Bab Ii KWG

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 28

BAB II

BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS


NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN
PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER ?
Apabila Anda pergi ke luar negeri, apa yang membedakan Anda dengan
orang luar? Apa ciri atau penanda Anda yang bisa dikenali bahwa Anda
adalah orang Indonesia? Ciri atau penanda yang dapat membedakan Anda
itu dapat disebut sebagai identitas. Identitas umumnya berlaku pada entitas
yang sifatnya personal atau pribadi. Sebagai contoh, orang dikenali dari
nama, alamat, jenis kelamin, agama, dan sebagainya. Hal demikian umum
dikenal sebagai identitas diri.

Gambar II.1 Kartu Tanda Penduduk, identitas diri atau nasional?


Sumber: adminduk.jatengprov.go.id

Identitas juga dapat berlaku bagi kelompok masyarakat dan organisasi dari
sekelompok orang. Sebuah keluarga memiliki identitas yang bisa dibedakan

25
dengan keluarga yang lain. Sebuah bangsa sebagai bentuk
persekutuan hidup dan negara sebagai organisasi kekuasaan juga
memiliki identitas yang berbeda dengan bangsa lain.
Setiap negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan
berupaya memiliki identitas nasional agar negara tersebut dapat dikenal
oleh negara-bangsa lain dan dapat dibedakan dengan bangsa lain.
Identitas nasional mampu menjaga eksistensi dan kelangsungan hidup
negara-bangsa. Negara-bangsa memiliki kewibawaan dan kehormatan
sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lain serta akan
menyatukan bangsa yang bersangkutan. Lalu apa esensi, urgensi serta
mengapa identitas nasional itu penting bagi negara-bangsa Indonesia?
Apa sajakah identitas nasional Indonesia itu?
Untuk mendapat jawaban atas pertanyaan ini, pada Bab II ini, kita akan
membahas konsep dan urgensi identitas nasional. Sejalan dengan kaidah
pembelajaran ilmiah yang aktif, Anda diminta untuk menelusuri, bertanya,
menggali, membangun argumentasi, dan memdeskripsikan kembali esensi dan
urgensi identitas nasional baik secara tulisan maupun lisan. Untuk pendalaman
dan pengayaan pemahaman Anda tentang kajian di atas, pada bagian akhir
bab ini disediakan Proyek Kewarganegaraan untuk dikerjakan.
Melalui pembelajaran ini Anda sebagai calon sarjana dan profesional
diharapkan memiliki sejumlah kompetensi, yakni peduli terhadap identitas
nasional sebagai salah satu determinan dalam pembangunan bangsa dan
karakter yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila. Anda juga mampu
menganalisis esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu
determinan dalam pembangunan bangsa dan karakter yang bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, dan mampu menyajikan hasil kajian konseptual
dan/atau empiris terkait esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah
satu determinan dalam pembangunan bangsa dan karakter yang
bersumber dari nilai-nilai Pancasila.

Pernahkah Anda berpikir merefleksi diri tentang Indonesia? Apa, siapa, di


mana, sejak kapan, mengapa, dan bagaimana kondisi Indonesia? Dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut, ada pertanyaan penting, yakni tentang
apa yang menjadi ciri atau karakteristik yang membedakan negara-bangsa

26
Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Semua yang ditanyakan
ini berkaitan dengan konsep identitas nasional.
Apa itu identitas nasional? Secara etimologis identitas nasional berasal dari
dua kata “identitas” dan “nasional”. Apa yang Anda ketahui dari kata
identitas dan nasional? Telusurilah dari berbagai kamus dan referensi lain.

Untuk melaksanakan tugas, Anda dapat bekerja dalam kelompok diskusi.


Susunlah hasil diskusi dengan mengelompokkan pengertian identitas dan
nasional dalam bentuk tabel. Kemudian presentasikan hasil kerja
kelompok tersebut untuk mendapat tanggapan atau komentar dari teman
mahasiswa lain.

Bandingkan hasil penelusuran Anda dengan uraian di bawah ini.


Konsep identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar, ialah “identitas” dan
“nasional”. Kata identitas berasal dari kata “identity” (Inggris) yang dalam
Oxford Advanced Learner’s Dictionary berarti: (1) (C,U) who or what sb/sth
is; (2) (C,U) the characteristics, feelings or beliefs that distinguish people
from others; (3) the state of feeling of being very similar to and able to
understand sb/sth. Dalam kamus maya Wikipedia dikatakan “identity is an
umbrella term used throughout the social sciences to describe a person's
conception and expression of their individuality or group affiliations (such as
national identity and cultural identity). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), identitas berarti ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang
atau jati diri.
Dengan demikian identitas menunjuk pada ciri atau penanda yang
dimiliki oleh sesorang, pribadi dan dapat pula kelompok. Penanda
pribadi misalkan diwujudkan dalam beberapa bentuk identitas diri,
misal dalam Kartu Tanda Penduduk, ID Card, Surat Ijin Mengemudi,
Kartu Pelajar, dan Kartu Mahasiswa.
Satu lagi identitas penting yang harus dimiliki oleh setiap warga
negara Indonesia saat ini adalah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Setiap warga negara Indonesia yang telah memiliki penghasilan wajib
memiliki NPWP sebagai sarana melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakan. NPWP merupakan tanda pengenal diri dan identitas
wajib pajak bagi warga negara Indonesia.

27
Gambar II.2 Dewasa ini NPWP termasuk identitas diri warga negara Indonesia yang
penting. Apakah Anda sudah memiliki?
Sumber: http://administrasipajak.wordpress.com

Kata nasional berasal dari kata “national” (Inggris) yang dalam Oxford
Advanced Learner’s Dictionary berarti: (1) connected with a particular
nation; shared by a whole nation; (2) owned, controlled or financially
supported by the federal, government. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, “nasional” berarti bersifat kebangsaan; berkenaan atau
berasal dari bangsa sendiri; meliputi suatu bangsa. Dalam konteks
pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat dengan arti
jati diri yakni ciri-ciri atau karakeristik, perasaan atau keyakinan tentang
kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
Apabila bangsa Indonesia memiliki identitas nasional maka bangsa lain
akan dengan mudah mengenali dan mampu membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain.
Demikianlah pengertian identitas nasional secara etimologis. Adakah
perbedaannya dengan hasil penelusuran Anda? Lalu bagaimana
pengertian identitas nasional menurut pendapat para ahli atau pakar?

