Makalah Renval Kelompok C Kelas A
Makalah Renval Kelompok C Kelas A
Makalah Renval Kelompok C Kelas A
“ YO SIGAB“
“YOGYAKARTA SIAP GERAK CEGAH KEMATIAN BAYI”
2
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung
perkembangan dan pembangunan suatu negara baik dalam segi sosial, ekonomi,
maupun budaya. Kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi penting
dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang Undang
Kesehatan No 17 tahun 2023 pengertian tentang Kesehatan sendiri yaitu
keadaan sehat seseorang, baik secara frsik, jiwa, maupun sosial dan bukan
sekadar terbebas dari penyakit untuk memungkinkannya hidup produktif.
Pembangunan kesehatan dimaksudkan untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setingi-tingginya sebagai investasi sumber daya manusia yang
sehat produktif secara sosial dan ekonomi. Keberhasilan pembangunan
kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan dari upaya-upaya yang telah
dilakukan sebelumnya serta kesinambungan upaya antar program dan antar
sektor di internal dan dengan luar Pemerintah Kota Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi kasus AKB di kota Yogyakarta dan apa faktor
penyebab AKB di kota Yogyakarta?
2. Apakah ada inovasi program terbaru untuk penanganan kasus AKB?
3. Apa yang harus dilakukan dalam pelaksanaan program AKB?
3
C. Tujuan Program
1. Tujuan Umum
Menurunkan jumlah kasus AKB di kota Yogyakarta
2. Tujuan Khusus
- Terlaksananya program inovasi Penurunan AKB
- Terciptanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan AKB
- Tercapainya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam
pelaksanaan penurunan AKB.
- Tercipta tatalaksana program AKB sesuai dengan standar kesehatan
D. Rumusan Kegiatan
Program inovasi yang dilakukan untuk penanganan masalah DBD di
Piyungan adalah dengan “YU GE CE DBD” atau Piyungan Bergerak Cegah
Demam Berdarah Dengue. Melihat urgensinya permasalahan DBD di
Piyungan yang merupakan masalah kesehatan prioritas utama di Piyungan
maka perlu langkah dan penanganan khusus dan cepat. Permasalahan DBD di
Kecamatan Piyungan menjadi prioritas masalah kesehatan yang utama dilihat
berdasarkan perhitungan beberapa indikator yang memiliki bobot skor
masing-masing, baik itu besarnya masalah, tingkat keseriusan, penyebaran
masalah, dampak terhadap sektor lain, dan kesulitan dalam penanganan.
Melalui program inovasi yang merupakan bagian dari alternatif pemecahan
masalah tersebut diharapkan dapat menjadi solusi percepatan penurunan kasus
DBD di Kecamatan Piyungan.
Adapun bentuk kegiatan dari program inovasi Demam Berdarah
Dengue adalah sebagai berikut:
1. Penyebaran media : banner, stiker, video edukasi pencegahan DBD -
Banner.
Pemasangan media banner yang menarik, informatif, berukuran besar,
dan penempatan pada tempat-tempat strategis. Dengan cara tersebut
maka media informasi terkait DBD dapat tersampaikan dengan tepat
dan menambah pengetahuan sasaran program.
- Stiker Bentik (Bebas Jentik).
4
Pemasangan stiker di setiap rumah oleh Jumantik (Juru Pemantau
Jentik) sebagai tanda bebas jentik tetapi dilakukan pemantauan dan
pengecekan keberadaan jentik secara berkala oleh Jumantik.
- Video iklan layanan masyarakat tentang DBD
Video yang menyampaikan informasi tentang Demam Berdarah
Dengue yang bertujuan untuk mengajak masyarakat dalam
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan DBD.
2. Pelatihan kader.
Dalam satu kelurahan terdapat dua penanggung jawab tenaga kesehatan.
Srimulyo : 2 tenaga kesehatan
Srimartani : 2 tenaga kesehatan
Sitimulyo : 2 tenaga kesehatan
Total di Piyungan: 6 tenaga kesehatan
Dari setiap 2 tenaga kesehatan di tiap kelurahan melakukan pelatihan
kepada kader-kader tiap RT di kelurahan tersebut. Pelatihan pada tiap
perwakilan RT dilatih menjadi Jumantik.
3. Gerapakan (Gerakan rumah empat ikan)
Gerapakan adalah upaya untuk membasmi jentik nyamuk dengan
pemberian bak mandi di setiap rumah yang didalamnya terdapat 4 ikan
pemakan jentik.
4. Penanaman Sereh dan Pohon Jeruk
Penanaman sereh dan pohon jeruk di halaman atau di sekitar rumah dapat
mengusir nyamuk untuk masuk ke rumah karena aroma yang mereka
keluarkan.
