Tugas Isbd 3

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Nama : Faradicha Putri Herdita

Nim : 202306050599
Mata Kuliah : ISBD
Tugas Tentang Perkembangan Keluarga Sesuai Tahapan Keluarga dan Menyebutkan Contoh
Wujud Kebudayaan yang Ada di Lingkungan Sekitar.

1. Perkembangan Keluarga Sesuai Tahapan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga adalah proses evolusi yang dialami oleh sebuah
keluarga seiring berjalannya waktu. Setiap tahapan memiliki ciri khasnya sendiri dan
mempengaruhi hubungan antara anggota keluarga serta tugas-tugas yang harus
diselesaikan. Terdapat 8 tahapan keluarga yang harus dicermati. Teori tentang 8 tahap
perkembangan keluarga ini dicetuskan oleh Evelyn Duvall.
Menurut Duvall, sebuah keluarga umumnya akan berpindah dari satu tahapan ke
tahapan yang lain seiring waktu dan seiring berhasilnya anggota keluarga melewati tugas-
tugas di setiap fase tahapan. Berikut adalah Tahap Perkembangan Keluarga:
1. Tahap pernikahan awal (married couple without children)
Tahap ini adalah tahap paling awal yang dimulai dengan pernikahan. Di tahap
ini, pasangan pengantin baru memulai kehidupan bersama sebagai satu keluarga. Di
sini, masing-masing anggota pasangan harus belajar untuk membangun komunikasi
yang baik dan mengatur peran serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Selain itu,
mereka juga harus menyesuaikan hubungan sosial mereka baik dengan keluarga asal
masing-masing pasangan (families of origin) maupun dengan lingkar sosial yang
melibatkan teman atau kolega. Yang tidak kalah penting, pasangan juga harus menjalin
kedekatan emosional serta membangun dasar yang kuat untuk kehidupan keluarga ke
depan.
2. Tahap keluarga dengan kelahiran anak pertama (childbearing families)
Tahap perkembangan keluarga selanjutnya adalah keluarga dengan kelahiran
anak pertama. Kehadiran sang buah hati di tengah keluarga bisa menjadi sesuatu yang
menantang bagi pasangan, karena mereka harus membangun kebiasaan baru seperti
menyusui bayi, memandikan, dll. Selain itu, pasangan diharapkan tidak hanya dapat
mempertahankan kualitas hubungan, namun juga belajar dan saling mendukung terkait
peran dan tanggung jawab mereka sebagai orang tua baru.
3. Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah (families with preschool children)
Memasuki tahap ini, anak menjadi semakin besar dan mulai berinteraksi dengan
dunia sekitar. Peran orang tua dalam hal ini menjadi lebih berkembang, tidak hanya
mengasuh dan memenuhi kebutuhan primer anak, namun juga mempersiapkan anak
untuk beradaptasi dengan dunia luar. Tugas orang tua di tahap perkembangan keluarga
ini adalah membantu anak bersosialisasi, mendidik, serta membimbing anak seiring
anak pertama mulai berinteraksi dengan orang-orang dan lingkungan sekitar.
4. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (families with school children)
Pada tahap ini, anak-anak mulai tumbuh dan mulai masuk sekolah. Kedua orang
tua akan berurusan dengan tugas-tugas pendidikan anak. Selain membimbing anak, di
fase ini mereka juga dituntut untuk berkolaborasi dengan pihak luar yang punya andil
dalam pendidikan anak seperti sekolah dan tempat les. Selain itu, orang tua juga harus
mulai membangun hubungan dengan teman sebaya anak.
Tahap ini bisa menjadi tahap yang sangat menguras tenaga dan waktu karena
orang tua harus menyeimbangkan antara perannya dalam memenuhi tanggung jawab
pekerjaan, pemenuhan kebutuhan keluarga, serta pendidikan anak. Selain
menghabiskan banyak tenaga dan waktu, fase ini juga menuntut persiapan finansial
yang matang untuk membiayai pendidikan anak. Untuk itu, orang tua harus pandai
mengatur keuangan keluarga, salah satunya dengan mempersiapkan tabungan dan dana
darurat.
5. Tahap keluarga dengan remaja (families with adolescents)
Masuknya anak ke dalam fase usia remaja menjadi fase yang penting dalam
kehidupan keluarga. Di fase ini, anak mengalami perubahan yang sangat signifikan
baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi
kedua orang tua dalam memahami, mendukung, serta memberikan arahan kepada anak
mereka seiring anak memasuki usia balig. Di sisi lain, orang tua juga harus tetap
memberikan otonomi bagi anak seiring mereka mempersiapkan diri untuk memasuki
peran dan menjalankan tanggung jawab sebagai orang dewasa.
6. Tahap anak mulai keluar dari rumah (launching families)
Setelah anak beralih dari remaja menjadi orang dewasa muda, keluarga akan
sekali lagi mengalami perubahan signifikan. Anak-anak mungkin akan keluar dari
rumah, merantau demi menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan memulai karir
mereka sendiri. Di tahap perkembangan keluarga ini, orang tua perlu turut mendukung
dan memfasilitasi transisi anak-anak mereka menuju kehidupan yang lebih mandiri.
Memasuki fase ini, relasi antara orang tua dan anak bukan lagi relasi antara orang
dewasa dan anak-anak atau remaja, namun sudah menjadi relasi antar orang dewasa.
7. Tahap keluarga paruh baya (middle-age families)
Seiring anak menjadi dewasa dan siap memulai kehidupan mereka sendiri,
keluarga tetap berperan sebagai pihak yang memberi dukungan dalam kehidupan anak.
Untuk itu, dibutuhkan sikap-sikap seperti saling pengertian, kepercayaan, dan
keterlibatan. Ketika anak-anak sudah mulai membangun kehidupan mereka sendiri dan
rumah akan perlahan semakin lengang, orang tua tetap mempertahankan kehangatan
bersama pasangan sambil terus mempersiapkan kehidupan mereka di hari tua.
Salah satu yang harus dipersiapkan di tahap perkembangan keluarga ini adalah
bekal finansial untuk menyongsong masa pensiun. Walaupun karyawan mungkin
sudah memiliki jaminan pensiun, memiliki tabungan di hari tua dapat memberikan
kelonggaran lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup ketika kita tak lagi
bekerja.
8. Tahap keluarga lanjut usia (aging families)
Memasuki fase di mana orang tua mulai semakin mendekati usia lanjut, anak-
anak mungkin telah menikah dan membangun keluarga mereka sendiri. Pada tahapan
ini, orang tua juga memiliki peran baru sebagai mertua yang turut membantu
perkembangan keluarga yang dibangun oleh anak dan pasangannya. Tahap ini juga
melibatkan kerjasama antara keluarga yang berbeda-beda dan pembangunan hubungan
baru dalam keluarga yang diperluas.
Di sisi lain, anak mungkin juga harus mulai mengambil peran dalam merawat
orang tua mereka di hari tua. Dengan demikian, terjadi hubungan timbal balik antara
orang tua dan anak dalam rangka saling menjaga kesehatan, kesejahteraan, serta
memberikan dukungan emosional.

