Persepsi Tentang Pentingnya Budaya Masohi Atau Kerjasama Dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Persepsi Tentang Pentingnya Budaya Masohi Atau Kerjasama Dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Persepsi Tentang Pentingnya Budaya Masohi Atau Kerjasama Dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Abstrak
Riset ini bertujuan untuk mendeskripsikan Persepsi Tentang Penitngnya Kerjasama Dalam Berbagai
Bidang Kehidupan. Selanjutnya yang menjadi rumusan masalah dalam riset ini adalah 1) Bagaiaman
pentingnya Kerjasama dalam Bidang kehidupan dan 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pentingnya
Kerjasama. Riset yang dilakukan dengan menggunakan tipe kulaitatif, Teknik pengumpulkan data
berupa wawancara dan kemudian laporannya dibahasa diuraikan dalam bentuk narasi. Hasil riset ini
mendapatkan bahwa Pentingnya budaya Masohi dalam Bidang kehidupan bahwa budaya Masohi
adalah budaya yang memiliki arti yaitu gotong royong atau kerja sama, budaya ini sudah berlangsung
dalam masyarakat Maluku dari sejak dahulu budaya ini memiliki manfaat yang mendalam dalam
menjaga keharmonisan hubungan kekeluargaan masyarakat dengan saling membantu dan bekerja
sama baik didalam masyarakat atau didalam lingkungan sekolah.sementara itu faktor-faktor yang
mempengaruhi budaya Masohi atau kerja sama adalah tujuan yang sama, pembagian tugas, tangung
jawab, toleransi, saling membantu, dan saling pengertian.
Kata Kunci: Persepsi, Budaya, Masohi/Kerjasama
Abstract
This research aims to describe the perception of the importance of cooperation in various fields of life.
Furthermore, the formulation of the problem in this research is 1) How important is Cooperation in the
Field of Life and 2) Factors that influence the importance of Cooperation. The research was carried out
using a qualitative type, data collection techniques were in the form of interviews and then the report was
described in the form of a narrative. The results of this research found that the importance of Masohi
culture in the field of life that Masohi culture is a culture that has a meaning, namely mutual cooperation
or cooperation, this culture has been going on in Maluku society since ancient times. help and work together
both within the community or within the school environment. Meanwhile, the factors that influence Masohi
culture or cooperation are the same goal, division of tasks, responsibilities, tolerance, mutual help, and
mutual understanding.
Keywords: Perception, Culture, Masohi/Cooperation
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna diabndingkan makhluk lainnya
di dunia ini, sebagai makhluk sempurna manusia dapat melakukan aktivitas dengan
mengandalkan kesempurnaan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Namun manusia
tidak dapat hidup secara sendiri karena manusia memerlukan orang lain untuk Bersama-sama
melakukan suatu kegiatan, contohnya didalam keluarga ayah memerlukan ibu, ibu
memerlukan ayah, atau ayah dan ibu memerlukan bantuan anak dan sebaliknya. Jadi hidup kita
didunia ini untuk memenuhi kebutuhan hidup baik sebagai makhluk pirbadi maupun makhuk
sosial dengan melakukan Kerjasama.
Menurut Robert L. Clistrap dalam Roestiyah (2008: 15) menyatakan “Kerjasama adalah
merupakan suatu kegiatan dalam berkelompok untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu
tugas secara bersama-sama”, dalam kerjasama ini biasanya terjadi interaksi antar anggota
kelompok dan mempunyai tujuan yang sama untuk dapat dicapai bersama-sama. Sementara
itu, Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson (2014:164) kerjasama adalah
pengelompokan yang terjadi di antara makhlukmakhluk hidup yang kita kenal. Kerja sama atau
belajar bersama adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya
mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil mufakat. Ruang kelas suatu
tempat yang sangat baik untuk membangun kemampuan kelompok (tim), yang anda butuhkan
kemudian di dalam kehidupan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama adalah keinginan
untuk bekerja secara bersama-sama dengan orang lain secara keseluruhan dan menjadi bagian
dari kelompok dalam memecahkan suatu permasalahan. Kerjasama dalam bidang kehidupan
dalam masyarakat Indonesia terwujud dalam kegiatan gotong royong yang sesuai dengan
budaya lokal masing-masing daerah. Contoh kegiatan gotong royong yang dilandasi oleh
semangat Kerjasama misalnya manunggal sakato di Sumatera Barat, sikaroban di Palembang,
gugur gunung di daerah Jawa, mapalus di Minahasa, dan subak di daerah Bali dan Masohi di
daerah Maluku. Hal ini menunjukkan tempat bergeraknya potensi masyarakat dalam berbagai
bidang kehidupan dengan semangat kerja sama yang tersimpul dari kegiatan gotong royong
dalam kehidupan di masyarakat, kerjasama dikenal juga dengan sebutan gotong royong.
