Optimalisasi Produktivitas Alat Gali Muat Dan Angk

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Jurnal GEOSAPTA Vol. 08 No.

02 (Juli 2022)
p-ISSN: 2460-3457 e-ISSN: 2527-5844

Optimalisasi Produktivitas Alat Gali Muat dan Angkut pada Kegiatan


Pengupasan Overburden untuk Mencapai Target Produksi

Optimizing Productivity of Digging-Loading and Hauling Equipment on


Overburden Stripping Activity to Achieve Production Targets

Afwan Assidiqi1*, Rosalinda2, Jarot Wiratama3


1-3 Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas, Sains dan Teknologi, Universitas Jambi
e-mail: *[email protected]

ABSTRAK
PT Akat Srida Amri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penambangan batubara. Tercapainya target produksi
merupakan hal yang paling penting dalam industri pertambangan. Berdasarkan rekapan data produktivitas alat gali muat dan angkut
diketahui tidak tercapainya target produksi pengupasan overburden pada triwulan ketiga tahun 2021. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk meningkatkan produktivitas alat gali muat dan angkut dengan memperbaiki faktor penghambat kegiatan produksi. Perbaikan
dilakukan berdasarkan faktor ketersediaan alat angkut yang beroperasi perhari, jam kerja perhari dan kondisi aktual kegiatan pengupasan
overburden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2021. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan data aktual lapangan
rekapitulasi kegiatan pengupasan dan pengangkutan overburden perhari. Data tersebut diolah untuk mengetahui waktu kerja dan waktu
hambatan perhari, jumlah alat angkut, cycle time, produktivitas aktual, nilai match factor dan geometri jalan angkut. Data hasil pengolahan
tersebut digunakan untuk mengetahui ketercapaian target produksi dan faktor penghambat kegiatan produksi, selanjutnya dilakukan
optimalisasi dari perbaikan faktor penghambat tersebut. Hasil dari penelitian ini target produksi bulan oktober 2021 tidak tercapai dan
dilakukan perbaikan waktu kerja efektif, perbaikan kombinasi alat mekanis, dan perbaikan geometri jalan angkut. Setelah perbaikan waktu
kerja efektif dan kombinasi alat mekanis target produksi tercapai dan perbaikan geometri jalan dijadikan saran agar kegiatan pengangkutan
overburden optimal.

Kata-kata kunci : Produktivitas, overburden, Produksi, Faktor penghambat

ABSTRACT
PT Akat Srida Amri is a company engaged in mining of coal. Acihieving production targets is the most important thing in the
mining industry. Based on the recap of the productivity data of digging and hauling equipment, it is known the overburden stripping
production target was not achieved in the quarter of 2021. The purpose of this research is to increase the productivity of the digging and
hauling equipment by improvinf the inhibiting factors of production activities. Repairs are carried out based on the availability of hauling
equipment that operates per day, working hours per day and the actual condition of overburden stripping activitiies. The research was
conducted in October 2021. The research method was carried out using actual field data recapitulation of overburden stripping and hauling
activities per day. The data is processed to determine working time and inhibition time per day, total of hauling equipment, cycle time,
actual productivity, match factor value and haul road geometry. The data processing results are used to determine the achievement of
production targets and the inhibiting factors of production activities, then optimazation of the improvement of these inhibiting factors is
carried out. The result of this reseacrh is that the production target for October 2021 was not achieved and improvements were made to
effective working time, improved combinations of mechanical equipments and improved haul road geometry. After improving the effective
working time and the combination of mechanical equipments, the production target is achieved and the road geomtery improvement is
used as asuggestion for optimal overburden hauling activities.

Keywords : Productivity, overburden, production, obstacle factor

Submitted: 27-03-2022; Revised: 13-08-2022; Accepted: 26-10-2022; Available Online: 27-10-2022


Published by: Mining Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Lambung Mangkurat
This is an open access article under the CCBY license https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/

PENDAHULUAN kegiatan penambangan batubara dan produksi batubara


Dalam kegiatan pertambangan, tercapainya target tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan perusahaan
produksi dari jumlah yang direncanakan merupakan salah sehingga perusahaan akan mengalami kerugian. Dilihat dari
satu hal yang paling utama. Target produksi akan tercapai pentingnya proses pengupasan overburden, maka perlu
jika proses eksploitasi dilakukan secara efektif dan efisien. diketahui seberapa efektif kegiatan pengupasan dan
Untuk mencapai target produksi dan keuntungan yang pengangkutan overburden dan tindakan apa yang dilakukan
maksimum, suatu perusahaan harus melakukan untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut.
perencanaan produksi yang tepat, agar alat gali muat dan Dalam proses pengupasan overburden di PT Akat
alat angkut bekerja secara optimal. Srida Amri pada triwulan ketiga 2021 target produksi tidak
Kegiatan pengupasan overburden merupakan tercapai. Berdasarkan observasi penulis terdapat beberapa
salah satu proses yang berpengaruh terhadap ketercapaian indikasi faktor penyebab hal tersebut, yaitu kondisi cuaca
target produksi penambangan batubara. Jika target produksi yang sering hujan, tidak serasinya komposisi alat mekanis
pengupasan overburden tidak tercapai akan menghambat (match factor), efisiensi kerja rendah, banyaknya waktu