28
Cobalah cari kembali definisi, pengertian atau pendapat para ahli tentang
konsep identitas nasional. Hasil penelusuran Anda dapat dibuat dalam
pemetaan tabel seperti berikut ini. Pengertian identitas nasional

Lalu apa makna identitas nasional menurut Anda? Diskusikan dan


kemukakan hasilnya secara lisan. Bandingkanlah hasil temuan Anda
tersebut dengan uraian di bawah ini.
BAB XV Tilaar (2007) menyatakan identitas
BENDERA, BAHASA, DAN nasional berkaitan dengan pengertian
LAMBANG NEGARA, SERTA
bangsa. Menurutnya, bangsa adalah
LAGU KEBANGSAAN**)
suatu keseluruhan alamiah dari
Pasal 35
Bendera Negara Indonesia seseorang karena daripadanyalah
Ialah Sang Merah Putih. seorang individu memperoleh
Pasal 36
Bahasa Negara Ialah realitasnya. Artinya, seseorang tidak
Bahasa Indonesia. akan mempunyai arti bila terlepas dari
Pasal 36 A masyarakatnya. Dengan kata lain,
Lambang Negara Ialah
Garuda Pancasila Dengan seseorang akan mempunyai arti bila
Semboyan Bhinneka ada dalam masyarakat. Dalam konteks
Tunggal Ika. **) Pasal 36 B
hubungan antar bangsa, seseorang
Lagu Kebangsaan Ialah
Indonesia Raya.**) dapat dibedakan karena
nasionalitasnya sebab bangsa menjadi
penciri yang membedakan bangsa
yang satu dengan bangsa lainnya.

29
Selanjutnya, marilah kita telusuri dengan cara mengidentifikasi apa
yang menjadi ciri atau karakteristik yang membedakan negara-
bangsa Indonesia dibandingkan dengan negara lain?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda dapat menelusuri konsep
identitas nasional menurut pendekatan yuridis. Silakan membuka
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
NRI 1945) pada Bab XV tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan Pasal 35, 36A, 36 B, dan 36 C.
Bendera Negara Indonesia, Bahasa Negara, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan merupakan identitas nasional bagi negara-
bangsa Indonesia. Silakan Anda mencermati pasal-pasal tentang
identitas nasional sebagaimana tertera dalam kotak sebelumnya.
Untuk lebih memahami ketentuan tentang identitas nasional tersebut, Anda
dianjurkan untuk mengkaji ketentuan Bendera Negara Indonesia, Bahasa
Negara, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan yang telah diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Gambar II.3 Bendera Negara RI Gambar II.4 Lambang Negara RI


Sumber: https://www.google.com/ Sumber: https://www.google.com/

Untuk mengenal lebih jauh tentang identitas nasional, Anda dapat


menelusuri sejumlah literatur yang membahas identitas nasional sebagai
jati diri bangsa seperti dalam salah satu buku karya Soedarsono (2002)
yang berjudul Character Building: Membentuk Watak.
Dalam buku tersebut diuraikan tentang konsep identitas yang dimaknai
sebagai tanda diri kita, yang menunjukkan siapa kita walaupun yang
ditampilkan hanyalah hal-hal yang tampak secara lahiriah, artinya belum

30
tentu menunjukkan pribadi kita sesungguhnya. Soedarsono (2002)
menyatakan “Jati diri adalah siapa diri Anda sesungguhnya.” Makna
identitas dalam konteks ini digambarkan sebagai jati diri individu
manusia. Jati diri sebagai sifat dasar manusia. Dinyatakannya bahwa
jati diri merupakan lapis pertama yang nantinya menentukan karakter
seseorang dan kepribadian seseorang.
Bagaimana jati diri sebuah bangsa atau identitas nasional bangsa
Indonesia? Identitas nasional bagi bangsa Indonesia akan sangat
ditentukan oleh ideologi yang dianut dan norma dasar yang dijadikan
pedoman untuk berperilaku. Semua identitas ini akan menjadi ciri yang
membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain. Identitas nasional
dapat diidentifikasi baik dari sifat lahiriah yang dapat dilihat maupun dari
sifat batiniah yang hanya dapat dirasakan oleh hati nurani.
Bagi bangsa Indonesia, jati diri tersebut dapat tersimpul dalam ideologi dan
konstitusi negara, ialah Pancasila dan UUD NRI 1945. Pertanyaannya, apakah
Pancasila dan UUD NRI 1945 telah terwujudkan dalam segenap pengetahuan,
sikap, dan perilaku manusia Indonesia? Inilah yang menjadi pertanyaan besar
dan seyogianya haruslah segera dijawab oleh seluruh rakyat Indonesia dengan
jawaban “ya”. Seluruh rakyat Indonesia telah melaksanakan Pancasila dan
UUD NRI 1945 dalam setiap kehidupan sehari-hari, kapan saja dan di mana
saja, sebagai identitas nasionalnya.
Konsep jati diri atau identitas bangsa Indonesia dibahas secara luas dan
mendalam oleh Tilaar (2007) dalam buku yang berjudul MengIndonesia
Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia. Diakui bahwa mengkaji masalah
jati diri bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang pelik. Jati diri bangsa
Indonesia merupakan suatu hasil kesepakatan bersama bangsa tentang
masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu. Jati diri bangsa harus
selalu mengalami proses pembinaan melalui pendidikan demi terbentuknya
solidaritas dan perbaikan nasib di masa depan.
Konsep identitas nasional dalam arti jati diri bangsa dapat ditelusuri dalam buku
karya Kaelan (2002) yang berjudul Filsafat Pancasila. Menurut Kaelan (2002)
jati diri bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang merupakan hasil buah pikiran
dan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik
yang memberikan watak, corak, dan ciri masyarakat Indonesia. Ada sejumlah
ciri yang menjadi corak dan watak bangsa yakni

31
sifat religius, sikap menghormati bangsa dan manusia lain, persatuan,
gotong royong dan musyawarah, serta ide tentang keadilan sosial. Nilai-
nilai dasar itu dirumuskan sebagai nilai-nilai Pancasila sehingga Pancasila
dikatakan sebagai jati diri bangsa sekaligus identitas nasional.

Benarkah identitas nasional itu menjadi salah satu determinan dalam


pembangunan bangsa dan karakter? Anda dianjurkan untuk menelusuri
berbagai sumber rujukan tentang identitas nasional atau jati diri bangsa.
Kemukakan jawaban Anda secara individual di depan kelas.

