Bab 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, proses

akuntansi tersebut meliputi pengumpulan dan pengolahan data keuangan perusahaan

yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan, golongan dan ikhtisaran transaksi

yang bersifat keuangan (Irmayani, 2006). Laporan keuangan pada dasarnya adalah alat

untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan

pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan tersebut

(Munawir, 2014).

Laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan dalam praktiknya tidak dibuat

secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar

yang berlaku. Laporan keuangan dipersiapkan untuk memberikan gambaran laporan

kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen bersangkutan, jadi laporan

keuangan bersifat historis serta menyeluruh (Munawir, 2014).

Menurut Kasmir (2016) sebagai suatu proses laporan keuangan terdiri dari data-

data yang merupakan suatu kombinasi antara:

1. Fakta yang dicatat artinya laporan keuangan disusun berdasarkan kenyataan

yang sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi, jadi segala sesuatu yang

tercermin dalam laporan keuangan merupakan fakta historis

10
11

2. Prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi artinya pencatatan yang terjadi

dalam laporan keuangan jelas didasarkan pada prosedur atau sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

3. Pendapat pribadi artinya walaupun pencatatan akuntansi dalam laporan

keuangan di dasarkan pada prinsip tertentu, penggunaan dasar prinsip

tersebut tergantung dari pendapat manajemen dan kemampuan para

pembuatnya yang kemudian di kombinasikan dengan fakta dan prinsip

akuntansi yang sesuai.

Prosedur, anggapan, kebiasaan atau pendapat pribadi yang telah digunakan

harus dipertahankan secara konsisten dari tahun ke tahun, tetapi jika suatu ketika

manajemen ingin merubah maka harus dijelaskan dalam laporan keuangannya

sehingga pembaca laporan keuangan dapat mengetahui secara jelas dasar mana yang

sesungguhnya digunakan dalam laporan keuangan yang bersangkutan (Munawir,

2014).

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu

perusahaan pada saat tertentu. Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media

yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan

(Harahap, 2015).

2.1.1 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Kasmir (2016) menyatakan laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan

terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan
12

keuangan tersebut. Laporan keuangan mempunyai arti sendiri dalam melihat kondisi

keuangan perusahaan secara keseluruhan. Laporan keuangan lengkap dalam PSAK 1

2015 terdiri dari:

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode.

Laporan posisi keuangan pada akhir periode terdiri dari aset lancar, aset tidak

lancar, liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, hak non pengendali,

dan ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk.

2. Laporan laba rugi dan penghasilan komnperehensif lain selama periode.

Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif.

Laba komprehensif adalah perubahan aset atau laibilitas yang tidak

mempengaruhi laba pada periode rugi seperti selisih revaluasi aset tetap,

perubahan nilai investasi, dan dampak translasi laporan keuangan.

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode.

Menunjukkan perubahan modal dan total laba rugi komprehensif selama suatu

periode.

4. Laporan arus kas selama periode.

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan semua aspek yang

berkaitan dengan kas perusahaan.

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi kebijakan akuntansi yang signifikan dan

informasi penjelasan lain.

Memberikan informasi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi

informasi tersebut berguna untuk memahami laporan keuangan.


13

6. Laporan posisi keuangan awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas

menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat

penyajian kembali pos-pos laporan keuangan (www.iaiglobal.or.id).

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada pihak yang

membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan

moneter. Statements of Financial Accounting Concepts (SAFC) nomor satu

menyatakan tujuan dari pelaporan keuangan perusahaan yaitu menyediakan informasi

yang bermanfaat bagi pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi (Fahmi, 2015).

Laporan keuangan diperlukan bagi pihak yang berkepentingan, seperti pemilik

perusahaan, manajer atau pimpinan, pemerintah, investor, maupun para kreditur

(Kasmir, 2016).

Pihak yang berkepentingan dan memerlukan laporan keuangan menurut

Harahap (2015) adalah:

1. Pemilik Perusahaan

Bagi pemilik perusahaan laporan keuangan dimaksudkan untuk:

 Menilai prestasi yang diperoleh manajemen

 Mengetahui hasil dividen yang akan diterima

 Menilai posisi keuangan dan pertumbuhan perusahaan

 Mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham


14

 Sebagai alat untuk memprediksi perusahaan di masa yang akan datang

 Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi

investasi.