http://dx.doi.org/10.20527/jg.v8i2.13028

~ 165 ~
Jurnal GEOSAPTA Vol. 08 No.02 (Juli 2022)
p-ISSN: 2460-3457 e-ISSN: 2527-5844

tunggu pada alat angkut dan geometri jalan angkut yang Ta6 = Waktu kembali kosong (detik)
tidak memenuhi standar. Pada perhitungan efisiensi kerja aktual, terlebih
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dahulu ditentukan distribusi hambatan kerja. Distribusi
produktivitas alat mekanis aktual yang digunakan untuk hambatan kerja dibagi menjadi dua yaitu hambatan yang
mengetahui ketercapaian target produksi bulanan. dapat dihindari dan hambatan yang tidak dapat dihindari,
Selanjutnya untuk mengidentifikasi penyebab tidak selanjutnya ditentukan waktu kerja efektiif berdasarkan
tercapainya target produksi serta memberikan upaya hambatan-hambatan yang telah ditentukan. Untuk
perbaikan agar target produksi yang diharapkan tercapai. mengetahui efisiensi kerja dapat menggunakan persamaan
Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi kepada PT berikut [4] :
Akat Srida Amri untuk melakukan optimalisasi 𝑊
E= × 100 % ………………………………...… (3)
produktivitas alat gali muat dan alat angkut pada kegiatan 𝑂
pengupasan overburden. Keterangan :
E = Efektivitas
METODOLOGI W = Waktu kerja efektif
Tahapan penelitian dimulai dengan T = Waktu efektif + tertunda
mempersiapkan bahan pustaka yang mendukung judul Setelah didapatkan nilai cycle time dan efisiensi
penelitian dan mengetahui keadaan perusahaan secara garis kerja aktual, selanjutnya dilakukan perhitungan
besar untuk mendukung penelitian yang akan dilaksanakan. produktivitas actual. Untuk produktivitas alat gali muat dan
Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data alat angkut dapat menggunakan persamaan berikut[13] :
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang Alat gali muat [5] [6] [7]
diperoleh dari aktual lapangan. Data primer diperoleh dari 𝐾𝑏 𝑥 𝑆𝑓 𝑥 𝐹𝐹 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝑥 3600
pengamatan kegiatan pengupasan dan pengangkutan 𝑄= …………………………..… (4)
𝐶𝑡𝑚
overburden yang berlangsung. Data yang dikumpulkan Keterangan :
antara lain kondisi alam dan cuaca, waktu edar alat gali Q = Kemampuan produktivitas alat muat (Bcm/jam)
muat dan angkut, geometri jalan hauling, kondisi dan Kb = Kapasitas Bucket (m3)
jumlah alat gali muat angkut, efisiensi kerja alat serta jam Sf = Swell factor (%)
kerja aktual. Sedangkan data sekunder adalah data yang FF = Fill Factor
diperoleh dari perusahaan. Data yang dikumpulkan adalah Eff = Efisiensi kerja (%)
target produksi dan hasil produksi perusahaan tahun 2021, Ctm = Waktu edar alat muat (detik)
rencana jam kerja perhari, curah hujan, spesifikasi alat gali Alat angkut
muat angkut dan peta topografi. 𝑛 𝑥 𝐾𝑏 𝑥 𝑆𝑓 𝑥 𝐹𝐹 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝑥 3600
Setelah data primer dan sekunder didapatkan, 𝑄= …………………….… (5)
𝐶𝑡𝑎
dilanjutkan dengan pengolahan data. Pertama ditentukan Keterangan :
nilai cycle time alat gali muat angkut. Cycle time adalah Q = Kemampuan produktivitas alat muat (Bcm/jam)
waktu yang diperlukan alat mekanis untuk melakukan satu n = Jumlah pemuatan bucket
siklus kegiatan produksi dari awal hingga akhir dan siap Kb = Kapasitas Bucket (m3)
memulai kembali [1] . Cycle time ini diperoleh dari 30 Sf = Swell factor (%)
sampel siklus kerja alat yang kemudian dirata-ratakan. FF = Fill Factor (%)
Adapun komponen dari cycle time alat gali muat dimulai Eff = Efisiensi kerja (%)
dari digging, swing isi, dumping dan swing kosong, Cta = Waktu edar alat angkut (detik)
sedangkan cycle time alat angkut dimulai dari waktu tunggu Selanjutnya dilakukan perhitungan faktor
kosong, waktu manuver kosong, waktu pengisian, waktu keserasian alat aktual (match factor) dimana untuk
berjalan isi, waktu manuver area penimbunan, waktu perhitungannya dapat menggunakan persamaan [8] :
dumping, waktu kembali kosong.
Untuk cycle time alat gali muat dapat 𝑛 𝑥 𝑁ℎ 𝑥 𝐶𝑡𝑚
menggunakan persamaan [2] [3] : 𝑀𝐹 = …………………………….…..…… (6)
𝑁𝑚 𝑥 𝐶𝑡𝑎
Keterangan :
CT = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4 ………………….. (1) MF = Faktor keselarasan (Match Factor)
Keterangan : n = Jumlah pemuatan bucket
CT = Total waktu edar alat muat (detik) Nh = Jumlah alat angkut
Tm1 = Waktu menggali (detik) Ctm = Waktu edar alat muat (detik)
Tm2 = Waktu swing bermuatan (detik) Nm = Jumlah alat muat
Tm3 = Waktu menumpahkan (detik) Cta = Waktu edar alat angkut (detik)
Tm4 = Waktu swing kosong (detik) Tahap berikutnya adalah analisis dengan
Untuk cycle time alat angkut dapat menggunakan membandingkan produksi aktual dengan target produksi
persamaan : yang telah ditetapkan. Target produksi yang tidak tercapai
Ct = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6 …... (2) nantinya akan dianalisis dan dibuat rekomendasi dari
Keterangan : perbaikan faktor penghambat produksi untuk mencapai
CT = Total waktu edar alat angkut (detik) target produksi tersebut. Selain membuat rekomendasi,
Ta1 = Waktu mengatur posisi kosong (detik) penelitian ini juga membuat simulasi data untuk
Ta2 = Waktu diisi muatan (detik) mengetahui tingkat produktivitas yang dapat dicapai alat
Ta3 = Waktu mengangkut muatan (detik) gali muat dan angkut yang tersedia. Hal ini dapat dijadikan
Ta4 = Waktu mengatur posisi isi (detik) pertimbangan perusahaan untuk menentukan target
Ta5 = Waktu menumpahan muatan (detik) produksi pengupasan overburden selanjutnya.