Berdasar uraian–uraian di atas, perlu kiranya dipahami bahwa Pancasila


merupakan identitas nasional Indonesia yang unik. Pancasila bukan hanya
identitas dalam arti fisik atau simbol, layaknya bendera dan lambang
lainnya. Pancasila adalah identitas secara non fisik atau lebih tepat
dikatakan bahwa Pancasila adalah jati diri bangsa (Kaelan, 2002).
Menurut Hardono Hadi (2002) jati diri itu mencakup tiga unsur yaitu
kepribadian, identitas, dan keunikan. Pancasila sebagai jati diri bangsa
lebih dimaknai sebagai kepribadian (sikap dan perilaku yang ditampilkan
manusia Indonesia) yang mencerminkan lima nilai Pancasila. Pancasila
dipahami bukan rumus atau statusnya tetapi pada isinya, yakni nilai-nilai
luhur yang diakui merupakan pandangan hidup bangsa yang disepakati.
Sebagai sikap dan perilaku maka ia dapat teramati dan dinilai seperti
apakah jati diri kita sebagai bangsa.
Selain itu dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan, Pancasila sebagai
jati diri bangsa akan menunjukkan identitas kita selaku bangsa Indonesia
yakni ada unsur kesamaan yang memberi ciri khas kepada masyarakat
Indonesia dalam perkembangannya dari waktu ke waktu. Demikian juga
dengan kepribadian tersebut mampu memunculkan keunikan masyarakat
Indonesia ketika berhubungan dengan masyarakat bangsa lain. Dengan
demikian, Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bermakna kepribadian,
identitas dan keunikan, dapat terwujud sebagai satu kesatuan.

B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Identitas Nasional


Setelah kita menelusuri konsep identitas nasional, apa simpulan Anda?
Tentu Anda menyimpan sejumlah pertanyaan, misalnya terkait dengan
Pancasila yang disebut dasar falsafah negara, way of life, kepribadian
bangsa dan juga sebagai identitas atau jati diri bangsa.

32
Pertanyaan yang diajukan bukanlah terhadap hakikat dan kebenaran dari
Pancasila melainkan sejauh mana Pancasila tersebut telah dipahami,
dihayati, dan diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia sehingga manusia
Indonesia yang berkepribadian Pancasila tersebut memiliki pembeda bila
dibandingkan dengan bangsa lain. Pembeda yang dimaksud adalah
kekhasan positif, yakni ciri bangsa yang beradab, unggul, dan terpuji,
bukanlah sebaliknya yakni kekhasan yang negatif, bangsa yang tidak
beradab, bangsa yang miskin, terbelakang, dan tidak terpuji.

Anda dapat mengajukan sejumlah pertanyaan tentang identitas


nasional, seperti:
Mengapa sebuah bangsa perlu identitas?
Apakah bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia
benar-benar telah mampu menyatukan kita sebagai bangsa?
Apakah suatu identitas dalam kurun waktu tertentu bisa hilang?
Bolehkah kita meniru identitas orang lain?
Apa yang terjadi jika sebuah identitas itu hilang?

Pertanyaan-pertanyaan dalam kotak di atas, dapat Anda


kembangkan lebih jauh lagi dengan pertanyaan-pertanyaan yang
lebih kritis dan kreatif untuk membangun bangsa dan karakter.

Setelah Anda menyimpulkan konsep identitas nasional dan


mempertanyakan sejumlah permasalahannya, selanjutnya kita akan
menggali sejumlah sumber tentang identitas nasional yang meliputi
sumber historis, sosiologis, dan politis. Dengan menggali sumber-
sumber identitas nasional diharapkan Anda akan dapat menjawab
pertanyaan di atas seperti “Benarkah identitas nasional itu menjadi
salah satu determinan dalam pembangunan bangsa dan karakter?”
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang identitas nasional menurut sumber
historis, sosiologis, dan politis, kita terlebih dahulu akan mencermati dahulu
dua jenis identitas, yakni identitas primer dan sekunder (Tilaar, 2007; Winarno,
2013). Identitas primer dinamakan juga identitas etnis yakni identitas yang
mengawali terjadinya identitas sekunder,

33
sedangkan identitas sekunder adalah identitas yang dibentuk atau
direkonstruksi berdasarkan hasil kesepakatan bersama.
Bangsa Indonesia yang memiliki identitas primer atau etnis atau suku
bangsa lebih dari 700 suku bangsa telah bersepakat untuk
membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
menyatakan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
Identitas etnis yang terwujud antara lain dalam bentuk budaya etnis
yang dikembangkan agar memberi sumbangan bagi pembentukan
budaya nasional dan akhirnya menjadi identitas nasional.

Gambar II.5 Sebuah suku dengan pakaian adatnya, identitas primer


atau sekunder? Sumber: http://juntak-radio.blogspot.com/2012/05

Tahukah Anda identitas etnis itu apa? Apa sajakah yang termasuk
identitas etnis atau identitas primer tersebut?
Secara historis, khususnya pada tahap embrionik, identitas nasional Indonesia
ditandai ketika munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang
sedang dijajah oleh asing pada tahun 1908 yang dikenal dengan masa
Kebangkitan Nasional (Bangsa). Rakyat Indonesia mulai sadar akan jati diri
sebagai manusia yang tidak wajar karena dalam kondisi terjajah. Pada saat itu
muncullah kesadaran untuk bangkit membentuk sebuah bangsa. Kesadaran ini
muncul karena pengaruh dari hasil pendidikan yang diterima sebagai dampak
dari politik etis (Etiche Politiek). Dengan kata lain, unsur pendidikan sangatlah
penting bagi pembentukan kebudayaan dan kesadaran akan kebangsaan
sebagai identitas nasional.

34
Pembentukan identitas nasional melalui pengembangan kebudayaan
Indonesia telah dilakukan jauh sebelum kemerdekaan. Menurut Nunus Supardi
(2007) kongres kebudayaan di Indonesia pernah dilakukan sejak 1918 yang
diperkirakan sebagai pengaruh dari Kongres Budi Utomo 1908 yang dipelopori
oleh dr. Radjiman Widyodiningrat. Kongres ini telah memberikan semangat
bagi bangsa untuk sadar dan bangkit sebagai bangsa untuk menemukan jati
diri. Kongres Kebudayaan I diselenggarakan di Solo tanggal 5-7 Juli 1918 yang
terbatas pada pengembangan budaya Jawa. Namun dampaknya telah meluas
sampai pada kebudayaan Sunda, Madura, dan Bali. Kongres bahasa Sunda
diselenggarakan di Bandung tahun 1924. Kongres bahasa Indonesia I
diselenggarakan tahun 1938 di Solo. Peristiwa-peristiwa yang terkait dengan
kebudayaan dan kebahasaan melalui kongres telah memberikan pengaruh
positif terhadap pembangunan jati diri dan/atau identitas nasional.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Kongres Kebudayaan diadakan di Magelang
pada 20-24 Agustus 1948 dan terakhir di Bukittinggi Sumatera Barat pada 20-
22 Oktober 2003. Menurut Tilaar (2007) kongres kebudayaan telah mampu
melahirkan kepedulian terhadap unsur-unsur budaya lain. Secara historis,
pengalaman kongres telah banyak memberikan inspirasi yang mengkristal
akan kesadaran berbangsa yang diwujudkan dengan semakin banyak
berdirinya organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik. Pada tahun 1920-
1930-an pertumbuhan partai politik di nusantara bagaikan tumbuhnya jamur di
musim hujan.
Berdirinya sejumlah organisasi kemasyarakatan bergerak dalam
berbagai bidang, seperti bidang perdagangan, keagamaan hingga
organisasi politik. Tumbuh dan berkembangnya sejumlah organisasi
kemasyarakatan mengarah pada kesadaran berbangsa. Puncaknya
para pemuda yang berasal dari organisasi kedaerahan berkumpul dalam
Kongres Pemuda ke-2 di Jakarta dan mengumandangkan Sumpah
Pemuda. Pada saat itulah dinyatakan identitas nasional yang lebih tegas
bahwa “Bangsa Indonesia mengaku bertanah air yang satu, tanah air
Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Identitas nasional Indonesia
menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional.

