Modul Ajar Fisika - Pengukuran - Fase E
Modul Ajar Fisika - Pengukuran - Fase E
Modul Ajar Fisika - Pengukuran - Fase E
FASE E KELAS X
Ditulis Oleh:
Lisman
PENGUKURAN
1. IDENTITAS
Nama Penulis : Lisman, S.Pd
Asal Instansi : SMK Negeri 1 Bokan Kepulauan
Tahun Penyusunan : 2024
Kelas : X
Perkiraan Peserta Didik : 10 – 30
Jumlah Pertemuan : 8 Pertemuan (8 x 3JP)
Kata Kunci : Pengukuran Besaran Fisis, Besaran dan Satuan,
Angka Penting
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
10.1 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan penyelidikan ilmiah
dengan menggunakan alat ukur panjang
3. PENGETAHUAN
PRASARAT
Peserta didik telah memahami konsep dan cara melakukan pengukuran
sederhana seperti pengukuran panjang dengan menggunakan mistar dan
melakukan percobaan sederhana dengan metode ilmiah, sebagaimana yang
pernah dipelajari di SMP terkait materi hakikat sains, pengukuran dan metode
ilmiah .
3
4. PEMAHAMAN
BERMAKNA
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi, praktikum dan
penyelidikan ilmiah, peserta didik dapat memahami arti penting pengukuran
dalam kehidupan sehari-hari dan metode ilmiah dalam sebuah penyelidikan.
Peserta didik mampu melakukan pengukuran dengan benar sesuai ketelitian alat
ukur, mampu menuliskan hasil pengukuran dengan angka penting dan notasi
ilmiah serta mampu melakukan penyelidikan sesuai langkah-langkah dalam
metode ilmiah.
5. PERTANYAAN PEMANTIK
Pertemuan pertama
Perhatikan gambar berikut!
P ola baju Menimbang gula Mengukur diameter mesin Mengukur diameter mata bor
https://www.g oogl e.com/
Keterangan: Pertanyaan pemantik untuk pert emuan selanjutnya tersaji dalam kegiatan pembelajaran
6. MATERI AJAR
Pertemuan Alokasi wkt Materi Ajar
1–2 2 x 3 JP Macam-macam alat ukur, besaran dan satuan
3–4 2 x 3 JP (terlampir) Penggunaan alat ukur panjang (terlampir)
5–6 2 x 3 JP Aturan angka penting dan notasi ilmiah; Nilai
ketidakpastian pada pengukuran berulang
7–8 2 x 3 JP Penerapan
(terlampir) metode ilmiah dalam penyelidikan mencari
massa jenis material baut (terlampir)
4
KEGIATAN INTI
Stimulus 1) Guru kembali menunjukkan gambar alat ukur 10
panjang, dan meminta peserta didik untuk menit
mengamatinya.
PENUTUP
1) Peserta didik mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum 10
dipahami. menit
2) Guru memberikan refleksi terhadap pembelajaran dan menugaskan
peserta didik untuk mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya
dan mencermati lembar kerja pada buku siswa yakni aktivitas 1.5 dan
aktivitas 1.6.
3) Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
8
KEGIATAN INTI
Stimulus 1) Guru menyajikan bahan kajian / fakta berupa gambar 10
truk mengalami kecelakaan karena baut roda patah , menit
dan meminta siswa mengamati dan memberikan
tanggapan atau pertanyaan terhadap gambar tersebut.
Kegiatan dilanjutkan pada pertemuan kedelapan (2 JP). Bila ada hal-hal yang 5
perlu didiskusikan dapat dilakukan di rumah melalui WA grup, dan menit
mengakhiri pertemuan dengan salam.
Guru membuka pertemuan delapan dengan salam, mengabsensi peserta 15
didik, menanyakan progres pekerjaan dilanjutkan dengan mempersilahkan menit
peserta didik melanjutkan pekerjaannya.
Menganalisis 1) Peserta didik berkerja sama mengola data hasil 25
data dan praktikum untuk mendapatkan kesimpulan melalui menit
menarik kegiatan diskusi kelompok.
kesimpulan 2) Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan.
12
8. ASESMEN
No Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian Waktu Penilaian
1. Formatif a. Penilaian aktivitas dan sikap Selama proses
b. Penilaian kinerja Pembelajaran
c. Presentasi
(Praktikum)
2. Sumatif Tes tertulis Setelah proses
Pembelajaran
Keterangan : Format dan rubrik penilaian serta naskah soal tes terlampir
a. Refleksi Guru
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai
rencana
pembelajaran? Bagian mana dari rencana pembelajaran yang sulit
dilakukan. Apa yang saya dapat lakukan untuk mengatasi hal
2. tersebut?
