Bab Ii

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 39

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Manajemen Bisnis

1. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Istilah

manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara universal

manajemen adalah penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai

sasaran dan kinerja yg tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit

maupun non profit.1

Definisi manajemen yaitu “Management is a distinct process

consisting of planning, organizing, actuating, and controlling

performed to determine and accomplish stated objectives by the use of

human being and other resources. Yang artinya; manajemen adalah

suatu proses yang khas yang terdiri dari tindaka-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan

melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang

lainnya.2

1
Malayu Hasibuan, MANAJEMEN: DASAR, PENGERTIAN, dan MASALAH (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2005), 3.
2
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 13.

13
14

Jadi dapat disimpulakan bahwa manajemen adalah sebuah

usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui suatu kegiatan.

Dan dengan demikian seorang manajer atau pelaku yang mengatur

sebuah kegiatan akan mengadakan sebuah koordinasi atas sejumlah

kegiatan usaha atau segala aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan

usaha meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,

pengarahan, dan pengendalian.3

Pada setiap unsur manajmen berkembang menjadi beberapa

bidang manajemen diantaranya adalah manajemen sumber daya

manusia (MSDM), manjemen permodalan, manajemen akutansi biaya,

manajemen produksi, dan manajemenpemasaran. Dan pada kegiatan

pengelolaan bisnis ini termasuk dalam kategori manajemen produksi

yang akan mengatur kegiatan penentuan atau penggunaan alat-alat,

mesin, lay out peralatan, dan cara-cara untuk memproduksi barang/jasa

supaya kualitas yang dihasilkan baik. Selain itu, tata ruang perusahaan,

perawatan dan lain sebagainya juga merupakan kegiatan yang

dilakukan dalam manajemen produksi.4

2. Urgensi Manajemen Bisnis

Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik,

pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak

terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya

kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia

3
Adam Ibrahim Indrawijaya, Teori Perilaku dan Budaya Organisasi (Bandung: PT Refika
Aditama), 3.
4
Malayu Hasibuan, manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, 3.
15

membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya

pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab ini maka akan

terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi.

Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat

diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan akan tercapai.

Ada beberapa sebab mengapa manajemen itu sangat penting, yaitu5:

a. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga

diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam

penyelesaiannya.

b. Sebuah perusahaan akan dapat berhasil, jika manajemen diterapkan

dengan baik.

c. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil

guna semua potensi yang dimiliki.

d. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.

e. Manajemen menetapkan tujuan suatu usaha.

f. Manajemen menjadikan pencapaian tujuan secara teratur.

g. Manajemen merupakan merupakan suatu pedoman pikir dan

tindakan

h. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok

orang.

5
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 33.
16

3. Fungsi Manajemen Bisnis

Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang

dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing

dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya.

Fungsi-fungsi manajemen terdiri dari empat fungsi, yaitu6:

a. Perencanaan

Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya

yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang

akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk

mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara kecenderungan

dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis

yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis

yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain

sebagainya. Atau juga merencanakan suatu kegiatan bisnis yang

telah dilakukan agar berjalan lebih baik dengan lebih efektif dan

efisien, misalkan perencanaan pengalihan peralatan dari

konvensional menjadi demi modern, bahkan menjadi lebih modern

dengan tenaga mesin dengan tenaga dan modal yang cukup dapat

menghasilkan suatu produk yang bagus dalam waktu yang efisien.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut

bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam

6
Ibid., 45.
17

perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat

dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan

bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja

secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

Seperti pemrograman atau penjadwalan kegiatan dalam suatu usaha

atau organisasi, baik itu kegiatan rutin maupun kegiatan khusus

yang tidak rutin dilakukan. Sehingga hasil yang akan diperoleh

akan lebih maksimal dan terencana.

c. Pengimplementasian

Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi

program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi

serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat

menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan

produktivitas yang tinggi. Dalam hal Directing biasanya dalam

suatu kegiatan organisasi di pimpin oleh kepala dalam satu

kelompok, yang tugasnya mengkomando bawahannya atau

membagi pekerjaan sesuai dengan kemampuan staf bawahan agar

kegiatan yang dijalankan dapat dikerjakan dengan baik efektif dan

efisien.
18

d. Pengendalian

Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang

dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah

direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa

berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai

perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi

manajemen akan tetapi esensinya tetap sama, bahwa; Manajemen

terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu

yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi. Dan setiap tahapan

memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan

organisasi.7

4. Fungsi Operasional Manajemen Bisnis

Pada pelaksanaan kegiatan bisnis, fungsi-fungsi manajemen

yang dijalankan menurut tahapan tertentu akan sangat berbeda-

beda jika didasarkan pada fungsi operasonalnya. Berdasarkan

operasionalisasinya, maka manajemen organisasi bisnis dapat

dibedakan secara garis besar menjadi beberapa fungsi, yaitu8:

a. Manajemen Sumber daya Manusia

Manajemen Sumber daya Manusia adalah penerapan

manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh

7
Erni Tisnawati sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Jakarta: PRENADA
MEDIA, 2005), 8.
8
Malayu Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2005), 58.
19

sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita

jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik

tersebut dapat bekerja dengan kita dengan kualitas

pekerjaan yang baik dan semakin baik.

b. Manjemen Produksi

Manjemen Produksi adalah penerapan manajemen

berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang

sesuai dengan standar yang diterapkan berdasarkan

keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien

mungkin. Kegiatan produksi pada dasarnya merupakan

proses bagaimana sumber daya input dapat dirubah menjadi

produk out put berupa barang atau jasa.

c. Manajemen Pemasaran

Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen

berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk

mengidentifikasi apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh

konsumen, dan bagaimana cara pemenuhannya dapat

diwujudkan. Manajemen Pemasaran adalah suatu proses

social dan manajerial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain.


