Tugas Makalah Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
Tugas Makalah Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
Tugas Makalah Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
Disusun Oleh :
41118120055
Dosen :
UNIVERSITAS MERCUBUANA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “IMPLEMENTASI NILAI NILAI PANCASILA DALAM
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA”. Beberapa referensi telah penulis
kumpulkan sebagai bahan dalam penulisan makalah ini . Namun dengan demikian
penulis menerima kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berterima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah mendoakan dan mendukung penulis agar
dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.
2. Ibu Astri Rumondang B, SE, SH, MM, MPdK Dosen Pengampu mata
kuliah Pancasila
i
ABSTRAK
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik para
foundingfathers ketika negara Indonesia didirikan. Namun dalam perjalanan panjang
kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila sering mengalami berbagai deviasi dalam
aktualisasi nilainilainya. Deviasi pengamalan Pancasila tersebut bisa berupa penambahan,
pengurangan, dan penyimpangan dari makna yang seharusnya. Walaupun seiring dengan
itusering pula terjadi upaya pelurusan kembali. Pancasila sering digolongkan ke dalam
ideologi tengah di antara dua ideologi besar dunia yang paling berpengaruh, sehingga
sering disifatkan bukan ini dan bukan itu Selanjutnya era globalisasi menuntut adanya
berbagai perubahan. Demikian juga bangsa Indonesia pada saat ini terjadi perubahan
besar-besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari luar maupun dari dalam negeri.
Perubahan-perubahan yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang berlangsung cepat serta untuk menghadapi perkembangan Ilmu
Pengetahuan Teknologi, dan Seni.Untuk menghadapi hal terserbut semua pihak dituntut
untuk mengantisipasinya, agar dapat menjadi warganegara yang Indonesia yang baik
(good citizen). Mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan benegara adalah suatu keniscayaan, agar Pancasila tetap selalu relevan
dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan
masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan
warganegara terhadap Pancasila tetap tinggi. Di lain pihak, apatisme dan resistensi
terhadap Pancasila bias diminimalisir. Substansi dari adanya dinamika dalam aktualisasi
nilai Pancasila dalam kehidupan praksis adalah selalu terjadinya perubahan dan
pembaharuan dalam mentransformasikan nilai Pancasila harus di implementasikan ke
dalam norma dan praktik kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menjaga
konsistensi, relevansi, dan kontekstualisasinya. Sedangkan perubahan dan pembaharuan
yang berkesinambungan terjadi apabila ada dinamika internal (self-renewal) dan
penyerapan terhadap nilai-nilai asing yang relevan untuk pengembangan dan penggayaan
ideologi Pancasila. Muara dari semua upaya perubahan dan pembaharuan dalam
mengaktualisasikan nilai Pancasila adalah terjaganya akseptabilitas dan kredibilitas
Pancasila oleh warganegara dan wargamasyarakat Indonesia.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
ABSTRAK...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I.
PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
BAB II.
PEMBAHASAN...................................................................................................3
BAB III.
PENUTUP.........................................................................................................19
A. Kesimpulan........................................................................................................19
B. Saran..................................................................................................................19
Daftar Pustaka.................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara kaya akan keragaman. Tiap- tiap
daerah memiliki ciri khas, adat istiadat dan budaya yang berbeda- beda. Semua
perbedaan itu disebut sebagai “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda beda
tetapi tetap satu, selama perbedaan itu masi dalam satu bingkai maka negara akan
selalu kondusif. Selama nilai-nilai Pancasila masih diimplementasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara maka NKRI akan tetap kokoh. Inilah
pentingnya daripada implementasi nilai-nilai tersebut.
Sebagai warga Negara Indonesia kita harus sadar akan hal tersebut demi
tercapainya tujuan bangsa. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap sila Pancasila belum dapat diimplementasikan secara
menyeluruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan tidak menutup
kemungkinan bahwa sebagian warga negara tidak sadar akan hal tersebut.
Pentingnya impelementasi dari nilai-nilai pancasila masih kurang dipahami oleh
masyarakat, terutama generasi kita saat ini yang biasa dikenal dengan generasi
milenial.
Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara oindonesia, sehingga
dapat diartikan kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan
ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia,
sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian
pertahanan bangsa dan negara.
Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa indonesia tak
ada yang mampu menandinginya. Indonesia yang terdiiri atas berbagai dan suku
bangsa dapat dipersatukan oleh pancasil. Itu sebabnya sering kali pancasila
dianggap sebagai ideologi yang sakti. Siapa pun coba menggulingkannya,akan
berhadapan langsung dengan seluruh komponen-komponen kekuatan bangsa dan
negara indonesia.