2. Manajer Perusahaan

Bagi manajer perusahaan laporan keuangan dimaksudkan untuk:

 Alat untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan kepada pemilik

 Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan

 Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan

 Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab

 Menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan

 Memenuhi ketentuan dalam undang-undang, peraturan, anggaran dasar,

pasar modal, dan lembaga regulator lainya.

3. Pemerintah

Bagi pemerintah laporan keuangan dimaksudkan untuk:

 Menentukan jumlah pajak yang harus dibayar

 Sebagai dasar dalam penetapan kebijaksanaan baru

 Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain

 Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan

 Bagi lembaga pemerintah lainya dapat menjadi bahan penyusunan data dan

statistik.
15

4. Investor

Bagi investor laporan keuangan dimaksudkan untuk:

 Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

 Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan

 Menilai kemungkinan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan

 Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa depan.

5. Kreditur

Bagi kreditur laporan keuangan dimaksudkan untuk:

 Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka

pendek ataupun dalam jangka panjang

 Menilai kualitas jaminan kredit untuk menopang kredit yang akan diberikan

 Menilai dan memprediksi kemungkinan keuntungan yang diperoleh

perusahaan

 Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan

sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit

2.2 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menganalisis dan

mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi dan kinerja keuangan dimasa lalu

seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja

dimasa depan serta hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti
16

pembayaran deviden, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo (Suryathi, Darmawan, Suartana,

2013).

Analisis kinerja keuangan perusahaan salah satunya dapat diukur dengan rasio

keuangan. Investor menggunakan rasio keuangan sebagai faktor pertimbangan untuk

mengambil keputusan berinvestasi karena rasio keuangan bersifat fleksibel dan

sederhana sehingga mampu memberi jawaban yang akurat dalam keputusan investasi

yang akan dilakukan. Investor potensial akan menganalisis secara cermat mengenai

kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (profitabilitas), karena

investor mengharapkan pembayaran dividen dan kenaikan harga pasar dari saham yang

diinvestasikan (Fahmi, 2015).

2.3 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan

keuangan ke dalam unsur-unsurnya, masing-masing dari unsur tersebut memiliki

tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat atas laporan keuangan

itu sendiri. Analisis laporan keuangan berarti menilai kinerja perusahaan, baik secara

internal maupun untuk dibandingkan dengan perusahaan lain di dalam industri yang

sejenis, hal ini berguna untuk mengetahui seberapa efektif operasi perusahaan telah

berjalan. Analisis laporan keuangan berguna juga bagi investor dan pemangku

kepentingan lainya. Analisis laporan keuangan merupakan metode yang membantu

para pengambil keputusan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan


17

melalui informasi yang didapat dari laporan keuangan. Analisis laporan keuangan

dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan yang

ada dan kemudian membuat keputusan yang rasional untuk memperbaiki kinerja

perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan (Hery, 2016).

Menurut (Harahap, 2015) jika digambarkan pengertian analisis laporan

keuangan dapat dilihat dari skema berikut (Gambar 2.1):

Laporan Keuangan dan


Data Lain

Metode dan Teknik


Analisis
Laporan Keuangan

Informasi
yang Berguna untuk
Pengambilan Keputusan

Gambar 2.1 Konversi data Menjadi Informasi


18

2.3.1 Kegiatan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2015) berbagai teknik kegiatan yang lazim dilakukan dalam

menganalisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung rasio, indeks, perbedaan, kenaikan, penurunan dan persentase.

2. Membandingkan laporan keuangan. Membandingkan laporan keuangan

dilakukan dengan cara membandingkan dengan periode sebelumnya,

perusahaan sejenis, atau rasio rata-rata industri.

3. Menilai angka kenaikan, perbedaan, penurunan dan rasio lainya.

4. Menganalisis hubungan satu sama lain atau mencari kemungkinan

penyebab perbedaan, penurunan atau kenaikan.

5. Menghubungkan antara data satu dengan data yang lainya.

2.4 Analisis Rasio Keuangan

Menurut (Setiawan, 2015) untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan

perusahaan dapat digunakan rasio yang merupakan perbadingan angka-angka yang

terdapat pada pos-pos laporan keuangan. Menurut Harahap (2015) analisis rasio

keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang

lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna

antara satu dengan yang lain, baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif.

