Notula Hasil Diskusi 3 - HG8 - 2
Notula Hasil Diskusi 3 - HG8 - 2
Notula Hasil Diskusi 3 - HG8 - 2
COLLABORATIVE LEARNING
Anggota Kelompok :
Catatan:
Anggota FG1:
Carbon Nanotube (CNT) adalah struktur karbon unik dalam tiga dimensi yang terdiri
dari dinding silinder karbon yang berbentuk tabung. Metode pembuatannya melibatkan
beberapa teknik seperti arc discharge, laser ablation, dan chemical vapor deposition
(CVD), di mana karbon terdeposisi untuk membentuk nanotube dengan diameter
nanometer dan panjang mikron. Sebagai bagian dari keluarga fullerene, CNT memiliki
sifat unik termasuk kekuatan mekanik yang tinggi, konduktivitas termal dan listrik yang
luar biasa, serta struktur kristal yang khas. Fullerene sendiri adalah molekul karbon
yang membentuk bola atau tabung, dan CNT merupakan struktur yang memanfaatkan
konsep ini. Sifat-sifatnya yang istimewa membuat CNT digunakan dalam berbagai
aplikasi, termasuk sebagai materi penguat dalam komposit, konduktor dalam perangkat
elektronik dan sensor, serta dalam bidang nanoteknologi untuk pengembangan material
canggih dan perangkat nanoskala. Keseluruhan, carbon nanotube menjadi subjek
penelitian dan pengembangan yang terus berkembang karena potensinya dalam
membawa inovasi di berbagai bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.
Anggota FG2:
Nanokomposit dan bahan berbutir nano adalah bidang penelitian yang semakin
berkembang dalam ilmu material dan teknik. Kedua konsep ini mengeksplorasi sifat dan
aplikasi material yang terbentuk atau dimodifikasi pada skala nanometer. Nanokomposit
merujuk pada material yang terdiri dari setidaknya dua fase dengan satu fase tersebar
dalam fase lainnya, membentuk jaringan tiga dimensi. Di sisi lain, bahan berbutir nano
adalah bahan polikristalin dengan butir-butirnya yang sangat kecil, menciptakan struktur
material yang halus dan homogen.
Penelitian intensif pada nanokomposit dan bahan berbutir nano dilakukan terutama
untuk meningkatkan sifat fisik dan mekanik material. Ukuran partikel yang sangat kecil
pada skala nanometer memberikan karakteristik unik, seperti luas permukaan yang
besar dan jarak difusi yang pendek. Hal ini tidak hanya dapat mempengaruhi sifat
material, tetapi juga membuka peluang baru untuk aplikasi di berbagai industri.
Dalam konteks nanokomposit, konsep matriks dan fasa terdispersi membawa potensi
untuk menghasilkan material dengan sifat yang unggul, seperti kekuatan mekanik yang
ditingkatkan, konduktivitas termal yang lebih baik, dan sifat listrik yang dapat
disesuaikan. Di sisi lain, bahan berbutir nano menawarkan potensi untuk meningkatkan
ketahanan terhadap deformasi, kekuatan, dan kekerasan material. Pentingnya
pemahaman dan penerapan nanokomposit dan bahan berbutir nano semakin
meningkat dalam berbagai industri, termasuk elektronik, material bangunan,
kedokteran, dan banyak lagi. Melalui kajian ini, kita akan menjelajahi konsep, metode
sintesis, dan aplikasi dari nanokomposit dan bahan berbutir nano, serta dampak
signifikan yang mereka bawa dalam pengembangan material modern.
Ada sejumlah nanomaterial yang penting karena keunikan dari sintesisnya. Contoh dari
nanomaterial tersebut adalah Carbon fullerene dan Nanotube, Ordered mesoporous
materials, Organic-Inorganic hybrids, Intercalation compounds, dan oxide-metal
core-shell structures. Sebagian besar nanomaterial ini unik, tidak dapat ditemukan di
alam, dan “Man-made” belakangan ini.
Nanomaterial dan nanostruktur adalah material dan struktur material yang memiliki
setidaknya satu dimensi dalam skala nanometer, yaitu seperseribu milimeter.
Nanomaterial dan nanostruktur memiliki sifat-sifat yang unik dan berbeda dengan
material dan struktur makroskopis, seperti konduktivitas listrik dan panas yang tinggi,
kekuatan mekanik yang tinggi, dan biokompatibilitas yang baik. Sifat-sifat unik ini
membuat nanomaterial dan nanostruktur memiliki potensi yang sangat besar untuk
berbagai aplikasi, seperti elektronik, medis, dan energi.
