Bab 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja diartikan sebagai tingkat keberhasilan atau pencapaian suatu

perusahaan dalam mencapai tujuan, sasaran, visi dan misi organisasi. Kinerja juga

dapat diartikan sebagai prestasi kerja. Pengukuran kinerja memegang peranan

penting dalam menunjang efektivitas dan efisiensi kegiatan.

Menurut Fahmi (2017:2) Kinerja keuangan merupakan analisis keuangan

yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menerapkan

aturan pelaksanaan keuangan dengan baik dan benar. Menurut Hutabarat (2020:2)

Kinerja keuangan adalah hasil evaluasi terhadap suatu pekerjaan yang sudah

selesai dilakukan dan hasil dari pekerjaan itu kemudian dibandingkan dengan

standar yang sudah ditetapkan bersama.

Kinerja keuangan merupakan gambaran tentang kondisi keuangan suatu

perusahaan pada suatu periode tertentu. Kinerja keuangan mencerminkan berhasil

tidaknya kinerja operasional maupun manajemen perusahan yang dapat dilihat

dari laporan-laporan keuangan komprehensif yang disusun berdasarkan aktivitas

keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi.

Informasi mengenai kinerja keuangan diperlukan oleh pihak tertentu untuk

mendukung dalam proses pengambilan keputusan berdasarkan tujuan dan standar

yang telah ditentukan.

8
9

2.1.2 Tujuan Kinerja Keuangan

Menurut Hutabarat (2020:3-4) ada beberapa tujuan untuk mengevaluasi

kinerja keuangan, antara lain :

1. Mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas


Penilaian kinerja keuangan menunjukan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntunan dalam jangka waktu tertantu.

2. Mengetahui tingkat likuiditas


Penilaian kinerja keuangan menunjukan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi.

3. Mengetahui tingkat solvabilitas


Penilaian kinerja keuangan menunjukan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban keuangannya, baik kewajiban keuangan jangka
panjang maupun jangka pendek jika perusahaan dilikuidasi.

4. Mengetahui tingkat stabilitas usaha


Penilaian kinerja keuangan mengacu pada kemampuan perusahaan dalam
membayar beban bunga atas utang perusahaan, termasuk utang pokok secara
tepat waktu, serta kemampuan perusahaan membayar dividen kepada para
pemegang saham.

Secara umum pelaksanaan keuangan dapat dikatakan sebagai prestasi yang

dapat dicapai oleh perusahaan di bidang keuangan yang mencerminkan tingkat

kesejahteraan perusahaan.

2.1.3 Tahap Analisis Kinerja Keuangan

Ada beberapa tahap untuk melakukan analisis kinerja keuangan suatu

perusahaan menurut Hutabarat (2020:5-6) yaitu :

1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan


Rivew bermaksud untuk mengetahui penyusunan laporan keuangan yang
dibuat apakah sudah sesuai dengan penerapan aturan-aturan dalam akuntansi
dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
10

2. Melakukan perhitungan
Pada saat melakukan perhitungan, penerapan metode perhitungan dapat
disesuaikan dengan situasi dan permasalahan yang dilakukan sehingga hasil
perhitungan dapat memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis
yang dilakukan.

3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh dari


hasil perhitungan yang telah diperoleh kemudian dibandingkan dengan hasil
perhitungan perusahaan lainnya. Ada dua metode yang paling umum
digunakan untuk melakukan perbandingan ini, yaitu analsis time series dan
pendekatan cross sectional. Dari hasil kedua metode tersebut dapat
disimpulkan bahwa posisi perushaan berada pada konsisi sangat baik, baik,
sedang/normal, tidak baik dan sangat tidak baik.

4. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan atau


kendala yang dihadapi.

5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai


permasalahan yang dihadapi.

2.1.4 Laporan Keuangan

2.1.4.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis merupakan kegiatan memeriksa atau menyelidiki suatu peristiwa

melalui data untuk mengetahui fakta atau keadaan yang sebenarnya. Analisis

dalam laporan keuangan sangat penting dilakukan agar mudah dipahami dan

dimengerti oleh berbagai pihak.

Menurut Fahmi (2014:31) laporan keuangan merupakan suatu informasi

yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan, dari informasi keuangan

dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan.

