Pse Topik 2 - Ruang Kolaboras (LK 2.4)
Pse Topik 2 - Ruang Kolaboras (LK 2.4)
Pse Topik 2 - Ruang Kolaboras (LK 2.4)
Diskusikan kondisi atau kasus di bawah ini dalam kelompok (minimal 2 orang – atau
sesuai pembagian dalam kelas)
1. Silakan diskusikan kondisi berikut:
• Apa tantangan bagi guru untuk menjadi contoh/teladan khususnya dalam hal
sosial-emosional?
Jawab : Sebagai seorang guru, menjadi contoh atau teladan sosial-emosional
bagi peserta didik dapat menjadi tantangan yang cukup besar. Adanya tekanan
untuk menjadi model yang baik dan konsisten dalam sikap dan perilaki harus
bisa ditunjukkan terutama kemampuan sosial emosional yang baik dan
konsisten dalam semua situasi. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh
guru dalam menjalankan peran ini antara lain :
1) Menjaga kestabilan emosi : guru harus dapat mengelola emosi mereka
sendiri dengan baik, sehingga mereka dapat memberikan contoh yang
positif bagi peserta didik. Jika seorang guru tidak stabil secara emosional,
hal ini dapat berdampapk buruk bagi peserta didik karena akan
menyebabkan konflik dan ketegangan di kelas.
2) Menjadi role model yang konsisten : Sebagai seorang guru, penting untuk
menjadi contoh yang konsisten dalam perilaku dan tindakan. Hal ini dapat
memperkuat contoh teladan di mata peserta didik.
3) Menjaga hubungan yang sehat dengan peserta didik : Guru harus dapat
membangun hubungan baik dan positif terhadap peserta didik. Ini dapat
membantu dalam membangun kepercayaan dan keterkaitan peserta didik,
serta memungkinkan guru dalam memberi contoh yang efektif dalam hal
sosial dan emosional.
4) Mengatasi konflik dengan cara yang sehat : Konflik dapat terjadi di kelas
dan guru harus dapat mengatasinya dengan cara yang sehat dan terampil.
Hal ini dapat membangun kepercayaan peserta didik terhadap guru sebagai
contoh teladan.
• Kasus yang ada berkaitan dengan hal di atas berdasarkan pada pengalaman
Anda mengamati proses belajar mengajar yang pernah Anda ikuti!
Jawab : Pengalaman saya mengamati proses belajar mengajar menunjukkan
bahwa salah satu kasus yang terkait dengan tantangan di atas adalah terdapat
seorang guru yang tidak dapat mengelola emosinya dengan baik dan merespons
peserta didik secara tidak memadai ketika mereka melakukan kesalahan seperti
melontarkan kata-kata kasar saat pembelajaran di kelas. Hal ini dapat
mengakibatkan peserta didik menjadi cemas, merasa tidak nyaman, dan
kehilangan kepercayaan pada guru sebagai contoh teladan dalam hal social dan
emosional. Guru harus bisa menunjukkan kemampuan sosial-emosional yang
baik dan konsisten dalam semua situasi, terutama dalam situasi yang menantang
dan sulit. Selain itu, guru juga harus dapat mengelola emosi mereka sendiri dan
mengajarkan peserta didik bagaimana cara mengelola emosi dengan baik. Ada
pula guru yang memperlakukan peserta didik dengan tidak adil. Hal ini dapat
menimbulkan rasa tidak aman dan kebingungan pada peserta didik, dan
membuat mereka kehilangan kepercayaan pada guru sebagai contoh teladan
yang konsisten dalam perilaku dan tindakan. Kasus-kasus ini menunjukkan
betapa pentingya peran seorang guru sebagai contoh teladan dalam hal social
dan emosional bagi peserta didik. Dengan menjadi contoh yang baik, guru dapat
membantu peserta didik mengembangkan keterampilan sosial dan emosional
yang mereka butuhkan.
• Bagaimana sekolah bisa mendukung pembelajaran sosial-emosional? Apa saja
tantangan bagi sekolah?
Jawab : Sekolah dapat mendukung pembelajaran sosial-emosional dengan
berbagai cara, seperti menerapkan program pembelajaran yang terintegrasi
dengan pembelajaran social-emosional, misalnya melalui pengembangan
kurikulum saat ini, kegiatan ekstrakulikuler, dan pelatihan keterampilan
interpersonal. Sekolah juga dapat menerapkan aturan dan norma yang jelas,
serta melakukan koordinasi yang baik dalam membangun sikap dan perilaku
positif peserta didik.
Terdapat pula tantangan bagi sekolah dalam membangun sikap dan perilaku
positif bagi peserta didik yaitu dalam mendukung pembelajaran sosial-
emosional dalam keterbatasan waktu dan sumber daya, sehingga masih banyak
peserta didik yang membutuhkan perhatian lebih dalam menyelesaikan
permasalahannya, pemahaman yang berbeda-beda terkait pentingnya
pembelajaran sosial-emosional, sehingga ada kecenderungan untuk
menganggapnya sebagai sesuatu yang kurang penting dibandingkan dengan
pembelajaran akademik. Tantangan dalam memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam kegiatan pembelajaran karena masih banyak peserta didik yang
bolos saat belajar, dan membuat surat izin palsu agar tidak masuk sekolah.
• Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran
sosial-emosional? Jelaskan? Bagaimana menghadapi kendala tersebut?
Jawab : Ya, karakteristik peserta didik dapat mempengaruhi penerapan
pembelajaran sosial-emosional karena setiap peserta didik memiliki latar
belakang, kebutuhan, dan gaya belajar yang berbeda-beda. Beberapa
karakteristik peserta didik yang dapat mempengaruhi penerapan pembelajaran
sosial-emosional antara lain :
• Perbedaan sosial-ekonomi yang rendah dapat mengalami tekanan dan stress
yang berbeda dengan peserta didik yang memiliki latar belakang sosial-
ekonomi yang lebih tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan
mereka untuk belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial-emosional.
• Perbedaan gaya belajar yang berbeda-beda karena memerlukan pendekatan
pembelajaran yang berbeda pula. Beberapa peserta didik mungkin lebih
suka belajar melalui pengalaman langsung, sementara yang lain lebih suka
belajar melalui pemikiran dan refleksi.
Untuk menghadapi kendala tersebut, sekolah dapat mengambil beberapa
langkah seperti mengenal dan memahamai karakteristik peserta didik secara
individu, dapat menyesuaikan pendekatan dan strategi pembelajaran sosial-
emosional yang dapat beradaptasi dengan karakteristik peserta didik, dan
menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung agar peserta
didik merasa nyaman dan terlibat dalam kegiatan pepmbelajaran sosial-
emosional.