Sesungguhnya, gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia merupakan
perwujudan semangat sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia. Gotong royong adalah
kerja sama yang dilakukan sejumlah warga masyarakat untuk menyelesaikan tugas atau
pekerjaan. Dengan demikian pada hakekatnya, dalam gotong royong terdapat kerja sama untuk
kepentingan bersama. Sehubungan dengan itu, di Maluku isitlah Kerjasama atau gotong royong
dikenal dengan istilah Masohi yang artinya gotong royong. Sebagaimana ulasan Dieter Bartels
(2017) bahwa spirit dibalik tradisi Masohi ialah semangat kolektivisme masyarakat Maluku.
Dalam praktiknya, tradisi Masohi ini tidak hanya berlaku dalam aktivitas mengelola komoditas
kelapa sebagaimana ulasan Tihura (2019), melainkan juga dalam aktivitas-aktivitas lainnya
seperti merelakan tenaga untuk membantu membangun atap rumah tetangga, membantu
meringankan keluarga yang punya hajat pernikahan, menolong tetangga kampung (yang
beragama lain) untuk membangun rumah ibadahnya, dan seterusnya.
Jadi, nilai-nilai yang ada dalam tradisi Masohi ialah kerelaan diri, tidak mengharapkan
imbalan (kompensasi), dan terikat tanggungjawab resiprokal. Dalam tradisi Masohi, misalnya
seseorang akan merelakan kepemilikan pribadinya seperti uang atau tenaga demi membantu
meringankan hajat pernikahan orang lain. Nilai-nilai positif dalam praktik tradisi Masohi ini
ditransmisikan turun-temurun, generasi ke generasi sampai detik ini di Maluku
METODE PENELITIAN
Teknik riset dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan Teknik
pengumpulan data berupa wawancara dan kemudian laporannya diuraikan dalam bentuk
narasi.
bersama dan kalua kita kerja sama maka pekerjaan itu dapat terselesaikan dengan cepat
(wawancara 28 Maret 2022). Hal yang sama pula disampaikan menurut Ibu Jean Tuhumury
selaku ketua RT 001/RW 01 desa Poka bahwa : Dalam kehidupan ini kita tidak bisa hidup
sendiri kita juga harus membuthkan orang lain untuk bersama-sama bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehingga kerja sama itu harus diwujukan dalam segala bidang kehidupan.
Kerja sama sebagai aktivitas yang dilakukan bersama (wawancara 30 Maret 2022).
Kerja sama atau bagi orang Maluku dikenal dengan istilah Masohi adalah bentuk aktivitas
yang merupakan budaya leluhur yang diwariskan dari generasi ke generasi dan dipandang
sebagai aktivitas sosial. Menurut Rovi Muskita (20 Tahun) selaku mahasiswa program studi
PPKn, Universitas Pattimura bahwa: Masohi adalah budaya masyarakat Maluku yang artinya
gotong royong, artinya kita besama-sama melakukan suatu kegiatan tampa adanya imbalan.
Misalnya membersikan lingkungan dengan tujuan lingkungan bersih (Wawancara 1 April
2022).
Selanjutnya bentuk kerja sama yang pernah dilakukan di lingkungan masyarakat Menurut
Bapak Rido Liklikwatil (45 tahun) selaku ketua RT 04/RW 05 Desa Rumatiga mengatakan
bahwa: Kerja sama yang pernah dilakukan ada bermacam-macam misalnya, membersikan
lingkungan tempat tinggal, mendirikan rumah, termasuk membayar pajak bukan berarti
bersama-sama untuk membayar pajak seseorang namun sebagai Warga negara harus bekerja
sama dengan pemerintah dalam pembangunan nasional dengan membayar pajak (wawancara
30 Maret 2022).
Di masyarakat Maluku banyak jumpai berbagai kelompok yang bekerja dan saling
membantu seperti di lingkungan keluarga, di mana ada ayah, ibu, dan anak-anaknya mengambil
peran masing-masing untuk mencapai tujuan bersama. Keharmonisan keluarga dapat ditakar
dari peran masing-masing anggota keluarga dapat berjalan dengan semestinya. Bentuk-bentuk
hubungan kerja sama atau Masohi dalam lingkungan masyarakat, yaitu kegiatan masyarakat,
misalnya dalam kegiatan kerja bakti, perayaan-perayaan hari besar nasional atau keagamaan,
sanitasi, dan sebagainya.