Informasi data kuantitatif maupun data non-kuantitatif memiliki tujuan untuk

mengetahui kondisi keuangan lebih penting dalam proses menghasilkan keputusan

yang tepat.
19

Menganalisis rasio keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang

terkandung dalam laporan keuangan suatu perusahaan, dengan menganalisis rasio

keuangan kita sudah bisa mengetahui keadaan dan hasil suatu perusahaan tanpa melihat

langsung ke perusahaan tersebut. Analisis rasio keuangan merupakan media untuk

mengambil keputusan. Proses pengambilan keputusan ini di dasarkan pada informasi,

semakin banyak dan akurat informasi yang didapat maka semakin baik keputusan yang

diambil karena dalam dunia bisnis, keputusan yang salah akan menghasilkan kerugian

bagi perusahaan sedangkan keputusan yang benar akan menghasilkan keuntungan

(laba) bagi perusahaan (Harahap, 2015).

2.4.1 Tujuan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan

keuangan yang dimiliki dalam satu periode dan beberapa periode tergantung dari tujuan

dan kebutuhan, secara umum dikatakan bahwa tujuan dari analisis laporan keuangan

adalah:

a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu

baik harta, kewajiban, modal, atau hasil usaha yang telah dicapai untuk

beberapa periode.

b. Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan

perusahaan.

c. Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan.


20

d. Untuk mengetahui langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke

depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan pada saat ini.

e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

perubahan atau tidak.

f. Untuk digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis

tentang hasil yang telah dicapai (Kasmir, 2016).

Menurut Harahap (2015) analisis rasio keuangan mempunyai manfaat sebagai

berikut:

a. Rasio merupakan angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca

dan ditafsirkan.

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

disajikan laporan keuangan.

c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

d. Bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model pengambilan keputusan

dan model prediksi.

e. Menstandarisasi size perusahaan.

f. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau

melihat perkembangan perusahaan secara periodik.

g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa

yang akan datang.


21

2.5 Rasio Keuangan

Menurut Horne (Kasmir; 2016) rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi. Rasio keuangan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan

dan kinerja perusahaan.

Rasio keuangan berfungsi untuk menyederhanakan informasi yang

menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainya, dengan

penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara setiap pos dan

membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi serta

dapat memberikan penilaian (Harahap, 2015).

2.5.1 Bentuk Rasio Keuangan

Menurut Weston (Kasmir; 2016), bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai

berikut:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

- Rasio lancar (Current Ratio)

- Rasio sangat lancar (Quick Ratio)

2. Rasio Solvabilitas ( Leverage Ratio)

- Total utang dibandingkan dengan total aset atau rasio utang (Debt

Ratio)

- Jumlah kali perolehan bunga (Time interest earned)

- Lingkup biaya tetap (Fix Charge Converage)


22

3. Rasio Aktivitas

- Perputaran persediaan (inventory turnover)

- Rata-rata penagihan/perputaran piutang (receivable turnover)

- Perputaran total aset tetap (Fixed total asset turnover)

- Perputaran total aset (Total asset turnover)

4. Rasio Proftitabilitas (Profitability Ratio)

- Margin laba penjualan (Profit Margin on sale)

- Daya laba dasar (Basic earning power)

- Hasil pengembalian total aset (Return on total asset)

- Hasil pengembalian aktivitas (Return on total equity)

5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)

- Pertumbuhan penjualan

- Pertumbuhan laba bersih

- Pertumbuhan pendapatan per saham

- Pertumbuhan dividen per saham

6. Rasio Penilaian

- Rasio harga saham terhadap pendapatan

- Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku

Menurut Horne (Kasmir; 2016) jenis rasio keuangan dibagi menjadi sebagai

berikut:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

- Rasio lancar (Current Ratio)


23

- Rasio sangat Lancar (Quick Ratio)

2. Rasio Pengukit ( Leverage Ratio)

- Total utang terhadap total aset

- Total utang terhadap equitas

3. Rasio Pencakupan (Convarage Ratio)

- Bunga penutup

4. Rasio Aktivitas

- Perputaran piutang (receivable turnover)

- Rata-rata penagihan piutang (average collection period)

- Perputaran persediaan (inventory turnover)

- Perputaran total aset (total asset turnover)

Pengertian bentuk rasio yang dikemukakan hampir seluruhnya sama dalam

menggolongkan rasio keuangan, apabila terdapat perbedaan maka hal tersebut tidak

terlalu menjadi masalah, karena masing-masing ahli keuangan hanya berbeda dalam

penempatan kelompok dan rasionya, namun esensi dari penilaian rasio keuangan tidak

masalah (Kasmir, 2016).

