Ta DKV 09111

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh
kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai
fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri. Pengertian
‘Kota’ sebagaimana yang diterapkan di Indonesia mencakup pengertian ‘town’
dan ‘city’ dalam bahasa Inggris. Selain itu, terdapat pula kapitonim ‘Kota’ yang
merupakan satuan administrasi negara di bawah provinsi. Artikel ini membahas
‘kota’ dalam pengertian umum (nama jenis, common name).
Kota dibedakan secara kontras dari desa ataupun kampung berdasarkan
ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. Desa atau
kampung didominasi oleh lahan terbuka bukan pemukiman.
Kota yang bersebelahan dengan Jakarta salah satu nya adalah Kota
Bekasi, salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Nama
Bekasi berasal dari kata bagasasi yang artinya sama dengan candrabaga yang
tertulis dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara, yaitu nama sungai yang
melewati kota ini. Kota ini merupakan bagian dari megapolitan Jabodetabek dan
menjadi kota dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di Indonesia. Saat ini
Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri.
Kota bekasi juga dijuluki sebagai Kota Patriot dan Kota Pejuang
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu
sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup
wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah
Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, leatak
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di
wilayah Bekasi sekarang.Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja
Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan
Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M)
Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir.
Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi informasi
tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan
ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan.
Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja
(Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482-1521 M) yang ditulis dalam lima lembar
lempeng tembaga. Sejak abad ke-5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara
abad kea-8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke 14, Bekasi
menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni
sebagai penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).
Dengan adanya kota atau kota besar dalam suatu negara telah menjadi
pelaku utama yang lebih menonjol dalam hubungan geografis regional bahkan
global. Persaingan antar kota untuk mendapatkan kepercayaan sebagai kota yang
terbaik dalam aspek tertentu bergantung pada bagaimana kota dapat
menyampaikan kekuatan kompetisi dengan relevansi kota tersebut. Terdapat
keterkaitan antara perencanaan dengan pemasaran kota (city marketing);
pemasaran kota dapat membantu terwujudnya suatu rencana kota, dan
implementasi rencana kota dapat dipasarkan dalam upaya pemasaran kota
(Djunaedi, 2002). Salah satu bentuk pemasaran kota yang sedang berkembang
saat ini adalah pemberian citra kota atau city branding.
City branding dapat dikatakan sebagai strategi dari suatu kota atau
wilayah untuk membuat positioning yang kuat di dalam benak target pasar
mereka, seperti layaknya positioning sebuah produk atau jasa, sehingga kota
dapat dikenal secara luas baik regional ataupun global. Untuk konteks Indonesia,
jauh sebelum konsep city branding muncul, sudah banyak kota yang telah
memiliki positioning jati diri kuat yang dapat dianggap sebagai cikal bakal
sebuah citra (branding). Contohnya Kota Bandung sebagai ‘kota kembang’ atau
‘paris van java’. Kota Yogyakarta diposisikan sebagai ‘kota pelajar’ atau ‘kota
budaya’ dan Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali sebagai ‘pulau
dewata’.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pemahaman mengenai bagaimana
konsep city branding diaplikasikan di kota-kota Indonesia salah satu nya adalah
Bekasi menjadi menarik untuk diteliti. Sebagai tahap awal adalah ingin
mengidentifikasi bagaimana konsep city branding dan penerapannya di kota-kota
utama Pulau Jawa dan Bali, yaitu Kota Bandung, Yogyakarta, dan Kota Denpasar
sebagai kota-kota utama yang cukup dikenal. Pemahaman konsep city branding
kota-kota di Indonesia perlu untuk ditingkatkan karena terdapatnya indikasi
bahwa penerapan dari city branding masih parsial dengan sekedar penggunaan
logo atau slogan sebagai indentitas.

......PERANAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAMPERANCANGAN CITY BRANDING KOTA BEKASI /Sanrego Najibullah Rowa
Satu formula pendekatan untuk semua kota juga tidak dapat dilakukan.
Setiap kota adalah suatu sistem berbeda dan setiap komponennya melakukan
penetrasi dan bersinggungan satu sama lainnya yang terefleksikan pada kesan
ruang tersebut (Florek et al., 2006). Tantangan utama dalam citra kota berada
sekitar persoalan bagaimana untuk membentuk suatu daya tarik citra kota yang
berkoherensi dalam ragam lintas area yang berbeda dari kegiatan dengan
beragam target pengguna, namun di saat yang sama membentuk komunikasi citra
kota yang sektor-spesifik.
Berdasarkan perkembangan konsep ini, diperlukan suatu perencanaan
pembentukan citra yang lebih mendalam untuk mewujudkan city branding yang
optimal. Tujuan penulisan ini adalah mengkaji peranan city branding sebagai
pembentuk identitas kota Bekasi dengan aspek keragaman yang ada di dalam
kota tersebut, banyak yang tidak mengetahui bahkan penduduk Kota Bekasi
sendiri pun tidak mengenal ada hal menarik apa yang bisa dibanggakan oleh
Bekasi, saat ini banyak orang hanya mengetahui Bekasi hanya sebagai Kota
tinggal padahal Bekasi memiliki beberapa tempat unik yang dapat di kunjungi
dan pada akhirnya pun terjadi penghinaan yang viral di kalangan Kota sekitar nya
seperti Jakarta sehingga kota Bekasi mendapat sindiran.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam Penulisan ini adalah:
1. Bagaimana cara membuat image baru kota Bekasi dengan keilmuan Desain
Komnuikasi visual agar mengangkat citra kota tersebut dengan penerapan City
branding?
2. Apa pengaruh dan dampak yang didapatkan dari perancangan identitas visual
dari promosi City branding kota Bekasi?
3. Bagaimana rancangan media publikasi yang menarik dan tetap dapat
beradaptasi dengan lingkungan yang ada, dan media apa sajakah yang tepat
dalam penerapannya?

1.3 Ruang Lingkup


Dalam sebuah penulisan ini, permasalahan yang akan dibahas harus
memiliki batasan-batasan yang telah ditetapkan agar pembahasannya lebih

......PERANAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAMPERANCANGAN CITY BRANDING KOTA BEKASI /Sanrego Najibullah Rowa
terfokus dan lebih terarah. Membentuk Maskot Jakarta menjadi lebih menarik
dengan keilmuan dasar dari City branding
Strategi promosi yang akan dibahas adalah upaya masyarakat mengenal
Bekasi dengan mempromosikan objek-objek wisata menggunakan City branding
sebagai media promosi wisata dan bentuk langkah-langkah nya.

1.4 Tujuan
Tujuan dari Penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan, serta
menambah materi referensi di lingkungan perguruan tinggi khususnya di bidang
ilmu pengetahuan budaya, wisata serta teknologi masa kini. Hasil penelitian ini
diharapkan juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai
pemanfaatan City branding sebagai media promosi pariwisata di setiap tempat
yang ada di Bekasi.

1.5 Metode Perancangan


Observasi, Mengumpulkan data-data sekunder dan landasan teori yang
akan di pakai sebagai dasar dalam merencanakan penelitian lapangan dan
membantu penulisan dalam membahas persoalan. Baik observasi secara langsung
maupun tidak langsung. Kajian Data, Mengembangkan landasan teori dan
tinjauan pustaka yang sesuai dengan topik pembahasan sebagai disiplin ilmu
dalam perancangan Citra Kota Bekasi. Metode Perancangan Identitas Proses
perancangan identitas akan didukung oleh sumber referensi dan teori
perancangan identitas dan Promosi.

1.6 Sistematika Penulisan


Bagian pendahuluan, dalam bab ini disajikan pengantar-pengantar
permasalahan pokok yang terdiri dari; Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Ruang Lingkup, Tujuan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.
Bagian kedua Landasan Teoritis, di dalam bab ini diuraikan teori-teori
yang melandasi dan berkaitan tentang isu perancangan identitas dan promosi
Kota Bekasi. Baik dari sisi DKV juga media-media yang dibutuhkan untuk
menunjang materi branding dan publikasi. Serta teori pendukung yang termasuk
ke dalam teori – teori lain yang dibutuhkan.

......PERANAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAMPERANCANGAN CITY BRANDING KOTA BEKASI /Sanrego Najibullah Rowa
Tinjauan Data, di dalam bab ini akan diuraikan hasil dari metode
pengumpulan data, berupa data tekstual dan visual. Memaparkan penjelasan
umum dari perancangan identitas, dan promosi Kota Bekasi berdasarkan dari
informasi yang di dapat.
Analisis Data, di dalam bab ini akan diuraikan penjelasan dari tujuan
analisis untuk kebutuhan perancangan dan sudah dikaitkan dengan teori-teori
komunikasi yang diperlukan dalam perancangan identitas, dan promosi Kota
Bekasi. Mengulas tentang analisis SWOT dalam promosi Kota bekasi itu sendiri
sehingga akan tepat pada sasaran yang dimaksud dan tujuan dari City branding
menjadi Jelas.
 

......PERANAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAMPERANCANGAN CITY BRANDING KOTA BEKASI /Sanrego Najibullah Rowa

Anda mungkin juga menyukai