Selanjutnya, Manfaat Kerjasama atau Masohi dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut
bapak Rido Liklikwatil (45 tahun) selaku ketua RT 04/RW 05 Desa Rumatiga mengatakan
bahwa :Manfaat yang didapatkan dari kegiatan Kerjasama atau Masohi tersebut antara lain :1)
mempererat hubungan kebersamaan antara warga, 2) mempermudah mengerjakan suatu
aktivitas, 3) mempererat toleransi antara umat beragama (wawancara 30 Maret 2022).
Sementara itu kerja sama membawah manfaat yang berarti. . Menurut Lingga Nur Syahbany Ely
(19 Tahun) selaku mahasiswa program studi PPKn, Universitas Pattimura bahwa : kerja sama
dapat membawah manfaat seperti: Saling tolong menolong, menambah wawasan dan relasi
(Wawancara 1 April 2022).
Manfaat kerja sama tidak hanya terjadi pada lingkungan masyarakat saja, namun
kerjasama dapat terjadi di dalam lingkungan sekolah. Menurut bapak Agustinus Nindatu (34
tahun) selaku guru PKn pada SMP Laboratorium Universitas Pattimura mengatakan bahwa:
manfaat kerja sama disekolah agar melatih siswa memiliki keterampilan sosial atau interaksi
sosial antar siswa, kemudian menjalin hubungan yang akrab antara sesame siswa, melatih
mereka untuk menyelesaikan masalah bersama (2 April 2022).
Saputra dan Rudyanto (2005: 53) mengatakan bahwa manfaat pembelajaran kerjasama
adalah: (1) mampu mengembangkan aspek moralitas dan interaksi sosial peserta didik karena
melalui kerjasama peserta didik memperoleh kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi
dengan peserta didik lain, (2) mempersiapkan peserta didik untuk belajar bagaimana
mendapatkan berbagai pengetahuan dan informasi sendiri, baik guru, teman, bahan pelajaran,
atau sumber belajar yang lain, (3) meningkatkan kemampuan peserta didik untuk bekerjasama
dengan orang lain dalam sebuah kelompok, (4) membentuk pribadi yang terbuka dan
menerima perbedaan yang terjadi, dan (5) membiasakan peserta didik untuk selalu aktif dan
kreatif dalam mengembangkan analisisnya
Pembahasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pentingnya Budaya Masohi
Budaya Masohi akan terwujud dalam kehidupan masyarakat Maluku karena didorong
oleh faktor-faktor yang melatabelakangi atau mempengaruhi pentingnya budaya Masohi.
Menurut Bapak Rido Liklikwatil selaku ketua RT 04/RW 05 Desa Rumatiga mengatakan bahwa:
“Masohi atau kerja sama yang terjadi dilatabelakangi oleh kesadaran masyarakat dan adanya
kemauan bersama untuk melakukan suatu aktivitas (wawancara 30 April 2022). Lebih lanjut
disampaikan menurut Ibu Jean Tuhumury selaku ketua RT 001/RW 01 desa Poka bahwa yang
melatarbelakangi budaya Masohi dalam masyarakat di RT kami karena adanya pemberitahuan
oleh saya selaku RT misalnya untuk bersama-sama melakukan kerja bakti maka atas kesadaran
masing-masing orang membuat mereka semua keluar untuk bersama-sama membersikan
lingkungan tersebut (wawancara 29 Maret 2022).
Sehubungan dengan hal diatas, budaya Masohi atau kerja sama sudah dikenal dan hidup
dalam masyarakat Maluku sejak zaman dahulu, sehingga budaya Masohi atau kerja sama ini
terus diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari proses pewarisan budaya.