Laporan keuangan berisi tentang semua laporan kegiatan operasional perusahaan

dan digunakan untuk memberikan informasi tentang keuangan suatu perusahaan

pada satu periode tertentu. Laporan keuangan disusun dan disajikan kepada semua
11

pihak yang berkepentingan dalam suatu perusahaan guna dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Menurut Thian (2020:2) analisis laporan keuangan adalah suatu proses

untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya dan menelaah

masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian

dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan.

Menganalisis laporan keuangan berarti menilai kinerja perusahaan, baik

secara internal maupun membandingkan dengan perusahan lain yang berada

dalam industri yang sama. Analisis laporan keuangan berguna bagi pihak internal

perusahaan, para investor dan pemangku kepentingan lainnya.

2.1.4.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan pembuatan dan penyusunan laporan keuangan menurut Kasmir

(2019:87) yaitu :

1. Memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah aktiva (harta) yang


dimiliki oleh perusahaan.
2. Memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah modal dan kewajiban
yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah pendapatan (laba) yang
diperoleh perusahaan pada periode tertentu.
4. Memberikan informasi mengenai jumlah dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi mengenai perubahan aktiva, pasiva dan modal
perusahaan.
6. Memberikan informasi mengenai kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode.
7. Memberikan informasi mengenai catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan lainnya.
12

2.1.4.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2019:28-30) mengemukakan bahwa jenis laporan

keuangan meliputi :

1. Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukan jumlah aktiva (harta), kewajiban
(utang) dan modal perusahaan (ekuitas) suatu perusahaan pada saat tertentu.

2. Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukan kondisi usaha suatu
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi dibuat dalam
periode tertentu untuk mengetahui jumlah pendapatan (penjualan) dan biaya
yang sudah dikeluarkan, sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam
keadaan untung atau rugi.

3. Laporan perubahan Modal


Laporan perubahan modal adalah laporan yang menggambarkan jumlah
modal yang dimiliki perusahaan. Laporan ini menunjukan perubahan modal
serta sebab dari berubahnya modal.

4. Laporan Catatan atas Laporan Keuaangan


Laporan catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang dibuat berkaitan
dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi
atas laporan keuangan yang berguna untuk para pengguna laporan keuangan
agar semakin jelas akan data yang sudah disajikan.

5. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukan arus kas masuk dan kas
keluar perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan dan pinjaman
sedangkan kas keluar merupakan biaya yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan.

2.1.4.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan mempunyai karakteristik dan keterbatasan. Menurut

Kasmir (2019:88) laporan keuangan memiliki dua sifat yaitu :


13

1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu laporan keuangan dibuat dan


disusun berdasarkan dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari
masa sekarang. Misalnya, laporan keuangan dibuat dan disusun berdasarkan
dari satu atau dua data beberapa tahun ke belakang (tahun atau periode
sebelumnya).
2. Laporan keuangan bersifat menyeluruh, yaitu laporan keuangan dibuat
selengkap mungkin. Jadi laporan keuangan dibuat dan disusun dengan
standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyususnan yang hanya
sebagian (tidak lengkap), tidak akan memberikan informasi yang lengkap
mengenai keuangan suatu perusahaan.

Menurut Syaharman dalam Kasmir (2018:16-17) laporan keuangan

perusahaan juga mempunyai beberapa keterbatasan seperti :

1. Penyusunan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (history), dimana


data yang diambil dari data masa lalu atau tahun sebelumnya.
2. Laporan keuangan dibuat untuk umum, jadi bukan hanya untuk pihak
tertentu saja.
3. Proses penyususnan tidak terlepas dari evaluasi dan pertimbangan tertentu.
4. Laporan keuangan bersifat konservatif, artinya ketika menghadapi situasi
yang tidak pasti. Contohnya dalam peristiwa yang merugikan selalu dihitung
kerugiannya.
5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh pada sudut pandang ekonomi
dibandingkan yang bersifat formal.

