Relevan Dengan Perkembangan Zaman Dan Dapat Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Sehingga Dapat Menyiapkan Generasi Cemerlang Dimasa Yang Akan Datang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Mengapa Pendidikan Indonesia perlu mempertimbangkan pembelajaran yang kontekstual bagi anak

dan lingkungan sesuai dengan alam dan zaman?

Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam
dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak
berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Beliau mengingatkan pendidik
bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam
dan zaman dimana dan kapan ia berada. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini
menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad ke-21 sesuai dengan
perkembangan teknologi yang ada sekarang, sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks
lokal sosial budaya murid disesuaikan dengan karakteristik sosial budaya dimana ia berada, di
Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan murid di Indonesia Tengah atau
Indonesia Timur. Dengan mempertimbangkan pembelajaran yang kontekstual bagi anak dan
lingkungan sesuai dengan alam dan zaman, pendidikan yang kita berikan relevan dengan
perkembangan zaman dan dapat memenuhi kebutuhan belajar murid sehingga dapat
menyiapkan generasi cemerlang dimasa yang akan datang.

Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang berhamba (berpihak) pada anak”
dalam peran saya sebagai pendidik?

“Pendidikan yang berhamba (berpihak) pada anak” adalah Pendidikan yang menitikberatkan murid
sebagai prioritas utama yang harus dilayani. Saya sebagai seorang pendidik berperan aktif
menempatkan peserta didik sebagai subyek, bukan obyek Pendidikan dan guru berperan hanya
sebagai fasilitator yang memfasilitasi beragam kebutuhan anak sesuai dengan potensi dan
keunikannya masing-masing. Artinya, peserta didik diberi ruang yang seluasnya untuk bereksplorasi,
berekspresi, berkreatifitas, secara mandiri dan bertanggung jawab.
Setiap anak memiliki kemerdekaan untuk belajar namun peran kita sebagai pendidik layaknya orang
tua sebagai penuntun yang menuntun anak dalam tumbuh kembangnya sesuai dengan kodratnya
dan sebagai pamong yang “ngemong” anak dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak
kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Sebagai pendidik kita tidak boleh memaksakan anak-
anak kita tumbuh di luar apa yang menjadi kodratnya. Tuhan sudah menentukan kodrat setiap
manusia dengan memberinya naluri, dan setiap orang akan mempunyai naluri yang berbeda dalam
setiap bidang. Jangan memaksa anak ikan untuk bisa memanjat pohon tapi ajari dia berenang,
jangan pula memaksa anak elang untuk berenang, tapi ajarilah dia untuk terbang, pasti kita akan
mendapati setiap individu itu sebagai ahli di bidangnya masing-masing.

Mohon tuliskan satu pengalaman konkrit Anda dalam menerapkan satu


pemikiran filosofis pendidikan KHD dalam lingkungan sekolah maupun keluarga
Salah satu pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat
alam dan kodrat zaman. Salah satu hal yang saya terapkan dalam lingkungan sekolah yang
berhubungan dengan kodrat zaman ialah menerapkan Pendidikan yang berbasis teknologi abad 21
didalam kelas yang saya ajar, pada saat pembelajaran, buku tidak menjadi satu-satunya sumber
belajar, saya memanfaatkan fasilitas pembelajaran berupa chrome book yang berasal dari bantuan
pemerintah, siswa dapat membuka aplikasi youtube dimana disana banyak video-video
pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang saya ajarkan, kemudian mempelajarinya,
kemudian untuk mempresentasikan apa yang sudah mereka pelajari, murid bisa menggunakan
proyektor lcd, agar lebih mudah dalam menyampaikan dan dimengerti oleh teman-teman mereka
yang lain, dan untuk tugas evaluasi saya menyediakan soal melalui aplikasi google form yang bisa
mereka kerjakan dengan mudah dan menarik melalui perangkat chrome book atau pun gadget yang
mereka miliki. Pembelajaran yang berbasis teknologi ini pada awalnya memang agak sulit karena
keterbatasan sarana yang dimiliki sekolah, namun dengan bantuan pemerintah dan kerja sama
dengan orang tua murid akhir nya bisa terlaksana dengan baik.

Apa yang Anda pahami dan yakini tentang coaching?


Coaching, ialah suatu bentuk kerja sama bersama coachee untuk memaksimalkan potensi pribadi
dan profesional yang dimiliki oleh coachee melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi
pemikiran dan proses kreatif.

Coaching, ialah suatu bentuk kerja sama bersama coachee untuk memaksimalkan potensi
pribadi dan profesional yang dimiliki oleh coachee melalui proses yang menstimulasi dan
mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.Di dalam proses coaching, seorang coach tidak
harus hebat, tidak harus memiliki pengalaman yang banyak, tidak harus seorang pakar, tetapi
ia hanya perlu menguasai strategi berpikir, memahami proses-proses, mampu berpiikir
kreatif, mampu menghubungkan sesuatu, dan selalu ingin tahu apa dibalik sebuah kasus
yang sedang di alami oleh coachee . Ia juga harus mempunyai kecakapan dalam coaching
yaitu ; presence, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot dalam aktif, dan
mengajukan pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching . Seorang coach akan
mendorong coachee untuk menemukan solusi atas permasalahan nya sendiri.Proses
coaching harus memiliki pandangan yang luas. Dalam kegiatan Coaching, coach dan coachee
sama-sama akan mendapatkan pembelajaran, yang bisa dijadikan sebagai suatu refleksi diri
dan melakukan kegiatan introspeksi atas semua hal yang selama ini telah dan yang akan
dilakukan, baik dalam proses pembelajaran, ataupun masalah dan kegiatan lainnya.