20

d. Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen

berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk

memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu

mencapai tujuannya secara ekonomis, yaitu diukur

berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan, diantaranya

merencanakan darimana pembiayaan bisnis diperoleh, dan

dengan cara bagaimana modal yang diperoleh dialokasikan

secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.

e. Manjemen Informasi

Manjemen Informasi adalah kegiatan manajemen

berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk

memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan tetap

mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang. Untuk

memastikan itu, manajemen informasi bertugas untuk

menyediakan seluruh informasi yang terkait dengan kegiatan

kegiatan perusahaan baik informasi internal maupun

informasi eksternal, yang dapat mendorong kegiatan bisnis

yang dijalankan tetap mampu beradaptasi dengan perubahan

yang terjadi di masyarakat. Penggunaan teknologi informasi,

diantaranya komputer, televisi dan radio, mempermudah

manajemen informasi dalam hal perencanaan, pengerjaan,


21

dan penyediaan informasi bisnis yang diperlukan dari waktu

ke waktu.9

B. Peternakan Ayam Petelur

1. Pengertian Umum Peternakan

a. Pengertian Peternakan

Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara

sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai

pembantu pekerjaan manusia. Usaha pemeliharaan ternak disebut

sebagai peternakan (atau perikanan, untuk kelompok hewan

tertentu) dan merupakan bagian dari kegiatan pertanian secara

umum.

Ternak dapat berupa binatang apa pun (termasuk serangga

dan vertebrata tingkat rendah seperti ikan dan katak). Namun,

dalam percakapan sehari-hari orang biasanya merujuk kepada

unggas dan mamalia domestik, seperti ayam, angsa, kalkun, atau

itik untuk unggas, sertababi, sapi, kambing, domba, kuda, atau

keledai untuk mamalia. Sebagai tambahan, di beberapa daerah di

dunia juga dikenal hewan ternak yang khas seperti unta, lamma,

bison, burung unta, dan tikus belanda mungkin sengaja dipelihara

sebagai ternak. Jenis ternak bervariasi di seluruh dunia dan

9
Erni Tisnawati sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Jakarta: PRENADA
MEDIA, 2005), 12.
22

tergantung pada sejumlah faktor seperti iklim, permintaan

konsumen, daerah asal, budaya lokal, dan topografi.

Kelompok hewan selain unggas dan mamalia yang

dipelihara manusia juga disebut (hewan) ternak, khususnya

apabila dipelihara di tempat khusus dan tidak dibiarkan berkelana

di alam terbuka. Penyebutan "ternak" biasanya dianggap "tepat"

apabila hewan yang dipelihara sedikit banyak telah mengalami

domestikasi, tidak sekedar diambil dari alam liar kemudian

dipelihara.

Pada Undang-Undang Pokok kehewanan, Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 1967, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Peternakan dan Kesehatan Hewan, pada Bab I Pasal 1,

dikemukakan beberapa Istilah diantaranya10:

1) Ternak adalah Hewan piara yang kehidupannya yakni

mengenai tempat, perkembang biakan serta manfaatnya

diatur dan diawasi oleh manusia dan dipelihara khusus

sebagai penghasil bahan-bahan dan jasa-jasa yang berguna

bagi kepentingan hidup manusia.

2) Peternak adalah orang atau badan hukum dan atau buruh

peternakan yang mata pencaharian nya sebagian atau

seluruhnya bersumber kepada peternakan.

10
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 6 Tahun 1967 tentang pokok kehewanan, Jakarta,
1967.
23

3) Peternakan adalah pengusahaan, pembudidayaan, pemeliha-

raan ternak dengan segala fasilitas penunjang bagi kehidupan

ternak.

4) Peternakan murni adalah cara peternakan dimana

perkembangbiakan ternak-ternaknya dilakukan dengan jalan

pemacekan antara ternak/hewan yang termasuk dalam satu

rumpun.

5) Perusahaan peternakan adalah usaha peternakan yang

dilakukan pada tempat tertentu serta perkembang biakannya

dan manfaatnya diatur dan diawasi oleh peternak-peternak.

6) Kelas Ternak adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa-

bangsa ternak yang dibentuk dan dikembangkan mula-mula

disuatu daerah tertentu.

7) Bangsa Ternak (Breed) adalah Suatu kelompok dari ternak

yang memiliki persamaan dalam bentuk morphologis, sifat-

sifat fisiologis dan bentuk anatomis yang karakteristik untuk

tiap-tiap bangsa dan sifat-sifat persamaan ini dapat

diturunkan pada generasi selanjutnya. 11

Sehingga arti dari istilah diatas dikemukakan terlebih dahulu

untuk menghindarkan salah pengertian sekaligus untuk membedakan

pengertian “TERNAK” dengan “HEWAN” yang sering salah dalam

penggunaan sehari-hari. Tidak semua hewan tergolong ternak dan

11
Ibid.,Undang-Undang Republik Indonesia.
24

dengan sendirinya tidak semua hewan dapat diusahakan sebagai

ternak. Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat baik yang

dipelihara maupun yang hidup secara liar. Jadi bisa dikatakan bahwa

hewan adalah ternak dalam arti luas.

Ada Istilah Animal Husbandry dan Animal Breeding. Dalam

Bahasa Indonesia keduanya memiliki arti yang sama yaitu

“BETERNAK”, namun sebenarnya ada perbedaan makna diantara

keduanya :

1) Animal Husbandry adalah Beternak dalam arti luas meliputi

komponen memelihara, merawat, mengatur kehidupan, mengatur

perkawinan, mengatur kelahiran, penjagaan kesehatan serta

mengambil manfaatnya.

2) Animal Breeding adalah Beternak dalam arti sempit yang hanya

menitikberatkan pada usaha mengatur perkembangbiakan seperti

mengatur perkawinan, pemilihan bibit, menjaga kemandulan dan

kebuntingan serta kelahiran.12

b. Sistem usaha pemeliharaan peternakan ayam

Secara garis besar terdapat tiga sistem usaha pemeliharaan

ayam yang berkembang di masyarakat, yaitu sistem usaha

peternakan mandiri, semi mandiri, dan kemitraan. Definisi dari

ketiga sistem usaha peternakan adalah:

12
Sosro Amidjojo S, dan Soeradi, Peternakan Umum (Jakarta: Yasaguna. 1990), 25.
25

1) Sistem mandiri adalah sistem usaha beternak dengan modal

sepenuhnya di tanggung oleh peternak atau pemilik

peternakan. Peternak menyiapkan kandang, peralatan, tenaga

kerja, sarana prasarana produksi ternak, serta memasarkan

sendiri hasil dari peternakannya. Keunggulan dari sistem ini

adalah keuntungan dapat lebih maksimal karena peternak

bebas memilih kualitas ayam, kualitas makan ayam, sehingga

kualitasnya lebih terjamin. Agar dapat menjalankan usaha

peternakan secara mandiri ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, antara lain: kekuatan modal, keterampilan

beternak, kemampuan pemasaran, dan jaringan bisnis.