Apakah peserta didik mengikuti pembelajaran dengan secara aktif,
gembira dan menyenangkan? Bila belum mengapa? Apa yang bisa
saya lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
3. Apa yang menjadi kesulitan peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran? Apa langkah yang harus saya lakukan
untuk membantu mengatasi kesulitan peserta didik?
4. Berapa % peserta didik yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Tujuan Pembelajaran (KKTP):
- 0 – 40 %
- 41 – 60 %
- 61 – 80 %
- 81 – 100 %
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah saya sudah mengerti konsep pengukuran, besaran
dan satuan, angka penting dan metode ilmiah?
2. Apakah saya sudah bisa melakukan pengukuran, bisa
membaca hasil pengukuran dan bisa melakukan percobaan?
3. Apakah saya merasa berminat, aktif, gembira dan senang
dalam mengikuti pembelajaran ?
4. Apakah selama mengikuti proses pembelajaran dan
melakukan percobaan saya merasa kesulitan?
Pertanyaan Isian
5. Bagian mana dari proses pembelajaran yang membuat saya merasa berminat,
aktif, gembira dan senang dalam mengikuti pembelajaran ?
………………………………………………………………………………………………………………………………
6. Hal apa yang perlu saya lakukan agar saya merasa berminat, aktif, gembira
dan senang dalam mengikuti pembelajaran?
………………………………………………………………………………………………………………………………
7. Bagian mana dari proses pembelajaran dan kegiatan percobaan yang membuat
saya
merasa kesulitan?
………………………………………………………………………………………………………………………………
14
8. Hal apa yang perlu saya lakukan agar saya tidak mengalami kesulitan
selama proses pembelajaran dan kegiatan percobaan?
………………………………………………………………………………………………………………………………
9. Berapa % kira-kira ketercapaian proses pembelajaran saya sebagaimana tujuan
pembelajaran yang ingin saya capai?
………………………………………………………………………………………………………………………………
10. Hal apa yang perlu saya lakukan agar ketercapaian proses pembelajaran
saya dapat ditingkatkan?
………………………………………………………………………………………………………………………………
15
A. PETA KONSEP
B. Uraian materi
b. JANGKA SORONG
Jika pada rahang geser terdapat 11 garis skala (skala 0-10), maka setiap 1 mm skala
utama dibagi menjadi 10 skala nonius. Hal ini b erarti skala terkecil jangka
sorong tersebut adalah 1mm : 10 = 0,1 mm. Umunya jangkas sorong dengan skala
terkecil 0,1 mm, banyak beredar dipasaran pada saat ini, tetapi ada juga jangka
sorong dengan nilai skala terkecil yang lebih kecil dari 0,1 mm, misalnya 0,05 mm dan
0,02 mm. untuk jangka sorong dengan nilai skala terkecil 0,05 mm, maka pada
rahang geseranya terdapat 21 skala sehingga skala terkecilnya dapat ditentukan
dengan 1mm : 20 = 0,05 mm.
Bagian-bagian Jangka
Sorong
Jika kita cermati secara umum bentuk jangka sorong analog maupun digital memiliki
banyak kesamaannya; yaitu terdiri dari skala utama, skala nonius, rahang tetap, rahang
geser, batang pengukur kedalaman, dan pengunci. Seperti yang ditunjukkan pada
gambar berikut ini.
Jangka sorong yang paling sering digunakan dalam kegiatan pengukuran adalah jangka
sorong analog. Jangka sorong analog dapat dibedakan berdasarkan ketelitian
yang dimilikinya. Perbedaan ketelitian dari jangka sorong ditentukan oleh pembagian
skala noniusnya.
(a)
Pada gambar a terbaca 9 Skala Utama = 10 Skala Nonius, jadi besarnya 1 skala nonius =
1/10 x 9. Skala Utama: 0,9 Skala Utama, maka ketelitian dari jangka sorong tersebut: 1
– 0,9 = 0,1 mm, atau ketelitian jangka sorong itu adalah 1 bagian skala utama itu
dibagi sebanyak jumlah skala nonius: 1/10 = 0,1 mm.
2)
(b)
Pada gambar b terbaca 39 Skala Utama = 20 Skala Nonius, jadi besarnya 1 skala nonius
=
1/20 x 39. Skala Utama: 1,95 Skala Utama, maka ketelitian dari jangka sorong tersebut:
2
– 1,95 = 0,05 mm, atau ketelitian jangka sorong itu adalah
1 bagian Skala utama itu dibagi sebanyak jumlah skala nonius: 1/20 = 0,05 mm.