Anggota FG3:
1. Spektroskopi UV-Vis
Anggota FG4:
TEM telah digunakan untuk berbagai tujuan dalam berbagai bidang. Namun, terdapat
banyak kekurangan dan ruang untuk perbaikan dalam TEM. Materi sampel harus
diproduksi dengan ketebalan yang cukup tipis agar transparan terhadap elektron,
sehingga membuat analisis TEM menjadi proses yang relatif lambat dengan throughput
sampel yang rendah. Struktur sampel dapat berubah selama proses persiapan. Selain
itu, terdapat kekurangan lain di dalam karakterisasi material menggunakan
Transmission Electron Microscopy (TEM) yaitu dapat merusak sampel. Elektron energi
tinggi yang digunakan dalam TEM dapat menyebabkan kerusakan radiasi pada sampel.
Hal tersebut dapat mengubah struktur sampel, untuk mencegah hal tersebut dapat
dilakukan imaging dosis rendah. Meskipun demikian, TEM adalah pencapaian signifikan
dalam pemahaman mekanika kuantum dari elektron. Ini merupakan langkah penting
dalam penelitian untuk meningkatkan dan memperoleh resolusi yang lebih baik
dibandingkan mikroskop optik dan sekarang sangat penting dalam studi aplikasi
mekanika kuantum.
Selain itu, TEM sangat umum digunakan dalam penelitian struktur dan sifat material
serta untuk tujuan eksperimen lainnya. Dalam konteks material nano, TEM dapat
memberikan wawasan mendalam tentang ukuran partikel, distribusi ukuran, bentuk, dan
distribusi spatikal nanopartikel. Dengan menggunakan TEM, peneliti dapat mengamati
struktur kristal, batas butir, dan perubahan fase material pada skala nanometer. Ini
memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang sifat-sifat unik yang mungkin
muncul dalam material nano, seperti efek kuantum dan sifat permukaan.
Anggota FG5:
Karakterisasi partikel nano penting dilakukan untuk mengetahui material yang disintesis
sudah memenuhi kriteria nanostruktur, yaitu salah satu dimensinya berukuran
nanometer atau kurang dari 100 nm. Scanning Electron Microscopy (SEM)
menggunakan elektron yang dipercepat memiliki panjang gelombang yang lebih pendek
(short wavelength) dibandingkan dengan cahaya tampak sehingga resolusinya lebih
baik dari optical microscope. SEM memungkinkan observasi visual pada tingkat
nanoskala dengan resolusi tinggi, analisis morfologi yang rinci dari struktur material
hasil dari berkas elektron. Terdapat beberapa informasi dari interaksi elektron pada
SEM, yaitu secondary electron, backscattered electron, transmitted electron, dan
interaksi lain.
Kemajuan dalam perkembangan SEM untuk nanomaterial seperti gambar yang dapat
diperoleh dengan tegangan sangat rendah, analisis kuantitatif dari sifat 3D permukaan
sampel, serta karakterisasi yang dapat langsung dilakukan di tempat (in situ). Beberapa
studi kasus yang telah ditunjukkan membenarkan bahwa karakterisasi SEM pada
nanomaterial telah banyak dilakukan dan menjadi dasar analisis dalam penelitian yang
bergerak pada nano technology.
Anggota FG6:
TEM telah digunakan untuk berbagai tujuan dalam berbagai bidang. Namun, terdapat
banyak kekurangan dan ruang untuk perbaikan dalam TEM. Materi sampel harus
diproduksi dengan ketebalan yang cukup tipis agar transparan terhadap elektron,
sehingga membuat analisis TEM menjadi proses yang relatif lambat dengan throughput
sampel yang rendah. Struktur sampel dapat berubah selama proses persiapan. Selain
itu, terdapat kekurangan lain di dalam karakterisasi material menggunakan
Transmission Electron Microscopy (TEM) yaitu dapat merusak sampel. Elektron energi
tinggi yang digunakan dalam TEM dapat menyebabkan kerusakan radiasi pada sampel.
Hal tersebut dapat mengubah struktur sampel, untuk mencegah hal tersebut dapat
dilakukan imaging dosis rendah. Meskipun demikian, TEM adalah pencapaian signifikan
dalam pemahaman mekanika kuantum dari elektron. Ini merupakan langkah penting
dalam penelitian untuk meningkatkan dan memperoleh resolusi yang lebih baik
dibandingkan mikroskop optik dan sekarang sangat penting dalam studi aplikasi
mekanika kuantum. Selain itu, TEM sangat umum digunakan dalam penelitian struktur
dan sifat material serta untuk tujuan eksperimen lainnya. Dalam konteks material nano,
TEM dapat memberikan wawasan mendalam tentang ukuran partikel, distribusi ukuran,
bentuk, dan distribusi spatial nanopartikel. Dengan menggunakan TEM, peneliti dapat
mengamati struktur kristal, batas butir, dan perubahan fase material pada skala
nanometer. Ini memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang sifat-sifat unik yang
mungkin muncul dalam material nano, seperti efek kuantum dan sifat permukaan.
Paraf Fasilitator
………………….