Tambahan LB

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Kesehatan seorang remaja puteri sebagai calon seorang ibu dan

sekaligus sebagai penerus bangsa perlu menjadi perhatian utama. Hal ini
berkaitan juga dengan target SDGs yang masih memerlukan upaya keras
untuk pencapaiannya, yaitu kesehatan ibu melahirkan. Dalam siklus hidup,
tahap masa remaja terutama remaja puteri sangat penting, karena pada
masa ini terjadi proses tumbuh kembang, sehingga bila proses ini
berlangsung secara optimal akan menghasilkan remaja puteri yang sehat dan
pada akhirnya akan menghasilkan calon ibu yang sehat pula. United Nations
Population Fund (UNFPA) menyatakan bahwa ketika remaja perempuan
diberi kesempatan untuk mengakses pendidikan dan kesehatan mereka,
termasuk kesehatan reproduksi, akan menciptakan peluang bagi remaja
untuk merealisasikan potensi, maka remaja dapat mengelola dengan baik
masa depan diri mereka, keluarga, dan masyarakat (Ruqoiyah, 2019).
Dampak anemia zat besi pada remaja adalah menurunnya
produktivitas kerja ataupun kemampuan akademis disekolah, karena tidak
adanya gairah belajar dan konsentrasi belajar. Anemia zat besi juga dapat
mengganggu pertumbuhan dimana tinggi dan berat badan menjadi tidak
sempurna, menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terserang
penyakit. Berdasarkan siklus daur hidup, anemia zat besi pada saat remaja
akan berpengaruh besar pada saat kehamilan dan persalinan, yaitu
terjadinya abortus, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah,
mengalami penyulit lahirnya bayi karena rahim tidak mampu berkontraksi
dengan baik serta risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang
menyebabkan kematian maternal (Rifani, 2020).
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi
TTD seperti memberikan sosialisasi pada awal kegiatan mengkonsumsi TTD
langsung di depan petugas, dan mengirimkan pesan singkat sebagai
pengingat, melakukan pendidikan kesehatan pencegahan anemia melalui
penyuluhan yang dilakukan di posyandu remaja desa pandes sehingga
diharapkan dalam meningkatkan kesehatan di komunitas, bidan dapat
melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan
pelatihan pada perwakilan di masyarakat khususnya kelompok remaja yang
aktif, sehingga perwakilan remaja tersebut dapat memotivasi remaja lain atau
teman sebayanya dalam peningkatan kesehatan reproduksi remaja (Utari
dkk, 2019).
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk pencegahan dan
menanggulangi anemia gizi besi tersebut, seperti fortifikasi besi pada tepung,
program edukasi gizi dan Program Pencegahan dan Penanggulangan
Anemia Gizi Besi dengan Tablet Tambah Darah, yang diberikan satu tablet
setiap minggu. Cakupan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) oleh
Puskesmas melalui sekolah pada remaja putri sudah mencapai 80,9%
pertahun. Namun anemia gizi besi pada remaja tetap tinggi. Hal ini juga
dapat mencerminkan bahwa kepatuhan remaja putri dalam konsumsi TTD
masih kurang baik (Agustina, 2019). Metode peer group melalui ceramah,
diskusi, dan tanya jawab serta memonitoring perkembangan transfer
pengetahuan dari guru UKS yang telah mendapatkan pendidikan gizi kepada
siswi mengenai kepatuhan konsumsi TTD. Kemudian dilakukan transfer
pengetahuan lanjutan dari siswi tutor ke siswi sekolah lainnya sebagai bentuk
tutor sebaya. Program ini efektif meningkatkan kepatuhan siswa dalam
mengkonsumsi TTD (Yosephin S. dan Kusdalinah, 2020).
Cia dkk (2021) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara asupan zat besi dengan kejadian anemia pada remaja
putri. Asupan zat besi (Fe) dapat diperleh dari konsumsi rutin TTD ataupun
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang. Jika
siswa memperoleh asupan zat besi yang cukup maka akan terhindar dari
anemia. Peran orangtua juga sangat diperlukan untuk meningkatkan
kepatuhan siswi minum tablet zat besi folat (Apriningsih dkk, 2019). Seperti
halnya penelitian Haryanti dkk (2020) menunjukkan bahwa pemberian tablet
besi atau tablet tambah darah mempengaruhi meningkatkan kadar
hemoglobin pada remaja putri di Sekolah Menengah Atas, oleh karenanya
konsumsi tablet besi atau tablet tambah darah pada remaja putri sangat
dianjurkan.