(c)
Gambar a.2 Bentuk jangka sorong
analog dengan berbagai
ketelitian
Pada gambar c terbaca 49 Skala Utama = 50 Skala Nonius, jadi besarnya 1 skala
nonius
= 1/50 x 49. Skala Utama: 0,98 Skala Utama, maka ketelitian dari jangka sorong
tersebut:
1 – 0,98 = 0,02 mm, atau ketelitian jangka sorong itu adalah 1 bagian skala utama
itu, dibagi sebanyak jumlah skala nonius: 1/50 = 0,02 mm.
18
c. MIKROMETER SEKRUP
Dibandingkan dengan jangka sorong, mikrometer sekrup mempunyai
ketelitian yang lebih baik namun berbeda fungsi penggunaan. Ketelitian
mikrometer adalah
0,01 milimeter. Adapun jenis-jenis mikrometer sekrup dapat dibedakan menjadi
mikrometer sekrup analog dan mikrometer sekrup digital. Adapun bentuk kedua
mikrometer sekrup tersebut ditunjukkan pada gambar 3.1.
����������� =
20
Contoh:
a. BESARAN POKOK
Dalam kehidupan dijumpai berbagai macam besaran dan satuan yang digunakan,
karena itu diupayakan untuk menyederhanakannya. Penyederhanaan ini tentunya
harus secara umum atau diterima secara internasional. Anda ambil contoh pada kegiatan
olimpiade. Prestasi seorang peloncat ditentukan oleh ukuran sampai sejauh mana atau
setinggi berapa dapat meloncat. Satuan ukuran jarak loncatannya dipergunakan meter
dan ukuran detik atau sekon dipergunakan untuk mengukur prestasinya. Contoh lainnya
kebolehan seorang olahragawan angkat besi ditentukan oleh besar massa beban
22
yang diangkatnya. Besaran panjang, massa, dan waktu sering digunakan, dan menjadi
dasar dari berbagai pengukuran, jadi disepakati merupakan besaran penting. Karena
itu besaran tersebut dijadikan besaran pokok atau besaran dasar.
23
b. BESARAN
TURUNAN
Besaran turunan merupakan besaran yang satuannya diturunkan dari
beberapa satuan besaran pokok. Sebuah benda yang sedang bergerak, misalnya mobil
dikatakan memiliki kecepatan atau kelajuan. Kecepatan adalah jarak yang ditempuh
setiap satuan waktu. Secara matematis dituliskan:
v = s/t
Satuan kecepatan yaitu m/s, diperoleh dari besaran panjang (jarak) yaitu meter
dibagi dengan satuan waktu yaitu sekon. Kecepatan termasuk besaran turunan sebab
satuan kecepatan yaitu m/s berasal dari satuan -satuan besaran pokok yaitu meter dan
sekon.
24
Selain kecepatan masih banyak besaran turunan lainnya, yaitu antara lain
gaya, percepatan, luas, tekanan, energi, massa jenis, dan sebagainya.
Besaran Sistem
MK CG
P Panjang m Cm
Massa kg Gr
O
Waktu s S
K Kuat arus listrik ampere Miliampere
O Temperatur K K
K Intensitas cahaya cd Cd
Jumlah zat mol Mol
Luas 2 2
m cm
Volume 3 3
T m cm
Gaya Newton (N) Dyne
U
Tekanan 2 2
R N/m Dyne / cm
Massa Jenis 3 3
U Kg/m gr/cm
N Berat jenis 3 3
N/m Dyne/cm
A Kecepatan m/s cm/s
N Percepatan 2
m/s cm/s
2
Energi (Usaha) Joule (J) Erg
Daya Joule/s Erg/s
Muatan Elektron Coulumb Stat Coulumb
Selama ini memang berbagai ragam satuan yang dipergunakan, tentu keadaan ini
sangat menyulitkan. Apabila Negara Indonesia mempunyai undang-undang yang
mengatur tentang hal itu, lebih baik dipergunakan sistem satuan SI,
Satu keunggulan sistem metrik yang juga diadopsi dalam satuan SI adalah mirip dengan
sistem bilangan kita, yaitu sistem desimal. Satuan tiap besaran fisika dapat
dinyatakan dengan satuan pokok SI, yaitu m, kg, dan s hanya dengan menggunakan
awalan. Awalan menyatakan kelipatan yang semuanya merupakan pangkat dari 10 (10n
dengan n adalah
25
bilangan bulat), persis seperti sistem desimal. Awalan-awalan ini ditunjukkan [ada
tabel
1.2 di bawah ini.