Untuk membangun kembali ingatan serta semangat kita untuk
mengimplementasi nilai-nilai dalam setiap sila Pancasila yang kita jadikan
1
sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara itulah yang melatar
belakangi pembuatan makalah ini. Adapun judul dari makalah ini yaitu
“Implementasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara”.
Sebagai dasar negara republi indonesia ( way of life ), pancasila
nilainilainya telah dimiliki oleh bangsa indonesia sejak zaman dulu. Nilai –
nilai tersebut meliputi nilai budaya, adat – istiadat dan religiusitas yang
diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati diri bangsa Indonesia
melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan pandangan hidup.
Tindak –tanduk sert perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala telah
tercermin dalam nilai nilai Pancasila.Untuk itu, pendiri Republik
Indonesiaberusah merumuskan nilainilai luhur itu kedalam sebuah ideologi
bernama Pancasila.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah singkat lahirnya Pancasila sebagai Dasar
Negara?
2. Apakah yang menjadi nilai pokok dalam Pancasila?
3. Apa yang dimaksud dengan Implementasi nilai-nilai Pancasila?
4. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari hari?
5. Bagaimana contoh pengimplementasian daripada nilai-dalam tiap sila
pancasila?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Selanjutnya Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk Panitia Kecil untuk
merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada
pidato Bung Karno tersebut.
Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad
Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso,Abdul Kahar Muzakir, Agus
Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin) yang
ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara
berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan
menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan
Pancasila hasil penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan untuk
dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan
dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus
1945 oleh BPUPKI.
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia lahir pada tanggal 1 Juni 1945 yang dibidani oleh
Muhammad Yamim dan Ir. Soekarno. Pancasila dijadikan sebagai dasar negara
sekeligus idiologi kebangsaan bagi Rakyat Indonesia.
Dan untuk dapat melaksanakan PANCASILA sebagai ideologi dan dasar
negara sekaligus sebagai pandangan hidup seluruh Rakyat Indonesia, maka
Pancasila diterjemahkan dalam butir – butir Pancasila yaitu :
1. Ketuhanan Yang maha Esa
- Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
4
- Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang
- Menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa.
- Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
- Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
- engakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda- bedakan suku,
keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
- Mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia.
- Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
- Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
5
- Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
- Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
- Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa.
- Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
- Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
- Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan
- Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama.
- Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
- Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
- Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
- Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
- Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
6
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
- Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
- Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
- Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
- Menghormati hak orang lain.
- Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
- Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasaN terhadap orang lain.
- Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gayA hidup mewah.
- Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan
dengan atau merugikaN kepentingan umum.
- Suka bekerja keras.
- Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
- Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
7
B. Nilai-Nilai Pokok Dalam Pancasila
Alfred North Whitehead (1864 – 1947), tokoh utama filsafat proses,berpandangan
bahwa semua realitas dalam alam mengalami proses atau perubahan, yaitu
kemajuan, kreatif dan baru.Realitas itu dinamik dan suatu proses yang terus
menerus “menjadi”, walaupun unsur permanensi realitas dan identitas diri dalam
perubahan tidak boleh diabaikan. Sifat alamiah itu dapat pula dikenakan pada
ideologi Pancasila sebagai suatu realitas (pengada). Masalahnya, bagaimanakah
nilai-nilai. Pancasila itu diaktualisasikan dalam praktik kehidupan berbangsa dan
bernegara? dan, unsur nilai Pancasila manakah yang mesti harus kita pertahankan
tanpa mengenal perubahan ? Moerdiono (1995/1996) menunjukkan adanya 3
tataran nilai dalam ideologiPancasila.
Adapun nilai-nilai Pokok dalam Pancasila yaitu:
1) Nilai Dasar
Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang
merupakan representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan
negara Indonesia. Nilai dasar merupakan
nilai yang tidak bisa berubah-ubah sepanjang bangsa Indonesia
berpedoman pada nilai tersebut. Contoh nilai dasar adalah sila-sila Pancasila
yang ada dalam alinea IV, UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945. Nilai dasar Pancasila ditetapkan oleh para pendiri negara.
Nilai dasar Pancasila tumbuh baik dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia
melawan penjajahan yang telah menyengsarakan rakyat, maupun dari cita-
cita yang ditanamkan dalam agama dan tradisi tentang suatu masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan kebersamaan, persatuan dan kesatuan
seluruh warga masyarakat.
2) Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama
dari nilai dasar (Pancasila). Nilai ini dapat mengikuti setiap perkembangan
zaman, baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Nilai ini ini dapat
berupa TAP MPR, UU, PP dan peraturan perundangan yang ada untuk
menjadi tatanan dalam pelaksanaan ideologi Pancasila sebagai pegangan
dalam kehidupan berbangsa
8
dan bernegara. Nilai dapat berubah sesuai perkembangan zaman. Nilai
instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar tersebut, yang
merupakan arahan kinerjanya untuk kurun waktu tertentu dan untuk
kondisi tertentu. Nilai instrumental ini dapat dan bahkan harus disesuaikan
dengan tuntutan zaman. Namun nilai instrumental haruslah mengacu pada
nilai dasar yang dijabarkannya. Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif
dan dinamik dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang
sama, dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu.Dari
kandungan nilainya, maka nilai instrumental merupakan kebijaksanaan,
strategi, organisasi, sistem, rencana, program, bahkan juga proyek-proyek
yang menindaklanjuti nilai dasar tersebut. Lembaga negara yang
berwenang menyusun nilai instrumental ini adalah MPR, Presiden, dan
DPR.
3) Nilai Praktis
Nilai ini adalah nilai yang harus ada dalam bentuk praktik
penyelenggaraan negara. Sifat ini adalah abstrak. Artinya berupa semangat
para penyelenggara
negara dari pusat hingga ke tingkat yang terbawah dalam str uktur
sistem pemerintahan negara Indonesia. Semangat yang dimaksud adalah
semangat para penyelenggara negara untuk membangun sila-sila dalam
Pancasila secara konsekuen dan istiqomah. Nilai praksis terdapat
padademikian banyak wujud penerapan nilai-nilai Pancasila, baik secara
tertulis maupun tidak tertulis, baik oleh cabang eksekutif, legislatif,
maupun yudikatif, oleh organisasi kekuatan social politik, oleh organisasi
kemasyarakatan, oleh badan-badan ekonomi, oleh
pimpinankemasyarakatan, bahkan oleh warganegara secara perseorangan
Contoh, memberi teladan untuk tidak KKN, dan lain-lain.1
Jika ditinjau dari segi pelaksanaan nilai yang dianut, maka
1
Diambil di http://sampaiujungpelangi.blogspot.com/2016/03/makalah-implementasi-nilai-
nilai.html
Tgl 25 November 2019, pukul 02:36 wib.
9
sesungguhnya pada nilai praksislah ditentukan tegak atau tidaknya nilai
dasar dan nilai instrumental itu. Ringkasnya bukan pada rumusanabstrak,
dan bukan juga pada kebijaksanaan, strategi, rencana, program atau proyek
itu sendiri terletak batu ujian terakhir dari nilai yang dianut, tetapi pada
kualitas pelaksanaannya di lapangan. Bagi suatu ideologi, yang paling
penting adalah bukti pengamalannya atau aktualisasinya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Suatu ideologi dapat mempunyai
rumusan yang amat ideal dengan ulasan yang amat logis serta konsisten
pada tahap nilai dasar dan nilai instrumentalnya.
Akan tetapi, jika pada nilai praksisnya rumusan tersebut tidak dapat
diaktualisasikan, maka ideologi tersebut akan kehilangan kredibilitasnya.
Bahkan Moerdiono (1995/1996: 15) menegaskan, bahwa bahwa tantangan
terbesar bagi suatu ideologi adalah menjaga konsistensi antara nilai dasar,
nilai instrumental, dan nilai praksisnya. Sudah barang tentu jika konsistensi
ketiga nilai itu dapat ditegakkan, maka terhadap ideologi itu tidak akan ada
masalah. Masalah baru timbul jika terdapat inkonsisitensi dalam tiga tataran
nilai tersebut.
Untuk menjaga konsistensi dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke
dalam praktik hidup berbangsa dan bernegara, maka perlu Pancasila formal
yang abstrak-umum-universal itu ditransformasikan menjadi rumusan
Pancasila yang umum kolektif, dan bahkan menjadi Pancasila yang khusus
individual (Suwarno, 1993: 108). Artinya, Pancasila menjadi sifat-sifat dari
subjek kelompok dan individual, sehingga menjiwai semua tingkah laku
dalam lingkungan praksisnya dalam bidang kenegaraan, politik, dan pribadi.
