Chapter 11 - Getting Your Brain To Work With You - Nastitisari Dewi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Na

Nama : Nastitisari Dewi


NIM : 9919923013
Program Studi : S3 Pendidikan Dasar
Mata Kuliah : Dampak Neuropsikologi Terhadap Pembelajaran
Dosen : Prof. Dr. Asep Supena, M.Psi

CHAPTER 11 : GETTING YOUR BRAIN TO WORK WITH YOU, NOT AGAINST


YOU : SELF - CARE
Membuat Otak Anda Bekerja Dengan Anda, Bukan Melawan Anda: Perawatan Diri

1. Resume dan Kesimpulan


Dalam bab ini, kami akan berfokus pada beberapa hal yang dapat Anda lakukan
untuk mewujudkannya perbedaan besar bagi pembelajar Anda. Kami tidak berbicara
tentang kunjungan lapangan. Kita tidak berbicara tentang persiapan yang berkaitan dengan
pengajaran, perencanaan pembelajaran, atau penelitian. Ada banyak sumber daya yang
dapat Anda gunakan untuk mendapatkan panduan dan ide segar dalam hal ini. Kami
bermaksud untuk fokus pada kemampuan mendasar Anda untuk memenuhi tuntutan dan
kecepatan mengajar, yang semuanya bermuara pada kebiasaan yang Anda bentuk dalam
merawat otak dan tubuh Anda. Segala sesuatu yang Anda lakukan memengaruhi otak Anda
dan kemampuannya untuk berfungsi secara maksimal. Faktanya, untuk membantu Anda
mengubah pola pikir Anda dari cara Anda memimpin kelas menjadi bagaimana Anda dapat
mengubah kehidupan pribadi Anda, kami telah mengganti nama beberapa bagian saran
menjadi “Keluar dari Kelas.” Kami masih menekankan satu atau dua elemen ruang kelas
dari pendekatan berbasis otak, seperti hubungan Anda dengan siswa Anda.
Bab ini memandu Anda melalui prinsip-prinsip yang akan mendukung Anda dalam
menjaga kesehatan fisik, emosional, dan sosial sehingga Anda dapat menjadi guru yang
Anda perjuangkan. Untuk memberikan yang terbaik kepada siswa Anda, Anda harus berada
dalam kondisi terbaik. Untuk menjadi yang terbaik, pertimbangkan untuk berfokus pada
tiga bidang kesejahteraan umum Anda berikut ini:
1) Kesehatan yang bersemangat
2) Menjalankan otak Anda sendiri (pengaturan diri)
3) Hubungan
1) Kesehatan yang bersemangat
Untuk mencapai kondisi fisik yang optimal, penuhilah tubuh Anda dengan
makanan yang dapat meningkatkan energi, suasana hati, dan kesehatan secara
keseluruhan. Panduan umum untuk nutrisi otak dan tubuh yang optimal adalah dengan
mengonsumsi lebih banyak makanan alami seperti buah-buahan, sayuran, lemak sehat,
dan biji-bijian, sambil mengurangi konsumsi makanan olahan tinggi gula dan
karbohidrat tinggi seperti roti putih, permen, soda, keripik, alkohol, dan sebagainya
(Beilharz, Maniam, & Morris, 2015).
Pastikan tetap mengonsumsi makanan kaya lemak alami, seperti alpukat dan
kacang-kacangan, dan kurangi makanan yang tinggi lemak trans, seperti makanan yang
digoreng. Jenis diet ini dapat meningkatkan neurogenesis, yaitu produksi sel-sel otak
baru, dan mengurangi peradangan kronis, yang merupakan masalah kesehatan yang
terkait dengan banyak penyakit kronis (Netea et al., 2017).
Tujuan Anda adalah menjaga agar tubuh Anda tetap berfungsi secara optimal
secara biologis. Ini mencakup peningkatan kesehatan mitokondria, penguatan
antioksidan, dan komitmen terhadap ketahanan sistem kekebalan tubuh secara
keseluruhan. Lakukan apa pun yang berhasil bagi Anda dalam mencapai tujuan ini.
Jika Anda meninggalkan sekolah dalam suasana hati yang buruk atau sering
bertanya-tanya apakah menjadi guru ada gunanya, cobalah membangun otak dan tubuh
Anda dengan olahraga teratur selama beberapa minggu dan lihat apakah keadaan
berubah. Hal ini meningkat rasa kendali atas hidup Anda. Mulailah program jalan
pagi/joging di sekolah Anda untuk membuat Anda tetap termotivasi dan bertanggung
jawab. Gunakan ini sebagai kesempatan untuk memulai hari Anda dengan benar dan
membangun koneksi siswa. Atau daftarlah sebagai asisten pelatih di salah satu tim