2.5.2 Pengertian Bentuk Rasio Keuangan

Fahmi (2015) menyatakan rasio keuangan memiliki jumlah yang banyak dan

setiap rasio mempunyai fungsi masing-masing, apabila rasio keuangan tersebut tidak

mempresentasikan tujuan dari analisis yang akan dilakukan maka rasio tersebut tidak

akan digunakan, karena dalam konsep keuangan dikenal dengan nama fleksibelitas
24

yang artinya rumus atau berbagai bentuk formula yang dipergunakan haruslah

disesuaikan dengan kasus yang diteliti.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan

untuk membayar utang jangka pendek yang jatuh tempo atau rasio untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban saat ditagih

(Kasmir, 2016).

Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio cepat (quick

ratio). Rasio cepat (quick ratio) adalah ukuran uji sovensi jangka pendek yang lebih

teliti daripada rasio lancar karena pembilangnya mengeliminasi persediaan yang

dianggap aset lancar yang tidak likuid dan kemungkinan menjadi sumber kerugian

(Fahmi, 2015). Adapun rumus rasio sangat lancar (Quick ratio):

𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 − 𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒊𝒆𝒔


𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒚

Keterangan:

 Inventories = Persediaan terdiri dari alat-alat kantor (supplies),

persediaan bahan baku (raw material), persediaan barang dalam proses

(inprocess goods), dan persediaan barang jadi (finished goods) (Fahmi,

2015).
25

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang, artinya berapa besar

beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aset yang dimiliki.

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar seluruh kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi (Kasmir, 2016). Beberapa

rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Rasio utang terhadap aset (Debt to Total Assets)

Rasio utang terhadap aset (Debt to Total Assets) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Rasio

utang terhadap aset digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan

dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap

pembiayaan aset (Hery, 2016). Adapun rumus rasio utang terhadap asset:

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔

Keterangan:

 Total Liabilities = Total Utang Perusahaan

 Total Assets = Total Aset perusahaan


26

b. Rasio utang terhadap modal (Debt to Equity Ratio)

Rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio utang terhadap modal dihitung sebagai

hasil bagi antara total utang dengan modal, rasio ini berguna untuk mengetahui

besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan

jumlah dana berasal dari pemilik perusahaan. Rasio utang terhadap modal berfungsi

untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai

jaminan utang dan memberikan petunjuk umum tentang kelayakan kredit atau risiko

keuangan debitor (Hery, 2016). Adapun rumus dari debt equity ratio:

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒉𝒂𝒓𝒆𝒉𝒐𝒍𝒅𝒆𝒓𝒔 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚

Keterangan:

 Total Shareholders Equity = Total modal yang diperoleh dari total asset

dikurangi total utang perusahaan.

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas (Activity Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki dan

mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.

Rasio aktivitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam


27

melaksanankan aktivitas sehari-hari. Hasil dari pengukuran rasio aktivitas digunakan

untuk mengambil kesimpulan apakah perusahaan telah secara efisien dan efektif dalam

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki (Hery, 2016). Penelitian ini menggunakan

dua rasio aktivitas yaitu total asset turnover dan inventory turnover.

a. Total Asset Turnover

Total asset turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aset (Kasmir, 2016). Adapun rumus dari

total asset turnover:

𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔

b. Perputaran persediaan (Inventory Turnover)

Perputaran persediaan (inventory turnover) merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur seberapa besar dana yang tertanam dalam persediaan berputar selama

satu periode atau berapa lama rata-rata persediaan tersimpan digudang hingga akhirnya

terjual. Perputaran persediaan menunjukan kualitas persediaan barang dagang dan

kemampuan manajemen dalam melakukan aktivitas penjualan (Hery, 2016). Adapun

rumus dari perputaran persediaan (inventory turnover):


28

𝑪𝒐𝒔𝒕 𝒐𝒇 𝑮𝒐𝒐𝒅𝒔 𝑺𝒐𝒍𝒅


𝑨𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚

Keterangan:

 Cost of Goods Sold = Harga Pokok Penjualan

 Average Inventory = Rata-rata Persediaan

2.6 Pertumbuhan Laba

Menurut Soemarso (Mahaputra; 2012) laba adalah selisih lebih pendapatan atas

beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Laba merupakan kenaikan manfaat ekonomi

selama satu periode akuntansi dalam bentuk penambahan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal.