35
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa identitas nasional bersifat
buatan, dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas nasional itu dibuat,
dibentuk, dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah
mereka bernegara. Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir
kemudian bila dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang
memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif. Jauh sebelum
mereka memiliki identitas nasional, warga bangsa telah memiliki identitas
primer yaitu identitas kesukubangsaan.

Gambar II.6 Lagu Kebangsaan Indonesia, termasuk identitas apa?


Sumber: https://www.google.com/ search?q=lagu+indonesia+raya

Berbagai pendapat (Tilaar, 2007; Ramlan Surbakti, 2010, Winarno, 2013)


menyatakan bahwa proses pembentukan identitas nasional umumnya
membutuhkan waktu, upaya keras, dan perjuangan panjang di antara
warga bangsa-negara yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan identitas
nasional adalah hasil kesepakatan masyarakat bangsa itu. Kemungkinan
dapat terjadi sekelompok warga bangsa tidak setuju dengan identitas
nasional yang hendak diajukan oleh kelompok bangsa lainnya. Setiap
kelompok bangsa di dalam negara umumnya menginginkan identitasnya
dijadikan atau diangkat sebagai identitas nasional yang mungkin saja belum
tentu diterima oleh kelompok bangsa yang lain. Inilah yang menyebabkan
sebuah negara bangsa yang baru merdeka mengalami

36
pertikaian internal yang berlarut-larut untuk saling mengangkat
identitas kesukubangsaan menjadi identitas nasional. Contoh; kasus
negara Srilanka yang diliputi pertikaian terus menerus antara bangsa
Sinhala dan Tamil sejak negara itu merdeka.
Setelah bangsa Indonesia lahir dan menyelenggarakan kehidupan
bernegara selanjutnya mulai dibentuk dan disepakati apa saja yang dapat
dijadikan identitas nasional Indonesia. Dengan perkembangan kehidupan
berbangsa dan bernegara hingga saat ini, dapat dikatakan bangsa
Indonesia relatif berhasil dalam membentuk identitas nasionalnya.
Demikian pula dalam proses pembentukan ideologi Pancasila sebagai
identitas nasional. Setelah melalui berbagai upaya keras dan perjuangan
serta pengorbanan di antara komponen bangsa bahkan melalui kegiatan
saling memberi dan menerima di antara warga bangsa, maka saat ini
Pancasila telah diterima sebagai dasar negara. Pekerjaan rumah yang
masih tersisa dan seyogianya menjadi perhatian pemimpin bangsa dan
seluruh rakyat Indonesia adalah perwujudan Pancasila dalam
pengamalannya. Dengan kata lain, sampai saat ini, Pancasila belumlah
terwujud secara optimal dalam sikap dan perilaku seluruh rakyat Indonesia.
Bagaimana menurut Anda?
Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses
interaksi, komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik
melalui perjalanan panjang menuju Indonesia merdeka maupun melalui
pembentukan intensif pasca kemerdekaan. Identitas nasional pasca
kemerdekaan dilakukan secara terencana oleh Pemerintah dan
organisasi kemasyarakatan melalui berbagai kegiatan seperti upacara
kenegaraan dan proses pendidikan dalam lembaga pendidikan formal
atau non formal. Dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi antaretnis,
antarbudaya, antarbahasa, antargolongan yang terus menerus dan
akhirnya menyatu berafiliasi dan memperkokoh NKRI.
Apabila negara diibaratkan sebagai individu manusia, maka secara
sosiologis, individu manusia Indonesia akan dengan mudah dikenali dari
atribut yang melekat dalam dirinya. Atribut ini berbeda dari atribut individu
manusia yang berasal dari bangsa lain. Perbedaan antarindividu manusia
dapat diidentifikasi dari aspek fisik dan psikis. Aspek fisik dapat dikenali dari
unsur-unsur seperti tinggi dan berat badan, bentuk wajah/muka, kulit,

37
warna dan bentuk rambut, dan lain-lain. Sedangkan aspek psikis
dapat dikenali dari unsur-unsur seperti kebiasaan, hobi atau
kesenangan, semangat, karakter atau watak, sikap, dan lain-lain.
Mari kita perhatikan konsep jati diri atau identitas diri sebagai refleksi
dari seorang ahli berikut ini.
Soemarno Soedarsono (2002) telah megungkapkan tentang jati diri atau
identitas diri dalam konteks individual. Bagaimana dengan identitas
nasional? Ada suatu ungkapan yang menyatakan bahwa baiknya sebuah
negara ditentukan oleh baiknya keluarga, dan baiknya keluarga sangat
ditentukan oleh baiknya individu. Merujuk pada ungkapan tersebut maka
dapat ditarik simpulan bahwa identitas individu dapat menjadi representasi
dan penentu identitas nasional. Oleh karena itu, secara sosiologis
keberadaan identitas etnis termasuk identitas diri individu sangat penting
karena dapat menjadi penentu bagi identitas nasional.

Kemukakan komentar dan pendapat kritis Anda tentang pembentukan


identitas nasional secara sosiologis menurut ungkapan di atas. Kemudian
kaitkan ungkapan tersebut dengan kondisi faktual Indonesia dengan
pembuktian empiris tentang kesesuaiannya. Lakukan dalam kelompok kecil
dan hasilnya dirumuskan dalam tulisan.

Secara politis, beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat


menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia meliputi: bendera
negara Sang Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau
bahasa negara, lambang negara Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Bentuk-bentuk identitas nasional ini telah diatur dalam
peraturan perundangan baik dalam UUD maupun dalam peraturan yang lebih
khusus. Bentuk-bentuk identitas nasional Indonesia pernah dikemukakan pula
oleh Winarno (2013) sebagai berikut: (1) Bahasa nasional atau bahasa
persatuan adalah Bahasa Indonesia; (2) Bendera negara adalah Sang Merah
Putih; (3) Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya; (4) Lambang negara
adalah Garuda Pancasila; (5) Semboyan negara adalah Bhinneka Tunggal Ika;
(6) Dasar falsafah negara adalah Pancasila;
Konstitusi (Hukum Dasar) Negara adalah UUD NRI 1945; (8) Bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia; (9) Konsepsi Wawasan Nusantara;
dan (10) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan
nasional. Semua bentuk identitas nasional ini telah diatur dan tentu perlu
disosialisasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

38
Empat identitas nasional pertama meliputi bendera, bahasa, dan lambang
negara, serta lagu kebangsaan diatur dalam peraturan perundangan
khusus yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Dasar
pertimbangan tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia diatur dalam undang-undang karena (1) bendera,
bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan
sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi
simbol kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan
(2) bahwa bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan
Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah
perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan
dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Menurut sumber legal-formal, empat identitas nasional pertama
meliputi bendera, bahasa, dan lambang negara serta lagu
kebangsaan dapat diuraikan sebagai berikut.