2) Sistem semi-mandiri merupakan sistem beternak yang modal,

proses produksi, dan pemasaran tidak sepenuhnya dilakukan

sendiri oleh peternak, tetapi ada beberapa unsur yang dibentuk

pihak lain sesuai dengan keinginan dan kemampuan peternak

dengan perjanjian tertentu. Keunggulan dari sistem ini adalah

modal yang dikeluarkan kedua belah pihak tidak terlalu besar.

Sedangkan resikonya bagi peternak adalah kerugian

ditanggung sendiri sedangkan resiko dari pihak kedua adalah

jika peternak melakukan kecurangan, tidak melakukan

kewajiban membayar utang pada saat rugi. Untuk itu, biasanya

sistem ini hanya dilakukan pada orang-orang yang sudah


26

benar-benar dipercaya atau peternak harus menyimpan

jaminan dengan jumlah tertentu kepada pihak kedua.

3) Sistem kemitraan dapat diartikan sebagai kerjasama dalam

bidang peternakan antara dua pihak, yaitu perusahaan inti

dengan peternak. Bentuk kerjasama yang umum dilakukan

adalah perusahaan inti betindak sebaga penyedia bibit ternak,

pakan, vaksin, dan medikasi. Sedangkan peternak bertanggung

jawab melaksanakan kegiatan budidaya hingga proses

produksi atau pemanenan. Prinsip dasar kemitraan adalah

kerjasama saling menguntungkan, karena pada hakekatnya

kedua belah pihak saling membutuhkan.13

2. Unsur-unsur Yang Terkait Dalam Beternak

Dalam beternak ayam unsur yang terpenting adalah makanan

ayam. Makanan ayam adalah sebagai kebutuhan pokoknya. Bila

kebutuhan pokok terpenuhi , barulah digunakan untuk cadangan. Bagi

ayam yang sudah dewasa, cadangan makanan ini igunakan untuk

bertelur. Cadangan ini berbentuk lemak dalam tubuh dan telur ayam

sebagai wujud hasil dari ayam yang sudah dewasa.

Hal yang tidak kalah penting yaitu unsur kesehatan dan

pengendalian penyakit pada ayam. Tanpa usaha pencegahan atau

pengendalian penyakit, makanan yang berkualitas baik pun tidak akan

13
Muhammad Rasyaf, Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur (Yogyakarta: Kanisius, 1993), 36.
27

ada artinya. Maka dari itu peternak yang baik harus mampu mencegah

penyakit, bukan mengobati.

Didalam usaha peternakan ayam petelur ini terdapat beberapa

unsur dan setiap unsurya saling berkaitan. Unsur-unsur yang

dimaksud adalah; (1) Unsur tekni yaitu meliputi praktek pengelolaan

yang dilakukan. (2) Unsur bisnis yaitu meliputi pembelian bahan

baku, penjualan, dan kuntungannya. (3) Unsur manajemen yaitu

merupakan unsur yang terpenting yang berfungsi menyelaraskan

kedua unsur diatas.14

3. Persiapan Sarana dan Peralatan Dalam Peternakan

a. Kandang

Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur

meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 derajat

Celcius, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan

kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar

mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin

kencang serta sirkulasi udara yang baik, tidak disarankan

membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena

menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air

permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan

sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan udara

14
Muhammad Rasyaf, Beternak Ayam Petelur (Jakarta: Penebar Swadaya, 2001), 6.
28

yang sejuk di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang tidak

harus menggunakan bahan yang mahal dan sulit didapatkan, yang

penting kuat, bersih dan tahan lama. 15

b. Perlengkapan

Perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap

mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat

ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan. Bentuk-

bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua yaitu:

Sistem kandang koloni, (satu kandang untuk banyak ayam yang

terdiri dari ribuan ekor ayam petelur) dan Sistem kandang

individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan Cage. Ciri

dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang

tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu

ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam

peternakan ayam petelur komersial.

Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga

macam yaitu: 1) kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat

dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan

kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni; 2)

kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini

terdiri dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang

diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan

15
Muhammad Rasyaf, Pengelolaan Produksi Telur, (Yogyakarta: Kanisius,1985), 37.
29

langsung ke tempat penampungan; 3) kandang dengan lantai

campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan

40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai

dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di

kiri).16

c. Peralatan

Peralatan kandang yang harus tersedia untuk kelangsungan

hidup sebuah peternakan antara lain:

1) Litter (alas lantai), Alas lantai/litter harus dalam keadaan

kering, maka harus tidak ada atap yang bocor dan air hujan

tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter

setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit

padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau

hasil serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk

pengganti kulit padi/sekam.

2) Tempat bertelur Penyediaan tempat bertelur agar mudah

mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan

kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 2 ekor

ayam. penempatannya agar mudah pengambilan telur dari

luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta

dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat

hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur.

16
Sudarmono, Pedoman Pemeliharaan Ayam Petelur. (Yogyakarta: Kanisius 2003), 51.
30

3) Tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan

kotoran mudah dibersihkan dari luar. Tempat makan, minum

dan tempat grit Tempat makan dan minum harus tersedia

cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang

kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit

dengan kotak khusus.17

4. Tata Cara Pemeliharaan Ayam Petelur

Didalam sebuah peternakan ayam ada beberapa kegiatan pokok

dan tata kelola yang harus dilakukan untuk menjalankan kelangsungan

hidup hewan yang akan di ternak seperti ayam. Kegiatan yang

dilakukan dalam peternakan antara lain:

a. Sanitasi dan Tindakan Preventif

Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal

peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling

murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil. Tindakan

preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek

dan dosis sesuai takaran yang ada.

b. Pemberian Pakan

Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 3 (tiga) fase

yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase grower (umur 1-4

bulan) dan fase finisher (umur 4 bulan- afkir)

17
Ibid., 62.
31

1) Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai

berikut: Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari

protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca)

1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal. Kwantitas

pakan terbagi /digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu

minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu

kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur

15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29

hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan

tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

2) Kwalitas dan kwantitas pakan fase grower Kwalitas atau

kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak

2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%,

ME 2800-3500 Kcal.

3) Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai

berikut: Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari

protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium

(Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400

Kcal. 18

18
Muhammad Rasyaf, Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur, (Yogyakarta: Kanisius,1985), 47.
32

c. Pemberian minum

Pemberian minum pada ayam disesuaikan dangan umur

ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 3 (tiga) fase yaitu:

1) Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi

lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7

hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1

liter/hari/100 ekor; minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5

liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7

liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan

sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor.

Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi

tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya.

Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.

2) Fase grower terkelompok dalam masing-masing minggu

yaitu 9,5 liter/hari/100 ekor.

3) Fase finisher terkelompok dalam masing-masing minggu

yaitu 333,4 liter/hari/100 ekor.

d. Pemberian Vaksinasi dan Obat

Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit

virus yang menular dengan cara menciptakan kekebalan tubuh.

Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah

penyakit. Vaksin dibagi menjadi dua macam yaitu: Vaksin aktif,

adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang


33

ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.

Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah

dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga

mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih

pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.19

e. Pemeliharaan Kandang

Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka

bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang

selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak

supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya

guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan

kandang bagi ternak yang dipelihara.20

C. Manajemen Bisnis Dalam Perspektif Islam

1. Manjemen Dalam Islam

Manajemen secara umum berasal dari kata “to manage” yang

berarti mengatur, mengurus atau mengelola. Dari arti tersebut secara

substantif, makna manajemen mengandung unsur-unsur kegiatan yang

bersifat pengelolaan. Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur

proses sumber daya manusia yang efektif, dengan didukung sumber-

sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan21.

19
Ibid.,51
20
Sudarmono. Pedoman Pemeliharaan Ayam Petelur. (Yogyakarta : Kanisius, 2003), 32.
21
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 13.
34

Secara ilmiah, perkembangan manajemen muncul diawal

terbentuknya negara industri pada pertengahan abad ke 19. Menurut

pandangan kaum intelektual, manajemen lahir sebagai tuntutan

perlunya pengaturan hubungan diantara individu dalam suatu

masyarakat. Di dalam dunia bisnis, pelaku ekonomi merasa perlu

adanya pemikiran manajemen guna menjalankan bisnisnya. Pemikiran

manajemen digunakan untuk mengatur kegiatan produksi, kegiatan

pemasaran barang, dan menjaga hubungan baik antara produsen dan

karyawan. Dengan manajemen, memungkinkan untuk melakukan

inovasi, mengembangkan fasilitas dan tehnik kegiatan bisnis.

Dalam tataran ilmu, manajemen dipandang sebagai kumpulan

pengetahuan yang dikumpulkan, disistematisasi dan diterima

dberkenaan dengan kebenaran-kebenaran universal mengenai

manajemen. Dalam tataran seni (praktek), manajemen diartikan

sebagaikkuatan pribadi yang kreatif ditambah dengan skil dalam

pelaksanaan.

Definisi Manajemen dalam Islam tidak jauh dari pemahaman

ini. Manajemen dianggap sebagai ilmu sekaligus teknik (seni)

kepemimpinan dalam Islam. Pemikiran manajemen dalam islam

bersumber dari nash-nash Al-Qur’an dan petunjuk-petunjuk As-

Sunnah. Selain itujuga berasaskan nilai-nilai kemanusiaan yang

berkembang dalam masyarakat. Kemudian manajemen diartikan

menjadi suatu rentetan langkah yang terpadu untuk mengembangkan


35

suatu organisasi sebagai suatu sistem yang bersifat sosio-ekonomi-dan

teknis.

Sistem adalah suatu kesatuan dinamis yang terdiri dari bagian-

bagian yang berhubungan secara organik. Dinamis berarti bergerak,

berkembang kearah suatu tujuan. Sosio berarti yang bergerak di

dalamnya dan yang menggerakkan sistem itu adalah manusia.

Ekonomi berarti kegiatan dalam sistem yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan manusia, dan teknis berarti dalam kegiatan yang

menggunakan harta, alat-alat dan cara-cara tertentu. Selain sebagai

alat, manajemen memiliki dua unsur penting, yaitu sebagai subyek

pelaku dan obyek tindakan. Subyek pelaku manajemen tidak lain

adalah manajer itu sendiri, sedangkan obyek tindakan manjemen

terdiri atas organisasi, sumber daya insani (SDI), dana,

operasi/produksi, pemasaran, waktu dan obyek lainnya.22

2. Wirausaha Dan Etika Bisnis Dalam Islam

a. Wirausaha

Secara sederhana arti wirausahawan adalah orang yang

berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam

berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya

bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa

takut dan cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan

22
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2008), 218.
36

wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok.

Seorang wirausahawan dalam dalam pikirannya selalu berusaha

mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang

dapat memberikan keuntungan. Risiko kerugian merupakan hal

yang biasa karena mereka merupakan prinsip bahwa faktor

kerugian pasti ada. Bahkan semakin besar risiko kerugian yang

akan dihadapi, maka semakin besar pula peluang keuntungan

yang dapat diraih. Tidak ada istilah rugi selama seorang

melakukan usaha dengan penuh keberanian dan penuh

perhitungan. Inilah yang disebut dengan jiwa wirausaha.23

b. Pengertian Etika Bisnis

Bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang

saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Menurut arti

dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai “the buying anf sellingof

goods and services”. Bisnis berlangsung karena adanya

kebergantungan antar individu, adanya peluang internasional,

usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan standar hidup,

dan lain sebagainya.24 Bisnis juga dipahami dengan suatu

kegiatan usaha individu (privat) yang terorganisasi atau

melembaga, untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa

guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan

23
Dr kasmir, kewirausahaan,(jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), 18.
24
Eka Yunia Fauzia, Etika Bisnis Dalam Islami (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2013), 3.
37

masyarakat.25 Bisnis dilakukan guna mendapatkan keuntungan

(profit), mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,

pertumbuhan sosial, dan tanggung jawab sosial. Dari sekian

banyak tujuan yang ada dalam bisnis, profit memegang peranan

yang sangat berarti dan dijadikan banyak alasan tunggal didalam

memulai suatu bisnis.