2.1.5 Rasio Keuangan

2.1.5.1 Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Horne dalam Kasmir (2019:93) rasio keuangan adalah indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi yang diperoleh dengan membagi satu angka

dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi

keuangan perusahaan. Rasio keuangan yaitu suatu perhitungan rasio

menggunakan laporan keuangan yang digunakan sebagai alat ukur dalam menilai

kondisi keuangan dan kinerja perusahan.


14

Rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka pada laporan

keuangan. Perbandingan dilakukan antar satu komponen dengan komponen

lainnya pada laporan keuangan. kemudian dari angka yang sudah dibandingkan

bisa menjadi gambaran untuk penilaian kemampuan perusahaan dalam mengelola

keuangan dan mengambil keputusan.

Dengan membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan terhadap

perusahaan lain yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu

mengidentifikasi apakah ada penyimpangan atau tidak.

2.1.5.2 Jenis-Jenis Rasio Keungan

Menurut Kasmir (2019:110-116) Jenis-jenis rasio keuangan dibagi menjadi

beberapa sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas (Liquidity ratio)


Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban (hutang) jangka pendek. Jadi, rasio ini menunjukan
apakah perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban (utang) yang sudah
jatuh tempo dengan tepat waktu. Jenis-jenis rasio likuiditas terdiri dari rasio
lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio kas (cash ratio), rasio
perputaran kas (cash trunover) dan inventory to net working capital.

2. Rasio Solvabilitas (Leverage ratio)


Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Atau, sejauh mana perusahaan
mampu membayar seluruh kewajibannya baik jangka panjang maupun
jangka pendek apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Jenis-jenis rasio
solvabilitas terdiri dari debt to asset ratio (debt ratio), debt to equity ratio,
long tern debt to equity ratio, time interest earned dan fixed change
coverage.
15

3. Rasio Aktivitas (Activity ratio)


Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
evektif perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya
perusahaan dan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari. Jenis-jenis rasio aktivitas terdiri dari perputaran piutang
(receivable trunover), hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable),
perputaran sediaan (inventory trunover), hari rata-rata penagihan sediaan
(days of inventory), perputaran modal kerja (working capital trunover),
perputaran aktiva tetap (fixed assetss trunover) dan perputaran aktiva
(assetss trunover).

4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunkan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen perusahaan yang ditunjukan melalui laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Jenis-jenis rasio
profitabilitas terdiri dari profit margin (profit margin on sales), retrurn on
investment (ROI), retrun on equity (ROE), laba per lembar saham dan rasio
pertumbuhan.

5. Rasio Pertumbuhan (growth ratio)


Rasio pertumbuhan adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu
perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya ditengah
pertumbuhan perekonomian dan sektor usaha. Rasio yang dianalisis meliputi
pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan laba per
saham dan pertumbuhan dividen per saham.

6. Rasio Penilaian (valuation ratio)


Rasio penilaian adalah rasio yang memberikan ukuran kemampuan
manajemen dalam menciptakan nilai pasar di atas biaya investasi.
Contohnya yaitu rasio harga saham terhadap pendapatan dan rasio nilai
pasar saham terhadap nilai buku.
16

2.1.6 Rasio Profitabilitas

2.1.6.1 Pengertian Rasio Profitabilitas

Menurut Thian (2020:109) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

dari aktivitas normal bisnisnya. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang

menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan

(Riyanto, 2013:331).

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuantungan. Rasio ini memberikan ukuran tingkat efektifitas

manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari

penjualan dan pendapatan investasi. Dengan memperoleh laba yang maksimal

sesuai dengan target yang telah ditentukan, maka perusahaan dapat berbuat

banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, bahkan dapat meningkatkan mutu

produk dan melakukan investasi baru.