Laba merupakan salah satu tujuan utama perusahaan dalam menjalankan

aktivitasnya. Pihak menajemen selalu merencanakan besar perolehan laba setiap

periode yang ditentukan melalui target yang harus dicapai, penentuan target laba ini

penting untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan (Kasmir, 2016).

Penentuan dan penjelasan laba suatu usaha pada satu periode merupakan tujuan utama

dari laporan laba rugi. Laba merupakan informasi perusahaan yang paling diminati

dalam pasar uang. Pemahaman peranan laba ini sangat penting untuk analis, pada

konsepnya laba ditugaskan untuk mencari tau sampai sejauh mana perusahaan dapat
29

menutupi biaya operasi dan menghasilkan pengembalian terhadap pemegang saham.

Peran laba secara khusus yaitu sebagai indikator profitabilitas perusahaan, bagi seorang

analis laba merupakan hal yang krusial karena dapat membatu dalam mengestimasi

potensi laba di masa depan yang tidak diragukan lagi merupakan suatu tugas terpenting

dari analisis usaha (Subramanyam dan Wild, 2010).

Prediksi laba dapat digunakan untuk mengetahui keadaan perusahaan di masa

mendatang atas dasar data yang didapat dari periode sebelumnya. Prediksi laba

berhubungan dengan fungsi efisiensi pasar modal, sehingga prediksi ini dianggap

menjadi berguna bagi pemakai informasi akuntansi. Prediksi harus menggunakan

seluruh informasi yang tersedia secara efektif, termasuk laba periode sebelumnya.

(Widhi, 2011).

Hanafi dan Halim (Setiawan; 2015) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Besarnya perusahaan

2. Umur perusahaan

3. Tingkat leverage

4. Tingkat penjualan

5. Perubahan laba masa lalu

Adapun rumus dari pertumbuhan laba:

𝑬𝒊𝒕 − 𝑬𝒊𝒕−𝟏
∆𝑬𝒊𝒕 =
𝑬𝒊𝒕−𝟏
30

Keterangan:

∆𝐸𝑖𝑡 = Perubahan laba untuk periode t

𝐸𝑖𝑡 = Laba pada periode yang dihitung angka perubahannya

𝐸𝑖𝑡−1 = Laba pada periode satu tahun sebelumnya

𝑖 = Data observasi ke-I

2.7 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu Analisis Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba

Peneliti Judul Variabel yang Metode Hasil Penelitian

digunakan Analisis

R. Ait Pengaruh Quick Ratio Analisis QR, ITO secara parsial


Novianti Rasio (QR), Regresi berpengaruh terhadap
dan Keuangan Inventory Berganda pertumbuhan laba
Rosyani Terhadap Turnover sedangkan TATO, DR,
Muthya Pertumbuhan (ITO), Total GPM, ROE secara
Laba Di Assets parsial tidak
Masa Yang Turnover berpengaruh terhadap
Akan Datang (TATO), Debt petumbuhan laba.
31

Tabel 2.1
(Lanjutan)
Peneliti Judul Variabel yang Metode Hasil Penelitian
digunakan Analisis

to asset Ratio Secara simultan


(DR), Gross keseluruhan rasio
Profit Margin keuangan tersebut
(GPM), berpengaruh terhadap
Return On pertumbuhan laba
Equity (ROE)

Danny Pengaruh Quick ratio Analisis DER, DR, ITO parsial


Oktanto Rasio (QR), Debt to Regresi berpengaruh terhadap
dan Keuangan equity ratio Berganda perubahan laba
Muhammad Terhadap (DER), Debt perusahaan.
Nuryatno Perubahan to total asset QR dan TATO secara
Laba Pada ratio (DR), parsial tidak
Perusahaan Total asset berpengaruh terhadap
Manufaktur turnover perubahan laba
Yang (TATO), perusahaan.
Terdaftar DI Inventory Secara simultan
Bursa Efek Turnover keseluruhan rasio
Indonesia (ITO) keuangan tersebut
Tahun 2008- berpengaruh terhadap
2011 pertumbuhan laba.
32

