59969-Article Text-186442-1-10-20230103

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

UPEJ () (2022)

Unnes Physics Education Journal


Terakreditasi SINTA 3

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej
Potensi Implementasi Computational Thinking pada Pembelajaran Fisika

Lafrina Ifriliya, Muhammad Syaipul Hayat, Fenny Roshayanti, Joko Siswanto

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Gedung D7 Lt. 2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel:
Diterima 2022
Disetujui Desember 2022
Dipublikasikan Desember
2022
Keywords: Implementation;
Computational Thinking;
Learning Physics

Abstract
This study aims to determine the potential implementation of Computational Thinking (CT) in
physics learning. The method used in this research is Systematic Literature Review (SLR). The SLR
method is presented in the form of descriptive-qualitative data analysis. The subjects used in this
study are several accredited international journal articles published in research journals with a
sample population of several journal articles related to computational thinking in physics learning.
Data collection techniques were carried out by documenting and reviewing all articles on
computational thinking and physics learning published in the period 2012-2021. Journal articles
are documented through the Google Scholar database with the help of the Publish or Perish
application. From various journal articles, the authors chose 11 journal articles that were closely
related to the keywords used. Based on the results of data analysis and discussion, Computational
Thinking can be implemented in Physics learning because it has the potential to improve learning
quality, concept understanding, critical thinking skills, problem solving abilities, learning outcomes
and student learning effectiveness. Although there are some obstacles encountered. These obstacles
include the lack of concept planting, students' knowledge of technology, students' prior knowledge,
student attitudes, and student experiences about learning approaches. Computational Thinking as a
learning approach can be collaborated (combined) with other approaches and methods such as
Project Based Learning, Inquiry Based Learning, STEM or STEAM, and also Computer Assisted
Instruction (CAI) such as Scratch in learning science.

.
©2022 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN
E-mail: [email protected]

1
Lafrina Ifriliya/Unnes Physics Education Journal () (2022)

PENDAHULUAN computational thinking (Budiansyah, A., 2020).


Sementara itu, menurut berbagai lembaga survey
Segala sesuatu berubah dengan begitu yang kredibel, sistem pendidikan di Indonesia
cepat. Seiring dengan perkembangan zaman menempati posisi bawah. Hal tersebut
yang terus terjadi, seakan-akan menuntut dikarenakan belum menerapkan metode
manusia untuk mengenal dan beradaptasi dengan pembelajaran computational thinking yang
perkembangan zaman. Dalam menghadapi menuntut siswa berpikir problem solving secara
perubahan zaman yang begitu besar, sistem terstruktur, kritis, dan logis (Syarifudin, dkk,
pendidikan menjadi perlu untuk diperbaharui, 2019).
sehingga siswa bisa mendapatkan pendidikan
yang sesuai dengan zamannya. Proses Papert (1980) mengungkapkan bahwa
pembelajaran saat ini tentunya juga harus seorang guru penting sekali untuk menciptakan
disesuaikan dengan trend perkembangan zaman kondisi pembelajaran yang dapat memunculkan
era abad 21 (Buku et al., 2015; Masigno, 2014; aktifitas penemuan pengetahuan daripada hanya
Wilson, 2016). memberikan pengetahuan yang sudah jadi.
Pernyataan Papert ini mengingatkan kita sebagai
Prinsip pokok pembelajaran abad 21 yaitu siswa perlu dilatih untuk menemukan caranya
pembelajaran yang berpusat pada siswa sendiri dalam mengatasi suatu persoalan,
(student’s center learning), pembelajaran sekaligus juga dilatih untuk menggali
kolaboratif, kontekstual dan terintegrasi dengan pengetahuannya melalui kondisi pembelajaran
masyarakat (integrated society). Pemerintah yang menantang dan menyenangkan. Papert
indonesia mengimplementasikan pembelajaran menambahkan sebuah gagasan bahwa sebuah
abad 21 dengan program penguatan pendidikan pembelajaran dapat berkembang ketika siswa
karakter di sekolah. Pendidikan karakter ini, terlibat dalam proses membangun pengalaman
diharapkan dapat menumbuhkan karakter siswa yang bermakna, Papert menguatkan bahwa
untuk dapat berpikir kritis, kreatif, mampu berpikir komputasi saat ini telah menjadi dasar
berkomunikasi, dan berkolaborasi, yang mampu dari pemikiran yang baru. Computational
bersaing di abad 21. Hal itu sesuai dengan empat thinking tidak hanya diperuntukkan untuk
kompetensi yang harus dimiliki siswa di abad 21 seorang programmer, melainkan sangat
yang disebut 4C, yaitu Critical Thinking and dibutuhkan oleh semua orang dengan latar
Problem Solving (berpikir kritis dan belakang profesi yang beragam. Computational
menyelesaikan masalah), Creativity (kreativitas), thinking akan membantu otak manusia untuk
Communication Skills (kemampuan terbiasa berpikir secara logis, kreatif, dan
berkomunikasi), dan Ability to Work terstruktur.
Collaboratively (kemampuan untuk bekerja sama)
(Kemendikbud, 2017). UNESCO juga Voskoglou & Buckley (2012) menyebutkan
mengungkapkan bahwa Computational Thinking bahwa computational thinking merupakan suatu
merupakan salah satu hal yang diajukan untuk metode yang baru dalam penyelesaian masalah.
melengkapi 4 C’s (Critical thinking & problem Hal ini didukung oleh pendapat Wing (2008) yang
solving, Creativity, Communication & menyebutkan bahwa computational thinking
Collaboration) sebagai “skill” yang dibutuhkan sebagai kemampuan dasar berpikir untuk siswa
oleh generasi masa depan atau lebih sering maupun guru serta memberikan cara berpikir
disebut sebagai generasi digital (sokrates.id., baru untuk memecahkan masalah dan
2020). Dalam CNBC Indonesia, Menteri mengembangkan peluang. Computationl Thinking
Pendidikan dan Kebudayaan kita, Nadiem menerapkan strategi yang luas dalam pemecahan
Makarim, akan mencanangkan dua kompetensi masalah yang kompleks. Algoritma berpikir,
baru dalam pembelajaran anak di Indonesia. Dua dekomposisi, abstraksi dan logika adalah dasar
kompetensi tambahan itu adalah compassion dan dari berpikir komputasi (CT) yang mampu