0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 9,11 kg
Geser koma ke kanan melalui 31 angka, ditulis
9,11 x 10-31 kg Dengan bilangan penting =
9,11 dan orde besar = 10-31.
angka yang ditampilkan sebelum orde besar termasuk angka penting. Dengan
demikian, jika 1300 gram ditulis :
Aturan-aturan angka penting yang dapat kita gunakan untuk menentukan banyak
angka penting pada suatu hasil pengukuran, seperti di bawah ini :
1. Semua angka bukan nol adalah angka
penting
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka
penting
3. Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang ditulis
di belakang koma desimal termasuk angka penting.
4. Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal
adalah
angka bukan angka penting.
5. Angka sebelum orde (pada notasi ilmiah) termasuk angka
penting.
Pada perkalian dan pembagian harus memiliki jumlah angka penting paling sedikit
yang digunakan dalam perkalian atau pembagian. sedangkan angka- angka penting
dalam penjumlahan dan pengurangan ditentukan berdasarkan tempat titik desimal.
Contoh :
Pada penjumlahan,
jika
17,356 + 9,12 = …? (yang dicetak tebal adalah angka taksiran) Pada
angka
17,356 angka 6 adalah angka taksiran Pada angka 9,12 angka 2 adalah angka
taksiran
Berdasarkan perhitungan dengan kalkulator hasilnya 26,476
(angka
7 dan 6 adalah angka taksiran) Jika ditulis dengan satu angka taksiran
maka
22,476 menjadi
22,48
Pada perkalian,
jika
1,20 x 3,9 = …? Angka 1,20 mengandung tiga angka penting, angka 3,9 mengandung
dua angka penting angka penting paling sedikit yaitu dua maka hasil perkaliannya
harus mengandung dua angka penting. Berdasarkan perhitungan dengan kalkulator
hasilnya 4,68 jika ditulis dengan dua angka penting maka 4,68 dibulatkan menjadi
4,7.
27
Setelah kalian mengamati gambar 1.4 salin tabel dalam LKPD 1 ini ke buku latihan kalian
lalu diskusikan dan isi tabel tersebut dengan benar!
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
29
Petunjuk Tambahan :
- Besaran yang diukur, artinya besaran apa yang diukur oleh alat ukur tersebut,
misal panjang, massa, waktu dan seterusnya
- Jenis besaran, artinya besaran yang diukur tersebut tergolong besaran apa, misal
Panjang termasuk besaran pokok.
- Satuan dalam SI, merupakan satuan dalam Sistem Internasional misal Panjang satuannya
meter (m), dan seterusnya.
- Dimensi, untuk mengisi kolom tersebut
No Nama Alat Ukur Besaran yang Jenis Besaran* Satuan dalam Dimensi
diukur SI
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
*) isilah dengan pilihan : Besaran pokok atau besaran turunan
30
2. Perhatikan gambar berikut (sebagaimana tertuang dalam buku siswa halaman 3, Gambar
1.3a dan
1.3b)
Alat ukur tersebut mengukur besaran yang sama. Lihat pula tabel pada soal no 1
aktivitas
1.2, dalam tabel tersebut terdapat alat ukur lain yang memiliki dimensi yang sama.
Jelaskan pendapatmu, mengapa harus ada kedua alat ukur yang berbeda untuk
besaran yang sama?
31
A. JANGKA SORONG
1. Komponen-komponen alat ukur jangka sorong
B. MIKROMETER SEKRUP
1. Komponen-komponen alat ukur mikrometer sekrup
1. Kalian akan mengukur satu benda yang sama dengan menggunakan tiga alat ukur
yang berbeda. Menurut pendapat kalian apakah hasil pengukurannya akan
mendapatkan hasil yang sama atau berbeda? Jelaskan alasannya!
2. Salin tabel berikut di buku Latihan kalian. Lakukan pengukuran bersama teman dalam
satu kelompok dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut, lalu isikan hasil
pengukuran dalam tabel!
3. Berdasarkan aktivitas yang kalian lakukan adakah besaran yang diukur dengan
alat ukur yang tidak sesuai?
Besaran apa saja yang diukur dengan alat ukur yang tidak sesuai?
Jelaskan mengapa alat ukurnya tidak sesuai?
35
1. Apa perbedaan antara angka penting dan angka eksak? Terdapat aturan yang
disebut sebagai aturan/kaidah angka penting. Carilah informasi mengenai aturan/kaidah
angka penting. Berikan masing-masing satu contoh dari setiap aturan/kaidah tersebut!