Tabel 2.1
(Lanjutan)
Peneliti Judul Variabel yang Metode Hasil Penelitian

digunakan Analisis

Agustina Pengaruh Current ratio Analisis DR, GPM secara


dan Silvia Rasio (CR), Debt to Regresi parsial berpengaruh
Keuangan total asset Berganda terhadap perubahan
Terhadap ratio (DR), laba perusahaan. CR,
Perubahan Debt to equity DER, TATO, NPM
Laba Pada ratio (DER), parsial tidak
Perusahaan Total asset berpengaruh terhadap
Manufaktur turnover laba perusahaan.
Yang (TATO), Gross Secara simultan
Terdaftar Di profit margin keseluruhan rasio
Bursa Efek (GPM), Net keuangan tersebut
Indonesia profit margin berpengaruh terhadap
(NPM) perubahan laba
perusahaan.
Purwanto Analysis of Debt to total Analisis Secara parsial WACT,
dan Financial asset ratio Regresi DER negatif dan
Chelsea Ratio (DR), Working Berganda berpengaruh signifikan
Risa Bina towards capital to total terhadap pertumbuhan
Earning assets laba, TATO, NPM
Growth in (WCTA), Total positif dan berpengaruh
Mining assets signifikan terhadap
Companies turnover pertumbuhan laba.
(TATO), Net
33

Tabel 2.1
(Lanjutan)
profit margin Secara simultan seluruh
(NPM) rasio keuangan tersebut
memiliki pengaruh
terhadap perumbuhan
laba.

2.8 Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, proses

akuntansi tersebut meliputi pengumpulan dan pengolahan data keuangan perusahaan

yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan, golongan dan ikhtisaran transaksi

yang bersifat keuangan (Irmayani, 2006). Laporan keuangan pada dasarnya adalah alat

untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan

pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan tersebut

(Munawir, 2014).

Bagi investor laporan keuangan dapat memberi informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan investasi, yaitu menanamkan modal (bagi investor baru), dan

menahan investasi atau melepas investasi (bagi investor lama). Investor membutuhkan

informasi yang berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba guna memperoleh dividen (Widhi, 2011). Laba merupakan

informasi perusahaan yang paling diminati dalam pasar uang. Penentuan dan
34

penjelasan laba suatu usaha pada satu periode merupakan tujuan utama dari laporan

laba rugi. Peran laba secara khusus yaitu sebagai indikator profitabilitas perusahaan,

bagi seorang analis laba merupakan hal yang krusial karena dapat membatu dalam

mengestimasi potensi laba di masa depan yang tidak diragukan lagi merupakan suatu

tugas terpenting dari analisis usaha (Subramanyam dan Wild, 2010).

Analisis rasio keuangan digunakan untuk melihat keadaan suatu perusahaan

dan akan memberikan gambaran tentang keadaan perusahaan yang dapat dijadikan

sebagai alat prediksi bagi perusahaan tersebut dimasa depan. Rasio keuangan

memungkinkan manajer memperkirakan reaksi kreditor dan investor dalam

memperkirakan bagaimana memperoleh kebutuhan dana, serta seberapa besar laba

sanggup diperoleh (Fahmi, 2015).

Susanti dan Fuadati (2014) menyatakan analisis rasio keuangan dapat

membantu para pelaku bisnis dan pihak pemerintah dalam mengevaluasi keadaaan

keuangan perusahaan masa lalu, sekarang, dan memproyeksikan laba di masa yang

akan datang. Apabila analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai prediktor

pertumbuhan laba, ini merupakan informasi yang cukup berguna bagai pemakai

laporan keuangan yang secara riil, maupun potensial berkepentingan dengan suatu

perusahaan. Meythi (2005) menyatakan salah satu cara untuk memprediksi laba

perusahaan adalah menggunakan rasio keuangan.