2.1.6.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Tujuan dan manfaat rasio profitabilitas menurut Thian (2020:110-111)

sebagai berikut :

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama


periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan
dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
5. Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan
dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.
6. Untuk mengukur marjin laba kotor atas penjualan bersih.
7. Untuk mengukur marjin laba operasional atas penjualan bersih.
17

8. Untuk mengukur margin laba kotor atas penjualan bersih.

2.1.6.3 Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Menurut Thian (2020:111-121) Jenis-jenis rasio profitabilitas yang sering

digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba antara

lain :

1. Hasil Pengembalian atas Aset (Retrun on Assets)


Retrun on Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukan seberapa besar
kontibusi aset dalam menciptakan laba bersih. Rasio ini digunakan untuk
mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap
dana yang tertanam dalam total aset.
Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi juga jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap dana yang tertanam dalam total aset. Begitu
sebaliknya, jika semakin rendah ROA maka semakin rendah juga jumlah
laba bersih yang dihasilkan dari setiap dana yang tertanam dalam total aset.
Perhitungan Retrun On Assets (ROA) dilkukan dengan laba bersih dibagi
dengan total aset. Rumus ROA sebagai berikut :

Laba Besih
𝑅𝑒𝑡𝑟𝑢𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (ROA) =
Total Aset

2. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Retrun on Equity)


Retrun on Equity (ROE) adalah rasio yang menunjukan seberapa besar
kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Rasio ini digunakan
untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang dihasilkan dari
setiap dana yang tertanam dalam total ekuitas.
Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi juga jumlah laba yang dihasilkan
dari setiap dana yang tertanam dalam ekuitas. Begitu sebaliknya, jika
semakin rendah ROE maka semakin rendah juga laba bersih yang dihasilkan
dari setiap dana yang tertanam dalam total ekuitas. Perhitungan Retrun On
Equity (ROE) dilkukan dengan laba bersih dibagi dengan total ekuitas.
Rumus ROE sebagai berikut :

Laba Bersih
𝑅𝑒𝑡𝑟𝑢𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (ROE) =
Total Ekuitas
18

3. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Gross Profit Margin (GPM) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya persentase laba kotor terhadap penjualan bersih. Semakin tinggi
GPM maka semakin tinggi laba kotor yang dihasilkan dari penjualan bersih.
Hal ini bisa terjadi karena tingginya laba kotor dan rendahnya harga pokok
penjualan. Dan semakin rendah GPM maka semakin rendah juga laba kotor
yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini bisa terjadi karena rendahnya
harga jual dan tingginya harga pokok penjualan. Perhitungan Gross Profit
Margin (GPM) dilkukan dengan laba kotor dibagi dengan penjualan bersih.
Rumus GPM sebagai berikut :

Laba Kotor
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (GPM) =
Penjualan Bersih

4. Margin Laba Operasional (Operating Profit Margin)


Operating Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya persentase laba operasional terhadap penjualan bersih. Semakin
tinggi margin laba operasional maka semakin tinggi juga laba operasional
yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini bisa terjadi karena tingginya
laba kotor dan rendahnya beban operasional. Dan semakin rendahnya
margin laba operasional maka semakin rendah juga laba operasional yang
dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini bisa terjadi karena rendahnya laba
kotor dan tingginya beban operasional. Perhitungan margin laba operasional
(Operating Profit Margin) dilakukan dengan laba operasional dibagi dengan
penjualan bersih. Rumus margin laba operasional sebagai berikut :

Laba Operasional
Margin Laba Operasional =
Penjualan Bersih

5. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih. Semakin tinggi NPM
maka semakin tinggi juga laba bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih.
Hal ini bisa terjadi karena tingginya laba sebelum pajak penghasilan. Dan
semakin rendah NPM maka semakin rendah juga laba bersih yang dihasilkan
dari penjualan bersih. Hal ini bisa terjadi karena rendahnya laba sebelum
pajak penghasilan. Perhitungan Net Profit Margin (NPM) dilakukan dengan
laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Rumus NPM sebagai berikut :
19

Laba Bersih
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (NPM) =
Penjualan Bersih

2.2 Standar Industri

Berikut merupakan standar industri yang digunakan untuk mengukur

profitabilitas perusahaan :

Tabel 2.1
Standar Rasio Industri Profitabilitas
No Jenis Rasio Standar Industri

1 Gross Profit Margin 30 %

2 Net Profit Margin 20 %

3 Retrun On Assets 30 %

4 Retrun On Equity 40 %

Sumber : Kasmir (2019:208)

2.3 Uji-t (paried sample t-test)

Uji-t atau bisa disebut dengan paried sample t-test merupakan uji yang

digunakan untuk mengukur persebdaan dua sample yang berpasangan. Hipotesis

dari uji-t (paried sample t-test) sebagai berikut :