Banyak sekali literatur yang menerangkan arti dari

etika namun semuanya memiliki pengertian yang sama yaitu

perilaku. Itilah etika berasal dari bahasa yunani kuno. Kata yunani

ethos, yang dalam bentuk tunggal memiliki banyak arti yaitu adat,

kebiasaan, akhlak, watak, sikap, cara berpikir. Dan dalam bentuk

jamak yang artinya adab kebiasaan. Etika dalam bahasa arab Al-

Qhuluq26. Khuluq dari kata dasar Khaluka- Khulukan, yang

berarti, tabiat, budi pekerti, kebiasaan, kesatria, keprawiraan. Kata

khuluq ini kemudian lebih dikenal akhlak atau al-falsafah al-

adabiyah. Etika bisnis Islam berarti mempelajari tentang mana

yang baik dan mana yang buruk, benar atau salah didalam dunia

bisnis berdasarkan pada prinsip moralitas. Etika bisnis dapat

berarti pemikiran atau refkeksi tentang moralitas dalam ekonomi

dan bisnis. Moralitas disini sebagaimana telah disinggung diatas,

yang berarti; aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, benar

atau salah, wajar atau tidak wajar, pantas atau tidak pantas dari

25
Muhammad Djakfar, Hukum Bisnis (Yogyakarta: PT LKIS Printing Cemerlang, 2009), 25.
26
Rafik Issa Beekun, Etika Bisnis Islam (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2004), 3.
38

perilaku manusia. Kemudian dalam kajian etika bisnis Islam

susunan di atas ditambahkan dengan halal dan haram, dan

sejumlah perilaku etis bisnis yang dibungkus dengan dhawabith

syariyah atau dapat disebut dengan batasan syari’ah.27

Sementara itu dalam syariat Islam binatang pun juga di

hormati hak azasinya. Ahli hukm Islam (fuqaha) Izz al-din Ibn

Abd al-salam yang terkenal pada abad ke-13 menetapkan hak-hak

binatang menjadi salah satu unsur syariah.

Ahli hukum tersebut merumuskan hak-ak ternak dan

binatang lainnya terhadap manusia dalam kitab Qowaid al-

Ahkam, sebagai berikut, antara lain:

1) Bahwa manusia harus menyediakan makan bagi mereka

2) Bahwa manusia harus menyediakan kebutuhan makan dan

minum walaupun binatang itu sudah tua atau sakit sehingga

di anggap tidak menguntungkan bagi pemiliknya

3) Bahwa manusia tidak boleh membebani binatang itu melebihi

kemampuannya

4) Bahwa manusia dilarang menempatkan binatang itu bersama

dengan segala sesuatu, baik dari spesies yang sama atau

spesies berbeda yang mungkin dapat mematahkan tulang,

menanduk atau menggigit binatang tersebut.

27
Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta, PRENADA MEDIA GROUP, 2006), 70.
39

5) Bahwa manusia harus memotong atau menjagal dengan cara

atau dengan adab yang baik, tidak menguliti atau

mematahkan tulangnya sehingga tubuhnya menjadi dingin

dan nyawanya melayang

6) Bahwa manusia tidak boleh membunuh anak-anaknya

didepan matanya, dan harus dengan cara memisahkan mereka

dengan anaknya.

7) Bahwa manusia harus memberi kenyamanan pada tempat

istirahat dan tempat minum hewan itu.

8) Bahwa manusia harus menempatkan jantan dan betina pada

saat musim kawin tiba.

9) Bahwa manusia tidak boleh membuang mereka kemudian

menganggapnya sebagai binatang buruan.

10) Bahwa manusia tidak boleh menembak mereka dengan apa

saja yang membuat tulangnya patah atau menghancurkan

tubuhnya, atau memperlakukan mereka dengan apa saja yang

membuat daging mereka tidak sah untuk di makan.28

3. Bisnis Ternak dalam Islam

Bisnis peternakan adalah salah satu bisnis yang akan di

lakukan oleh banyak masyarakat di berbagai belahan dunia. Banyak

macam hewan yang diternakkan baik sapi, kambing, maupun unggas.

Pada masa rasulullah hewanyang banyak diternakkan adalah domba,

28
Fachruddin M. Mangunjaya, Konservasi Alam Dalam Islam (Jakarta: IKAPI DKI Jakarta,
2005), 48.
40

kambing, unta, sapi. Dan pada masa sekarang banyak sekali hewan

yang di ternakkan, sperti bebek, burung, ayam, dll. kegiatan

peternakan adalah kegiatan yang banyak di temui di masyarakat kita,

bahkan kegiatan peternakan ini diperbolehkan oleh islam. Hal ini

dapat diperkuat dengan kalimatullah pada surat An-Nahl ayat 5:

َ ُ ُ ۡ َ َ ۡ َ ُ َٰ َ َ َ ٞ ۡ َ ۡ ُ َ َ َ َ َ َ َٰ َ ۡ َ ۡ َ
َ َ٥َ‫وٱلأنع َمَخلقهاَۖلكمَفِيهاَدِفءَومنفِعَومِنهاَتأكلون‬

Yang Artinya: Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk

kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai

manfaat, dan sebahagiannya kamu makan.

Ayat ini menunjukkan bahwa hewan dapat digunakan untuk

berbagaikeperluan manusia. Produksi peternakan dari masa ke masa

telah memberikan sumbangan yang tidak sedikit bagi kesejahteraan

manusia. Dagingnya dapat dimakan sebagai sumber gizi yang tinggi,

bulu, kulit dan tulangnya dapat dipergunakan sebagai bahan sandang

dan kerajinan.

