Makalah Ipi NEW

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

GENDER DAN KAJIAN PEREMPUAN

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu : DR. H. SYAFRUDDIN, MA, MM.PD

Di susun Oleh :

ANIK WULANDARI (212100105)

ENI LESTARI (212100012)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AQIDAH AL-HASMIYYAH

JAKARTA

2024
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita
Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama
yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Penyusun sangat bersyukur
karena telah menyelesaikan makalah. Di samping itu, penyusun mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Akhir kata, penyusun memahami jika makalah ini
tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkah guna
memperbaiki makalah kami di waktu-waktu mendatang.

Jakarta, 29 Mei 2024

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1


A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................1

C. Tujuan Makalah ........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2

A. Pengertian Gender .................................................................................................. 2

B. Kesetaraan dan Keadilan Gender ......................................................................... 3

C. Peranan Perempuan …………………................................................................... 5


D. Perempuan di Era Digital ……….…………………………………………………..………………….…….. 6

BAB PENUTUP............................................................................................................... 7

Kesimpulan.......................................................................................................,.............. 7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................,,............ 8

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan


dan aplikasi praktis di berbagai bidang. Manfaat penelitian dibagi menjadi dua
kategori utama: teoritis dan praktis. Manfaat teoritis mengacu pada kontribusi
penelitian terhadap pengembangan teori dan pengetahuan akademik, sedangkan
manfaat praktis berfokus pada penerapan hasil penelitian untuk mendukung
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di masyarakat. Penulisan manfaat
penelitian harus jelas, sistematis, rasional, dan didasarkan pada hasil penelitian,
bukan hipotesis. Manfaat penelitian juga berfungsi untuk memfasilitasi
pembelajaran, memahami masalah, membuktikan kebenaran atau kebohongan,
menemukan dan mengukur peluang, serta menyediakan informasi berharga dan
latihan berpikir bagi masyarakat. Dengan menetapkan tujuan penelitian yang jelas,
penelitian dapat memberikan kontribusi signifikan baik dalam pengembangan teori
maupun praktik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan gender?


2. Bagaimana kesetaraan dan keadilan gender?
3. Bagaimana peranan sebagai Perempuan?
4. Bagaimana peranan perempuan di era digital?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan gender?


2. Mengetahui bagaimana kesetaraan dan keadilan gender?
3. Mengetahui bagaimana peranan sebagai Perempuan?

1
4. Mengetahui bagaimana peranan perempuan di era digital?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gender

Gender adalah serangkaian karakteristik yang saling terikat serta membedakan antara
maskulinitas dan femininitas. Karakteristik ini kemudian dapat mencakup jenis kelamin,
baik itu jenis kelamin laki-laki, perempuan, ataupun interseks.

Hal yang ditentukan ini kemudian berdasarkan kepada jenis kelamin baik itu pada struktur
sosial seperti peran gender ataupun pada identitas gender. Orang-orang yang tak
mengidentifikasi dirinya sebagai pria atau wanita kemudian dikelompokkan ke dalam
masyarakat non biner atau genderqueer. Beberapa kebudayaan sendiri umumnya memiliki
peran gender yang spesifik yaitu “pria” dan “wanita” yang secara kolektif kemudian
disebut juga sebagai gender ketiga seperti golongan Bissu di masyarakat Bugis Sulawesi
serta orang-orang hijra di Asia Selatan.

Seorang Seksolog Selandia Baru yaitu John Money kemudian mencetuskan tentang
perbedaan penggunaan jenis kelamin biologis serta gender sebagai peran pada tahun 1955.
Sebelumnya kata “gender” sendiri jarang digunakan untuk menyebut hal lain selain gender
gramatikal dalam berbagai ilmu bahasa. Definisi ini sendiri tidak langsung diakui, sebelum
akhirnya pada dekade 1970-an teori feminis kemudian mengangkat konsep perbedaan
antara jenis kelamin biologis serta gender sebagai sebuah konstruksi sosial.

Definisi ini hingga saat ini masih digunakan untuk beberapa konteks seperti pada ilmu
sosial dan beberapa dokumen terbitan Organisasi Kesehatan Dunia. Konteks-konteks
lainnya juga menggunakan istilah “gender” sebagai pengganti dari “jenis kelamin”.
Sebagai contoh, dalam kajian kepada hewan atau non manusia, gender kemudian
digunakan untuk menyebut jenis kelamin.1

1
https://www.gramedia.com/literasi/gender-adalah/

2
B. Kesetaraan dan Keadilan Gender
Kesetaraan gender merupakan suatu kondisi di mana perempuan dan laki-laki dapat
menikmati status yang setara serta memiliki kondisi yang sama untuk kemudian
mewujudkan secara penuh hak-hak asasi dan potensinya bagi pembangunan di segala
bidang kehidupan. Dengan kata lain, hal ini berarti semua manusia memiliki akses dan
kontrol yang wajar dan adil terhadap sumber daya serta manfaatnya, agar semua orang
kemudian dapat berpartisipasi di dalamnya, serta memutuskan dan memperoleh manfaat
dari pembangunan yang ada.