3. Dalam suatu pengukuran diperoleh nilai 125,5 mm dan 2,2 mm. Berdasarkan
aturan angka penting, tentukanlah jumlah dan hasil perkalian dari kedua bilangan
tersebut
36
5. Sebagaimana kalian ketahui bahwa dalam setiap pengukuran tentu ada factor
kesalahan. Carilah informasi factor kesalahan apa saja yang menyebabkan
kesalahan dalam pengukuran.
6. Tugas : melalui diskusi dengan teman dalam 1 kelompok, pahami pengukuran berulang
dan pengolahan datanya (lihat hal. 16-18 buku siswa), untuk dapat melakukan
penyelidikan kasus pada aktivitas 1.7
37
1. Observasi
- Amati gambar 1.11 berikut.
- Berdasarkan pengamatan kalian pada baut, besaran turunan fisika apa yang
dapat digunakan untuk mengetahui jenis baut? Cari tahu persamaan besaran
turunan yang dapat digunakan untuk mengetahui jenis baut tersebut!
- Identifikasi besaran fisika apa saja yang harus diukur?
- Dengan melihat wujud baut sebagaimana gambar, pertimbangkan alat ukur
yang dapat digunakan. Tulis dan jelaskan dalam laporan, alat ukur apa yang kalian
gunakan, mengapa kalian menggunakan alat ukur tersebut dan bagaimana cara
mengukurnya.
2. Klasifikasi
- Hubungan sebab akibat antara besaran yang diteliti disebut sebagai variable.
Terdapat variable bebas (variable yang diubah-ubah), dan variable kontrol
(variable yang nilainya dijaga agar tidak berubah dan tidak berpengaruh pada
hasil)
- Silahkan klasifikasikan dan tulis dalam laporan, besaran -besaran apa saja
yang
merupakan variable bebas dan variable kontrol
3. Interprestasi
- Silahkan disksikan dengan teman dalam satu kelompok, dalam percobaan
ini
varabel apa yang ikut berubah karena adanya perubahan variable bebas. Besaran
ini disebut variable terikat/variable respon.
4. Rumusan masalah
- Bagaimana hubungan antara variable bebas dan variable terikat, buatlah
rumusan
masalah dalam percobaan kalian (dalam kalimat tanya: apakah,
bagaimana).
38
5. Hipotesis
- Berdasarkan rumusan masalah tresebut, rumuskan hipotesis (dugaan sementara)
percobaan.
6. Merencanakan Eksperimen
Untuk membuktikan hipotesis kalian lakukan percobaan, dengan Langkah -langkah:
- Siapkan alat dan bahan (alat ukur panjang dan massa serta 5 jenis baut yang
diukur)
- Ukur panjang baut dan diameternya untuk menentukan volume baut
- Tuliskan hasil pengukuran dan penghitungan volume dalam table percobaan.
- Lakukan pengolahan data sebagaimana dalam format laporan berikut:
8. Analisis Data
- Bandingkan dengan nilai massa jenis hasil pengolahan data yang kalian
dapatkan. Apakah nilai massa jenis hasil pengolahan data sama atau mendekati
atau berbeda jauh dengan nilai massa jenis yang kalian cari pada tabel?
Jelaskan mengapa demikian?
- Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan nilai pengukuran
dengan nilai yang sudah ada?
- Periksalah apakah hipotesis kalian rumuskan terbukti?
9. Kesimpulan
Menurut kalian, baut mana yang sebaiknya digunakan untuk ban truk?
40
1.
….
36.