Ketentuan tentang Bendera Negara diatur dalam UU No.24 Tahun


2009 mulai Pasal 4 sampai Pasal 24.
Bendera warna merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17
Agustus 1945 namun telah ditunjukkan pada peristiwa Sumpah
Pemuda Tahun 1928.
Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan
Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan
Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah
Putih. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih saat ini disimpan dan
dipelihara di Monumen Nasional Jakarta.
Warna bendera negara memberi makna dan arti tersendiri bagi suatu
negara. Kemukakan mengapa bangsa Indonesia memilih warna merah dan
putih sebagai warna bendera negara? Jawablah secara indvidual dan
hasilnya disajikan secara lisan.

39
Ketentuan tentang Bahasa Negara diatur dalam Undang-undang No.
24 Tahun 2009 mulai Pasal 25 sampai Pasal 45.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merupakan hasil
kesepakatan para pendiri NKRI. Bahasa Indonesia berasal dari rumpun
bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua
franca) dan kemudian diangkat dan diikrarkan sebagai bahasa
persatuan pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa
Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa
nasional sekaligus sebagai jati diri dan identitas nasional Indonesia.

Apa yang dapat Anda prakirakan jika bangsa Indonesia tidak


memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas nasionalnya?
Kemukakan pendapat Anda secara individual dan lisan.

Ketentuan tentang Lambang Negara diatur dalam Undang-Undang


No. 24 Tahun 2009 mulai Pasal 46 sampai Pasal 57.
Garuda adalah burung khas Indonesia yang dijadikan lambang negara.
Di tengah-tengah perisai burung Garuda terdapat sebuah garis hitam
tebal yang melukiskan khatulistiwa. Pada perisai terdapat lima buah
ruang yang mewujudkan dasar Pancasila sebagai berikut:
dasar Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya
di bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima;
dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan
tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai;
dasar Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin
di bagian kiri atas perisai;
dasar Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala
banteng di bagian kanan atas perisai; dan
dasar Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan
dengan kapas dan padi di bagian kanan atas perisai.
Dengan demikian, lambang negara Garuda Pancasila mengandung makna
simbol sila-sila Pancasila. Dengan kata lain, Lambang Negara yang

40
dilukiskan dengan seekor burung Garuda merupakan satu kesatuan
dengan Pancasila. Artinya, lambang negara tidak dapat dipisahkan
dari dasar negara Pancasila.
Menurut sejarah, lambang negara Indonesia merupakan rancangan
Sultan Hamid II, terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie,
lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913. Setelah mendapat masukan,
perbaikan dan penyempurnaan, rancangan lambang negara itu akhirnya
disetujui oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 Februari 1950 dan
diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS pada tanggal 11
Februari 1950. Apa sikap Anda jika ada upaya dari kalangan bangsa
Indonesia sendiri untuk mengganti lambang negara Indonesia tersebut
dengan lambang yang lebih bagus? Diskusikan dalam kelompok kecil dan
hasilnya dikemukakan di kelas.

Lagu Kebangsaan Indonesia Raya


Ketentuan tentang Lagu kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam UU No.
24 Tahun 2009 mulai Pasal 58 sampai Pasal 64.
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan pertama kali dinyanyikan
pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Lagu Indonesia
Raya selanjutnya menjadi lagu kebangsaan yang diperdengarkan
pada setiap upacara kenegaraan.

Gambar II.7 Menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan sepak bola


antarnegara. Mengapa tim sepak bola perlu menyanyikan lagu kebangsaan?
Sumber: Antara News

Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.


Semboyan ini dirumuskan oleh para the founding fathers mengacu pada

41
kondisi masyarakat Indonesia yang sangat pluralis yang dinamakan oleh
Herbert Feith (1960), seorang Indonesianist yang menyatakan bahwa
Indonesia sebagai mozaic society. Seperti halnya sebuah lukisan
mozaic yang beraneka warna namun karena tersusun dengan baik
maka keanekaragaman tersebut dapat membentuk keindahan sehingga
dapat dinikmati oleh siapa pun yang melihatnya. Semboyan Bhinneka
Tunggal Ika mengandung makna juga bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang heterogen, tak ada negara atau bangsa lain yang
menyamai Indonesia dengan keanekaragamannya, namun tetap
berkeinginan untuk menjadi satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.
Jika dikatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan salah satu bentuk
identitas nasional, tercerminkan dalam hal apa sajakah penggunaan
identitas itu oleh warga negara Indonesia? Diskusikan dalam kelompok
kecil dan hasilnya dikemukakan di kelas.

Pancasila memiliki sebutan atau fungsi dan kedudukan dalam sistem


ketatanegaraan Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai dasar negara,
ideologi nasional, falsafah negara, pandangan hidup bangsa, way of life,
dan banyak lagi fungsi Pancasila. Rakyat Indonesia menganggap bahwa
Pancasila sangat penting karena keberadaannya dapat menjadi perekat
bangsa, pemersatu bangsa, dan tentunya menjadi identitas nasional.
Mengapa Pancasila dikatakan sebagai identitas nasional yang unik
sebagaimana telah disebutkan sebelumnya? Pancasila hanya ada di
Indonesia. Pancasila telah menjadi kekhasan Indonesia, artinya Pancasila
menjadi penciri bangsa Indonesia. Siapa pun orang Indonesia atau yang
mengaku sebagai warga negara Indonesia, maka ia harus punya
pemahaman, bersikap, dan berperilaku sesuai dengan Pancasila.
Dengan kata lain, Pancasila sebagai identitas nasional memiliki makna bahwa
seluruh rakyat Indonesia seyogianya menjadikan Pancasila sebagai landasan
berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Cara berpikir,
bersikap, dan berperilaku bangsa Indonesia tersebut menjadi pembeda dari
cara berpikir, bersikap, dan berperilaku bangsa lain.
Seperti pada uraian sebelumnya, Pancasila sebagai identitas nasional tidak
hanya berciri fisik sebagai simbol atau lambang, tetapi merupakan identitas

42
non fisik atau sebagai jati diri bangsa. Pancasila sebagai jati diri bangsa
bermakna nilai-nilai yang dijalankan manusia Indonesia akan mewujud
sebagai kepribadian, identitas, dan keunikan bangsa Indonesia.