Tuliskan 1 pengalaman Anda melakukan praktek coaching atau pengembangan


kompetensi diri orang dewasa dalam kurun waktu dua tahun terakhir. (Siapa
coacheenya, situasinya seperti apa, tujuan coaching, dan kapan terjadinya?)

Pada tahun ajaran 2022/2023, di pertengahan semester genap, saya mempunyai pengalaman dalam
melakukan praktek coaching atau pengembangan kompetensi diri orang dewasa ialah pada saat
teman sejawat saya yang Bernama ibu Siti Aisah,beliau adalah seorang wali kelas 4, beliau
mendatangi saya didalam ruangan saya pada jam istirahat siang, beliau terlihat sedang pusing,
terlihat jelas diraut muka nya, kemudian beliau meminta waktu sebentar untuk mengutarakan
permasalahannya kepada saya, setelah saya mempersilahkan ibu Siti Aisah untuk masuk dan duduk,
beliau kemudian bercerita tentang kondisi yang beliau alami di dalam kelas, beliau bercerita bahwa
akhir-akhir ini beberapa siswa kurang bersemangat dengan pembelajaran yang diberikan, murid
kurang aktif, dan terlihat malas saat melakukan aktivitas dikelas, padahal didalam pembelajaran
yang beliau ajarkan, beliau selalu memakai media yang menarik dan tekhnik pengajaran yang sesuai
dengan keadaan murid, hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi kelas diawal pembelajaran,
dimana para murid terlihat semangat dan antusias mengikuti pembelajaran beliau, hal ini lah yang
ingin beliau diskusikan dengan saya untuk mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalahnya.
Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin pembelajaran
dalam pengambilan keputusan yang mengandung nilai-nilai kebajikan yg saling
bersinggungan. Jelaskan mengapa aspek-aspek tersebut penting untuk diperhatikan?
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan hendaknya
didasarkan pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan
bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan kinerja murid dalam


pembelajaran?
Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar guru bisa melaksanakan pembelajaran yang mampu
mengakomodir berbagai macam kebutuhan belajar murid. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru
harus memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan belajar murid, hal ini dapat dilakukan
dengan memperhatikan beberapa hal, yang pertama bagaimana kesiapan belajar murid terhadap
materi yang akan kita berikan, yang kedua bagaimana minat murid terhadap materi pembelajaran
kita, dan yang ketiga seperti apa profil belajar murid. Selain itu dalam kegiatan pembelajaran, guru
juga perlu memperhatikan strategi pembelajaran yang terdiri dari diferensiasi konten, diferensiasi
proses, dan diferensiasi produk. Dan dalam proses penilaian, guru menggunakan penilaian
berjenjang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing murid. Dengan kepekaan
guru dalam merespon semua kebutuhan belajar murid, semua murid bisa memperoleh kesempatan
yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga lingkungan yang aman dan nyaman pun akan
didapatkan murid. Dengan lingkungan yang aman dan nyaman ini dapat meningkatkan motivasi
belajar murid, sehingga kinerja murid dalam pembelajaran pun dapat meningkat juga. murid akan
menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan
pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar/ readiness), jika tugas-tugas tersebut
memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), atau jika tugas itu memberikan
kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

Mohon tuliskan satu pengalaman Anda dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik/latih
yang beragam di kelas Anda

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar pembelajaran berdiferensiasi dapat diselenggarakan
secara efektif. Sebelum melakukan pembelajaran perlu pemetaan kebutuhan belajar murid
berdasarkan kesiapan, minat dan profil belajar murid, agar guru dapat menentukan perbedaan
konten, proses, serta produk dalam kegiatan pembelajaran. Pemetaan yang saya lakukan yaitu
melalui asesmen diagnostic non kognitif. Selain itu saya juga melakukan pemetaan berdasarkan data
murid pada tahun/semester sebelumnya. Pemetaan juga bisa saya lakukan melalui angket,
pengamatan terhadap murid, juga wawancara atau bincang dengan sesama rekan guru pada jenjang
kelas sebelumnya dan wali murid berkaitan dengan kebutuhan murid saya. Setelah mendapatkan
hasil pemetaan maka saya menyesuaikan pembelajaran yang akan saya berikan sesuai dengan
kebutuhan belajar murid tersebut. Hal yang paling sering saya lakukan adalah memenuhi kebutuhan
belajar murid yang berkaitan dengan profil belajar pada faktor gaya belajar murid yang terdiri dari
audiotori, visual, dan kinestetik dan juga pada kesiapan belajar murid. Dimana untuk memenuhi
kebutuhan murid tersebut saya berupaya menyediakan berbagai media pembelajaran yang dapat
mengakomodir kebutuhan murid, dan juga melakukan strategi diferensiasi.
Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin pembelajaran
dalam pengambilan keputusan yang mengandung nilai-nilai kebajikan yg saling
bersinggungan. Jelaskan mengapa aspek-aspek tersebut penting untuk diperhatikan?