Kesetaraan gender sendiri memiliki kaitan dengan keadilan gender. Keadilan gender
sebagai suatu proses dan perlakuan adil terhadap laki-laki dan perempuan. Keadilan
gender sebagai keadilan perlakuan terhadap perempuan dan laki-laki, berdasarkan
kepada kebutuhan masing-masing. Hal ini mencakup perlakuan sama atau perlakuan
yang berbeda tapi dianggap setara dalam hal hak, keuntungan, kewajiban dan
kesempatan. Dengan keadilan gender berarti tak ada pembakuan peran, beban ganda,
kekerasan, subordinasi, dan marginalisasi.2

Dalam beberapa situasi, masih terdapat orang yang masih berpikir bahwa membicarakan
kesetaraan gender sebagai suatu yang mengada-ada atau hal yang terlalu dibesar-
besarkan. Kelompok orang yang berpikir seperti ini kemudian menganggap bahwa
kedudukan laki-laki dan perempuan dalam keluarga maupun dalam masyarakat memang
harus berbeda. Selain itu, terminologi kesetaraan gender seringkali kemudian
disalahartikan dengan mengambil alih pekerjaan dan tanggung jawab pada laki-laki.

C. Peranan Perempuan

Fitrah perempuan meliputi hamil, melahirkan, menyusui, juga tanggung jawab


mengasuh mendidik anak, dan mengatur rumah tangga suaminya. Perempuan bias menjadi
pemimpin dalam konteks tertentu dan dalam wilayah domestik. Peran jenis kelamin laki-laki
yang dipersepsikan sebagai pemberi pada perempuan, karena ia lebih tinggi derajatnya. Ridha
masih rancu dalam memahami jenis kelamin (seks) dengan perbedaan gender sebagai
2
https://repository.upi.edu/84505/2/S_PKK_1804969_Chapter%201

3
rekontruksi sosial. Kesetaraan gender hanya dipahami sebatas status keduanya dihadapan
Allah, tetapi tidak pada implementasi dalam membangun relasi yang setara gender. (Mufidah,
2010: 23-24).

Peranan dan kontribusi para perempuan (istri) dapat dilihat dari banyaknya waktu yang
dicurahkan untuk setiap kegiatan yang dilakukan baik pada kegiatan produktif, reproduktif,
maupun kegiatan sosial. Kegiatan produktif terkait curahan waktu perempuan/istri yakni sekitar
217 jam per bulannya, sedangkan suami 312 jam per bulannya. Kegiatan reproduktif curahan
waktu istri 10 jam per harinya, sedangkan suami rata-rata 2 jam per harinya. Kegiatan social
curahan waktu istri lebih dari 19 jam per bulannya, dan curahan waktu suami rata-rata 15 jam
per bulannya. Suami lebih mendominasi akses terhadap lahan budi daya rumput laut, peralatan
budi daya, alat tangkap rajungan, kredit, hewan ternak, dan rajungan. Perempuan/istri
cenderung memiliki akses terhadap lahan untuk ladang, pendapatan pengolahan rumput laut
dan mengupas rajungan, dan hasil tanam ladang. Kontrol yang dimiliki suami adalah hamper
semua sumber daya dan manfaat yaitu pada lahan budi daya, lahan untuk ladang, peralatan
budi daya, alat tangkap rajungan, kredit, hewan ternak, tenaga kerja, hasil budi daya rumput
laut, rajungan, dan penyuluhan. Perempuan/istri memegang kontrol pada pengolahan pasca
panen, peralatan pengolahan pasca panen, pendapatan yang lain, dan hasil tanam ladang. Pola
pengambilan keputusan suami dan istri dalam rumah tangga nelayan budi daya rumput laut
dilakukan secara bermusyawarah, yaitu merupakan hasil diskusi antara suami dan
istri.Keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama tetapi masih dengan perbedaan
pengaruh dari masing-masing individu. Pola pengambilan keputusan untuk kegiatan reproduktif
dan sosial lebih diputuskan secara bersama. Keterlibatan perempuan/istri dalam kegiatan
produktif memberikan kontribusi pendapatan terhadap pendapatan rumah tangganya. (Eko
Ariwidodo, 2019, Vol. 13: 332). John Naisbitt dan Patricia Aburdune dalam buku Megatrends
2000 yang diterbitkan pada tahun 1982 meramalkan : “Bahwa perempuan akan mengambil
semua peran dalam berbagai lini kehidupan”. Karenanya perbincangan tentang perempuan
menjadi menarik, mengingat ramalan itu kini menjadi nyata. Globalisasi menunjukkan adanya
peningkatan kemajuan di bidang telekomunikasi, elektronika, dan bioteknologi. Kemajuan ini
memberi dampak pula pada keterlibatan perempuan di sektor ekonomi, politik, dan bidang
sosial lainnya. Keterlibatan perempuan yang semakin besar pada sektor publik, tentu saja
merupakan kemajuan. Hanya saja globalisas membawa konsekwensi bagi kehidupan
perempuan. Bagi mereka yang berstatus single, situasi ini memberi ruang yang selebarlebarnya