Apakah Pancasila sebagai identitas sudah tercermin dalam sikap dan


perilaku bangsa Indonesia? Bentuklah kelas menjadi 5 kelompok untuk
melakukan kegiatan mewawancarai seorang Tokoh Masyarakat guna
mencari jawab tentang:
Kelompok 1: apakah masyarakat Indonesia sudah bersikap dan
berperilaku yang mencerminkan sila 1?
Kelompok 2: apakah masyarakat Indonesia sudah bersikap dan
berperilaku yang mencerminkan sila 2?
Kelompok 3: apakah masyarakat Indonesia sudah bersikap dan
berperilaku yang mencerminkan sila 3?
Kelompok 4: apakah masyarakat Indonesia sudah bersikap dan
berperilaku yang mencerminkan sila 4?
Kelompok 5: apakah masyarakat Indonesia sudah bersikap dan
berperilaku yang mencerminkan sila 5?
Selain wawancara, kelompok Anda perlu melakukan pengamatan sesuai
dengan tugas wawancara. Bandingkan hasil wawancara tersebut dengan
hasil pengamatan Anda.
Hasil pengerjaan tugas disusun dalam bentuk tulisan dan dibagikan kepada
kelompok lain, selain diserahkan kepada Dosen Pengampu.

Setelah Anda menelusuri konsep identitas nasional menurut sumber


historis, sosiologis, dan politis, apakah tantangan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia saat ini? Dapatkah Anda kemukakan contoh
dinamika kehidupan yang sekaligus menjadi tantangan terkait
dengan masalah identitas nasional Indonesia? Coba Anda
perhatikan sejumlah kasus dan peristiwa dalam kehidupan sehari-
hari seperti yang pernah kita lihat pada Bab 1 sebagai berikut:
Lunturnya nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan berbangsa dan
bernegara (contoh: rendahnya semangat gotong royong,
kepatuhan hukum, kepatuhan membayar pajak, kesantunan,
kepedulian, dan lain-lain)
Nilai –nilai Pancasila belum menjadi acuan sikap dan perilaku sehari-hari
(perilaku jalan pintas, tindakan serba instan, menyontek, plagiat, tidak

43
disiplin, tidak jujur, malas, kebiasaan merokok di tempat umum,
buang sampah sembarangan, dan lain-lain)
Rasa nasionalisme dan patriotisme yang luntur dan memudar (lebih
menghargai dan mencintai bangsa asing, lebih mengagungkan
prestasi bangsa lain dan tidak bangga dengan prestasi bangsa
sendiri, lebih bangga menggunakan produk asing daripada produk
bangsa sendiri, dan lain-lain)
Lebih bangga menggunakan bendera asing dari pada bendera
merah putih, lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada
menggunakan bahasa Indonesia.
Menyukai simbol-simbol asing daripada lambang/simbol bangsa sendiri,
dan lebih mengapresiasi dan senang menyanyikan lagu-lagu asing
daripada mengapresiasi lagu nasional dan lagu daerah sendiri.

Gambar II.8 Berlatih bahasa asing, apakah menjadi ancaman bagi


identitas nasional? Sumber: http://merdeka.com/

Tantangan dan masalah yang dihadapi terkait dengan Pancasila telah


banyak mendapat tanggapan dan analisis sejumlah pakar. Seperti
Azyumardi Azra (Tilaar, 2007), menyatakan bahwa saat ini Pancasila sulit
dan dimarginalkan di dalam semua kehidupan masyarakat Indonesia
karena: (1) Pancasila dijadikan sebagai kendaraan politik; (2) adanya
liberalisme politik; dan (3) lahirnya desentralisasi atau otonomi daerah.

44
Menurut Tilaar (2007), Pancasila telah terlanjur tercemar dalam era Orde
Baru yang telah menjadikan Pancasila sebagai kendaraan politik untuk
mempertahankan kekuasaan yang ada. Liberalisme politik terjadi pada saat
awal reformasi yakni pada pasca pemerintahan Orde Baru. Pada saat itu,
ada kebijakan pemerintahan Presiden Habibie yang menghapuskan
ketentuan tentang Pancasila sebagai satu-satunya asas untuk organisasi
kemasyarakatan termasuk organisasi partai politik. Sedangkan, lahirnya
peraturan perundangan tentang desentralisasi dan otonomi daerah seperti
lahirnya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 yang diperbaharui menjadi
Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah telah
berdampak positif dan negatif. Dampak negatifnya antara lain munculnya
nilai-nilai primordialisme kedaerahan sehingga tidak jarang munculnya rasa
kedaerahan yang sempit.
Bagaimana pendapat dan sikap Anda terhadap sejumlah masalah dan
tantangan yang saat ini sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia? Apakah
hal itu dapat melunturkan identitas kita? Mengapa hal ini terjadi?
Diskusikan dalam kelompok, tulis hasil diskusi kelompok Anda, dan
presentasikan secara kelompok di muka kelas.

Bagaimana upaya menyadarkan kembali bangsa Indonesia terhadap


pentingnya identitas nasional dan memfasilitasi serta mendorong warga
negara agar memperkuat identitas nasional? Disadari bahwa rendahnya
pemahaman dan menurunnya kesadaran warga negara dalam bersikap
dan berperilaku menggunakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara khususnya pada era reformasi bangsa Indonesia
bagaikan berada dalam tahap disintegrasi karena tidak ada nilai-nilai yang
menjadi pegangan bersama. Padahal bangsa Indonesia telah memiliki nilai-
nilai luhur yang dapat dijadikan pegangan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, yakni Pancasila. Warisan agung yang tak
ternilai harganya dari para the founding fathers adalah Pancasila.
Bagaimana strategi yang Anda dapat tawarkan/usulkan untuk memahami,
menghayati, dan mengamalkan Pancasila?
Selanjutnya, tentang luntur dan memudarnya rasa nasionalisme dan
patriotisme perlu mendapat perhatian. Apa yang menjadi penyebab
masalah ini? Apabila orang lebih menghargai dan mencintai bangsa asing,
tentu perlu dikaji aspek/bidang apa yang dicintai tersebut. Bangsa
Indonesia perlu ada upaya yakni membuat strategi agar apa yang dicintai

