LP LK Anak 1
LP LK Anak 1
LP LK Anak 1
GASTROENTERITIS
DISUSUN OLEH :
NIM.
TAHUN 2023
1
BAB 1
PENDAHULUAN
sosial dan spiritual (Damanik & Sitorus, 2019). Perkembangan konsep diri
menurut Yuliastati dan Arnis (2016), sudah ada sejak bayi dan akan mengalami
penting dalam perubahan status kesehatan anak, dan terbagi menjadi linkungan
internal (anak lahir dengan kelainan) serta lingkungan ekstrenal (gizi buruk,
yang sulit dan sistem kekebalan tubuh yang belum terbentuk secara sempurna,
menyebabkan anak lebih rentan terkena virus, bakteri ataupun parasit yang
akan menyebabkan berbagai macam infeksi pada anak seperti pilek, infeksi
telinga, bronkitis, penyakit kulit, mata merah, cacar air, sinusitis, radang
(2021), salah satu infeksi virus yang sering terjadi pada anak yaitu
dengan kata lain peningkatan frekuensi buang air besar dengan atau tanpa
muntah, demam dan nyeri perut. Peningkatan frekuensi buang air besar
1
2
anak setiap tahun. Amerika Serikat, menyumbangkan lebih dari 350 juta kasus
menjadi penyebab 48 juta kasus (Sattar & Singh, 2022). World Health
terbanyak yaitu 14% pada post neonatal setelah pneumonia. Sedangkan pada
balita, diare menjadi penyumbang kematian dengan 10,3% dan diikuti oleh
salah satu sekolah di kota Depok terdapat Panganan Jajanan Anak Sekolah
diikuti oleh perilaku tidak bersih dan sehat seperti 44,2% siswa tidak biasa
mencuci tangan sebelum makan, 29% siswa tidak biasa mencuci tangan setelah
buang air besar, 40,8% siswa mengkonsumsi PJAS dari penjamah yang tidak
penderita diare terbanyak pada balita dengan 32,6%. Kalimantan Timur sendiri,
kasus pada diare menyebabkan kematian balita sebanyak 7 jiwa dan pada post
semua umur dan 21,4% pada balita. Menurut hasil Badan Pusat Statistik (BPS)
75% - 90% penyebab dari gastroenteritis dengan sekitar 20% kasus disebabkan
oleh bakteri dan diare yang bertahan setidaknya selama 14 hari lebih sering
menurut musim dan iklim (Hartman, et,al, 2019). Diare sebagai tanda utama
seorang anak terkena gastroenteritis yang kemudian diikuti dengan mual dan
muntah dalam jumlah yang melebihi batas output anak, menjadikan dehidrasi
dehidrasi, paling baik dinilai dari persentase kehilangan berat badan sehingga
diderita oleh pasien. Pada pasien dengan diare akan menyebabkan hipovolemia,
defisit nutrisi karena mual dan muntah, gangguan integritas kulit karena iritasi,
dibutuhkan, karena anak tidak bisa jauh dari orang tua dan orang tua
mempunyai sumber daya yang bisa membantu penyembuhan anak yang biasa
penatalaksanaan diare dengan atau tanpa dehidrasi dibutuhkan orang tua yang
dilakukan dengan memantau intake dan output cairan. Anak dengan terapi
mengajurkan makan sedikit tapi sering pada anak, serta memonitor tanda-tanda
vital (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Dalam melakukan asuhan
meminimalkan nyeri dan cidera pada tubuh (Damanik & Sitorus, 2019).
berdasarkan jenis dehidrasi yang dialami, seperti dengan atau tanpa dehidrasi,
dehidrasi ringan, sedang dan berat (Oktiawati & Julianti, 2019). Dari jenis
berlangsung, menyusui yang terus berlanjut dan diet yang sesuai usia dimulai
Cidera Kepala Ringan 23 pasien, ASMA 17 paisen dan Anemia 10 pasien serta
B. Rumusan Masalah
2023?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2023.
Tahun 2023.
7
Tahun 2023.
Tahun 2023.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
gastroenteritis.
Gastroenteritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Kata “Gastroenteritis” berasal dari kata Yunani gastron (perut) dan
penyakit diare, dengan kata lain peningkatan frekuensi buang air besar
dengan atau tanpa muntah, demam dan nyeri perut. Peningkatan frekuensi
buang air besar didefinisikan oleh tiga atau lebih buang air besar encer
dalam 24 jam atau setidaknya 200 g fases per hari (Sattar & Singh, 2022).
5-7 hari dan sebagian besar berhenti dalam 2 minggu, sedangkan muntah
biasanya berlangsung selama 1-2 hari dan sebagian besar berhenti dalam 3
2. Etiologi
(2016).
1) Infeksi Virus
8
9
2) Infeksi bakteri
2-5 hari. Tanda dari infeksi ini yaitu demam, terjadi mukoid,
berbulan-bulan lamanya.
oxyuris.
disebabkan oleh toksin bakteri yang telah terbentuk oleh makanan itu
sendiri.
3. Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1
Anatomi Fisiologi
Pencernaan
Sumber: Mardalena, 2018
mencerna makanan dari awal masuk sampai bisa diserap tubuh ada sistem
pencernaan ini terdiri dari beberapa organ yang mempunyai tugas dan
2021)
a. Menerima makanan
a. Mulut
langit mulut seperti palatum durum (langit mulut keras) yang terletak
Faring terletak pada rongga mulut bagian belakang dan rongga hidung.
terdiri dari 3 bagian, diantaranya yaitu : bagian atas terdiri dari otot
rangka, bagian tengah terdiri dari otot rangka dan otot halus, sedangkan
d. Lambung
dari jumlah makanan yang ada di lambung sekitar 1,5 L atau lebih.
e. Usus Halus
usus halus antara 5 M, yang dikelilingi dengan usus besar. Usus halus
14
pada bagian tengah usus dengan panjang 2 cm dan terdapat jonjot atau
f. Usus Besar
dengan rektum dan saluran anus di pelvis. Lebar lumen usus besar
sekitar 6,5 cm yang lebih besar dari usus halus. Usus besar terdiri dari
buntu pada bagian ujungnya dan memiliki panjang 8-9 cm, kolon
transversum dan kolon yang keatas dari sekum menuju kejati, kolon
4. Klasifikasi
akut (Dominguez & Wars, 2022). Seseorang dapat dikatakan diare menurut
a. Bayi dan anak dengan buang air besar > 3 kali perhari
sendiri, seperti:
a. Diare cair akut yang ditandai keluarnya tinja encer dan mungkin ada
b. Disentri atau diare akut, bila ada darah dalam fases, frekuensi BAB
c. Diare persisten yang dimulai dari diare akut dan berakhir dalam ≥ 14
hari.
golongan, yaitu:
16
25% ml/kg BB
Tabel 2.1
Derajat Dehidrasi Kehilangan Air
Tabel 2.2
Derajat Dehidrasi Dengan Skor WHO
Komponen Yang Skor
Dinilai A B C
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, Mengigau, koma atau
apatis, ngantuk syok
Mata Biasa Cekung Sangat cekung
Turgor Baik Kurang Jelek
Mulut Biasa Kering Sangat kering
Kriteria:
Tabel 2.3
Derajat Dehidrasi Bedasar Tanda Klinis
Derajat
No. Ringan Sedang Berat
dehidrasi
1. Defisit cairan 3-5% 6-8% >10%
2. Hemodinamik Takikardia, Takikardia, nadi Takikardia, nadi tidak
nadi lemah lemah, volume taraba, akral dingin,
kolaps, hipotensi sianosis
orostatik
3. Jaringan Lidah Lidah keriput, Antonia, turgor buruk
kering, turgor kurang
turgor turun
4. Urin Pekat Jumlah turun Oliguria
5. Patofisiologi
Cytotoksin dimana akan merusak sel dan melekat pada dinding usus.
usus yang kemudian akan menyebabkan diare jika isi dalam rongga usus
dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat, serta gangguan
usus untuk menyerap makanan dan air hingga terjadi diare dan
memunculkan diare.
sirkulasi darah.