Berdasarkan tinjauan teori yang dikembangkan maka dapat disajikan gambaran

kerangka pemikiran yang menjelaskan hubungan antara variable independen dalam

penelitian ini yaitu quick ratio, debt to equity ratio, debt to total asset, total asset
35

turnover dan inventory turnover terhadap variable dependen yaitu pertumbuhan laba

perusahaan.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka kerangka pemikiran penelitian ini

adalah sebagaimana berikut ini:

QUICK

RATIO
H1
(X1)

DEBT TO TOTAL H2
ASSET RATIO

(X2)

DEBT TO EQUITY
H3 PERTUMBUHAN
RATIIO LABA
(X3) PERUSAHAAN
H6
(Y)

TOTAL ASSET

TURNOVER
H4
(X4)

INVENTORY
TURNOVER H5
(X5)

GAMBAR 2.2 Skema Kerangka Pemikiran


36

2.9 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu dugaan sementara terhadap tujuan penelitian yang

diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. Hipotesis merupakan

pernyataan tentatif antara dua variabel atau lebih (Sujarweni, 2015).

H1 : Quick Ratio berpengaruh negatif terhadap Pertumbuhan Laba.

Quick ratio (acid test ratio) sering disebut dengan istilah rasio cepat. Rasio

cepat adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih teliti daripada rasio lancar

karena pembilangnya mengeliminasi persediaan yang dianggap aset lancar yang sedikit

tidak likuid (Fahmi, 2015). Mengetahui quick ratio suatu perusahaan akan semakin

mudah memprediksi kemungkinan pemberian kredit oleh kreditur. Kredit yang

diberikan oleh kreditur dapat memudahkan aktivitas perusahaan, sehingga perusahaan

lebih mudah menghasilkan laba (Widhi, 2011). Semakin kecil hasil quick ratio maka

perusahaan menggunakan kredit yang diberikan oleh kreditur dan dapat digunakan

untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan untuk mendapatkan laba.

Semakin bertambahnya quick ratio maka perusahaan tidak terlalu memanfaatkan kredit

dari kreditur untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan guna menghasilkan

laba.

H2 : Debt to Total Assets berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.

Debt to total asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total utang dengan total aset. Rasio utang terhadap aset digunakan

untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa
37

besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset (Hery, 2016).

Berpengaruhnya debt to total asset terhadap perubahan laba menunjukan bahwa hasil

penggunaan dana utang untuk membiayai aset yang digunakan perusahaan dapat

membantu proses produksi untuk meningkatkan penjualan (Nuryatno dan Oktanto,

2014). Semakin bertambahnya debt to total asset ratio menunjukan bahwa perusahaan

menggunakan utang untuk membiayai keperluan aset perusahaan sehingga dapat

digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan

laba. Semakin kecil hasil debt to total asset ratio menandakan bahwa perusahaan tidak

terlalu mengandalkan utang untuk menambah aset perusahaan guna menghasilkan laba.

H3 : Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.

Debt to equity ratio merupakan salah satu rasio solvabilitas yang dihitung

sebagai hasil bagi antara total utang dengan modal, rasio ini berguna untuk mengetahui

besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan

jumlah dana berasal dari pemilik perusahaan (Hery, 2016). Debt equity to ratio

menggambarkan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk

memperlihatkan besarnya jaminan bagi kreditor (Fahmi, 2015). Semakin tinggi debt to

equity ratio mengindikasikan bahwa total utang yang tinggi dimana banyaknya dana

kreditor yang masuk sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan atau meningkatkan

laba (Nuryatno dan Oktanto, 2014).


38

H4 : Total Assets Turonver berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.

Total asset turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aset (Kasmir, 2016). Semakin besar total

asset turnover maka semakin besar hasil penjualan yang di peroleh dari jumlah aset

yang dimiliki perusahaan, tingginya perputaran aset perusahaan akan meningkatkan

laba perusahaan.

H5 : Inventory Turnover berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.

Inventory turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

besar dana yang tertanam dalam persediaan berputar selama satu periode atau berapa

lama rata-rata persediaan tersimpan digudang hingga akhirnya terjual. Perputaran

persediaan menunjukan kualitas persediaan barang dagang dan kemampuan

manajemen dalam melakukan aktivitas penjualan (Hery, 2016). Inventory turnover

dapat mengukur pengelolaan persediaan barang dagang perusahaan, semakin cepat

persediaan terjual maka laba yang dihasilkan perusahaan akan semakin besar.

H.6 : Secara simultan Quick Ratio, Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity

Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover berpengaruh terhadap

Pertumbuhan Laba.

Rasio keuangan digunakan untuk memberikan gambaran tentang keadaan

perusahaan yang dapat dijadikan sebagai alat prediksi dimasa depan (Fahmi, 2015).

Anda mungkin juga menyukai