4
untuk mengaktualisasikan diri. Meraih cita, mengukir prestasi adalah hal utama yang ingin
diwujudkan. Ukuran sukses ditandai dengan adanya posisi yang mapan dan prestise. memiliki
gaji yang besar, jaringan kerja internasional, jam kerja yang semakin padat. (Mazdalifah, 2012).3

D. Perempuan di Era Digital

Revolusi Industri 4.0 merupakan era yang diwarnai oleh kecerdasan buatan (artificial
intelligence), era super komputer, rekayasa genetika, inovasi, dan perubahan cepat yang
berdampak terhadap ekonomi, industri, pemerintahan, dan politik. Gejala ini diantaranya
ditandai dengan banyaknya sumber informasi melalui media sosial, seperti youtube, Instagram,
dan sebagainya. Hadirnya Revolusi Industri 4.0 seharusnya dapat dimanfaatkan dan dikelola
dengan baik oleh kaum perempuan karena memiliki prospek yang menjanjikan bagi posisi
perempuan sebagai bagian dari peradaban dunia. Berdasarkan uraian tersebut, tulisan ini ingin
mengkaji peluang dan tantangan peran perempuan diera revolusi Industri 4.0. (Ni Wayan
Suarmini, Siti Zahrok, Dyah Satya Yoga Agustin, 2018, Vol. 5: 48-49). Problem yang dihadapi
perempuan dalam era digital saat ini ialah kesenjangan keterampilan digital. Bahkan menurut
Nafesh-Clarke dalam forum Kesetaraan Gender yang digelar di Chatham House London, In tech,
it's a man's world. Seringkali digital didefinisikan hanya sebatas pengukuran kesenjangan akses
seseorang terhadap komputer dan internet, padahal ada kesenjangan nyata antara perempuan
dan laki-laki. Era digital memandang perempuan baru sebatas konsumen. Lapangan ekonomi
digital yang masih terus akan berkembang ini perlu diisi perempuan Indonesia sebagai aktor
yang aktif. Tantangan ekonomi dunia digital ialah kreativitas dan selalu siap terhadap
perubahan. Khusus bagi perempuan ada satu tantangan lagi yaitu digital gap yang harus segera
diatasi. Untuk urusan kreatif, kemampuan perempuan telah lama diakui masyarakat di dunia.
Bahkan dalam periode-periode krisis ekonomi yang terjadi di banyak negara, perempuanlah
yang paling berhasil survive. Namun, sayangnya kreativitas dalam era ekonomi digital belum
banyak disentuh perempuan, termasuk di Indonesia. Dalam hal kesiapan terhadap perubahan
pun perempuan dikenal paling siap dan adaptif terhadap perubahan. Kehalusan rasa yang
dimiliki perempuan yang kadang menjebaknya untuk memilih kompromi ketimbang kompetisi.
Namun, bukan tidak mungkin perempuan-perempuan Indonesia menjadi aktor-aktor utama
kompetisi dalam ekonomi digital. Literasi digital memang masih menjadi masalah besar di
Indonesia. Literasi digital, mengacu pada kemampuan individu untuk menemukan,
3
https://www.researchgate.net/publication/334063909_PERAN_PEREMPUAN_DAN_TANTANGANNYA

5
mengevaluasi, memproduksi, dan mengomunikasikan informasi yang jelas melalui tulisan dan
bentuk komunikasi lainnya di berbagai platform digital. Dalam situasi kesenjangan digital yang
besar antara perempuan dan laki-laki, maka literasi digital ini makin berat dihadapi perempuan.
Ini menjadi tantangan tersendiri bagi institusi pendidikan di Indonesia4

BAB III

4
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17904/2/T2_832016008_BAB%20II.pdf

6
PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

7
https://katadata.co.id/berita/nasional/62d123d5df283/manfaat-penelitian-adalah-elemen-
kunci-karya-ilmiah-ini-penjelasannya?page=2

https://penelitianilmiah.com/manfaat-penelitian/#google_vignette
https://penerbitdeepublish.com/manfaat-penelitian/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6758599/manfaat-penelitian-pengertian-fungsi-
dan-cara-membuatnya.

Anda mungkin juga menyukai