http://dx.doi.org/10.20527/jg.v8i2.13028

~ 166 ~
Jurnal GEOSAPTA Vol. 08 No.02 (Juli 2022)
p-ISSN: 2460-3457 e-ISSN: 2527-5844

Selanjutnya dilakukan perhitungan perbaikan Ada beberapa data yang digunakan untuk menghitung
faktor-faktor penghambat kegiatan produksi, Adapun yang produktivitas aktual, yaitu komposisi alat mekanis,
diperbaiki adalah efisiensi kerja, kombinasi alat mekanis kapasitas bucket/vessel, jumlah pemuatan bucket, swell
(match factor) dan merekomendasikan geometri jalan factor, fill factor, efisiensi kerja dan cycle time alat
standar. Perbaikan efisiensi kerja dilakukan dengan mekanis.
meminimalisir waktu hambatan kerja yang dapat dihindari.
Perbaikan kombinasi alat mekanis dilakukan setelah Komposisi Alat Mekanis
perhitungan produktivitas alat berdasarkan perbaikan Komposisi alat mekanis dan kapasitas bucket/vessel
efisiensi kerja, metode yang digunakan adalah trial dan alat mekanis fleet 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel 1.
error. Perbaikan ini didasarkan kepada nilai match factor =
1 dan tingkat ketercapaian target produksi. Tabel-1. Komposisi alat mekanis yang tersedia
Tahap berikutnya adalah perbaikan geometri jalan, Lokasi Alat Kapasitas Jumlah
perbaikan ini hanya dijadikan saran agar kegiatan hauling Bucket/ vessel
terlaksana secara optimum. Adapun geometri jalan yang Fleet 1 Excavator Doosan 2,3 1
diperbaiki adalah, lebar jalan lurus dan tikungan, 500 LCV
kemiringan jalan (grade jalan), dan cross slope. Dump Truck Hino 500 15 6
Superelevasi tidak diperbaiki karena kondisi aktual Fleet 2 Excavator CAT 329 D 2,4 1
lapangan sudah memenuhi standar Untuk perhitungannya Dump Truck Hino 500 15 6
dapat menggunakan persamaan [9] [10] :
Lebar jalan lurus Efisiensi Kerja
L = n x Wt + (n + 1) x (0,5 x Wt) …………………….(7) Dalam kegiatan pengupasan ditetapkan jadwal
Keterangan: waktu kerja dalam satu hari adalah satu shift dengan total
L = lebar jalan angkut minimum (m) jam kerja 6 jam dan waktu istirahat 1 jam. Jam kerja dimulai
n = jumlah lalur yangdigunakan dari pukul 08.00-15.00 WIB, dan jam istirahat dimulai dari
Wt = lebar alat angkut (m) jam 12.00-13.00 WIB. Waktu kerja tersedia Senin-Minggu.
Total jam kerja tersedia dalam satu bulan adalah 180
Lebar jalan tikungan jam/bulan.
W = n (U + Fa + Fb + Z) + C……………………...…(8)
C = Z = (U + Fa + Fb) / 2 …………………………...(9) Tabel-2. Komposisi alat meknis yang tersedia
Keterangan: Waktu (Jam/bulan)
W = Lebar jalan angkut pada tikungan (m) Dump
n = Jumlah lajur Excavator Excavator
Truck
Doosan CAT 329
U = Jarak jejak roda kendaraan(m) Distribusi Waktu Hino
500 LCV D
Fa = Lebar juntai depan (m) 500
Fb = Lebar juntai belakang (m) Waktu Kerja Tersedia 180 180 180
Z = Jarak sisi luar truck ke tepi jalan (m) Waktu Istirahat 30 30 30
C = Jarak antara dua truck bersimpangan (m) Isi bahan
5,15 5,22 5,79
bakar
Kemiringan jalan (grade jalan) Hambatan
Pemanasan
Δh yang 2,72 2,83 2,93
Grade (%) = 𝑥 100% ..............................................(10) alat
Δx
tidak
Pindah
Keterangan : dapat 2,68 2,75 1,58
lokasi
Δh = Beda tinggi (m) dihindari
Hujan &
Δx = Panjang jalan (m) 10,43 10,43 10,43
Slippery
Cross slope Total 20,98 21,23 20,73
Terlambat
Cross slope = lebar jalan lurus(m) x cross slope standard 5,08 5,08 5,08
Mulai
(m/m) ………………………...………(11) Terlalu
Cross slope standar adalah 40 mm/m atau 0,04 m/m cepat 5,18 5,18 5,18
istirahat
Hambatan
HASIL DAN DISKUSI yang
Terlambat
mulai
Produktivitas Aktual dapat 5,15 5,15 5,15
setelah
Aktivitas pengupasan tanah penutup batubara dihindari
istirahat
(overburden) di PT Akat Srida Amri pada bulan Oktober Terlalu
2021 menggunakan 2 fleet penambangan, fleet 1 dan fleet cepat 4,9 4,9 4,9
2. Target produksi pada bulan oktober 2021 untuk fleet 1 selesai
adalah 19.565 bcm, sedangkan pada fleet 2 target produksi Total 20,31 20,31 20,31
20.000 bcm. Repair 8,22 7,86 5,36
Perhitungan produktivitas dibagi menjadi dua, Total 8,22 7,86 5,36
yaitu untuk fleet 1 dan 2 karena memiliki jenis alat yang Waktu Hambatan 49,51 49,4 46,4
Waktu Kerja Efektif 130,49 130,6 133,6
berbeda dan jarak dari front ke lokasi penumpahan berbeda.
Efisiensi Kerja 72,49% 72,56% 74,22%
Pada fleet 1 lokasi penumpahan dilakukan di area disposal
sedangkan pada fleet 2 lokasi penumpahan di area Ada beberapa penyebab hilangnya waktu kerja,
backfilling. Jarak dari front loading fleet 1 ke area disposal yaitu alat-alat mekanis di lapangan sering mengalami
952 m, jarak dari front loading 2 ke area backfilling 456 m. perbaikan sehingga memerlukan waktu untuk repair. Selain