10
Manusia Indonesia dapat lebih berkualitas dan dapat bersaing dengan Negara
lain. Selain itu, dengan kuatnya pancasila sebagai pedoman dapat membuat
masyarakat untuk selalu mencintai dan melestarikan kebudayaan yang ada di
Indonesia.
Dalam tiap butir nilai-nilai pancasila itu sendiri sudah mencerminkan
sifat masyarakatnya yang senantiasa gotong royong dan saling menghargai, serta
toleransi antar sesama tanpa membedakan SARA. Hal ini lah yang sangat
diperlukan sebagai alat untuk memajukan kualitas manusia Indonesia.
Makna dari implementasi yaitu penerapan. Implementasi nilai-nilai
pancasila dapat diartikan sebagai wujud penerapan dari setiap nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap sila pancasila, baik dari nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan. Bentuk implementasi pancasila dalam
kehidupan sehari hari sangat banyak, bahkan bisa jadi setiap yang kita lakukan
merupakan implementasi dari nilai-nilai Pancasila. Jadi disini dapat disimpulkan
bahwa implementasi pancasila merupakan usaha untuk mewujudkan setiap nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila dengan cara mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari hari serta menjadikan pancasila sebagai pedoman atau landasan
dalam bertindak dan berperilaku.
11
kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti
negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi,
hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta neo- konservatisme dan globalisme
bahkan telah memasuki cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia. Hal
demikian bisa meminggirkan pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai dan
idealisme baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa. Implementasi
pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya merupakan suatu
realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun pengimplementasian
tersebut di rinci dalam berbagai macam bidang antara lain politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan dan kemananan (POLEKSOSBUDHANKAM) serta
aspek Hak Asasi Manusia (HAM).
Adapun implementasi nila-nilai pancasila untuk bidang politik, ekonomi, sosial
budaya dan keamanan yaitu:
1. Dalam Bidang Politik
Pembangunan serta pengembangan dalam bidang politik haruslah
berdasarkan pada dasar ontologis manusia. Hal tersebut berdasarkan
kenyataan objektif bahwa manusia merupakan subjek negara, oleh
karenanya kehidupan politik harus sungguh-sungguh merealisasikan tujuan
demi menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Pengembangan
politik negara haruslah berdasarkan pada moralitas seperti yang tercantum
di dalam sila-sila Pancasila dan maknanya, sehingga dalam praktek-praktek
politik paham yang menghalalkan segala cara haruslah ditiadakan segera.
12
Pengembangan dalam segi ekonomi bukan hanya
untuk mengejar pertumbuhan belaka namun juga demi kemanusiaan juga
kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Maka dari
itu sistem perekonomian di Indonesia berdasarkan pada asas ekonomi
kekeluargaan untuk seluruh bangsa.
13
6. Membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
7. Memajukan kesejahteraan umum / Bersama
8. Mencerdaskan kehidupan bangsa
9. Ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia
yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kedilan sosial.
1. Pertama
Nilai Ketuhanan sebagai sumber etika dan spiritual yang bersifat vertikal
transendental memiliki peranan penting sebagai dasar beretika dalam kehidupan
bernegara. Dalam kaitannya, Indonesia bukan meupkan negara sekuler yang
memisahkan “agama” dari ”negara”.
2. Kedua
Nilai kemanusiaan secara umum bersumber dari hukum Tuhan, hukum
alam, dan sifat manusia sebagai makhluk sosial sangat penting sebagai dasar
dalam etika dalam kehidupan berpolitik dan bernegara dalam pergaulan dunia.
Prinsip kebangsaan secara luas mengarah pada persatuan dunia tersebut
diwujudkan melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.
14
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.” Internalisasi, bangsa Indonesia mengakui serta
memuliakan hak warga dan penduduk negeri secara mendasar dalam hubungan
negara dengan warga negara.
3. Ketiga
Penerapan nilai-nilai kemanusiaan terlebih dulu harus tertanam kuat
dalam lingkungan pergaulan masyarakat secara mendalam, sebelum lebih
jauh ingin menjangkau pergaulan dunia. Dalam internalisasi nilai-nilai
persatuan kebangsaan ini, Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki
kemajeukan bangsa yang dapat mengatasi paham golongan dan perseorangan.
Persatuan dari kemajemukan masyarakat dikelola berdasarkan konsep
kebangsaan yang mencerminkan persatuan dalam keragaman, dan keragaman
dalam persatuan, seperti semboyan yang dinyatakan dengan ungkapan
“Bhinneka Tungal Ika.”