Al-Qur’an sebagai kalimatullah yang sempurna

merekomendasikan agar manusia dapat menjadikan peternakan

menjadi salah satu lahan usaha;

َ ُ ُ َ َ َٰ َ َ ۡ ُ َ َٰ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ُ ُ
َ َ٥٥َ‫ي‬َٰ
َ ‫تَل ِأو ِِلَٱلنه‬ َٰ
ٖ ‫كلواََ َوٱرعواََأنعمك ۚۡمَإِنَف ِيَذل ِكَٓأَلي‬
41

Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu.

Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda

kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal

Dukungan Islam terhadap sektor peternakan itu ditunjukkan

oleh sikap dan perbuatan Rasulullah SAW yang pernah membantu

mengembangkan peternakan yaitu sebagai pengembala. Pada suatu

hari para sahabat menanyakan masa lalu pribadi Rasulullah dan beliau

menjawab:” ya, saya pun pernah menggembala (kambing) kepunyaan

orang Makkah dengan upah qirath” (HR. Bukhari). Ini mrupaka

contoh peluang usaha, pilihan tehniknya bisa bervariasi, misalnya

pertimbangan geografis di mana Nabi berada di daerah Arab yang

terdapat banyak gurun yang luas. Sementara itu di daerah-daerah yang

padat penduduknya dan tidak tersedia tempat pnggembalaan, maka,

teknik kandang mungkin akan lebih cocok.29

Dengan semakin berkembangnya pemikiran manusia, banyak

hewan selain kambing dapat di ternakkan, misalnya ayam juga dapat

di ternakkan. Dengan berbagai metode dan tehnik tertentu ayam dapat

di ternakkan dan dibudidayakan dengan baik, dan pastinya dapat

menguntungkan pemiliknya.

Pada dasarnya semua binatang boleh dikembangkan dengan

tehnik peternakan , kecuali beberapa binatang yang diharamkan

pemanfaatannya seperti babi, anjing, tidak terkecuali memeliharanya

29
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari’ah (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2009), 214.
42

yang masih dilakukan oleh sebagian umat islam. Dalam hal ini

sepaham dengan (QS. Al-Hajj: 30)

َ َ ُ َ َٞۡ ََُ َ َ ُ ۡ َ ُ َ َ َ َٰ َ
ََ‫ٱللِ َفهو َخير َل َهۥ َعِند َرب ِ َهِۦ‬
َ َ‫ت‬ِ َٰ ‫َح ُرم‬ ‫ِكۖ َومن َيع ِظم‬
َ ‫ذل‬

ََ‫سَمِن‬َ ۡ ُ َ ۡ َ ۡ ُ ۡ َ َ َٰ َ ۡ ُ َ َ ُ َٰ َ ۡ َ ۡ ُ ُ َ ۡ َ ُ َ
َ ‫ٱلرج‬
ِ ََ‫َفٱجتنِبوا‬َ ۖ‫حلتَلكمَٱلأنع َمَإِلاَماَيتليَعليكم‬ ِ ‫وأ‬

ُ َ ۡ َ ُ َ ۡ َ َٰ َ ۡ َ ۡ
َ َ٠٣َِ‫ور‬
َ ‫نَ َوٱجتنِبواََقولَٱلز‬
َِ ‫ٱلأوث‬

Artinya: Demikianlah (perintah Allah). Dan Barangsiapa


mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah. Maka itu adalah
lebih baik baginya di sisi Tuhannya. dan telah Dihalalkan bagi kamu
semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu
keharamannya, Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu
dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.30

4. Konsep Bisnis Dalam Al-Qur’an

Secara sederhana dapat dikatakan manusia memiliki tiga unsur

yakni jasad, akal dan hati. Jasad memiliki kebutuhan yang harus

dipuaskan dan bersifat fisik. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa

kepada jasad harus diberikan hak-haknya. Mata punya hak, kalau

mengantuk harus tidur, badan punya hak, kalau lelah harus istirahat

dan ini dipuaskan dengan memberi istirahat beberapa saat dalam

bekerja. Akal membutuhkan ilmu pengetahuan sedangkan hati

membutuhkan agama (spiritualitas).

Secara lebih lengkap, maka Allah SWT dalam menciptakan

manusia menganugerahkan lima naluri dasar yang merupakan

30
QS. Al-Hajj(22): 30.
43

kebutuhan primernya.31 Lima naluri dasar ini sebagai tujuan yang

akhirnya mencapai kesejahteraan. Menurut Al-Ghazali,

kesejahteraan (maslahat) tergantung kepada pencarian dan

pemeliharaan lima tujuan dasar tersebut antara lain: agama (Ad-

Dien), hidup/jiwa (Nafs), keluarga/keturunan (Nasl), harta/kekayaan

(Mal) dan intelek/akal (Aql) yang semua tujuan ini untuk mencapai

kebaikan di dunia dan akhirat.32

a) Agama (Ad-Dien)

Kebutuhan terhadap tuhan selalu ada pada diri setiap

manusia apakah disadarinya atau tidak.

b) Kehidupan (An-Nafs)

Kebutuhan unttuk kehidupan ini adalah diperlukan oleh

jasad, misalnya makanan untuk menjaga kesehatan, rumah untuk

menjaga keselamatan, pakaian untuk menutupi aurat, semua ini

memerlukan pendapatan dan kekayaan. Oleh karena itu bekerja

untuk mendapatkan penghasilan sangat dianjurkan.

c) Akal (Al-Aql)

Hal ini dapat ditafsirkan dengan selalu belajar dan

mengasah kecerdasan diri.

d) Keturunan (An-Nasl)

Manusia secara naluri membutuhkan keturunan yang

merupakan suatu kebanggaan, kebahagiaan dan kepuasan

31
Jusmaliani, Pengelolaan Sumber Daya Insani,192.
32
Abu hamid Al-Ghazali, Ihya `Ulum Al-Din (Beirut: Dar Al-Nadwah, t.t.), Juz 2, 109.
44

tersendiri, dipercaya Allah untuk membesarkan amanah yang

dititipkan-Nya.

e) Harta (Al-Mall)

Manusia membutuhkan harta/kekayaan, baik sedikit

ataupun banyak demi menunjang kehidupan yang sejahtera.