2
Lafrina Ifriliya/Unnes Physics Education Journal () (2022)
menuntun siswa dalam memecahkan suatu menyelesaikan masalah baik secara kualitatif
masalah yang rumit. (Kulles, 2016). maupun kuantitatif. (D. Purnamawati, C.
Ertikanto, A. Suyatna: 2017).
Aunurrahman (2013:53) menjelaskan
bahwa belajar dapat diartikan sebagai proses Berdasarkan uraian tersebut dapat
perubahan tingkah laku yang dialami oleh dikatakan bahwa computational thinking dapat
seseorang sebagai hasil dari pengalaman dalam membantu siswa dalam memahami konsep-
berinteraksi. Pembelajaran merupakan bantuan konsep dan pembelajaran menjadi lebih
yang diberikan guru agar dapat terjadi proses bermakna. Oleh karena itu, Computational
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan thinking perlu diimplementasikan pada
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap pembelajaran Fisika. Penulis tertarik untuk
dan kepercayaan pada siswa. Dalam proses menguraikan dengan studi literatur dari
pembelajaran ini, terdapat interaksi antara siswa penelitian terdahulu mengenai bagaimana
dengan guru dan sumber belajar pada suatu potensi implementasi computational thinking
lingkungan belajar. pada pembelajaran fisika.

Computational thinking atau berpikir METODE PENELITIAN


komputasi meliputi dua langkah besar, yakni
proses berpikir nalar (reasoning) yang diikuti Metode yang digunakan dalam penelitian
dengan pengambilan keputusan atau pemecahan ini adalah metode SLR (Systematic Literature
masalah (problem solving). Berpikir komputasi Review). SLR ini dilakukan dengan
adalah serangkaian pola pemikiran yang mengidentifikasi, mengkaji, mengevaluasi serta
mencakup: memahami permasalahan dengan menafsirkan semua penelitian yang relevan
gambaran yang sesuai, bernalar pada beberapa dengan topik. Dengan metode ini penulis
tingkat abstraksi, dan mengembangkan melakukan review dan mengidentifikasi jurnal-
penyelesaian otomatis (LEE, Tak Yeon, et jurnal secara sistematis yang pada setiap
al.:2012). Pengembangan kemampuan berpikir prosesnya mengikuti langkah-langkah yang telah
komputasi sangat relevan dengan tujuan ditetapkan (Triandini, 2019). Studi literatur ini
pembelajaran fisika di sekolah. Salah satu tujuan mengikuti pedoman dari Kitchenham dan
pembelajaran fisika di sekolah adalah Charters (2007) bahwa tinjauan sistematis
mengembangkan kemampuan bernalar dalam melibatkan tiga tahapan utama: Planning
berpikir analisis induktif dan deduktif dengan (perencanaan), Conducting (pelaksanaan), dan
menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk Reporting (pelaporan tinjauan). Gambaran dari
menjelaskan berbagai peristiwa alam dan tahap Systematic Literature Review dapat
dilihat pada Gambar 1 dibawah ini :

3
Lafrina Ifriliya/Unnes Physics Education Journal () (2022)

Gambar 1. Tahapan dari Proses SLR (Xiao, 2019)

Perencanaan (Planning) meningkatkan kualitas tinjauan sehingga


dapat mengurangi kemungkinan bias oleh
Sebelum melakukan studi literatur penulis pada pemilihan data dan analisis (Xiao,
2019). Berdasarkan RQ1, RQ2 dan RQ3 yang
menggunakan metode SLR, penulis perlu
telah diperoleh, maka protokol SLR yang
mengidentifikasi tujuan penelitian, penulis dapatkan adalah: artikel penelitian
merumuskan masalah, dan mengembangkan terdahulu tentang computational thinking
protokol penelitian (Xiao, 2019). Tahap ini pada pembelajaran fisika; artikel penelitian
dibagi menjadi dua bagian, yaitu: telah dipublikasikan 10 tahun terakhir.
merumuskan masalah, mengembangkan dan
memvalidasi protokol tinjauan. Pelaksanaan (Conducting)
Setelah melakukan perencanaan, penulis
Pada tahap perumusan masalah, harus melakukan tahap pelaksanaan sesuai dengan
ditentukan Research Question (RQ) untuk protokol SLR yang telah ditentukan
membantu menentukan pencarian literatur sebelumnya. Untuk menyelesaikan penelitian
yang akan ditinjau. Dalam studi ini, penulis ini, penulis mengumpulkan artikel jurnal pada
menentukan RQ sebagai berikut : database Google Scholar dengan bantuan
1. (RQ1) “Bagaimana kegiatan pembelajaran aplikasi Publish or Perish. Kata kuncinya adalah
fisika yang dilakukan dengan Computational Thinking, dan pembelajaran
mengimplementasikan Computational fisika. Artikel jurnal yang dikumpulkan hanya
Thinking dari penelitian-penelitian artikel yang dipublikasikan dalam rentang
terdahulu?” waktu 2012 hingga 2021. Dari berbagai artikel,
2. (RQ2) “Apakah pengimplementasian penulis memilih 11 artikel yang terkait erat
Computational Thinking dapat dengan kata kunci yang digunakan. Setelah itu,
meningkatkan kualitas pembelajaran untuk mempermudah proses pemilihan
fisika? artikel, penulis membuat sebuah inklusi dan
3. (RQ3) “Apa saja kendala yang ada dalam eksklusi sebagai tolok ukur sumber data
pengimplementasian Computational sekunder studi literatur.
Thinking ke dalam pembelajaran fisika?
Setelah itu, pada tahap pengembangan Berikut kriteria inklusi dan eksklusi yang
protokol tinjauan, penulis membatasi jumlah dipakai berdasarkan protokol SLR:
artikel yang dikaji, dengan tujuan untuk