19
6. Pathway
Bagan 2.2
Pathway Gastroenteritis
Sumber: Muttaqin 2011, TIM POKJA DPP SDKI PPNI 2017
20
7. Manifestasi Klinis
d. Perut kembung
g. Diare
h. Demam
i. Lemah
j. Fontanel cekung.
p. Takikardi
s. Urine pekat
8. Pemeriksaan Penunjang
gastroenteritis meliputi :
a. Pemeriksaan Tinja
2) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
b. Pemeriksaan Darah
c. Intubasi Duodenum
9. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Rentan hipovolemi
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Malnutrisi
f. Hipogikemia
22
10. Penatalaksanaan
gastroenteritis yaitu:
1) Antibiotik
cairan.
Tabel 2.4
Balance Cairan
Sumber: Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit RSUD Dr. Soetomo, 2022.
23
a. Cairan masuk
2) Injeksi cairan yang tidak terlihat biasa disebut metabolisme air yang
b. Cairan keluar
d) Muntah
e) Drain
2) Cairan keluar yang tidak dapat dilihat berupa Insenible Water Loss
a) Neonatus = 30 ml/kgBB/hari
X kgBB)+(suhu – 36,8°C)
cc – 1 cc/kgBB/hari).
ibu untuk penanganan dirumah dan kapan harus kembali segera, lalu
segera, lalu lakukan kunjungan ulang dalam waktu 5 hari jika tidak
membaik
1) Beri cairan tambahan sebanyak anak mau, seperti ASI dan jika anak
air tajin) atau air matang dan oralit setiap anak buang air besar
25
tahum
Tabel 2.5
Pemberian Oralit Sesuai Takaran
hal berikut:
terapi A
26
c. Rencana terapi C
Tabel 2.6
Pemberian Cairan Intravena Pada Dehidrasi
Setalah itu periksa anak setiap 15-30 menit. Jika nadi tidak
segera setelah anak mau minum dan periksa kembali sesudah 3-6
jam.
rencana
5) Berikan tablet Zinc untuk semua penderita diare sesuai dengan dosis
b) ≥ 6 bulan = 1 tablet/hari.
27
2014).
1. Pengkajian Keperawatan
beberapa data yang harus dikaji pada anak gastroenteritis dengan dehidrasi,
yaitu:
a. Identitas pasien
anoreksia, diare
2) Keluhan utama: fases cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan
e. Kebutuhan dasar
28
terjadi penurunan BB
koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat
2. Diagnosa Keperawatan
masalah kesehatan atau proses kehidupan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017). Pada anak dengan gastroenteritis Muttaqin (2011) dan Tim Pokja
SDKI DPP PNNI (2017) menyatakan diagnosa yang sering muncul, yaitu:
Tabel 2.7
Konsep Diagnosa Keperawatan Gastroenteritis
Objektif:
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif
(mis. Waspada,
menghindari posisi
nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi
meningkat
e) Sulit tidur
a) Merasa lemah
b) Mengeluh haus
Objektif:
a) Pengisian vena
menurun
b) Status mental
berubah
c) Suhu tubuh
meningkat
d) Konsentrasi urin
meningkat
e) Berat badan turun
tiba-tiba
5 Hipertermia (D.0130) a) Dehidrasi a) Proses infeksi
b) Terpapar lingkungan b) Hipertiroid
Definisi: suhu tubuh panas c) Stroke
meningkat diatas rentang c) Proses penyakit d) Dehidrasi
normal tubuh. (mis. Infeksi, e) Trauma
kanker) f) Prematuritas
Gejala dan Tanda d) Ketidaksesuaian
Mayor : pakaian dengan
Subjektif: - suhu lingkungan
Objektif: e) Peningkatan laju
a) Suhu tubuh normal metabolism
diatas nilai normal f) Respon trauma
g) Aktivitas berlebihan
Gejala dan Tanda h) Penggunaan
Minor : incubator
Subjektif: -
Objektif:
a) Kulit merah
b) Kejang
c) Takikardi
d) Takipnea
e) Kulit terasa hangat
6 Defisit nutrisi (D.0019) a) Ketidakmampuan a) Stroke
menelan makanan b) Parkinson
Definisi: asupan nutrisi b) Ketidakmampuan c) Mobius syndrome
tidak cukup untuk mencerna makanan d) Cerebral palsy
memenuhi kebutuhan c) Ketidakmampuan e) Cleft lip
metabolisme. mengabsorbsi f) Cleft palate
nutrien g) Amytropic
Gejala dan Tanda d) Peningkatan lateral sclerosis
Mayor : kebutuhan h) Kerusakan
Subjektif: - metabolism neuromuscular
Objektif: e) Faktor ekonomi i) Luka bakar
a) Berat badan (mis. Finansial tidak j) Infeksi
menurun minimal mencukupi) k) AIDS
10% dibawah f) Faktor psikologis l) Penyakit Crhon’s
rentang ideal (mis. Stress, m) Enterokolitis
keenganan untuk n) Fluorosis kistik.