Menurut Rovi Muskita (20 Tahun) selaku mahasiswa program studi PPKn, Universitas
Pattimura bahwa: Yang melatarbelakangi budaya Masohi atau kerja sama ini berlangsung
dalam masyarakat yaitu karena sudah budaya ini sudah menjadi turun temurun untuk tetap
dilestarikan, misalnya ada juga budaya pela dan gandong, didala budaya ini wajib untuk saling
tolong menolong dan bekerja sama dan kalua tidak dilakukan akan mendapatkan sanksi
(wawancara 1 April 2022). Hal itu ditambahkan oleh bapak Agustinus Nindatu (34 tahun)
selaku guru PKn pada SMP Lab Universitas Pattimura bahwa budaya ini sudah meresap masuk
dalam sanubari orang Maluku sehingga setiap kegiatan dalam lingkungan masyarakat tetap
dilakukan secara bersama-sama (wawancara 2 April 2022.
Saputra dan Rudyanto (2005: 41) menerangkan bahwa pencapaian kerjasama menurut
persyaratan tertentu yang dipenuhi oleh anggota yang terlibat, syarat-syarat tersebut adalah:
1. Kepentingan yang sama Kerjasama akan terbentuk apabila kepentingan yang sama ingin
dicapai oleh semua anggota. Kepentingan yang sama tidak hanya menyangkut aspek materi
mungkin juga aspek non materi seperti aspek moral, rohani, dan batiniah.
2. Keadilan Kerjasama harus didasari oleh prinsip keadilan, artinya setiap orang yang ikut
bekerjasama memperoleh imbalan yang sesuai dengan kontribusinya dalam pelaksanaan
suatu kegiatan kerjasama.
3. Saling pengertian Kerjasama harus dilandasi oleh keinginan untuk mengerti dan memahami
kepentingan dari orang-orang yang terlibat dalam kegiatan bersama itu. Pengertian ini akan
merangsang timbulnya kerjasama atas dasar saling pengertian.
4. Tujuan yang sama Menetapkan memiliki tujuan yang sama untuk semua orang tidak selalu
mudah, karena hampir setiap orang terikat dalam suatu kelompok didasari oleh kepentingan
sendiri yang ingin dicapai oleh keberhasilan kelompok. Tujuan khusus harus dapat
mengantisipasi kepentingan individual yang tergabung dalam kelompok sosial. Kerjasama
akan terbentuk apabila semua orang memiliki tujuan serupa tentang hal yang ingin dicapai.
5. Saling membantu Kerjasama merupakan dasar akan keberhasilan dalam pencapaian tujuan.
Hal ini akan lebih mudah terjadi, jika tiap orang dalam kelompok bersedia untuk saling
membantu teman sesama kelompok jika diperlukan.
6. Saling melayani Kerjasama untuk saling melayani merupakan unsur yang mempercepat
terjadinya suatu kerjasama. Jika ada anggota yang hanya ingin dilayani dan tidak bersedia
melayani kepentingan orang lain, maka akibatnya akan terjadi kecacatan distribusi kegiatan.
7. Tanggung jawab Kerjasama adalah merupakan perwujudan tanggung jawab dari tiap orang
yang terlibat dalam kelompok. Jika ada suatu anggota yang tidak bertanggung jawab,
biasanya akan mempengaruhi pencapaian tujuan atau kegiatan kelompok.
8. Penghargaan Seseorang akan merasa bahagia jika mendapatkan penghargaan atas kegiatan
yang dilakukannya. Penghargaan ini dapat berupa penghargaan dalam wujud rasa hormat,
atau dalam bentuk yang nyata, misalnya materi atau penghargaan tertulis. Hal yang sangat
penting dalam kerjasama adalah keinginan untuk saling menghargai sesama anggota
kelompok.
9. Toleransi Kerjasama kelompok adalah gabungan kerja dari tiap orang yang terlibat dalam
kelompok sosial. Cara kerja tiap orang tidak sama. Ada yang cepat ada yang lambat. Ada yang
serius dan ada yang kurang serius. Unsur toleransi penting untuk melandasi kapan suatu
kegiatan akan diselesaikan.
Disamping itu juga dalam melakukan kegiatan budaya Masohi atau kerja sama, terdapat
kendala-kendala yang ditemui. Menurut Setiyanti (2012: 63) ada beberapa hal yang dapat
mendukung terjalinnya kerjasama, tetapi juga ada beberapa hal yang dapat mengganggu kerja
sama. Menurut Bapak Rido Liklikwatil selaku ketua RT 04/RW 05 Desa Rumatiga mengatakan
bahwa: hal yang tidak mendukung terjalinnya kerja sama yaitu: bersikap individu, tidak mau
dibantu oleh sesama, tidak berinteraksi dengan baik (wawancara 30 April 2022). Selain itu
menurut Lingga Nur Syahbany Ely (19 Tahun) selaku mahasiswa program studi PPKn,
Universitas Pattimura bahwa :kalua kita lihat hal yang tidak mendukung kerja sama atau
Masohi dalam kehidupan disekolah misalnya sikap anak penyendiri dan tidak mau berinteraksi
dengan teman, sikap anak yang malas dan tidak mau bekerja sama, mudah menyerah dan tidak
bertanggungjawab, tidak berpartisipasi dengan baik (wawancara 1 April 2022).