http://dx.doi.org/10.20527/jg.v8i2.13028

~ 167 ~
Jurnal GEOSAPTA Vol. 08 No.02 (Juli 2022)
p-ISSN: 2460-3457 e-ISSN: 2527-5844

itu disebabkan juga oleh tindakan tidak disiplin dari Produktivitas


Target
operator sehingga memangkas waktu kerja dan Lokasi Alat Produksi
(bcm/bulan)
mengakibatkan waktu kerja aktualnya hanya sebesar 130,6 (bcm/bulan)
jam per bulan dengan efisiensi kerja sebesar 72-74%, Excavator
16.161
Fleet Doosan 500 LCV
distrubusi Waktu hambatan dapat dilihat pada Tabel-2.
1 6 Dump Truck 19.565
20.649
Hino 500
Cycle Time Excavator CAT
16.504
Cycle time aktual diperoleh dari pengambilan data Fleet 329 D
secara langsung dengan penjumlahan komponen- 2 6 Dump Truck
21.214
20.000
komponen cycle time. Sampel yang diambil berjumlah 30 Hino 500
dari masing-masing alat mekanis kemudian dirata-ratakan.
Tabel-5. Ketercapaian Target Produksi Bulan Oktober 2021
Tabel-3. Cycle time alat mekanis Produktivitas
Lokasi Alat
(bcm/bulan)
Ketercapaian
Lokasi Alat Cycle time (s)
Excavator Doosan 500 Excavator
35,02 16.161
Fleet 1 LCV Fleet Doosan 500 LCV
Dump Truck Hino 500 689,49 1 6 Dump Truck 82,6 %
20.649
Excavator CAT 329 D 35,81 Hino 500
Fleet 2 Excavator CAT
Dump Truck Hino 500 525,23 16.504
Fleet 329 D
2 6 Dump Truck 82,5 %
Swell Factor 21.214
Hino 500
Swell factor adalah pengembangan volume suatu
material setelah digali dari tempatnya. Berdasarkan Tabel-6. Match factor
pengamatan material di lapangan diketahui pada Fleet 1 Lokasi Alat Match factor
adalah material tanah biasa basah dan pada Fleet 2 Excavator Doosan 500 LCV
Fleet 1 1,22
merupakan tanah biasa kering yang sama- sama memiiki Dump Truck Hino 500
Excavator CAT 329 D
nilai swell factor 85%. Fleet 2 1,23
Dump Truck Hino 500