Gejala dan Tanda makan)
Minor :
Subjektif:
a) Cepat kenyang
33
setelah makan
b) Kramnyeri abdomen
c) Nafsu makan
menurun
Objektif:
a) Bising usus
hiperaktif
b) Otot pengunyah
kemah
c) Otot menelah lemah
d) Membrane mukosa
pucat
e) Sariawan
f) Serum albumin
turun
g) Rambut rontok
berlebihan
h) Diare
7 Ansietas (D.0080) a) Krisis situasional a) Penyakit kronis
b) Kebutuhan tidak progresif
Definisi: kondisi emosi terpenuhi b) Penyakit akut
dan pengetahuan c) Krisis maturasional c) Hospitalisasi
subjektif individu d) Krisis situasional d) Rencana operasi
terhadap objek yang e) Ancaman terhadap e) Kondisi diagnosis
tidak jelas dan spesifik kematian penyakit belum jelas
akibat antisipasi bahaya f) Kekhawatiran f) Penyakit neurologis
yang memungkinkan menghadapi g) Tahap tumbuh
individu melakukan kegagalan kembang
tindakan untuk g) Disfungsi system
menghadapi ancaman keluarga
h) Hubungan orang
Gejala dan Tanda tua-anak tidak
Mayor : memuaskan
Subjektif i) Faktor keturunan
a) Merasa bingung (tempramen
b) Merasa khawatir teragitasi sejak
akibat kondisi yang lahir)
dihadapi j) Penyalahgunaan zat
c) Sulit berkonsentrasi k) Terpapar bahaya
lingkungan
Objektif l) Kurang terpapar
a) Tampak gelisah informasi
b) Tampak tegang
c) Sulit tidur
Objektif
a) Frekuensi napas
34
meningkat
b) Frekuensi nadi
meningkat
c) Tekanan darah
meningkat
d) Diaphoresis
e) Tremor
f) Muka tampak pucat
g) Suara bergetar
h) Kontak mata buruk
i) Sering berkemih
j) Berorientasi pada
masa lalu
3. Intervensi Keperawatan
klien individu, keluarga dan komunitas (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
Dari diagnosa yang sudah ditegakkan, maka akan terbentuk intervensi yang
Tabel 2.8
Konsep Intervensi Keperawatan Gastroenteritis
Diagnosa
No. SLKI SIKI
Keperawatan
1. Diare (D.0020) Elminasi Fekal (L.04033) Manajemen Diare (I.03101)
Terapuetik
1) Berikan asupan cairan oral
2) Pasang jalur intravena
3) Berikan cairan intravena
(mis. ringer asetat, ringer
laktat), jika perlu
4) Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
5) Ambil sampel fases untuk
kultur, jika perlu
Edukasi
1) Anjurkan makan porsi
kecil dan sering secara
bertahap
2) Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
obat antimotilitas (mis.
loperamide, difenoksilat)
2) Kolaborasi pemberian
obat
antispasmodic/spasmolitik
(mis. papaverin, ekstak
belladonna, mebeverine)
3) Kolaborasi pemberian
obat pengeras fases (mis.