olahraga di sekolah menengah atau atas Anda dan kemudian bergabunglah dalam
latihan.
Tidur pada waktu yang sama setiap malam dan bangun pada waktu yang sama
setiap hari memperkuat ritme sirkadian yang sehat, yang pada gilirannya mendukung
fungsi kekebalan tubuh yang sehat, termasuk meminimalkan peradangan. Jadi,
tentukan sendiri waktu tidur yang memungkinkan Anda mendapatkan tidur yang cukup
jumlah tidur yang disarankan. Jika Anda berjuang melawan insomnia, jauhi
pengobatan di malam hari (obat ini buruk bagi otak)—sebaliknya, fokuslah pada
beberapa hal sederhana yang dapat Anda lakukan untuk membantu Anda tertidur,
seperti meningkatkan kualitas tidur Anda. Cobalah mengonsumsi melatonin satu jam
sebelum tidur. Setel alarm di ponsel Anda selama 30 menit sebelum tidur untuk
mengingatkan Anda agar mematikan semua layar Anda (ponsel, tablet, laptop—apa
pun yang terang benderang dan menarik). Turunkan termostat ke antara 62 dan 68
derajat. Gelapkan area tidur Anda sebanyak mungkin, atau kenakan masker tidur. Jika
masalahnya adalah pikiran terus melintas di kepala Anda, cobalah menuliskannya di
buku catatan di meja samping tempat tidur atau menghitung mundur dari 100 per tiga,
dan nikmati istirahat yang cukup.
2) Menjalankan otak Anda sendiri (pengaturan diri)
Berpikir bahwa siswa, kepala sekolah, atau orang tua membuat Anda stress
muncul adalah kesalahan. Mereka tidak membuat Anda stres. Anda membuat Anda
stress (Godoy dkk., 2018). Jadi bagaimana Anda bisa mengambil kembali sebagian
kendali itu ketika keadaan menjadi sulit?
Mulailah dengan belajar bagaimana mengatakan tidak (jauh sebelum Anda
membutuhkannya) ketika ada orang lain meminta bantuan Anda, baik dalam pekerjaan
atau kehidupan pribadi Anda. Kita berbicara tentang siswa, guru lain, teman Anda, dan
anggota keluarga Anda. Tampaknya hal ini tidak sesuai dengan gagasan Anda tentang
diri sendiri atau cara Anda harus berperilaku, namun Anda dapat memiliki niat terbaik
dan tetap menolak kewajiban yang akan melampaui kemampuan Anda untuk
mendukung orang lain secara berarti. Menjadi orang yang mengatakan “Ya!”
melakukan segalanya dengan senyuman, hanya untuk berbalik dan merasakan
gelombang stres saat Anda menyadari bahwa Anda terlalu berkomitmen tidak akan
menguntungkan Anda atau siswa Anda. Berlatihlah mengatakan, “Wow—
kedengarannya menarik. Terima kasih telah memikirkanku. Sayangnya, piringku
sudah penuh sekarang. Saya akan memberi tahu Anda jika keadaan sedikit melambat
dan saya dapat berkontribusi di lain waktu.”
3) Hubungan
Manusia merupakan makhluk sosial yang saling bergantung satu sama lain
untuk kelangsungan hidupnya. Ya, itu termasuk bertahan dalam dunia pengajaran.
Ingat diskusi kita di Bab 4, tentang pentingnya hubungan: Kurangnya koneksi
dikaitkan dengan rasa sakit fisik (Eisenberger, 2012), tekanan emosi seperti kecemasan
dan depresi (Stanley & Adolphs, 2013), dan berkurangnya materi abu-abu di otak (
Gianaros dkk., 2007). Guru memiliki beragam dinamika hubungan untuk dinavigasi
yang berdampak pada kinerja dan kesejahteraan secara keseluruhan. Mari kita fokus
pada tiga hubungan tersebut: hubungan Anda dengan siswa Anda, hubungan Anda
dengan kolega Anda, dan hubungan pribadi Anda.
Pembelajaran berbasis otak adalah upaya belajar melalui proses pembelajaran alami
otak. Hal ini dimulai dengan memahami bagaimana otak (dan pembelajaran) dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang diuraikan dalam buku ini. Saat Anda merenungkan pengajaran
Anda, mungkin Anda menyadari bahwa Anda secara alami mengajar dengan cara yang
“ramah otak.” Dan mungkin Anda telah mempelajari kebiasaan baru yang ingin Anda
terapkan dalam pengajaran Anda. Kami menghargai Anda dan upaya Anda, dan semoga
Anda sukses dalam petualangan luar biasa inipengajaran dan pembelajaran berbasis otak.

