Alhadi - 044215287 - Tugas 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

Nama : Alhadi

Nim : 044215287

Makul : HKUM4305

Pasca jajak pendapat 30 Agustus 1999 dimana hasilnya lebih dari 70 % masyarakat Timor
Timur memilih untuk merdeka, lepas dari Indonesia, terjadi berbagai insiden kemanusiaan,
seperti pembunuhan, pembumihangusan, penganiayaan dan sebagainya. Merespon kejadian
tersebut berdasarkan Resolusi DK PBB Nomor 1272, akhirnya dibentuklah UNTAET sebagai
pemerintah transisi di Timor Timur, yang salah satu mandatnya adalah membentuk sistem
peradilan terhadap pelaku kejahatan berat terhadap kemanusiaan yang berbentuk hybrid
tribunal

https://e-journal.fh.unmul.ac.id/index.php/risalah/article/view/212

1. Dengan semakin meningkatnya insiden kemanusiaan yang terjadi di timor timur pasca
lepas dari Indonesia mengharuskan dibentuknya hybrid tribunal untuk pelaku kejahatan
berat terhadap kemanusiaan. Dari kutipan tersebut silahkan deskripsikan apa itu hybrid
tribunal ?
2. Setelah terbentuk bagaimana pelaksanaan Hybrid tribunal (The Special Court for Sierra
Leone) ?
3. Jelaskan dasar hokum terbentuknya hybrid tribunal ?

Jawaban Tugas: Insiden Kemanusiaan dan Pembentukan Hybrid Tribunal

Pertanyaan 1: Deskripsi Hybrid Tribunal

Hybrid tribunal adalah pengadilan yang dibentuk untuk mengadili pelaku


kejahatan berat seperti kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, dan
genosida, yang memiliki karakteristik kombinasi antara elemen internasional
dan elemen domestik. Hybrid tribunal memiliki komposisi hakim, jaksa, dan
staf dari komunitas internasional dan negara yang bersangkutan. Tujuannya
adalah untuk mengintegrasikan standar hukum internasional dengan sistem
hukum lokal guna memastikan keadilan yang lebih komprehensif.

Contoh dari hybrid tribunal adalah pengadilan yang didirikan oleh PBB dan
Timor Timur untuk mengadili kejahatan berat pasca jajak pendapat 1999.
Pengadilan ini memadukan unsur hukum internasional dengan hukum nasional
Timor Timur, serta melibatkan personel dari berbagai negara untuk membantu
proses peradilan.
Pertanyaan 2: Pelaksanaan Hybrid Tribunal (The Special Court for Sierra Leone)

The Special Court for Sierra Leone (SCSL) adalah contoh pelaksanaan
hybrid tribunal yang dibentuk untuk mengadili kejahatan berat yang terjadi
selama konflik Sierra Leone. Berikut adalah pelaksanaan dan fungsi SCSL:

1) Pembentukan dan Mandat:


 Dibentuk pada tahun 2002 berdasarkan perjanjian antara PBB dan
pemerintah Sierra Leone.
 Mandatnya adalah untuk mengadili individu yang paling bertanggung
jawab atas kejahatan serius yang terjadi sejak 30 November 1996,
termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, dan
pelanggaran hukum internasional lainnya.
2) Struktur dan Komposisi:
 SCSL terdiri dari tiga bagian utama: Pengadilan, Penuntutan, dan
Pertahanan.
 Komposisi pengadilan mencakup hakim internasional dan nasional,
serta staf dari berbagai negara.
3) Proses Peradilan:
 SCSL mengadopsi prosedur hukum internasional yang ketat dan
memberikan hak-hak dasar bagi terdakwa, termasuk hak untuk
mendapatkan pembelaan yang adil.
 Pengadilan ini berhasil membawa beberapa pemimpin pemberontak
dan mantan pejabat ke pengadilan, termasuk Charles Taylor, mantan
Presiden Liberia, yang dihukum karena mendukung pemberontak di
Sierra Leone.
4) Keberhasilan dan Tantangan:
 SCSL diakui atas keberhasilannya dalam memberikan keadilan dan
menyelesaikan kasus-kasus penting terkait kejahatan perang.
 Namun, pengadilan ini juga menghadapi tantangan seperti keterbatasan
dana, masalah keamanan, dan kesulitan dalam mengumpulkan bukti.

Pertanyaan 3: Dasar Hukum Terbentuknya Hybrid Tribunal

Dasar hukum terbentuknya hybrid tribunal didasarkan pada kombinasi instrumen


hukum internasional dan nasional. Berikut adalah elemen dasar hukum
pembentukan hybrid tribunal:

1) Resolusi Dewan Keamanan PBB:


 Resolusi DK PBB merupakan instrumen penting yang dapat
mengesahkan pembentukan hybrid tribunal. Sebagai contoh, Resolusi
DK PBB No. 1272 memberikan mandat untuk pembentukan UNTAET di
Timor Timur, termasuk pengadilan hybrid untuk kejahatan berat.
2) Perjanjian Internasional:
 Pembentukan hybrid tribunal seringkali didasarkan pada perjanjian antara
PBB dan negara yang bersangkutan. Misalnya, The Special Court for
Sierra Leone dibentuk melalui perjanjian antara PBB dan pemerintah
Sierra Leone.
3) Hukum Nasional:
 Pembentukan hybrid tribunal juga melibatkan penerapan hukum nasional
negara yang bersangkutan, dengan modifikasi untuk mengakomodasi
standar internasional. Ini melibatkan amandemen undang-undang
nasional atau pembentukan undang-undang khusus untuk mendukung
operasi pengadilan.
4) Prinsip Hukum Internasional:
 Hybrid tribunal beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip hukum
internasional, termasuk Konvensi Jenewa, Statuta Roma, dan doktrin
hukum internasional lainnya yang mengatur kejahatan perang, kejahatan
terhadap kemanusiaan, dan genosida.

Dengan dasar hukum tersebut, hybrid tribunal dibentuk untuk memastikan bahwa
pelaku kejahatan berat tidak luput dari hukuman dan bahwa korban kejahatan tersebut
mendapatkan keadilan yang layak sesuai standar internasional.

Referensi:

1. Resolusi DK PBB No. 1272.


2. Perjanjian Pembentukan The Special Court for Sierra Leone.
3. Undang-Undang dan Instrumen Hukum Internasional terkait Hukum Humaniter
dan Hak Asasi Manusia.

Anda mungkin juga menyukai