atapulgit, smektit, kaolin-
pektin)
Nyeri akut Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
2. (D.0077)
Tujuan: setelah dilakukan Observasi
intervensi keperawatan 1) Identifikasi lokasi,
diharapkan tingkat nyeri menurun karateristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
Kriteria hasil: intensitas nyeri
1) Kemampuan menuntaskan 2) Identifikasi skala nyeri
aktivitas meningkat 3) Identifikasi respons nyeri
2) Keluhan nyeri menurun non verbal
3) Meringis menurun 4) Identifikasi faktor yang
37
Terapeutik
1) Berikan terapi
nonfarmakologi untuk
menguramgi rasa nyeri
2) Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3) Fasilitas istirahat dan tidur
4) Pertimbangankan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1) Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3) Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5) Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3. Nausea Tingkat Nausea (L.08065) Manajemen mual (I.03117)
(D.0076)
Tujuan: setelah dilakukan Observasi
intervensi keperawatan 1) Identifikasi pengalaman
diharapakan tingkat nausea mual
menurun 2) Identifikasi isyarat
nonverbal
Kriteria hasil: ketidaknyamanan
1) Nafsu makan meningkat 3) Identifikasi dampak mual
2) Keluhan mual menurun terhadap kualitas hidup
3) Perasaan ingin muntah 4) Identifikasi faktor
38
Edukasi
1) Anjurkan istirahat dan
tidur cukup
2) Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang
mual
3) Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah
lemak
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
antiemetic, jika perlu
Terapeutik
1) Kontrol faktor lingkungan
penyebab muntah
39
Edukasi
1) Anjurkan membawa
kantong plastic untuk
menampung muntah
2) Anjurkan memperbanyak
istirahat
3) Ajarkan penggunaan
teknik nonfarmakologi
untuk mengelola muntah
Kolabrasi
1) Kolaborasi pemberian
antiemetic, jika perlu
4. Hipovolemia Status Cairan (L.03028) Manajemen Hipovolemia
(D.0023) (I.03116)
Tujuan: setelah dilakukan
intervensi keperawatan Observasi
diharapkan status cairan membaik 1) Periksa tanda dan gejala
hipovolemia
Kriteria hasil: 2) Monitor intake dan ouput
1) Kekuatan nadi meningkat cairan
2) Turgor kulit meningkat
3) Output urine meningkat Terapeutik
4) Perasaan lemah menurun 1) Hitung kebutuhan cairan
5) Keluhan haus menurun 2) Berikan posisi modilifed
6) Frekuensi nadi membaik trendelenburg
7) Tekanan darah membaik 3) Berikan asupan cairan oral
8) Tekanan nadi membaik
9) Kadar Hb membaik Edukasi
10) Kadar Ht membaik 1) Anjurkan memperbanyak
11) Berat badan membaik asupan cairan oral
12) Intake cairan membaik 2) Anjurkan menghindari
13) Suhu tubuh membaik perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis.
NaCl, RL)
40
2) Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
3) Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis.
albumin, plasmanate)
5. Hipertermia Termogulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia
(D.0130) (I.15506)
Tujuan: setelah dilakukan
intervensi keperawatan Observasi
diharapkan termogulasi membaik 1) Identifikasi penyebab
hipertermia
Kriteria hasil: 2) Monitor suhu tubuh
1) Kulit merah menurun 3) Monitor kadar elektrolit
2) Kejang menurun 4) Monitor haluaran urine
3) Akrosianosis menurun 5) Monitor komplikasi akibat
4) Konsumsi oksigen menurun hipertermia
5) Pucat menurun
6) Suhu tubuh membaik Terapeutik
7) Suhu kulit membaik 1) Sediakan lingkungan yang
8) Pengisian kapiler membaik dingin
9) Tekanan darah membaik 2) Longgarkan
lingkunganyang dingin
3) Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
4) Berikan cairan oral
5) Ganti linen setiap hari
atau lebih sering jika
mengalami hyperhidrosis
6) Lakukan pendinginan
eksternal
7) Berikan pemberian
antipiretik atau aspirin
Edukasi
1) Ajurkan tirah baring
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
Cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
6. Defisit nutrisi Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)
(D.0019)
Tujuan: setelah dilakukan Observasi
intervensi keperawatan 1) Identifikasi status nutrisi
diharapkan status nutrisi membaik 2) Indentifikasi alergi dan
intoleransi makanan
Kriteria hasil: 3) Identifikasi makanan yang
1) Porsi makan yang dihabiskan disukai
meningkat 4) Identifikasi kebutuhan