A. Anemia Zat Besi


1. Pengertian Anemia Zat Besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan karena
kekurangan zat besi dalam darah. Konsentrasi hemoglobin dalam darah
berkurang karena pembentukan sel darah merah terganggu. Semakin
berat kekurangan zat besi dalam darah, maka semakin berat pula tingkat
anemia yang diderita (Almatsier, 2014).
Anemia defisiensi besi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh
tidak cukupnya deposit besi di dalam tubuh. Defesiensi besi merupakan
defesiensi gizi yang paling sering dijumpai dan terjadi ketika cadangan
besi tubuh tidak cukup menunjang laju produksi sel darah merah dan
sintesis heme di sumsung tulang, guna mempertahankan normalnya
massa sel darah merah sentra konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi
(Katsilambros, 2016).
2. Penyebab Anemia Zat Besi
Penyebab utama yang dapat menimbulkan anemia pada wanita
yaitu terjadinya kehilangan darah saat menstruasi dan kurangnya zat gizi
dalam pembentukan darah misalnya zat besi, protein, asam folat dan
B12. Dikarenakan saat wanita mengalami menstruasi terjadinya
pembuangan zat besi, sehingga remaja putri lebih rentan mengalami
anemia (Arisman, 2010).
Menurut Proverawati & Asfuah (2013) anemia defesiensi besi
adalah anemia yang paling umum. Sekitar 20% wanita, 50% wanita hamil,
dan 3% pria tidak punya cukup zat besi dalam tubuh mereka. Besi
merupakan bagian penting dari hemoglobin, yang merupakan protein
pembawa oksigen dalam darah. Tubuh biasanya mendapatkan besi
melalui diet dan daur ulang besi dari sel darah merah yang sudah tua.
Tanpa besi, darah tidak dapat membawa oksigen secara efektif. Oksigen
diperlukan untuk setiap sel dalam tubuh supaya berfungsi normal.
Penyebab defesiensi besi adalah:
a. Pendarahan, Jika pendarahan berlebihan atau terjadi selama periode
waktu tertentu (kronis), tubuh tidak akan dapat mencukupi kebutuhan
zat besi atau cukup disimpan untuk menghasilkan hemoglobin yang
cukup dan atau sel darah merah untuk menggantikan apa yang
hilang. Pada wanita, kekurangan zat besi mungkin karena menstruasi
berat, tetapi pada wanita yang lebih tua dan pada pria, perdarahan
biasanya dari penyakit usus seperti bisul dan kanker.
b. Kurangnya asupan makanan. Kekurangan zat besi mungkin terjadi
karena tidak atau kurang mengkonsumsi zat besi. Pada anak-anak
dan terutama pada ibu hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak zat
besi. Perempuan hamil dan menyusui sering terjadi kekurangan ini
karena bayi memerlukan sejumlah besar besi untuk pertumbuhan.
Defesiensi besi dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah dan
persalinan premature. Wanita pra hamil dan hamil secara rutin
diberikan suplementasi zat besi untuk mencegah komplikasi ini.
c. Gangguan penyerapan. Kondisi tertentu mempengaruhi penyerapan
zat besi dari makanan pada saluran gestasional (GI) dan dari waktu
ke waktu dapat mengakibatkan anemia.