Segala sesuatu yang mencakup pemeliharaan kelima dasar

tersebut adalah maslahat sedangkan setiap apa yang mengabaikan

kelima dasar tersebut atau sebagiannya adalah mafsadah. Jika kelima

kebutuhan ini terpenuhi maka dipastikan individu akan menikmati

ketenangan batin, ketenangan hati, lapang dada, optimis, nikmat

ridha dan keamanan serta semangat cinta dan kesucian. Tidak

diragukan lagi bahwa kondisi kejiwaan semacam ini akan memiliki

pengaruh terhadap produktivitas pekerjaannya. Manusia yang

terlantar, gelisah, tidak tenang, putus asa, dengki atau pembenci

manusia dan kehidupan, jarang bisa melakukan pekerjaannya dengan

baik. Ia tidak bisa menghasilkan sesuatu yang bisa diterima dan

disenangi.33

Upaya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan diatas, merupakan

faktor-faktor yang mendorong manusia untuk bekerja dalam

perspektif Islam. Dimana seorang muslim pasti menginginkan

kebahagiaan dunia dan akhirat, yang tercermin dalam firman Allah

SWT:

33
Yusuf Qardawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, 166.
45

ٗ َ ‫ٱلد ۡن َياَ َح َس َن ٗة‬


ُ َ ٓ ‫َر َب َنا‬ ُ َُ َ ُۡ َ
َ‫خ َرَة َِ َح َس َنة‬
ِ ‫َو ِِفَٱٓأۡل‬ َ‫َءات َِناَف ِي‬ َ ‫ول‬ ‫ومِنهمَمنَيق‬

َ َ َ َ َ َ
َ َ١٣٢َِ‫ار‬
َ ‫ابَٱلن‬‫وق ِناَعذ‬

Artinya: Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya

Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat

dan peliharalah kami dari siksa neraka" (QS. Al-Baqarah: 201)

Al-Qur’an sebagai pedoman islam memandang kehidupan

manusia sebagai proses yang berkelanjutan. Kehidupan manusia itu

dimulai sejak kelahirannya namun tidak berhenti pada saat

kematiannya. Hidup setelah mati, adalah sebuah rukun iman yang

sangat penting dan esensial yang berada satu tingkat setelah keimanan

kepada Allah SWT. Tanpa keimanan pada hal yang sangat fital ini

semua struktur dari sistem keimanan Al-Qur’an akan rusak dan

berantakan.

Manusia harus bekerja bukan hanya untuk meraih sukses

didunia ini namun juga untuk kesuksesan di akirat. Semua pekerjaan

manusia akan mengalami efek yang demikian besar pada diri

seseorang, baik efek positif yang baik,maupun efek negatif yang jelek.

Dia harus bertanggung jawab dan harus memikul semua konsekuensi

aksi dan transaksinya selama di dunia ini pada saatnya nanti di akhirat

yang kemudian dikenal dengan Yaumul Hisaab sebagaimana hari itu

juga disebut sebagai Yaum al-Diin.


46

Denga demikian konsep Al-Qur’an tentang bisnis yang

sebenarnya, serta yang disebut beruntung dan rugi hendaknya dilihat

dari seluruh perjalanan hidup manusia. Tak ada satu bisnis pun yang

akan dianggap berhasil, jika dia membawa keuntungan, sebanyak

apapun keuntungan mereka dalam waktu tertentu, namun pada

ujungnya dia mengalami kebangkrutan atau kerugian yang dia derita

melampaui keuntungan yang dia capai. Sebuah bisnis akan dianggap

berhasil dan menguntungkan jika apa yang didapat oleh seorang

pelaku bisnis melebihi ongkos yang digunakan ataupun melampaui

kerugian yang dia derita. Skala perhitungan semacam bisnis ini akan

ditentukan pula di akhirat.34

Dan dalam binis memiliki tujuan yang ada dalam Al-Qur’an

selalu bertujuan untuk dua keuntungan, yaitu keuntungan duniawi dan

ukhrawi. Bisnis ataupun perniagaan yang bersifat duniawi tertuang

dalam beberapa ayat khusus yang membahas tentang perniagaan. Hal

ini mencangkup penjelasan tentang jual beli, yaitu apabila dilakukan

secara tunai maka harus atas dasar kerelaan masing-masing pelaku (an

taradin minkum). Dan apabila dilakukan tidak dengan secara tunai,

maka ada suatu tuntunan untuk menuliskan transaksi tersebut, dengan

disertai dua saksi dan tidak mengurangi jumlah nominal kewajiban

yang harus dibayarkan. Kemudian bisnis ataupun perniagaan ukhrawi

banyak tercantum dalam ayat-ayat umum yang membahas tentang

34
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR, 2003), 35.
47

bisnis. Kenyataan ini menjadi satu poin penting bahwa bisnis dan

etika transendental adalah suatu hal yang tidak bisa terpisah dalam

bisnis Islam, karena hal tersebut merupakan manifestasi dari

mengingat Allah SWT.35

Dalam Al-Qur’an bisnis di kategorikan ke dalam beberapa

kelompok, yaitu: bisnis yang menguntungkan, bisnis yang merugi, dan

pemeliharaan prestasi, hadiah, dan hukuman. Pertama, bisnis yang

menguntungkan mengandung tiga elemen dasar, yaitu: a) mengetahui

investasi yang paling baik; b) membuat keputusan yang logis; c)

mengikuti perilaku yang baik. Kedua, bisnis yang merugi, bisnis ini

merupakan kebalikan dari bisnis yang pertama karena ketidakadaan

atau kurangnya beberapa elemen dari bisnis yang menguntungkan.

Ketiga, pemeliharaan prestasi, hadiah, dan hukuman. Dalam hal ini

Al-Qur’an memandang bahwa segalaperbuatan manusia tidak akan

lepas dari kehendak Allah SWT. Maka dari itu, siapa pun yang

melakukan prestasi yang positif akan mendapatkan pahala (reward),

begitu pula sebaliknya.36

5. Prinsip Dasar Etika Islami Dalam Binis

Ada lima prinsip yang mendasari etika Islam yaitu :

a. Unity (Kesatuan) Merupakan refleksi konsep tauhid yang

memadukan seluruh aspek kehidupan baik ekonomi, sosial, politik

budaya menjadi keseluruhan yang homogen, konsisten dan teratur.