keinginan untuk kalori dan jenis natrium
meningkatkan nutrisi 5) Identifikasi perlunya
meningkat penggunaan selang
2) Pengetahuan tentang pilihan nasogatrik
makanan yang sehat 6) Monitor asupan makanan
meningkat Pengetahuan 7) Monitor berat badan
41
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan,
jika perlu
2) Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu
7. Ansietas Tingkat Ansietas (L.09093) Terapi Relaksasi (I.09326)
(D.00
Tujuan: setelah dilakukan Observasi
intervensi keperawatan 1) Identifikasi penurunan
diharapkan tingkat ansietas tingkat energi,
menurun ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala
Kriteria Hasil: lain yang menganggu
1) Konsentrasi membaik kemampuan kognitif
2) Pola tidur membaik 2) Identifikasi teknik
3) Perilaku gelisah menurun relaksasi yang mampu
4) Verbalisasi kebingungan digunakan
menurun 3) Monitor respons terhadap
5) Verbalisasi khawatir akibat teknik relaksasi
kondisi yang dihadapi
menurun Terapeutik
6) Perilaku tegang menurun 1) Gunakan pakaian longgar
2) Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
Edukasi
1) Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan dan jenis relaksasi
yang tersedia
42
2) Anjurkan mengambil
posisi nyamna
3) Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
4) Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi
8. Defisit Tingkat Pengetahuan (L.12111) Edukasi Kesehatan (I.12383)
Pengetahuan
(D.0111) Tujuan: setelah dilakukan Observasi
intervemsi keperawaran 1) Identifikasi kesiapan dan
diharapkan tingkat pengetahuan kemampuan menerima
membaik informasi
2) Identifikasi faktor yang
Kriteria Hasil: dapat meningkatkan dan
1) Perilaku sesuai anjuran menurunkan motivasi
meningkat perilaku hidup bersih dan
2) Kemampuan menjelaskan sehat
pengetahuan suatu topik
meningkat Terapeutik
3) Pernyataan tentang masalah 1) Sediakan materi dan
yang dihadapi menurun media pendidikan
4) Presepsi yang keliru terhadap kesehatan
masalah menurun 2) Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3) Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
1) Jelaskan faktor dan risiko
yang dapat mempengaruhi
kesehatan
2) Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
3) Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
9. Risiko Integritas Kulit dan Jaringan Perawatan Integritas Kulit
Gangguan (L.14125) (I.11353)
Integritas
Kulit/Jaringan Tujuan: setelah dilakukan Observasi
(D.0139) intervensi keperawatan 1) Identifikasi penyebab
diharapkan integritas kulit dan gangguan integritas kulit
jarigan meningkat (mis. Perubahan sirkulasi,
perubahan status nutrisi,
Kriteria hasil penurunan kelembapan,
1) Elastisitas meningkat suhu lingkungan ekstrem,
2) Kerusakan jaringan menurun penurunan mobilitas)
3) Kerusakan lapisan kulit
menurun Terapeutik
4) Nyeri menurun 1) Ubah posisi tiap 2 jam jika
5) Kemerahan menurun tirah baring
6) Suhu kulit membaik 2) Bersihkan perineal dengan
7) Sensasi membaik air hangat, terutama
8) Tekstur membaik selama periode diare
43
Edukasi
1) Anjurkan minum air yang
cukup
2) Anjurkan meningkatkan
nutrisi
3) Anjurkan meningkatkan
buah dan sayur
Sumber: Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019 dan Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018
4. Implementasi Keperawatan
Hal ini terdiri dari aktivitas perawat dalam membantu pasien mengatasi
masalah kesehatan dan juga untuk mencapai hasil yang diharapkan dari
perawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Kemenkes RI. Kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang Yang Optimal.
Jakarta, Februari 11, 2011.
123
Oktiawati, Julianti. Buku Ajar Konsep dan Aplikasi Keperawatan Anak. Jakarta:
Trans Info Media, 2019.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia edisi 1
cetakan III. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, 2017.
124
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia edisi 1
cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, 2018.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan
II. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia,
2019.
Tyas, Damayanti, Arguni. "Prevelensi Gangguan Elektorlit Serum pada Pasien Diare
dengan Dehidrasi Usia Kurang dari 5 Tahun di RSUP Dr. Sardjito Tahun
2013-2016." Sari Pediatri, 2018: 37-42.