4
Lafrina Ifriliya/Unnes Physics Education Journal () (2022)
Inklusi: 2
Perspectival
Y Y Y
computational thinking
1. Data artikel yang telah dipublikasikan for learning physics: A
antara tahun 2012-2021 case study of
collaborative agent-
2. Data artikel yang membahas tentang
based modeling.
computational thinking The Role Gender
3. Data artikel yang membahas tentang mata 3 Differences in Y Y Y
Computational Thinking
pelajaran fisika Confidence Levels Plays
in STEM Applications
A principled approach to
Eksklusi: 4
designing assessments
Y Y Y
1. Data artikel yang telah dipublikasikan bukan that integrate science
and computational
antara tahun 2012-2021 thinking.
2. Data artikel yang tidak membahas tentang Penerapan
5 Y Y Y
computational thinking Computational Thinking
Untuk Meningkatkan
3. Data artikel yang tidak membahas tentang Kemampuan Berpikir
mata pelajaran fisika Kritis Siswa Kelas X MIA
9 SMA Negeri 1
Surakarta pada Materi
Dari kriteria di atas, terdapat parameter Usaha dan Energi
Studying synergistic
penilaian kualitas atau Quality Assesment (QA) 6
learning of physics and
Y Y Y
yang dijabarkan sebagai berikut: computational
1. QA1: Apakah artikel penelitian telah thinking in a learning
by modeling
dipublikasikan antara tahun 2012 sampai environment.
2021? In Proceedings of the
26th International
2. QA2: Apakah artikel penelitian membahas Conference on
tentang computational thinking pada mata Computers in
Education. Philippines:
pelajaran fisika? Asia-Pacific Society for
3. QA3: Apakah artikel penelitian membahas Computers in
Education.
hasil belajar menggunakan computational
Examining synergistic
thinking? 7 Y Y Y
learning of physics and
computational
thinking through
Berdasarkan QA yang telah diuraikan collaborative problem
diatas, selanjutnya penulis membuat tabel QA solving in
computational
dengan penilaian berikut pada Tabel 1 di modeling. In Annual
bawah ini : Meeting of the
American Education
1. Y (Ya): Artikel ilmiah memenuhi Research Association.
parameter QA yang telah ditentukan. The Development of
8 Y Y Y
2. T (Tidak): Artikel ilmiah tidak memenuhi CT-S Learning Module
on The Linear Motion
parameter QA yang telah ditentukan. Topic to Promote
Computational
Thinking.
Pelaksanaan
9 Y Y Y
Pendekatan
Computational
Thinking dalam
Pembelajaran Fisika
Tabel 1. Kriteria Jurnal pada Materi Gerak
Judul Parabola (Studi Kasus
No QA1 QA2 QA3 di SMA Negeri 3
Artikel Jurnal Surakarta)
Improving and
Computational thinking 10 Y Y Y
1 Y Y Y Assessing
for physics: Computational Thinking
Programming models of in Maker Activities: the
physics phenomenon in Integration with Physics
elementary school. and Engineering

5
Lafrina Ifriliya/Unnes Physics Education Journal () (2022)
Learning didalam literatur untuk dapat menjawab
Pengaruh Pembelajaran
11
IPA dengan Pendekatan
Y Y Y pertanyaan penelitian yang sebelumnya
Computational Thinking terdapat dalam tahap Planning. Hasil
Berbantuan Scratch identifikasi ditulis dalam Hasil dan
terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Pembahasan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaporan (Reporting) Dalam penelitian ini, hasil literatur yang


ditemukan sesuai dengan protokol SLR dituliskan
Reporting merupakan tahap akhir yaitu dalam tabel berikut ini:
tahap menganalisis informasi yang relevan

Tabel 2. Sumber Data Analisis Sekunder


No Peneliti dan Judul Artikel Jurnal Fokus Penelitian Hasil Penelitian
Tahun

1. Dwyer, H., Computational thinking Fokus penelitian ini adalah Di sini disajikan contoh proyek di mana
Boe, B., Hill, for physics: membuat rancangan siswa dapat secara berulang
C., Franklin, Programming models of kurikulum computational mengembangkan model untuk menjelaskan
D., & Harlow, physics phenomenon in thinking interdisipliner momentum dan percepatan suatu objek,
D. (2013) elementary school. untuk kelas 4-6 yang ditambah dengan konsep berpikir
menggabungkan komputasi yang canggih untuk
pengembangan pemikiran mensimulasikan model dengan
komputasi dengan konten menggunakan computational thinking dan
dalam disiplin ilmu lain pemrograman sebagai alat bagi siswa untuk
seperti sains. mengembangkan, menggunakan, dan
mengulangi model fenomena sains yang
mereka amati adalah metode pembelajaran
fisika yang sangat kuat.

2. Farris, A. V., & Perspectival Penelitian ini menunjukkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Sengupta, P. computational thinking ketika siswa terlibat dalam perspektif agen memang dapat memainkan
(2014). for learning physics: A pemrograman berbasis peran produktif dalam memahami konsep
case study of agen kolaboratif untuk ilmiah yang relevan; namun, penelitian ini
collaborative agent- memodelkan gerak sebagai juga menunjukkan bahwa perspektif ini
based modeling. proses perubahan dari perlu dinegosiasikan dengan orang lain
waktu ke waktu, untuk pertumbuhan konseptual.
pengembangan
computational thinking dan
pembelajaran fisika terjadi
bersama melalui diskusi
siswa dari berbagai
perspektif atau POV.
Koherensi antara perspektif
ini berfungsi sebagai
paksaan (Thagard &
Verbeurgt, 1998), dan
pemahaman siswa tentang
fisika yang relevan.

3. Hutchins, N. The Role Gender Penelitian ini secara khusus Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
M., Zhang, N., Differences in menilai peran tingkat perbedaan yang signifikan secara statistik
& Biswas, G. Computational Thinking kepercayaan CT dalam dalam tingkat kepercayaan dalam empat
(2017) Confidence Levels Plays aplikasi STEM pada dimensi CT: abstraksi, aliran kontrol,
in STEM Applications pelajaran Fisika, 40 siswa dekomposisi, dan logika kondisional. Anak
sekolah menengah (21 laki-laki lebih percaya diri dibandingkan

6
Lafrina Ifriliya/Unnes Physics Education Journal () (2022)
perempuan dan 19 laki- anak perempuan dalam menerapkan
laki) menyelesaikan proyek masing-masing dimensi tersebut. Namun,
Scratch pada pemodelan kinerja pada tugas pemodelan tidak
tumbukan lenting di kelas menunjukkan perbedaan statistik.
Fisika mereka.

4. Basu, S., A principled approach to Fokus penelitian ini Hasil penelitian ini menggambarkan nilai
McElhaney, K. designing assessments menggunakan penilaian potensial menggunakan penilaian tersebut
W., Grover, S., that integrate science secara formatif dalam STEM untuk tujuan formatif, sehingga siswa dapat
Harris, C. J., & and computational terintegrasi dan konteks mencapai pembelajaran sinergis konsep
Biswas, G. thinking. pembelajaran komputasi. disiplin ilmu, konsep CT, dan praktik
(2018, July) pemodelan komputasi pada pembelajaran
fisika.

5. Kawuri, K. R. Penerapan Penelitian ini merupakan Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan
(2018) Computational Thinking Penelitian Tindakan Kelas Computational Thinking dapat
Untuk Meningkatkan dengan model Kemmis dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Kemampuan Berpikir Mc. Taggart, dan model siswa kelas X MIA 9 SMA Negeri 1 Surakarta
Kritis Siswa Kelas X MIA kolaboratif yang Tahun Ajaran 2017/2018. Hal tersebut
9 SMA Negeri 1 dilaksanakan dalam 2 dilihat dari Siklus 1 yang menunjukan
Surakarta pada Materi siklus. Setiap siklus terdiri bahwa dari 8 indikator kemampuan berpikir
Usaha dan Energi dari empat tahap, yaitu kritis masih terdapat satu indikator
perencanaan, tindakan, kemampuan berpikir kritis yang belum
observasi, dan refleksi. mencapai target yaitu pada indikator
Sampel yang diambil disini mengidentifikasi implikasi dan konsekuensi
adalah siswa kelas X MIA 9 yang paling signifikan dari suatu
SMA Negeri 1 Surakarta permasalahan, sedangkan pada siklus II
Tahun Ajaran 2017/2018. semua indikator berhasil mencapat target
yaitu capaian siswa minimal skor 75 dengan
peningkatan kategori sedang.

6. Hutchins, N., Studying synergistic Penelitian ini merupakan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Biswas, G., learning of physics and pembelajaran pemodelan pembelajaran sinergis dari pemikiran
Conlin, L., computational thinking kolaboratif yang komputasi (CT) dan STEM ini telah terbukti
Emara, M., in a learning by modeling dikembangkan untuk kelas efektif dalam membantu siswa
Grover, S., & environment. fisika sekolah menengah. mengembangkan pemahaman yang lebih
Basu, S. In Proceedings of the baik tentang topik STEM, sekaligus
(2018, 26th International memperoleh konsep dan praktik CT
November). Conference on Computers
in Education. Philippines:
Asia-Pacific Society for
Computers in Education.

7. Grover, S., Examining synergistic Penelitian ini menelaah Hasilnya wawasan tentang pemahaman
Biswas, G., learning of physics and pembelajaran sinergis fisika mereka tentang konsep Fisika & CT, dan
Hutchins, N., computational thinking dan computational thinking bagaimana ini mengarah pada perilaku yang
Snyder, C., & through collaborative melalui pemecahan masalah lebih produktif karena mengurangi beban
Emara, M. problem solving in kolaboratif dalam kognitif pada individu dan mengarah pada
(2019, April). computational modeling. pemodelan komputasi. pemahaman bersama yang benar-benar
In Annual Meeting of the menguntungkan siswa.
American Education
Research Association.

8. Khasyyatillah, The Development of CT-S Penelitian ini bertujuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul
I., & Osman, K. Learning Module on The untuk mengembangkan CT-S valid dan layak untuk digunakan
(2019) Linear Motion Topic to modul CT-S (Computational sebagai bahan ajar Fisika. Penelitian ini
Promote Computational Thinking and Scratch) menyiratkan bahwa kemampuan berpikir
Thinking. untuk topik Gerak Linier komputasional dapat diintegrasikan dengan
karena pentingnya mata pelajaran lain selain ilmu komputer
penerapan CT di dalam seperti fisika. Oleh karena itu, guru dapat
kelas. merancang pembelajaran yang relevan

7
Lafrina Ifriliya/Unnes Physics Education Journal () (2022)
dengan konteks dan karakteristik siswa.

9. Rinaldi, R. G. Pelaksanaan Pendekatan Penelitian ini berfokus pada Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa
(2020) Computational Thinking (1) mendeskripsikan pendekatan computational thinking dalam
dalam Pembelajaran pelaksanaan pendekatan pembelajaran fisika materi gerak parabola
Fisika pada Materi Gerak computational thinking dapat dilaksanakan meskipun para siswa
Parabola (Studi Kasus di dalam pembelajaran fisika masih menghadapi beberapa tantangan.
SMA Negeri 3 Surakarta) pada materi gerak parabola Bentuk tantangan yang dihadapi siswa
di kelas X MIPA 8 SMA adalah pengetahuan siswa tentang
Negeri 3 Surakarta tahun teknologi, pengetahuan awal siswa, sikap
ajaran 2019/2020, (2) siswa, pengalaman siswa tentang
mendeskripsikan tantangan pendekatan pembelajaran.
yang ditemui siswa dalam
pembelajaran fisika yang
menggunakan pendekatan
computational thinking
pada materi gerak parabola
di kelas X MIPA 8 SMA
Negeri 3 Surakarta tahun
ajaran 2019/2020.
Penelitian ini menggunakan
pendekatan studi kasus
eksploratori dengan desain
kasus tunggal terjalin.
pembelajaran fisika materi
gerak parabola yang
dilaksanakan melalui 9
praktik computational
thinking yaitu uraian
masalah, pengumpulan
data, analisis data,
representasi data, abstraksi,
simulasi, automasi, berpikir
algoritmik, dan paralelisasi.

10. Yin, Y., Hadad, Improving and Assessing Fokus penelitian ini adalah Uji efektivitas kegiatan dengan
R., Tang, X., & Computational Thinking mengeksplorasi cara untuk membandingkan skor posttest dengan skor
Lin, Q. (2020) in Maker Activities: the meningkatkan dan menilai pretest dari kedua kelompok bersama-sama
Integration with Physics keterampilan CT ditemukan bahwa siswa dalam penelitian ini
and Engineering terintegrasi fisika dan secara signifikan skor mereka meningkat
Learning rekayasa melalui pada semua ukuran, yang menunjukkan
pengembangan aktivitas efektivitas kegiatan penelitian secara umum.
dan penilaian pembuat, Ketika kedua kelompok dianalisis secara
yang dapat diterapkan di terpisah, kami menemukan bahwa siswa di
lingkungan pendidikan tahun 1 secara signifikan meningkatkan
informal dan formal. skor mereka pada tes prestasi terintegrasi
CT, frekuensi penggunaan CT, pengetahuan
aktivitas pembuat penilaian diri, dan
keterampilan CT penilaian diri. Para siswa
di kelas 2 meningkat secara signifikan pada
hampir semua empat skala kecuali frekuensi
menggunakan CT. Meskipun perbandingan
penuh dan menyeluruh dari kedua
kelompok berada di luar cakupan penelitian
ini, perbandingan tentatif menunjukkan
bahwa siswa kelas 1 mengungguli siswa
kelas 2.

11. Dewi, A. N., Pengaruh Pembelajaran Fokus penelitian ini adalah Hasil penelitian ini menunjukkan
Juliyanto, E., & IPA dengan Pendekatan untuk (1) mengetahui ada peningkatan kemampuan pemecahan
Rahayu, R. Computational Thinking tidaknya serta ukuran masalah pada kelas eksperimen dan kelas

8
Lafrina Ifriliya/Unnes Physics Education Journal () (2022)
(2021) Berbantuan Scratch pengaruh dan (2) besar kontrol memberikan hasil yang berbeda.
terhadap Kemampuan peningkatan KPM Nilai N-Gain kelas eksperimen mendapatkan
Pemecahan Masalah (Kemampuan Pemecahan kategori tinggi sedangkan nilai N-Gain kelas
Masalah) oleh pembelajaran kontrol mendapatkan kategori sedang.
IPA dengan pendekatan Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa
computational thinking peningkatan kemampuan pemecahan
berbantuan scratch pada masalah pada kelas eksperimen lebih tinggi
konsep gerak dibandingkan kelas kontrol. Penggunaan
pembelajaran IPA (Fisika) dengan
pendekatan computational thinking
berbantuan scratch mampu meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah peserta
didik lebih baik dari sebelumnya.

Menurut hasil pencarian terdapat 11 penerapan pemrograman dan pengodean seperti


artikel jurnal yang diambil dari penelitian 10 ini membuat siswa termotivasi, senang dan
tahun terakhir yaitu antara tahun 2012 hingga menunjukan ketertarikan yang tinggi sehingga
tahun 2021. Dengan literatur terbanyak memungkinkan siswa untuk belajar tentang
dipublikasikan pada tahun 2018 terdapat 3 konsep pembelajaran aktif (Saez-Lopez dkk,
artikel, sedangkan pada tahun 2019 dan 2020 2019).
masing-masing terdapat 2 artikel, dan pada tahun
2021, 2017, 2014 dan 2013 masing-masing Computational thinking dapat
terdapat 1 artikel. dikolaborasikan bersama dengan STEM, dari
tabel 2 terdapat pada jurnal ke-3, ke-4 dan ke-6
RQ1: “Bagaimana kegiatan pembelajaran yang mengungkapkan bahwa dengan adanya
fisika yang dilakukan dengan pembelajaran kolaborasi yang sinergis antara CT
mengimplementasikan Computational dengan STEM terbukti efektif dalam membantu
Thinking dari penelitian-penelitian siswa mengembangkan pemahaman yang lebih
terdahulu?” baik tentang topik STEM, sekaligus memperoleh
konsep dan praktik CT. Dengan memasangkan
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat instruksi berpikir komputasional dengan konten
bagaimana dalam pelaksanaan pembelajaran STEM, siswa dapat mengeksplorasi dan
fisika yang menerapkan Computational Thinking, menerapkan pendekatan komputasi dalam
hampir seluruh jurnal menggunakan komputer konteks STEM yang lebih mapan dan dapat
sebagai media pembelajarannya, kecuali pada diakses. Selain itu, dengan menyebarkan
jurnal ke-5, ke-9, dan ke-10. Siswa diminta untuk keterampilan berpikir komputasional di seluruh
membuat pemrograman atau pemodelan dengan spektrum STEM, siswa akan terpapar ide-ide ini
komputer. Sebagai contoh pada jurnal ke-7 oleh pada kesempatan yang berbeda di beberapa
Grover, S., Biswas, G., Hutchins, N., Snyder, C., & tahun dan di berbagai bidang. Di samping itu,
Emara, M. (2019) yang menelaah pembelajaran penggunaan alat komputasi telah terbukti
sinergis fisika dan Computational Thinking memungkinkan pembelajaran yang lebih dalam
melalui pemecahan masalah kolaboratif dalam bidang konten STEM bagi siswa (Guzdial, 1994;
pemodelan komputasi. Karena pemrograman Repenning, Webb, & Ioannidou, 2010; Sengupta,
mengacu pada aktivitas yang lebih luas dalam Kinnebrew, Basu, Biswas, & Clark, 2013;
menganalisis masalah, merancang solusi, dan Wilensky & Reisman, 2006).
mengimplementasikannya. Computational
Thinking (CT) dan pemrograman tidak saling RQ2: “Apakah pengimplementasian
tumpang tindih: "berpikir sebagai ilmuwan Computational Thinking dapat meningkatkan
komputer berarti lebih dari mampu memprogram kualitas pembelajaran fisika?”
komputer”. Pendekatan pedagogik dari

9
Lafrina Ifriliya/Unnes Physics Education Journal () (2022)
Kesebelas jurnal mengatakan bahwa RQ3: “Apa saja kendala yang ada dalam
dengan pengimplementasian Computational pengimplementasian Computational Thinking
Thinking dapat meningkatkan kualitas ke dalam pembelajaran fisika?”.
pembelajaran fisika, terbukti dari hasil belajar
siswa yang mengalami peningkatan. Selain itu, Dalam pengimplementasian computational
terdapat peningkatan kemampuan berpikir thinking terdapat kendala yang dihadapi. Hasil
komputasi pada siswa dari hasil pre-test dan post- penelitian pada jurnal ke-2 menunjukkan bahwa
test dalam jurnal penelitian yang digunakan perspektif agen memang dapat memainkan peran
sebagai data sekunder. Sebagai contoh pada produktif dalam memahami konsep ilmiah yang
jurnal ke-10 didapatkan hasil uji efektivitas relevan; namun, penelitian ini juga menunjukkan
kegiatan dengan membandingkan skor post-test bahwa perspektif ini perlu dinegosiasikan
dengan skor pre-test dari kedua kelompok (didiskusikan) dengan orang lain untuk
bersama-sama ditemukan bahwa siswa dalam pertumbuhan konseptualnya agar lebih terarah
penelitian ini secara signifikan skor mereka dan tidak mengalami miskonsepsi terhadap
meningkat pada semua ukuran, yang pemahaman mereka. Pada jurnal ke-5 kendala
menunjukkan efektivitas kegiatan penelitian utama pada kelas X MIA 9 adalah penanaman
secara umum. konsep mereka yang masih kurang sehingga
menyebabkan problem solving skill mereka
Hasil penelitian pada jurnal ke-5 masih rendah, di mana problem solving skill yang
menunjukkan penerapan Computational Thinking rendah menunjukkan bahwa kemampuan
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis berpikir kritis juga cenderung rendah,
siswa sedangkan pada jurnal ke-11 menunjukkan sebagaimana dinyatakan oleh Kulles (2016:3).
bahwa dengan pendekatan computational Diharapkan pembelajaran dengan pendekatan
thinking berbantuan scratch mampu Computational Thinking(CT) mampu menjadi
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah perantara bagi siswa untuk bisa meningkatkan
peserta didik menjadi lebih baik dari sebelumnya. problem solving skill.
Sedangkan pada jurnal ke-7 menunjukkan hasil
bahwa wawasan tentang pemahaman mereka Adapun aspek keterampilan computational
tentang konsep fisika & CT, mengarah pada thinking yang dapat diukur dalam pembelajaran
perilaku yang lebih produktif karena mengurangi fisika, menurut Yin, Y., Hadad, R., Tang, X., & Lin,
beban kognitif pada individu dan mengarah pada Q., (2020), meliputi: abstraction, algorithm,
pemahaman bersama yang benar-benar decomposition, dan generalization. Abstraction
menguntungkan siswa. adalah ketrampilan dalam membuat makna dari
data yang ditemukan serta implikasinya.
Ditinjau dari gender, ada perbedaan Algorithmic thinking adalah kemampuan untuk
tingkat kepercayaan diri antara anak laki-laki berpikir dalam kerangka urutan dan aturan
dengan anak perempuan. Hal ini dapat dibuktikan sebagai cara untuk memecahkan masalah.
dari hasil penelitian pada jurnal ke-3 oleh Decomposition adalah cara berpikir tentang
Hutchins, N. M., Zhang, N., & Biswas, G. (2017) artefak dalam kaitannya dengan bagian-
yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bagiannya. Bagian-bagiannya kemudian bisa
signifikan secara statistik dalam tingkat dipahami, dipecahkan, dikembangkan dan
kepercayaan dalam empat dimensi CT: abstraksi, dievaluasi secara terpisah. Pattern
aliran kontrol, dekomposisi, dan logika recognition/Generalization adalah cara
kondisional. Anak laki-laki lebih percaya diri memecahkan masalah baru berdasarkan solusi
dibandingkan anak perempuan dalam masalah sebelumnya.
menerapkan dimensi CT. Namun, kinerja pada
tugas pemodelan tidak menunjukkan perbedaan Pada jurnal ke-9, penelitian dilaksanakan
statistik. melalui 9 praktik computational thinking yaitu
uraian masalah, pengumpulan data, analisis data,

10
Lafrina Ifriliya/Unnes Physics Education Journal () (2022)
representasi data, abstraksi, simulasi, automasi, pembelajaran Fisika karena berpotensi
berpikir algoritmik, dan paralelisasi. Siswa meningkatkan kualitas pembelajaran,
menghadapi tantangan di hampir semua bentuk pemahaman konsep, kemampuan berpikir kritis,
praktik. Simpulan penelitian mengungkapkan kemampuan pemecahan masalah, hasil belajar
bahwa pendekatan computational thinking dalam dan keefektifan belajar siswa. meskipun
pembelajaran fisika materi gerak parabola dapat terdapat beberapa kendala yang dihadapi.
dilaksanakan meskipun para siswa masih Kendala tersebut di antaranya masih kurangnya
menghadapi beberapa tantangan. Bentuk penanaman konsep, pengetahuan siswa tentang
tantangan yang dihadapi siswa adalah teknologi, pengetahuan awal siswa, sikap siswa,
pengetahuan siswa tentang teknologi, dan pengalaman siswa tentang pendekatan
pengetahuan awal siswa, sikap siswa, pembelajaran. Computational Thinking sebagai
pengalaman siswa tentang pendekatan pendekatan pembelajaran dapat
pembelajaran. dikolaborasikan (digabungkan) dengan
pendekatan dan metode lain seperti
Computational Thinking dapat Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
diimplementasikan pada pembelajaran Fisika Learning), Pembelajaran Berbasis Inkuiri
karena berpotensi meningkatkan kualitas (Inquiry Based Learning), STEM atau STEAM,
pembelajaran, pemahaman konsep, kemampuan dan juga Computer Assisted Instruction (CAI)
berpikir kritis, kemampuan pemecahan masalah, seperti Scratch dalam pembelajaran sains.
hasil belajar dan keefektifan belajar siswa.
Namun, dalam penerapannya ada beberapa SARAN
kendala, di antaranya masih kurangnya
penanaman konsep, pengetahuan siswa tentang Berdasarkan hasil analisis data dan
teknologi, pengetahuan awal siswa, sikap siswa, pembahasan, maka Computational Thinking
dan pengalaman siswa tentang pendekatan dapat diimplementasikan dalam pembelajaran,
khususnya pembelajaran Fisika. Dalam
pembelajaran.
menggunakan pendekatan Computational
Thinking, disarankan untuk membiasakan
SIMPULAN siswa dengan kegiatan yang melibatkan
teknologi, memberikan bimbingan yang sesuai,
Pengembangan kemampuan berpikir menggunakan masalah yang lebih kontekstual,
komputasi sangat relevan dengan tujuan dan membiasakan siswa dengan pendekatan
pembelajaran fisika di sekolah. Salah satu tujuan ilmiah terlebih dahulu. Sekolah diharapkan
dapat memfasilitasi terselenggaranya
pembelajaran fisika di sekolah adalah
pembelajaran dengan menerapkan
mengembangkan kemampuan bernalar dalam pembelajaran Computational Thinking sehingga
berpikir analisis induktif dan deduktif dengan siswa dan guru tidak mengalami kesulitan
menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan
menjelaskan berbagai peristiwa alam dan untuk lembaga pendidikan Indonesia,
menyelesaikan masalah baik secara kualitatif diharapkan dapat mempersiapkan para guru
dengan berbagai pelatihan workshop mengenai
maupun kuantitatif. (D. Purnamawati, C.
Computational Thinking untuk meningkatkan
Ertikanto, A. Suyatna:2017). Berdasarkan hasil kemampuan para guru dalam pembelajaran
analisis data dan pembahasan, Computational fisika.
Thinking dapat diimplementasikan pada

DAFTAR PUSTAKA Badan Standar Nasional Pendidikan. (2010).


Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI.
Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI,
Bandung: Alfabeta. 1–59.

11
Lafrina Ifriliya/Unnes Physics Education Journal () (2022)
Budiansyah, A., 2020. Nadiem Usung Dwyer, H., Boe, B., Hill, C., Franklin, D., & Harlow,
Computational Thinking Jadi Kurikulum, D. (2013). Computational thinking for
Apa itu?. diakses dari physics: Programming models of physics
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20 phenomenon in elementary
200218151009-37-138726/nadiem- school. Engelhardt, Churukian, & Jones
usung-computational-thinking-jadi- (Eds.), 2013 PERC Proceedings, 133-136.
kurikulum-apa-itu pada tanggal 4
November 2021 Farris, A. V., & Sengupta, P. (2014). Perspectival
computational thinking for learning
Buku, M. N. I., Mite, Y., Fauzi, A., Widiansyah, A. T., physics: A case study of collaborative
& Anugerah, D. Y. (2015). Penerapan agent-based modeling. arXiv preprint
pembelajaran cooperative script berbasis arXiv:1403.3790.
lesson study sebagai upaya peningkatan
keaktifan lisan dan kecakapan sosial Grover, S., Biswas, G., Hutchins, N., Snyder, C., &
mahasiswa SI Pendidikan Biologi mata Emara, M. (2019, April). Examining
kuliah strategi belajar mengajar. synergistic learning of physics and
Proceedings of the 2nd Seminar & computational thinking through
Workshop Nasional Biologi, IPA, Dan collaborative problem solving in
Pembelajarannya FMIPA UM, October, computational modeling. In Annual
603–606. Meeting of the American Education
https://www.researchgate.net/publicatio Research Association.
n/3 09357898.
Guzdial, M. (1994). Software-realized scaffolding
Conley, D. T. (2007). Toward a more to facilitate programming for science
comprehensive conception of college learning. Interactive Learning
readiness (Issue March). Educational Environments, 4(1), 001–044.
Policy Improvement Center. doi:10.1080/1049482940040101

Dewi, A. N., Juliyanto, E., & Rahayu, R. (2021). https://sokrates.id/2020/03/20/penerapan-


Pengaruh Pembelajaran IPA dengan computational-thinking-dalam-
Pendekatan Computational Thinking kurikulum-indonesia/ diakses 28 Oktober
Berbantuan Scratch Terhadap 2021
Kemampuan Pemecahan
Masalah. Indonesian Journal of Natural Hutchins, N. M., Zhang, N., & Biswas, G. (2017).
Science Education, 4(2), 492-497. The role gender differences in
computational thinking confidence levels
D. Purnamawati, C. Ertikanto, A. Suyatna, plays in STEM applications. In Proceedings
Keefektifan lembar kerja siswa berbasis of The International Conference on
inkuiri untuk menumbuhkan keterampilan Computational Thinking Education
berpikir tingkat tinggi. Jurnal Ilmiah (CTE’17) (pp. 34-38).
Pendidikan Fisika Al-Biruni, 2017, 6.2:
209-219. Hutchins, N., Biswas, G., Conlin, L., Emara, M.,
Grover, S., & Basu, S. (2018, November).
Studying synergistic learning of physics
and computational thinking in a learning
by modeling environment. In Proceedings
of the 26th International Conference on
Drew, S. V. (2012). Open up the ceiling on the Computers in Education. Philippines: Asia-
common core state standards: Preparing s Pacific Society for Computers in Education.
t udents for 21st-century lit eracy-now.
Journal of Adolescent and Adult Literacy, Kawuri, K. R. (2018). Penerapan Computational
56(4), 321–330. Thinking Untuk Meningkatkan
https://doi.org/10.1002/JAAL.00145. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X
MIA 9 SMA Negeri 1 Surakarta pada
Materi Usaha dan Energi.

12
Lafrina Ifriliya/Unnes Physics Education Journal () (2022)
Kemendikbud, 2017. Pendidikan Karakter Sá ez-Ló pez, J., & Sevillano-García, M. &.-C.
Dorong Tumbuhnya Kompetensi Siswa (2019). The effect of programming on
Abad 21 diakses dari primary school students’ mathematical
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog and scientific understanding: educational
/2017/06/pendidikankarakter-dorong- use of mBot. Education Tech Research Dev
tumbuhnya-kompetensi-siswa-abad-21 67, 1405–1425.
pada tanggal 4 November 2021 https://doi.org/10.1007/s11.

Khasyyatillah, I., & Osman, K. (2019). The Sengupta, P., Kinnebrew, J. S., Basu, S., Biswas, G.,
Development of CT-S Learning Module on & Clark, D. (2013). Integrating
The Linear Motion Topic to Promote computational thinking with K-12 science
Computational Thinking. Journal of education using agent-based computation:
Educational Sciences, 3(3), 270-280. A theoretical framework. Education and
Information Technologies, 1–30.
Kitchenham, B., & S. Charters. 2007. Issue: EBSE
2007-001. Technical Report, Vol.2. Syarifuddin, M., Risa, D. F., & Hanifah, A. I. (2019).
Experiment Computational Thinking:
Kulles, Bill.(2016). Computational Thinking is Upaya Meningkatkan Kualitas Problem
Critical Thinking: Connecting to University Solving Anak Melalui Permainan Gorlids.
Discourse, Goals, and Learning Outcomes e-Jurnal Mitra Pendidikan, 3(6), 807-822.
Copenhagen(online).
Triandini, E. (2019). Metode Systematic
LEE, Tak Yeon, et al. CTArcade: learning Literature Review untuk Identifikasi
computational thinking while training Platform dan Metode Pengembangan
virtual characters through game play. In: Sistem Informasi di Indonesia. Indonesian
CHI'12 Extended Abstracts on Human Journal of Information Systems, 63- 77.
Factors in Computing Systems. 2012. p.
2309-2314. Trilling, B., Fadel, C., & Bernie Trilling, C. F.
(2012). 21st century skills: Learning for
Masigno, R. M. (2014). Enhancing Higher Order life in our times. John Wiley & Sons.
Thinking Skills in a Marine Biology Class
through Problem-Based Learning. Asia Voskoglou, M. G., & Buckley, S. (2012). Problem
Pacific Journal of Multidisciplinary Solving and Computational Thinking in a
Research, 2(5), 1–6. Learning Environment. ArXiv Preprint
ArXiv:1212.0750., December 2012.
Papert, S. (1980). Mindstorms, Children, http://arxiv.org/abs/1212.0750.
Computers and Powerful Ideas. New York:
Basic Books. Wilensky, U., & Reisman, K. (2006). Thinking like
a wolf, a sheep, or a firefly: Learning
Repenning, A., Webb, D., & Ioannidou, A. (2010). biology through constructing and testing
Scalable game design and the computational theories— an embodied
development of a checklist for getting modeling approach. Cognition and
computational thinking into public Instruction, 24(2), 171–209.
schools. In Proceedings of the 41st ACM
technical symposium on Computer science Wilson, K. (2016). Critical reading, critical
education (pp. 265–269). thinking: Delicate scaffolding in English
for Academic Purposes (EAP). Thinking
Rinaldi, R. G. (2020). Pelaksanaan Pendekatan Skills and Creativity, 22, 256–265.
Computational Thinking dalam https://doi.org/10.1016/j.tsc.2016.10.00.
Pembelajaran Fisika pada Materi Gerak
Parabola (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Wing, J. (2011). Research notebook:
Surakarta). Computational thinking—What and why.
The Link Magazine, 6.

13
Lafrina Ifriliya/Unnes Physics Education Journal () (2022)
Wing, J. M. (2008). Computational thinking and Yin, Y., Hadad, R., Tang, X., & Lin, Q. (2020).
thinking about computing. Philosophical Improving and assessing computational
Transactions of the Royal Society A: thinking in maker activities: The
Mathematical, Physical and Engineering integration with physics and
Sciences, 366(1881), 3717–3725. engineering learning. Journal of Science
Education and Technology, 29(2), 189-
Xiao, Y. (2019). Guidance on Conducting a 214.
Systematic Literature Review. Journal of
Planning Education and Research, 93-
112.

14

Anda mungkin juga menyukai