4. Keempat
Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan serta cita-cita
kebangsaan itu dalam penerapannya harus menjunjung tinggi kedaulatan
rakyat dalam semangat permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan. Dalam visi demokrasi permusyawaratan, demokrasi
memperoleh kekuatannya dalam kedaulatan rakyat. Pada prinsipnya,
keputusan yang diambil dalam musyawarah mufakat tidak didikte oleh
golongan mayoritas, namun dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan yang
menjunjung tinggi rasionalisme deliberatif serta kearifan setiap warga demi
mencerminkan manfaat musyawarah itu sendiri.
5. Kelima
Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, merupakan nilai dan cita-cita
kebangsaan, serta demokrasi permusyawaratan dalam pengertian agar dapat
mewujudkan keadilan sosial. Di satu sisi, perwujudan keadilan sosial itu
harus merefleksikan nilai imperatif etis keempat sila yang lainnya. Di sisi
lain, otentisitas pengamalan sila-sila Pancasila
15
bisa diukur dari perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan berbangsa.2
2
Dambi di https://guruppkn.com/implementasi-nilai-nilai-pancasila
Tgl 30 November 2019, pukul 15:20 wib
16
Ketimpangan dalam pendidikan, dimana banyak anak usia sekolah harus
putus sekolah karena biaya, mereka harus bekerja dan banyak yang menjadi anak
jalanan. Walaupun sudah diberlakukannya beberapa program untuk mengurangi
biaya sekolah atau bahkan membebaskan biaya sekolah BOS (Biaya Operasional
Sekolah) tapi kenyataannya pem- bagiannya masih belum merata diseluruh
wilayah Indonesia dan masih banyak dipotong oleh pihak-pihak tertentu.
Ketimpangan dalam pelayanan kesehatan, dimana persoalan keadilan dalam
kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin Indonesia. Didalam
hal ini maksudnya adalah belum dirasakan manfaat PJKMM (Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat Miskin) atau ASKESKIN (Asuransi Kesehatan
Masyarakat Miskin) sehingga munculnya anggapan “orang miskin dilarang
sakit” karena biaya berobat di Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi dan hanya
untuk kalangan menengah ke atas.
17
5. Gemar kegiatan kemanusiaan: donor darah, menyantuni anak yatim dll ;
6. Mentaati hukum dan tidak diskriminatif.
3
Diambil di https://tekoneko.net/pancasila-sebagai-dasar-negara/
Tgl 02 Desember 2019, pukul 05:25 wib
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
19
Daftar Pustaka
http://sampaiujungpelangi.blogspot.com/2016/03/makalah-implementasi-nilai-
nilai.html
https://guruppkn.com/implementasi-nilai-nilai-pancasila
https://tekoneko.net/pancasila-sebagai-dasar-negara/
Ahmad Muchji, dkk. 2006. Pendidikan Pancasila, Jakarta: Guna Dharma Press
AW. Widjaya, 2001, Nilai-nilai Pancasila, Sinar Grafika, Jakarta
------------------------, 2003, Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam
Kehidupan Berbangsa dan bernegara, Sinar Grafika, Jakarta
------------------------, 2003, Pedoman Pokok Pengajaran Pancasila di
Perguruan Tinggi , Sinar Grafika, Jakarta
Agus Wahyudi, Ideologi Pancasila: Doktrin Yang Komprehensif Atau
Konsepsi Politis?, Makalah, disampaikan dalam diskusi bulanan di
Pusat Studi Pancasila (PSP), UGM, Yogyakarta, 17 Desember
2004, hlm.3
H.A.R. Tilaar 2012. Memantapkan Karakter Bangsa Menuju Generasi 2045.
Yogyakarta. Makalah disajikan dalam KonvensiNasional
Pendidikan Indonesia Ke-7 pada tanggal 1 November 2012.
Jimmy Hasoloan, 2008, Pancasila, Cirebon: Swagati Press
Kaelan, M. 2004, Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Era
Reformasi, Gajahmada Press, Yogyakarta
Rukiyati. 2008. Pendidikan Pancasila; Buku Pegangan Kuliah. Yogyakarta:
UNY Press
Sugeng Bayu Wahyono, Agama, Humanisme, dan Relevansi Pancasila,
Jurnal Dialog Kebijakan Publik, Edisi 2, Agstus 2011, hlm.7.
Suroso.Implementasi Nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan Pancasila dalam
Pemberdayaan Orang Miskin. Jurnal Dialog Kebijakan Publik,
Edisi 2, Agstus 2011, hlm.11
Sumadi Sastradipradja, 1995, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta
20