45
tersebut beralih kepada bangsa sendiri. Demikian pula, apabila orang
Indonesia lebih mengagungkan prestasi bangsa lain dan tidak bangga dengan
prestasi bangsa sendiri, sebenarnya sesuatu yang aneh. Hal ini perlu ada
upaya dari generasi baru bangsa Indonesia untuk mendorong agar bangsa
Indonesia membuat prestasi yang tidak dapat dibuat oleh bangsa asing.
Demikian pula, apabila orang Indonesia lebih bangga menggunakan produk
asing daripada produk bangsa sendiri, hendaknya bangsa Indonesia mampu
mendorong semangat berkompetisi. Intinya, bangsa Indonesia perlu didorong
agar menjadi bangsa yang beretos kerja tinggi, rajin, tekun, ulet, tidak malas,
serta menjunjung tinggi nilai kejujuran. Semua nilai-nilai tersebut telah tercakup
dalam Pancasila sehingga pada akhirnya semua permasalahan akan terjawab
apabila bangsa Indonesia mampu dan berkomitmen untuk mengamalkan
Pancasila.
Bagaimana menghadapi tantangan terkait dengan masalah
kecintaan terhadap bendera negara merah putih, pemeliharaan
bahasa Indonesia, penghormatan terhadap lambang negara dan
simbol bangsa sendiri, serta apresiasi terhadap lagu kebangsaan?
Pada hakikatnya, semua unsur formal identitas nasional, baik yang
langsung maupun secara tidak langsung diterapkan, perlu dipahami,
diamalkan, dan diperlakukan sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku. Permasalahannya terletak pada sejauh
mana warga negara Indonesia memahami dan menyadari dirinya
sebagai warga negara yang baik yang beridentitas sebagai warga
negara Indonesia. Oleh karena itu, warga negara yang baik akan
berupaya belajar secara berkelanjutan agar menjadi warga negara
bukan hanya baik tetapi cerdas (to be smart and good citizen).

Pernahkah Anda berpikir apa yang akan terjadi seandainya sebuah bangsa
tidak memiliki jati diri atau identitas nasional? Benarkah identitas nasional itu
diperlukan? Atau, mengapa identitas nasional itu penting? Sebagaimana telah
dikemukakan terdahulu, bahwa sebuah negara dapat diibaratkan seorang
individu manusia. Salah satu tujuan Tuhan menciptakan manusia adalah agar
manusia saling mengenal. Agar individu manusia dapat

46
mengenal atau dikenali oleh individu manusia lainnya, manusia perlu
memiliki ciri atau kata lainnya adalah identitas.
Inginkah Anda dikenali oleh orang lain? Inginkah Anda mengenal orang
lain? Bagaimana caranya agar orang lain dapat mengenali diri Anda
dengan mudah? Bagaimana kita dapat mengenal orang lain dengan
mudah? Jawabannya, agar kita dapat dikenal dan mengenal orang lain
diperlukan identitas. Apa saja identitas individu manusia itu?
Identitas individu manusia dapat dikenali dari aspek fisik dan aspek psikis.
Aspek fisik dapat berupa jenis kelamin, bentuk fisik, nama, asal etnis, asal
daerah, dan sebagainya. Aspek psikis dapat berupa watak baik seperti jujur,
rajin, toleran, dermawan, dan sebagainya; atau watak tidak baik, seperti
pendendam, sadis, malas, suka berbohong, dan sebagainya.

Mengapa individu ingin dikenali dan ingin mengenali identitas individu lain?
Jawabannya tentu akan sangat tergantung kepada keinginan individu
manusia masing-masing. Mungkin antara individu yang satu dengan yang
lain memiliki perbedaan keinginan atau tujuan. Namun, secara naluriah atau
umumnya manusia memiliki kebutuhan yang sama, yakni kebutuhan yang
bersifat fisik atau jasmaniah, seperti kebutuhan makan dan minum untuk
kelangsungan hidup dan kebutuhan psikis (rohaniah), seperti kebutuhan
akan penghargaan, penghormatan, pengakuan, dan lain-lain. Apabila
disimpulkan, individu manusia perlu dikenali dan mengenali orang lain
adalah untuk memenuhi dan menjaga kebutuhan hidupnya agar
kehidupannya dapat berlangsung hingga akhirnya dipanggil oleh Tuhan
Yang Maha Kuasa atau meninggal dunia. Demikianlah, pentingnya identitas
diri sebagai individu manusia.
Selanjutnya, kita akan mengaitkan identitas diri individu dengan konteks negara
atau bangsa. Pertanyaannya, mengapa identitas nasional itu penting bagi
sebuah negara-bangsa? Pada dasarnya, jawabannya hampir sama dengan
pentingnya identitas bagi diri individu manusia. Pertama, agar bangsa
Indonesia dikenal oleh bangsa lain. Apabila kita sudah dikenal oleh bangsa lain
maka kita dapat melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis sebagai bangsa
sesuai dengan fitrahnya. Kedua, identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa
sangat penting bagi kelangsungan hidup negara-bangsa tersebut. Tidak
mungkin negara dapat hidup sendiri sehingga dapat eksis. Setiap negara
seperti halnya individu manusia tidak dapat hidup menyendiri. Setiap negara
memiliki keterbatasan sehingga perlu

47
bantuan/pertolongan negara/bangsa lain. Demikian pula bagi
Indonesia, kita perlu memiliki identitas agar dikenal oleh bangsa lain
untuk saling memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, identitas nasional
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan
nasional negara-bangsa Indonesia.
Negara Indonesia berhasil melepaskan diri dari kekuasaan asing, lalu
menyatakan kemerdekaannya. Para pendiri negara segera menyiarkan
atau mengabarkan kepada negara dan bangsa lain agar mereka
mengetahui bahwa di wilayah nusantara telah berdiri Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka, bersatu, berdaulat dengan cita-
cita besar menjadi negara yang adil dan makmur. Sejak inilah bangsa lain
mengenal identitas nasional Indonesia pertama kali. NKRI memiliki wilayah
yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari pulau Miangas sampai
pulau Rote. NKRI memiliki penduduk yang pluralis dengan jumlah etnis
lebih dari 700 dan bahasa daerah lebih dari 200 tetapi memiliki identitas
nasional bahasa Indonesia. NKRI memiliki pemerintahan yang dipimpin
oleh Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (yang pertama,
Soekarno– Hatta) dan setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya,
negara Mesir yang pertama mengakui hingga akhirnya semua negara di
dunia mengakui eksistensi NKRI.
Untuk memperkokoh identitas nasional dalam konteks hubungan
internasional, setiap negara memiliki bendera negara, lambang negara,
bahasa negara, dan lagu kebangsaan. Dengan identitas-identitas
tersebut, maka NKRI akan semakin kokoh dan semakin dikenal oleh
bangsa dan masyarakat dunia. Tentu kita tidak ingin lagi orang asing
tidak kenal Indonesia Kita tidak ingin lagi mendengar pendapat dari
bangsa asing yang mempertanyakan “Berapa lama perjalanan menuju
Indonesia dari Bali?” ini artinya identitas Bali lebih dikenal daripada
Indonesia.
Ketiga, identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa
Indonesia. Dengan saling mengenal identitas, maka akan tumbuh rasa
saling hormat, saling pengertian (mutual understanding), tidak ada
stratifikasi dalam kedudukan antarnegara-bangsa. Dalam berhubungan
antarnegara tercipta hubungan yang sederajat/sejajar, karena masing-
masing mengakui bahwa setiap negara berdaulat tidak boleh melampaui
kedaulatan negara lain. Istilah ini dalam hukum internasional dikenal

48
dengan asas “Par imparem non habet imperium”. Artinya negara berdaulat
tidak dapat melaksanakan yurisdiksi terhadap negara berdaulat lainnya.