Kriteria Penskoran
Kategori Skor Keterangan
Empat indikator terpenuhi 4 Sangat baik
Tiga indikator terpenuhi 3 Baik
Dua indikator terpenuhi 2 Cukup
Satu indikator terpenuhi 1 Kurang
Rubrik Penilaian
Presentasi
No Aspek Skor Indikator
1. Gestur 3 Sikap badan tegap menghadap pendengar dan tidak over
(Skor maks 3) gerakan
2 Sikap badan tegap menghadap pendengar atau tidak over
Gerakan
1 Sikap badan tegap namun kurang menghadap pendengar
dan agak over Gerakan
0 Sikap badan tidak menghadap pendengar dan over
Gerakan
2. Sistematika 3 Sistematika penyajian runtut dari pembuka hinga penutup
penyajian 2 Sistematika penyajian kurang runtut
(Skor maks 3) 1 Sistematika penyajian tidak runtut
0 Tidak memiliki sistematika penyajian
3. Penguasaan 3 Menguasai materi dengan baik dan tidak membaca buku
materi 2 Menguasai materi dengan baik atau tidak membaca buku
(Skor maks 3) 1 Kurang menguasai materi dengan baik dan membaca buku
0 Tidak bisa menjelaskan materi
4. Media Presentasi 3 Membuat media presentasi power point dan alat peraga
(Skor maks 3) sederhana
2 Membuat media presentasi power point atau alat peraga
sederhana
1 Membuat media presentasi word dan tidak ada alat
peraga sederhana
0 Tidak membuat media presentasi dan tidak ada alat
peraga sederhana
5 Kerja sama 3 Bekerjasama dengan baik dan menghargai pendapat
(Skor maks 3) 2 Bekerjasama dengan baik atau menghargai pendapat
1 Kurang bekerjasama dan kurang menghargai pendapat
0 Tidak ada Kerjasama dan tidak menghargai pendapat
Total Skor 15
43
2. Asesmen Sumatif
a. Kisi-kisi Penulisan Soal Penilaian Sumatif
KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN SUMATIF
Satuan Pendidikan : SMAN 2 Samarinda Mata Pelajaran : Fisika
Fase/Kelas : E/X Penyusun : Wulyo Slamet, S.Pd
Semester : Ganjil Tahun Pelajaran : 2022/2023
CP elemen Pemahaman Fisika :
Peserta didik mampu mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan keterampilan
proses dala m pengukuran, peru bahan iklim dan pemanasan global, pen cemaran
lingkunga n, energi alternatif, dan pemanfaatannya.
Agar proses pengukuran dapat berjalan efektif maka setiap kelompok wajib
membawa ketiga jenis alat ukur tersebut. Untuk maksud tersebut guru
mewajibkan peserta didik untuk meminjam atau membeli alat ukur roll meter, namun
untuk jangka sorong dan mikrometer sekrup dapat meminjam di laboratorium fisika
masing-masing kelompok 1 jenis alat ukur.
Pengukuran dilakukan diluar kelas yakni di halaman sekolah. Masing-masing
kelompok wajib melakukan pengukuran 2 (dua) benda yang berbeda di setiap jenis
alat ukur. Pengukuran dilakukan secara presisi sesuai ketelitian masing-masing alat
ukur. Benda-benda yang dijadikan sebagai obyek ukur adalah tinggi pohon pucuk
merah, panjang kaleng, diameter paku, tebal mistar, luas meja, diameter dalam baut,
sebagaimana tampak pada gambar berikut:
47
3. Sesuai dengan wacana tersebut di atas, pasangkanlah alat ukur (kolom kedua) yang
tepat untuk digunakan mengukur besaran pada benda/obyek ukur (kolom pertama)
sesuai tingkat ketelitian masing-masing alat ukur. Setiap benda/obyek ukur dapat
dipasangkan lebih dari 1 (satu) alat ukur.
A.
2.
48
3.
B.
4.
5.
C.
6.
4. Untuk melakukan pengukuran dengan hasil ukur yang presisi maka perlu digunakan
alat ukur dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi. Dengan demikian untuk
mengukur luas meja sebagaimana tertuang dalam wacana tersebut dengan hasil
pengukuran yang lebih presisi, maka sangat tepat jika digunakan alat ukur
mikrometer sekrup. Menurut kalian apakah hal tersebut tepat? Berikan alasan dari
jawaban kalian!
Pak Amir sendiri juga membawa parang untuk menebas ilalang ataupun
ranting- ranting pohon yang banyak tumbuh di tanah perkebunan tersebut.
5. Tentukan setiap pernyataan berikut sesuai isi wacana ataukah tidak sesuai!
6. Sebagaimana uraian dalam wacana, menurut kalian bagaimana cara tepat pak Badu dan
pak Amir untuk dapat melakukan pengukuran dengan hasil yang lebih cepat dan lebih
akurat?
A. Pak Badu mengukur tanah secara perlahan -lahan dengan menggunakan
mistar plastik skala 30 cm dengan harapan hasilnya lebih akurat.
B. Pak Badu mengukur slang timbang sepanjang 10 m menggunakan mistar
plastik, dan dengan tali rafia ini pak Badu mengukur tanahnya,
dengan harapan dapat mengukur lebih cepat.
C. Pak Badu dan dan pak Amir memutuskan kembali ke Samarinda untuk membeli
roll meter. Dan pada hari itu juga keduanya kembali ke lokasi untuk
melakukan pengukuran dengan harapan hasil pengukuran dengan lebih
akurat.
D. Pak Badu mengukur ranting pohon yang lurus menggunakan mistar dan
dengan sebilah parang menebangnya sepanjang 2 m. Dengan ranting
inilah pak Badu mengukur tanahnya.