Dalam kehidupan sehari-hari kita kerapkali dihadapkan permasalahan yang harus diputuskan dengan
tepat, begitu pula di kelas, karena keputusan kita sangat mempengaruhi masa depan murid kita.
Oleh karena itu seorang guru harus memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang
mengandung nilai-nilai kebajikan. Nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan
keputusan hendaknya didasarkan pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai
kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang
diambil. Setiap pengambilan keputusan akan merefleksikan integritas sekolah tersebut, nilai-nilai
apa yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan keputusan-keputusan yang diambil kelak akan
menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita
ambil dalam pengambilan suatu keputusan. Misalnya, guru yang memiliki empati yang tinggi, rasa
kasih sayang dan kepedulian cenderung akan memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-
Based Thinking). Sedangkan guru yang memiliki sikap jujur dan komitmen yang kuat untuk tunduk
pada peraturan cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Dan
guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial yang tinggi cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis
Hasil Akhir (Ends-Based Thinking).

Menurut anda, apa saja yang menjadi aset/kekuatan sekolah? aset/kekuatan apa yang
paling besar dimiliki oleh sekolah?

Sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara factor biotik ( unsur hidup) yang terdiri dari Murid,
Kepala sekolah, guru, staff TU, wali murid, masyarakat, dinas terkait, dan pemerintah.daerah, dan
faktor abiotic ( unsur yang
tidak hidup) yang terdiri dari Keuangan, sarana dan prasarana, lingkungan alam.
Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan
hubungan yang selaras dan harmonis. Ada 7 Aset Utama /modal utama dalam sbuah komunitas,
yaitu manusia, sosial, fisik, lingkungan/alam, finansial, politi, agama dan budaya. Danmenurut saya,
asset/ kekuatan yang paling besar yang dimiliki oleh sekolah ada pada asset manusia.

Mohon ceritakan 1 pengalaman terkait pengambilan keputusan yang melibatkan


dilema etika yang pernah Anda terapkan (termasuk keputusan yang diambil)

Saya pernah dihadapkan suatu dilema dalam pengambilan keputusan pada rapat kenaikan kelas,
dimana beberapa guru ingin salah satu siswa saya yang dianggap kurang mampu secara akademik dan
sering membuat onar dikelas agar tinggal kelas. Sebenarnya anak ini mempunyai kemampuan yang
standar dalam nilai akademik, hanya saja karena kurangnya perhatian dari orang tua dikarenakan sang
ibu seorang TKW dan ayahnya juga sering bekerja diluar kota sehingga anak ini sering mencari
perhatian dikelasnya, salah satunya ia sering membuat keributan dikelas, Sayangnya beberapa guru
khususnya guru-guru yang nantinya akan mengajar anak ini di jenjang kelas berikutnya kurang bisa
menerima sehingga meminta agar anak tersebut tinggal kelas. Saya menyampaikan pendapat saya
bahwa anak ini masih layak diberi kesempatan untuk naik kelas karena kita sudah mengetahui motif
dari perilaku siswa tersebut, Namun karena Sebagian besar guru-guru lain punya pemikiran yang
berbeda akhirnya anak tersebut diputuskan tinggal kelas, Keputusan ini sungguh bertentangan dengan
hati nurani saya yang mengharapkan agar anak tersebut naik kelas.
Lengkapi Soal Paper Based Interview

Paket Modul 2

Budaya Positif
Tuliskan filosofi pendidikan Anda yang menjadi landasan interaksi sosial antara guru dan murid
dalam penerapan disiplin positif terkait 1) peran Anda, 2)posisi Anda dan murid, 3)tanggung jawab,
dan 4)penerapan disiplin.

Sesuai dengan pemikiran bapak Ki Hajar Dewantara bahwa seorang pendidik itu harus dapat
menuntun anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya sehingga anak dapat memiliki
karakter yang baik,sehingga pada akhirnya dapat membentuk perilaku yang baik pula. Dalam
menuntun dan membentuk budi pekerti anak, maka sebagai pendidik perlu menerapkan budaya
positif di sekolah.

Untuk membangun budaya positif di sekolah maka menurut saya sekolah perlu menyediakan
lingkungan yang positif, aman, dan nyaman agar anak dapat berpikir, bertindak dan mencipta
dengan secara merdeka, mandiri dan bertanggungjawab. Salah satu strategi yang perlu ditinjau
ulang adalah bentuk disiplin yang dijalankan selama ini di sekolah. Terkait dengan disiplin ini maka
saya sebagai kepala sekolah meminta semua warga sekolah perlu menyamakan persepsi tentang
disiplin yang selama ini dikaitkan dengan kontrol yakni cara guru ketika menghadapi anak dalam hal
kedisiplinan. Perlu ada nya kontrol berupa kesepakatan kelas, yang di sepakati oleh guru dan murid,
dan di ketahui oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab. Guru harus selalu memantau jalan
nya kesepakatan kelas, apakah ada pelanggaran atau tidak, jika ada maka perlu diingatkan Kembali,
namun jika pelanggarannya tergolong parah maka perlu diadakan Tindakan restitusi.

Mohon tuliskan satu pengalaman Anda dalam menerapkan disiplin positif, bisa dalam
konteks peran anda sebagai seorang pendidik/guru, orangtua, atau seorang atasan.
Tuliskan kapan waktunya dan seperti apa situasinya, tugas/peran Anda, tindakan/ hal
yang Anda lakukan, dan hasilnya.