E. Metode Kegiatan
1. Pendekatan Institusi
Pendekatan Institusi adalah pendekatan yang dilakukan terhadap lembaga
yang menjadi aturan atau acuan, penegakan dalam suatu organisasi
didalam masyarakat. Contoh dari pendekatan institusi adalah melakukan
pendekatan kepada kader kesehatan yang ada di kelurahan Srimulyo,
5
Srimartani, dan Sitimulyo mengenai kegiatan kegiatan yang telah
ditentukan.
2. Pendekatan Komunitas
Pendekatan Komunitas adalah upaya untuk mendorong masyarakat agar
berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan didalam masyarakat.
Contoh dari pendekatan komunitas adalah melakukan pendekatan kepada
karang taruna untuk mengajak masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam
kegiatan yang telah ditentukan.
F. Kelompok Sasaran
1. Kelompok Sasaran Langsung
Kelompok sasaran langsung dari program inovasi “YU GECE
DBD” adalah masyarakat dan kelompok berisiko di wilayah Puskesmas
Piyungan. Sasaran langsung adalah kelompok yang menerima pendidikan
dan promosi kesehatan. Sasaran masyarakat adalah seluruh masyarakat
yang ada di wilayah Puskesmas Piyungan. Kelompok berisiko adalah
kelompok orang yang berisiko DBD di wilayah Puskesmas Piyungan,
seperti :
1) Ibu hamil
2) Ibu menyusui
3) Anak-Anak
4) Remaja
5) Lansia
6
kesehatan kepada masyarakat dan kelompok yang berisiko terkena Demam
Berdarah Dengue.
G. Waktu Pelaksanaan
1. Frekuensi waktu pelaksanaan
No. Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan
yang melibatkan
masyarakat dan media
sosial.
2. Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
7
4
b. Tenaga Pelaksana
Tenaga pelaksana adalah tenaga kesehatan Puskesmas Piyungan dan kader
yang terdiri atas susunan dan jumlah sebagai berikut:
1. Ketua : 1 orang
2. Sekretaris : 2 orang
3. Bendahara : 2 orang
8
4. Tim ahli : 4 orang
5. Bidang promosi kesehatan : 1 koordinator, 4 anggota
6. Bidang penggerak masyarakat : 1 koordinator, 4 anggota
7. Bidang lingkungan hidup : 1 koordinator, 4 anggota
8. Bidang publikasi 1 koordinator, 4 anggota
I. Biaya
1. Pemasangan Banner
No. Nama Barang Satuan Jumlah Harga Harga total
Satuan
Total Rp3.019..000
Total Rp700.000
9
Total Rp11.100.000
4. Pelatihan Kader
No. Nama Barang Satuan Jumlah Harga Satuan Harga total
Total Rp3.550.000
5. Gerapakan
No. Nama Barang Satuan Jumlah Harga Satuan Harga total
Total Rp6.000.000
Total Rp10.000.000
10
2. Penempelan Stiker Bebas Jentik Rp700.000
5. Gerapakan Rp6.000.000
Total Rp34.369.000
Waktu Penilaian:
Penilai:
1 2 3 4 5
1. Kualitas
2. Kuantitas
4. Efektifitas
11
5 Efisiensi
Keterangan:
Kriteria Keberhasilan
12
proses berdasarkan kriteria yang relevan, seperti standar implementasi
program terbaik, tujuan proses dan kepuasan penerima/sasaran.
Pertanyaan kunci terkait kriteria keberhasilan proses adalah:
1) Program apa saja yang dilakukan di wilayah Piyungan?
2) Seberapa baik program/ kegiatan yang dilakukan?
3) Apakah program yang dilaksanakan sesuai dengan keinginan?
Indikator Keberhasilan
1. Pemasangan banner
Terpasang sebanyak 3 banner di tiap
kelurahan terpasang 1 dan setiap 3 bulan
terdapat penggantian
Terpasang di tempat strategis
13
3. Video Iklan Layanan Masyarakat Terpublikasinya video di akun media
tentang DBD sosial milik organisasi dan lembaga
masyarakat di tiap kelurahan di Piyungan
Penayangan video di setiap kegiatan
(100% kegiatan menayangkan)
jentik
Partisipasi masyarakat 60%
6. Penanaman sereh dan pohon jeruk 100% rumah memiliki tanaman sereh/
pohon jeruk
Partisipasi masyarakat 60%
K. Evaluasi Kegiatan
1. Apakah rencana tersebut telah berjalan sesuai yang diharapkan?
2. Apakah kriteria keberhasilan tadi telah tercapai?
3. Apa saja penunjang pelaksanaan rencana kegiatan?
4. Apa saja hambatan pelaksanaan rencana kegiatan?
14
BAB V
EVALUASI
A. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi dari Program “YU GECE DBD” (Piyungan Bergerak Cegah
Demam Berdarah Dengue), yaitu :
1. Melihat capaian dari program “YU GECE DBD”
2. Mengetahui penunjang pelaksanaan dan hambatan program “YU GECE
DBD”
3. Memperbaiki program “YU GECE DBD” melalui identifikasi faktor
pendukung dan penghambat.
