartisipasi
secara aktif dalam perencanaan dan dalam kegiatan berkelompok.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah ialah sejumlah kegiatan bimbingan dan
konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu
tertentu.
Fungsi pemeliharaan digunakan untuk membantu supaya dapat menjaga diri dan
mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini
memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan
penurunan produktifitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-
program yang menarik, rekreatif, dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat memahami tentang
“Program Bimbingan di Sekolah” dengan jelas walaupun penulis masih menyadari masih
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami sebagai penulis mohon maaf
dan semoga bisa menyusun makalah ini dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniati, E. (2018). Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah; Prinsip Dan


Asas. Ristekdik: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 3(2), 54-60.Schmidt, John
J. 2008. Counseling in Schools : Comprehensive Programs of Responsive
Service for All Student. Boston : Pearson.
Mutia, S. (2021). PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING DISEKOLAH. Intelektualita, 7(01).
Supriyanto, A., & Handaka, I. B. (2016). Profesionalisme konselor: evaluasi program
bimbingan dan konseling komprehensif di sekolah. In Seminar Nasional
LP3M Membangun Karakter Untuk Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan
Bangsa (pp. 81-89).
Yusuf, Syamsu dan Nurishan, A. Juntika, 2006, Landasan Bimbingan dan Konseling,
Bandung : Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai