Al - Fi'lu Al - Mu'robu Wa Al - Mabni
Al - Fi'lu Al - Mu'robu Wa Al - Mabni
Al - Fi'lu Al - Mu'robu Wa Al - Mabni
Oleh :
Nazwa Sabila (23.11.2943)
Huzain (23.11.2916)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dan pengalaman bagi pembaca.Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..................................................................................................9
B. Saran ...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
arti/makna, kalimah di bagi menjadi tiga yaitu : kalimah isim (kalimah yang
menujukkan arti suatu benda yang tidak di sertai waktu dan tempat), kalimah fi’il
(kalimah dan kalimah huruf ( kalimah yang tidak mampu berdiri sendiri kecuali
Jika kalimah itu di masuki ‘amil maka ada yang akan terjadi suatu perubahan
Oleh karena itu maka perlu di ketahui bahwa kalimah itu ada yang mu’rab
dan ada yang mabni, dan di makalah ini kami akan sedikit banyak mengulas tentang
mabni dan mu’rab serta segala sesuatu yang berhubungan dengan keduanya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
dengan ‘amil yang memasukinya. Jadi jika suatu kalimah itu kemasukan ‘amil dan
kalimah itu terjadi perubahan pada akhiran kalimah itu, maka kalimah itu di sebut
kalimah mu’rab contohnya kalimah ْالمس ِْج ِد ِمن, disini terjadi perubahan harakat akhir
dhommah tapi karena ke masukan ‘amil, yaitu huruf jer maka harakat akhir kalimah
bahasa Arab terdiridari tiga kelompok, yaitu kata benda ()اِسْم, kata kerja ()ل فِ ْع, dan
kata depan ()ف ْر ح.Dari ketiga kelompok kata tersebut ada satu kelompok kata
yang tidak dapat berubahsama sekali akhirnya yaitu huruf ()ف ْر ح, sedangkan
sebahagian yang lain tidak dapat berubah,yaitu isim ( )اِسْمdan fi’il ()ل فِ ْع. Tetapi
1 Rappe, ,Ilmu Nahwu Dasar Dan Pola-Pola Penerapannya Dalam Kalimat, hlm. 33
2
antara isim dan fi’il yang paling banyak bentukkatanya yang dapat berubah
Jadi kata-kata bahasa Arab yang mu’rab dari tiga kelompok kata dalam
bahasaArab hanya ada dua kelompok kata yaitu kelompok kata isim dan
kelompok kata fi’il,itupun tidak otomatis seluruh kata isim atau seluruh kata
kata isim, dan sangat minim kata yang mu’rab dari kelompok kata fi’il
walaupun ada ‘amil yang memasukinya. Jadi jika ada suatu kalimah yang
kemasukan ‘amil baik nawasib atau jawazim atau huruf jer tapi akhirannya tidak
berubah maka kalimah itu di sebut kalimah mabni, contohnya ي ْفعُلن ل ْنkalimah ini
kemasukan ‘amil nawasib yakni ل ْنtapi harakat akhirnya tetap tidak berubah, maka
Mabni berarti tetap dan beku. Jadi kata yang mabni adalah kata yang
tetap dantidak berubah akhirnya sama sekali, mabni merupakan kebalikan dari
2 Ibid,hlm.34-35
3
B. Pembagian Al- Fi'lu Al- Mu'robu wa Al- Mabni
a) Isim Mu’rab ( kalimah isim yang bias berubah-ubah akhirnya) : ialah isim
yang tidak ada serupa yang bisa mendekatkan kepada kalimah huruf, isim
2. Isim tatsniyah : adalah isim yang berma’na dua, dari isim mufrad
yang di tambahi alif dan nun atau yak dan nun, ان
ِ ُم ْس ِل ِِم
laki-laki banyak, dari isim mufrad yang di tambah wawu dan nun atau
3 Ibnu malik, alfiyah ibnu malik, Ter, Ah. Syafi’ ‘Ali, terjemah alfiah ibnu malik, (lamongan
:pon-pes TABAHn 1999) Hlm. 20
4
6. Isim jama’ muanats salim : adalah kalimah isim yang menunjukkan
arti perempuan banyak, dari isim mufrad yang di tambah alif dan tak
contohnya,ُم ْس ِلمات
8. Isim jama’ taksir : isim yang bermakna banyak, yang berubah dari
10. Isim maqshur : isim yang huruf akhirnya berupa alif lazimah ( alif
11. Isim manqus : isim yang huruf akhirnya berupa yak lazimah (yak
12. Isim ghoiru munshorif : isim yang tidak menerima di tanwin, karena
13. Isim mudhof liyail mutakallim : isim yang di sandarkan pada yang
mutakallim (yak dhomir yang artinya saya ) contohnya, ِكتابِ ْي- ْ ب ْيتِي
4 Ibid,hlm.21
5
Jadi bentuk-bentuk kalimah isim di atas adalah mu’rab dalam artian
tidak bertemu nun taukid dan nun jama’ inats, fi’il ini bentuknya ada
lima macam:
ْ ي ْغ
berupa huruf ‘ilat wawu contohnya,زو – يدْع ُْو
4. Fi’il mudhori’ mu’tal akhir bil yak : fi’il mudhori’ yang huruf
5. Fi’il mudhori’ mu’tal akhir bil alif : fi’il mudhori’ yang huruf
5 Ibid,hlm.22-23
6
Bentuk bentuk fi’il di atas adalah mu’rab, dalam artian bahwa
jika yang masuk ‘amil nawashib maka kalimah tersebut akan di baca nashab,
jika yang memasuki kalimah tersebut ‘amil jawazim makam kalimah tersebut
2. Bentuk-bentuk Mabni
1. Isim mabni (harakat akhirnya tetap, tidah berubah-ubah) : ialah isim yang
ada serupa bisa mendekati kepada huruf, isim ini bentuknya ada enam
macam:
tidak bisa berubah-ubah walaupun ada amil yang memasukinya, 6 jadi sampai
7
kapan pun kalimah tersebut akan tetap sama seperti itu tidak akan ada suatu
perubahan sedikitpun.
2. Fi’il mabni ( harakat akhirnya tidak bias berubah-ubah) : ialah selain fi’il
mudhori’ yang tidak bertemu dengan nun taukid dan nun jama’ inats, dalam
a) Fi’il mudhori’ yang bertemu nun taukid atau nun jama’ inats
dan bagaimanapun kalimah tersebut tidak akan berubah, walaupun ada ‘amil
huruf itu semuanya di mabnikan (tidak ada yang mu’rab(.seperti huruf jer (
م ْن،
ِ أِلى، ع ْن، على, ( dan lain sebagainya,) 7
7 Ibid,hlm.9
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimah yang akhirannya bisa berubah-ubah itu disebut mu’rab, dan kalimah
yang akhirannya tidak bisa berubah-ubah itu di sebut mabni, kalimah yang mu;rab
jika kemasukan ‘amil maka pada khir kalimah tersebut akan mengalami perubahan
baik dari harakat atau huruf, tetapi jika kalimat itu mabni walaupun ke masukan ‘amil
apapun maka kalimah itu akan tetap sama yakni tidak ada perubahan suatu apapun.
isim yang tidak ada serupa yang bisa mendekatkan kepada kalimah
Isim jama’ muanats salim, Isim mulhaq bijam’i muanats salim, Isim
9
B. Fi’il Mu’rab ( biasa berubah-ubah akhirnya) : ialah fi’il mudhori’
yang tidak bertemu nun taukid dan nun jama’ inats, fi’il ini bentuknya
mudhori’ mu’tal bilwawi Fi’il mudhori’ mu’tal akhir bil yak, Fi’il
yang ada serupa bisa mendekati kepada huruf, isim ini bentuknya ada
enam macam:
fi’il mudhori’ yang tidak bertemu dengan nun taukid dan nun jama’
10
D. Saran
ketidaksempurnaan makalah ini,untuk itu kritik dan saran dari rekan rekan yang
11
DAFTAR PUSTAKA
Malik, Ibnu : 1999. alfiyah ibnu malik, Ter, Ah. Syafi’ ‘Ali, terjemah alfiah ibnu