Fill Factor
Identifikasi dan Perbaikan Faktor Penghambat
Fill factor adalah nilai yang menggambarkan isian Produktivitas
dari bucket alat muat. Berdasarkan pengamatan loading
Kondisi Cuaca
material di lapangan pada Fleet 1 dan Fleet 2 diketahui nilai
bucket fill factor sama yaitu 85% . Kondisi cuaca sangat mempengaruhi jalannya
kegiatan produksi. Operasi penambangan hanya akan
Jumlah Pengisian Bucket
berjalan jika tidak terjadi hujan. Jika hujan, semua kegiatan
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilapangan, operasi penambangan diberhentikan. Hujan dapat
jumlah pengisian bucket alat gali muat untuk mengisi vessel mengakibatkan jalan dalam kondisi slippery. Kondisi cuaca
alat angkut pada Fleet 1 adalah 4 kali pengisian dan pada merupakan faktor yang tidak dapat dihindari dan diprediksi,
Fleet 2 adalah 3 kali pengisian. namun dapat dirata-ratakan kedatangannya. Pada waktu
Dari data-data diatas dapat dilakukan perhitungan penelitian yaitu bulan Oktober 2021 curah hujan sedang
produktivitas aktual teoritis. Hasil perhitungannya dapat hingga tinggi sehingga menjadi salah satu faktor
dilihat pada tabel-4. penghambat kegiatan produksi.
Dari tabel-4 dapat dilihat bahwa produktivitas dari
alat gali muat pada fleet 1 dan 2 tidak mencapai target Kondisi Jalan Hauling
produksi. Jika alat gali muat tidak mencapai target
Kondisi jalan hauling merupakan salah satu faktor
produksi, alat angkut pun akan mengalami hal yang sama.
yang mempengaruhi kegiatan produks. Jika jalan hauling
Terlihat perbedaan mencolok antara produktivitas alat gali
tidak memenuhi standar, maka akan menghambat laju dari
muat dengan alat angkut. Perbedaan ini mengartikan bahwa
alat angkut. Pada pengamatan kondisi jalan hauling,
tidak serasinya kombinasi alat mekanis. hal ini ditunjukkan
terdapat beberapa geometri jalan yang harus diperbaiki
oleh niali match factor > 1 yang artinya Alat gali muat
karena berpotensi menghambat laju produktivitas.
bekerja secara maksimal dan alat angkut tidak maksimal,
Beberapa masalah jalan yang paling mempengaruhi laju
sehingga menyebabkan terjadinya antrian alat angkut di
produksi diantaranya yaitu, Grade jalan, Lebar Jalan dan
front loading sewaktu menunggu alat angkut lainnya
Cross slope. Grade jalan akan mempengaruhi jumlah
melakukan loading.
muatan dan kemampuan dari alat angkut untuk membawa
Setelah diketahui tidak tercapainya target produksi
material. Grade jalan tinggi menyebabkan pengisian vessel
perlu dilakukan perbaikan terhadap faktor-faktor yang
dump truck hanya 3-4 kali. Lebar jalan yang tidak sesuai
menghambat kegiatan produksi agar dapat tercapainya
menyebabkan alat angkut akan mengurangi kecepatan pada
target produksi yang telah ditetapkan.
saat berpapasan dan saat berputar arah di tikungan jalan.
Cross slope yang tidak sesuai menyebabkan pada saat
terjadi hujan air tidak mengalir sehingga jalan menjadi
Tabel-4. Produktivitas aktual alat mekanis tergenang dan akan mempengaruhi kecepatan dari alat
angkut.

http://dx.doi.org/10.20527/jg.v8i2.13028

~ 168 ~
Jurnal GEOSAPTA Vol. 08 No.02 (Juli 2022)
p-ISSN: 2460-3457 e-ISSN: 2527-5844

Gambar-1. Peta jalur hauling fleet 1 ke area disposal. Gambar-2. Peta jalur hauling fleet 1 ke area backfilling