2. Implikasi Terhadap Pembelajaran


Pembelajaran yang berkaitan dengan "Membuat Otak Anda Bekerja Dengan Anda, Bukan
Melawan Anda: Perawatan Diri" dari sudut pandang neuropsikologi memiliki beberapa
implikasi yang penting. Berikut adalah uraian tentang implikasi yang dapat dilakukan oleh
guru untuk mendapatkan Kesehatan mental dan mencapai kesejahteraan sebagai seorang
guru antara lain :
1) Pemahaman tentang Fungsi Otak:
Implikasi pertama adalah pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana otak bekerja.
Brain Based Learning mempelajari hubungan antara otak dan perilaku manusia. Dengan
memahami bagaimana otak memproses informasi, mengatur emosi, dan mengontrol
tindakan, individu dapat mengoptimalkan kesehatan otak mereka melalui praktik
perawatan diri yang tepat.
2) Perawatan Diri yang Terarah:
Brain based learning menyoroti pentingnya perawatan diri yang terarah untuk menjaga
kesehatan otak dan kesejahteraan mental. Implikasinya adalah individu dapat
mengadopsi praktik perawatan diri yang spesifik untuk memelihara dan meningkatkan
fungsi kognitif, seperti tidur yang cukup, pola makan sehat, olahraga teratur, dan teknik
relaksasi.
3) Manajemen Stres dan Emosi:
Brain Based learning mempelajari dampak stres dan emosi terhadap otak dan kesehatan
mental. Implikasinya adalah individu dapat belajar strategi manajemen stres dan emosi
yang didukung oleh penelitian neurologis, seperti meditasi, latihan pernapasan, dan
teknik relaksasi otot, untuk memperkuat ketahanan mental dan emosional mereka.
4) Optimasi Lingkungan Belajar:
Brain based learning memberikan wawasan tentang bagaimana lingkungan belajar
memengaruhi fungsi otak dan proses pembelajaran. Implikasinya adalah guru dan
pembelajar dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mengoptimalkan lingkungan
belajar mereka, termasuk desain ruang kelas yang mendukung, pengaturan waktu yang
efektif, dan penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip
neuropsikologi.
5) Pengembangan Keterampilan Kognitif:
Brain based learning membantu dalam pemahaman tentang bagaimana otak
mempelajari dan menyimpan informasi. Implikasinya adalah individu dapat
menggunakan pengetahuan ini untuk mengembangkan keterampilan kognitif seperti
memori, pemecahan masalah, dan kreativitas melalui teknik-teknik seperti pengulangan,
pengasosiasian, dan visualisasi.
6) Pengurangan Risiko Gangguan Kesehatan Mental:
Dengan memahami faktor-faktor neurologis yang berkontribusi pada gangguan
kesehatan mental, individu dapat mengambil tindakan preventif untuk mengurangi
risiko gangguan tersebut. Ini termasuk menghindari stres yang berlebihan, menjaga
keseimbangan hormon dan neurotransmitter, serta mengembangkan dukungan sosial
yang kuat.
7) Pengembangan Program Perawatan Diri:
Implikasi terakhir adalah pengembangan program perawatan diri yang berbasis pada
bukti ilmiah dan prinsip-prinsip neuropsikologi. Program-program ini dapat dirancang
untuk menyediakan panduan praktis tentang bagaimana menjaga kesehatan otak dan
kesejahteraan mental melalui langkah-langkah konkret dan terukur.
Dengan memahami implikasi dari sudut pandang neuropsikologi, guru dapat mengambil
langkah-langkah konkret untuk merawat otak mereka dan meningkatkan kualitas hidup
mereka secara keseluruhan.
3. Istilah-istilah Baru
▪ Neuroplastisitas merujuk pada kemampuan otak untuk berubah dan menyesuaikan diri
sepanjang hidup seseorang sebagai respons terhadap pengalaman baru, pembelajaran,
dan lingkungan. Konsep ini menekankan bahwa otak dapat terus berkembang dan
beradaptasi, bahkan pada usia dewasa.
▪ Resiliensi Otak mengacu pada kemampuan otak untuk mengatasi stres, trauma, atau
cedera dan pulih dengan cepat ke kondisi yang sehat. Ini melibatkan kemampuan otak
untuk menyesuaikan diri dengan tantangan dan mengatasi gangguan dalam fungsi
kognitif atau emosional.
▪ Neuroproteksi adalah upaya untuk melindungi otak dari kerusakan atau degenerasi
yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti stres, paparan racun, atau penyakit
neurodegeneratif. Ini melibatkan penggunaan strategi perawatan diri yang bertujuan
untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah kerusakan jaringan saraf.
▪ Kesehatan Mental Resilien mengacu pada kemampuan seseorang untuk menjaga
kesehatan mentalnya dalam menghadapi tekanan, tantangan, atau peristiwa traumatis
dalam hidupnya. Ini melibatkan penggunaan strategi perawatan diri yang mendukung
ketahanan mental, termasuk manajemen stres, dukungan sosial, dan praktik kesehatan
mental yang positif.
▪ Neuroergonomi adalah cabang ilmu yang mempelajari interaksi antara otak manusia
dan lingkungan kerja atau lingkungan belajar. Ini mencakup desain lingkungan yang
mendukung fungsi kognitif dan emosional optimal, serta identifikasi faktor-faktor
yang dapat meningkatkan atau mengganggu kinerja otak.
▪ Keseimbangan Hormon dan Neurotransmitter merujuk pada kondisi di mana jumlah
dan fungsi hormon serta neurotransmitter dalam otak berada dalam tingkat yang
optimal. Gangguan dalam keseimbangan ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan
mental dan emosional, sementara perawatan diri yang tepat dapat membantu
mempertahankan keseimbangan ini.
▪ Neuropreventive Care adalah konsep perawatan diri yang bertujuan untuk mencegah
gangguan kesehatan otak dan neurodegeneratif melalui praktik perawatan diri yang
sehat dan pencegahan faktor risiko seperti diet yang sehat, olahraga teratur, dan
manajemen stres.
▪ Mindfulness Training adalah latihan mental yang melibatkan kesadaran diri dan
ketenangan pikiran. Ini melibatkan praktik meditasi, pernapasan sadar, dan teknik
relaksasi lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, konsentrasi, dan
ketenangan pikiran.
4. Faktor Pendukung/Faktor Penghambat
Faktor Pendukung:
▪ Pemahaman yang Mendalam tentang Otak: Pemahaman yang baik tentang struktur
dan fungsi otak akan membantu individu merancang strategi perawatan diri yang tepat
sesuai dengan kebutuhan otak mereka.
▪ Kesadaran akan Neuroplastisitas: Kesadaran akan kemampuan otak untuk berubah
dan berkembang sepanjang hidup dapat memberikan dorongan motivasi bagi individu
untuk melakukan perubahan positif dalam gaya hidup mereka.
▪ Pendidikan dan Informasi yang Tepat: Pengetahuan yang diperoleh dari literatur,
seminar, atau sumber-sumber pendidikan lainnya tentang praktik perawatan diri yang
didasarkan pada neuropsikologi dapat memberikan dasar yang kuat bagi individu
untuk memulai dan mempertahankan praktik tersebut.
▪ Dukungan Sosial: Dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas yang memahami
pentingnya perawatan diri berbasis neuropsikologi dapat menjadi faktor penting dalam
membantu individu menjaga konsistensi dan motivasi dalam menerapkan praktik
tersebut.
▪ Akses ke Sumber Daya dan Fasilitas: Akses yang mudah dan terjangkau ke sumber
daya seperti gym, pusat kebugaran, pusat kesehatan mental, dan fasilitas yang
mendukung praktik perawatan diri (seperti meditasi atau yoga) dapat meningkatkan
kemungkinan individu untuk melakukan perubahan positif.

