Materi 2 - Deky
Materi 2 - Deky
Materi 2 - Deky
02
Sub Materi
Tutor
Hal. 1
Terapi Oksigen dan Nebulizer
01 serta komplikasinya
TERAPI OKSIGEN
Pengertian :
jaringan
Indikasi :
6. Peripoeratif
7. PPPOK
Tujuan :
1. Mengatasi hipoksemia
Hal. 2
2. Menurunkan usaha napas
Metode Pemberian :
persentase rendah.
tinggi
dihebuskan
Hal. 3
c. Sungkup Muka Non-Rebreathing Mask (NRM)
ekspirasi
– 85%)
90%)
100%)
diekshalasikan
Hal. 4
2. Sistem Aliran Tinggi
diinginkan
• Kode Warna :
Oksigen yang
Katup venturi Aliran Udara
Dihantarkan
Warna (L/menit) (%)
Biru 2 24
Putih 4 28
Kuning 6 35
Merah 8 40
Hijau 12 60
Hal. 5
dihumidifikasi secara terus menerus dalam suatu lingkungan
85 – 90% Intervensi segera pada SpO2 <91 %. Elevasi kepala dan minta
pasien bernapas dalam
Nilai Jalan napas dan lakukan suction jika perlu
Titrasi pemberian O2 sampai SpO2 > 95%, dengan menggunakan
Simple mask atau NRM
JIka kondisi memburuk atau tidak membaik, berikan ventilasi
manual dan persiapkan intubasi
< 85% Berikan oksigen 100%, Atur pasien posisi duduk tegak, minta
pasien untuk batuk, napas dalam dan suction jika diperlukan
Berikan ventilasi manual dan lakukan intubasi jika kondisi tidak
membaik
Pertimbangankan pemberian obat obatan
Hal. 6
2. Dehidrasi sekresi saluran napas dan retensi sputum
tipe II
Pengertian :
melakukan inspirasi.
Tujuan :
mengeluarkan sputum.
dan lengket.
Hal. 7
3. Meningkatkan kapasitas vital.
Prosedur
a. Mesin nebulizer
f. Sarung tangan
g. Tisu
dokumentasi)
fowler
Hal. 8
9. Hubungkan selang ke mesin nebulizer atau sumber oksigen
1. Henti Napas
dan aerofagi.
acting beta-2 agonist) akan menyebabkan efek yang tidak baik pada
dosis.
Hal. 9
Pemasangan OPA dan
02 Komplikasinya
Pengertian :
Tujuan :
2. Terapi Oksigen
Hal. 10
5. NPA dimasukkan tegak lurus dengan garis permukaan wajah sesuai
Pengukuran OPA
1. Bila OPA yang dipilih terlalu besar dapat menyumbat laring dan
2. Bila OPA terlalu kecil atau tidak dimasukkan dengan tepat dapat
Hal. 11
jaringan lunak pada bibir dan lidah
6. Spatel lidah
11. Pilih ukuran OPA yang tepat (panjang OPA sama dengan jarak antara
12. Buka mulut pasien dengan teknik cross finger (ibu jari dan telunjuk)
14. Metode 2: tekan lidah dengan spatel lidah dan masukkan OPA ke
Hal. 12
daerah faring posterior
Pengertian :
Tujuan :
2. Fasilitas Suction
airway (NPA). NPA lebih dapat ditoleransi pasien daripada OPA, kecil
2. Pilih ukuran NPA yang tepat untuk pasien, lalu beri lubricant atau
pelicin
Hal. 13
4. Arah ujungnya datar menyusur dasar rongga hidung, arah menuju
Pemasangan NPA
pemasangan NPA :
Hal. 14
napas sungkup muka, NPA dapat menyebabkan terjadinya
setengah sadar.
c. Jeli
8. Pilih ukuran NPA yang tepat (panjang NPA sama dengan jarak antara
Hal. 15
hidung ke ujung daun telinga)
Hal. 16
PROSEDUR MELEPASKAN OROPHARINGEAL AIRWAY (OPA)
(ujung/bibir) OPA dan tarik keluar mulut dalam satu gerakan ke arah
bawah mulut.
Hal. 17
03 Perawatan WSD dan Komplikasinya
Pengertian :
WSD adalah suatu unit yang memungkinkan cairan atau udara keluar
Tujuan :
Hal. 18
dimana tekanan intra pleura sangat tinggi sering kali menimbulkan
bergesernya mediatinum
2. Posisi Insersi
3. Perawatan
• Jangan melakukan klem pada tubing bila tidak ada indikasi yang
jelas
H2O
Hal. 19
baik, kapan perlu diplester agar tidak bocor
pada slang water seal atau slang dada, bila gelembung udara
tempat pemasangan
(simetris/tidak)
• Jangan pernah meletakkan botol WSD sejajar atau lebih tinggi dari
• Monitor posisi botol agar tidak roboh, bila hal ini terjadi, perbaiki
posisi botol dan anjurkan untuk tarik napas dalam, diikuti dengan
Hal. 20
a. Sarung tangan steril
b. Set WSD
c. Klem 2 buah
d. Cairan steril
e. Alcohol swab
f. Plester
fowler (hemothoraks)
9. Isi botol WSD dengan cairan steril hingga ujung selang terendam
Hal. 21
15. Buka klem selang dada
17. Gulung kelebihan selang pada tempat tidur dan amankan dengan
18. Gantung WSD di samping tempat tidur dengan posisi selalu lebih
19. Lakukan perawatan luka pada area insersi selang dada dengan
teknik steril
1)
Hal. 22
KOMPLIKASI PEMASANGAN WSD :
abdominal placement.
pleura pasien, dapat dihindari dengan prosedur yang baik dan harus
lahan.
Hal. 23
ruang subcutan pada dinding dada. Pada pemeriksaan fisik dapat
10. Infeksi : Pada pemasangan WSD dapat terjadi infeksi yang bersifat
lokal pada sekitar lokasi terpasangnya selang WSD, dan yang lebih
Hal. 24
04 Suction dan kompikasinya
SUCTION
Pengertian :
Tujuan :
1. Indikasi :
dikeluaran sendiri
pernapasan
Hal. 25
2. Pengaturan Tekanan
a. Aseptik
• Alat steril
Hal. 26
c. Asianotik
a. Sarung tangan steril (untuk naso faring, trakea, dan ETT) atau
d. Selang penyambung
e. Mesin suction
g. Tisu
h. Pengalas
i. Sumber oksigen
j. Stetoskop
k. Oksimetri nadi
Hal. 27
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
11. Nyalakan mesin suction dan atur tekanan negative, sesuai kebutuhan
15. Lakukan penghisapan pada ETT terlebih dahulu lalu hidung dan mulut,
berikutnya
Hal. 28
24. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
KOMPLIKASI
komplikasi yang mungkin dapat ditimbulkan, antara lain yaitu (Kozier &
Erb, 2002) :
1. Hipoksemia
3. Infeksi nosokomial
4. Respiratory arrest
5. Bronkospasme
6. Perdarahan pulmonal
7. Disritmia jantung
8. Hipertensi/hipotensi
9. Nyeri
10. Kecemasan.
Hal. 29