Untuk memperbaiki geometri jalan, terlebih Tabel-8. Koreksi lebar jalan lurus dan tikungan jalan hauling
dahulu dibagi menjadi beberapa segmen. Pembagian fleet 2
segmen didasarkan pada kondisi aktual, seperti tikungan, Lebar Lebar Minimum (m) Rencana
tanjakan, turunan dan area jalan yang mengalami masalah Segmen
Jalan perbaikan
Jalan Lurus Tikungan
(m) (m)
Lebar Jalan A-B 7,43 8,575 - +1,145
Dari hasil pengukuran langsung di jalan hauling B-C 7,61 8,575 - +0,965
fleet 1 dan 2, lebar jalan lurus berkisar antara 7-9,5 m. Dari C-D 20,34 - 16,803 -
perhitungan yang dilakukan, lebar jalan angkut lurus D-E 8,82 8,575 - -
minimal 8,575 m. Pada jalan angkut fleet 1 terdapat empat E-F 7,28 8,575 - +1,295
segmen yang belum memenuhi standar dan fleet 2 terdapat
F-G 10,12 - 16,803 +6,684
dua segmen yang belum memenuhi standar.
G-H 8,97 8,575 - -
Dari hasil pengukuran langsung di jalan hauling
H-I 7,63 8,575 - +0,945
fleet 1 dan 2, lebar jalan tikungan berkisar antara 10-20 m.
Dari perhitungan yang dilakukan, lebar jalan angkut
tikungan minimal 16,803 m. Pada jalan angkut fleet 1 Dari semua segmen yang bermasalah, grade jalan
terdapat satu segmen yang belum memenuhi standar dan harus dilakukan perbaikan, karena akan berpengaruh
fleet 2 terdapat dua segmen yang belum memenuhi standar. terhadap muatan alat angkut. Hal ini dapat diketahui dari
Dari semua segmen yang bermasalah, lebar jalan aktual lapangan excavator yang hanya melakukan 3-4 kali
lurus dan tikungan harus dilakukan perbaikan, karena pada pengisian vessel dumptruck. Berikut untuk grade jalan pada
pengamatan dilapangan sangat mempengaruhi laju dari alat fleet 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel-9 dan 10.
angkut. Berikut koreksi lebar jalan lurus dan tikungan pada
Tabel-9. Koreksi grade jalan hauling fleet 1
fleet 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel-7 dan 8.
Grade jalan Grade standar Perbaikan
Segmen
Tabel-7. Koreksi lebar jalan lurus dan tikungan jalan hauling (%) (%) (%)
fleet 1 A-B 4,26 8 0
B-C 20,35 8 -l2,09
Segmen Lebar Lebar Minimum Rencana
C-D 3,17 8 0
Jalan Jalan (m) Lurus Tikungan perbaikan (m)
D-E 0,61 8 0
0-1 6,61 8,575 - +1,965
E-F 0,77 8 0
1-2 10,12 - 16,803 +6,684
F-G 4,51 8 0
2-3 9,23 8,575 - -
G-H 1,98 8 0
3-4 17,78 - 16,803 -
H-I 14,80 8 -6,80
4-5 9,37 8,575 - -
5-6 12,24 - 16,803 +4,564
Tabel-10. Koreksi grade jalan hauling fleet 2
6-7 7,32 8,575 - +1,255
Grade jalan Grade standar Perbaikan
Segmen
(%) (%) (%)
Grade Jalan
0-1 28,82 8 -20,82
Dari hasil pengukuran langsung di jalan hauling
1-2 5,03 8 0
fleet 1 dan 2, lebar jalan lurus berkisar antara 9-20 %. Agar 2-3 0,84 8 0
alat angkut optimal melakukan pengangkutan, grade jalan 3-4 1,65 8 0
maksimal harus sebesar 8 %. Pada jalan angkut fleet 1 4-5 0,90 8 0
terdapat dua segmen tanjakan dan keduanya belum 5-6 2,63 8 0
memenuhi standar dan fleet 2 terdapat dua segmen tanjakan 6-7 9,62 8 -1,62
dan keduanya belum memenuhi standar.

http://dx.doi.org/10.20527/jg.v8i2.13028

~ 169 ~
Jurnal GEOSAPTA Vol. 08 No.02 (Juli 2022)
p-ISSN: 2460-3457 e-ISSN: 2527-5844