Faktor Penghambat:
▪ Kurangnya Pengetahuan atau Pemahaman: Kurangnya pemahaman tentang
neuropsikologi atau kebiasaan buruk yang didasarkan pada mitos atau kesalahpahaman
tentang otak dapat menghambat individu dalam menerapkan praktik perawatan diri
yang efektif.
▪ Tantangan Lingkungan: Lingkungan yang tidak mendukung atau bahkan
menghambat praktik perawatan diri, seperti tekanan pekerjaan yang tinggi, lingkungan
kerja yang toksik, atau akses terbatas ke makanan sehat dan fasilitas olahraga, dapat
menjadi hambatan.
▪ Ketidakstabilan Emosional atau Kesehatan Mental: Individu yang mengalami
masalah kesehatan mental atau ketidakstabilan emosional mungkin mengalami
kesulitan dalam menerapkan praktik perawatan diri yang konsisten dan efektif.
▪ Keterbatasan Sumber Daya Finansial: Keterbatasan finansial dapat menjadi
penghambat dalam mengakses sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk praktik
perawatan diri, seperti gym berlangganan, terapi, atau makanan organik.
▪ Kebiasaan Lama yang Sulit diubah: Individu yang sudah terbiasa dengan gaya hidup
yang tidak sehat mungkin mengalami kesulitan dalam mengubah kebiasaan mereka,
bahkan ketika mereka menyadari manfaat perubahan tersebut.
▪ Stigma atau Persepsi Negatif: Stigma terhadap praktik perawatan diri tertentu, seperti
meditasi atau terapi mental, atau persepsi negatif dari orang-orang di sekitar individu
dapat menjadi penghalang dalam menerapkan praktik tersebut.
▪ Kurangnya Motivasi atau Konsistensi: Kurangnya motivasi intrinsik atau kesulitan
dalam menjaga konsistensi dalam praktik perawatan diri dapat menghambat individu
dalam mencapai tujuan perawatan diri mereka.

Anda mungkin juga menyukai