2. Contoh Wujud Kebudayaan yang Ada di Lingkungan Sekitar


Kebudayaan bersumber dari faktor biologis, lingkungan, psikologis, dan komponen
sejarah eksistensi manusia. Kebudayaan juga memiliki sifat yang dinamis atau dapat
berkembang seiring perubahan zaman.
Menurut buku Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi, Manusia dan
Kebudayaan oleh Elly Malihah, para ilmuwan membedakan wujud kebudayaan sebagai
suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Tiga wujud kebudayaan
yang wajib diketahui, yaitu:
1. Ide dan Nilai Masyarakat
Wujud kebudayaan dalam bentuk ide ini bersifat abstrak, tidak dapat dipegang,
dan berbentuk sebuah pemikiran di masyarakat mengenai perkembangan budaya
dan perilaku individu. Kebudayaan dalam wujud ini sering dikenal sebagai tata
kelakuan manusia yang menunjukkan bahwa kebudayaan mempunyai fungsi
mengatur, mengendalikan, dan memberikan arah kepada perilaku manusia.
Masyarakat mengenal wujud kebudayaan ini sebagai adat istiadat yang saat ini
menjadi kunci utama sejarah perkembangan negara Indonesia. Ideal berarti sesuatu
yang seharusnya dan diinginkan manusia sebagai anggota masyarakat. Contohnya
adalah norma sosial yang menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan
akan berubah seiring berkembangnya zaman.
2. Aktivitas Manusia Dalam Masyarakat
Wujud budaya dalam bentuk aktivitas manusia dalam masyarakat biasa dikenal
sebagai sistem sosial. Wujud kebudayaan ini dapat diobservasi dan
didokumentasikan karena berasal dari aktivitas keseharian manusia yang
berinteraksi dan berhubungan dengan manusia lainnya.
Wujud kebudayaan ini berupa aktivitas manusia yang memiliki pola-pola
tertentu berdasarkan adat istiadat dan norma sosial. Sebagai contoh, penggunaan
bahasa dalam proses interaksi antarmanusia dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan masyarakat. Contoh lainnya adalah gotong royong, kerja sama, dan
musyawarah.
3. Karya Seni Secara Fisik
Wujud kebudayaan yang terakhir berbentuk fisik yang dapat dilihat dan
dipegang oleh manusia. Wujud kebudayaan ini juga merupakan hasil karya seni dari
manusia yang berkembang pada setiap zaman. Contohnya, candi, prasasti, benda
kesenian, dan benda sejarah lain.

Anda mungkin juga menyukai