Cross Slope Tabel-13. Perbaikan distribusi waktu hambatan


Dari hasil pengukuran langsung di jalan hauling Waktu (Jam/bulan)
fleet 1 dan 2, terdapat beberapa segmen jalan yang belum Dump
Excavator Excavator
memiliki cross slope dan cross slope yang belum Doosan CAT 329
Truck
memenuhi standar. Dari perhitungan yang dilakukan, nilai Distribusi Waktu Hino
500 LCV D
cross slope minimal adalah sebesar 34,3 cm. Pada jalan 500
angkut fleet 1 terdapat empat segmen yang belum Waktu Kerja
180 180 180
Tersedia
memenuhi standar dan satu segmen yang belum memiliki
Waktu Istirahat 30 30 30
cross slope dan fleet 2 terdapat satu segmen yang belum
Isi bahan
memenuhi standar dan dua segmen yang belum memiliki Hamb bakar
5,15 5,22 5,79
cross slope. atan
Pemanasan
Dari semua segmen yang bermasalah, cross slope yang 2,72 2,83 2,93
alat
harus dilakukan perbaikan, karena pada pengamatan tidak
Pindah
dapat 2,68 2,75 1,58
dilapangan kondisi cuaca sering hujan menyebabkan jalan lokasi
dihind
angkut tergenang dan slippery Berikut untuk koreksi lebar ari Hujan &
10,43 10,43 10,43
jalan lurus dan tikungan pada fleet 1 dan 2 dapat dilihat pada Slippery
tabel-11 dan 12 Total 20,98 21,23 20,73
Terlambat
Tabel-11. Koreksi cross slope jalan hauling fleet 1 1,5 1,5 1,5
Mulai
Cross Slope Cross Slope Terlalu
Segmen Perbaikan (cm)
(cm) Standar (cm) cepat 1,5 1,5 1,5
Hamb
A-B 0 34,3 +34,3 istirahat
atan
B-C 15 34,3 +19,3 Terlambat
yang
C-D mulai
dapat 1,5 1,5 1,5
D-E 19 34,3 +15,3 setelah
dihind
E-F 16 34,3 +18,3 istirahat
ari
F-G Terlalu
G-H 37 34,3 0 cepat 1,5 1,5 1,5
H-I 24 34,3 +10,3 selesai
Total 6 6 6
Tabel-12. Koreksi cross slope jalan hauling fleet 2 Repair 8,22 7,86 5,36
Cross Slope Cross Slope Total 8,22 7,86 5,36
Segmen Perbaikan (cm) Waktu Hambatan 35,2 35,09 32,09
(cm) Standar (cm)
0-1 0 34,3 34,3 Waktu Kerja
144,8 144,91 147,91
1-2 Efektif
2-3 38 34,3 0 Efisiensi Kerja 80,44 80,51 82,17
3-4
4-5 11 34,3 +23,3
5-6
Setelah dilakukan perbaikan hambatan-hambatan
6-7 0 34,3 +34,3 yang dapat dihindari terjadi kenaikan efisiensi kerja.
Efisiensi kerja excavator Doosan 500 LCV dari 72,49%
menjadi 80,44 %, excavator CAT 329 D dari 72,56 %
Perbaikan Waktu Kerja Efektif menjadi 80,51 %, dumptruck HINO 500 dari 74,22 %
Meminimalisir waktu hambatan yang dapat menjadi 82,17 %. Dari kenaikan ini diharapkan tingkat
dihindari adalah solusi untuk meningkatkan waktu kerja produktivitas dari masing-masing alat angkut dapat
efektif sehingga nilai efisiensi kerja juga akan meningkat. meningkat.
Hal tersebut dapat diketahui dari faktor penyebabnya. Salah
satu penyebabnya adalah seperti pada saat memulai Produktivitas Setelah Perbaikan Masalah
pekerjaan, seharusnya operator sudah dalam keadaan siap Setelah dilakukan perbaiakan efisiensi kerja,
(standby) pada saat pukul 08.00 ataupun 13.00 tepat untuk selanjutnya dilakukan perhitungan produktivitas alat
memulai pekerjaannya. Dan selesai tepat waktu pada jam mekanis dari perbaikan tersebut. Untuk perhitungan ini
12.00 dan 15.00 WIB. menggunakan kombinasi alat mekanis aktual dan jumlah
Kedisiplinan operator menjadi kunci untuk pengisian bucket aktual Untuk hasilnya dapat dilihat pada
meminimalisir waktu mulai dan selesai. Harus ada tabel-14.
pengawas yang senantiasa mencatat kedisplinan waktu para Tabel-14. Produktivitas setelah perbaikan masalah
operator. Untuk operator yang tidak disiplin bisa diberikan Target
teguran maupun sanksi dan juga. Keterlambatan maupun Produktivitas
Lokasi Alat Produksi MF
kecepatan mengakhiri pekerjaan masih dapat ditolerir (bcm/bulan)
(bcm/bulan)
apabila masih sekitar 3 menit. Sehingga pada tabel 1 Excavator
19.900
distribusi hambatan diberikan nilai 1,5 jam/bulan mewakili Doosan 500 LCV
toleransi tersebut. Dari hasil tersebut maka akan didapatkan Fleet 1 6 Dump Truck 19.565 1,23
25.562
waktu kerja hambatan yang baru yang diharapkan dengan Hino 500
meningkatnya efisiensi ini akan mencapai target produksi 1 Excavator CAT
20.320
329 D
yang diharapkan oleh perusahaan.
Fleet 2 6 Dump Truck 20.000 1,23
26.600
Hino 500

http://dx.doi.org/10.20527/jg.v8i2.13028

~ 170 ~
Jurnal GEOSAPTA Vol. 08 No.02 (Juli 2022)
p-ISSN: 2460-3457 e-ISSN: 2527-5844

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui Adapun hasil dari pengolahan data, dari perbaikan geometri
target produksi tercapai, tetapi perbedaan produktivitas jalan akan memungkinkan alat angkut menambah jumlah
sangat mencolok antara alat gali muat dan alat angkut, ini pengisian (n) ke dalam vessel dumptruck. Berdasarkan
menandakan ketidaksesuaian kombinasi alat gali muat jika perhitungan produktivitas pada tabel 13 menunjukkan nilai
menggunakan kombinasi aktual. Maka perlu dilakukan produktivitas alat angkut yang sangat tinggi, dan nilai
analisis lagi untuk mencari kombinasi alat mekanis yang match factor > 1 artinya perlu dilakukan pengurangan
sesuai. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Match factor > 1 yang jumlah alat angkut, jika tidak dilakukan pengurangan alat
artinya excavator bekerja secara maksimal dan dumptruck angkut akan menyebabkan antrian di front loading yang
tidak bekerja secara maksimal. Hal ini akan mengakibatkan akan menghambat kegiatan
antrian dumptruck di front loading. produksi. Untuk lebih jelasnya mengenai kombinasi alat
mekanis dari analisa penulis dapat dilihat perhitungan pada
Perbaikan Kombinasi Alat Mekanis
lampiran dan hasilnya pada tabel-15.
Perbaikan kombinasi alat mekanis ini setelah
dilakukan perbaikan efisiensi kerja dan geometri jalan.