𝐻0 = 𝜇1 − 𝜇2 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜇1 = 𝜇2
𝐻𝑎 = 𝜇1 − 𝜇2 ≠ 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜇1 ≠ 𝜇2

Menurut Rosalina, at al (2023:101) rumus paried sample t-test sebagai

berikut :

𝐷̅
𝑡ℎ𝑖𝑡 =
𝑆𝐷
√𝑛
20

Ingat :

𝑆𝐷 = √𝑣𝑎𝑟
𝑛
1
𝑣𝑎𝑟 (𝑆 2 ) = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛−1
𝑖=1

Keterangan :
t = nilai t hitung
̅ = rata-rata selisih 1 dan 2
𝐷
SD = standar deviasi selisih 1 dan 2
n = jumlah sampel

Interpretasi :
a. Tentukakn nilai signifikansi 𝛼 dan Df (degree of freedom) = N-k, untuk paried
sample t-test df = N-1
b. Bandingkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏 = 𝛼; 𝑛 − 1
c. Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡 ˃ 𝑡𝑡𝑎𝑏 = berbeda secara signifikan (𝐻0 = ditolak).Tetapi, jika
𝑡ℎ𝑖𝑡 ˂ 𝑡𝑡𝑎𝑏 = tidak berbeda secara signifikan (𝐻0 = diterima).

2.4 Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan lampiran jurnal penelitian terdahulu dapat dilihat

pada tabel 2.

Tabel 2.2
Penelitian terkait
No Judul Data Variabel dan Hasil
Penelitian Teknik Analisis
1 (M.Tude, 2022) Laporan Variabel: Hasil dari penelitian ini
“Analisis keuangan Profitabilitas, menunjukan bahwa
Perbandingan triwulan Likuiditas, tidak terdapat
Kinerja satu Solvabilitas dan perbedaan yang
Keuangan Pada sampai Aktivitas. signifikan sebelum dan
Pt Garuda triwulan saat pandemi Covid-19
Indonesia Tbk tiga 2018- Teknik analisis: pada dua perusahaan
Dan Pt AirAsia 2021 uji beda penerbangan yaitu PT
Indonesia Tbk independent Garuda Indonesia Tbk
Sebelum Dan sample t-test. dan PT AirAsia
21

Saat Pandemi Indonesia Tbk.


Covid-19”
2 (Syaharman, Laporan Variabel: Hasil dari penelitian ini
2021) keuangan Likuiditas, menunjukan bahwa
“Analisis 2019 dan Profitabilitas, rasio keuangan pada
Laporan 2020 Solvabilitas dan tahun 2019 dan 2020
Keuangan Aktivitas. menunjukan bahwa
Sebagai Dasar perusahaan memiliki
Untuk Menilai Teknik analisis: kinerja yang kurang
Kinerja analisis baik dalam rasio
Perusahaan perbandingan profitabilitas dan rasio
Pada PT laporan aktivitas. Sedangkan
Narasindo Mitra keuangan dan kinerja keuangan pada
Perdana” analisis rasio rasio solvabilitas dan
keuangan. likuiditas sudah baik
karena sudah mencapai
standar dari rasio
keuangan.

3 (LPD Lase, at Laporan Variabel: Hasil dari penelitian ini


al, 2022) keuangan Profitabilitas. menunjukan bahwa net
“Analisis 2019-2021 profit margin (NPM)
Kinerja Teknik analisis: dan retrun on equity
Keuangan deskriptif (ROE) kinerja
Dengan kualitatif dengan keuangan perusahaan
Pendekatan menganalisis kurang baik karena
Rasio rasio keuangan. tingkat rata-rata
Profitabilitas” rasionya dibawah
standar industri.
Sedangkan retrun on
assets kinerja keuangan
perusahaan baik karena
tingkat rata-rata
rasionya di atas standar
industri.