Menurut Setiyanti (2012: 63) ada beberapa hal yang dapat mendukung terjalinnya
kerjasama, tetapi juga ada beberapa hal yang dapat mengganggu kerja sama. Agar terjalin
kerjasama yang mantap dalam suatu kelompok, sehingga mampu memecahkan masalah yang
sedang dihadapi, ada beberapa hal yang dapat mendukung terjalinnya kerjasama tersebut,
antara lain:
1. Masing-masing peserta didik harus sadar dan mengakui kemampuan masing-masing.
2. Masing-masing peserta didik harus mengerti dan memahami akan masalah yang dihadapi.
3. Masing-masing peserta didik yang bekerjasama perlu berkomunikasi.
4. Peserta didik yang bekerjasama perlu mengerti kesulitan dan kelemahan antar anggota
kelompok yang lain.
5. Perlu adanya engaturan, yaitu koordinasi yang mantap.
6. Adanya keterbukaan dan kepercayaan.
7. Melibatkan anggota kelompok yang lain.
Sedangkan hal-hal yang dapat mengganggu kerja sama kelompok antara lain:
1. Ada peserta didik yang selalu bersikap menyerahkan pekerjaan kepada orang lain dan tidak
bersedia bertanggung jawab.
2. Ada peserta didik yang bersedia menampung semua kerjaan meskipun jelas tidak mampu
mengerjakan.
3. Tidak bersedia memberikan sebagian dari kemampuannya untuk membantu peserta didik
lain, atau memberi bantuan tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang
dihadapi oleh peserta didik lain, hanya tekun dengan pekerjaannya sendiri.
4. Cepat puas dengan hasil pekerjaannya sendiri, sehingga tidak memperhatikan dan tidak
menaruh perhatian pada peserta didik lain yang masih bekerja.
5. Menutup diri dan bersikap maha tahu serta tidak percaya kemampuan anggota kelompok
lain, sehingga tidak mau minta pendapat atau bantuan anggota kelompok lain
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, berikut ini dikemukakan kesimpulan
yaitu: Pentingnya budaya Masohi dalam Bidang kehidupan bahwa budaya Masohi adalah
budaya yang memiliki arti yaitu gotong royong atau kerja sama, budaya ini sudah berlangsung
dalam masyarakat Maluku dari sejak dahulu budaya ini memiliki manfaat yang mendalam
dalam menjaga keharmonisan hubungan kekeluargaan masyarakat dengan saling membantu
dan bekerja sama baik didalam masyarakat atau didalam lingkungan sekolah.sementara itu
factor-faktor yang mempengaruhi budaya Masohi atau kerja sama adalah tujuan yang sama,
pembagian tugas, tangung jawab, toleransi, saling membantu, dan saling pengertian.
Pada kesempatan ini melalui media tulisan kami menghanturkan terima kasih dan bangga
yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu, mendorong dan juga
memotivasi, khususnya kepada Kepala Sekolah SMP Lab Universitas Pattimura ibu Prelly.M. J.
Tuapattinaya, S.Pd.,M.Pd., Bapak Agustinus Nindatu, S.Pd., MH selaku guru PKn yang telah
mengajar, membimbing, membina serta mendidik kami dengan berbagai Ilmu Pengetahuan
khususnya pada mata pelajaran PKn. Untuk kedua orang tua kami yang tidak pernah putus
berdoa, dan selalu memberikan semangat dan dorongan kepada kami.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.:Jakarta.
Safitri, Harumnissa Widya (2019) Kualitas Kerjasama Siswa Dalam Mata Pelajaran Praktik
Furniture Smk Pangudi Luhur Muntilan. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.
Saputra, Yudha M & Rudyanto. 2005. Pembelajaran kooperatif Untuk Meningkatkan
Keterampilan Anak TK. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Sri setiyati. 2012 Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi Kerja, dan budaya sekolah
terhadap kinerja guru. SMK Negeri 1 Wonosari Gunung Kidul