E. Pak Badu dan pak Amir sepakat melakukan pengukuran dengan
menggunakan jengkal langkah kakinya.
7. Berdasarkan wacana tersebut di atas menurut kalian alat ukur apakah yang tepat
digunakan agar pengukuran dapat dilakukan dengan lebih cepat dan lebih akurat
? Berikan alasan dari jawaban kalian!
51
8. Lengkapi tabel berikut dengan cara mengisi titik-titik, agar besaran turunan
tersebut memiliki satuan dan lambang dimensi dengan tepat!
10. Momentum merupakan hasil kali antara massa dan kecepatan sebuah benda.
Sedangkan impuls merupakan hasil kali antara gaya dan selang waktu
sentuhnya. Tunjukkan bahwa kedua besaran tersebut memiliki kesetaraan dimensi!.
benda
12. Seorang anak mengukur ketebalan sebuah pipa. Untuk tujuan tersebut ia
menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter dalam dan diameter luar pipa
tersebut. Hasil pengukuran didapatkan sebagai berikut :
13. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis
dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang
2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat tersebut menurut aturan penulisan
angka penting adalah ....
A. 80 cm2
B. 80,28 cm2
C. 80,80 cm2
D. 80,2 cm2
E. 81 cm2
15. Berdasarkan wacana tersebut maka urutan langkah-langkah metode ilmiah yang
tepat dalam melakukan eksperimen adalah ....
A. Merumuskan hipotesis → menetapkan variabel
eksperimen→merumuskan masalah → melakukan eksperimen → membuat
kesimpulan
B. Merumuskan hipotesis → melakukan eksperimen → menetapkan
variabel eksperimen→ merumuskan masalah → membuat kesimpulan
C. Melakukan eksperimen → merumuskan hipotesis → menetapkan
variabel eksperimen→ merumuskan masalah → membuat kesimpulan
D. merumuskan masalah → merumuskan hipotesis → menetapkan
variabel eksperimen→ melakukan eksperimen → membuat kesimpulan
E. merumuskan masalah → menetapkan variabel eksperimen →
melakukan eksperimen → merumskan hipotesis → membuat kesimpulan
16. Rumusan masalah yang paling tepat pada eksperimen tersebut adalah ….
A. Bagaimana perubahan suhu pada air ketika dicampur dengan es?
B. Apakah es tidak akan mengalami perubahan suhu?
C. Bagaimana bentuk es ketika dicampur dengan air?
D. Suhu pada air akan naik dan suhu pada es akan menurun.
E. Terjadi perubahan suhu pada air ketika dicampur dengan air panas.
17. Hipotesis yang paling tepat untuk menjawab rumusan masalah dari
eksperimen tersebut adalah ….
A. Apakah es tidak akan mengalami perubahan suhu?
B. Terjadi pertukaran kalor antara es dan air ketika di
campur. C. Suhu pada air akan naik dan suhu pada es akan
menurun.
D. Bagaimana perubahan suhu pada air ketika dicampur dengan es?
E. Bagaimana perubahan suhu pada air ketika dicampur dengan air panas?
Dimensi p = [M][L][T-1]
Dimensi Impuls :
Impuls (I) = Gaya (F) x selang waktu sentuh (t)
Dimensi I = massa x percepatan x selang waktu
sentuh
= [M][L][T-2][T]
= [M][L][T-1]
11. Dengan
E (1), demikian
(3), (2), (5) dandapat
(4) dinyatakan bahwa kedua besaran 1
12. A. 0,62 cm 1
13. A. 80 cm 1
14. C 1,6 x 10-19 C 1
15. D. merumuskan masalah → merumuskan hipotesis → 1
menetapkan variabel eksperimen→ melakukan eksperimen →
membuat kesimpulan
16. A Bagaimana perubahan suhu pada air ketika dicampur dengan es? 1
17. B Terjadi pertukaran kalor antara es dan air ketika di campur. 1
18. C Perubahan suhu 1
Total Skor 34
Kriteria penilaian
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100
Skor maksimum
56
Sebagaimana tertuang dalam naskah Panduan Pembelajaran dan Asesmen maka bagi
peserta didik yang berpencapaian tinggi diberikan pengayaan mengenai pengetahuan dan
keterampilan “Pengukuran dalam Kegiatan Kerja Ilmiah”. Peserta didik yang berpencapaian
tinggi juga dapat dijadikan sebagai mentor/teman sebaya bagi peserta didik lain yang
memiliki kesulitan belajar. Sedangkan untuk kegiatan remed ial dilakukan untuk peserta
didik yang kesulitan dalam belajar melalui pembelajaran tambahan dan mentoring sesama
peserta.