1. Program Pemberian Tablet Tambah Darah di Kabupaten Klaten


Acara Sambang Puskesmas dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan  pengetahuan, keterampilan dan komitmen  para remaja di
Kabupaten Klaten  untuk  mencegah anemia  secara  terpadu dengan
minum SMART tablet (tablet tambah darah secara rutin seminggu sekali).
Bentuk kegiatan acara Sambang Puskesmas ini adalah Kampanye
SMART (Semangat Mencegah Anemia Remaja Terpadu). Dengan
adanya acara Sambang Puskesmas ini, diharapkan  dapat di wujudkan 
dalam kehidupan  sehari-hari oleh masyarakat dan  adik-adik remaja
semuanya, dengan terus membudayakan minum jamu dan
membiasakan  minum tablet tambah darah seminggu sekali.
Pendistribusian tablet tambah darah (TTD) adalah sebagai berikut dimana
pihak Puskesmas Cawas akan mengambil tablet tambah darah di Dinas
Kesehatan Kabupaten Klaten dan membagikan ke sekolah-sekolah SMP
dan SMA sesuai wilayahnya masing-masing serta melaksanakan
monitoring terkait tablet tambah darah pada para siswa putri di setiap
sekolah yang dilaksanakan dan diawasi oleh para guru sekolah/ wali
kelas dengan frekuensi pemberian 1x seminggu sekali (Dinkes Klaten,
2020).
Berdasarkan studi pendahuluan melalui wawancara dengan Kepala
Sekolah dan Wakasek Humas SMK Muhamamdiyah Cawas Klaten, dimana
SMK Muhamamdiyah Cawas Klaten melakukan berbagai cara pencegahan
dan penanganan kasus anemia pada remaja putri dalam rangka
mensukseskan program pemberian tablet tambah darah pada remaja, di
antaranya, pemberian tablet tambah darah atau dikenal dengan Program
TTD. Program TTD ini sangat diperlukan, untuk mengurangi angka anemia
pada remaja putri. Pola makan remaja putri saat ini menyebabkan mereka
kekurangan asupan zat besi dan asam folat, sehingga banyak ditemukan
kasus remaja putri yang anemia. Untuk ketentuan meminum TTD. Remaja
Putri wajib minum TTD seminggu satu kali pada hari yang sama, dan setiap
hari saat sedang haid. Kementerian kesehatan melalui dirjen Kesehatan
Masyarakat mengeluarkan surat edaran No. HK.03.03/V/0595/2016 tentang
pemberian tablet tambah darah pada rematri dan wanita usia subur.
Pemerintah melakukan upaya preventif dengan memberikan tablet tambah
darah untuk remaja putri dan wanita usia subur khususnya yang sedang
hamil. Tablet ini diberikan gratis, sedangkan untuk wanita subur yang tidak
dalam kondisi hamil diupayakan untuk konsumsi tablet tambah darah secara
mandiri (Dirjen Kesmas Kabupaten Klaten, 2016).
Pemberian tablet tambah darah di SMK Muhamamdiyah Cawas Klaten
diberikan 1 paket (4 tablet) untuk 1 bulan. Program TTD ini sudah
dilaksanakan di Kabupaten Klaten selama beberapa tahun terakhir. Program
ini digalakkan melalui berbagai kegiatan. Baik kegiatan yang terbuka untuk
umum, maupun kegiatan di sekolah-sekolah. SMK Muhammadiyah Cawas
Klaten sebagai salah satu sekolah dengan mayoritas siswa remaja putri usia
15-18 pun ikut andil dalam program pencegahan anemia di kalangan remaja
putri. Berbagai kegiatan pun diikuti oleh siswa SMK Muhammadiyah Cawas
Klaten, antara lain kampanye anti anemia melalu gerak dan lagu, kampanye
anti anemia lewat media sosial, dan yang tak kalah menarik adalah sarapan
sehat dengan minum TTD secara bersama sama. Sarapan sehat dengan
minum TTD ini adalah salah satu program ekstrakurikuler PMR dengan
bekerjasama dengan Puskesmas Cawas. Kegiatan ini dilaksanakan di aula
sekolah dan diikuti oleh seluruh warga sekolah pada hari Jumat. Biasanya
kegiatan ini didahului dengan penyuluhan singkat dari Tim Puskesmas
Cawas, dilanjutkan dengan sarapan sehat dan diakhiri dengan minum TTD
secara bersama – sama.

Anda mungkin juga menyukai