Pengalaman saya sebagai seorang guru dalam menerapkan disiplin positif terhadap seorang murid,
saat tahun ajaran 2022/2023, pertengahan semester genap, di suatu pagi, Ketika pembelajaran
sudah dimulai 30 menit, ada seorang murid perempuan yang Bernama Cecilia, datang terlambat
kedalam kelas, Ketika saya tanya kenapa ia datang terlambat, ia beralasan karena bangun kesiangan,
agar ia tidak ketinggalan pelajaran, saya pun mempersilahkan ia masuk dan mengikuti pelajaran.
Setelah pelajaran berakhir, waktu istirahat tiba, semua anak keluar kelas, tapi saya meminta Cecil
untuk menemui saya di ruang guru setelah jajan di kantin. Saat cecil sudah berada diruang guru, saat
itulah saya melakukan restitusi yang bertujuan untuk menemikan solusi atas permasalahannya.
Dalam melakukan restitusi ini saya lakukan denagn tiga tahapan, yang pertama yaitu 'Menstabilkan
Identitas, yang kedua Validasi Tindakan yang salah, dan yang ketiga Menanyakan keyakinan.
Dengan menjalankan segitiga restitusi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan bermakna
diharapkan murid menjadi lebih kuat secara pribadi, membuka wawasan murid agar dapat
menyelesaikan permasalahnnya sendiri, dan murid semakin percaya diri, mandiri, dan merdeka.

Pagi itu Cecil datang terlambat ke sekolah karena ia bangun kesiangan. Pada saat ia tiba di kelas
pelajaran sudah dimulai

Dengan menjalankan segitiga restitusi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan bermakna


diharapkan murid menjadi lebih kuat secara pribadi, membuka wawasan murid agar dapat
menyelesaikan permasalahnnya sendiri, dan murid semakin percaya diri, mandiri, dan merdeka.

 Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang
lebih kuat (Gossen; 2004).
 Restitusi merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi
untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang
mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom
Gossen, 1996).

"Suatu proses dialog yang dijalankan oleh guru atau orang tua, agar dapat menghasilkan murid
yang mandiri dan bertanggung jawab"

Sisi 1, 'Menstabilkan Identitas'

 Berdasarkan prinsip membuat kesalahan adalah bagian dari proses


pembelajaran
 Berperan menggeser identitas murid dari identitas gagal ke identitas sukses
 Jangan mengkritik murid yang sedang mengalami identitas gagal

Mengajukan pertanyaan

 Membuat salahan sesuatu yang wajar.


 Manusia tidak ada yang sempurna.
 Kita bisa memperbaiki masalah ini.
 Saya tidak menanyakan kesalahannya. Tetapi fokus memperbaiki masalah ini.
 Apakah saat ini kamu tengah menjadi orang yang baik untuk dirimu sendiri?

Segitiga Restitusi ini merupakan proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki
kesalahan, sehingga anak dapat kembali pada kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat dari
sebelumnya. Penerapan segitiga restitusi diawali dengan validasi tindakan yang salah, Menstabilkan
identitas dan menanyakan keyakinan kelas
Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi
Jika Anda masuk ke sebuah kelas yang gurunya mengimplementasikan pembelajaran berdiferesiasi,
maka proses pembelajaran apa yang akan Anda lihat? (kegiatan yang dilakukan guru, kegiatan yang
dilakukan murid, strategi pembelajaran, penilaian, dll)

Pada saat guru sedang mengimplementasikan pembelajaan berdifferensiasi, maka proses


pembelajaran yang akan saya lihat ialah keseluruhan dari pembelajaran tersebut, bagaiman kegiatan
yang dilakukan oleh guru, oleh murid, strategi apa yang digunakan guru dalam pembelajaran, dan
penilaian apa saja yang diberikan oleh murid kepada murid yang berbeda kondisinya. Semua ini
bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran yang dilakukan sudah memenuhi kebutuhan
belajar anak, dan mengenali apakah pembelajaran yang dilakukan sudah menggambarkan ciri ciri
atau karakteristik pembelajaran berdifferensiasi. Jika setiap anak dalam kelas akan menyambut dan
merasa disambut dengan baik, setiap anak didalam kelas saling menghargai, murid merasa aman,
ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam
bentuk nyata, dan guru dan siswa berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan Bersama, maka
pembelajaran yang dilakukan sudah memenuhi semua kebutuhan murid.Namun sebelum itu kita
juga perlu melihat rencana pembelajaran/modul ajar untuk mengetahui data pemetaan kebutuhan
murid dan strategi apa yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa

Paket Modul 2

Pembelajaran Sosial dan Emosional


Apa pendapat Anda tentang manfaat pembelajaran sosial dan emosional dalam mewujudkan praktik
pendidikan yang berpihak pada murid?

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) ialah pembelajaran yang dilakukan secara Bersama sama
oleh seluruh warga sekolah. Proses ini yang memungkinkan murid dan para guru di sekolah,
memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial
dan emosional agar dapat memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri),
menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukkan empati
kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
(keterampilan berelasi), dan membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab).

Berkaitan dengan pembahasan di paragraph atas, Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pendidikan yang memerdekakan karena mengandung
keterampilan -keterampilan yang harus dimiliki oleh murid untuk bertahan dalam masalah,
kemampuan mencari solusinya dan juga bagaimana menjadi seorang individu yang baik. Disamping
itu, pembelajaran sosial emosional memberikan pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan jiwa
murid dalam mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat jamannya.

Mohon tuliskan satu pengalaman Anda dalam menerapkan pembelajaran sosial dan
emosional di lingkungan pendidikan.