4 (Surya dan Laporan Variabel: Hasil dari penelitian ini


Suhendah, keuangan Likuiditas, menunjukan bahwa
2023) 2019 dan Profitabilitas, profitabilitas dan
“Comparative 2020 Solvabilitas dan aktivitas perusahaan
Analysis of Aktivitas. food and beverages
Financial terdapat perbedaan
Performance Teknik analisis: yang signifikan,
Before And paried samples t- sedangkan likuiditas
During Covid- test dan wilcoxon dan solvabilitas tidak
19 Pandemic” signed rank test. terdapat perbedaan
22

yang signifikan.
Pada perusahaan
telekomunikasi
solvabilitas terdapat
perbedaan secara
signifikan, sedangkan
profitabilitas, likuiditas
dan aktivitas tidak
terdapat perbedaan
yang signifikan.
Pada perusahaan
transportasi
profitabilitas,
solvabilitas dan
aktivitas terdapat
perbedaan yang
signifikan sedangkan
likuiditas tidak terdapat
perbedaan yang
signifikan.
Pada perusahaan
pariwisata, restoran dan
hotel profitabilitas,
solvabilitas, likuiditas
dan aktivitas terdapat
perbedaan yang
signifikan.

5 (Ilahude, at al, Laporan Variabel: Hasil dari penelitian ini


2021) keuangan Likuiditas, menunjukan bahwa
“Analisis perkuartal Profitabilitas, pada perusahaan
Kinerja dua, tiga, Solvabilitas dan telekomunikasi tidak
Keuangan empat Aktivitas. terdapat perbedaan
Sebelum dan (2019) yang signifikan pada
Saat Masa dan Teknik analisis: rasio likuiditas,
Pandemi Covid- kuartal uji beda paried profitabilitas dan
19 Pada satu, dua, sample t-test. likuiditas. Sedangkan
Perusahaan tiga pada rasio solvabilitas
Telekomunikasi (2020) terdapat perbedaan
Yang Terdaftar yang signifikan.
Di BEI”
6 (Kojongian, at Laporan Variabel: Hasil dari penelitian ini
al, 2022) keuangan Likuiditas, menunjukan bahwa
“Analisis 2019 dan Solvabilitas, pada perusahaan logam
Kinerja 2020 Rentabilitas dan daan mineral terdapat
Keuangan Aktivitas. perbedaan yang
23

Sebelum (2019) signifikan rasio


daan Saat Masa Teknik analisis: likuiditas, solvabilitas,
Pandemi Covid- statistik rentabilitas dan
19 (2020) Pada deskriptif dan uji aktivitas sebelum dan
Perusahaaan paried sample t- selama covid-19.
Pertambangan test.
Logam dan
Mineral Yang
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia”

7 (Umaya, at al, Laporan Variabel: Hasil dari penelitian ini


2023) keuangan Gross Profit menunjukan bahwa
“Analisis 2018-2021 Margin (GPM), kinerja keuangan GPM
Kinerja Net Profit dan NPM berada dalam
Keuangan Margin (NPM) keadaan baik yaitu di
Dengan dan Return On atas rata-rata satandar
Menggunakan Equity (ROE). industri. GPM
Perhitungan mengalami penurunan
Gross Profit Teknik analisis: dan NPM mengalami
Margin (GPM), deskriptif fluktuasi yang tidak
Net Profit kuantitatif. stabil. Sedangkan
Margin (NPM), kinerja keuangan ROE
dan Retrun On dalam kondisi kurang
Equity (ROE) baik karena dibawah
Pada Pt. rata-rata standar
Pakuwon Jati industri dengan
Tbk Periode fluktuasi yang juga
2018-2021 tidak stabil.

8 (Pangkey dan Laporan Variabel: Hasil dari penelitian ini


Dotulong, keuangan Retrun On menunjukan bahwa
2022) 2018-2020 Equity (ROE). terdapat perbedaan
“Analisis namun tidak signifikan
Perbandingan Teknik analisis: pada ROE (retrun on
Kinerja Statistik equity) pada PT. BPR
Keuangan PT. deskriptif, Uji Nusa Utara pada masa
BPR Nusa beda t-test, uji sebelum dan sesudah
Utara Sebelum sampel tidak pandemi covid-19.
dan Selama berhubungan
Pandemi Covid- (independent
19 (2018-2020) sample t-test.

9 (Mantiri dan Laporan Variabel: Hasil dari penelitian ini


Tulung, 2022) keuangan debt to equity menunjukan bahwa
24

“Analisis 2019 dan ratio, retrun on terdapat perbedaan


Komparasi 2020 equity, net profit kinerja keuangan yang
Kinerja margin, total signifikan sebelum dan
Keuangan asset trun over, saat pandemi covid-19
Perusahaan current ratio dan pada variabel debt to
Food And earning per equity ratio, retrun on
Beverage Di share. equity, net ptofit
Bursa Efek margin dan earning
Indonesia Teknik analisis: per share. Sedangkan
Sebelum dan uji paried pada current ratio dan
Saat Pandemi sample t-test. total asset trunover
Covid-19” terdapat perbedaan
yang signifikan
sebelum dan saat
covid-19.

10 (Indirawari dan Laporan Variabel: Hasil dari penelitian ini


Rahmayanti, keuangan Solvabilitas, menunjukan bahwa
2022) 2019 dan Likuiditas, tidak terdapat
“Analisis 2020 Profitabilitas dan perbedaan yang
Perbedaan Efektivitas. signifikan pada
Kinerja perusahaan transportasi
Keuangan Teknik analisis: yang ditinjau dari rasio
Perusahaan uji beda t solvabilitas, likuiditas
Transportasi di berpasangan dan efektivitas sebelum
BEI Sebelum (pair-sample t- dan sesudaah covid-19.
dan Sesudah test). Sedangkan terdaapat
Pandemi Covid- perbedaan yang
19” signifikan pada rasio
profitabilitas (ROE)
dan (ROA) sebelum
dan sesudah covid-19.

2.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan suatu alur logika dalam berfikir dengan

menghubungkan antara teori dengan berberapa variabel dalam penelitian yang

diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran dalam penelitian

ini yaitu laporan keuangan PT Unilever Indonesia Tbk yang digunakan untuk

menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan sebelum Covid-19 (2015-2018)


25

dan saat Covid-19 (2019-2022) dengan menggunakan rasio keuangan yaitu rasio

profitabilitas.

Rasio Profitabilitas yang akan diguanakan yaitu Gross Profit Margin

(GPM), Net Profit Margin (NPM), Retrun On Asset (ROA) dan Retrun On Equity

(ROE). Dari hasil rasio profitabilitas yang sudah diperoleh kemudian akan

dilakukan analisis komparatif dengan menggunakan uji-t berpasangan (paried

sample t-test). Uji ini dilakukan untuk menganalisis model penelitian sebelum dan

sesudah dan untuk menilai hipotesis. Dari hasil uji-t berpasangan selanjutnya akan

dilakukan penilaian apakah sebelum dan saat Covid-19 ada perbedaan keuangan

perusahaan dan apakah peusahaan sudah memenuhi standar industri profitabilitas

yang ada. Berikut merupakan gambaran kerangka pemikiran penelitian :


26

PT Unilever Indonesia Tbk

Laporan Keuangan

Kinerja Keuangan Sebelum Kinerja Keuangan Saat


Covid-19 (2015-2018) Covid-19 (2019-2022)

Rasio Keuangan Rasio Keuangan


Profitabilitas Profitabilitas

GPM NPM ROA ROE GPM NPM ROA ROE

Uji Paried Sample t-test

Analisis Kinerja Keuangan

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran


27

2.6 Hipotesis

Hipotesis atau disebut dengan anggapan dasar merupakan jawaban

sementara terhadap suatu permasalahan yang sifatnya masih praduga atau

menduga-duga dan masih harus dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya melalui

riset atau penelitian. Berdasarkan teori yang sudah ada dan penelitian sebelumnya,

maka hipotesis yang didapat daari penelitian ini yaitu :

Ho : Diduga tidak terdapat perbedaan yang signifikan gross profit margin


(GPM), net profit margin (NPM), retrun on assets (ROA) dan retrun
on equity (ROE) sebelum dan saat pandemi covid-19 pada PT Unilever
Indonesia Tbk.

Ha : Diduga terdapat perbedaan yang signifikan gross profit margin (GPM),


net profit margin (NPM), retrun on assets (ROA) dan retrun on equity
(ROE) sebelum dan saat pandemi covid-19 pada PT Unilever
Indonesia Tbk.

Anda mungkin juga menyukai