Bagaimana pendapat dan komentar Anda tentang esensi dan urgensi identitas
nasional Indonesia? Anda dapat bekerja dalam kelompok. Disarankan
sebelum Anda melaporkan tentang esensi dan urgensi identitas nasional
Indonesia, Anda perlu berdiskusi terlebih dahulu dalam kelompok. Hasilnya
disusun dalam bentuk laporan.

Identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar, ialah “identitas”


dan “nasional”. identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang
secara harfiah berarti jati diri, ciri-ciri, atau tanda-tanda yang
melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga mampu
membedakannya dengan yang lain. Istilah “nasional” menunjuk
pada kelompok-kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih
besar dari sekedar pengelompokan berdasar ras, agama,
budaya, bahasa, dan sebagainya.
Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional
lebih dekat dengan arti jati diri yakni ciri-ciri atau karakteristik,
perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
Identitas nasional sebagai identitas bersama suatu bangsa dapat
dibentuk oleh beberapa faktor yang meliputi: primordial, sakral,
tokoh, bhinneka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi
dan kelembagaan.
Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas
yang sifatnya nasional, bersifat buatan karena dibentuk dan
disepakati dan sekunder karena sebelumnya sudah terdapat
identitas kesukubangsaan dalam diri bangsa Indonesia.
Bendera Negara Indonesia, Bahasa Negara, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan merupakan identitas nasional bagi negara-
bangsa Indonesia yang telah diatur lebih lanjut dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

49
Secara historis, identitas nasional Indonesia ditandai ketika
munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang
sedang dijajah oleh bangsa asing pada tahun 1908 yang dikenal
dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa).
Pembentukan identitas nasional melalui pengembangan kebudayaan
Indonesia telah dilakukan jauh sebelum kemerdekaan, yakni melalui
kongres kebudayaan 1918 dan Kongres bahasa Indonesia I tahun
1938 di Solo. Peristiwa-peristiwa yang terkait dengan kebudayaan dan
kebahasaan melalui kongres telah memberikan pengaruh positif
terhadap pembangunan jati diri dan atau identitas nasional.
Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses
interaksi, komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah
baik melalui perjalanan panjang menuju Indonesia merdeka
maupun melalui pembentukan intensif pasca kemerdekaan.
Secara politis, bentuk identitas nasional Indonesia menjadi penciri
atau pembangun jati diri bangsa Indonesia yang meliputi bendera
negara Sang Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional atau bahasa negara, lambang negara Garuda
Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Warisan jenius yang tidak ternilai harganya dari para the founding
fathers adalah Pancasila. Pancasila sebagai identitas nasional tidak
hanya bersifat fisik seperti simbol atau lambang tetapi merupakan
cerminan identitas bangsa dalam wujud psikis (nonfisik), yakni yang
mencerminkan watak dan perilaku manusia Indonesia sehingga
dapat dibedakan dengan bangsa lain.
Identitas nasional sangat penting bagi bangsa Indonesia karena (1)
bangsa Indonesia dapat dibedakan dan sekaligus dikenal oleh
bangsa lain; (2) identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa
sangat penting bagi kelangsungan hidup negara-bangsa tersebut
karena dapat mempersatukan negara-bangsa; dan (3) identitas
nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa Indonesia
sebagai ciri khas bangsa

50
.
2007-2012 Malaysia klaim tujuh budaya Indonesia
Selasa, 19 Juni 2012 21:39 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Windu
Nuryanti, membentang catatan klaim Malaysia atas kekayaan budaya asli
Indonesia selama ini. Pada rentang 2007-2012, Malaysia sudah tujuh kali
mengklaim budaya Indonesia sebagai warisan budaya mereka.
"Melihat sejarah klaim itu cukup panjang, dalam catatan saya sudah tujuh kali,"
kata Nuryanti di Jakarta, Selasa. Ini juga pertama kalinya seorang pejabat
negara Indonesia menyatakan perihal klaim budaya oleh Malaysia itu kepada
publik.
Dia mengurai klaim Malaysia itu bermula pada November 2007 terhadap
kesenian reog ponorogo, selanjutnya pada Desember 2008 klaim atas lagu
Rasa Sayange dari Kepulauan Maluku. Lalu klaim batik pada Januari 2009.
Tari pendet yang jelas-jelas dari Bali juga diklaim Malaysia pada Agustus 2009
yang muncul dalam iklan pariwisata negeri jiran yang suka menyatakan diri
sebagai The Truly Asia itu. Selanjutnya instrumen dan ansambel musik
angklung pada Maret 2010.
Masih kurang? Pangan kekayaan kita juga diincar Malaysia, itu adalah beras
asli Nunukan, Kalimantan Timur, yaitu beras Adan Krayan. Di MaLaysia, beras
organik bergizi tinggi itu dijual dengan merk Bario Rice.
Lalu yang terbaru adalah klaim Malaysia atas tari tor-tor dan gondang
sambilan yang merupakan asli kesenian dari Sumatera Utara.
"Mereka menyatakan tidak mengklaim tari tor-tor tapi hanya mencatat, kita
minta secara tertulis maksud mereka mencatat itu dalam kategori apa,"
katanya.
Editor: Ade Marboen, COPYRIGHT © 2012, Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/317054/2007-2012-malaysia-klaimtujuh-budaya-
indonesia

Diskusikan dengan kelompok sebagai tugas terstruktur guna


menjawab pertanyaan berikut ini:
Ada berapa budaya Indonesia yang diklaim Malaysia? Adakah
contoh lainnya? Sebutkan, apakah klaim tersebut dimungkinkan
terjadi lagi di kemudian hari?
Bolehkah sebuah negara mengklaim kebudayaan bangsa lain karena
budaya tersebut memang telah dijalankan oleh warga negaranya?

51
Bolehkah bangsa Indonesia mengklaim budaya bangsa lain sebagai bagian dari
kebudayaan nasional karena budaya tersebut memang telah disenangi dan dipraktikkan
oleh orang Indonesia? Misalnya, budaya makan sambil berdiri (standing party).
Apa yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai identitas nasional
tidak diklaim oleh negara lain?
Apakah setiap orang Indonesia dapat mengajukan kebudayaan daerahnya sebagai
kebudayaan nasional/identitas nasional? Jika dapat, adakah syaratnya?
Kebudayaan daerah sebagai kearifan lokal, dapatkah luntur? Mengapa demikian?
Jika ya, akankah identitas bangsa itu hilang?
Hasilnya disusun dalam bentuk laporan.

Anda mungkin juga menyukai