Tabel-15. Produktivitas Setelah Perbaikan Masalah


Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan
Produktiivitas Produktiivitas
Pengisian Pengisian
(bcm/ (bcm/
Fleet Alat Bucket (n) Jumlah alat MF Bucket (n) Jumlah alat MF
bulan) bulan)
Excavator
Doosan 500
- 1 16.161 - 1 19.900
LCV
1,22
1 Dump Truck
5 1,03
Hino 500 4 6 20.649 4 21.302

Excavator
20.321
CAT 329 D - 1 16.504 - 1

2 Dump Truck
1,23 1,09
Hino 500 3 6 21.213 5 3 21.668

KESIMPULAN 4. Setelah dilakukan perbaikan factor penghambat


Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini produksi, diperoleh produktivitas alat mekanis :
adalah : a. Pada fleet 1, produktivitas excavator CAT 329D
1. Pada PT Akat Srida Amri untuk pengupasan overburden sebesar 19.900 bcm/bulan dan produktivitas 4
dibagi menjadi 2 fleet, masing – masing Fleet dumptruck Hino 500 FM260TI 21.302 bcm/bulan.
menggunakan 1 alat gali muat dan 6 alat angkut dengan b. Pada fleet 2, produktivitas excavator Doosan LCV
Match Factor pada fleet 1 adalah 1,22 dan fleet 2 adalah 500 sebesar 20.321 bcm/bulan dan produktivitas 3
1,23. Target produksi fleet 1 adalah 19.656 (bcm/bulan) dumptruck Hino 500 FM260TI 21.668 bcm/bulan.
dan fleet 2 adalah 20.000 (bcm/bulan). Produktivitas
alat angkut dan alat muat berdasarkan perhitungan UCAPAN TERIMA KASIH
aktual untuk pengangkutan overburden adalah : Terima kasih kepada PT Akat Srida Amri yang
a. Produktivitas excavator Doosan LCV 500 sebesar telah memfasilitasi penulis baik dalam proses pengambilan
15.099,56 bcm/bulan. data primer dan sekunder dalam penelitian ini.
b. Produktivitas excavator CAT 329D sebesar 15.468
bcm/bulan. DAFTAR PUSTAKA
c. Produktivitas 6 dump truck Hino 500 FM260TI pada
fleet 1 sebesar 19.250,41 bcm/bulan) [1] Winarno E, Inmarlinianto, Suretno A. Kajian
d. Produktivitas 6 dump truck Hino 500 FM260TI pada Teknis Produksi Alat Muat dan Alat Angkut pada
fleet 2 sebesar 19.855,38 bcm/bulan. Pengupasan Overburden Tambang Batubara di PT
2. Beberapa indikasi faktor penyebab tidak tercapainya Mandiri Intiperkasa, Kalimantan Utara. J Teknol
target produksi, yaitu kondisi cuaca yang sering hujan, Pertamb. 2018;4(2):144–53.
tidak serasinya komposisi alat mekanis (match factor), [2] Agung M, Wahab W, Firdaus F. Analisis
efisiensi kerja rendah, banyaknya waktu tunggu pada Kebutuhan Alat Gali dan Angkut Pada Blok Ulin
alat angkut dan geometri jalan angkut (Lebar jalan, PT Indrabakti Mustika Kec. Langgikima Kab.
Grade jalan dan Cross slope) yang tidak memenuhi Konawe Utara. Geomining. 2020;1 (3):79–88.
standar.
3. Kombinasi alat mekanis berdasarkan pada fleet dimana [3] Wijaya AR, Mukiat D. Kinerja Alat Muat dan
pada fleet 1 menggunakan 1alat gali muat dan 4 alat Angkut Pada Pengupasan Overburden PT Bumi
angkut dengan nilai match factor 1,03. Pada fleet 2 Merapi Energi. J Pertamb. 2019;3 (4):9–17.
menggunakan 1 alat gali muat dan 3 alat angkut dengan [4] Ilham S, Rifandy A. Kajian Produksi Material
match factor 1,09. Batuan Penutup (Overburden) Pada PT Kaltim
Batumanunggal Kbupaten Kutai Kartanegara

http://dx.doi.org/10.20527/jg.v8i2.13028

~ 171 ~
Jurnal GEOSAPTA Vol. 08 No.02 (Juli 2022)
p-ISSN: 2460-3457 e-ISSN: 2527-5844

Kalimantan Timur. J Geol Pertamb. 2020;26 (2).


[5] Indonesianto Y. Pemindahan Tanah Mekanis.
Yogyakarta: Seri Tambang Umum, Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN
“ Veteran” Yogyakarta; 2014.
[6] Ilahi R. Kajian Teknis Produktivitas Alat Gali Muat
(Excavator) dan Alat Angkut (Dump Truck) Pada
Pengupasan Tanah Penutup Bulan September 2013
di Pit Bankp Barat PT Bukit Asam (Persero)Tbk. J
ilmu Tek. 2014;2 (3).
[7] Oemati N, Revisdah R, Rahmawati R. Analisa
Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut Pada
Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Overburden).
J Bear UM-Palembang. 2020;6 (3).
[8] Anisari R. Keserasian Alat Muat dan Angkut Untuk
Kecapaian Target Produksi Pengupasan Batuan
Penutup Pada PT Adaro Indonesia Kalimantan
Selatan. J Poros Tek. 2012;4 (1).
[9] Rifandy A, Hefni. Kajian Teknis Geometri Jalan
Hauling pada PT Guruh Pitra Bersama site Desa
Gunung Sari, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai
Kartanegara. J Geol Pertamb. 2016;1:12–25.
[10] Aldiyansyah, Husain J., Nurwaskito A. Analisis
Geometri Jalan di Tambang Utara Pada PT
Ifishdeco Kecamatan Tinanggea Kabupaten
Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Selatan. J
Geomine. 2016;4 (2):71–5.

http://dx.doi.org/10.20527/jg.v8i2.13028

~ 172 ~

Anda mungkin juga menyukai