4. Memperbaiki manajemen alokasi sumber daya.
5. Menjamin akuntabilitas-efektivitas program “YU GECE DBD”
6. Menilai relevansi atau manfaat program.
Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah Hasil yang diinginkan sudah
dicapai? tercapai dengan baik
15
Responsivitas Apakah hasil kebijakan Hasil kebijakan sudah
C. Metode Evaluasi
Metode evaluasi yang digunakan dalam evaluasi program YU GE CE adalah
sebagai berikut: 1. Evaluasi Formatif
Evaluasi ini dilakukan pada awal atau selama proses pelaksanaan
program. Evaluasi formatif bersifat sementara dengan kata lain bukan
menjadi evaluasi final dan dapat berbeda-beda tiap evaluasi dilakukan di
rentang waktu tertentu. Dapat dilakukan setiap beberapa minggu atau
beberapa bulan sekali. Pada Evaluasi formatif program YU GE CE DBD
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Bentuk kegiatan evaluasi lebih
menekankan pada upaya pemberian masukan dan monitoring progres
program YU GE CE DBD.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi dilakukan pada akhir program dan melakukan penilaian hasil
atau dampak dari program YU GE CE DBD.
16
D. Keberhasilan Program
1. Input
Dalam proses pelaksanaan program “YU GECE DBD” sumber daya
manusia yang ikut berperan dalam melaksanakan program adalah
masyarakat Kecamatan Piyungan yang menjadi kader jumantik, dimana
mereka telah mendapat pelatihan dari tenaga kesehatan yang terlatih, untuk
pelatihan satu kelurahan ditangani oleh 2 tenaga kesehatan. Besarnya dana
yang digunakan dalam program kegiatan diperkirakan menghabiskan dana
sekitar Rp 32.119.00, dengan rincian untuk kegiatan pemasangan banner,
penempelan stiker bebas jentik (Bentik), video iklan layanan masyarakat
tentang DBD, pelatihan kader, gerapakan, penanaman sereh dan pohon
jeruk. Material yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan program,
meliputi banner, paku, tali, stiker, kamera, kuota internet, properti,
konsumsi, ikan, benih tanaman sereh dan jeruk.
2. Proces
Pelaksanaan program “YU GECE DBD”, dilaksanakan dalam kegiatan
sebagai berikut :
1. Pemasangan banner yang dilaksanakan dalam waktu 3 bulan sekali
2. Penempelan stiker bentik (Bebas jentik) yang dilaksanakan ketika
pengecekan jentik pertama
3. Video iklan layanan masyarakat tentang DBD dilaksanakan setiap
adanya kegiatan yang melibatkan masyarakat dan media sosial
4. Pelatihan kader dilaksanakan dalam waktu 3 bulan sekali
5. Gerapakan dilaksanakan satu kali selama masa periode program
6. Penanaman sereh dan pohon jeruk dilaksanakan 1 kali selama masa
periode program.
Masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan program adalah para tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, para kader, kepala lingkungan,
PKK, dan lintas sektor di wilayah Puskesmas Piyungan.
17
3. Output
Output dari program “YU GECE DBD”, adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan banner
2. Penempelan stiker bebas jentik (Bentik)
3. Video iklan layanan masyarakat tentang DBD
4. Pelatihan kader
5. Gerapakan
6. Penanaman sereh dan pohon jeruk
4. Outcome
Pemasangan media banner yang informatif dapat menambah pengetahuan
sasaran program, pemasangan stiker bentik sebagai alat monitoring
petugas kesehatan (jumantik), pelatihan kader dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat yang menjadi perwakilan jumantik di setiap
kelurahannya, gerapakan serta penanaman pohon sereh dan jeruk
bermanfaat untuk meminimalisir jumlah jentik dan nyamuk di setiap
rumah.
E. Saran
1. Bagi pihak puskesmas Piyungan agar dapat meningkatkan koordinasi
dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dalam hal pencairan dana
Program DBD di Piyungan, agar tidak terjadi keterlambatan dalam
pelaksanaan program YU GECE DBD. Selain itu, juga peningkatan
pengawasan dan pengelolaan pelaksanaan program YU GECE DBD di
wilayah kerja Puskesmas Piyungan sehingga pencapaian program dapat
mencapai target yang ditetapkan.
2. Bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Piyungan untuk lebih
berperan aktif dan ikut serta dalam pelaksanaan program YU GECE DBD.
Selain dalam partisipasi masyarakat, dalam komitmen dan konsistensi
masyarakat juga perlu dipertahankan agar program dapat berlangsung terus
menerus dan berkelanjutan.
18
3. Bagi pemerintah kelurahan perlu meningkatkatkan sinergitas dan
koordinasi sebagai jembatan antara pihak puskesmas/ kecamatan dengan
masyarakat per kelurahan. Sinergitas yang baik akan menghasilkan
kerjasama yang baik pula (Lexy Kareba, 2020).
19
DAFTAR PUSTAKA
20