Pada saat saya mengajar di kelas 4, pada hari suasana lumanyan panas, dan para
murid baru saja selesai belajar pelajaran PJOK, sebelum saya memulai pelajaran saya,
yaitu materi yang membahas tentang pecahan, matematika, maka saya sadar dengan
situasi cuaca dan kondisi fisik anak yang masih kelelahan maka saya merasa perlu
menunda pelajaran, menghentikan sejenak semua aktifitas dikelas, untuk mengajak
para murid,melakukan penerapan pembelajaran sosial emosional dengan tekhnik
STOP, yaitu S ( Stop/berhenti) meminta semua murid menghentikan sejenak semua
aktivitas lalu, meminta mereka untuk mengambil posisi duduk yang nyaman, badan
tegak, rileks, dan meletakkan kedua tangan diatas paha.T ( take a deep breath/ Tarik
nafas dalam) meminta semua murid menaarik nafas dan merasakan udara segar masuk
ke hidung lalu menghembuskan sebanyak dua sampai tiga kali. O ( Observe/amati)
meminta semua murid untuk mengamati apa yang sednag dirasakan oleh tubuh,
merasakan perut yang mengemang sebelum membuang nafas dan bagian-bagian tubuh
lainnya dalam posisi anggota tubuh rileks. P (proceed / lanjutkan) adalah tahap
Latihan selesai, kemudian melanjutkan pembelajaran Kembali, dengan kondisi
perasaan murid yang lebih tenang, pikiran lebih jernih, dan sikap lebih positif, dengan
kegiatan ini murid akan lebih konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.

Lengkapi Soal Paper Based Interview


Paket Modul 3

Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid


Menurut Anda, siapa yang seharusnya memegang kendali di dalam proses pembelajaran yang baik?
Apa peran pendidik di sana? Apa saja yang akan dibangun lewat pembelajaran yang baik itu? Jelaskan
alasan dan elaborasikan dengan jelas jawaban Anda.
Seseorang yang seharusnya memegang kendali didalam proses pembelajaran yang baik ialah
pendidik, karena di tangan pendidik lah segala sesuatu berawal dan berakhir, terutama sebuah
perubahan didalam proses pembelajaran, kearah yang lebih baik. oleh karena itu seorang pendidik
merupakan tokoh penting sebagai seorang penggerak didalam sekolah. Pendidik harus membuat suatu
program yang benar benar berdampak bagi murid, bukan sekedar program seremonial yang tidak jelas
makna nya bagi murid, maka nya didalam pembuatan program tersebut seorang pendidik harus
melibatkan semua warga sekolah, menggunakan semua aset yang ada disekolah, terutama
murid,sebagai mitra dalam penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program.Murid dapat dilibatkan
dengan memberikan kesempatan mereka untuk berpendapat (suara) dan menentukan pilihannya
(choice) sehingga mereka akan merasa memiliki (ownership) dan merasakan manfaat dari program
yang akan dikembangkan. Apa saja minat dan kebutuhan yang dimiliki oleh murid untuk bisa
difasilitasi oleh para pendidik , agar para murid bisa mengembangkan semua potensi yang dimilikinya
sesuai dengan minat mereka.
Ceritakan 1 pengalaman Anda dalam mengelola program atau kegiatan sekolah yang berpihak pada
murid. Jelaskan apa programnya? Apa peran spesifik anda di sana? Apa peran konkret murid di
sana? Apakah Anda melibatkan komunitas dan program tersebut? Jika ya, jelaskan bagaimana
mereka dapat terlibat. Keberhasilan nyata/dampak positif spesifik yang tampak dalam
program/kegiatan tersebut?

Pengalaman saya dalam mengelola program yang berpihak kepada murid yaitu, pada saat saya
membuat suatu program yang Bernama program SABUKU, Satu bulan, Satu Buku, proram yang
memotivasi murid agar dalam satu bulan mereka dapat membaca minimal satu buku, kemudian
menceritakan Kembali hasil bacaan mereka secara lisan ataupun tertulis, bisa melalui hasil karya
berupa puisi, gambar bercerita, atupun pantun, yang kemudian mereka posting di media sosial
sekolah atapun ditempel dimading. Didalam program ini saya bertindak sebagai inisiator, hal yang
pertama yang saya lakukan setelah mengetahui rendahnya literasi anak disekolah, ialah mencari
proram yang sesuai untuk meningkatkan literasi anak disekolah saya, dengan cara, berdiskusi
dengan teman sejawat, atasan dan yang terpenting dengan siswa, untuk mendengarkan voice dan
choice mereka terhadap tujuan program yang akan dibentuk, sekaligus melatih murid menjadi
pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, sehingga kita perlu memberikan kesempatan
kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri,
sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Kemudian terbentuk lah
program Sabuku,
Kepemimpinan murid adalah bagaimana murid mengambil peran aktif dalam pendidikan.
Kepemimpinan murid mengacu pada tiga hal, yakni: suara/voice, pilihan/choice,
kepemilikan/ownership.
Dalam merancang program yang berpihak pada murid, yang pertama dilakukan adalah
pemetaan terhadap aset sekolah terhadap program tersebut yang dapat dilakukan melalui
analisis 7 aset/kekuaan sekolah melalui tahapan BAGJA.

Perencanaan sebuah program dapat dilakukan dengan menggunakan tahapan BAGJA dan dibangun
berdasarkan pemanfatan aset. sehingga program sekolah dapat menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid dan melibatkan murid untuk mengemukakan suara, pilihan, dan
kepemilikannya untuk mencapai sebuah kesepakatan.
Pada pelaksanaan program mengacu pada perencanaan yang telah disusun dengan berkolaborasi
dan memanfaatkan aset sekolah yang dimiliki yang selanjutnya dilakukukan evaluasi yang
berkolaborasi dengan rekan sejawat, orang tua, komite, dan murid terkaitprogram yang
dilaksanakan untuk perbaikan selanjutnya.

Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Bagaimana kondisi Pendidikan Indonesia saat ini?
Menurut Undang -undang dasar tahun 1945 pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan Pendidikan. Namun menurut saya yang terjadi sekarang, masih banyak warga negara
kita yang belum mendapatkan Pendidikan yang layak dikarenakan kondisi Pendidikan di Indonesia
yang masih banyak memiliki permasalahan dari berbagai faktor, menurut pemikiran saya faktor yang
pertama ialah kurang nya pemerataan Pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, hal ini mungkin
dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang terbentang panjang dengan dengan segala perbedaan
kualitas dan kesempatan dalam memperoleh Pendidikan. Dari aceh sampai marauke, kemampuan
anak dalam belajar di Jakarta tentu sangat jauh berbeda dengan anak yang berumur sama di papua.
Yang kedua kualitas fasilitas yang mempermudah kegiatan belajar mengajar, tidak semua sekolah
yang memilikinya, fasilitas tersebut hanya ada di sekolah perkotaan, namun di daerah masih banyak
yang memprihatinkan, hal ini tentu saja dapat menghambat kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dan
yang terakhir tenaga pendidik nya. Guru adalah faktor utama penentu keberhasilan Pendidikan dalam
sebuah negara, namun di Indonesia sekarang, guru menumpuk banyak diderah perkotaan, namun
didaerah,cukup kurang, hal ini tentu saja berpengaruh dengan percepatan kualitas Pendidikan di
Indonesia.

Menurut anda, apa saja yang menjadi aset/kekuatan sekolah? aset/kekuatan apa yang paling
besar dimiliki oleh sekolah?

Menurut saya sekolah adalah suatu wadah untuk berinteraksi antara warga sekolah, masyarakat,
dinas terkait, dan pemerintah.daerah, dan sarana dan prasarana, dan lingkungan alam. Semua hal ini
saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan
hubungan harmonis. Berdasarkan pengetahuan yang saya dapat dari Pendidikan guru penggerak,
ada 7 Aset Utama /modal utama yang bisa dijadikan asset/kekuatan sekolah, yaitu manusia, sosial,
fisik, lingkungan/alam, finansial, politik, agama dan budaya. Ketika sumber daya yang ada disekolah
dikelola dengan baik oleh semua warga sekolah, maka pasti akan membantu proses pembelajaran.
Dan menurut saya, asset/ kekuatan yang paling besar yang dimiliki oleh sekolah ada pada asset
manusia. Aset manusi terdiri dari guru, tenaga kependidikan, komite dan juga siswa.
Ketika seorang guru yang kreatif, inovatif, dan berpihak kepada murid diberikan ruang untuk
berkembang, makai a akan mencurahkan segala usahanya menciptakan inovasi-inovasi guna
menunjang kemajuan murid.

Minimum 150 kata dan Maksimum 300 kata


0 / 300

Mohon ceritakan 1 pengalaman terkait pengelolaan sumber daya/penerapan asset-based


approach yang pernah Anda terapkan.
Dalam sebuah rapat disekolah, saya mengutarakan rencana kegiatan sosialisasi pencegahan perundungan
disekolah kepada kepala sekolah dan juga rekan sejawat. Pada awalnya beberapa guru yang berpendapat
bahwa kegiatan tersebut tidak perlu dilaksanakan karena keadaan disekolah aman, tidak pernah terjadi aksi
perundungan. Dan mereka berpendapat lebih baik melaksanakan kegiatan sosialisasi dengan tema yang
lain yang dianggap lebih penting. Namun menurut saya, berdasarkan pepatah yang mengatakan lebih baik
mencegah daripada mengobati, walaupun belum terjadi ada baiknya saya berinisiatif melakukan kegiatan
pencegahan perundungan dilingkungan sekolah saya. Dan akhirnya setelah mendengar alasan dari saya,
para guru dan kepala sekolah setuju dengan usulan tersebut.

Didalam rapat, inisiatif saya disetujui. Kegiatan tersebut akan mengundang sekitar 200 orang. Untuk
panitia pelaksana ditunjuk beberapa guru sebagai kordinator, kepala sekolah sebagai penanggung jawab,
dan komite sekolah. Untuk narasumber saya berencana untuk mengundang pengawas sekolah dan Kepala
bidang pemberdayaan Perempuan dari dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak. Yang
menjadi permasalahan ialah anggaran sekolah hanya cukup untuk membayar honor narasumber, untuk
konsumsi kegiatan tidak ada. Sebagai inisiator saya merasa bertanggung jawab untuk mencari solusinya.
Setelah berdiskusi dengan kepala sekolah akhirnya saya mendapatkan ide untuk mencari sponsor yang bisa
menutupi kekurangan dana. Proposal kegiatan saya usulkan ke beberapa pihak dan akhirnya ditanggapi
oleh salah satu penerbit buku dan mereka bersedia mendanai keseluruhan kegiatan dengan syarat diizinkan
untuk melakukan promosi disela-sela kegiatan, dan kami pun setuju

Alahmdulillah kegiatan sosialisasi berjalan dengan lancar berkat Kerjasama yang baik dengan semua
warga sekolah dan pihak sponsor yang bersedia untuk membiayai semua kegiatan. Dan dari hasil kegiatan
sosialisasi, pemaparan dari narasumber telah membuat orang tua murid, dewan guru, dan kepala sekolah
mendapatkan wawasan baru tentang pencegahan perundungan disekolah.

dewan guru, dan kepala sekolah mendapatkan wawasan baru tentang pencegahan perundungan disekolah.

Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak


Ceritakan kaitan antara konsep kebebasan manusia dalam memilih (teori pilihan), kecerdasan
emosional (teori pendidikan positif) dan penguatan nilai-nilai/peran guru dalam konteks
sekolah/lingkungan pendidikan lain yang sistemik dan berkesinambungan.

Menurut saya teori pilihan lebih mementingkan untuk memberikan peserta didik kebebasan untuk
memutuskan pembelajaran apa mereka pilih. Dan saya percaya setiap peserta didik mempunyai
pilihan, minat, dan gaya belajar yang berbeda-beda dan unik. Kita sebagai seorang pendidik harus
memberikan pilihan dalam metode pembelajaran, konten, atau penugasan sehingga peserta didik
merasa memiliki kontrol atas proses belajar mereka sendiri.

Kecerdasan emosional, menurut saya adalah kemampuan untuk memahami, mengelola, dan
mengungkapkan emosi dengan benar. Hal Ini juga termasuk empati, hubungan sosial, dan kesadaran
diri. Di dalam konteks pendidikan positif, seorang pendidik harus mendukung perkembangan
kecerdasan emosional peserta didik, membantu mereka belajar bagaimana menangani stres,
mengungkapkan emosi dengan bijak, dan menjalin hubungan sosial dengan sesama yang sehat.

Guru sebagai pendidik, menurut saya mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan
lingkungan yang memfasilitasi peserta didik untuk mengeksplorasi kebebasan dalam memilih.
Peserta didik juga tidak hanya menyuarakan apa yang mereka ketahui, tetapi mengenali minat dan
preferensi mereka sendiri.

Kaitan antara ketiga pemikiran ini adalah bahwa ketika peserta didik diberikan kebebasan untuk
memilih apa yang mereka mau, mereka akan mempunyai kontrol lebih besar atas pembelajaran di
dalam kelas, yang dapat menambah motivasi dan keterlibatan dalam proses pembelajaran. Guru
yang mendukung kecerdasan emosional dapat membantu peserta didik mengatasi stres, frustrasi,
atau kecemasan yang muncul saat membuat pilihan

Tuliskan satu peran nyata Anda di sekolah (atau lingkungan pendidikan yang lain)
ketika terlibat dalam sebuah upaya kolaboratif yang secara konsisten menumbuhkan
manusia agar berkarakter (memiliki nilai-nilai) positif dan mengembangkan
kebijaksanaannya dalam memilih. Gambarkan situasinya, peran/tugas/tindakan Anda,
dan apa refleksi Anda atas hasil yang dicapai.

Pada tahun pertama sekolah kami menerapkan kurikulum merdeka, didalam nya
terdapat projek penguatan profil pelajar Pancasila, saya sebagai guru pada saat itu
harus menentukan tema apa yang akan diangkat didalam projek tersebut, setelah
melakukan pemetaan terhadap situasi di lingkungan sekolah, saya kemudian berdiskusi
dengan peserta didik mengenai tema yang mereka pilih berdasarkan hasil pemetaan
yang ada disekolah, situasi yang ada disekolah terdapat banyak sekali sampah plastik
hasil dari jajanan disekolah yang tidak dikelola dengan baik, sampah tersebut langsung
dibuang ketempat sampah, padahal dari hasil diskusi saya dengan murid,kami
menemukan solusi bahwa sebenarnya sampah tersebut masih bisa di manfaatkan
Kembali, sehingga mempunyai nilai guna, dan tidak menambah jumlah sampah yang
menumpuk. Dengan kegiatan ini, timbul kesadaran dari murid yang dihasilkan dari
diskusi Bersama tentang penting pengelolaan sampah dilingkungan sekitar.

Teori pilihan William Glasser mengusulkan itu manusia mampu


mengendalikan diri. Padahal, kontrol perilaku seseorang hanya di bawah
kendali kita. Otak dan pikiran kita memungkinkan kontrol perilaku dari
dalam.

Teori ini berasal dari paradigma kognitif, dan mengusulkan bahwa


meskipun dunia luar memengaruhi kita, kita adalah satu-satunya yang
bertanggung jawab atas tindakan kita sendiri. Lingkungan hanya
menyediakan bagi kita input, yang kami tafsirkan dan yang kami bereaksi
dengan cara tertentu sesuai dengan pilihan kami. Dengan demikian, teori
pilihan mengasumsikan bahwa kita mampu mengendalikan pikiran dan
tindakan kita, dan bahkan memengaruhi emosi dan fisiologi kita.

manusia merdeka adalah individu yang memiliki kemampuan untuk


menentukan pilihannya sendiri. Mereka tidak terkendali oleh pengaruh atau
perintah dari pihak lain, dan memiliki kemerdekaan dalam mengatur jalan
hidup mereka.

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri,
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan
(kerjasama) dengan orang lain.

Belajar Adalah Proses Interaksi Antara Peserta Didik Dan Pendidik Dan Merupakan Sumber Belajar
Dari Lingkungan Belajar. Belajar Adalah Dukungan Yang Diberikan Oleh Pendidik Untuk Memperoleh
Pengetahuan Dan Pengetahuan, Memperoleh Keahlian, Membangun Sikap Terhadap Pedagogik Dan
Membangun Kepercayaan.

Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, Pendidik Memegang Peranan Yang Sangat Penting Dalam Proses
Siswa Mencari Ilmu Dan Dapat Diterima Dan Dipahami Oleh Setiap Siswa.
BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA BERGERAK
Makna dari pernyataan “manusia merdeka adalah manusia yang berdaya dalam memilih dan
mereka termotivasi dari dalam” adalah manusia yang merdeka adalah manusia yang berkekuatan
untuk memilih tanpa ada yang membatasinya selama tetap tertib menjaga kemerdekaan orang lain
sehingga semakin bijaksana dalam menjalankan kemerdekaan itu. Secara sadar, sepenuh hati
dengan pikiran sendiri dalam memilih apa yang menjadi kehendak/keputusannya.

Visi Guru Penggerak


Menurut pemahaman Anda, bagaimana Anda mengaitkan proses inkuiri sebagai proses penggalian
kekuatan/aset dan upaya mencapai tujuan dengan proses transformasi ekosistem pendidikan sebagai
suatu sistem yang kompleks?

Menurut pemahaman saya Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan sebuah pendekatan manajemen
perubahan yang bersama dan berbasis kekuatan yang ada, menggunakan prinsip-prinsip utama
psikologi positif dan pendidikan positif, dan percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang
dapat memberikan masukan pada setiap keberhasilan.

Menurut pemikiran saya sekolah merupakan tempat menuntut ilmu dan membangun karakter
peserta didik sehingga mereka terbentuk sebagai Pelajar Pancasila. Setiap peserta didik mempunyai
cita-cita yang ingin dicapai. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut tentunya harus ada pendekatan
yang dilakukan, misalnya dengan Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA). IA merupakan model sekaligus
paradigma manajemen perubahan yang memegang prinsip psikologi dan pendidikan positif serta
pendekatan berbasis kekuatan. IA ini berfokus pada kekuatan, potensi, dan nilai-nilai positif yang
dimiliki tiap peserta didik. Guru sebagai pendidik berperan untuk menuntun peserta didik sesuai
kodrat alam dan zaman masing-masing. Guru tidak dapat menyamaratakan potensi tiap peserta
didik. Mereka itu berbeda dan unik. Mereka memiliki minat, bakat, potensi, serta sikap yang
berbeda-beda sesuai kodrat alamnya. Guru sebagai seorang pendidik hanya bertugas menuntun laku
dan tumbuh anak agar mencapai keselamatan setinggi-tingginya.

Peran sekolah sangat penting dalam penerapan model IA. Sekolah adalah tempat belajar utama yang
memberikan lingkungan yang mendukung dan sesuai agar sekolah dapat mewujudkan visi sekolah
dengan baik. Sekolah bukanlah pabrik yang mencetak pengetahuan atas nama kurikulum. Sekolah
adalah tempat belajar. Kolaborasi dari berbagai pihak dibutuhkan agar terjadi perubahan dan
perbaikan kualitas. Ada lima tahapan model IA yang biasa diakronimkan dengan BAGJA. BAGJA
dalam bahasa Sunda bermakna Bahagia. Harapan ke depan anak-anak memperoleh kebahagian
karena dapat meraih mimpi-mimpinya. Tahapan BAGJA yaitu B (Buat pertanyaan awal), A (Ambil
pelajaran), G (Gali mimpi), J (Jabarkan rencana), A (Atur eksekusi).

IA mengedepankan paradigma bahwa tiap anak mempunyai kekuatan dan nilai-nilai positif. Guru
selayaknya membimbing anak agar tumbuh kembang dengan baik dan secara sadar menjadi
generasi muda yang berkompeten. Hidupkan mimpi-mimpi mereka, beri mereka harapan, ajari cara
mengatasi kelemahan dan keterbatasan hingga mimpi-mimpi mereka terwujud. Guru sebagai agen
transformasi perubahan harus memberi kemudahan, motivasi, dan memfasilitasi anak dalam belajar.

Tuliskan satu peran nyata Anda di sekolah (atau lingkungan pendidikan yang lain) ketika
terlibat dalam sebuah upaya kolaboratif dalam merumuskan visi/tujuan/rencana berikut
pencapaiannya yang memanfaatkan daya ungkit dalam ekosistem demi meningkatkan kualitas
pembelajaran. Gambarkan situasinya, peran/tugas/tindakan Anda, dan apa refleksi Anda atas
hasil yang dicapai.

Sekolah, tempat saya mengajar dulu, memiliki visi dan misi yang selama 10 tahun lebih tidak
pernah diganti, tentu hal tersebut tidak lagi sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi
oleh semua warga sekarang. Saya sebagai calon guru penggerak pada saat itu tergerak untuk
merumuskan visi dan misi sekolah bersama dengan semua warga sekolah, rekan sejawat,
kepala sekolah, dan komite sekolah berdasarkan kebutuhan peserta didik saat ini, berfokus
pada mutu serta memotivasi setiap pemangku kepentingan. Visi dan misi yang kami bentuk
pada saat itu menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh satuan
Pendidikan dalam jangka pendek, menengah dan jangka Panjang. Setelah visi dan misi
tersebut dibentuk dan disetujui Bersama, maka kami Bersama sama mensosialisasikan,
menjalankannya sambil mengevaluasi nya secara berkala. Dari hasil rapat Bersama tersebut,
kami dapat memperbaharui, menyesuaikan apa yang sekolah ingin capai dalam jangka waktu
kedepan.

Anda mungkin juga menyukai