Adapun kriteria peserta didik yang mendapat pengayaan dan remedial sesuai
ketuntasan tujuan pembeajaran adalah sebagai berikut:
No % Ketuntasan Individu Tindak lanjut
1. 0 – 40% remedial seluruh bagian
2. 41 – 65% remedial dibagian yang diperlukan
3. 66 – 85% sudah mencapai ketuntasan tidak perlu remedial
4. 86 – 100% sudah mencapai ketuntasan perlu pengayaan
atau tantangan lebih
1. Kegiatan Pengayaan
a. Mengorganisasikan peserta didik menjadi beberapa kelompok terdiri dari 4-5
orang yang sudah mencapai ketuntasan 86 – 100 %
b. Setiap kelompok melakukan penyelidikan/percobaan untuk melakukan
pengukuran benda/obyek ukur disekitar lingkungan tempat tinggal mengunakan
mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
c. Setiap kelompok dapat meminjam jangka sorong dan mikrometer sekrup
di laboratorium Fisika SMAN 2 Samarinda dengan ketentuan/kesepakatan yang
ketat.
d. Pengukuran dilakukan berulang sebanyak 4x setiap obyek kemudian peserta didik
diminta menuliskan nilai ketidakpastian hasil pengukuran dan menuliskan angka/nilai
hasil pengukuran.
e. Selain pengayaan terhadap peningkatan keterampilan peserta didik, pengayaan juga
diberikan dengan berlatih mengerjakan beberapa soal terpilih sebagaimana
tercantum dalam buku: “Fisika Universitas edisi kesepuluh jilid I, Sears dan
Zemansky halaman 24 – 25”
2. Kegiatan Remedial
a. Mengorganisasikan peserta didik menjadi beberapa kelompok terdiri dari 4-5
orang, bagi yang memiliki ketuntasan 0 – 40 % dilakukan remidial seluruh
bagian, dan yang memiliki ketuntasan 41 – 65 % remedial bagian yang
diperlukan.
Namun pada prinsipnya semua peserta didik di kedua interval
diperbolehkan mengikuti proses diskusi/pembelajaran ulang.
b. Membimbing setiap kelompok untuk melakukan diskusi terkait konsep besaran
dan satuan, bagaimana melakukan pengukuran, membaca hasil pengukuran dan
bagaimana menerapkan metode ilmiah.
57
2) Mikrometer sekrup
0 5 45
40
35
GLOSARIUM
Angka eksak : Bilangan yang sudah pasti, bulat, dan didapat dari hasil
membilang.
Angka penting : Bilangan yang dihasilkan dari pengukuran, terdiri dari
angka pasti dan angka taksiran.
Besaran : Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan satuan.
Besaran pokok : Besaran dasar yang menjadi patokan, telah ditentukan
satuan
& dimensinya.
Besaran turunan : Besaran yang satuan & dimensinya diturunkan dari
besaran pokok.
Dimensi : Cara sebuah besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok.
Jangka sorong Salah satu alat ukur dengan ketelitian 0,1 – 0,05 mm yang dapat
digunakan untuk mengukur panjang, diameter luar,
dan diameter dalam sebuah bentuk benda tertentu.
Mikrometer sekrup : Salah satu alat ukur dengan ketelitian 0,01 mm yang dapat
digunakan untuk mengukur diameter benda kecil
dan/atau
ketebalan benda-benda tipis.
Menghitung : Menentukan jumlah/membilang, tanpa menggunakan alat
ukur.
Mengukur : Membandingkan sesuatu yang diukur (besaran) dengan
sesuatu yang ditetapkan sebagai patokan (satuan),
mengukur itu membandingkan dengan alat ukur.
Metode ilmiah : Suatu prosedur atau cara pemecahan masalah
dengan menggunakan langkah- langkah yang telah
tersusun secara sistematis.
Notasi ilmiah : Suatu cara penulisan angka hasil pengukuran yg nilainya terlalu
besar/terlalu kecil untuk memudahkan penulisan dalam bentuk
Notasi Desimal Standar.
Satuan : segala sesuatu yang digunakan untuk menyatakan hasil
pengukuran.
60
DAFTAR PUSTAKA
Aip Sarupudin dkk. Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Ayuk Ratna dkk. 2021. Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta: Kemendikbudristek
Pusat Perbukuan.
Dudi Indrajid. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sears dan Zemansky. 2004. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. Terjemahan Patur
Silaban, Ph.D. Jakarta: Erlangga.
Wulyo Slamet. 2016. Cerdas Fisika SMA/MA Jilid 1. Samarinda: SMA Negeri 2 Samarinda