35
Ika Yunia Fauzia, Etika Bisnis Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 12.
36
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Menggagas Bisnis Islam
(Jakarta: Gema Insani Pess, 2002), 22-23.
48

Adanya dimensi vertikal (manusia dengan penciptanya) dan

horizontal (sesama manusia). Prakteknya dalam bisnis yaitu tidak

ada diskriminasi baik terhadap pekerja, penjual, pembeli, serta

mitra kerja lainnya. Dalam berbisnis maupun beribadah tidak ada

terpaksa atau dipaksa untuk menaati Allah SWT. Meninggalkan

perbuatan yang tidak beretika dan mendorong setiap individu untuk

bersikap jujur, adil dan amanah karena jujur dan adil merupakan

sifat yang menunjukkan kebenaran dan transparasi terhadap rekan

bisnis, serta amanah merupakan suatu hal yang dipercayakan

kepada seseorag seperti halnya kekayaan yang ada merupakan

amanah Allah, sehingga dalam pemanfaatannya harus sesuai

dengan kaidah dan syariat Islam.37

b. Equilibrium (Keseimbangan), kebersamaan, dan kemoderatan

merupakan prinsip etis yang harus diterapkan dalam aktivitas

maupun entitas bisnis. Prakteknya dalam bisnis yaitu tidak ada

kecurangan dalam takaran dan timbangan. Penentuan harga

berdasarkan mekanisme pasar yang normal. Serta mengkonsumsi

hak milik orang lain dengan cara bathil, penimbunan barang demi

keuntungan yang lebih besar, jual beli dengan pemaksaan,

penipuan atau pemalsuan , jual beli barang yang haram seperti

khamr dan lainnya, jual beli terlarang an-najsy yaitu jual beli yang

direncanakan oleh beberapa orang namun tidak bermaksud

37
Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2006), 156.
49

membeli barang tersebut tetapi hanya ingin menaikkan harga dari

barang tersebut untuk menipu para pembeli, dilarang berjual beli di

atas akad yang sedang dilakukan.38

c. Free Will (Kebebasan Berkehendak) Kebebasan disini adalah

bebas memilih atau bertindak sesuai etika atau sebaliknya :

ۡ ُ ۡ ََۡ َٓ َ ََ َُۡۡ َٓ َ َ َ ۡ ُ َ ُ َ ۡ َُ
َ َۡۚ‫قَمِنَربِكمَۖفمنَشاءَفليؤمِنَومنَشاءَفليكفر‬
َ ‫لَٱلح‬َِ ‫وق‬

“Dan katakanlah (Muhammad) kebenaran itu datangnya dari


Tuhanmu, barang siapa yang menghendaki (beriman) hendaklah ia
beriman dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah ia kafir”
(QS. 18:29).
Maka kemudian jika seseorang menjadi muslim maka ia

harus menyerahkan kehendaknya kepada Allah. Aplikasinya dalam

bisnis yaitu konsep kebebasan dalam Islam lebih mengarah pada

kerja sama, bukan persaingan. Apalagi sampai mematikan usaha

satu sama lain. Kalaupun ada persaingan dalam usaha maka, itu

berarti persaingan dalam berbuat kebaikan atau fastabiq al-khairat

(berlomba-lomba dalam kebajikan). Menepati kontrak (prjanjian

maupun akad dalam transaksi), baik kontrak kerja sama bisnis

maupun kontrak kerja dengan pekerja.“Wahai orang-orang yang

beriman, penuhilah janji-janji” (QS. Al-Maidah (5): 1).39

38
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), 123.
39
Rafik Issa Beekun, Etika Bisnis Dalam Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 24.
50

َُ َ ُ َ ۡ َ ُ ُُۡ ُ ۡ َ ٓ ُ َ َ َ َ َ ُ َ َٓ
ِ ‫ين َءامنوا َأوفوا ََب ِٱلعقودَِ َأ‬
َ‫حلت َلكم َب ِهيمة‬ َ ‫يأيها َٱل ِذ‬
َٰ
َ ُ ُ ۡ ُ ََ ۡ َ ُ َ ۡ َ ۡ ُ ۡ َ َ َ ۡ ُ َ َ َٰ َ ۡ َ ۡ
ِ ‫ٱلأنع َِمَإِلاَماَيتل َٰيَعليكمَغيرَم‬
َ‫حلِيَٱلصي َِدَوأنتمَحرمَإِن‬

ُ ۡ َ ََ
َ ‫ك ُم‬
ُ ‫َماَيُر‬
َ٢َ‫يد‬ِ ‫ٱللَيح‬
َ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-


aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan
dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendaki-Nya40

d. Responsibility (Tanggung Jawab) Merupakan bentuk

pertanggungjawaban atas setiap tindakan. Prinsip pertanggung

jawaban menurut Sayid Quthb adalah tanggung jawab yang

seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara jiwa

dan raga, antara orang dan keluarga, antara individu dan

masyarakat serta antara masyarakat satu dengan masyarakat

lainnya. Aplikasinya dalam bisnis yaitu pemberian upah harus

yang sesuai. Islam melarang semua transaksi seperti gharar, system

ijon, dan sebagainya. Kebenaran disini juga meliputi kebajikan dan

kejujuran. Maksud dari kebenaran adalah niat, sikap dan perilaku

benar dalam melakukan berbagai proses baik itu proses transaksi,

proses memperoleh komoditas, proses pengembangan produk

maupun proses perolehan keuntungan. Aplikasinya dalam bisnis

menurut Al-Ghazali : Memberikan zakat dan sedekah. Memberikan

40
QS. Al-Maidah (5): 1.
51

kelonggaran waktu pada pihak terutang dan bila perlu mengurangi

beban hutangnya. Menerima pengembalian barang yang telah

dibeli. Membayar utang sebelum penagihan datang. Adanya sikap

kesukarelaan antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi,

kerja sama atau perjanjian bisnis. Adanya sikap ramah, toleran,

baik dalam menjual, membeli dan menagih utang. Jujur dalam

setiap proses transaksi bisnis. Memenuhi perjanjian atau transaksi

bisnis.41

41
Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2006), 165.

Anda mungkin juga menyukai